61
RKL-RPL V - 3 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) 5.2.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI NO Dampak Lingkungan yang dikelola Sumber Dampak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup 1 Persepsi dan Sikap Masyarakat Pembebasan Lahan dan pemanfaatan penggunaan Lahan bersama Proporsi penduduk yang memiliki persepsi positif cenderung meningkat dalam kegiatan pembebasan lahan PT. Kutai Energi Tidak terjadi konflik antar anggota masyarakat Tidak terjadi konflik antara anggota masyarakat dengan PT. Kutai Energi. Pemilik lahan, bangunan dan tanam tumbuh yang terkena pembebasan lahan merasa puas terhadap proses pembebasan lahan 1. Melaksanakan tahapan kegiatan pembebasan lahan meliputi sosialisasi rencana pembebasan lahan, inventarisasi lahan dan tanam tumbuh, perhitungan harga lahan dan tanam tumbuh, memberikan pengumuman kepada masyarakat, negosiasi dengan pemilik lahan dan pembayaran. 2. Kegiatan pembebasan lahan akan dilakukan musyawarah dan melibatkan pemilik lahan, Tokoh Masyarakat, Ketua RT, Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam dan Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa, serta Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kab. Kukar. 3. Memberikan kompensasi atas lahan, bangunan dan penggantian tanam tumbuh yang terkena pembebasan lahan sesuai dengan kesepakatan dan selanjutnya diadakan negoisasi. 4. Melakukan penyuluhan agar uang hasil dari pembebasan lahan dapat digunakan untuk membeli lahan baru dan atau untuk usaha produktif. 5. Melakukan koordinasi dan membuat PPLB terkait dengan rencana kegiatan tambang di Lokasi HGU PT Perkebunan Kaltim Utama 1. Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam Selama ada kegiatan Pembebasan Lahan dan pemanfaatan penggunaan Lahan bersama berlangsung Pelaksana : PT. Kutai Energi Instansi Pengawas : PT Perkebunan Kaltim Utama 1. Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam Pemerintah Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kab. Kukar Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kukar DLHK Kab. Kukar DLH Prov. Kaltim Dinas ESDM Prov. Kaltim Instansi Penerima Laporan : Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kab. Kukar Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Kukar DLHK Kab. Kukar DLH Prov. Kaltim Dinas ESDM Prov. Kaltim

5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 3

5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

5.2.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1 Persepsi dan

Sikap

Masyarakat

Pembebasan

Lahan dan

pemanfaatan

penggunaan

Lahan

bersama

▪ Proporsi penduduk

yang memiliki

persepsi positif

cenderung

meningkat dalam

kegiatan

pembebasan lahan

PT. Kutai Energi

▪ Tidak terjadi konflik

antar anggota

masyarakat

▪ Tidak terjadi konflik

antara anggota

masyarakat dengan

PT. Kutai Energi.

▪ Pemilik lahan,

bangunan dan

tanam tumbuh yang

terkena

pembebasan lahan

merasa puas

terhadap proses

pembebasan lahan

1. Melaksanakan tahapan kegiatan pembebasan lahan meliputi

sosialisasi rencana pembebasan lahan, inventarisasi lahan

dan tanam tumbuh, perhitungan harga lahan dan tanam

tumbuh, memberikan pengumuman kepada masyarakat,

negosiasi dengan pemilik lahan dan pembayaran.

2. Kegiatan pembebasan lahan akan dilakukan musyawarah

dan melibatkan pemilik lahan, Tokoh Masyarakat, Ketua RT,

Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan

Kelurahan Teluk Dalam dan Muspika Loa Janan, Sanga

Sanga dan Muara Jawa, serta Dinas Pertanahan dan

Penataan Ruang Kab. Kukar.

3. Memberikan kompensasi atas lahan, bangunan dan

penggantian tanam tumbuh yang terkena pembebasan lahan

sesuai dengan kesepakatan dan selanjutnya diadakan

negoisasi.

4. Melakukan penyuluhan agar uang hasil dari pembebasan

lahan dapat digunakan untuk membeli lahan baru dan atau

untuk usaha produktif.

5. Melakukan koordinasi dan membuat PPLB terkait dengan

rencana kegiatan tambang di Lokasi HGU PT Perkebunan

Kaltim Utama 1.

Desa Batuah,

Desa Tani

Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam

Selama ada

kegiatan

Pembebasan

Lahan dan

pemanfaatan

penggunaan

Lahan bersama

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ PT Perkebunan Kaltim Utama

1.

▪ Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan, Kel. Jawa

dan Kelurahan Teluk Dalam

▪ Pemerintah Muspika Loa

Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas Pertanahan dan

Penataan Ruang Kab. Kukar

▪ Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan, Kel. Jawa

dan Kelurahan Teluk Dalam

▪ Muspika Loa Janan, Sanga

Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Pertanahan dan

Penataan Ruang Kab. Kukar

▪ Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 2: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 4

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

2 Konflik

Sosial

Pembebasan

Lahan dan

pemanfaatan

penggunaan

Lahan

bersama

• Tidak terjadi

konflik sosial

(demo/unjuk

rasa) dalam

proses

pembebasan

lahan,

bangunan dan

tanam

tumbuh.

• Tidak dijumpai

indikasi

ketidakpuasan

dalam proses

pembebasan

lahan,

bangunan dan

tanam

tumbuh.

• Tidak

menggunakan

calo dan

unsur

premanisme

dalam proses

pembebasan

lahan,

bangunan dan

tanam

tumbuh.

1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang akan terkena

pembebasan lahan.

2. Mengakui dan menghormati hak masyarakat setempat atas lahan,

bangunan dan tanam tumbuh.

3. Kegiatan pembebasan lahan akan dilakukan musyawarah dan

melibatkan pemilik lahan, Tokoh Masyarakat, Ketua RT, Pemerintah

Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk

Dalam dan Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa, serta

Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kab. Kukar.

4. Melibatkan tim pembebasan lahan yang terdiri dari tim Kabupaten,

Kecamatan dan Desa. Membentuk Tim Kecamatan atau Tim Terpadu

dalam pembebasan lahan yang anggotanya terdiri dari pemilik lahan,

pemerintah dan PT Kutai Energi

5. Pemasangan patok tanda batas dan pemetaan batas-batas wilayah

yang jelas pada lokasi yang telah dibebaskan dengan melibatkan PT.

Kutai Energi, para pemilik lahan, Ketua RT, Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan, Kel. Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam dan

Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa serta

Dinas/Instansi terkait.

6. Memberikan uang ganti rugi atas lahan dan tanam tumbuh serta

bangunan dengan harga yang wajar dan sesuai dengan hasil

kesepakatan serta dilakukan secara transparan, tanpa perantara dan

tanpa tekanan/intimidasi.

7. Mengumumkan hasil inventarisasi lahan sekurang-kurangnya 1 (satu)

bulan sebelum transaksi jual beli/pembayaran.

8. Tidak menggunakan perantara/calo dan unsur premanisme dalam

proses pembebasan lahan, bangunan dan tanam tumbuh.

9. Melakukan koordinasi dan membuat PPLB terkait dengan rencana

kegiatan tambang di Lokasi HGU PT Perkebunan Kaltim Utama 1.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam

▪ kantor PT

Kutai Energi

Pada saat

proses

pembebasan

lahan,

pemukiman dan

ganti rugi tanam

tumbuh

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ PT Perkebunan Kaltim Utama

1

▪ Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan, Kel.

Jawa dan Kelurahan Teluk

Dalam

▪ Pemerintah Muspika Loa

Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas Pertanahan dan

Penataan Ruang Kab. Kukar

▪ Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan, Kel.

Jawa dan Kelurahan Teluk

Dalam

▪ Muspika Loa Janan, Sanga

Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Pertanahan dan

Penataan Ruang Kab. Kukar

▪ Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 3: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 5

5.2.2. TAHAP OPERASI

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1 Iklim Mikro a. Kegiatan

pembersiha

n lahan

tambang

b. Kegiatan

reklamasi

lahan

Perubahan suhu maksimum 1

⁰C.

Pembersihan Lahan Tambang

1. Melakukan pembersihan secara bertahap dan sesuai

dengan kebutuhan

2. Tidak melakukan pembersihan lahan dengan pola

pembakaran

Reklamasi Lahan

1. Segera melakukan reklamasi lahan dengan penanaman

Cover Crop.

2. Melakukan pemeliharaan dan penanaman jenis tanaman

yang bersifat pioneer, cepat tumbuh, seperti sengon,

gmelina, angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal,

johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan

jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman)

serta jenis buah-buahan lokal seperti elai, durian,

rambutan, nangka, cempedak dll minimal 50 tanaman

perhektar sebagai tanaman sisipan

▪ kegiatan

pembersihan

lahan

tambang

▪ Reklamasi

lahan

▪ Pada saat

pembersihan

lahan tambang

▪ Reklamasi lahan

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ Dinas Perkebunan Kab.

Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Perkebunan Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

2 Kualitas

Udara

Ambien

(debu) dan

emisi gas

dari

operasion

al genset

a. Kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

b. Kegiatan

pemuatan

dan

pengangkut

an batubara

c. Kegiatan

pengolahan

Batubara

d. Kegiatan

pemuatan

Batubara

Keponton

e. Aktifitas

bengkel dan

genset

Konsentrasi debu yang timbul

tidak melebihi baku mutu

udara ambien. Untuk

perameter debu yang

mengacu pada Peraturan

Pemerintah No. 41 Tahun

1999 yaitu :

▪ PM10 maks. 150 μg / Nm3

▪ PM2,5 maks. 65 μg / Nm3

▪ TSP (Debu) maks. 230 μg /

Nm3

Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No. 4 tahun 2014

Tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak Bagi

Usaha Dan/Atau Kegiatan

Pertambangan (Lampiran VI) .

Untuk Bahan Bakar Minyak :

▪ Kapasitas genset ≤570 kW

parameter NO2 maksimal

1000 mg/Nm3, CO

maksimal 600 mg/Nm3

Kualitas Udara Ambien (debu)

Kegiatan Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan

Tanah Penutup

1. Melakukan pemuatan tanah pucuk yang tidak melebihi

kapasitas maksimal dari dump truck.

2. Melakukan penyiraman jalan tambang dengan water

truck minimal 1 jam sekali pada kondisi panas di

sepanjang jalan operasional pit tambang.

3. Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut OB,

maksimal 40 km/jam.

4. Menyediakan water truck kapasitas 16.000 liter

sebanyak 4 unit/setara.

Kegiatan Pemuatan dan Pengangkutan Batubara

1. Melakukan pemuatan batubara yang tidak melebihi

kapasitas maksimal dari dump truck dan tidak

melebihi dari tinggi dari bak dump truck.

2. Penanaman dilokasi yang terbuka dikanan kiri jalan

tambang dengan jenis Gmelina, Trembesi, Angsana,

Gamal dll berjarak 3 x 3 m

3. Di lokasi jalan tambang yang dekat pemukiman

dilakukan pengerasan jalan.

4. Menyediakan water truck dengan jumlah dan

▪ Di lokasi

kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup,

▪ Di lokasi

kegiatan

pemuatan

dan

pengangkuta

n batubara,

▪ Di lokasi

aktifitas

bengkel dan

genset

▪ Di Dilokasi

Pengolahan

Batubara

▪ Di Pemuatan

▪ Selama kegiatan

pemindahan dan

penimbunan

tanah pucuk dan

tanah penutup

berlangsung

▪ Selama kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara

berlangsung

▪ Selama aktifitas

bengkel dan

genset

berlangsung

▪ Selama aktifitas

Pengolahan

Batubara

berlangsung

▪ Selama kegiatan

Pemuatan

Batubara

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 4: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 6

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

▪ Kapasitas genset >570 kW

parameter Total Partikulat

maksimal 150 mg/Nm3, SO2

maksimal 800 mg/Nm3, NO2

maksimal 1000 mg/Nm3,

CO maksimal 600 mg/Nm3

kapasitas yang memadai (minimal 4 unit kapasitas ±

30.000 ltr/unit atau setara)

5. Kecepatan water truck pada saat penyiraman ± 20

km/jam dengan volume penyiraman ± 4.000 ltr/km.

6. Melakukan penyiraman jalan secara periodik minimal 1

jam sekali dan/atau periode penyiraman

menyesuaikan kondisi lapangan selama jam operasi

tambang sehingga tidak menimbulkan debu, terutama

pada musim panas sepanjang jalan tambang.

7. Pengaturan kecepatan kendaraan pengangkut

maksimal 50 km/jam dan jika dekat dengan

pemukiman maksimal 30 km/jam

Kegiatan Pengolahan batubara

1. Batubara yang akan masuk crusher plant dilakukan

penyiraman atau pembasahan.

2. Melakukan penanaman berjarak rapat (3 x 3 m)

tanaman berdaun lebat seperti Waru, Angsana,

Trembesi dll di lokasi yang terbuka sekitar stockpile

agar dapat berfungsi menyaring debu yang mengarah

ke pemukiman

3. Memasang jaring penangkap debu dengan ketinggian

3 meter lebih tinggi dari tumpukan tertinggi batubara

4. Menyediakan alat penyemprot air untuk membasahi

permukaan batubara

Kegiatan Pemuatan Batubara ke Ponton

1. Batubara yang akan dimuat dalam kondisi lembab

untuk mengurangi debu.

2. Conveyor akan tertutup dari umpan masuk (hopper)

sampai dengan ujung pemuatan (cone) untuk

menghindari adanya ceceran dan debu batubara

3. Melakukan penyiraman batubara disepanjang jalur

conveyor dengan water spray pada setiap jarak 50 m

ditempatkan 1 water spray.

4. Melakukan penyiraman pada ujung conveyor dengan 2

unit water spray pada setiap kegiatan loading batubara

ke ponton dan Memasang belalai pada ujung conveyor.

5. Menghentikan sementara pemuatan batubara ke

ponton jika angin bertiup kencang kearah pemukiman

6. Pemasangan corong/tube berbentuk seperti belalai di

Batubara

Keponton

Keponton

Page 5: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 7

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Ujung conveyor.

Emisi Gas

Kegiatan Aktifitas Bengkel dan Genset

1. Melakukan pemeliharaan dan perawatan genset

secara teratur

2. Menggunakan genset sesuai dengan umur teknisnya

3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman

disekitar lokasi genset dengan jenis tanaman seperti

Ketapang, Trembesi, Gmelina Angsana dengan jarak

tanam 3 x 3 m..

4. Menghindari paparan langsung akibat gas yang terjadi

pada unit-unit peralatan yang menghasilkan emisi.

5. Pemasangan mesin genset diletakkan pada tempat

yang terjauh dari aktifitas manusia Memasang plang-

plang/pengumuman larangan berburu pada daerah

reklamasi dan revegetasi

Page 6: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 8

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

3 Intensitas

Kebisingan

a. Kegiatan

Pengupasan Tanah

Pucuk dan Tanah

Penutup.

b. Kegiatan

Pemindahan dan

Penimbunan Tanah

Pucuk dan Tanah

Penutup.

c. Kegiatan Pemuatan

dan Pengangkutan

Batubara

d. Kegiatan

penimbunan

Batubara

e. Kegiatan

pengolahan

Batubara

f. Kegiatan pemuatan

Batubara Keponton

g. Kegiatan Aktifitas

Bengkel dan

Genset.

▪ Nilai Ambang

Batas (NAB)

Kebisingan

sebesar 85

decibel A (dBA)

untuk pemaparan

8 jam perhari,

mengacu pada

Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan

Republik

Indonesia Nomor

5 Tahun 2018

Tentang

Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja

Lingkungan Kerja.

▪ Tingkat

kebisingan untuk

kawasan

pemukiman tidak

melampaui BML,

mengacu Surat

Keputusan

Menteri Negara

Lingkungan Hidup

No.Kep-

48/MENLH/1996

yaitu sebesar 55

dB(A)

1. Pada lokasi tambang yang relatif dekat

dengan pemukiman akan dibuat tanggul

dengan tinggi 2 m, lebar atas 2 m dan lebar

bawah ± 4 m di sekeliling pit tambang

dengan mempertimbangkan hasil kajian

geoteknik.

2. Pada malam hari, kegiatan penambangan

akan menjauhi dari lokasi pemukiman.

3. Membuat buffer zone 100 m dari batas

boundary pit.

4. Melakukan pemeliharaan peralatan tambang

secara rutin.

5. Pengaturan kecepatan kendaraan

pengangkut batubara maksimal 50 km/jam

dan maksimal 30 km/jam jika dekat

pemukiman penduduk.

6. Melakukan pemeliharaan dan perawatan

alat berat secara teratur.

7. Bangunan genset dibuat secara tertutup

dan penempatan lokasi jauh dari lokasi

mess, kantor dan pemukiman.

8. Memasang peredam pada ruang genset

atau menggunakan genset silent.

9. Memberikan alat pelindung diri berupa ear

plug/ear muff pada pekerja.

10. Mengurangi intensitas kegiatan pada malam

hari jika kegiatan relatif dekat dengan

pemukiman.

▪ Dilokasi Kegiatan

Pengupasan Tanah

Pucuk dan Tanah

Penutup.

▪ Dilokasi Kegiatan

Pemindahan dan

Penimbunan Tanah

Pucuk dan Tanah

Penutup.

▪ Dilokasi Kegiatan

Pemuatan dan

Pengangkutan

Batubara

▪ Dilokasi Kegiatan

penimbunan

Batubara

▪ Dilokasi Kegiatan

pengolahan

Batubara

▪ Dilokasi Kegiatan

pemuatan Batubara

Keponton

▪ Dilokasi Kegiatan

Aktifitas Bengkel

dan Genset.

▪ Selama kegiatan

pengupasan

tanah pucuk dan

tanah penutup.

▪ Selama kegiatan

pemindahan dan

penimbunan

tanah pucuk dan

tanah penutup.

▪ Selama kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara

▪ Selama kegiatan

penimbunan

batubara

▪ Selama kegiatan

pengolahan

batubara

▪ Selama kegiatan

pemuatan

batubara

keponton

▪ Selama kegiatan

aktifitas bengkel

dan genset.

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Transmigrasi dan

Tenaga Kerja Kab. Kukar

▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 7: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 9

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

4 Getaran Kegiatan

pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

Tingkat getaran

yang dihasilkan

tidak

menyebabkan

kerusakan

bangunan dan

tidak melebihi

baku mutu

lingkungan yang

ditetapkan

(Baku mutu

tingkat Getaran

Untuk

Kenyamanan

dan Kesehatan

berdasarkan

KEP.MEN.LH

No.49 tahun

1996 tanggal 25

November 1996)

1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana

peledakan, lokasi, dan waktu peledakan serta penjelasan mengenai

dampak yang akan timbul akibat aktifitas peledakan.

2. Melakukan inventarisasi dan dokumentasi kondisi bangunan dan

fasilitas migas yang relatif dekat dengan lokasi blasting

3. Membuat jadual peledakan dan diumumkan secara tertulis di kantor

desa/kelurahan

4. Satu jam sebelum melakukan peledakan, pihak Perusahaan melakukan

pemberitahuan dengan pengeras suara/sirine bahwa 1 jam ke depan

akan dilakukan kegiatan peledakan.

5. Peledakan menggunakan sistem tunda (delay) dan Pemrakarsa akan

meminimalkan jumlah bahan peledak, jumlah lubang dan diameter

lubang bor pada lokasi yang dekat dengan pemukiman.

6. Radius amam kegiatan peledakan adalah 500 m (jarak aman)

7. Melaksanakan aktifitas peledakan sesuai SOP.

8. Pit tambang yang relatif dekat dengan pemukiman tidak dilakukan

peledakan

9. Kecepatan getaran (PPV) maksimal 1,2 mm/det

10. Kegiatan blasting hanya dilakukan pada siang hari dan bukan pada jam

istirahat

Dilokasi Kegiatan

pengupasan tanah

pucuk dan tanah

penutup

Selama Kegiatan

pengupasan tanah

pucuk dan tanah

penutup

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 8: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 10

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

5 Bentang

Alam

a. Kegiatan

pengupas

an tanah

pucuk

dan tanah

penutup

b. Kegiatan

reklamasi

lahan

Topografi

setelah

reklamasi dan

pascatambang

menjadi lebih

baik (datar-

landai).

Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup :

1. Dalam kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup dilakukan

dengan pengaturan ketinggian dan memperhatikan topografi sekitarnya

serta memperhatikan hasil kajian geoteknik.

2. Penempatan tanah lapisan atas (top soil) dan tanah penutup

ditempatkan secara terpisah dan pada daerah datar serta material ini

selanjutnya akan digunakan dalam Kegiatan reklamasi dan revegetasi.

Apabila tanah pucuk belum digunakan maka akan diamankan menjadi

stock soil dan dilakukan penanaman cover crop.

3. Jika pada bukaan pit Pertama telah selesai dilakukan penambangan,

maka material tanah penutup pada bukaan Pit yang kedua digunakan

untuk penimbunan pit I (backfill) dan seterusnya mengikuti arah

kemajuan tambang terutama pit tambang yang relative dekat dengan

pemukiman.

4. Sudut kemiringan lereng jenjang atau overall sama atau lebih kecil dari

rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui Pemerintah (tercantum

dalam studi kelayakan atau dalam kajian tersendiri).

Kegiatan reklamasi lahan

1. Paling lama 1 bulan, lokasi pit yang sudah selesai ditambang segera

dilakukan reklamasi.

2. Jika bukaan pit Pertama telah selesai penambangan, maka material

tanah penutup pada bukaan pit kedua digunakan untuk penimbunan Pit

pertama (backfill) dan seterusnya mengikuti arah kemajuan tambang

yang telah disetujui Pemerintah.

3. Tanah pucuk akan ditempatkan secara terpisah dan dilakukan

pengamanan

4. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam (Potential Acid

Forming) dan yang tidak berpotensi asam (Non Acid Forming).

5. Minimal 80% dari batuan penutup (over burden) dikembalikan ke lubang

tambang sesuai dengan sifat batuan dimana batuan yang berpotensi

asam ditempatkan di bawah dan yang tidak berpotensi asam

ditempatkan di atas.

6. Setelah kegiatan backfilling selesai, maka selanjutnya dilakukan

recountoring lahan dan penebaran top soil dengan ketebalan minimal

30 Cm secara merata

7. Lahan yang telah dilakukan penebaran top soil segera ditanami dengan

tanaman penutup (cover crop).

▪ Lokasi kegiatan

pengupasan

tanah pucuk dan

tanah penutup,

▪ Lokasi reklamasi

lahan

▪ Selama kegiatan

pengupasan

tanah pucuk dan

tanah penutup

▪ Selama Lokasi

reklamasi lahan

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 9: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 11

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

8. Penimbunan lubang bekas galian/tambang dilakukan dengan

pengaturan ketinggian dan memperhatikan topografi sekitarnya

sehingga tidak terjadi genangan air permanen dan kemiringan lereng

sesuai dengan kajian geoteknik.

9. Luas dan jumlah lubang tambang yang terbentuk maksimal sesuai

dengan kajian dokumen studi kelayakan dan dokumen AMDAL yang

disetujui Pemerintah.

10. Sudut lereng timbunan tanah pucuk dan tanah penutup (waste dump

area) sama atau lebih kecil dari rekomendasi kajian geoteknik yang

disetujui Pemerintah (tercantum dalam studi kelayakan atau dalam

kajian tersendiri)

11. Memasang alat pengamatan/monitoring kestabilan lereng secara rutin.

Page 10: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 12

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

6 Kesuburan

Tanah

a. Kegiatan

pengupas

an tanah

pucuk

dan tanah

penutup.

b. Kegiatan

pemindah

an dan

penimbun

an tanah

pucuk

dan tanah

penutup

• Tidak terjadi

penurunan

kesuburan

tanah (rona

awal)

mengacu

pada kriteria

Pusat

Penelitian

Tanah Bogor

tahun 1983

• Lokasi tanah

pucuk dan

tanah penutup

ditempatkan

secara

berpisah

• Tingat

kesuburan

dengan

parameter :

(KTK : 25-40,

KB : 51-70, P

Tersedia : 26-

35 ppm, K

Tersedia : 41-

60, C Organik

: 3,01-5,00

1. Paling lama 1 bulan, lokasi Pit yang sudah selesai ditambang segera

dilakukan reklamasi.

2. Jika bukaan Pit Pertama telah selesai penambangan, maka material

tanah penutup pada bukaan Pit kedua digunakan untuk penimbunan Pit

pertama (backfill) dan seterusnya mengikuti arah kemajuan tambang yang

telah disetujui Pemerintah.

3. Tanah pucuk akan ditempatkan secara terpisah dan dilakukan

pengamanan

4. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam (Potential Acid

Forming) dan yang tidak berpotensi asam (Non Acid Forming).

5. Minimal 80% dari batuan penutup (over burden) dikembalikan ke lubang

tambang sesuai dengan sifat batuan dimana batuan yang berpotensi

asam ditempatkan di bawah dan yang tidak berpotensi asam ditempatkan

di atas.

6. Setelah kegiatan backfilling selesai, maka selanjutnya dilakukan

recountoring lahan dan penebaran top soil dengan ketebalan minimal 30

Cm secara merata

7. Lahan yang telah dilakukan penebaran top soil segera ditanami dengan

tanaman penutup (cover crop).

8. Penimbunan lubang bekas galian/tambang dilakukan dengan pengaturan

ketinggian dan memperhatikan topografi sekitarnya sehingga tidak terjadi

genangan air permanen dan kemiringan lereng sesuai dengan kajian

geoteknik.

9. Luas dan jumlah lubang tambang yang terbentuk maksimal sesuai dengan

kajian dokumen studi kelayakan dan dokumen AMDAL yang disetujui

Pemerintah.

10. Sudut lereng timbunan tanah pucuk dan tanah penutup (waste dump

area) sama atau lebih kecil dari rekomendasi kajian geoteknik yang

disetujui Pemerintah (tercantum dalam studi kelayakan atau dalam kajian

tersendiri)

11. Memasang alat pengamatan/monitoring kestabilan lereng.

Disposal area dan

top soil area serta

areal reklamasi.

▪ Selama kegiatan

pengupasan

tanah pucuk dan

tanah penutup.

▪ Selama kegiatan

pemindahan dan

penimbunan

tanah pucuk dan

penutup

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 11: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 13

NO

Dampak

Lingkung

an yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

7 Aliran

Permukaa

n dan

Erosi

a. Kegiatan

pembersi

han

lahan

tambang

b. kegiatan

peminda

han dan

penimbu

nan

tanah

pucuk

dan

tanah

penutup

c. Kegiatan

reklamas

i lahan

• Tidak terjadinya

peningkatan

laju aliran

permukan dan

kenaikan laju

erosi.

• PP Nomor 150

Tentang

Pengendalian

Kerusakan

Tanah Untuk

Produksi

Biomassa,

tingkat erosi

tanah

permukaan

maksimum

sebesar 1,2

mm/tahun, atau

sebesar + 14,4

ton/Ha/tahun

Kegiatan Pembersihan Lahan Tambang

1. Pada saat melakukan land clearing juga dibuatkan fasilitas tanggul dan parit

di sekeliling lahan yang akan ditambang

2. Sebelum melakukan kegiatan pembersihan lahan maupun penambangan

akan disiapkan dahulu fasilitas pengendalian air limpasan seperti parit dan

tanggul di sekitar lokasi kegiatan serta settling pond yang mencukupi

berdasarkan perhitungan debit pompa dan debit air limpasan.

3. Melakukan kegiatan pembersihan lahan tambang secara terencana, selektif,

bertahap dan sesuai dengan arah kemajuan tambang

Kegiatan pemindahan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup

1. Melakukan kegiatan pemindahan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah

penutup secara terencana, selektif, bertahap dan sesuai dengan arah

kemajuan tambang.

2. Membuat tanggul dimensi bawah 2,5 m, atas 1,5 m dan tinggi 1,5 m, serta

parit di sekeliling lokasi Disposal area dan top soil area serta dilengkapi

dengan Settling pond.

3. Melakukan penanaman tanaman penutup tanah (cover crop) pada disposal

dan top soil area.

4. Melakukan pengaturan kemiringan lereng dengan pembuatan teras

berjenjang pada timbunan tanah pucuk dan tanah penutup.

5. Melakukan kompaksi/pemadatan pada semua timbunan OB.

6. Jika tanah pucuk tersebut belum segera digunakan maka akan dilakukan

penanaman dengan tanaman penutup (cover crop) untuk menghindari erosi.

Reklamasi lahan

1. Setelah reklamasi dan penataan lahan selesai dilakukan maka segera

dilakukan penanaman Cover Crop

2. Melakukan penanaman dan pemeliharaan jenis tanaman yang bersifat

pionir, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana, trembesi, karet,

lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan

jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-

buahan lokal sebagai tanaman sisipan minimal 50 tanaman/ha

3. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan reklamasi (pengaturan pH

tanah) untuk memacu perkembangan tanaman revegetasi.

4. Pemeliharaan intensif terhadap seluruh tanaman revegetasi setiap 4 bulan

sekali sampai umur 3 tahun.

5. Melakukan pengaturan kemiringan lereng dan pembuatan teras (jenjang)

pada areal disposal dengan kemiringan sesuai dengan hasil rekomendasi

geoteknik yang telah disetujui.

• Di lokasi

Pembersihan

lahan tambang

• Di lokasi

disposal area

• Di lokasi

kegiatan

reklamasi

• Selama

kegiatan

pembersihan

lahan tambang

• Selama

kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

• Selama

kegiatan

reklamasi lahan

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 12: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 14

No

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

8 Sedimentas,

Kualitas Air

a. Kegiatan

pembersihan

lahan

tambang.

b. Kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

c. Kegiatan

pembongkaran

batubara.

d. Kegiatan

Penimbunan

batubara

e. Kegiatan

Pemuatan

batubara ke

ponton

f. Aktifitas

bengkel dan

genset

g. Kegiatan

reklamasi

lahan

• Untuk air

buangan di

out let

settling pond

sesuai

dengan BML

(Perda Prov.

Kaltim No. 02

Tahun 2011

yaitu pH = 6-

9, Fe total

Maks. 7mg/l,

Mn total

Maks. 4 mg/l,

dan TSS

Maks. 300

mg/l)

• Untuk badan

air penerima

mengacu

kepada

Perda Prov.

Kaltim No. 02

Tahun 2011

Lampiran V

• Tidak terjadi

peningkatan

laju

sedimentasi

• Tidak

terjadinya

pendangkala

n parit dan

penyumbatan

saluran

drainase

• Untuk limbah

Kegiatan Pembersihan Lahan Tambang dan Kegiatan Pengupasan

Tanah Pucuk dan Tanah Penutup

1. Melakukan pembuatan kolam pengendap (settling pond) di

sekitar lokasi pembukaan lahan tambang.

2. Membuat tanggul dan parit di sekeliling lokasi pembersihan lahan

tambang dan mengarahkan aliran air permukaan menuju ke

lokasi sedimen pond dengan ukuran sesuai dengan luas

pembersihan lahan dan intensitas curah hujan.

3. Melakukan pemeliharaan dan pengerukan pada settling pond

secara rutin serta material kerukan akan di pergunakan sebagai

material backfill setelah lebih dulu dilakukan pengeringan.

4. Melakukan pengerukan sungai/parit pada badan air apabila

terjadi pendangkalan karena kegiatan tambang.

5. Stabilitas lereng akan dijaga dan menjamin tidak ada longsoran,

kemiringan lereng akan sesuai dengan kajian geoteknik yang

telah disetujui oleh pemerintah.

Kegiatan Pemindahan dan penimbunan tanah pucuk dan tanah

penutup

1. Dilakukan analisis (karakteristik batuan) untuk memastikan ada

tidaknya batuan yang berpotensi menimbulkan pencemaran

(potensi asam atau PAF atau yang lainnya).

2. Ada perlakuan terhadap batuan potensi asam (Potential Acid

Forming) dan tidak berpotensi asam (Non Acid Forming).

3. Akan memisahkan batuan yang berpotensi asam dan tidak

berpotensi asam.

4. Membuat settling pond sesuai dengan kapasitas pompa yang

digunakan dan waktu tinggal air limbah.

5. Melakukan jar test secara periodik untuk menentukan dosis

kogulant yang tepat untuk pengelolaan kualitas air.

Kegiatan pembongkaran batubara

1. Membuat sumur (sump) pada lantai bukaan tambang untuk

menampung air tirisan yang masuk di lokasi bukaan tambang

dan kemudian air tirisan di pompa ke kolam pengendapan

(settling pond).

2. Membuat kolam pengendapan (settling pond untuk menampung

air larian permukaan maupun air tirisan tambang berdasarkan

kajian pembuangan air limbah yang di setujui pemerintah.

• Di lokasi kegiatan

pembersihan lahan

tambang.

• Di lokasi kegiatan

pemindahan dan

penimbunan tanah

pucuk dan tanah

penutup.

• Di lokasi kegiatan

pembongkaran

batubara.

• Di lokasi

penimbunan

batubara

• Di lokasi pemuatan

batubara ke ponton

• Di lokasi aktifitas

bengkel dan genset

• Di lokasi kegiatan

reklamasi lahan

• Selama kegiatan

pembersihan lahan

tambang.

• Selama kegiatan

pemindahan dan

penimbunan tanah

pucuk dan tanah

penutup.

• Selama kegiatan

pembongkaran

batubara.

• Selama kegiatan

penimbunan

batubara

• Selama kegiatan

pemuatan batubara

ke ponton

• Selama aktifitas

bengkel dan genset

• Selama kegiatan

reklamasi lahan

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Kelautan dan

Perikanan Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 13: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 15

No

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

cair dari

aktifitas

bengkel dan

genset

mengacu

pada Perda

Prov. Kaltim

No. 02 Tahun

2011

(khususnya

lampiran II.

Baku Mutu

Limbah Cair

Golongan I,

parameter

minyak dan

lemak

maksimal 10

mg/l)

3. Melakukan pengolahan air di settling pond dengan melakukan

penjernihan yaitu dengan penambahan tawas untuk menjaga

tingkat kekeruhan air dan kapur serta koagulan lainnya.

4. untuk menjaga pH sehingga memenuhi baku mutu sebelum

dialirkan ke badan perairan.

5. Maintenance secara berkala agar daya tampung settling pond

terjada dengan baik.

Kegiatan penimbunan batubara

1. Disekeliling lokasi stockpile sudah dipersiapkan terlebih dahulu

dengan membuat tanggul tinggi 2 m, lebar atas 1 m dan lebar

bawah 2 m sekeliling stockpile, dilengkapi dengan parit di

bagian dalam tanggul dengan lebar 0,5 m dan dalam 0,75 m

yang mengarah ke settling pond. stockpile minimal berjarak 100

m dari pinggir sungai.

2. Lokasi stockpile juga dilengkapi dengan settling pond dan

melakukan pengelolaan settling pond dengan pemberian kapur

dan tawas sehingga air limbah yang dibuang ke badan perairan

memenuhi baku mutu lingkungan.

Pemuatan batubara ke ponton

1. Melakukan penyiraman pada ujung conveyor dengan 2 unit

water spray pada setiap kegiatan loading batubara ke ponton.

2. Menutup sisi bagian bawah dan samping kanan kiri di jalur

conveyor untuk menghindari adanya ceceran batubara.

3. Melakukan pembersihan ceceran batubara halus (fine coal)

dengan hati hati agar tidak masuk ke sungai di sekitar lokasi

pelabuhan untuk dikumpulkan dan selanjutnya diangkut ke

stockpile.

Aktifitas bengkel dan genset

1. Membuat oil trap

2. Menerapkan Standart Operational Procedure (SOP) dalam

penanganan minyak pelumas bekas

3. Konstruksi dari lantai workshop terbuat dari beton yang dikelilingi

dengan parit yang mengarah pada oiltrap

4. Konstruksi Lantai rumah genset terbuat dari beton dan dilengkapi

bak control ukuran 40 x 40 cm dan kedalaman 30 cm.

Kegiatan Reklamasi lahan

1. Tanah pucuk akan diamankan dan ditempatkan di areal khusus

2. Seluruh areal reklamasi akan ditebar top soil dan ditanam LCC

Page 14: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 16

No

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

(Legume Cover crops).

3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan jenis tanaman yang

bersifat pioneer, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina,

angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon,

kelapa sawit dan lain-lain dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau

sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-buahan lokal

sebagai tanaman sisipan minimal 50 tanaman/ha

4. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam (Potential

Acid Forming) dan tidak potensial asam (Non Acid Forming).

5. Minimal 80 % dari batuan penutup (over burden) akan

dikembalikan ke lubang tambang sesuai dengan sifat batuan

dimana batuan yang berpotensi asam ditempatkan di bawah dan

yang tidak berpotensi asam di bagian atas.

6. Stabilitas lereng akan dimonitor dan kemiringan lereng mengikuti

kajian geoteknik yang telah disetujui.

7. Lahan pasca penutupan pit tambang yang telah direklamasi

sebelum ditutupi oleh tanaman penutup dan tanaman cepat

tumbuh maka akan dibuatkan sedimen pond sementara yang

menangkap air limpasan.

8. Melakukan perawatan terhadap sedimen pond pada bekas pit

tambang.

9. Untuk pit terakhir atau pit tambang yang tidak dapat ditutup maka

air genangan memiliki kualitas yang sesuai dengan baku mutu

peruntukan air dan terus dikontrol sampai aktifitas tambang

secara keseluruhan dinyatakan selesai

Page 15: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 17

No

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

9 Peningkatan

timbulan

limbah B3 di

sekitar

lokasi

kegiatan

bengkel dan

genset

Aktifitas

bengkel dan

genset dan

Aktivitas

Kantor dan

Sarana

Penunjang

Limbah B3 sudah

dikelola sesuai

dengan ketentuan

Peraturan

Perundang-

Undangan yang

berlaku

1. Membuat bak penampungan oli/minyak pelumas bekas dan oil

trap, kemudian dimasukkan di dalam drum untuk selanjutnya

dijual ke pihak ketiga yang telah mendapat izin dalam

pengelolaan limbah B3 dari MENLHK.

2. Menerapkan Standart Operational Procedure (SOP) dalam

penanganan minyak pelumas bekas dan Limbah B3 lainnya

3. Konstruksi dari lantai workshop terbuat dari beton yang dikelilingi

dengan parit yang mengarah pada oiltrap.

4. Membuat TPS limbah B3 dan mengurus izin TPS Limbah B3 ke

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kabupaten Kutai Kartanegara.

5. Melakukan pengumpulan dan pemisahan limbah padat B3 seperti

filter, aki bekas, kain majun dan sebagainya, dikumpulkan di TPS

Limbah B3.

6. PT Kutai Energi akan bekerjasama dengan Perusahaan yang

telah memiliki izin dalam kegiatan pengumpulan Limbah B3.

7. Bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pengolah limbah B3.

8. PT Kutai Energi akan menyusun sistem tanggap darurat dalam

pengelolaan limbah B3

9. Menyusun dan mensosialisasikan program pelatihan tanggap

darurat pengelolaan limbah B3.

▪ Lokasi

perbengkelan dan

genset, oil trap dan

sekitarnya.

▪ TPS Limbah B3

Dilakukan selama

aktifitas perbengkelan

dan genset

berlangsung.

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 16: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 18

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

10 Vegetasi

Penutup

Lahan

a. Pembersihan

lahan

tambang.

b. Reklamasi

lahan.

• Seluruh areal

reklamasi dilakukan

penaburan top soil

dan penanaman

cover crop

• Cover crop dan

tanaman tumbuh

dengan baik > 90%,

tanaman sehat dan

segar

Kegiatan pembersihan lahan tambang

Melakukan pembersihan lahan tambang secara terencana

dan sesuai kebutuhan.

Reklamasi Lahan

1. Tanah pucuk akan dipisahkan dan ditempatkan di lokasi

tersendiri.

2. Melakukan penebaran tanah pucuk (top soil) di seluruh

area revegetasi.

3. Memberikan perlakuan pengapuran (jika pH tanah

masam), pemberian pupuk organik dan anorganik.

4. Melakukan penanaman cover crop di semua areal

revegetasi, menggunakan jenis Centrosema pubescens,

Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, dll.

5. Melakukan penanaman dan pemeliharaan revegetasi,

yaitu tanaman perintis seperti : Trembesi, Johar,

Sengon, Lamtoro, dan lain-lain. Tanaman sisipan seperti

: Meranti, Mahoni, Jabon, dan lain-lain. Tanaman buah

seperti : Elai, Cempedak, Nangka, Rambutan, Durian

dan lain-lain. Tanaman perkebunan yaitu Kelapa Sawit,

jarak tanam yang digunakan adalah 4 x 4 m atau sesuai

dengan jenis tanaman. Pemeliharaan sampai umur 3

tahun yang meliputi pemupukan serta pengendalian

hama dan penyakit.

6. Memasang plang-plang/pengumuman larangan berburu

pada daerah reklamasi dan revegetasi

• Lokasi pembersihan

lahan tambang

• Lokasi reklamasi

lahan (disposal area

dan bukaan

tambang yang telah

dibackfilling)

Dilakukan selama

kegiatan pembersihan

lahan tambang dan

pada kegiatan

reklamasi revegetasi

sampai umur tanaman

3 tahun

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ PT PKU I

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ Dinas

Perkebunan

Kab. Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ PT PKU I

▪ Dinas

Perkebunan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 17: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 19

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

11 Biota Perairan a. Pembersihan

lahan

tambang.

b. Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

c. Pembongkara

n batubara

d. Kegiatan

Penimbunan

Batubara

e. Kegiatan

pemuatan

batubara ke

ponton

f. Aktivitas

bengkel dan

genset

Indeks

keanekaragaman

Shannon-Wienner

(H’) > 2,5

Pembersihan lahan tambang, Pemindahan dan

penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup dan

Pembongkaran batubara

1. Melakukan pembuatan kolam pengendap (settling

pond) di sekitar lokasi pembukaan lahan tambang.

2. Membuat tanggul dan parit di sekeliling lokasi

pembersihan lahan tambang dan mengarahkan

aliran air permukaan menuju ke lokasi sedimen

pond dengan ukuran sesuai dengan luas

pembersihan lahan dan intensitas curah hujan.

3. Melakukan pemeliharaan dan pengerukan pada

sedimen pond secara rutin serta material kerukan

akan digunakan sebagai material backfill, setelah

lebih dulu dilakukan pengeringan.

4. Melakukan pengolahan air di settling pond dengan

melakukan penjernihan yaitu dengan penambahan

tawas untuk menjaga tingkat kekeruhan air dan

kapur untuk menjaga pH sehingga memenuhi baku

mutu sebelum dialirkan ke badan perairan.

5. Melakukan pengerukan sungai/parit pada badan air

apabila terjadi pendangkalan karena kegiatan

tambang.

Kegiatan pembongkaran batubara

1. Membuat sumur (sump) pada lantai bukaan

tambang untuk menampung air tirisan yang masuk

di lokasi bukaan tambang dan kemudian air tirisan

dipompa ke kolam pengendapan (settling pond)

2. Membuat kolam pengendapan (settling pond) untuk

menampung air larian permukaan maupun air

tirisan tambang.

3. Melakukan pengolahan air di settling pond dengan

perlakuan pemberian tawas dan kapur atau jenis

koagulan lainnya.

4. untuk menjaga pH sehingga memenuhi baku mutu

sebelum dialirkan ke badan perairan.

Penimbunan Batubara

1. Disekeliling lokasi stockpile sudah dipersiapkan

▪ Di lokasi

pembersihan lahan

tambang

▪ Di lokasi

pemindahan dan

penimbunan tanah

pucuk dan tanah

penutup

▪ Di lokasi

pembongkaran

batubara

▪ Di lokasi kegiatan

penimbunan

batubara

▪ Di lokasi kegiatan

pemuatan batubara

ke ponton

▪ Di lokasi kolam

pengendap (settling

pond)

▪ Di lokasi bengkel

dan genset

▪ Di lokasi oil trap

▪ Selama kegiatan

pembersihan lahan

tambang,

▪ Selama kegiatan

pemindahan dan

penimbunan tanah

pucuk dan tanah

penutup,

▪ Selama kegiatan

pembongkaran

batubara

▪ Selama kegiatan

penimbunan

batubara

▪ Selama kegiatan

pemuatan batubara

ke ponton

▪ Selama aktivitas

bengkel dan

genset

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Kelautan dan

Perikanan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 18: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 20

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

terlebih dahulu dengan membuat tanggul tinggi 2 m,

lebar atas 1 m dan lebar bawah 2 m sekeliling

stockpile, dilengkapi dengan parit di bagian dalam

tanggul dengan lebar 0,5 m dan dalam 0,75 m yang

mengarah ke settling pond. stockpile minimal

berjarak 100 m dari pinggir sungai.

2. Lokasi stockpile juga dilengkapi dengan settling

pond dan melakukan pengelolaan settling pond

dengan pemberian kapur dan tawas maupun

koagulan lainnya sehingga air limbah yang di buang

ke badan perairan memenuhi baku mutu lingkungan

Pemuatan batubara ke ponton

1. Melakukan penyiraman pada ujung conveyor

dengan 2 unit water spray pada setiap kegiatan

loading batubara ke ponton.

2. Menutup sisi bagian bawah dan samping kanan kiri

di jalur conveyor untuk menghindari adanya ceceran

batubara.

3. Melakukan pembersihan ceceran batubara halus

(fine coal) dengan hati hati agar tidak masuk ke

sungai di sekitar lokasi pelabuhan untuk

dikumpulkan dan selanjutnya diangkut ke stockpile.

Aktifitas bengkel dan genset

1. Konstruksi lantai bengkel terbuat dari beton yang

dilengkapi parit keliling dan bak penampungan

ceceran oli (oil trap).

2. Melakukan pengelolaan dengan memisahkan antara

air dan minyak/ oli secara rutin.

3. Minyak/oli yang terpisahkan selanjutnya dibawa ke

TPS limbah B3.

4. Menerapkan Standart Operational Procedure (SOP)

dalam penanganan minyak pelumas bekas.

5. Konstruksi Lantai rumah genset terbuat dari beton

dan dilengkapi bak control ukuran 40 x 40 cm dan

kedalaman 30 cm.

Page 19: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 21

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

12 Kesempatan

Kerja dan

Peluang

Berusaha

Reklamasi lahan Terdapat

keterlibatan

tenaga kerja dan

usaha lokal yang

terlibat dalam

kegiatan reklamasi

lahan.

1. Memberikan pengumuman kepada

masyarakat sekitar tentang kegiatan

reklamasi lahan.

2. Melibatkan masyarakat Desa terkait terutama

koperasi/BUMDES dalam kegiatan

penyediaan bibit tanaman dan kegiatan

penanaman maupun pemeliharaan.

• Desa Batuah

• Desa Tani

Harapan

• Kelurahan

Jawa

• Kelurahan

Teluk Dalam

Dilakukan selama

kegiatan

reklamasi lahan

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan

Teluk Dalam .

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar.

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim.

Page 20: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 22

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

13 Tingkat

Pendapatan

Reklamasi lahan ▪ Upah minimal

yang diterima

sesuai UMSK

tambang

batubara Kab.

Kutai

Kartanegara

▪ Upah borongan

pekerja pada

tingkat yang

wajar.

• Memberikan upah/gaji kepada karyawan

sesuai dengan UMSK tambang batubara Kab.

Kukar.

• Memberikan kesempatan kepada koperasi/

kelompok tani/masyarakat lokal sebagai jasa

pengadaan bibit, penanaman dan

pemeliharaan.

• Desa Batuah

• Desa Tani

Harapan

• Kelurahan

Jawa

• Kelurahan

Teluk Dalam

Dilakukan selama

kegiatan

reklamasi lahan

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan

Teluk Dalam .

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 21: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 23

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

14 Gangguan Lalu

Lintas

Pemuatan dan

Pengangkutan

Batubara

Tidak terjadi

gangguan lalu

lintas pada saat

kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara

berlangsung

1. Pemasangan rambu-rambu peringatan dan tanda

rambu lalu lintas sesuai standar lalu lintas di

sepanjang jalan tambang maupun di titik crossing

dengan jalan umum.

2. Pada titik crossing di buat :

- Pos pengamanan dan petugas untuk

pengaturan lalu lintas .

- Memasang rambu petunjuk dengan jarak

kurang lebih 100 meter dari kedua

persimpangan yang mudah dibaca oleh

pengguna jalan umum lainnya

- Apabila kegiatan hauling dilakukan malam

hari, agar di lengkapi penerangan yang

memadai di lokasi crossing.

- Membuat speed bump di lokasi jalan

tambang sebelum dan sesudah crossing

untuk mengurangi kecepatan kendaraan.

- Melakukan perkerasan jalan di sekitar lokasi

crossing jalan.

3. Melakukan pengaturan lalu lintas dan

memprioritaskan pengguna jalan umum.

4. Pada area blind spot akan di beri rambu-rambu

lalulintas dan ketika melewati area tersebut akan

membunyikan klakson.

5. Mengatur jarak aman pada saat beriringan

minimal 50 meter.

6. Pada lokasi crossing ditempatkan petugas

pembersih jalan untuk membersihkan ceceran

tanah atau lumpur dan material yang jatuh dari

armada angkut batubara setiap pagi dan sore.

7. Mengurus perizinan terkait dengan lokasi

crossing kepada Dinas/Instansi terkait.

Lokasi crossing

dengan jalan umum

Dilakukan terus

menerus selama

kegiatan pemuatan

dan pengangkutan

batubara berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Perhubungan Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 22: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 24

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

15 Kerusakan

Bangunan

Pengupasan

tanah pucuk dan

tanah penutup

(kegiatan

blasting)

Tidak terjadi

kerusakan

bangunan di

sekitar lokasi

tambang

1. Sebelum melakukan kegiatan pengupasan tanah

pucuk dan tanah penutup dengan dibantu

peledakan agar perusahaan memberikan

sosialisasi terkait rencana tersebut dan

menjelaskan secara umum terkait dampak yang

akan timbul.

2. Melakukan aktifitas peledakan sesuai dengan

SOP.

3. Melakukan inventarisasi dan dokumentasi

langsung kondisi bangunan terutama bangunan

permanen di pemukiman terdekat sebelum dan

setelah peledakan dengan melibatkan pemerintah

setempat.

4. Membayar ganti rugi keretakan/kerusakan

bangunan yang diakibatkan oleh kegiatan blasting

sesuai dengan kesepakatan antara perusahaan

dengan masyarakat dan dengan nilai yang wajar

Dilakukan di lokasi

pengupasan tanah

pucuk dan tanah

penutup dan

Kelurahan/

pemukiman terdekat

dengan lokasi

pengupasan tanah

pucuk dan tanah

penutup.

Selama kegiatan

pengupasan tanah

pucuk dan tanah

penutup.

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan

▪ Muspika Loa Janan

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Muspika Loa Janan

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 23: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 25

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

16 Persepsi dan

sikap

masyarakat

a. Kegiatan

Pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

b. Kegiatan

Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

c. Kegiatan

Pemuatan

dan

pengangkuta

n batubara.

d. Kegiatan

Penimbunan

batubara

e. Kegiatan

Pegolahan

batubara

f. Kegiatan

Pemutan

batubara ke

ponton

g. Kegiatan

Pengembang

an dan

Pembedayaa

n Masyarakat

(PPM) dan

CSR

▪ Persepsi dan

sikap

masyarakat

terhadap

perusahaan

cenderung

positif.

▪ Hubungan

antara

Pemerintah

Desa dengan

PT Kutai

Energi tetap

baik.

Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup

1. Memberikan sosialisasi diawal rencana

kegiatan Pengupasan tanah pucuk dan

tanah penutup, serta menjelaskan secara

umum terkait dampak yang akan timbul

Pemindahan dan Penimbunan Tanah Pucuk dan

Penutup, Pemuatan dan Pengangkutan Batubara

1. Melakukan pengaturan lalu lintas dan

memprioritaskan pengguna jalan umum.

2. Melakukan optimalisasi pengelolaan,

berkaitan dengan kegiatan pengelolaan

dampak debu dan Gangguan Lalu lintas.

Kegiatan Penimbunan batubara dan Kegiatan

Pegolahan batubara

1. Batubara yang akan diolah dalam kondisi

lembab yakni dengan melakukan pembasahan

batubara yang berada di atas truk sebelum

dump truk memasuki area stocpile.

2. Batubara yang akan masuk crusher plant

dilakukan penyiraman.

Kegiatan Pemutan batubara ke ponton

1. Menutup sisi bagian bawah dan samping di

jalur conveyor untuk menghindari adanya

ceceran batubara.

2. Melakukan penyiraman batubara dijalur

conveyor sebanyak 3 titik dengan jarak 50

m sebelum ujung conveyor dengan water

sprayer.

3. Melakukan penyiraman pada ujung

conveyor dengan 2 unit water sprayer pada

setiap kegiatan loading batubara ke ponton.

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

(PPM) dan CSR

1. Merumuskan program PPM bersama

masyarakat dan Pemerintah Kecamatan.

2. Melaksanakan dan merealisasikan program

PPM/CSR sesuai dengan program yang

▪ Lokasi operasional jalan

angkut

▪ Desa Sekitar lokasi

pertambangan PT Kutai Energi

▪ Selama

kegiatan

pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Selama

kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Selama

kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara.

▪ Selama

kegiatan

pengembangan

dan

Pemberdayaan

Masyarakat

(PPM) dan CSR

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah,

Desa Tani Harapan,

Kelurahan Jawa dan

Kelurahan Teluk Dalam

▪ Muspika Loa Janan, Sanga

Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab. Kukar

DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Muspika Loa Janan, Sanga

Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Pertanian dan

Peternakan Kab. Kukar

DLHK Kab. Kukar.

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 24: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 26

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

disusun dan disepakati.

3. Memfasilitasi kegiatan di sekitar wilayah

operasi penambangan sebagai sumbangsih

dalam meningkatkan keterampilan

masyarakat sekitar.

4. Melaporkan realisasi kegiatan

Pengembangan dan Pemberdayaan

Masyarakat (PPM) /CSR ke Pemerintah

Desa, Kecamatan dan Instansi terkait.

Page 25: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 27

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

17 Konflik Sosial 1. Pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

2. Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

3. Pemuatan

dan

pengangkuta

n batubara.

4. Kegiatan

Penimbunan

batubara

5. Kegiatan

Pegolahan

batubara

6. Kegiatan

Pemutan

batubara ke

ponton

Tidak terjadinya

unjuk

rasa/demo/ketidak

puasan

masyarakat terkait

kegiatan

operasional jalan

angkut.

1. Melakukan komunikasi dan koordinasi terus

menerus dengan tokoh masyarakat dan

Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan

Teluk Dalam serta pemerintah Kecamatan

dan Dinas/Instansi terkait.

2. Melakukan pengaturan lalu lintas dan

memprioritaskan pengguna jalan umum.

3. Melakukan optimalisasi pengelolaan,

berkaitan dengan kegiatan pengelolaan

dampak Debu dan Gangguan Lalu lintas.

4. Memfasilitasi kegiatan di sekitar wilayah

operasi penambangan sebagai sumbangsih

dalam meningkatkan keterampilan

masyarakat sekitar.

5. Mengedepankan musyawarah pada setiap

penyelesaian masalah.

6. Melakukan pengelolaan dampak lingkungan

secara efektif dan terus menerus.

7. Merumuskan dan melaksanakan program

pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat sesuai dengan hasil

kesepakatan.

8. Segera melakukan tindak lanjut jika terjadi

masalah antar masyarakat dengan

perusahaan.

▪ Lokasi

operasional

jalan angkut

▪ Desa Sekitar

Pertambangan

PT. Kutai

Energi

▪ Selama

kegiatan

pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Selama

kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Selama

kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara.

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan

Teluk Dalam .

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Polres Kab. Kukar

▪ Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.

Kukar

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Polres Kab. Kukar

▪ Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.

Kukar

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 26: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 28

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

16 Pola Penyakit a. Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

b. Pemuatan

dan

pengangkuta

n batubara.

c. Pemuatan

batubara ke

ponton

Tidak terjadi

peningkatan

penyakit ISPA

(data pembanding

bersumber dari

puskesmas

terdekat/rona

awal) dan penyakit

kulit dari kegiatan

pertambangan

1. Melakukan penyiraman jalan tambang yang

menuju stockpile minimal 1 jam sekali terutama

yang dekat dengan pemukiman.

2. Membatasi kecepatan kendaraan pengangkut

Batubara maksimal 50 km/jam dan jika dekat

pemukiman maksimal 30 km/jam.

3. Melakukan sosialisasi pencegahan penyakit

ISPA.

4. Melakukan sosialisasi program PHBS (Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat)

5. Melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan

Kab. Kukar dan Puskesmas setempat dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan

masyarakat.

6. Melakukan pemeriksaan dan bantuan

pengobatan masyarakat setiap 6 bulan sekali

(diintegrasikan dengan program Pengembangan

dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM)/CSR) .

Desa sekitar

pertambangan

PT Kutai

Energi

▪ Selama

kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Selama

kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara.

▪ Selama

kegiatan

pemuatan

batubara ke

ponton.

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Puskesmas di sekitar lokasi kegiatan

Eksploitasi/ Operasi Produksi Batubara PT.

Kutai Energi dan Puskesmas Loa Janan,

Sanga Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

17 Kecelakaan Lalu

Lintas Umum

Pemuatan dan

pengangkutan

batubara

Tidak terjadi

kecelakaan lalu

lintas umum pada

saat pemindahan

dan penimbunan

tanah pucuk dan

penutup dan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara .

1. Memasang rambu–rambu lalu lintas dan

peringatan pada lokasi jalan tambang yang

crossing dengan jalan umum.

2. Pengaturan kecepatan kendaraan angkut

batubara pada lokasi jalan tambang yang

crossing dengan jalan umum.

3. Memasang rambu tanda bahaya dan peringatan

untuk mengurangi kecepatan kendaraan umum

di sepanjang jalur/jalan umum yang crossing

dengan jalan tambang.

4. Membuat pos keamanan beserta petugas di

sekitar lokasi crossing jalan.

5. Membersihkan material lumpur/tanah di sekitar

lokasi crossing.

6. Menyediakan alat penyemprot air bertekanan

tinggi/High Water Pressure untuk

membersihkan lumpur pada kendaraan sebelum

keluar ke jalan raya/jalan umum.

7. Melarang semua Unit/kendaraan yang kotor

memasuki jalan umum.

▪ Jalan angkut

batubara

▪ crossing

Jalan

▪ Selama

Kegiatan

Pemuatan dan

Pengangkutan

Batubara

Pelaksana :

PT Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 27: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 29

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

18 Keselamatan

dan

Kesehatan

Kerja (K3)

a. Pembersihan

Lahan

Tambang

b. Pengupasan

Tanah Pucuk

& Tanah

Penutup

c. Pemindahan

&

Penimbunan

Tanah Pucuk

& Penutup

d. Pembongkara

n Batubara

e. Pemuatan

dan

Pengangkutan

Batubara

f. Penimbunan

batubara

g. Pengolahan

Batubara

h. Pemuatan

Batubara Ke

Ponton

i. Aktifitas

Bengkel dan

Genset

j. Aktivitas

Kantor dan

Sarana

Penunjang

k. Reklamasi

Lahan

Tingkat

keselamatan

kerja (zero

accident)

1. Melakukan segala bentuk kegiatan sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan. 2. Melaporkan setiap kondisi yang borpotensi mengakibatkan gangguan

keselamatan kerja/ timbulnya bahaya. 3. Menyediakan APD (alat pelindung diri) dan melakukan pemeriksaan berkala

agar APD tetap dapat digunakan. 4. Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di

lingkungan kerja. 5. Membuat desain tambang yang harus memenuhi standar keselamatan kerja

dan dalam melaksanakan pekerjaan harus sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP).

6. Menyediakan fasilitas kesehatan untuk penanganan tingkat pertama dan berkerjasama dengan rumah sakit/puskesmas terdekat.

7. Pemeriksaan (pembaharuan) secara rutin alat-alat K3 yang digunakan sesuai standar kesehatan.

8. Membentuk divisi khusus yang menangani Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang bertugas memberikan penerangan dan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan peralatan K3 seperti masker, ear plug, kacamata kerja dan lain sebagainya dalam bekerja untuk melindungi kesehatan dan keselamatan kerja

9. Mengikutsertakan seluruh karyawan baik karyawan tetap, kontrak maupun borongan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

10. Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

11. Melakukan pemeriksanaan kesehatan awal (Medical Check Up) pada seluruh pekerja yang baru direkrut dan berkala.

12. Terhadap peralatan yang digunakan, baik pesawat angkat angkut, pesawat tenaga dan produksi, penyalur petir, dll akan dilakukan periksa uji oleh pegawai pengawas spesialis/PJK3 untuk mendapatkan pengesahan pemakaian.

13. Membuat area pemberhentian di beberapa titik jalan tambang untuk unit pengangkutan batubara menuju ke pelabuhan sebagai tempat istirahat

14. Pada tingkungan jalan angkut batubara yang berpotensi resiko K3 maka dibuat median jalan (tanggul) setinggi ± 1 m

15. Jalan tambang dilengkapi dengan tanggul di sisi kiri dan kanan jalan. 16. Melakukan kegiatan pertambangan sesuai Keputusan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.

17. Memasang palang peringatan pentingnya K3 dan Mewajibkan pekerja untuk bekerja sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) dan apabila tidak mengindahkannya maka perlu dilakukan pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut.

Pada Lokasi :

▪ Pembersihan

Lahan

Tambang

▪ Pengupasan

Tanah Pucuk

& Tanah

Penutup

▪ Pemindahan

&

Penimbunan

Tanah Pucuk

& Penutup

▪ Pembongkara

n Batubara

▪ Pemuatan

dan

Pengangkuta

n Batubara

▪ Penimbunan

batubara

▪ Pengolahan

Batubara

▪ Pemuatan

Batubara Ke

Ponton

▪ Aktifitas

Bengkel dan

Genset

▪ Aktivitas

Kantor dan

Sarana

Penunjang

▪ Reklamasi

Lahan

Pada saat :

• Pembersihan

Lahan

Tambang

• Pengupasan

Tanah Pucuk

& Tanah

Penutup

• Pemindahan &

Penimbunan

Tanah Pucuk

& Penutup

• Pembongkara

n Batubara

• Pemuatan dan

Pengangkutan

Batubara

• Penimbunan

batubara

• Pengolahan

Batubara

• Pemuatan

Batubara Ke

Ponton

• Aktifitas

Bengkel dan

Genset

• Aktivitas

Kantor dan

Sarana

Penunjang

• Reklamasi

Lahan

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ Dinas Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ Dinas Kesehatan

Kab. Kukar.

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Instansi Penerima

Laporan :

▪ Dinas Transmigrasi

dan Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ Dinas Kesehatan

Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov.

Kaltim

Page 28: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 30

5.2.3. TAHAP PASCA OPERASI

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

1 Iklim Mikro Kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan

Iklim mikro

mendekati rona

awal

1. Melakukan kegiatan penanaman dan penyulaman pada

lokasi yang masih terbuka.

2. Melakukan pemeliharaan tanaman reklamasi.

3. Melakukan pemeliharaan dan penanaman jenis buah-

buahan lokal maupun tanaman unggulan setempat.

Di lokasi kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan

Pada saat

reklamasi lahan

lanjutan

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Perkebunan dan

Kehuatan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

2 Bentang Alam Reklamasi

Lahan Lanjutan

Bentang alam yang

terbentuk setelah

penambangan

menjadi lebih baik

(datar-landai).

1. Paling lama 1 bulan, lokasi pit yang sudah selesai

ditambang segera dilakukan reklamasi.

2. Pit yang ditinggal 3 bulan s/d 1 tahun, akan

menyesuaikan data rencana kerja dan realisasi laporan

Triwulan yang dilaporkan kepada Pemerintah.

3. Tidak meninggalkan pit tambang lebih dari 1 Tahun,

tanpa ada persetujuan dari Pemerintah.

4. Jika bukaan pit pertama telah selesai penambangan,

maka material tanah penutup pada bukaan pit kedua

digunakan untuk penimbunan pit pertama (backfill) dan

seterusnya mengikuti arah kemajuan tambang yang

telah disetujui Pemerintah.

5. Melakukan pemisahan batuan yang berpotensi asam

(Potential Acid Forming) dan yang tidak berpotensi

asam (Non Acid Forming).

6. Minimal 80% dari batuan penutup (over burden)

dikembalikan ke lubang tambang sesuai dengan sifat

batuan dimana batuan yang berpotensi asam

ditempatkan di bawah dan yang tidak berpotensi asam

ditempatkan di atas.

7. Setelah kegiatan backfilling selesai, maka selanjutnya

dilakukan recountoring lahan dan penebaran top soil

dengan ketebalan minimal 30 cm secara merata

8. Lahan yang telah dilakukan penebaran top soil segera

Dilakukan pada

lokasi Reklamasi

lahan lanjutan

Selama kegiatan

pasca tambang.

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 29: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 31

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

ditanami dengan tanaman penutup (cover crop).

9. Melakukan pengelolaan dan pengamanan lubang

tambang (void)

10. Lubang tambang (void) akan dimanfaatkan sebagai

sumber air bersih (embung) dan air irigasi serta

budidaya perikanan.

11. Luas dan jumlah lubang tambang yang terbentuk

maksimal sesuai dengan kajian dokumen studi

kelayakan dan dokumen AMDAL yang disetujui

pemerintah.

12. Sudut lereng timbunan tanah pucuk dan tanah penutup

(waste dump area) sama atau lebih kecil dari

rekomendasi kajian geoteknik yang disetujui

pemerintah (tercantum dalam studi kelayakan atau

dalam kajian tersendiri)

Page 30: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 32

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

3 Aliran

Permukaan,

Erosi

▪ Reklamasi

lahan lanjutan

▪ Pascatamban

g dan

Pengembalian

Lahan

▪ Terjadinya

penurunan

laju aliran

permukan.

▪ Terjadinya

penurunan

erosi

▪ PP Nomor 150

Tentang

Pengendalian

Kerusakan

Tanah Untuk

Produksi

Biomassa,

tingkat erosi

tanah

permukaan

maksimum

sebesar 1,2

mm/tahun,

atau sebesar +

14,4

ton/Ha/tahun

1. Segera melakukan kegiatan penutupan

tambang/pembongkaran fasilitas penunjang

(kantor,workshop, jalan dll), lahan bekas

fasilitas tersebut dilakukan penanaman Cover

Crop.

2. Melakukan reklamasi pada lokasi bekas jalan

tambang.

3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan

tanaman.

4. Melakukan recontouring dengan cara

penataan permukaan tanah timbunan sesuai

dengan kondisi topografi lahan di sekitarnya.

5. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan

reklamasi untuk perbaikan kesuburan tanah.

6. Melakukan penanaman cover crop di semua

areal revegetasi seperti jenis Centrosema

pubescens, Calopogonium mucunoides,

Pueraria javanica, dll.

7. Melakukan penanaman dan pemeliharaan

jenis tanaman yang bersifat pioneer, cepat

tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana,

trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar,

sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain

dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai

dengan jenis tanaman) serta jenis buah-

buahan lokal sebagai tanaman sisipan

sebanyak 50 batang/ha

8. Melakukan recountouring dengan cara

penataan permukaan tanah timbunan sesuai

dengan kondisi topografi lahan disekitarnya.

9. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan

reklamasi untuk memacu perkembangan

perakaran tanaman revegetasi.

10. Pemeliharaan intensif terhadap seluruh

tanaman revegetasi setiap 4 bulan sekali

sampai umur 3 tahun.

• Lokasi

reklamasi yang

belum selesai

• lokasi bekas

jalan tambang

▪ lokasi bekas

sarana dan

prasarana

yang ada

▪ Selama

Kegiatan

Reklamasi

lahan lanjutan

▪ Selama

Kegiatan

Pascatambang

dan

Pengembalian

Lahan

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 31: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 33

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Hidup

4 Sedimentasi,

Kualitas Air

a. Reklamasi

lahan

lanjutan

b. Pascatam

bang dan

Pengemb

alian

Lahan

▪ Tidak terjadinya

pendangkalan

parit dan

penyumbatan

saluran

drainase.

▪ Kualitas air di

badan sungai

mendekati rona

awal

▪ BML : Perda

Nomor 02

Tahun 2011

tentang

pengelolaan

Kualitas Air Dan

Pengendalian

Pencemaran Air

1. Segera melakukan kegiatan penutupan tambang/ pembongkaran fasilitas penunjang (kantor, workshop, jalan dll) dan lahan bekas fasilitas tersebut dilakukan penanaman Cover Crop.

2. Melakukan reklamasi pada lokasi bekas jalan tambang. 3. Selanjutnya melakukan penanaman dan pemeliharaan

jenis tanaman yang bersifat pionir, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-buahan lokal sebagai tanaman sisipan sebanyak 50 batang/ha

4. Melakukan recountouring dengan cara penataan permukaan tanah timbunan sesuai dengan kondisi topografi lahan di sekitarnya.

5. Perlakuan pemupukan dan pengapuran lahan reklamasi untuk memacu perkembangan perakaran tanaman revegetasi.

6. Melakukan pemeliharaan intensif terhadap seluruh tanaman revegetasi

• Lokasi

Reklamasi

yang belum

selesai

• lokasi bekas

jalan tambang

dan

• lokasi bekas

sarana dan

prasarana

yang ada

▪ Lokasi

konservasi

(sempadan

sungai)

▪ Selama Kegiatan

Reklamasi lahan

lanjutan

▪ Selama Kegiatan

Pascatambang

dan

Pengembalian

Lahan

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

5 Vegetasi

Penutup Lahan

a. Reklamasi

lahan

lanjutan

b. Pascatam

bang dan

Pengemb

alian

Lahan

seluruh lokasi

bekas bukaan

tambang dan

segala fasilitasnya

telah selesai

direvegetasi

dengan

pertumbuhan

tanaman yang baik

yaitu dengan

pertumbuhan

minimal 80%

1. Melaksanakan kegiatan reklamasi lahan lanjutan. 2. Melakukan penanaman, pemupukan dan pemeliharaan

tanaman. 3. Melaksanakan serangkaian tahapan kegiatan

pascatambang. 4. Melakukan penebaran tanah pucuk (top soil) diseluruh

area revegetasi. 5. Melakukan penanaman cover crop disemua areal

revegetasi seperti jenis Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, dll.

6. Selanjutnya melakukan penanaman dan pemeliharaan jenis tanaman yang bersifat pionir, cepat tumbuh, seperti sengon, gmelina, angsana, trembesi, karet, lamtoro, gamal, johar, sungkai, jabon, kelapa sawit dan lain-lain dengan jarak tanam 4 x 4 m (atau sesuai dengan jenis tanaman) serta jenis buah-buahan lokal sebagai tanaman sisipan sebanyak 50 batang/ha

7. Melakukan pemeliharaan tanaman setiap 4 bulan sekali sampai umur tanaman 3 tahun.

8. Memasang plang-plang/pengumuman larangan berburu pada daerah reklamasi dan revegetasi

▪ Lokasi

reklamasi

lahan lanjutan

▪ Lokasi

Pascatamban

g dan

Pengembalia

n Lahan

▪ Selama kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan

▪ Selama kegiatan

Pascatambang

dan

Pengembalian

Lahan

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Perkebunan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 32: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 34

NO

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

6 Kesempatan

Kerja dan

Peluang

Berusaha

Kegiatan

Pemutusan

Hubungan Kerja

▪ Telah

disosialisasikann

ya rencana PHK

▪ Telah

melaksanakan

kegiatan

pembekalan

berupa kursus

dan sejenisnya

1. Mengupayakan agar Kegiatan Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) dapat berlangsung

dengan lancar dan tidak menimbulkan

kontroversi/konflik antar pekerja dan PT.

Kutai Energi.

2. Memberikan pengertian dan pemberitahuan

kepada karyawan atau pekerja secara lebih

dini, sehingga memberi peluang bagi

mereka untuk mencari alternatif pekerjaan.

3. Melaporkan dan berkoordinasi dengan

Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar tentang rencana pemutusan

Hubungan Kerja.

4. Menyelesaikan semua kewajiban PT Kutai

Energi terhadap para pekerja (upah yang

belum dibayarkan).

5. Melaksanakan mekanisme PHK sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

dibidang ketenagakerjaan.

6. Memberikan referensi/surat pengalaman

kerja bagi para karyawan terkena PHK

7. Melakukan Kegiatan PHK tenaga kerja

secara bertahap.

8. Memberikan pelatihan dan kursus-kursus

bagi pekerja/karyawan untuk meningkatkan

kualitas SDM.

9. Memberikan bekal ketrampilan seperti

(kursus montir/mekanik, pertanian,

peternakan, perikanan, home industri)

kepada karyawan yang akan di PHK.

10. Memberikan uang pesangon kepada

karyawan disesuaikan dengan masa kerja

dan besarnya mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, maupun

peraturan terkait lainnya.

Di bagian

personalia dan

masyarakat

Desa sekitar

kegiatan

eksploitasi/

operasi produksi

batubara PT.

Kutai Energi

Satu tahun

sebelum

pemutusan

hubungan kerja

(PHK) sampai

proses PHK

selesai.

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan

Teluk Dalam

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Provinsi Kaltim

Page 33: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 35

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

7 Tingkat

Pendapatan

Pemutusan

Hubungan

Kerja

▪ Telah

disosialisasika

nya rencana

PHK

▪ Telah

melaksanakan

kegiatan

pembekalan

berupa kursus

dan sejenisnya

▪ Mengupayakan agar Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja

(PHK) dapat berlangsung dengan lancar dan tidak

menimbulkan kontroversi/konflik antar pekerja dan PT. Kutai

Energi

▪ Memberikan pengertian dan pemberitahuan kepada karyawan

atau pekerja secara lebih dini, sehingga memberi peluang

bagi mereka untuk mencari alternatif pekerjaan

▪ Melakukan Kegiatan pelepasan tenaga kerja secara bertahap

▪ Memberikan pelatihan dan kursus-kursus bagi

pekerja/karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM

▪ Memberikan bekal ketrampilan seperti (kursus

montir/mekanik, pertanian, peternakan, perikanan, home

industri) kepada karyawan yang akan di PHK

▪ Memberikan uang pesangon kepada karyawan disesuaikan

dengan masa kerja dan besarnya mengacu pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang

Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maupun

peraturan terkait lainnya

Di bagian

personalia,

pada saat

kegiatan

rasionalisasi

tenaga kerja

(PHK)

Pada saat

kegiatan

rasionalisasi

tenaga kerja

(PHK)

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Kecamatan Loa Janan, Sanga-

sanga dan Muara Jawa.

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Pemerintah Kecamatan Loa Janan, Sanga-

sanga dan Muara Jawa.

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 34: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 36

NO

Dampak

Lingkungan

yang

dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan

Lingkungan Hidup

8 Persepsi

dan Sikap

Masyarakat

a. Pengembang

an dan

Pembedayaa

n masyarakat

(PPM) dan

CSR

Lanjutan

b. Pascatamba

ng dan

Pengembalia

n Lahan

c. Pemutusan

Hubungan

Kerja

▪ Ketergantungan

masyarakat

dengan

perusahaan

sudah

berkurang

▪ Masyarakat

sudah

memahami

rencana

penutupan

tambang

1. Melakukan sosialisasi dan memberikan pelatihan kepada

masyarakat yang terpengaruh langsung dengan

penutupan tambang

2. Berkontribusi aktif dalam peningkatan kuantitas maupun

kwalitas fasilitas umum (sosial) di sekitar lokasi

penambangan diintegrasikan dalam program rencana

pascatambang (RPT).

3. Melakukan sosialisasi terhadap karyawan tentang rencana

kegiatan pelepasan tenaga kerja.

4. Memberikan pengertian dan pemberitahuan kepada

karyawan atau pekerja lebih dini, sehingga memberi

peluang bagi mereka untuk mencari lowongan pekerjaan

lain.

5. Melakukan Kegiatan pelepasan tenaga kerja secara

bertahap.

6. Memberikan bekal ketrampilan seperti (kursus

montir/mekanik, pertanian, peternakan, perikanan, home

industri dll) sesuai dengan bakat/minat karyawan kepada

karyawan yang akan di PHK.

7. Memberikan uang pesangon kepada karyawan

disesuaikan dengan masa kerja dan besarnya mengacu

pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu

Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenegakerjaan maupun peraturan terkait lainnya.

Desa di sekitar

lokasi tambang

yaitu di Desa

Batuah, Desa Tani

Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam serta

bagian personalia

PT. Kutai Energi

Selama kegiatan

Pengembangan

dan

Pemberdayaan

Masyarakat,

kegiatan rencana

Pascatambang

dan Pengembalian

Lahan dan

kegiatan

Pemutusan

Hubungan Kerja

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa

Tani Harapan, Kelurahan Jawa

dan Kelurahan Teluk Dalam

▪ Muspika Loa Janan, Sanga

Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Transmigrasi dan

Tenaga Kerja Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Transmigrasi dan

Tenaga Kerja Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 35: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 37

No

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Hidup

9 Konflik Sosial Pemutusan

Hubungan Kerja

Tidak terjadinya

unjuk rasa atau

demo akibat

Kegiatan

pemutusan

hubungan kerja

1. Melakukan koordinasi dan melaporkan

rencana PHK ke Dinas Transmigrasi dan

Tenaga Kerja Kab. Kutai Kartanegara

2. Melakukan sosialisasi terhadap karyawan

tentang rencana Kegiatan pelepasan tenaga

kerja.

3. Memberikan pengertian dan pemberitahuan

kepada karyawan atau pekerja secara lebih

dini, sehingga memberi peluang bagi mereka

untuk mencari lowongan pekerjaan di

perusahaan lain yang masih atau akan

beroperasi.

4. Melakukan Kegiatan pelepasan tenaga kerja

secara bertahap

5. Memastikan bahwa yang menjadi hak-hak

pekerja telah dipenuhi seluruhnya

6. Memberikan pelatihan pelatihan kepada

pekerja sebelum proses pemutusan hubungan

kerja.

Desa di sekitar

lokasi tambang

yaitu di Desa

Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan

Jawa dan

Kelurahan Teluk

Dalam serta bagian

personalia PT. Kutai

Energi, serta pada

karyawan.

Periode Selama

Pemutusan

Hubungan Kerja

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

▪ Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani

Harapan, Kelurahan Jawa dan

Kelurahan Teluk Dalam

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ Polres kabupaten Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 36: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 38

No

Dampak

Lingkungan

yang dikelola

Sumber

Dampak

Indikator

Keberhasilan

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Periode

Pengelolaan

Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan

Hidup

10 Kecelakaan Lalu

Lintas umum

dan

K3

Kegiatan

Demobilisasi

Peralatan

Tingkat

Keselamatan

Kerja (zero

accident)

1. Menggunakan unit mobilisasi sesuai dengan

umur teknis

2. Melakukan pengawalan oleh Instansi yang

berwenang dalam kegiatan demobilisasi

3. Memberi kesempatan kepada pemakai jalan

umum untuk mendahului dengan aman

4. Melakukan pengaturan lalu lintas selama

kegiatan demobilisasi berlangsung

5. Demobilisasi dilakukan pada malam hari di atas

jam 10.00 malam

6. Menanggung semua biaya pengobatan dan atau

santunan serta biaya pemakaman jika terjadi

korban

Pada unit dan

operator peralatan

demobilisasi

Peralatan

Pada saat kegiatan

demobilisasi

Peralatan

berlangsung

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ Kepolisian

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Dampak Lainnya yang dikelola

1 Limbah

Domestik

Aktivitas

Bengkel dan

Genset serta

Sarana dan

Prasarana

(kantor, kantin,

mess dll)

Sampah/limbah

domestik telah

dikelola sesuai

dengan peraturan

perundang-

undangan

1. Menyediakan tempat sampah pada lokasi-lokasi

yang berpotensi menghasilkan sampah seperti

kantor, kantin, mess dan workshop.

2. Memberikan papan informasi/pengumuman

mengenai membuang sampah pada tempatnya.

3. Tempat sampah terdiri dari sampah organik dan

anorganik.

4. Bekerjasama dengan DLHK Kab. Kukar dalam

program Reuse, Reduce dan Recycle sampah

maupun pembuatan TPA sampah di Kecamatan.

5. Mengangkut sisa limbah padat ke TPA terdekat

secara periodik.

6. Membuat septictank yang memenuhi syarat

kesehatan.

7. Membuat saluran pembuangan air limbah

domestik yang memenuhi persyaratan kesehatan,

atau sanitasi lingkungan.

8. Melakukan pengelolaan sampah organik untuk

dibuat menjadi kompos.

▪ Kantor

▪ Kantin

▪ Mess

▪ Workshop

Selama

operasional

kegiatan tambang

Pelaksana :

PT. Kutai Energi

Instansi Pengawas :

▪ Pemerintah Kecamatan Loa Janan

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar.

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Instansi Penerima Laporan :

▪ Dinas Kesehatan Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 37: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 39

5.3. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

5.3.1. TAHAP PRA KONSTRUKSI

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

1 Persepsi dan

Sikap

Masyarakat

Terjadinya

perubahan

presepsi dan

sikap

masyarakat

baik positif

ataupun negatif

terhadap

perusahaan

Kegiatan

Pembebasan

Lahan dan

pemanfaatan

penggunaan

Lahan

bersama

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pencatatan dan wawancara dengan

masyarakat yang memiliki lahan, bangunan dan

tanam tumbuh yang terkena pembebasan, tokoh

masyarakat dan aparat Desa tentang persepsi

dan sikap masyarakat dalam kegiatan

pembebasan lahan.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian diolah secara

tabulasi dan dianalisis secara deskriptif serta

membandingkan antara persepsi dan sikap

masyarakat sebelum dengan setelah adanya

kegiatan pembebasan lahan, bangunan dan

tanam tumbuh.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam

▪ Kantor

Perusahaan

Dilakukan sebelum

dan selama kegiatan

pembebasan lahan

berlangsung dengan

frekuensi pemantauan

dilakukan setiap 6

bualn sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ Pemerintah

Desa Batuah,

Desa Tani

Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas

Pertanahan dan

Penataan Ruang

Kab. Kukar.

▪ Dinas Pertanian

dan Peternakan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim.

▪ DLHK Kab.

Kukar.

▪ Dinas

Pertanahan

dan Penataan

Ruang Kab.

Kukar.

▪ Dinas

Pertanian dan

Peternakan

Kab. Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim.

▪ DLH Prov.

Kaltim

Page 38: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 40

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

2 Konflik Sosial ▪ Munculnya

ketidak

puasan

masyarakat

▪ Adanya

gangguan/de

mo terhadap

perusahaan

Kegiatan

Pembebasan

Lahan dan

pemanfaatan

penggunaan

Lahan

bersama

Metode Pengumpulan Data

▪ Melakukan pengamatan langsung di lapangan

dan wawancara dengan pemilik lahan,

bangunan dan tanam tumbuh apakah dalam

proses pembebasan lahan berlangsung dengan

aman dan terbuka tanpa menimbulkan

gejolak/konflik sosial.

▪ Melakukan wawancara dan menjalin

komunikasi dengan pemerintah desa dan tokoh

masyarakat terkait dengan pembebasan lahan.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian diolah secara

tabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan

analisis.

Desa di sekitar

lokasi tambang

yaitu Desa

Batuah, Desa

Tani Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam

serta kantor

perusahaan

Dilakukan sebelum

dan selama kegiatan

pembebasan lahan

berlangsung dengan

frekuensi

pemantauan

dilakukan setiap 6

bualn sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ Pemerintah

Desa Batuah,

Desa Tani

Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas

Pertanahan dan

Penataan Ruang

Kab. Kukar.

▪ Dinas Pertanian

dan Peternakan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim.

▪ DLHK Kab.

Kukar.

▪ Dinas

Pertanahan

dan Penataan

Ruang Kab.

Kukar.

▪ Dinas

Pertanian dan

Peternakan

Kab. Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim.

▪ DLH Prov.

Kaltim

Page 39: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 41

5.3.2. TAHAP OPERASI

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

1 Iklim Mikro ▪ Terjadinya

perubahan

suhu udara

(oC) dan

kelembaban

(%).

▪ Pembersihan

lahan

tambang

▪ Reklamasi

lahan

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengukuran dan pengamatan langsung

dilapangan dengan menggunakan alat pengukur suhu

dan kelembaban.

Metode Analisis Data

Membandingkan hasil pengamatan dengan rona

lingkungan awal suhu dan kelembaban setelah

kegiatan.

▪ Lokasi

pembersihan

lahan tambang

▪ Lokasi

reklamasi lahan

Selama kegiatan

pembersihan lahan

dan reklamasi lahan

berlangsung

dengan frekuensi 6

bulan sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 40: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 42

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang

Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Lingkungan Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

2 Kualitas

Udara

Ambien

Kualitas udara ambient

masih memenuhi baku mutu

lingkungan mengacu pada

Peraturan Pemerintah No. 41

Tahun 1999 yaitu :

▪ PM10 maks. 150 μg/Nm3

(waktu pengukuran 24 jam).

▪ PM2,5 maks. 65 μg/Nm3

(waktu pengukuran 24 jam).

▪ TSP (Debu) maks. 230

μg/Nm3 (waktu pengukuran

24 jam).

Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup No. 4

tahun 2014 Tentang Baku

Mutu Emisi Sumber Tidak

Bergerak Bagi Usaha

Dan/Atau Kegiatan

Pertambangan (Lampiran VI)

Untuk Bahan Bakar Minyak :

▪ Kapasitas genset ≤570 kW

parameter NO2 maksimal

1000 mg/Nm3, CO

maksimal 600 mg/Nm3

▪ Kapasitas genset >570 kW

parameter Total Partikulat

maksimal 150 mg/Nm3,

SO2 maksimal 800

mg/Nm3, NO2 maksimal

1000 mg/Nm3, CO

maksimal 600 mg/Nm3

▪ Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Pemuatan dan

pengangkutan

batubara

▪ Pengolahan

Batubara

▪ Pemuatan

Batubara Ke

Ponton

▪ Aktifitas

bengkel dan

genset

Kualitas Udara Ambien

Metode Pengumpulan data

Melakukan pengambilan sampling udara

ambien (debu) langsung di lapangan dengan

alat Dust Collector atau High Volume Sampler

Method Dalam pengambilan sampel kualitas

udara melibatkan laboratorium pihak ketiga

yang telah terakreditasi dalam kegiatan

pengambilan sampling tersebut.

Sebagai data penunjang, diukur juga

kecepatan angin sesaat dengan menggunakan

hand anemometer (m/deetik) dan arah angin

dengan alat wind vane pada ketinggian ± 2

meter.

Metode Analisis Data

Data hasil pengukuran dibandingkan dengan

baku mutu lingkungan yang mengacu pada

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999

tentang Pengendalian pencemaran udara.

Emisi gas

Metode Pengumpulan Data

▪ Melakukan pengambilan sampling emisi gas

langsung di lapangan dengan alat gas

sampler yang melibatkan laboratorium pihak

ketiga yang telah terakreditasi dalam

kegiatan pengambilan sampling tersebut.

▪ Sebagai data penunjang, diukur juga

kecepatan angin sesaat dengan

menggunakan hand anemometer (m/detik)

dan arah angin dengan alat wind vane pada

ketinggian ± 2 meter.

Metode Analisis Data

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 4

tahun 2014 tentang Baku Mutu Emisi Sumber

Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau

Kegiatan Pertambangan Lampiran VI.

Udara Ambien:

a. Tambang Aktif

b. Jalan Tambang

(Crossing)

S 00 43’ 14.5”

E 117 09’ 13.7’’

c. Area Stock Pile,

S 00 42’ 09.2”

E 117 07’ 20.3’’

d. Area Pemukiman

Desa Tani

Harapan RT. 07

S 00 43’ 51.1”

E 117 07’ 14.1’’

e. Area pemukiman

Desa Batuah

terdekat dengan

lokasi tambang

Emisi Sumber

Bergerak :

a. Unit dump truck

umur > 5 tahun

dan < 5 tahun

b. Unit HD umur > 5

tahun dan < 5

tahun

c. Unit Excavator

umur > 5 tahun

dan < 5 tahun

Emisi Sumber

Tidak Bergerak :

▪ Pada semua

genset yang

beroperasi

Udara Ambien:

Dilakukan setiap 6

bulan sekali.

Emisi Sumber

Bergerak :

Dilakukan setiap 1

tahun sekali.

Emisi Sumber

Tidak Bergerak :

▪ 1 (satu) kali

dalam 3 (tiga)

tahun dengan

kapasitas 570

kW

▪ 1 (satu) kali

dalam 1 (satu)

tahun dengan

kapasitas 570

kW -3 MW

▪ 1 (satu) kali

dalam 6

(enam) bulan

dengan

kapasitas 3

MW

PT. Kutai

Energi atau

bekerja

sama

dengan

laboratoriu

m yang

terakredita

si.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas

ESDM

Prov.

Kaltim

▪ DLHK

Kab. Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas

ESDM

Prov.

Kaltim

Page 41: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 43

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang

Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

3 Kebisingan Kebisingan di

lingkungan

kerja dan

pemukiman,

masih

memenuhi

baku mutu

lingkungan.

▪ Pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Pemuatan

dan

pengangkutan

batubara

▪ Penimbunan

batubara

▪ Pengolahan

batubara

▪ Pemuatan

batubara ke

ponton

▪ Aktifitas

bengkel dan

genset

▪ Reklamasi

lahan

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengambilan sampling tingkat Kabisingan

dengan alat sound level meter dengan cara sederhana yaitu

melakukan setiap pengukuran selama 1 (satu) jam dengan

bekerjasama dengan laboratorium pihak ketiga yang telah

terakreditasi.

Metode Analisis Data

Hasil pengukuran tingkat Kabisingan di lingkungan kerja dan

pemukiman kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang

Batas (NAB) yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018

sebesar 85 dB (A) dan Baku mutu lingkungan berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

Kep-48/MENLH/1996 tentang Baku Kebisingan.

▪ Di lokasi

Pengupasan

tanah pucuk dan

tanah penutup

▪ Di lokasi

Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk dan

tanah penutup

▪ Di lokasi

Pemuatan dan

pengangkutan

batubara

▪ Di lokasi

Penimbunan

batubara

▪ Di lokasi

Pengolahan

batubara

▪ Di lokasi

Pemuatan

batubara ke

ponton

▪ Di lokasi Aktifitas

bengkel dan

genset

▪ Di lokasi

Reklamasi lahan

▪ Di lokasi

pemukiman

warga terdekat

dengan aktivitas

pertambangan

Dilakukan

setiap 3 bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi atau

bekerja

sama

dengan

laboratoriu

m yang

terakreditas

i.

▪ Dinas

Kesehatan

kab. kukar

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja

Kab.Kukar

▪ DLHK

Kab.Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK

Kab.Kukar

▪ Dinas

Kesehatan kab.

kukar

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja

Kab.Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

Page 42: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 44

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

4 Getaran ▪ Tingkat getaran

saat kegiatan

blasting

berlangsung

▪ Pengupas

an tanah

pucuk dan

tanah

penutup

Metode Pengumpulan Data

Pengukuran menggunakan alat penangkap getaran

berupa seismometer/Accelerometer/vibration meter.

Pelaksanaan pengukuran dapat bekerjasama dengan

pihak ketiga/laboratorium

Metode Analisis Data

Metode pengumpulan dan analisis data mengikuti

keputusan Menteri Negara Lingkungan hidup No : kep-

49/MENLH/11/1996 tanggal 25 November 1996 tentang

Baku Tingkat Getaran

Di sekitar

lokasi

kegiatan

pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

(Desa Tani

Harapan dan

Desa Batuah)

Desa terdekat

atau yang

terkena

dampak

akibat

kegiatan

blasting

(peledakan)

Selama

berlangsungnya

kegiatan blasting

(peledakan) dengan

frekuensi dilakukan

1 (satu) minggu

sekali selama ada

kegiatan blasting

(peledakan) atau

setiap hari jika lokasi

blasting relatif dekat

dengan pemukiman

dan untuk

mengetahui teknik/

metode blasting

yang aman bagi

pemukiman

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK

Kab.Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

5 Bentang

Alam

▪ Kemiringan

lereng dan

panjang lereng

disposal sesuai

dengan kajian

geoteknik yang

telah disetujui.

▪ Topografi yang

terbentuk

setelah kegiatan

reklamasi

menjadi lebih

baik (datar-

landai)

▪ Pengupas

an tanah

pucuk dan

tanah

penutup

▪ Reklamasi

lahan

Metode Pengumpulan Data

Mengukur ketinggian lahan dengan altimeter dan

membuat garis kontur di lokasi bekas bukaan tambang

dan waste dump area dengan menggunakan theodolit

(pemetaan topografi lokal).

Melakukan pemantauan potensi terjadinya longsor

diseluruh area tambang terutama lokasi pit dan

timbunan yang berada relative dekat dengan

pemukiman

Metode Analisis Data

Hasil pengukuran digambarkan pada peta topografi,

kemudian dibandingkan dengan peta topografi sebelum

penambangan.

▪ Lokasi pit

penambang

an

▪ Lokasi

disposal

area

▪ Lokasi

reklamasi

▪ Pemantauan

potensi terjadinya

longsor dilakukan

setiap hari

khususnya pada

lokasi pit dan

disposal yang

dekat dengan

pemukiman.

▪ Pemantauan

betang alam

lokasi

penambangan

dilakukan setiap 6

bulan sekali

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK

Kab.Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

Page 43: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 45

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

6 Kesuburan

Tanah

Kesuburan tanah

mengacu pada

kriteria kesuburan

tanah dari Pusat

Penelitian Tanah

dan Agroklimat

Bogor.

KTK, KB, C

organik. P2O5 dan

K2O.

▪ Pengupas

an tanah

pucuk dan

tanah

penutup

▪ Pemindah

an &

Penimbun

an Tanah

Pucuk &

Penutup

Metoda pengumpulan data

▪ Melakukan pengambilan contoh tanah secara

komposit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm

▪ Melakukan pengukuran pH tanah menggunakan pH-

meter.

▪ Melakukan pengukuran C-organik dengan metoda

Walkey & Black dengan menggunakan alat gelas.

▪ Melakukan pengukuran N total dengan metoda

Kjedal menggunakan alat berupa tabung Kjedal.

▪ Melakukan pengukuran P tersedia dengan metoda

Ekstraksi Bray-1 dengan menggunakan alat

Spectrophotometer Absorp Atom (AAS).

▪ Melakukan pengukuran K, Na, Ca dan Mg dengan

metoda Ekstraksi NH4OAc, pH 7 dengan

menggunakan alat Flame Photometer.

▪ Melakukan pengukuran Al dengan titrasi

menggunakan alat gelas.

▪ Bekerja sama dengan laboratorium yang terakreditasi

Metoda analisis data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan hasil

analisis laboratorium dibandingkan dengan kriteria

tingkat kesuburan tanah yang dibuat oleh Pusat

Penelitian Tanah dan Agroklimat (PPT Bogor).

▪ Lokasi yang

telah

direklamasi

▪ Lokasi

disposal area

Pada saat kegiatan

pengupasan tanah

pucuk dan tanah

penutup dan

pemindahan dan

penimbunan tanah

pucuk dan tanah

penutup

berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap

1 (satu) Tahun

sekali

PT. Kutai

Energi atau

bekerja sama

dengan

laboratorium

yang

terakreditasi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 44: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 46

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksan

a

Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

7 Aliran

Permukaan

dan Erosi

▪ Peningkatan

Air limpasan

▪ Peningkatan

laju erosi

▪ Terjadinya alur

- alur erosi

▪ Kegiatan

Pembersihan

lahan

tambang

▪ Kegiatan

pemindahan

&

penimbunan

tanah pucuk &

tanah penutup

▪ Kegiatan

reklamasi

lahan

Aliran Permukaan Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data sub komponen aliran permukaan (run off) dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan terhadap koefisien air larian dengan memperhatikan luas areal terganggu pada setiap tahapan kegiatan tambang. Metode Analisis Data Analisis data aliran permukaan (run off) dilakukan dengan menggunakan rumus rasional (Chow, 1964): Q = C . I . A Dimana : Q = Debit Aliran Permukaan (m3/hari hujan) C = Koofisien Air Larian I = Intensitas Hujan (m/hari hujan) A = Luas Daerah (m2) Hasil pemantauan langsung di lapangan dan penghitungan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantatif dengan analisa komparasi. Erosi Metode Pengumpulan Data ▪ Penggunaan tongkat penduga yang berskala (mm), yaitu

berupa tongkat yang ditancapkan di areal yang telah diketahui luasnya, kemudian diukur tingkat ketinggian tongkat tersebut dari permukaan tanah, selang seberapa waktu kemudian ketinggian tongkat tersebut diukur kembali. Perbedaan ketinggian tersebut (mm) kemudian dikalikan dengan luas daerah tersebut (m2) maka dapat diketahui besarnya erosi yang terjadi pada daerah tersebut.

▪ Pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa terjadinya parit ataupun alur bekas erosi.

Metode Analisis Data ▪ Hasil pemantauan dari patok berskala kemudian dianalisis

secara deskriptif kuantatif dengan komparasi/membandingkan data series dari hasil pengukuran patok berskala.

▪ Data erosi yang diperoleh dibandingkan dengan kondisi erosi yang terjadi pada rona lingkungan hidup awal.

▪ Di lokasi

pembersih

an lahan

tambang,

▪ Disposal

area

▪ Lokasi

reklamasi

lahan

Pada saat

kegiatan

pembersihan

lahan

tambang,

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup serta

reklamasi

lahan

berlangsung

dengan

frekuensi

pemantauan

setiap 6 (enam)

bulan sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 45: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 47

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

8 Sedimentasi,

Kualitas Air

▪ Kualitas air

buangan dari

outlet settling

pond (parameter

TSS, pH, Fe

Total dan Mn

Total). Memenuhi

BML sesuai Perda

Kaltim No. 02

Tahun 2011

▪ Kualitas air di

badan air sesuai

dengan BML

sesuai Perda

Kaltim No. 02

Tahun 2011

▪ Peningkatan

sedimentasi

yang terjadi di

Sungai Panir,

Sungai Pulau

Seribu/Hulu

Jetty, Sungai

Pulau

Seribu/Hilir

Jetty, Sungai

Nangka Barat,

Sungai Palepo,

Sungai Nangka,

Anak Sungai

Nangka 1, Anak

Sungai Nangka

2

▪ Kegiatan

pembersihan

lahan

tambang.

▪ Kegiatan

pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Kegiatan

pembongkar

an batubara.

▪ Kegiatan

Penimbunan

batubara

▪ Kegiatan

Pemuatan

batubara ke

ponton

▪ Aktifitas

bengkel dan

genset

▪ Kegiatan

reklamasi

lahan

Sedimentasi Metode Pengumpulan Data Sedimentasi air permukaan dihitung dengan rumus : Qs = 0,0864 X Q X C Untuk nilai Q dilakukan pengamatan langsung di lapangan sedangkan nilai C (TSS = Total Suspended solid) didapat berdasarkan hasil analisis dari laboratorium Metoda Analisis Data - Data yang diperoleh dicatat dalam tabulasi

data dan dilakukan analisa komparasi.

- Data sedimentasi yang diperoleh dibandingkan dengan beban sedimentasi yang terjadi pada rona lingkungan hidup awal.

Kualitas air Metode Pengumpulan Data - Melakukan pengambilan sample kualitas air

pada outlet dari settling pond, dengan menggunakan jerigen plastik atau botol kaca (glass), kemudian sampel tersebut dianalisis di laboratorium yang terakreditasi.

- Parameter yang diamati khususnya adalah parameter kunci seperti TSS, Mangan (Mn), Besi (Fe) dan pH (diukur langsung dilapangan dengan pH meter).

Metode Analisis Data - Metoda analisis yang digunakan dalam

pemantauan kualitas air sesuai dengan Metode SNI.

- Membandingkan hasil analisis dari kualitas air limbah dari outlet sediment pond dengan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan yang mengacu pada Perda Prov. Kaltim No. 02 tahun 2011 yaitu TSS maksimum 300 mg/l, Fe total maksimum 7 mg/l, Mn total maksimum 4 mg/l dan pH 6 – 9.

Di semua outlet

(titik penaatan)

settling pond

dan di:

▪ Sungai Panir,

▪ Sungai Pulau

Seribu/Hulu

Jetty

▪ Sungai Pulau

Seribu/Hilir

Jetty

▪ Sungai

Nangka Barat

▪ Sungai Palepo

▪ Sungai Nangka

▪ Anak Sungai

Nangka 1

▪ Anak Sungai

Nangka 2

Selama kegiatan

tambang PT. Kutai

Energi berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan:

▪ Untuk out let

settling pond

mangacu ke

Perda Prov.

Kaltim No. 02

Tahun 2011

Lampiran 1.27

dengan jangka

waktu

pemantauan

a. Pemantauan/s

ampling

minimum

dilakukan 2 kali

per minggu

untuk

parameter

TSS

b. Parameter pH

harus diukur

setiap hari

c. Parameter Fe

dan Mn harus

diukur minimal

setiap bulan.

▪ Untuk badan air

penerima

dilakukan 6 bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi

bekerjasama

dengan

laboratorium

pihak ketiga

yang

terakreditasi

dalam

kegiatan

pengambilan

sampling.

▪ Dinas

Kelautan dan

Perikanan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas Kelautan

dan Perikanan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 46: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 48

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang

Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

9 Peningkat

an

timbulan

limbah B3

▪ Volume

limbah B3.

▪ Memantau

apakah

sistem

penanganan

limbah B3

telah berjalan

dengan baik

sesuai SOP

▪ Aktifitas

bengkel dan

genset

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengamatan dan pencatatan langsung

dilapangan terkait volume dan prosedur pengelolaan

limbah B3 serta melakukan saran perbaikan jika

pengelolaan/penanganan limbah B3 tidak sesuai

dengan prosedur pengelolaan yang ada

(penyimpanan, pengemasan, pengiriman dll).

Metode Analisis Data

Metoda analisis secara deskritif

Di lokasi

▪ Workshop

▪ lokasi

operasional

genset

▪ TPS Limbah

B3

Di lakukan

selama kegiatan

perbengkelan

dan genset

berlangsung.

Dengan frekuensi

6 bulan sekali

dan untuk TPS

limbah B3

dilakukan 1 bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK

Kab.Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

10 Vegetasi

Penutup

Lahan

▪ Cover crop

telah

menutup

sebagian

besar lahan

reklamasi

(minimal

80%)

▪ Tanaman

penutup

tanah (cover

crops)

tumbuh

dengan baik

(minimal

80%).

▪ Tanaman

revegetasi

tumbuh

dengan baik

(minimal

80%)

▪ Pembersihan

lahan

tambang

▪ Reklamasi

lahan

Metode Pengumpulan Data

▪ Dengan melakukan pengamatan secara langsung

dilapangan terhadap kegiatan Pembersihan lahan

tambang, reklamasi lahan yang dilakukan apakah

sudah sesuai dengan pengelolaan lingkungan.

▪ Melakukan pengamatan dan pengukuran luas

keberhasilan tanaman cover crop dan persentase

tumbuh tanaman revegetasi.

▪ Melakukan pengukuran tinggi dan diameter

tanaman revegetasi.

Metode Analisis Data

▪ Data tentang kondisi vegetasi yang diperoleh

dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi data) dan

dilakukan analisis tingkat keberhasilan revegetasi.

Di sekitar lokasi

Pembersihan

lahan tambang

dan reklamasi

lahan.

Dilakukan pada saat

kegiatan

pembersihan lahan

tambang dan

reklamasi lahan

dengan frekuensi

pemantauan setiap

6 (enam) bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 47: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 49

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang

Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

11 Biota

Perairan

▪ Penurunan

jumlah

densitas dan

diversitas

plankton dan

benthos.

▪ Nilai indeks

keanekaraga

man (H’)

plankton dan

benthos.

▪ Jumlah jenis

nekton/ikan

yang ada di

sungai

▪ Pembersiha

n lahan

tambang.

▪ Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Pembongkar

an batubara

▪ Kegiatan

Penimbunan

Batubara

▪ Kegiatan

pemuatan

batubara ke

ponton

▪ Aktivitas

bengkel dan

genset

Metode Pengumpulan Data

▪ Pengukuran biota plankton dilakukan dengan cara

menyaring 50 liter air dengan jaring plankton nomor

25. Kemudian sampel air tersebut dipadatkan

menjadi 50 ml dan diawetkan dengan larutan Lugol

Asam Asetat sebanyak 0,50 ml yang selanjutnya

diidentifikasi di laboratorium yang terakreditasi.

Metoda pengukuran kelimpahan plankton dihitung

dengan rumus APHA (1986) dan metoda

pengukuran indeks keragaman (H) menurut

Shanon-Wiener dalam Poole (1974).

▪ Pengambilan benthos dilakukan dengan alat

Eckman Dredge untuk perairan yang dalam dan alat

Surber Square Foot untuk perairan yang dangkal.

Biota benthos disisihkan dari air lumpur dengan alat

saring bertingkat (Sieve Set), kemudian diawetkan

dengan formalin 10% atau alkohol 70% yang

selanjutnya diidentifikasi di laboratorium

terakreditasi.

▪ Melakukan wawancara dengan masyarakat

setempat tentang Kaberadaan jenis-jenis nekton

(ikan) maupun pengamatan langsung jenis ikan

yang ada di sungai.

Metoda analisis data

▪ Analisis plankton dan benthos dilakukan dengan

melihat indeks keragaman (H) Shanon-Wiener dan

kelimpahannya yang dibandingkan dengan nilai

indeks keragaman (H) dan kelimpahannya saat

rona lingkungan hidup awal.

▪ Biota nekton (ikan) dilakukan dengan mengetahui

jenis ikan yang dimasing-masing Sungai dan

dibandingkan dengan jenis ikan pada kondisi rona

lingkungan awal.

Di badan air

penerima (di

Sungai Panir,

Sungai Pulau

Seribu/Hulu

Jetty, Sungai

Pulau

Seribu/Hilir

Jetty, Sungai

Nangka Barat,

Sungai Palepo,

Sungai Nangka,

Anak Sungai

Nangka 1, Anak

Sungai Nangka

2)

Dilakukan selama

kegiatan tambang

berlangsung

dengan frekuensi 6

bulan sekali.

PT. Kutai

Energi

bekerjasama

dengan

laboratorium

pihak ketiga

yang

terakreditasi

dalam

kegiatan

pengambilan

sampling.

▪ Dinas

Kelautan dan

Perikanan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas Kelautan

dan Perikanan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 48: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 50

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

12 Kesempatan

Kerja,

Kesempatan

Berusaha

▪ Terbukanya

kesempatan

kerja pada

kegiatan

reklamasi

lahan.

▪ Terbukanya

kesempatan

berusaha

bagi

masyarakat

di sekitar

lokasi

tambang PT.

Kutai Energi

Reklamasi lahan Kesempatan Kerja

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pencatatan dan pengecekan secara

langsung jumlah tenaga kerja lokal yang terlibat

dalam kegiatan reklamasi

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara

deskriptif kuantitatif dan komparasi

(membandingkan) dengan jumlah tenaga kerja

sebelum adanya kegiatan reklamasi lahan.

Kesempatan Berusaha

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengamatan dan pencatatan langsung

tentang jenis-jenis usaha apa yang berkembang di

masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara

deskriptif kuantitatif dan komparasi

(membandingkan) dengan jumlah dan volume jenis-

jenis usaha di sekitar lokasi kegiatan sebelum

adanya kegiatan reklamasi lahan.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam

▪ Kantor Site PT.

Kutai Energi

Dilakukan selama

kegiatan reklamasi

lahan berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap

6 (enam) bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ Pemerintah

Desa Batuah,

Desa Tani

Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 49: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 51

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

13 Tingkat

Pendapatan

Tingkat

pendapatan

Karyawan.

Reklamasi lahan

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengamatan langsung di lapangan

(khususnya pada saat penerimaan gaji/upah) atau

dengan wawancara dengan para pekerja/karyawan.

Apakah pemberian gaji/upah yang diberikan sudah

sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu UMSK

Tambang Batubara Kab. Kukar.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian di analisis secara

deskriptif kuantitatif dan komparasi atau

dibandingkan dengan UMSK Tambang Batubara

Kab. Kukar.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam

▪ Kantor Site PT.

Kutai Energi

Dilakukan selama

kegiatan reklamasi

lahan berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap

6 (enam) bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ Pemerintah

Desa Batuah,

Desa Tani

Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 50: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 52

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

14 Gangguan

Lalu Lintas

Terjadinya

potensi

gangguan lalu

lintas di titik

crosshing.

Pemuatan dan

pengangkutan

batubara

Metode Pengumpulan Data

▪ Memantau apakah petugas di lokasi crossing telah

melaksanakan tugas dengan baik

▪ Memantau apakah rambu-rambu peringatan,

lampu penerangan telah berfungsi dengan baik

▪ Apakah di sekitar titik crossing jalan umum

terdapat ceceran lumpur dari kegiatan tambang

Metode Analisis Data

Dari data dan informasi yang terkumpul dilakukan

analisis deskriptif untuk melihat apakah kegiatan

pengelolaan lingkungan telah dilakukan dengan

baik.

Di fokuskan

pada titik

persimpangan

jalan umum

(crossing)

dengan jalan

tambang.

Dilakukan selama

kegiatan Pemuatan

dan pengangkutan

batubara dengan

frekuensi

pemantauan

dilakukan setiap

saat pada kegiatan

pemuatan dan

pengangkutan

batubara.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ Dinas

Perhubungan

Kab. Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ Dinas

Perhubungan

Kab. Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

15 Kerusakan

Bangunan

Kerusakan

bangunan yang

terjadi di lokasi

sekitar tambang.

Pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

(Blasting)

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengumpulan data kerusakan

bangunan/inventarisasi berupa foto dan rekaman di

lokasi pemukiman dan fasilitas migas di sekitar

rencana peledakan.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian diolah secara

tabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif

mengenai tingkat getaran yang menjadi penyebab

kerusakan bangunan dan selanjutnya akan

dilakukan pengelolaan lebih intensif

Di lokasi

rencana

peledakan/

pemukiman

terdekat dengan

lokasi tambang

Dilakukan selama

berlangsungnya

kegiatan blasting

(peledakan) dengan

frekuensi dilakukan

seminggu sekali

selama ada

kegiatan blasting

(peledakan).

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLH Prov.

Kaltim.

Page 51: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 53

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan Frekuensi

Pemantauan Pelaksana

Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

16 Persepsi dan

Sikap

Masyarakat

Terjadinya

perubahan

presepsi dan

sikap

masyarakat

terhadap

kegiatan

pertambangan

Batubara PT

Kutai Energi

▪ Kegiatan

Pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Kegiatan

Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Kegiatan

Pemuatan

dan

pengangkuta

n batubara.

▪ Kegiatan

Penimbunan

batubara

▪ Kegiatan

Pegolahan

batubara

▪ Kegiatan

Pemutan

batubara ke

ponton

▪ Kegiatan

Pengemban

gan dan

Pembedayaa

n

Masyarakat

(PPM) dan

CSR

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pencatatan dan wawancara dengan

masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat dan aparat

desa tentang persepsi dan sikap masyarakat

terhadap kegiatan pertambangan Batubara PT

Kutai Energi.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian diolah secara

tabulasi dan dianalisis secara deskriptif

kuantitatif serta membandingkan antara persepsi

dan sikap masyarakat sebelum dengan setelah

adanya kegiatan.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam

▪ Kantor Site PT

Kutai Energi

▪ Dilakukan selama

kegiatan operasional

pertambangan

Batubara berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap 6

(enam) bulan sekali

atau secara berkala

jika terjadi sikap dan

persepsi negatif

masyarakat terhadap

perusahaan

▪ Kegiatan

Pengembangan dan

Pemberdayaan

Masyarakat (PPM)

pemantauan dan

pelaporan dilakukan

setiap 6 bulan sekali.

PT Kutai

Energi.

▪ Pemerintah Desa

Batuah, Desa

Tani Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa

▪ Dinas

Transmigrasi dan

Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Pemerintah

Desa dan

Kecamatan.

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 52: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 54

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan Frekuensi

Pemantauan Pelaksana

Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

17 Konflik Sosial ▪ Potensi

terjadinya

konflik sosial

▪ Adanya

peningkatan

keresahan

masyarakat

di sekitar

lokasi

tambang

▪ Sikap dan

persepsi

masyarakat

terhadap PT

Kutai Energi

cenderung

negatif.

▪ Kegiatan

Pengupasan

tanah pucuk

dan tanah

penutup

▪ Kegiatan

Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Kegiatan

Pemuatan

dan

pengangkuta

n batubara.

▪ Kegiatan

Penimbunan

batubara

▪ Kegiatan

Pegolahan

batubara

▪ Kegiatan

Pemutan

batubara ke

ponton

Metode Pengumpulan Data

▪ Melakukan pengamatan langsung di lapangan

apakah kegiatan operasional pertambangan

menimbulkan keresahan atau ketidak puasan

di masyarakat.

▪ Memantau potensi peningkatan keresahan

masyarakat dengan dengan melibatkan tokoh

masyarakat, tokoh agama dan Pemerintah

Desa.

▪ Memantau sikap dan dan persepsi masyarakat

terhadap PT Kutai Energi

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian diolah secara

tabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan

analisis, untuk melihat ada/tidaknya potensi

terjadinya konflik sosial.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam

▪ Kantor Site PT

Kutai Energi

Dilakukan selama

kegiatan pertambangan

Batubara berlangsung

dengan frekuensi 6

bulan sekali dan atau

secara berkala jika ada

indikasi atau terjadinya

ketidakpuasan

masyarakat terhadap

perusahaan

PT Kutai

Energi.

▪ Pemerintah Desa

Batuah, Desa

Tani Harapan,

Kelurahan Jawa

dan Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Polres Kab.

Kukar

▪ Dinas

Transmigrasi dan

Tenaga Kerja

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Muspika Loa

Janan,

Sanga

Sanga dan

Muara Jawa

▪ Polres Kab.

Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 53: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 55

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

18 Pola Penyakit Peningkatan

Jumlah

penderita

penyakit ISPA

dan penyakit

kulit

▪ Pemindahan

dan

penimbunan

tanah pucuk

dan tanah

penutup.

▪ Pemuatan

dan

pengangkut

an batubara.

▪ Pemuatan

batubara ke

ponton

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengumpulan data di klinik dan/atau

puskesmas/puskesmas pembantu yang digunakan

oleh masyarakat untuk berobat secara rutin dan

berkala.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel

(tabulasi data) dan dianalisis secara deskriptif

kuantatif untuk mengetahui jenis penyakit yang sering

diderita masyarakat dan sumber penyebabnya.

Di lokasi klinik

perusahaan

dan/atau

puskesmas

terdekat.

Selama kegiatan

tambang batubara

berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan

dilakukan setiap 6

(enam) bulan sekali.

PT Kutai

Energi

▪ Puskesmas

dan atau

Puskesmas

Pembantu di

wilayah kec.

Loa

Janan/Batuah,

Sanga-sanga

dan Muara

Jawa

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Kesehatan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas

Kesehatan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

19 Kecelakaan

Lalu Lintas

Umum

▪ Potensi

terjadinya

kecelakaan

lalu lintas

umum di

lokasi

crossing

dengan jalan

umum.

▪ Memantau

apakah di

lokasi

crossing

sudah ada

petugas jaga

dan rambu

peringatan

Pemuatan dan

pengangkutan

batubara

Metode Pengumpulan Data

▪ Memantau apakah petugas di lokasi crossing telah

melaksanakan tugas dengan baik

▪ Memantau apakah rambu-rambu peringatan, lampu

penerangan telah berfungsi dengan baik

▪ Apakah di sekitar titik crossing jalan umum terdapat

ceceran lumpur dari kegiatan tambang

Metode Analisis Data

Dari data dan informasi yang terkumpul dilakukan

analisis deskriptif untuk melihat apakah kegiatan

pengelolaan lingkungan sudah berjalan secara

optimal.

Difokuskan

pada titik

persimpangan

jalan umum

(crossing)

dengan jalan

tambang.

Dilakukan selama

kegiatan Pemuatan

dan pengangkutan

batubara dengan

frekuensi

pemantauan

dilakukan setiap

saat pada kegiatan

pemindahan dan

penimbunan tanah

pucuk dan tanah

penutup serta

pemuatan dan

pengangkutan

batubara.

PT Kutai

Energi

▪ Dinas

Perhubungan

Kab. Kukar

▪ Polres Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Perhubungan

Kab. Kukar

▪ Polres Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 54: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 56

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter Sumber Dampak

Metode Pengumpulan Dan Analisis

Data

Lokasi Pemantauan

Lingkungan Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

20 Keselamatan

dan

Kesehatan

Kerja (K3)

Tingkat

keselamatan

kerja dan

kesehatan para

pekerja.

• Pembersihan Lahan

Tambang

• Pengupasan Tanah

Pucuk & Tanah

Penutup

• Pemindahan &

Penimbunan Tanah

Pucuk & Penutup

• Pembongkaran

Batubara

• Pemuatan dan

Pengangkutan

Batubara

• Penimbunan

batubara

• Pengolahan

Batubara

• Pemuatan Batubara

Ke Ponton

• Aktifitas Bengkel

dan Genset

• Aktivitas Kantor dan

Sarana Penunjang

• Reklamasi Lahan

Metode Pengumpulan Data:

▪ Melakukan pengamatan dan

pencatatan langsung di lapangan

secara rutin dan berkala mengenai

tingkat keselamatan kerja dan

kesehatan para pekerja.

▪ Melakukan inspeksi apakah SOP

telah dilaksanakan dengan benar

▪ Melakukan inspeksi terhadap

potensi bahaya terhadap K3

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dicatat dalam

bentuk tabel (tabulasi data) dan

dianalisis secara deskriptif untuk

mengetahui tingkat keselamatan

kerja, kemudian segera dilakukan

penanganan untuk memaksimalkan

tingkat keselamatan kerja para

pekerja.

• Dilokasi kegiatan

Pembersihan Lahan

Tambang

• Dilokasi kegiatan

Pengupasan Tanah

Pucuk & Tanah

Penutup

• Dilokasi kegiatan

Pemindahan &

Penimbunan Tanah

Pucuk & Penutup

• Dilokasi kegiatan

Pembongkaran

Batubara

• Dilokasi kegiatan

Pemuatan dan

Pengangkutan

Batubara

• Dilokasi kegiatan

Penimbunan batubara

• Dilokasi kegiatan

Pengolahan Batubara

• Dilokasi kegiatan

Pemuatan Batubara

Ke Ponton

• Dilokasi Aktifitas

Bengkel dan Genset

• Dilokasi kegiatan

Aktivitas Kantor dan

Sarana Penunjang

• Dilokasi kegiatan

Reklamasi Lahan

Selama kegiatan

operasional

penambangan

berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan

dilakukan setiap

setiap hari.

PT. Kutai

Energi.

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar

▪ Dinas

Kesehatan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar

▪ Dinas

Kesehatan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 55: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 57

5.3.3. TAHAP PASCA OPERASI

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang

Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

1 Iklim Mikro Terjadinya

perubahan

suhu udara

(oC) dan

Kelembaban

(%) di lokasi

kegiatan.

Reklamasi

lahan lanjutan

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengukuran dan pengamatan langsung

dilapangan dengan menggunakan alat pengukur suhu dan

kelembaban.

Metode Analisis Data

Metoda analisis yang digunakan dalam pemantauan Iklim

mikro dengan menggunakan metoda perbandingan yaitu

dengan membandingkan hasil pengamatan dengan rona

lingkungan awal.

Di sekitar lokasi

kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan.

Selama kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan

berlangsung

dengan frekuensi 6

bulan sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

2 Bentang

Alam

▪ Kemiringan

lereng

penambanga

n dan

panjang

lereng

disposal

sesuai

dengan

kajian

geoteknik

yang telah

disetujui.

▪ Topografi

yang

terbentuk

setelah

kegiatan

reklamasi

menjadi lebih

baik (datar-

landai)

Reklamasi

lahan lanjutan

Metode Pengumpulan Data

Mengukur ketinggian lahan dengan altimeter dan membuat

garis kontur di lokasi bekas bukaan tambang dan waste

dump area dengan menggunakan theodolit (pemetaan

topografi lokal).

Metode Analisis Data

Hasil pengukuran digambarkan pada peta topografi,

kemudian dibandingkan dengan peta topografi sebelum

penambangan.

Di sekitar lokasi

kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan

Pada saat kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan

berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap

6 (enam) bulan

sekali

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 56: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 58

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

3 Aliran

Permukaan,

Erosi

▪ Peningkatan

Air limpasan

▪ Peningkatan

laju erosi

▪ Terjadinya alur

- alur erosi

▪ Reklamasi

lahan lanjutan

▪ Pascatamban

g dan

Pengembalian

Lahan

Aliran Permukaan

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data sub komponen Air limpasan (run

off) dilakukan dengan cara pengamatan langsung

dilapangan terhadap koofisien air larian dengan

memperhatikan luas areal terganggu pada kegiatan

pembuatan jalan tambang.

Metode Analsis Data

Analisis data Air limpasan (run off) dilakukan dengan

menggunakan rumus rasional (Chow, 1964): Q =

C.I.A

Hasil pemantauan langsung dilapangan dan

penghitungan kemudian dianalisis secara deskriptif

kuantatif dengan analisa komparasi.

Erosi

Metode Pengumpulan Data

Penggunaan tongkat penduga yang berskala (mm),

yaitu berupa tongkat yang ditancapkan di areal yang

telah diketahui luasnya, kemudian diukur tingkat

ketinggian tongkat tersebut dari permukaan tanah,

selang seberapa waktu kemudian ketinggian tongkat

tersebut diukur kembali. Perbedaan ketinggian

tersebut (mm) kemudian dikalikan dengan luas

daerah tersebut (m2) maka dapat diketahui besarnya

erosi yang terjadi pada daerah tersebut.

Pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa

terjadinya parit ataupun alur bekas erosi

Metode Analsis Data

▪ Hasil pemantauan dari patok berskala kemudian

dianalisis secara deskriptif kuantatif dan dilakukan

penghitungan jumlah tanah yang hilang akibat

erosi.

▪ Data erosi yang diperoleh dibandingkan dengan

kondisi erosi yang terjadi pada rona lingkungan

hidup awal.

Di lokasi

Reklamasi dan

revegetasi

lanjutan

Dilakukan pada

saat kegiatan

reklamasi dann

revegetasi lanjutan

berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap

6 (enam) bulan

sekali.

PT. Kutai

Energi.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 57: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 59

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

4 Sedimentasi,

Kualitas Air

▪ Peningkatan

sedimentasi

yang terjadi di

Sungai Panir,

Sungai Pulau

Seribu/Hulu

Jetty, Sungai

Pulau

Seribu/Hilir

Jetty, Sungai

Nangka Barat,

Sungai Palepo,

Sungai

Nangka, Anak

Sungai Nangka

1, Anak Sungai

Nangka 2.

▪ Kualitas air

buangan dari

outlet settling

pond

(parameter

TSS, pH, Fe

Total dan Mn

Total).

Memenuhi BML

sesuai Perda

Kaltim No. 02

Tahun 2011

▪ Kualitas air di

badan air sesuai

dengan BML

sesuai Perda

Kaltim No. 02

Tahun 2011

▪ Reklamasi

lahan lanjutan

▪ Pascatamban

g dan

Pengembalian

Lahan

Sedimentasi Metode Pengumpulan Data Sedimentasi dihitung dengan rumus : Qs = 0,0864 X Q X C Dimana : QS = Sedimen tersuspensi (ton/hari) Q = Debit aliran air (m3/detik) C = Rata-rata kandungan sedimen (mg/liter) Untuk nilai Q dilakukan pengamatan langsung di lapangan sedangakan nilai C (TSS = Total Suspended solid) didapat berdasarkan hasil analisis dari laboratorium yang terakreditasi Metoda Analisis Data ▪ Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel (tabulasi

data) dan dilakukan analisa komparasi. ▪ Data sedimentasi yang diperoleh dibandingkan dengan

beban sedimentasi yang terjadi pada rona lingkungan hidup awal.

Kualitas Air Metode Pengumpulan Data

- Melakukan pengambilan sample kualitas air pada outlet dari settling pond, dengan menggunakan jerigen plastik atau botol kaca (glass), kemudian sampel tersebut dianalisis di laboratorium yang terakreditasi.

- Parameter yang diamati khususnya adalah parameter kunci seperti TSS, Mangan (Mn), Besi (Fe) dan pH (diukur langsung di lapangan dengan pH meter).

- Melakukan pengukuran dan pengambilan sampel air di sungai/ badan penerima.

Metode Analisis Data - Metoda analisis yang digunakan dalam pemantauan kualitas

air sesuai dengan Metode SNI.

- Membandingkan hasil analisis dari kualitas air limbah dari outlet sediment pond dengan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan yang mengacu pada Perda Prov. Kaltim No. 02 tahun 2011 yaitu TSS maksimum 300 mg/l, Fe total maksimum 7 mg/l, Mn total maksimum 4 mg/l dan pH 6 – 9.

- Membandingkan hasil analisis kualitas air sungai dengan BML mengacu Perda Kaltim No. 02 Tahun 2011 maupun kualitas air rona lingkungan awal.

Di semua

outlet (titik

penaatan)

settling pond

dan di Sungai

Panir, Sungai

Pulau

Seribu/Hulu

Jetty, Sungai

Pulau

Seribu/Hilir

Jetty, Sungai

Nangka Barat,

Sungai

Palepo,

Sungai

Nangka, Anak

Sungai

Nangka 1,

Anak Sungai

Nangka 2

Selama

kegiatan

reklamasi

lahan

lanjutan

PT Kutai

Energi

berlangsung

dengan

frekuensi 6

bulan sekali.

PT Kutai

Energi

bekerjasama

dengan

laboratorium

pihak ketiga

yang

terakreditasi

dalam

kegiatan

pengambilan

sampling.

▪ Dinas

Kelautan dan

Perikanan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Kelautan

dan

Perikanan

Kab. Kukar

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas

ESDM

Prov.

Kaltim

Page 58: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 60

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang

Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

5 Vegetasi

Penutup

Lahan

▪ Cover crop

telah menutup

sebagian

besar lahan

reklamasi

(minimal 80%)

▪ Tanaman

penutup tanah

tumbuh

dengan baik

(minimal 80%).

▪ Tanaman

revegetasi

tumbuh

dengan baik

(minimal 80%)

▪ Reklamasi

lahan lanjutan

▪ Pascatamban

g dan

Pengembalian

Lahan

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan

pengumpulan data mengenai jenis tanaman,

pertumbuhan tinggi (m) dan diameter batang (cm)

dan jumlah tanaman hidup/tumbuh pada lokasi

reklamasi dan pasca tambang.

Metode Analisis Data

Menghitung jumlah tanaman, persentase tumbuh

tanaman, tinggi dan diameter dari tanaman serta

yang ditanam di lokasi reklamasi dan pascatambang

Di lokasi

reklamasi dan

revegetasi

lanjutan serta

lokasi

penutupan

tambang.

Dilakukan selama

kegiatan reklamasi

lahan (lanjutan)

serta kegiatan

penutupan

tambang

berlangsung

dengan frekuensi

pemantauan setiap

6 (enam) bulan

sekali

PT Kutai

Energi.

▪ PT PKU I ▪ Dinas

Perkebunan Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

▪ PT PKU I ▪ DLHK Kab.

Kukar ▪ DLH Prov.

Kaltim. ▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

6 Kesempatan

Kerja,

Kesempatan

Berusaha

▪ Hilangnya

kesempatan

kerja.

▪ Berkurangnya

usaha yang ada

di masyarakat.

▪ Adanya

penurunan

omzet/nilai

penjualan pada

warung/kios

yang

terpengaruh

dari kegiatan

tambang.

Pemutusan

hubungan kerja

Metode Pengumpulan Data

▪ Melakukan pencatatan secara langsung mengenai

jumlah tenaga kerja yang di PHK dan hilangnya

kesempatan berusaha pada saat pelaksanaan

kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK).

▪ Melakukan evaluasi terhadap kegiatan pelatihan/

kursus untuk karyawan sebelum di PHK

Metode Analisis Data

Melakukan pencatatan secara langsung mengenai

jumlah tenaga kerja yang di PHK pada saat

pelaksanaan kegiatan pemutusan hubungan kerja

(PHK).

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Kantor PT.

Kutai Energi

Dilakukan pada

saat kegiatan

pemutusan

hubungan kerja

berlangsung

dilakukan sekali

dalam kegiatan

tersebut

PT Kutai

Energi

▪ Pemerintah Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa.

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 59: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 61

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

7 Tingkat

Pendapatan

Terjadinya

penurunan

pendapatan

karyawan.

Pemutusan

hubungan kerja

Metode Pengumpulan Data

▪ Melakukan wawancara kepada pekerja yang terkena

PHK dan mengetahui apakah uang pesangon yang

diberikan kepada karyawan sesuai dengan masa kerja

dan besarnya mengacu pada Undang-Undang Nomor

13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

▪ Melakukan evaluasi apakah hak-hak pekerja telah

terpenuhi.

Metode Analisis Data

Melakukan analisis secara deskriptif kuantitatif antara

pendapatan karyawan pada saat PT Kutai Energi masih

beroperasi dan setelah karyawan di PHK.

Dilakukan

terhadap

pekerja/karyawan

PT Kutai Energi

baik lokal atau

pendatang.

Di lakukan pada

saat pemutusan

hubungan kerja

sampai

berakhirnya

proses PHK

dilakukan sekali

pada tahap PHK.

PT Kutai

Energi

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

8 Persepsi dan

Sikap

Masyarakat

Terjadinya

perubahan

persepsi dan

sikap

masyarakat

terhadap

perusahaan

▪ Pengembangan

dan

Pemberdayaan

Masyarakat dan

CSR lanjutan

▪ Pascatambang

dan

Pengembalian

Lahan

▪ Pemutusan

hubungan kerja

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pencatatan dan wawancara dengan

masyarakat, tokoh-tokoh kunci dan aparat desa tentang

persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat,

kegiatan pascatambang dan pemutusan hubungan

kerja (PHK) oleh PT Kutai Energi.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, kemudian diolah secara tabulasi

dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan

membandingkan persepsi dan sikap masyarakat pada

saat perusahaan beroperasi dan berakhirnya kegiatan

perusahaan.

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Kantor PT Kutai

Energi

Satu tahun

sebelum kegiatan

Pascatambang

dan PHK

dilakukan, pada

saat proses PHK

dan setelah

pascatambang.

PT Kutai

Energi

▪ Pemerintah

Desa Batuah,

Desa Tani

Harapan,

Kelurahan

Jawa dan

Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa

Janan, Sanga

Sanga dan

Muara Jawa.

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Transmigrasi

dan Tenaga

Kerja Kab.

Kukar.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

▪ Dinas ESDM

Prov. Kaltim

Page 60: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 62

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis

Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

9 Konflik Sosial Potensi

terjadinya

ketidakpuasan

yang berujung

pada konflik

antara

karyawan dan

PT Kutai Energi

Pemutusan

hubungan kerja

Metode Pengumpulan Data

▪ Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan

wawancara langsung dengan pekerja yang terkena

dampak kegiatan pemutusan hubungan kerja

(PHK).

▪ Melakukan evaluasi apakah hak-hak pekerja telah

terpenuhi.

▪ Mengevaluasi apakah proses PHK telah sesuai

dengan ketetuan peraturan perundang undangan

yang berlaku

Metode Analisis Data

Melakukan analisis data secara deskriptif dan

menganalisis antara hak karyawan dan kewajiban

perusahaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. .

▪ Desa Batuah

▪ Desa Tani

Harapan

▪ Kelurahan

Jawa

▪ Kelurahan

Teluk Dalam.

▪ Kantor PT

Kutai Energi

Dilakukan 1 tahun

sebelum

pascatambang dan

kegiatan PHK

sampai dengan

kegiatan PHK

selesai

PT Kutai

Energi

▪ Pemerintah Desa di sekitar lokasi tambang yaitu di Desa Batuah, Desa Tani Harapan, Kelurahan Jawa dan Kelurahan Teluk Dalam.

▪ Muspika Loa Janan, Sanga Sanga dan Muara Jawa

▪ Polres Kab. Kukar

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

▪ Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kab. Kukar.

▪ Polres Kab. Kukar

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

10 Kecelakaan

Lalu Lintas

Umum dan

K3

Kemungkinan

terjadinya

kecelakaan lalu

lintas umum

selama

kegiatan

demobilisasi

peralatan.

Demobilisasi

Peralatan dan

Reklamasi

lahan lanjutan

Metode Pengumpulan Data

Melakukan pengamatan langsung di lapangan pada

saat kegiatan demobilisasi berlangsung dan

kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas umum.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dicatat dalam bentuk tabel

(tabulasi data) dan dilakukan analisa dan evaluasi

selama kegiatan demobilisasi.

Difokuskan

pada titik-titik

persimpangan

jalan umum

dengan jalan

tambang dan di

sepanjang jalan

di area

reklamasi dan

jalur

demobilisasi.

Dilakukan pada

saat kegiatan

reklamasi lahan

lanjutan dam

demobilisasi

peralatan

berlangsung.

PT Kutai

Energi

▪ Dinas Perhubungan Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

▪ DLHK Kab. Kukar

▪ DLH Prov. Kaltim.

▪ Dinas ESDM Prov. Kaltim

Page 61: 5.2. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) …

RKL-RPL

V - 63

No

Dampak Lingkungan Yang Di Pantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Dampak

yang Timbul

Indikator/

Parameter

Sumber

Dampak Metode Pengumpulan Dan Analisis Data

Lokasi

Pemantauan

Lingkungan

Hidup

Waktu Dan

Frekuensi

Pemantauan

Pelaksana Instansi

Pengawas

Instansi

Penerima

Laporan

Dampak lainnya yang di pantau

1 Limbah

Domestik

▪ Telah

tersedia

tempat

sampah

(minimal

tempat

sampah

organik dan

anorganik)

▪ Telah

melaksanak

an prinsip

Reduce,

Reuse dan

Recycle

dalam

pengelolaan

sampah

Aktivitas pekerja Metode Pengumpulan Data:

▪ Memantau dan mencatat timbulan limbah

domestik secara periodik

▪ Membuat sumur pantau dan melakukan

pemantauan kualitas air lindi setiap bulan dan

dilakukan analisis di laboratorium yang

terakreditasi.

Metode Analisis Data

Data limbah domestik yang terkumpul selanjutnya

dilakukan analisis deskriptif – komparatif antara

kesesuaian di lapangan dengan ketentuan/

kewajiban yang harus dipenuhi.

▪ TPA limbah

domestik

▪ Kantor

▪ Mess

▪ Kantin/dapur

▪ Bengkel

▪ Rumah/tempat

kompos

▪ Selama kegiatan

bengkel dan

genset serta

sarana dan

prasarana

berlangsung

dengan frekuensi

setiap hari.

▪ Pencatatan air

lindi dilakukan

setiap bulan.

PT Kutai

Energi

▪ Pemerintah

Kecamatan

Loa Janan

▪ Dinas

Kesehatan

Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab.

DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

Dinas ESDM

Prov. Kaltim

▪ Dinas

Kesehatan

Kab. Kukar.

▪ DLHK Kab.

Kukar

▪ DLH Prov.

Kaltim.

Dinas ESDM

Prov. Kaltim