20
40 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011 ABSTRACT KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ZOOPLANKTON DI KOLAM JORONG BARUTAMA GRESTON KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh : Sri Eva Nulya, Asri Lestari, St Wahidah Arsyad The pond of Jorong Barutama Greston, then in abbreviated the JBG pond is a water area which yet to use as a place of fish expanding. Zooplankton is animal plankton which has actively move because its movement tool, where its live as one of the natural foods for water organism especially fish. The purpose of this research is to find out the species, the variety, and the abundance of zooplankton in the JBG pond at the Swarangan village of Jorong district of Tanah Laut regency. This research using descriptive eksplorative method with observation technic. This research using in the JBG pond opproximately 48 point of observation which its distance is 25 metres each point. For taking sample is using net plankton number 25. The data analysis is based on species, nilai penting (NP) and indeks keanekaragaman (H'). The result of the research obtained 18 kinds of zooplankton, namely, Euglypha aspera, Brachionus ulcerialis, Difflugia sp (1), Philodina rotifer, Sida crystallina, Daphnia pulex, Philodina roseola, Difflugia sp (2), Cyclops sp, Lembadion sp, Pompholix sulcata, Awerintzewia cyclostoma, Frontonia leucas, Nebela sp, Euglypha leavis, Difflugia lobosa, Bosmina longilotris, and Pleuroxus sp. Indeks keanekaragaman (H') indicates score 1,418 which contain of moderate various category. Zooplankton which has a highest abudance, that is Difflugia sp (1) approximately 53,01 and alowest Frontonia leucas approximately 4,42. Keywords: various, abundance, zooplankton, JBG pond.

52-91-1-SM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 52-91-1-SM

40 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

ABSTRACT

KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ZOOPLANKTON DI KOLAM JORONG BARUTAMA GRESTON KECAMATAN JORONG

KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Oleh : Sri Eva Nulya, Asri Lestari, St Wahidah Arsyad

The pond of Jorong Barutama Greston, then in abbreviated the JBG pond is a water area which yet to use as a place of fish expanding. Zooplankton is animal plankton which has actively move because its movement tool, where its live as one of the natural foods for water organism especially fish. The purpose of this research is to find out the species, the variety, and the abundance of zooplankton in the JBG pond at the Swarangan village of Jorong district of Tanah Laut regency. This research using descriptive eksplorative method with observation technic. This research using in the JBG pond opproximately 48 point of observation which its distance is 25 metres each point. For taking sample is using net plankton number 25. The data analysis is based on species, nilai penting (NP) and indeks keanekaragaman (H'). The result of the research obtained 18 kinds of zooplankton, namely, Euglypha aspera, Brachionus ulcerialis, Difflugia sp (1), Philodina rotifer, Sida crystallina, Daphnia pulex, Philodina roseola, Difflugia sp (2), Cyclops sp, Lembadion sp, Pompholix sulcata, Awerintzewia cyclostoma, Frontonia leucas, Nebela sp, Euglypha leavis, Difflugia lobosa, Bosmina longilotris, and Pleuroxus sp. Indeks keanekaragaman (H') indicates score 1,418 which contain of moderate various category. Zooplankton which has a highest abudance, that is Difflugia sp (1) approximately 53,01 and alowest Frontonia leucas approximately 4,42.

Keywords: various, abundance, zooplankton, JBG pond.

Page 2: 52-91-1-SM

41 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Pendahuluan

Kolam Jorong Barutama Greston selanjutnya disingkat menjadi kolam

JBG terletak di Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.

Kolam JBG ini termasuk perairan tawar yang lentik atau lentis (tenang).

Berdasarkan informasi masyarakat dan pekerja, selama ini belum ada

tindakan atau langkah-langkah ke arah pemanfaatan kolam sebagai tempat

pembudidayaan ikan, khususnya ikan air tawar. Jika kolam tersebut akan

dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan ikan air tawar maka terlebih

dahulu perlu diketahui potensi yang ada di kolam tersebut, berkaitan dengan

keberadaan pakan alami bagi ikan yaitu plankton, khususnya zooplankton.

Menurut Effendie (1978) besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara

lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Umumnya makanan yang

pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya

adalah plankton yang bersel tunggal dan berukuran kecil.

Air kolam JBG pada musim kemarau tidak mengalami kekeringan

sehingga dimanfaatkan oleh perusahaan Jorong Barutama Greston untuk

penyemprotan jalan dan masyarakat setempat memanfaatkan air kolam

tersebut untuk keperluan sehari-hari misalnya air minum, memasak dan

mencuci. Sedangkan pada musim hujan air kolam tidak dimanfaatkan oleh

masyarakat karena kebutuhan air telah terpenuhi. Kolam JBG sampai saat ini

belum dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan ikan air tawar, hal ini

disebabkan masyarakat khawatir terhadap kegagalan dalam pembudidayaan

ikan.

Kolam merupakan habitat organisme dalam kehidupannya, antara lain

jasad renik yaitu plankton. Menurut Nontji (1987) kemampuan potensial dari

suatu perairan untuk menghasilkan suatu sumber daya perairan ditentukan

oleh produktivitas fitoplankton. Fitoplankton mampu menghasilkan zat-zat

organik yang diperlukan oleh makhluk hidup yang lain dalam hal ini yaitu

zooplankton. Walaupun berukuran mikroskopis peranan zooplankton dan

Page 3: 52-91-1-SM

42 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

fitoplankton sangat besar terhadap suatu perairan, yaitu sebagai makanan

alami bagi ikan maupun organisme lain yang mengkonsumsinya. Oleh karena

itu, ketersediaan zooplankton dalam suatu habitat perairan juga sangat

menentukan kehidupan ikan yang ada di perairan tersebut, dimana

zooplankton merupakan salah satu komponen rantai makanan yang ada di

perairan tersebut.

Plankton adalah jasad-jasad renik yang melayang dalam air, tidak

bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus (Sachlan, 1972).

Menurut Djarijah (Wahyunie, 2006) plankton ada yang bergerak aktif seperti

hewan umumnya, tetapi ada juga yang melakukan fotosintesis seperti halnya

tumbuhan darat. Jenis plankton yang bergerak aktif disebut zooplankton

(plankton hewani), sedangkan jenis plankton yang bisa melakukan asimilasi

disebut fitoplankton (plankton nabati). Kemampuan gerak plankton, kalau

ada, sangat terbatas hingga selalu terbawa oleh arus (Nontji, 1987)

Zooplankton ditemukan pada semua kedalaman air karena adanya

flagel sehingga mereka memiliki kekuatan untuk bergerak yang meskipun

lemah, membantunya naik ke atas dan ke bawah (Michael, 1995). Menurut

Hutabarat & Evans (1986) zooplankton sebenarnya termasuk golongan

hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada

beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka sangat kecil jika

dibandingkan dengan gerakan arus itu sendiri. Menurut Hasymi (1986)

sebagian besar zooplankton di perairan bergerak vertikal setiap hari, mereka

bergerak ke permukaan pada malam hari dan ke arah dasar siang hari.

Pergerakan zooplankton tersebut dipengaruhi oleh cahaya.

Penelitian tentang zooplankton yang terdapat pada kolam buatan juga

telah dilaporkan dalam penelitian sebelumnya. Wahyunie (2006) melaporkan

pada tambak udang CV. Surya Alam Tunggal Desa Tabanio Kecamatan

Takisung Kabupaten Tanah Laut terdapat 14 spesies zooplankton. Pada

tambak yang belum berisi udang ditemukan 5 spesies zooplankton yaitu

Page 4: 52-91-1-SM

43 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Brachionusplicatilis, Calanus tenuicornis, Tintinnopsis lobiancoi, Evadne

tergestina, dan Nauplius sp yang termasuk dalam class Crustaceae, Rotifera,

dan Ciliata. Sedangkan pada tambak yang sudah berisi udang ditemukan 10

spesies zooplankton yaitu Calanus tenuicornis, Brachionus urceolaris, Nerita

alb icilla, Zanclea sessilis, Harmathoeimbricata, Clausocalanus arcuicornis,

Balanus amphitrite, Macrosetella gracilis, Asterina pectinifera, dan Leptodora

sp yang termasuk dalam class Crustaceae, Rotifera, Ciliata, Gastropoda,

Hydrozoa, Polychaeta, dan Asteroidea. Selain itu penelitian serupa juga

dilaporkan oleh Marlina (2008), pada kolam JBG ada 16 jenis fitoplankton

yaitu class Chlorophyceae terdiri atas Bambusina brebissonii, Clostriopsis

longissima Lammermann, Mougeotia jochalge, Zygnema insigne (Hassall)

Kutzing, Spirogyra ionia, Bambusina sp, Mougeotia pilosum, Gloeocystis

gigas dan Gonatozygon monotaenium, class Bacillariohyceae terdiri atas

Navicula radiosa, Navicula transitans, Melosira varians, Tabellaria tenestrata,

Fragilaria capucina dan class Xantophyceae terdiri atas Tribonema sp dan

Tribonema bombycinium. Kerapatan yang tertinggi diduduki oleh Clostriopsis

longissima Lammerman yaitu 69024,239 ind/l dan yang terendah pada

Fragillaria crotonensis yaitu 165,870 ind/l. Indeks diversitas fitoplankton

menunjukkan angka 1,470 yang termasuk kedalam kategori “sedang

melimpah”

Penyelidikan pendahuluan dengan menggunakan plankton net no. 25

di kolam JBG ditemukan berbagai jenis zooplankton yang telah diidentifikasi

berasal dari kelompok filum Arthropoda dan Rotifera contohnya Cyclops sp

dan Phillodina sp. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dilakukan uji

pendahuluan untuk mengetahui layak tidaknya kolam tersebut sebagai

tempat pembudidayaan ikan. Salah satu langkah tersebut adalah dengan

pengukuran parameter biotik air yaitu tersedianya makanan alami, dalam hal

ini adalah zooplankton, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui

keanekaragaman dan kemelimpahan zooplankton yang terdapat pada kolam

Page 5: 52-91-1-SM

44 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Jorong Barutama Greston Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten

Tanah Laut.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

eksploratif dengan teknik pengambilan sampel secara teknik observasi yaitu

pengamatan langsung ke lapangan dan pengambilan sampel.

Pengambilan sampel dilakukan di kolam JBG Desa Swarangan

Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut. Pengamatan dilakukan di

Laboratorium Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin. Penelitian

ini dilaksanakan selama kurang lebih 12 bulan, yaitu mulai Januari sampai

dengan Desember 2008 dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan.

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2008.

Populasi penelitian ini adalah semua zooplankton yang terdapat di

kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.

Sampel penelitian ini adalah semua zooplankton yang tertangkap oleh

plankton net nomor 25 Pengambilan sampel dilakukan pada 48 titik sampel

dengan pengulangan sebanyak 2 kali.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air kolam

JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut, sampel

zooplankton dan yodium lugol sebagai bahan pengawet zooplankton.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plankton net nomor 25

untuk menangkap zooplankton, pipet tetes digunakan untuk mengambil

sampel dari wadah sementara, botol sampel untuk menyimpan air sample,

kertas label untuk memberi nama sampel yang diambil, tabel kerja dan alat

tulis untuk mencatat hasil pengamatan di lapangan, secchi desk untuk

mengukur kecerahan air dengan satuan cm, termometer untuk mengukur

suhu air dengan satuan ºC, pH meter untuk mengukur pH, DO meter untuk

mengukur kandungan oksigen terlarut di dalam air dengan satuan mg/L, lux

Page 6: 52-91-1-SM

45 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

meter untuk mengukur intensitas cahaya dengan satuan Lux, rol meter untuk

mengukur jarak titik sampel, mikroskop untuk mengamati dan menghitung

zooplankton, kaca benda dan kaca penutup digunakan untuk mengamati dan

menghitung jumlah plankton, dan kamera digital untuk dokumentasi.

Prosedur penelitian ini melalui 2 tahap yaitu tahap persiapan dan

tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi melakukan observasi lokasi

penelitian, mengurus surat ijin penelitian, dan mempersiapkan alat serta

bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Sedangkan tahap

pelaksanaan meliputi:

1) Menentukan titik-titik sampel secara sistematis pada kolam yang dibagi

dengan 4 stasiun pengamatan yaitu 2 di bagian tepi dan 2 di bagian

tengah.

2) Setiap stasiun dibuat titik-titik pengamatan di jarak 25 meter, sehingga

jumlah titik atau sampel pengamatan 4 x 12 titik sampel = 48 titik sampel

(Lampiran 2).

3) Mengukur parameter lingkungan pengamatan meliputi kecerahan air,

intensitas cahaya, suhu air, pH air dan oksigen terlarut (lampiran 8 dan 9).

Sedangkan pengamatan padatan terlarut (TDS), Nitrit (NO2) dan Timbal

(Pb) dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Banjarmasin.

4) Mengambil sampel air dari dasar kolam sampai ke permukaan air dengan

menggunakan plankton net nomor 25, kemudian diperoleh volume air

sebanyak 50 ml. Hasil penyaringan ditampung dalam botol sampel, lalu

ditetesi larutan yodium lugol sebanyak 3 tetes dan memberi label.

5) Melakukan pengamatan zooplankton dilakukan di Laboratorium

Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin. Pengamatan

zooplankton dengan cara sebagai berikut: sebelum diambil untuk diamati,

sampel terlebih dahulu dikocok sehingga homogen, kemudian diteteskan

sebanyak 1 ml pada kaca benda yang sudah dimodifikasi dan ditutup

dengan kaca penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop.

Page 7: 52-91-1-SM

46 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Pengamatan terhadap zooplankton dilakukan sebanyak 3 kali pada setiap

sampel.

6) Melakukan perhitungan jumlah setiap jenis zooplankton dengan

menggunakan kaca benda yang sudah dimodifikasi dengan volume 1 ml

di bawah mikroskop yang dilihat dengan perbesaran 10x40 seluas bidang

pandang, dimulai dari sebelah kanan lalu digeser sampai ke tepi, lalu

diteruskan ke bagian bawah sambil digeser sampai semua zooplankton

yang tampak dapat dihitung.

7) Melakukan pemotretan zooplankton yang ditemukan dengan

menggunakan kamera digital.

8) Mengidentifikasi jenis zooplankton yang ditemukan dengan mengacu

pada pustaka dan divalidasi oleh Dra. Asri Lestari, M. Pd.

9) Mentabulasi data yang didapatkan dari hasil perhitungan zooplankton

pada kaca benda.

Analisis Data

a. Mengidentifikasi Zooplankton

Untuk mengidentifikasi zooplankton mengacu pada buku Fresh Water

Biology (Edmondsond, 1995), Kunci Identifikasi Zooplankton (Hutabarat &

Evans, 1986), buku-buku lain yang relevan dan situs internet, dan validasi

oleh Dra. Asri Lestari, M. Pd.

b. Jumlah Individu Per Jenis Per Satuan Liter

Untuk menghitung jumlah individu per jenis persatuan liter digunakan

rumus berdasarkan Greenbreg, dkk (1987) dengan rumus, yaitu:

C x V'

No =

Vc x Vw

Page 8: 52-91-1-SM

47 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Keterangan:

No = Jumlah individu per jenis

C = Jumlah organisme yang dihitung

V' = Volume contoh konsentrat

Vc = Volume yang dihitung

Vw = Volume sampel keseluruhan

c. Kemelimpahan Zooplankton

Untuk kemelimpahan zooplankton digunakan nilai penting yang

mengacu pada Soerianegara dan Indrawan (1978) dengan rumus:

Kerapatan (K) = Jumlah individu suatu spesies

Total cuplikan

Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan suatu spesies x 100%

Kerapatan seluruh spesies

Frekuensi (F) = Jumlah titik ditempati suatu spesies

Jumlah seluruh cuplikan

Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi sutu spesies x 100%

Frekuensi seluruh spesies

Nilai Penting (NP) = KR + FR

d. Keanekaragaman Zooplankton

Untuk mengetahui keanekaragaman zooplankton digunakan indeks

keanekaragaman dari Shannon-Wiener dalam Michael (1995) dengan rumus

Page 9: 52-91-1-SM

48 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

H' = - ∑ Pi ln Pi, dimana Pi = ni/N

Keterangan:

H' = Indeks keanekaragaman

ni = Banyaknya individu satu jenis

N = Jumlah total individu

Pi = Kemelimpahan proporsional

Kategori untuk indeks keanekaragaman:

H'<1, indeks keanekaragaman rendah

H'1-3, indeks keanekaragaman sedang

H'>3, indeks keanekaragaman tinggi.

Hasil Penelitian 1. Jenis Zooplankton

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap

zooplankton di kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten

Tanah Laut telah ditemukan 18 jenis zooplankton. Hal ini dapat dilihat pada

tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Jenis-jenis zooplankton yang ditemukan di kolam JBG Desa Swarangan

Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.

No. Filum Class Ordo Familia Genus Spesies 1.

Protozoa

Lobosa Testacealobosa

Nebelidae Awerintzewia Awerintzewia cyclostoma

2. Nebela Nebela sp 3.

Difflugidae Difflugia

Difflugia sp (1)

4. Difflugia sp (2)

5. Diflugia lobosa

6.

Filosa Testaceafilosa Euglyphidae Euglypha

Euglypha leavis

7. Euglypha aspera

8. Ciliophora Ciliata Holotrichida Frontoniidae Lembadion Lembadion sp

Page 10: 52-91-1-SM

49 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

9. Frontonia Frontonia leucas

10.

Arthropoda Crustacea

Cladocera

Sididae Sida Sida crystalina

11. Daphnidae Daphnia Daphnia pulex

12. Bosminidae Bosmina Bosmina longilotris

13. - Chydoridae Pleuroxus Pleuroxus sp 14. - Cyclopoida Cyclops Cyclops sp 15.

Rotifera

Monogononta Ploima Brachionidae Branchionus Brachionus

ulcerialis 16. Fluscolariaceae Testudinellidae Pompholyx Pompholyx

sulcata 17.

Bdelloidea Bdeloida Philodinidae Philodina

Philodina rotifer

18. Philodina roseola

2. Keanekaragaman dan Kemelimpahan Zooplankton

Hasil pengamatan jenis zooplankton yang terdapat di kolam JBG Desa

Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut dan hasil perhitungan

dari data yang diperoleh dapat diketahui besarnya keanekaragaman dan

kemelimpahan zooplankton dapat dilihat dari nilai penting (NP) dan H'. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Keanekaragaman dan kemelimpahan zooplankton yang ditemukan di kolam

JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut.

No Spesies

Jumlah individ

u Kerapata

n KR Frekuensi FR NP H' (/liter)

1 Euglypha aspera 37.1 0.77 1.09 0.77 6.96 8.05 0.03

7

2 Brachionus ulcerialis 940.3 19.59 27.6

5 1.00 9.02 36.6

7 0.31

6

3 Difflugia sp (1) 1495.9 31.17 43.9

9 1.00 9.02 53.0

1 0.36

2

4 Philodina rotifer 398.2 8.30 11.7

1 0.79 7.14 18.8

5 0.20

4

5 Sida cyistallina 147.3 3.07 4.33 0.77 6.96 11.2

9 0.10

5

6 Daphnia pulex 21.2 0.44 0.62 0.52 4.70 5.32 0.02

3

Page 11: 52-91-1-SM

50 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

7 Philodina roseola 14.4 0.30 0.42 0.46 4.14 4.56 0.01

7

8 Difflugia sp (2) 32.3 0.67 0.95 0.65 5.83 6.78 0.03

3

9 Cyclops sp 39.5 0.82 1.16 0.54 4.89 6.05 0.03

9

10 Lembadion sp 34.7 0.72 1.02 0.54 4.89 5.91 0.03

5

11 Pompholix sulcata 29.4 0.61 0.86 0.56 5.08 5.94 0.03

1

12 Awerintzewia cyclostoma 25.5 0.53 0.75 0.48 4.32 5.07

0.027

13 Frontonia leucas 22.6 0.47 0.67 0.42 3.76 4.42 0.02

5

14 Nebela sp 22.6 0.47 0.67 0.50 4.51 5.18 0.02

5

15 Euglypha leavis 56.3 1.17 1.66 0.67 6.02 7.67 0.05

1

16 Difflugia lobosa 23.6 0.49 0.69 0.44 3.95 4.64 0.02

6

17 Bosmina longilotris 31.3 0.65 0.92 0.46 4.14 5.06 0.03

2

18 Pleuroxus sp 28.4 0.59 0.84 0.52 4.70 5.53 0.03

0

Jumlah 3400.643 70.847 100.00 11.083 100.00 200.00 1.41

8

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk kemelimpahan

terbesar pada daerah pengamatan yang dilihat dari Nilai Penting tertinggi

adalah Difflugia sp (1) dan Brachionus ulcerialis yaitu masing-masing sebesar

53,01 dan 36,67. Sedangkan jenis yang memiliki nilai penting terkecil adalah

Frontonia leucas yaitu sebesar 4,42.

Hasil pengukuran terhadap kondisi lingkungan pada kawasan

penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Hasil pengukuran parameter lingkungan dan kandungan kualitas air pada

kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut

No Parameter Rerata Baku Mutu 1. Suhu air (ºC) 25,54 20-30** 2. pH air 6,70 6-9*** 3. Oksigen terlarut (mg/L) 5,44 >3***

Page 12: 52-91-1-SM

51 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

4. Intensitas cahaya (Lux) 5761,04 - 5. Kedalaman (cm) 306,23 - 6. Kecerahan air (cm) 40,19 - 7. TDS* 65,7 1000*** 8. Nitrit (NO2)* <0,002 0,06*** 9. Timbal (Pb)* 0,02885 0,3***

Keterangan = * Analisis dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Banjarmasin ** Asmawi (1986) *** PP No.20 Tahun 1990, air golongan C (untuk perikanan dan peternakan)

Pembahasan

1. Jenis-jenis Zooplankton

Plankton merupakan makhluk yang melayang di air dan

pergerakannya tergantung pada arus. Terdapat beberapa zooplankton yang

bergerak aktif, hal ini dikarenakan adanya alat gerak berupa flagel ataupun

silia.

Berdasarkan hasil penelitian dan identifikasi sampel zooplankton pada

kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut

didapatkan 18 jenis zooplankton yaitu Euglypha aspera, Brachionus ulcerialis,

Difflugia sp (1), Philodina rotifer, Sida crystallina, Daphnia pulex, Philodina

roseola, Difflugia sp (2), Cyclops sp, Lembadion sp, Pompholix sulcata,

Awerintzewia cyclostoma, Frontonia leucas, Nebela sp, Euglypha leavis,

Difflugia lobosa, Bosmina longilotris, dan Pleuroxus sp yang terdiri dari 4 filum

yaitu Protozoa, Ciliophora, Arthropoda, dan Rotifera; 6 class yaitu Lobosa,

Filosa, Crustacea, Ciliata, Monogononta dan Bdelloidea; 7 ordo yaitu

Testacealobosa, Testaceafilosa, Cladocera, Holotrichida, Ploima,

Fluscolariaceae, dan Bdeloida; dan 12 familia yaitu Nebelidae, Difflugidae,

Euglyphidae, Sididae, Daphnidae, Bosminidae, Chydoridae, Frontoniidae,

Brachionidae, Testudinellidae, dan Philodinidae.

Keberadaan zooplankton dalam perairan sangat erat kaitannya

dengan kelangsungan hidup organisme yang terdapat di perairan tersebut.

Keterkaitan ini dikarenakan selain fitoplankton, zooplankton merupakan salah

Page 13: 52-91-1-SM

52 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

satu makanan ikan ataupun organisme lain yang ada di perairan tersebut.

Zooplankton ditemukan pada semua kedalaman air karena adanya flagel

sehingga mereka memiliki kekuatan untuk bergerak yang meskipun lemah,

membantunya naik ke atas dan ke bawah (Michael, 1995).

2. Keanekaragaman Zooplankton

Untuk menentukan keanekaragaman zooplankton yang terdapat pada

kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut

dapat dilihat dari nilai indeks keanekaragaman (H'). Berdasarkan hasil

perhitungan dan analisa data indeks keanekaragaman yang terdapat pada

Tabel 2 sebesar 1,418. Fachrul (2007) mengatakan bahwa kriteria indeks

keragaman (H') 1,418 masih termasuk di antara 1-3. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa kondisi kolam JBG masih dalam tingkat cukup bersih karena

masih memungkinkan keanekaragaman sedang untuk biota perairan

terutama zooplankton. Sementara itu, keberadaan fitoplankton sebagai

produsen juga sangat mempengaruhi tingkat keberadaan zooplankton

sebagai konsumen pemakan fitoplankton. Dalam hal ini, penelitian

fitoplankton yeng telah dilakukan oleh Marlina (2008) juga menunjukkan nilai

keanekaragaman sedang.

Nilai indeks keanekaragaman termasuk sedang bagi zooplankton yang

terdapat pada kolam JBG, diduga disebabkan oleh dukungan faktor

lingkungan dan kandungan kualitas air yang terdapat pada kolam JBG

tersebut. Menurut Michael (1995) sebagai pelarut yang baik, di dalam air

mengandung zat-zat kimia yang terlarut di dalamnya dan digunakan oleh

organisme perairan dalam berbagai aktivitas metabolik. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 3 Hasil pengukuran fakor lingkungan dan kandungan

kualitas air tersebut akan dijelaskan dalam uraian sebagai berikut.

Suhu air mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan

organisme, keperluan oksigen terlarut dan penguraian di perairan. Setiap

Page 14: 52-91-1-SM

53 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

organisme memiliki batasan atau kisaran suhu yang berbeda-beda. Peranan

suhu sangat penting karena banyaknya biota intoleran terhadap suhu tinggi

dan rendah. Suhu air berdasarkan pengukuran parameter lingkungan

menunjukkan rerata 25,54 ºC. Suhu tersebut masih dapat dikatakan sesuai

dengan kehidupan organisme air termasuk zooplankton yang terdapat di

kolam JBG ini. Menurut Asmawi (1986) secara umum suhu optimum bagi

perkembangan plankton adalah 20ºC sampai dengan 30ºC.

Nilai pH air hasil pengukuran di kolam JBG reratanya adalah 6,70.

Menurut Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 pH air yang baik untuk

perikanan berkisar antara 6-9. Selaras dengan hal tersebut, Asmawi (1986)

juga berpendapat bahwa pH cukup menentukan dalam penilaian kelayakan

untuk ikan dan organisme akuatik lainnya, dan perairan yang produktif

memilki pH antara 6,5 - 7,5. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada

kolam JBG ini memiliki pH air yang masih dalam kisaran pH perairan yang

produktif. Selain itu Kolam JBG juga memiliki pH yang ideal untuk kehidupan

zooplankton.

Rerata kecerahan perairan pada kolam JBG adalah 40,19 cm.

Kecerahan menunjukkan adanya kemampuan intensitas cahaya matahari

menembus suatu perairan. Penetrasi cahaya sering dihalangi oleh zat yang

terlarut dalam air, kekeruhan terutama yang disebabkan oleh lumpur serta

partikel-partikel yang mudah mengendap sehingga cahaya matahari yang

masuk ke dalam perairan menjadi berkurang (Odum, 1998). Sedangkan

intensitas cahaya di kolam JBG reratanya adalah 5761,04 Lux. Intensitas

cahaya bagi plankton berpengaruh terhadap proses fotosintesis khususnya

pada fitoplankton. Fitoplankton merupakan rantai utama dan sangat penting

bagi keberadaan zooplankton.

Berdasarkan hasil pengukuran kadar oksigen terlarut yang terdapat

pada kolam JBG diperoleh rerata 5,44 mg/L. Oksigen di dalam perairan

diperoleh dari hasil fotosintesis oleh fitoplankton. Berdasarkan Peraturan

Page 15: 52-91-1-SM

54 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Pemerintah No.20 Tahun 1990 tentang air golongan C (untuk perikanan dan

peternakan), kadar oksigen terlarut disyaratkan lebih dari 3 mg/L. Menurut

Hammer (Anonim, 2008s) kandungan oksigen terlarut dalam perairan

mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya sehingga dapat

menimbulkan kompetisi untuk memperoleh oksigen guna kebutuhan

respirasinya. Kompetisi umumnya terjadi antara makhluk atau biota yang

berada dalam sistem interaksi, bagi organisme yang lemah akan punah,

sebaliknya yang menang akan berkembang. Kompetisi akan menimbulkan

toleransi yang merupakan interaksi antara biota dengan faktor lingkungan

(Odum, 1993).

Padatan terlarut merupakan salah satu faktor pembatas yang

mempengaruhi kecerahan, dalam hal ini padatan terlarut dapat mengurangi

cahaya yang masuk ke dalam air. Berdasarkan hasil pengukuran kandungan

padatan terlarut yang dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan

Banjarmasin diperoleh nilai kandungan 6,57 mg/L. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.20 Tahun 1990 tentang air golongan C (untuk perikanan dan

peternakan), kadar maksimum bagi padatan terlarut adalah 1000 mg/L. Jika

kandungan padatan terlarut terlalu tinggi maka akan mengurangi atau

menghalangi penetrasi cahaya ke dalam badan air, sehingga dapat

menghambat proses fotosintesis oleh fitoplankton serta tumbuhan air lainnya.

Kondisi ini akan mengurangi pasokan oksigen terlarut dalam badan air

sehingga dapat berakibat menurunnya produktivitas perairan (Anonim,

2008s). Sama halnya dengan padatan terlarut, pengukuran kandungan Nitrit

dan Pb juga dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Banjar masin. Hasil

pengukuran kandungan Nitrit yaitu <0,002 mg/L dan kandungan Pb rerata

adalah 0,02885 mg/L. Dan berdasarkan baku mutunya menurut Peraturan

Pemerintah No.20 Tahun 1990 tentang air golongan C (untuk perikanan dan

peternakan), kadar maksimum bagi kandungan Nitrit dan Pb diperairan

adalah masing-masing sebesar 0,06 mg/L dan 0,3 mg/L. Dengan demikian

Page 16: 52-91-1-SM

55 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

kandungan padatan terlarut, Nitrit dan Pb yang terdapat pada perairan kolam

JBG masih dalam kadar yang dapat di toleransi oleh organisme perairan,

khususnya zooplankton.

3. Kemelimpahan Zooplankton

Untuk menentukan kemelimpahan zooplankton yang terdapat pada

kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut ini

dapat dilihat dari nilai penting (NP) yang ditentukan oleh kerapatan individu

per liter dan frekuensi kemunculannya. Berdasarkan Tabel 2 dapat dketahui

bahwa zooplankton yang memiliki nilai penting tertinggi adalah Difflugia sp (1)

yaitu sebesar 53,01. Jenis ini juga memiliki kerapatan dan frekuensi tertinggi

dibandingkan jenis lainnya. Hal ini diduga karena jenis ini memiliki jumlah

yang terbesar dan penyebaran yang luas di area penelitian. Hal ini tentunya

didukung oleh tempat hidup yang baik serta sesuai dengan kebutuhan jenis

ini dimana faktor fisika dan kimia perairan sangat mempengaruhi dan

mendukung keberadaannya serta makanan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhannya berupa fitoplankton sehingga keberadaannya lebih besar.

Selain itu perkembangbiakan dengan membelah diri secara cepat

serta didukung oleh sumber daya yang cocok bagi kehidupannya menjadikan

Difflugia sp (1) mampu menduduki nilai penting tertinggi. Hal ini sesuai

karena Difflugia sp (1) termasuk ke dalam class Lobosa dari filum Protozoa,

yang mana jenis-jenis zooplankton yang ditemukan pada kolam JBG ini

kebanyakan termasuk ke dalam filum tersebut. Menurut Anonim (2009)

Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan

reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Jika kondisi

lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan

membentuk membran tebal dan kuat yang disebut kista. Menurut

Edmondsond (1995) Difflugia sp (1) memiliki pseudopodia lobosa yaitu

Page 17: 52-91-1-SM

56 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

pseudopodia yang tebal sehinga dapat dengan kuat menangkap

makanannya.

Jenis zooplankton dengan kemelimpahan terendah yaitu Frontonia

leucas dengan nilai penting sebesar 4,42. Hal tersebut menandakan bahwa

jenis ini kurang mampu berkembang biak dengan baik yang disebabkan

faktor pendukung kehidupannya kurang sesuai, sehingga memiliki jumlah

yang paling sedikit dibandingkan dengan jenis lainnya. Selain itu, menurut

Edmondsond (1995) jenis ini termasuk dalam class Ciliata yang memiliki alat

gerak berupa silia yang sederhana dan kurang aktif, sehingga jenis ini kurang

bisa bergerak aktif untuk mendapatkan makanannya.

Dalam penelitian ini ada zooplankton yang memiliki kemelimpahan

tinggi dan ada yang memiliki kemelimpahan rendah, dimana perbedaan

kemampuan penyebaran antarjenis tersebut sangat erat kaitannya dengan

faktor lingkungan dan kemampuan beradaptasi suatu jenis dengan

lingkungannya. Jenis yang mempunyai kemampuan beradaptasi tinggi akan

terus berkembang dan pada akhirnya akan melimpah keberadaannya,

sedangkan yang kurang sesuai akan sedikit populasinya. Selain itu

keberadaan dan kemelimpahan jenis lainnya menunjukkan bahwa kondisi

lingkungan kolam JBG merupakan habitat yang masih dapat ditoleransi untuk

kehidupan zooplankton meskipun dengan kemampuan beradaptasi yang

terbatas. Seperti yang dijelaskan oleh Sastrawijaya (1991) bahwa plankton

dapat hidup di perairan dengan kerapatan yang berbeda akibat adanya

kemampuan mentoleransi kondisi lingkungan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1) Jenis zooplankton yang terdapat pada kolam JBG Desa Swarangan

Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut terdiri atas 18 jenis, yaitu

Page 18: 52-91-1-SM

57 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Euglypha aspera, Brachionus ulcerialis, Difflugia sp (1), Philodina rotifer,

Sida crystalina, Daphnia pulex, Philodina roseola, Difflugia sp (2), Cyclops

sp, Lembadion sp, Pompholix sulcata, Awerintzewia cyclostoma,

Frontonia leucas Nebela sp, Euglypha leavis, Difflugia lobosa, Bosmina

longilotris, dan Pleuroxus sp.

(2) Keanekaragaman yang terdapat pada kolam JBG Desa Swarangan

Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut adalah sedang yaitu sebesar

1,418.

(3) Zooplankton yang memiliki kemelimpahan tertinggi adalah Difflugia sp (1)

yaitu dengan NP sebesar 53,01 dan kemelimpahan terendah adalah

Frontonia leucas yaitu dengan NP sebesar 4,42.

Saran (1) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan kualitas air

pada kolam JBG Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah

Laut untuk upaya pembudidayaan ikan air tawar.

(2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis-jenis zooplankton

yang masih memiliki nama jenis “sp” sehingga jenis tersebut memiliki

nama jenis yang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Peraturan Pemerintah No. 20 Tentang Standar Kualitas Air di Perairan Umum. http://www.kualitas air.html. Diakses tanggal 27 Januari 2009.

. 2000. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut tentang Kecamatan Jorong dalam Angka BPS, Tanah Laut.

.2009.http://kambing.ui.edu/bebas/v12/sponsor/SponsorPendam Ping/Pra-weda/Biologi/0015%20Bio%201-4a.htm

Page 19: 52-91-1-SM

58 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Asmawi. 1986. Manajemen Kualitas Air. Fakultas Perikanan Unlam. Banjarmasin.

Barnes. Robert D. 1987. Invertebrate Zoolagy. Fifth Edition. Saunders

Collage Publishing. Gettysburg Collage. Pennsylvania. Edmondson, W.T. 1995. Fresh Water Biology. Second Edition. New York.

London Sydney. Effendie, Moch. Ichsan. 1978. Biologi Perikanan Bagian I. Studi Natural

History. Fakultas Perikanan Institut Perikanan. Bogor. Fachrul, Dr. Melati Ferianita. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi

Aksara. Jakarta. Greenberg, A. E, R.R. Trussel, dan L. S. Clesceri. 1985. Standar Methods

For The Examination Of Water and Wastewater, Sixteenth ediotion. Hasymi, Ali. 1986a. Dasar-dasar Ekologi. Yayasan Badan Penerbit Unlam.

Banjarbaru. Anonim. 1986b. Pengantar Ilmu Perikanan. Jurusan Manajemen Sumberdaya

Perairan Unlam. Banjarbaru. Hutabarat, Sahala & Stewart M. Evans. 1986a. Kunci Identifikasi

Zooplankton. UIP. Jakarta. Anonim.1986b. Pengantar Oseanografi. UIP. Jakarta. Marlina, Hj. 2008. Jenis dan Kerapatan Fitoplankton di Kolam Jorong

Barutama Greston Desa Swarangan Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. P. MIPA. FKIP Unlam. Banjarmasin.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan

Laboratorium.UIP. Jakarta. Nontji, Anugerah. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. Odum, Eugene P. 1998. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. Sachlan, M. 1972. Planktonologi. Direktorat Djendral Perikanan. Semarang.

Page 20: 52-91-1-SM

59 Jurnal Wahana-Bio Volume VI Desember 2011

Samingan, Thjahjono. 1980. Dasar-dasar Ekologi Umum Bagian I.

Departemen Botani Fakultas Pertanian Institut Pertanian. Bogor. Sastrawijaya, T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta. Soerianegara, I & A. Indrawan. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen

Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Wahyunie, Widya. 2006. Keanekaragaman Zooplankton pada Tambak Udang

CV. Surya Alam Tunggal Desa Tabanio Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut. PMIPA FKIP Unlam. Banjarmasin.