12
EKONOMIKA MONETER II LIQUIDITY PREFERENCES AS BEHAVIOR TOWARDS RISK Galuh M Iqbal SAS 09/280230/EK/17289 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

EKONOMIKA MONETER II

LIQUIDITY PREFERENCES AS BEHAVIOR TOWARDS RISK

Galuh M Iqbal SAS

09/280230/EK/17289

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

2010

Page 2: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

James Tobin adalah seorang profesor dari Yale University dan merupakan seorang

NeoKeynesian. Dia merupakan neokeynesian yang mengatur pilihan likuiditas dan berkebalikan

dengan demand of cash dan rate of interest. Keynesian model menganggap bahwa seseorang akan

memilih kekayaannya hanya untuk disimpan atau hanya untuk surat berharga. Melalui

penelitiannya, Tobin menjelaskan bagaimana resiko yang akan didapat seseorang dengan dua hal

itu. Kita dapat melihat semuanya itu dari :

1) Transaction balances and investment balance

-Transaction Balance: size and composition

Pada saat ini saldo tidak menentu dan tidak ada sinkronisasi antara pmasukan dan

pengeluaran individu. Sinkronisasi atau tidaknya pemasukan dan pengeluaran ditentukan

oleh sebuah institusi.

- Investment Balance and portfolio decisions

Pada saat ini merupakn kebalikan dari transaction balance. Disini pengeluaran dan

pemasukan sangat survive, tetapi saldo tidak berputar secara setahun.

2) Inelasticity of interest rate expectation

- Some Simplifying Assumption

Pada saatn ini diasumsikan hanya satu monetary yaitu memegang cash atau surat

consols. Saat memgang surat berharga memiliki hasil tingkat bunga (r) dibagi setahu,

sedangkan saat memegang uang diasumsikan nol. Seorang investor mengasumsikan saat

cash A1 dan saat consols A2 dan diasumsikan saat setahun full.

a) Fixed Expectations of Future Rate

Pada akhir tahun investor mengexpectasikan tingkat bunga surat berharga adalah re.

Dan investor juga tidak hanya melihat dari tingkat bunganya saja tetapi capital gain atau

loss g yang dirumuskan :

Page 3: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

Dan adanya kondisi re :

Pada kurva ini menjelaskan saat lebih kecil dari 0 maka investor memilih cash

sedangkan saat lebih besar dari nol investor memilih consols.

b) Sticky and Certain Interest Rate Expectations

c) Difference of Opinion and The Aggregate Demand for Cash

d) Capital Gains or Losses and Open Market Operations

Capital gains atau losses menjelaskan keuntungan atau kerugian investor saat menjual

consols.

e) Keynesian Theory and Its Critics

Kaldor mengkritik :

Keynes lebih ke verbal di banding substantive

Leontief dan Fellner :

Page 4: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

Teory Keyns underemployement equilibrium

Jika seorang investor menghadapi ketidakpastian tingkat suku bunga dari consol di masa depan,

investasi pada consol ini akan menyebabkan sebuah resiko dari capital gain atau loss. Semakin

banyak investor berinvestasi pada consol berarti investor mengasumsikan resiko lebih tinggi.

Dengan meningkatakan proporsinya pada consol investor berharap mendapatkan expected return

yang lebih besar.

Kurva di atas dibagi dua, dari kurva tengah ke atas sumbu Y menggambarkan expected return dan

sumbu x menggambarkan tingkat resiko. Dari grafik tersebut kita bisa menggambarkan bahwa

investor dapat berharap mendapatkan return yang lebih besar.

Sedangkan grafik dari tengah ke bawah sumbu Y sebelah kiri menggambarkan investasi pada

consol, sedangkan sumbu Y sebelah kanan menggambarkan investasi. Garis OB menggambarkan

tingkat resiko terhadap proporsi consol yang dipegang.

Portofolia mengandung arti A1 cash dan A2 consol, kita mengsasumsikan bahwa a1 dan a2 tidak

bergantung pada uang yang akan kita rencanakan untuk investasi.

sehingga return portofolio adalah R = A2( r + g ) 0≤A2≤1

Page 5: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

resiko pada portofolio di ukur oleh standar deviasi dari R, dimana hal tersebut merupakan suatu

ukuran dari dispersi kemungkinan yang di dapatkan terhadap µR. Jadi semakin tinggi return maka

akan semakin tinggi pula risk.

proporsi consol pada A2, investor menentukan expected return dan resikonya. syarat dimana

investor mendapatkan expected return yang lebih besar dengN asumsi resiko yang ditanggung

bertambah, adalah :

Loci indifference

investor diasumsikan memiliki preferensi antara expected return (µR) dan tingkat resiko (σR) yang

digambarkan melalui kurva indifferen. Investor tebagi menjadi dua, yaitu risk-lover dan risk-

averters. Pada risk-lover invertor selalu mengharapkan return yang lebih besar dengan tingkat

resiko yang lebih tinggi, seperti yang digambarkan pada figure 3.1 risk-lov₁₂₃er akan lebih

memilih indeferen I2 dibandingkan I1 juga I3 dibanding I2. Untuk risk-averters investor akan lebih

memilih mendapatkan return yang lebih kecil untuk mendapatkan capital gain yang lebih besar

yang diberikan dari nilai yang tinggi, jadi risk averter tidak menyukai resiko besar. Ada 2 jenis risk

averter, yaitu : diversifiers dan plungers.

Diversifier memiliki indifference curve cekung menaik ke atas dan plunger memiliki indifference

cur ve cembung ke bawah.

sebagai investor yang dilihat besarnya return pada kenyataannya tidak hanya terpengaruh pada

besarnya risk.

Effects of changes in the rate of interest

Rasionalisasi Investor

1. Mengestimasi secara subjektif distribusi probabilitas dari capital gain atau capital loss dalam

memegang consol

2. Mengevaluasi peningkatan prospektif dalam kesejahteraannya dalam ukuran fungsi utilitas

cardinal

3. Membuat ranking prospek alternative menurut expected value dari utilitas

3 Bentuk Maksimisasi

I. Tangen di antara indifference curve dan opportunity locus (T1, T2, T3) menunjukkan

diversifikasi yang dilakukan risk averter. Cash A1 dan Consol A2 nilainya akan positif.

II. Dalam Figur 5, opportunity locus adalah OC dan C adalah poin expected return dan risiko

yang mampu dicapai investor. Utility maximum dari C dapat dimiliki oleh risk lover dan risk

averter. I1 dan I2 menunjukkan indifference curve untuk diversifier. Sedangkan I1’ dan I2’

menunjukkan indifference curve untuk risk lover.

Page 6: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

III. Terjadi pada plunger (spekulan), di mana pada corner maximum dari titik origin, balance

seluruhnya dipegang dalam bentuk kas. Kasus ini tidak terjadi pada investor yang

indifference curve-nya menunjukkan constant-expected-utility loci seperti di bagian 3.3.

Figur 5

Sekarang kita bisa mencari tahu konsekuensi dari perubahan interest rate r, dengan estimasi

risiko atas capital gain or loss adalah konstan. Naiknya r akan membuat opportunity locus bergerak

ke kiri. Akibatnya terhadap kepemilikan kas dan konsol investor ada 3:

I

Pada Figur 4, OC1, OC2, dan OC3 menunjukkan opportunity loci pada interest rate yang

lebih tinggi. Indifference curve I1, I2, dan I3 menunjukkan bahwa tangen T1, T2, dan T3

berkorespondesi dengan kepemilikan konsol A2 yang lebih tinggi. Dalam hal ini, demand for cash

investor berhubungan terbalik dengan interest rate.

II dan III

Sebuah perubahan interest rate tidak bisa membuat risk lover untuk mengubah

preferensinya. Divisifier mungkin saja bergerak dari coner maximum ke regular interior

maximum dalam merespon kenaikan atau penurunan interest rate.

3.5 Effects of changes in risk

Estimasi investor σg, risiko memegang aset moneter selain aset, yakni konsol, adalah

subjektif. σg dipengaruhi oleh pengalaman pasar, serta kebijakan fiskal dan moneter.

Page 7: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

T1 dan A2 (r1, σg) mewakili posisi awal investor pada interest rate r1 dan risiko σg. OC1

adalah opportunity locus dan OB1 adalah hubungan risiko dari konsol. Jika investor beranggapan

bahwa risiko akan turun ke σg/2, opportunity locus bergerak ke poin T2. Hubungan risiko dari

konsol juga akan berpindah ke OB2. Jadi, poin T2 berkoresponden dengan A2 (r1, σg/2).

3.6 multiple alternative to cash

Sebelumnya telah dibahas bahwa hanya ada satu alternatif selain cash, yaitu aset A2 yang kita

representasikan sebagai consols. Kali ini kita akan membahas A2 sebagai aset noncash di mana A2

adalah aggregate share dari berbagai aset.

Contoh kasus di mana ada beberapa aset selain cash, di mana xi (i = 1,2,..,m) adalah jumlah

investasi dari masing-masing aset. Masing-masing xi adalah non-negative, dan jumlah xi =A2 <=1.

the over all expected return is:

= A2r = xiri

A2 = /r

The over all variance of return is :

xixjvij

A2=

Gambar 9

Page 8: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

Pada gambar 9, Sebuah locus pada saat expected return constant disebut dengan constant-return

locus. Salah satu contoh constant return locus adalah garis sampai . melewati garis C.

sepanjang garis linear tersebut merupakan kombinasi antara x1 dan x2 denganexpected return yang

sama. Semakin tinggi constant-return locus menunjukkan kombinasi aset pada tingkat expected

return yang semakin tinggi.

Kumpulan titik (locus) yang memiliki risiko yang sama disebut dengan constant-risk locus. Berbeda

dengan constant-return locus yang berbentuk linear, locus ini memiliki bentuk yang elipsodial.

constant-return locus pada gambar 9 ditunjukkan oleh sampai melewati titik C. semaikin

tinggi locus menunjukkan kombinasi aset pada tingkat risiko yang lebih besar.

Dari gambar 9 diketahui bahwa titik C dan titik C’ adalah kedua titik yang menunjukkan kombinasi

yang dominan antara x1 dan x2, Yaitu kombinasi di mana investor mendapatkan expected return

yang maksimal pada tingkat risiko yang paling minimal. Jadi, sebagai contoh seorang investor tidak

mungkin mendapatkan expected return yang lebih tinggi dari C tanpa menambah risiko. Garis E

merupakan locus dari titik-titik dominan.

Dari gambar 9 juga dapat dijelaskan pula proporsi kombinasi antara aset cash dan non-cash.

Contohnya pada titik dominan C, merupakan proporsi noncash dan untuk proporsi cash.

4. implikasi analisis untuk teori preferensi likuiditas Tobin

Theory of risk avoiding behavior menunjukkan basis preferensi likuiditas dan menyajikan hubungan

inversal antara permintaan akan uang dan tingkat bunga. Teori ini tidak tergantung pada inelastisitas

dari ekspektasi seseorang akan future interest rate, namun juga berdasar atas asumsi bahwa

expected value dari capital gain/loss selalu nol, hal ini berbeda dengan teori keynesian yang

dijelaskan di sub bab 2. Lebih jauh lagi teori ini memiliki keunggulan empirikal dibanding dengan

teori keynes, yaitu dimungkinkannya diversifikasi aset antara cash dan “consols”.

Teori yang permintaan uang dari tobin merupakan satu langkah maju terutama dalam memantapkan

landasan teori keynes pada tingkat mikro. Perilaku spekulatif seseorang konsumen pemilik

kekayaan dianalaisa dengan cara yang sama dengan perilaku yang dikenal dalam teori mikro, yaitu

menggunakan prinsip maksimisasi utility. Demikian pula hubungan antara permintaan spekulatif

akan uang dengan faktor-faktor penentunya (tingkat bunga, besarnya kekayaan, tingkat risiko, dan

selera) menjadi lebih jelas. Di samping itu beberapa kelemahan-kelemahan dari asumsi dari

formulasi keyenes yang telah disebutkan di awal dari bagiuan ini, bisa dihindari. Perlu diingat pula

bahwa validitas analisa tobin yang dikemukakan di sini tidaklah terbatas pada kasus yang

Page 9: 51280572 Liquidity Preferences as Behavior Towards Risk Resume

menganggap bahwa kekayaan hanya bisa dipegang dalam bentuk aktiva lainnya (dengan tingkat

"pengahsilan" dan risiko masing-masing).

Teori tobin adalah penerapan pendekatan maksimisasi utility untuk diversifikasi aktiaa pada

umumnya, dan pendekatan semacam ini tidak banyak berbeda dari pendekatan yang dianut oleh

kaum klasik modern dalam teori kwantitas modern-nya.