Upload
nosfianra-sofrat
View
251
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PROPOSAL PENGEMBANGAN BISNIS
PENDIRIAN USAHA
BUDIDAYA PEPAYA IPB 9 (Calina)
Diusulkan oleh:
AZIZ WILDAN
ARI ADRIANTO
BUDI SETIAWAN
GUNARYO
UPAYA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MENGEMBANGKAN BUDIDAYA PEPAYA IPB 9
Business Plan Sampoerna 2011 Page 1
Business Plan
2010
EXECUTIVE SUMMARY
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki beraneka ragam buah-buahan yang terhampar
diseluruh Nusantara. Salah satu buah yang bisa dibilang hampir seluruh masyarakat mengenal dan
menyukainya adalah buah pepaya. Pepaya merupakan komoditas buah yang memiliki banyak fungsi
dan manfaat. Sebagai buah segar, pepaya banyak dikonsumsi karena mengandung nutrisi yang baik
serta harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan buah lainnya. Konsumsi pepaya mencapai
2,28 kg per kapita dan menempati urutan kedua setelah pisang.
Usaha yang akan dijalankan merupakan usaha budidaya pepaya IPB 9 (Calina) merupakan
varietas open pollinated yang dihasilkan dari riset unggulan nasional (Rusnas) buah untuk konsumsi
segar. Lokasi usaha akan didirikan di daerah Bogor. Bogor merupakan lokasi yang cocok untuk
tempat budidaya pepaya karena memiliki ketinggian 750 m dpl, curah hujan 4000 mm/tahun dengan
suhu udara rata-rata 27oC. Dari segi pemasaran, Bogor merupakan pasar pepaya yang strategis
karena dekat dengan Jakarta yang membutuhkan pasokan pepaya yang biasanya hilang dari pasar
pada pertengahan Juli - Agustus.
Pendirian usaha budidaya pepaya IPB 9 (Calina) di Bogor membutuhkan modal awal sebesar
Rp 35.051.300 Dana ini terdiri dari dana pribadi sebesar Rp 10.515.300 dan investor sebesar Rp.
24.535.700. Nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp 81.398.138, IRR 108%, Net B/C sebesar 2,58 dan
mencapai payback periode dalam jangka waktu 1,23 tahun. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut,
usaha ini sangat layak direalisasikan.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 2
LATAR BELAKANG
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang disukai
masyarakat. Disamping rasanya yang enak, pepaya juga digemari orang karena banyak mengandung
zat gizi vitamin dan mineral yang tinggi dan berkhasiat bagi kesehatan. Selain itu, harga pepaya juga
relatif terjangkau dan dapat diperoleh sepanjang tahun. Oleh karena itu, tak heran bila pangsa pasar
buah pepaya cukup luas karena banyak dijual di pasar tradisional, pasar swalayan, hingga disajikan di
hotel dan acara-acara pesta. Tingginya minat masyarakat akan buah pepaya turut meningkatkan
permintaan buah pepaya.
Potensi ekonomi pepaya dapat didekati dari besaran konsumsi perkapita di dalam negeri
yang menempati urutan kedua setelah pisang. Menurut data Departemen Pertanian Tahun 2006,
konsumsi pepaya pada tahun 2006 mencapai 2,28 kg per kapita. Pada tahun 2015, jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan berjumlah 315 juta jiwa, sehingga kebutuhan pepaya dalam negeri dapat
mencapai 705 600 ton. Berdasarkan harga pepaya di pasar eceran yang mencapai Rp 2500 per kg,
maka nilai konsumsi pepaya pada tahun 2015 mencapai Rp 1,7 triliun. Kondisi konsumsi pepaya yang
sangat potensial akan terus dapat ditingkatkan apabila tersedia pepaya dengan kualitas yang
memenuhi persyaratan konsumen baik dari konsistensi, ukuran, bentuk, warna, tekstur dan aroma.
Dengan laju peningkatan konsumsi pepaya sebesar 0,01 kg per kapita per tahun (Deptan, 2006),
menjadikan budidaya pepaya sebagai sebuah peluang bisnis yang prospektif.
Tanaman pepaya juga bisa dimanfaatkan sebagai komoditas bisnis yang menjanjikan.
Selain buah segar, bagian tanaman pepaya yang memiliki nilai ekonomi lainnya adalah getah pepaya
yang dapat dimurnikan menjadi papain yang bernilai ekonomi tinggi. Papain mengandung enzim
proteolitik yang sangat dibutuhkan oleh industri makanan, terutama untuk pengempuk atau pelunak
daging, sebagai bahan baku kosmetik, serta digunakan pada industri penyamakan kulit dan
pengolahan wol.
Berdasarkan berbagai manfaat tersebut, pepaya menjadi salah satu komoditas yang
potensial untuk dikembangkan yang berorientasi pada agribisnis. Dalam luasan 1 hektar, buah
pepaya yang bisa dipanen mencapai 40 – 70 ton/2 tahun. Produksi tersebut diperoleh pada kisaran
populasi 1600 tanaman/ha dalam kondisi lingkungan yang optimal.
Meski Indonesia kaya akan keragaman buah tropika, tetapi produksi buah dalam negeri
terancam tergeser dengan maraknya buah-buah impor. Oleh karena itu, perdagangan buah-buahan
yang berkualitas tinggi, jaminan produksi buah berkesinambungan (kontinuitas), serta aman, sehat
dan menyediakan mutu sesuai permintaan konsumen menjadi spesifkasi/standar kualitas yang harus
Business Plan Sampoerna 2011 Page 3
diikuti. Untuk dapat menghasilkan pepaya yang mampu bersaing diantara buah-buah impor lainnya,
maka jenis pepaya yang dibudidayakan adalah jenis pepaya unggul.
Saat ini Pusat Kajian Buah Tropika LPPM IPB telah memiliki beberapa varietas pepaya
unggul, diantaranya adalah Pepaya Arum Bogor, Prima Bogor, Pepaya Sukma, IPB 3, dan IPB 9 yang
merupakan varietas open pollinated yang dihasilkan dari riset unggulan nasional (Rusnas) buah
untuk konsumsi segar, serta Wulung Bogor (IPB 10) yang memiliki kadar papain tinggi.
Sentra produksi pepaya antara lain terdapat di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Subang,
Bandung, Boyolali, Wonogiri, Magelang, Banyuwangi, Pontianak, dan Balikpapan. Bogor merupakan
kawasan strategis yang dekat dengan pasar (Bogor dan Jakarta) dan agroklimat yang sangat
mendukung untuk budidaya pepaya. Selain itu kondisi geografis kabupaten Bogor dianggap sangat
mendukung untuk pengembangan pepaya karena memiliki ketinggian 750 m dpl, curah hujan 4000
mm/tahun dengan suhu udara rata-rata 27oC.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 4
GAMBARAN USAHA
Jenis Usaha
Usaha yang akan kami kembangkan adalah usaha budidaya pepaya dengan subsistem
budidaya agrobisnis (on-farm agrobusiness). Subsistem agrobisnis adalah usaha budidaya atau
bertanam pepaya. Pepaya yang akan dibudidayakan adalah papaya unggul yang dimiliki Pusat Kajian
Buah Tropika LPPM IPB, yaitu IPB 9 (Calina). Melalui proses budidaya pepaya nantinya akan
dihasilkan buah pepaya segar varietas IPB 9. Melalui pengembangan budidaya pepaya unggul ini
diharapkan produktivitas dan kualitas buah pepaya meningkat. Selain itu, karakteristik IPB 9 dalam
menghasilkan buah sesuai dengan karakteristik buah pepaya yang diinginkan konsumen, yaitu
memiliki kulit buah yang halus, rasa yang manis, dan daging buah tebal berwarna kemerahan.
Budidaya IPB 9 juga memiliki keuntungan karena pohonnya yang pendek (dwarf) berkisar 1,5 – 2,0
meter. Hal ini akan meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja dan waktu, baik pemeliharaan
maupun pemanenan. Dengan demikian ongkos produksi dapat ditekan seminimal mungkin.
Pada awal usaha, kegiatan utama yang akan dilakukan adalah budidaya pepaya yang
meliputi persiapan lahan dan benih, perawatan hingga saat panen, yaitu sekitar 7 – 8 bulan. Pada
bulan ke-8 hingga akhir proyek sudah memasarkan buah segar.
Kepemilikan Usaha
Usaha ini akan dijalankan dengan modal bersama dari empat orang pemilik usaha
ditambah dengan dana bantuan dan pinjaman dari pihak luar (investor). Status kepemilikian usaha
tetap berpusat pada lima orang pemilik, sedangkan investor merupakan mitra yang diajak
bekerjasama dengan perolehan keuntungan berupa profit share hasil usaha.
Produk yang Ditawarkan
Produk yang akan dihasilkan dari usaha ini adalah buah pepaya segar IPB 9 dengan
berbagai keunggulannya. Penggolongan jenis pepaya segar adalah seperti yang diperlihatkan pada
Tabel 1.
Pepaya segar untuk konsumsi IPB 9 akan dibudidayakan dalam 1 ha lahan dengan jumlah
1600 pohon yang berjarak 2,5 m x 2 m. Dalam 1 minggu akan menghasilkan sekitar 1200 kg pepaya
segar. Harga jual pepaya segar saat ini berkisar Rp 2000 – Rp 3000/kg.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 5
Tabel 1. Penggolongan pepaya ke dalam beberapa kelas
Berdasarkan bobot Berdasarkan penampakanKelas Bobot (Kg) Kelas Keterangan
A 2,50 – 3,00 Super -Kualitas sesuai karakteristik varietas-Bebas dari kerusakan
B 1,80 – 2,49 A
-Kualitas buah sesuai karakteristik varietas-Cacat yang kecil namun tidak mempengaruhi penampilan umum-Sedikit kerusakan bentuk-sedikit kerusakan pada kulit
C 1,50 – 1,79 B
-Kualitas sesuai karakteristik varietas-Bentuk tidak sempurna-Warna tidak merata-Terdapat kerusakan pada kulit buah-kerusakan tidak mempengaruhi daging buah
D < 1,5 atau > 3,0
Lokasi Usaha
Rencana pendirian usaha budidaya pepaya yaitu di Jalan Raya Dramaga, Kab Bogor.
Pemilihan Lokasi ini sudah mendukung berbagai kriteria untuk mendukung pertumbuahan pohon
pepaya, yaitu ketinggian tempat di daerah Bogor bervariatif antara 500-750 m dpl, termasuk di
dalamnya Kec. Dramaga yang akan dijadikan lokasi usaha. Dengan curah hujan 4000 mm/tahun dan
suhu udara rata-rata 27-30oC serta rata-rata hari hujan sebanyak 18 hari/bulan menjadikan daerah
ini cocok untuk budidaya pepaya. Tempat ini juga memiliki beberapa kelebihan, diantaranya dekat
dengan sumber air dan sungai, tersedianya tenaga kerja lepas masyarakat sekitar lahan dan dekat
mudahnya akses ke lokasi tersebut.
Gambar 1. Lahan yang telah disemprot herbisida yang akan dijadikan lokasi budidaya
Di lokasi ini pula telah dilakukan uji kecocokan untuk budidaya pepaya menggunakan bibit
varietas IPB 9 dengan hasil yang cukup baik seperti diperlihatkan pada gambar 2.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 6
Gambar 2. Pepaya varietas IPB 9 yang ditanam di lokasi rancana usaha
Business Plan Sampoerna 2011 Page 7
ANALISIS DAN STRATEGI PEMASARAN
Permintaan, Trend, dan Peluang Pasar
Usaha budidaya pepaya ini dijalankan semata-mata berdasarkan faktor market driven.
Faktor ini mendasari sebuah usaha yang berdiri karena survei terhadap barang yang dibutuhkan
konsumen. Survei dilakukan kepada supplier a.n Pak Yayat yang berlokasi di Kecamatan Cijeruk,
Kabupaten Bogor, beliau memasarkan pepaya ke pasar-pasar tradisional dan supermarket di
Jabodetabek. Dari keterangan beliau, pasokan yang ada sekarang belum dapat memenuhi
permintaan pasar. Rata-rata kebutuhan pepaya yang beliau tangani adalah 30 ton per minggu dan
saat ini pepaya yang beliau kumpulkan dari beberapa petani hanya terpenuhi 10% dari permintaan
pasar. Ditambah lagi saat curah hujan yang tinggi antara bulan Juli-September yang dapat
mengakibatkan proses pembungaan pepaya menjadi terhambat, sehingga pepaya sangat sulit
didapat.
Selain itu dalam rangka memenuhi tugas kuliah yang pernah diberikan di kampus, pernah
dilakukan survei di beberapa pasar tradisional di daerah Majalengka (tempat tinggal salah satu
pengusul usaha), pasar tersebut diantaranya adalah pasar Prapatan, Leuwimunding, Rajagaluh,
Cigasong, Kadipaten, dan Jatiwangi. Dari hasil survei diketahui bahwa dalam setiap pasar paling tidak
terdapat 2-3 lapak yang menjual pepaya dengan kebutuhan pepaya yang berbeda-beda mulai dari
100 kg/tiga hari sampai 1000 kg/tiga hari. Jika diasumsikan dalam setiap pasar terdapat 2 lapak
dengan permintaan buah pepaya 100 kg/tiga hari, maka dari 6 pasar yang disurvei memiliki
permintaan pepaya sedikitnya sebanyak 1200 kg/tiga hari atau sekitar 12000 kg/bulan. Masih dari
hasil survei, harga beli pepaya dari distributor berkisar antara Rp. 2000 - Rp. 3000 perkilogramnya,
selain itu kriteria pedagang pasar dalam hal membeli pepaya yang paling utama adalah dari segi
penampakan fisik, harga, dan rasa. Bobot pepaya yang diinginkan sekitar 2 kg, bentuk panjang,
warna hijau halus, dengan tingkat kematangan antara 50-80%. Sebagian besar pedagang pepaya di
Majalengka memperoleh pepaya dari pasar Caringin, Bandung yang berjarak sekitar 170 Km atau 3
jam perjalanan dari lokasi usaha mereka.
Keluar dari daerah Bogor dan Majalengka, gambaran peluang budidaya pepaya di Indonesia
secara umum adalah sebagai berikut, konsumsi pepaya nasional pada tahun 2002 mencapai 2,24
kg/kapita dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 2,28 kg/kapita, menempati urutan kedua setelah
pisang. Kontribusi pepaya terhadap pasokan buah nasional saat ini baru 4 persen. Dari sisi
permintaan dan penawaran tersebut, potensi untuk pengembangan pepaya di dalam negeri masih
sangat tinggi. Dengan asumsi tingkat konsumsi perkapita sama seperti pada tahun 2006,
pertambanahan penduduk dari 212 juta menjadi 315 juta pada tahun 2015 akan menyebabkan
Business Plan Sampoerna 2011 Page 8
kebutuhan peningkatan konsumsi pepaya dari 474.880 ton menjadi 705.600 ton pertahun (PKBT,
2009). Masih menurut PKBT (2009) sampai awal tahun 2009, hampir semua produk pepaya
konsumsi tidak mengalami kendala dalam pemasaran, bahkan sampai saat ini penawaran pepaya
baru memenuhi 50 persen dari total permintaan pasar sasaran. Oleh karena itu, trend yang selalu
meningkat akan kebutuhan pepaya menjadikan bisnis penjualan pepaya segar berpeluang besar
untuk dikembangkan.
Strategi Penentuan Harga
Harga menentukan persepsi konsumen terhadap sebuah pasar yang dijual di pasar. Pada
awal usaha, semua pepaya yang dihasilkan akan dijual kepada supplier yaitu Pak Yayat dan sudah
didapatkan kesepakatan dengan beliau (menunggu tanda tangan kontrak). Seiring berjalannya
waktu, pepaya akan kami pasarkan mandiri langsung ke pasar. Oleh karena itu, pepaya segar pada
usaha ini nantinya akan dijual dengan beberapa harga tergantung kelasnya. Kesepakatan harga dari
masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Harga jual pepaya berdasarkan kelas mutu
Kelas Harga
Super Rp 2500 per kg
A Rp 2000 per kg
B Rp 1000 per kg
Strategi Distribusi
Sistem distribusi yang akan dijalankan berusaha untuk memudahkan supplier pepaya segar
untuk memperoleh pepaya. Pepaya yang dipanen akan dikumpulkan kemudian disortir terlebih
dahulu sebelum diambil oleh supplier. Menurut perjanjian, trasnportasi dibebankan kepada pihak
supplier. Setelah itu supplier mendistribusikannya ke beberapa pasar tradisional dan supermarket.
Pemasaran
a. Segmentasi Pasar
Semua pepaya yang dihasilkan akan diterima oleh supplier tetapi dengan harga yang
variatif berdasarkan kualitas pepaya tersebut sesuai dengan kesepakatan harga (tabel 2).
Business Plan Sampoerna 2011 Page 9
b. Target Pasar
Pada awal usaha, target pasar kami adalah supplier pepaya untuk pasar tradisional
dan supermarket a.n Pak Yayat. Seiring berjalannya waktu, pepaya akan kami pasarkan
secara mandiri ke tangan distributor dan konsumen (end user)secara langsung dengan cara
membuat fruit shop (rencana jangka panjang).
c. Positioning
Usaha ini memposisikan dirinya sebagai penyedia pepaya segar dengan harga
terjangkau. Produk yang berkualitas artinya mempunyai kualitas prima dan para distributor
dan konsumen dapat mengaksesnya dengan mudah.
Promosi
Guna meningkatkan penjualan produk maka dilakukan promosi agar pasar mengetahui
keberadaan usaha ini. Media promosi dan pengembangan bisnis yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Memperluas jaringan bisnis
2. Melakuakan kerjasama dengan mitra bisnis
3. Penawaran langsung kepada penjual di pasar tradisional dan supermarket (jangka
panjang)
4. Promosi melalui pamflet, leaflet, koran dan internet.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 10
RENCANA OPERASIONAL DAN PENGELOLAAN
Aspek Produksi
A. Budidaya
1. Pengolahan tanah
Sebelum ditanami pepaya, kebun terlebih dahulu dibersihkan dari rumputan, semak, dan
kotoran lain yang kemudian dipacul atau dibajak. Pencangkulan tanah sedalam 20-40 cm untuk
memecah tanah menjadi agregat-agregat kecil dan membalik tanah agar humus yang ada pada
lapisan bawah terangkat ke permukaan sehingga tanah menjadi gembur. (PKBT, 2007). Setelah itu
lahan dibentuk bedengan-bedengan dengan ukuran lebar bedengan 1,0-1,5 m dengan jarak antar
bedengan 0,5-1,0 m, tinggi bedengan antara 30-40 cm, dan diantara bedengan dibuat parit yang
berfungsi sebagai drainase sedalam 0,6-0,75 m dan lebarnya sama dengan jarak antar bedeng.
Setelah bedengan selesai dibuat, selanjutnya adalah pengajiran, pembuatan ajir ini dilakukan untuk
memperoleh jarak tanam yang ideal bagi tanaman papaya. Pengajiran dibuat dengan menancapkan
patok bambu dalam barisaan dengan jarak 2-2,5 m dan 3-4 m antar barisan.
Selanjutnya adalah pembuatan lubang-lubang tanam yang berukuran 50 x 50 x 50 cm.
Lubang-lubang itu digali secara berbaris dengan jarak 2 x 2 atau 2,5 x 2,5 sampai 3 x 3 m
(Tohir,1981). Peletakan tanah hasil galian lubang tanam dibedakan, untuk bagian atas ditaruh
disebelah kiri sedangkan bagian bawah ditaruh diletakkan disebelah kanan untuk memudahkan saat
penanaman (PKBT, 2007). Kemudian pupuk kandang sebanyak ±20 kg/lubang dimasukkan ke dalam
lubang tadi dan dibiarkan selama 2 minggu. Lubang tersebut dibiarkan terbuka dan terpapar sinar
matahari untuk mematikan cendawan dan bakteri merugikan.
2. Perbanyakan Tanaman
Tanaman pepaya pada umumnya diperbanyak dengan biji. Walaupun tunas-tunas batang
dapat distek, cara tersebut tidak pernah dianjurkan karena tidak efisien. Untuk bibit diperoleh dari
tanaman yang sehat, berbuah lebat dan pembungaannya tidak dipengaruhi oleh perubahan musim.
Jadi dipilih dari tanaman yang berbuahnya merata sepanjang tahun. Buah yang dijadikan untuk bibit
adalah buah halus, yang sehat dan tidak terserang penyakit yang dapat ditularkan oleh benihnya
(Sunarjono, 1987). Biji-biji yang telah didapatkan kemudian dicuci bersih sampai kulit yang
menyelubungi biji terbuang, setelah itu biji direndam dalam air. Biji yang tenggelam yang digunakan
sebagai bibit, kemudian biji tadi dikering-anginkan.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 11
3. Penyemaian atau Pembibitan
Biji itu akan tumbuh sesudah tiga minggu ditanam. Penyemaian dapat dilakukan di dalam
polibag dengan menggunakan media tanam campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan
perbandingan 2 : 1 : 1, media dimasukkan dalam polibag ukuran 8 cm x 10 cm dan diletakkan
didalam sungkup. Sebelum benih ditanam dalam polibag, benih tadi direndam air hangat kuku (40 0C) dicampur fungisida berbahan aktif Propamokarb hidroklorida (Previcur N) konsentrasi 2 ml/l atau
Benomil (Benlate) konsentrasi 0,5 g/l selama 4-6 sebelum disemai. Benih ditanam ke dalam media
semai pada kedalaman 2 cm dengan letak calon akar atau bagian benih yang runcing berada di
bawah dengan keadaan media semai dalam kondisi lembab.
4. Penanaman
Pepaya dapat tumbuh baik jika ditanam di lahan terbuka serta penanamannya dilakukan
pada awal musim hujan. Penanaman bibit dapat dilakukan dengan memasukkan bibit pada lubang
tanam sekaligus dengan tanahnya (Suryaningtyas, 2008). Penanaman bibit pada lahan yang telah
disiapkan sebelumnya sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Bibit yang berumur 30-40 hari atau yang telah memiliki 2-3 pasang daun sejati dengan tinggi
10-20 cm telah siap ditanam di lahan. Polibag dari media tanam bibit dilepaskan secara perlahan,
bila perlu dirobek. Mmedia tanah pada bibit diusahakan tetap kompak atau tidak pecah. Penguburan
bibit tepat pada pangkal batang bibit dan usahakan posisi bibit dalam keadaan tegak setelah
ditanam. Setelah selesai ditanam bibit disiram agar tanaman tidak mengalami kelayuan (PKBT,
2007). Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman mana yang jantan, betina atau
berkelamin dua. Dari 3-4 tanaman inilah yang akan diadakan pemilihan.
Di Indonesia sebaiknya dianut sistem tanaman betina yang dipelihara dengan beberapa
tanaman jantan ditengah-tengahnya. Jika sistem ini yang dianut, maka pada setiap baris pohon
pepaya hanya ditingkalkan 1 pohon betina dan lainnya pepaya berbunga jantan.
5. Pengairan
Pada dasarnya tanaman pepaya tidak membutuhkan irigasi khusus. Umumnya pengairan
dilakukan berdasarkan sistem tadah hujan. Namun tanaman papaya tetap memerlukan air yang
cukup selama pertumbuhannya. Kekurangan air pada masa vegetatif bisa menyebabkan
pertumbuhan tidak optimal, sedangkan pada masa generatif dapat menyebabkan tanaman
hermaprodit menghasilkan bunga pentandria yang juga akan menghasilkan buah penandria. Selain
itu, kekurangan air pada masa generatif juga bisa menyebabkan kerontokan bunga dan buah
sehingga menyebabkan skip pada buah atau ketiadaan buah pada batang.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 12
Pengairan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan bak penampung atau
dialirkan langsung melalui paralon atau selang. Volume pemberian 1-2 liter perhari untuk bibit baru
tanam dan 20-25 liter per hari untuk tanaman muda sampai dewasa. Untuk tanaman yang sedang
berbuah membutuhkan air sebanyak 30-35 liter perhari, kecuali hari hujan.
6. Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan banyak pupuk, khususnya pupuk organik. Pupuk ini disamping
memberikan zat-zat makanan yang diperlukan, juga dapat menjaga kelembaban tanah. Pemupukan
dilakukan sebulan setelah tanam dengan memberikan pupuk anorganik yang terdiri dari pupuk yang
mengandung N, P, dan K yaitu Urea 70 g/tanaman, SP36 50 g/tanaman, KCl 40 g/tanaman.
Pemupukan kembali diulang setiap 3 bulan sekali dengan pupuk yang mengandung N, P, K dengan
dosis dan waktu sesuai dengan umur tanaman. Pemberian pupuk dilakukan dengan menebar pupuk
pada bokoran yang telah dibuat di sekeliling pohon kemudian lubang pupuk ditutup kembali dengan
tanah hingga rata. Jadwal dan dosis pemupukan disajikan dalam tabel 3. di bawah ini.
Tabel 3. Jadwal dan Dosis Pemupukan per Tanaman
PemupukanBulan
0 1 4 7 10Dasar - Pupuk kandang- Urea- SP 36- KCL
20 kg
100 g
Susulan- Urea- SP 36- KCL
70 g50 g40 g
150 g100 g100 g
200 g150 g160 g
230 g 150 g160 g
7. Seleksi Tanaman
Seleksi tanaman dilakukan setelah bibit berumur sekitar 3-4 bulan. Tanaman pepaya yang
pada awalnya ditanam 2 tanaman/lubang dapat dijarangkan menjadi 1 tanaman/lubang setelah
muncul bunga. Caranya dengan memotong tanaman yang berbunga jantan atau betina. Pemotongan
diusahakan rapat dengan tanah. Penjarangan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak
perakaran tanaman yang dipilih. Dari 2 tanaman dipilih 1 tanaman hermaprodit yang
pertumbuhannya sehat dan vigor untuk selanjutnya dipelihara sebagai tanaman yang produktif.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 13
8. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang terpenting dalam budidaya pepaya adalah menjaga kebersihan
kebun dan kesehatan tanaman. Gulma yang biasa tumbuh disekitar tanaman dapat mengganggu
pertumbuhan dan mengakibatkan produksi rendah. Oleh karena itu, gulma harus dibersihkan.
Pencangkulan tanah dibawah tanaman pepaya yang telah cukup besar tidak dibenarkan
karena dapat menyebabkan akar pepaya terluka. Pelukaan akar pepaya ini dapat menyebabkan
terjadinya infeksi oleh penyakit layu dan busuk batang.
Untuk mencegah erosi air hujan dan kerusakan tanah oleh sinar matahari secara langsung,
sebaiknya tanah dibawah tanaman pepaya ditutup dengan pupuk hijau. Tanaman pupuk hijau yang
biasa digunakan adalah Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides yang ditanam
secara sendiri-sendiri atau campuran keduanya.
Selain menjaga keadaan tanah, yang perlu diperhatikan ialah mencegah serangan hama dan
penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman pepaya diantaranya ialah Tungau merah
(Tetranychus sp), kutu sisik (Psedolacapsis pentagona), dan Kutu daun (Aphis sp). Sedangkan
penyakit yang sering menyerang tanaman pepaya diantaranya Penyakit busuk batang (Phytopthora
parasitica), Penyakit layu (Bacterium papaya), noda buah atau Antraknosa (Colletrotrichum sp),
busuk buah (Rhizopus sp), Virus keriting ( Mosaik).
Selain hama dan penyakit, biasanya nematoda bintil akar menyerang pula akar-akar
tanaman sehingga penyerapan unsur hara dari dalam tanah terganggu.
B. Penanganan Pasca panen
Setelah buah papaya dipanen, tentu perlu dilakukan penanganan lebih lanjut agar buah
tetap dalam kondisi baik ketika sampai ditangan konsumen. Teknologi pascapanen sangat penting
diperhatikan guna mendapatkan buah papaya bermutu tinggi. Secara umum kegiatan pascapanen
buah pepaya meliputi beberapa proses sebagai berikut.
1. Sortasi buah
Sortasi tidak lain adalah untuk memilih dan memisahkan antara buah yang baik dan yang
cacat serta mengklasifikasikan buah berdasarkan ukuran dan tingkat kematangannya. Pada dasarnya
kegiatan sortasi bertujuan untuk menghasilkan buah yang seragam dan sesuai dengan kelas mutu
buah yang diinginkan. Pengkelasan buah pepaya menjadi kelompok kelas tetentu disesuaikan
berdasarkan ukuran, bentuk, tingkat kemasakan buah, dan keseragaman warna. Klasifikasi buah
pepaya berdasarkan gradenya disajikan pada Tabel 1.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 14
2. Pengemasan
Pengemasan buah pepaya dilakukan untuk mempertahankan mutu buah, terutama saat
pengangkutan dan penyimpanan. Pengemasa juga bertujuan supaya buah pepaya terlihat lebih
menarik ketika dijual. Dalam memenuhi permintaan supplier, buah pepaya cukup dikemas
menggunakan kertas koran.
3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan untuk menjaga kualitas buah pepaya supaya memiliki tingkat
kesegaran yang lebih lama. Penyimpanan sebaiknya dilakukan pada suhu ruang dengan mengatur
sirkulasi udara agar tetap kering, akan lebih baik lagi jika suhu udara penyimpanan berkisar antara
50C mengakibatkan buah tetap segar dan umur simpannya lebih lama.
4. Transportasi
Selama pengangkutan, buah pepaya yang dikemas dengan kertas koran/kardus sebaiknya
diusahakan agar tinggi tumpukkan tidak menyebabkan buah yang di dalam koran/kardus tersebut
rusak dan diupayakan agar goncangan yang terjadi tidak terlalu keras. Penyusunan kotak harus
memperhatikan kekuatan kemasan dan sirkulasi udara untuk mencegah buah mejadi busuk.
Identifikasi Limbah
Berdasarkan hasil identifikasi pada setiap proses budidaya pepaya hanya pada bagian
pemupukan yang akan menghasilkan limbah yaitu 800 karung bekas pupuk kandang. Limbah
tersebut akan ditangani dengan cara menjual kembali kepada penjual pupuk kandang untuk
digunakan kembali sebagai kemasan pupuk kandang di kemudian hari.
Aspek Sumber Daya Manusia
Sebagai tahap awal usaha budidaya pepaya terpadu ini dilakukan oleh empat orang yang
merupakan anggota kelompok usaha ditambah dengan dua orang pekerja lapang dan satu orang
rekan.
Business Plan Sampoerna 2011 Page 15
Gambar 3. Struktur organisasi usaha budidaya pepaya terpadu
NO Posisi Job Description1 Pimpinan Mengkoordinasi seluruh kegiatan usaha
Melakukan peninjauan kinerja usaha Menjaga kinerja tim
2 Administrasi dan Keuangan Melakukan pencatatan keuangan Mengelola administrasi usaha
3 Pengolahan Mengelola pengemasan Mengelola proses sortasi grade buah Mengelola transportasi
4 Pemasaran Melakukan survei pasar Melakukan pencarian & pengembangan pasar Melakukan penagihan Mengirim produk ke pembeli Membina hubungan baik dengan pelanggan Melakukan promosi produk
5 Budidaya Mengelola kegiatan budidaya Melakukan penjadwalan penanaman Melakukan pengawasan mutu Membuat laporan budidaya
6 Pekerja Lapang Melakukan persiapan budidaya Melakukan pemeliharaan sehari-hari
Business Plan Sampoerna 2011 Page 16
ANALISIS FINANSIAL
Asumsi Analisis Keuangan
No Asumsi Satuan Nilai / Jumlah1 Umur Proyek tahun 32 Bulan kerja tahun bulan 123 Jumlah lahan ha 14 Jumlah pohon unit 1.6005 Jumlah bibit unit 2.0006 Jumlah Produk yang terjual
Tahun 1 Kg 19.200 Tahun 2 Kg 57.600 Tahun 3 Kg 57.600
7 Harga Pupuk 1. Pupuk kandang Rp./karung 5.000 2. Sp 18 Rp./kg 2.500 3. Urea Rp./kg 2.000 4. NPK Rp./kg 3.000
8 Harga Jual Produk Rp./kg 2.5009 Suku bunga per tahun % 14
10 Modal usaha yang dibutuhkan 35.051.000 1. Sendiri 30% 10.515.300 2. Investor 70% 24.535.700
Business Plan Sampoerna 2011 Page 17
Biaya Investasi
No Komponen biaya Satuan Jumlah fisikHarga per
satuan (Rp)
jumlah biaya (Rp)
Umur ekonomis
(thn)
Nilai peyusutan
(Rp)
Nilai sisa diakhir umur proyek (Rp)
1 Sprayer unit 1 600.000 600.000 3 200.000 02 Pompa air unit 1 2.000.000 2.000.000 3 666.667 03 Saung pembibitan unit 1 150.000 150.000 1 150.000 0
4 Pembuatan saung bambu pada lahan penanaman unit 1
400.000 400.000 3 133.333 0
5 Timbangan unit 1 300.000 300.000 3 100.000 0
JUMLAH 3.450.000 1.250.000 0
Business Plan Sampoerna 2011 Page 18
Biaya Variabel
No Struktur BiayaTahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Satuan Jumlah fisik
Biaya per satuan (Rp)
Biaya pada Tahun 1 (Rp)
Jumlah fisik
Biaya pada Tahun 2 (Rp)
Jumlah fisik
Biaya pada Tahun 3 (Rp)
1 Polibag (2000 unit) unit 2.000 30 60.000 0 0 0 02 Benih (1 polibag = 2 benih) sachet 7 120.000 840.000 0 0 0 03 Media tanam pembibitan
Sekam karung 8 2.000 16.000 0 0 0 0 Pupuk kandang karung 8 5.000 40.000 0 0 0 0
4 Pupuk Pupuk kandang karung 800 5.000 4.000.000 800 4.000.000 800 4.000.000 SP 18 Kg 160 2.500 400.000 0 0 0 0 NPK kg 1.920 3.000 5.760.000 1.920 5.760.000 1.920 5.760.000 Urea kg 320 2.000 640.000 0 0 0 0
5 Pestisida Fungisida liter 3 130.000 390.000 3 390.000 3 390.000 Insektisida unit 1 300.000 300.000 1 300.000 1 300.000
6 Biaya Tenaga Kerja Lepas Pengolahan lahan HKP 50 35.000 1.750.000 0 0 0 0 Pembuatan lubang tanam HKP 53 35.000 1.855.000 0 0 0 0 Penanaman HKP 20 35.000 700.000 0 0 0 0 Pemeliharaan Pemupukan HKP 30 35.000 1.050.000 30 1.050.000 30 1.050.000 Pengendalian hama HKP 10 35.000 350.000 10 350.000 10 350.000 Penyiangan gulma dan Pembubunan HKP 30 35.000 1.050.000 30 1.050.000 30 1.050.000 Pemanenan HKP 32 35.000 1.120.000 96 3.360.000 96 3.360.000
7 Sewa Kendaraan Unit 17 200.000 3.400.000 48 9.600.000 48 9.600.000
Business Plan Sampoerna 2011 Page 19
TOTAL BIAYA VARIABEL 23.721.000 25.860.000 25.860.000
Business Plan Sampoerna 2011 Page 20
Biaya Tetap
No Uraian Jumlah UnitBiaya per unit (Rp)
Total Biaya 1 bulan
(Rp)
Total Biaya Tahun Ke 1
(Rp)
Total Biaya Tahun Ke 2
(Rp)
Total Biaya Tahun Ke 3
(Rp)1 Sewa lahan 1 hektar 5.000.000 - 5.000.000 5.000.000 5.000.0002 Listrik/Bahan Bakar Pompa Air 1 bulan 100.000 100.000 1.200.000 1.200.000 1.200.0003 Telepon 1 bulan 100.000 100.000 1.200.000 1.200.000 1.200.0004 Administrasi 1 bulan 30.000 30.000 360.000 360.000 360.0005 Biaya Sosial 1 bulan 10.000 10.000 120.000 120.000 120.000
TOTAL BIAYA TETAP 7.880.000 7.880.000 7.880.000
Total Modal KerjaTahun
1 2 3biaya tetap 7.880.000 7.880.000 7.880.000biaya variabel 23.721.000 25.860.000 25.860.000
Total modal kerja 31.601.000 33.740.000 33.740.000
TOTAL MODAL AWAL YANG DIPERLUKAN 35.051.000modal sendiri 30% 10.515.300modal investor 70% 24.535.700
Business Plan Sampoerna 2011 Page 21
Proyeksi Laba Rugi
No UraianTahun
1 2 3A Penerimaan Jumlah Buah (Kg) 19.200 57.600 57.600
Harga jual buah 2.000 2.000 2.000 Total Penerimaan 38.400.000 115.200.000 115.200.000
B Pengeluaran 1. Biaya variabel 23.721.000 25.860.000 25.860.000 2. Biaya tetap 7.880.000 7.880.000 7.880.000 3. Penyusutan 1.250.000 1.250.000 1.250.000 4. Angsuran Pinjaman Total Pengeluaran 32.851.000 34.990.000 34.990.000 C Laba sebelum pajak (A - B) 5.549.000 80.210.000 80.210.000D Pajak 10% (10% x C) 554.900 8.021.000 8.021.000E Laba setelah pajak (C -D) 4.994.100 72.189.000 72.189.000
Business Plan Sampoerna 2011 Page 22
Proyeksi Arus Kas
No UraianTahun
0 1 2 3A Arus Masuk 1. Modal Sendiri 10.515.300 2. Modal Investor 24.535.700 3. Total Penjualan 38.400.000 115.200.000 115.200.000 Total arus masuk 35.051.000 38.400.000 115.200.000 115.200.000 B Arus Keluar 1. Biaya Investasi 3.450.000 2. Biaya Variabel 23.721.000 25.860.000 25.860.000 3. Biaya Tetap 7.880.000 7.880.000 7.880.000 4. Pajak 8.021.000 8.021.000 5. Angsuran Pinjaman 11.088.773 9.943.773 8.798.774 Total arus keluar 35.051.000 11.088.773 51.704.773 50.559.774 C Arus Kas Bersih 0 27.311.227 63.495.227 64.640.226D Cash Flow untuk Menghitung IRR -35.051.000 27.311.227 63.495.227 64.640.226 Discount factor (14%) 1,000 0,8772 0,7695 0,675 Present value -35.051.000 23.957.408 48.859.577 43.632.153E Commulative -35.051.000 -11.093.592 37.765.986 81.398.138 F Analisis Kelayakan Usaha NPV (14%) 81.398.138 IRR 108% Net B/C 2,58 PBP 1,23 tahun
Business Plan Sampoerna 2011 Page 23