Upload
vanthien
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Setiap proses penelitian ilmiah sudah selayaknya didasarkan pada
metodologi atau prosedur tertentu yang dapat diterima oleh umum karena dengan
penggunaan metodologi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti akan
menjamin kecermatan penelitian yang dilakukan sehingga akhirnya diharapkan
dapat menemukan jawaban atas permasalahan yang diteliti secara efektif dan
efisien.
Sebelum melaksanakan penelitian, Peneliti harus menentukan metode
penelitian yang akan digunakan terlebih dahulu supaya tujuan penelitian yang
diharapkan dapat tercapai. Penentuan metode yang dipilih harus berhubungan erat
dengan prosedur, alat, dan desain penelitian yang digunakan. Pengelompokkan
metode penelitian biasanya didasarkan pada sifat masalahnya, tempat di mana
penelitian dilakukan, waktu jangkauan penelitian, dan wilayah atau ruang lingkup
pelaksanaan penelitian tersebut.
Pentingnya penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ini
sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1998:131) sebagai berikut:
“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikkan”.
Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik,
yaitu dengan melihat keterikatan antara dua variabel melalui analisis data yang
49
50
diperoleh. Metode deskriptif lebih menekankan pada suatu studi untuk
memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian
berlangsung seperti yang diungkapkan Nasir (2003: 54) bahwa metode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti suatu status, sekelompok manusia, suatu
subjek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena-fenomena yang diselidiki (Nasir,
2003: 54).
Selanjutnya, Surakhmad (1998: 140) mengemukakan bahwa metode
deskriptif tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memusatkan pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang
dan masalah-masalah yang aktual.
2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan dianalisis (karena
itu metode ini sering pula disebut dengan metode analitik).
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut, Peneliti menyimpulkan bahwa metode deskriptif analitik merupakan
metode yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini, karena metode penelitian
ini tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat penelitian berlangsung.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, Peneliti dapat menuturkan,
mengklasifikasikan, dan mengolah data yang terkumpul.
51
B. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan sampel dalam suatu penelitian merupakan sumber data yang
mengungkapkan hasil penelitian, artinya karakteristik dari sekelompok subjek,
gejala, atau objek yang diperoleh dari hasil penelitian akan diolah dan dianalisis.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2004: 57) yang mengemukakan bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota masyarakat yang ada
di sekitar lembaga TPK PPAUD dan ikut terlibat dalam penyelenggaraan program
pendidikan dan pengembangan anak usia dini (PPAUD) di kecamatan Merbau
kabupaten Lampung Selatan.
Jumlah lembaga TPK PPAUD yang ada di kecamatan Merbau Mataram
kabupaten Lampung Selatan sebanyak 20 lembaga. Jumlah ini tersebar di empat
desa dengan rincian: desa Triharjo sebanyak 5 lembaga TPK PPAUD, desa
Talang Jawa sebanyak 6 TPK PPAUD, desa Mekar Jaya sebanyak 5 lembaga TPK
PPAUD, dan desa Panca Tunggal sebanyak 4 lembaga TPK PPAUD.
Berdasarkan survei dan studi pendahuluan yang telah dilakukan, jumlah
populasi anggota lembaga TPK PPAUD yang ada di empat desa tersebut adalah
480 (desa Triharjo sebanyak 120 orang, desa Talang Jawa sebanyak 135 orang,
desa Mekar Jaya sebanyak 115 orang, dan desa Panca Tunggal sebanyak 110
orang) . Jumlah tersebut terdiri atas anggota, masyarakat yang ada di sekitar
52
wilayah program lembaga TPK PPAUD, dan masyarakat yang terlibat serta
berperan serta dalam pelaksanaan program tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik random sampling dengan presentase penggambilan jumlah 10-15%.
Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan bahwa untuk pengambilan populasi
besar itu biasa diambil 10-15% atau 20-25% atau bahkan lebih. Peneliti
menggunakan rumus yang dicetus oleh Jacob Cohen untuk menghitung besarnya
sampel. Rumus tersebut adalah:
N = 12
++= υfL
N
N = ukuran sampel
= effect size
υ = banyaknya ubahan yang terkait pada penelitian
f = fungsi power dari υ , diperoleh dari table t.s = 1%
Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan hasil
perhitungan rumus Jacob Cohen.
Tabel 3.1 Pengambilan Sampel Berdasarkan Hasil Perhitungan Rumus Jacob Cohen
Desa Jumlah Angota
Persentase 25 % dari 480
Anggota Populasi TPK
PPAUD Populasi
25% 100% Sampel Tiap Desa
Triharjo 2 120 25 100 30
120 Responden
Talang Jawa 2 135 25 100 34
Fuji Rahayu 2 115 25 100 28
Panca Tunggal 2 110 25 100 28
Jumlah 8 480 100 100 120
Sumber : Data Hasil Monev TFM World Bank & Dinas Pendidikan
Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2010
f2
53
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah sampel yang akan
digunakan dalam penelitian adalah 120 orang. Jumlah tersebut dianggap dapat
mengungkap hasil penelitian yang tepat dan akurat.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu variabel Participatory Rural
Appraisal sebagai variabel independen atau variabel bebas dan variabel partisipasi
masyarakat sebagai variabel dependen atau variabel terikat. Untuk menghindari
kesalahan penafsiran, Peneliti memberikan definisi istilah agar masalah yang
diteliti lebih terarah.
1. Operasionalisasi Variabel Participatory Rural Appraisal
Penelitian ini berupaya untuk mengungkap penerapan metode
Partisipatory Rural Appraisal (PRA) dalam program pendidikan dan
pengembangan anak usia dini (PPAUD).
PRA merupakan singkatan dari Participatory Rural Appraisal yang
secara harafiah artinya pengkajian keadaan desa secara partisipatif. Robert
Chambers mendefinisikannya sebagai sekumpulan pendekatan dan metode yang
mendorong masyarakat (pedesaan) untuk turut serta meningkatkan dan
menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri
agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan.
PRA memiliki beberapa indikator, seperti mengutamakan yang terabaikan
(keberpihakan), pemberdayaan (penguatan masyarakat), masyarakat sebagai
pelaku utama dan orang luar sebagai fasilitator, saling membelajarkan dan
54
menghargai perbedaan, mengoptimalisasikan hasil, pertukaran informasi
(triangulasi), berorientasi praktis, berkelanjutan dan selang waktu, fleksibel dan
informal, bersifat terbuka, evaluasi dan belajar dari kesalahan.
Operasional variabel Participatory Rural Appraisal secara lebih rinci
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Participatory Rural Apprasial
Variabel Penelitian
Indikator Ukuran Skala
Participatory Rural Appraisal
Mengutamakan yang
terabaikan
(keberpihakan)
• optimalisasi peran organisasi lokal • tingkat kesesuaian dengan potensi
lokal • tingkat konsistensi peran serta
masyarakat
Ordinal
Pemberdayaan
(Penguatan Masyarakat)
• peran serta masyarakat dalam mewujudkan program
• tingkat penyelesaian tugas dan keterlibatan agen of change
Ordinal
Masyarakat sebagai
pelaku utama, orang luar
sebagai fasilitator
• penerapan ide dan gagasan masyarakat sebagi aspirasi dan analisis kebutuhan bersama dalam program.
• tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan program.
• penentuan keputusan bersama dalam rapat atau perundingan warga masyarakat lokal.
• tingkat kepuasan dan kontrol steakholder.
• tingkat peningkatan kemampuan dan keterampilan maping program.
Ordinal
Saling membelajarkan
dan menghargai
perbedaan
• tingkat efektifitas dan efensiensi forum diskusi publik masyarakat.
• tingkat penyelesaian pekerjaan dengan cara-cara yang lebih kreatif sebagai mufakat bersama.
• tingkat kemampuan memunculkan ide atau gagasan baru dalam menyelesaikan persoalan program.
Ordinal
Mengoptimalisasikan
hasil
• tingkat kesediaan saling mengontrol dan mengevaluasi.
• supervisi dan monitoring bersama sebagai ukuran keberhasilan tujuan yang hendak dicapai bersama.
Ordinal
55
Pertukaran informasi
(triangulasi)
• sinergisitas penerapan teknis sesuai peran dan fungsi masing-masing.
• regulasi dari pelaksanaan program antar personal internal dan eksternal lembaga.
• musyawarah antarsuborganisasi sesuai peran dan fungsi internal dan eksternal organisasi.
Ordinal
Berorientasi praktis • kesediaan melaksanakan tugas tanpa harus menunggu kordinasi berulang-ulang.
• memahami dan mampu menerjemahkan peran dan fungsi masing-masing dalam bentuk pelaksanaan tugas dan peran.
Ordinal
Berkelanjutan dan
Selang Waktu
• tingkat kepuasan atas pekerjaan yang telah dilakukan.
• tingkat kesediaan menerima saran dan kritik yang konstruktif.
Ordinal
Fleksibel dan informal • tidak terlalu dibatasi oleh aturan baku.
• kesepakatan merupakan keputusan bersama oleh masyarakat.
Bersifat terbuka • semua warga masyarakat punya kesempatan yang sama.
• tidak bersifat eklusif dan membuka akses sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat.
Evaluasi dan belajar dari
kesalahan
• mengutamakan perbaikan dari kesalahan.
• menjadi organisasi pembelajar.
Sumber: Dijabarkan dari pendapat Chambers (1987 : 66-67)
2. Operasional Variabel Partisipasi Masyarakat
Menurut Keith Devis dalam Sastropoetro (1986: 16), indikator partisipasi
masyarakat ini terdiri ataseEmpati dengan bentuk tindakan, kewenangan peran
dan fungsi, kesadaran tanggung jawab, ikatan emosional dalam mengorganisir,
rasa memiliki dalam mengontrol, dan aspek mentalitas kepedulian. Secara lebih
rinci, operasional variabel partisipasi masyarakat tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
56
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Partisipasi Masyarakat
Variabel Penelitian
Indikator Ukuran Skala
Partisipasi Masyarakat
Empati dengan bentuk tindakan
• aksi sukarela • swadaya masyarakat • kontribusi nyata
Ordinal
Kewenangan peran dan fungsi
• bertindak sesuai kapasitas • pemanfaatan kontrol sosial • inisiatif dalam tindakan • otoritas dan ketegasan dalam
keputusan
Ordinal
Kesadaran tanggung jawab
• .bertindak tanpa paksaan • memahami hak dan kewajiban
dalam sistem • peningkatan peran
Ordinal
Ikatan emosional dalam mengorganisir
• rasa senasib sepenanggungan • kebutuhan bersama • dinamis dan produktif • perluasan akses dan layanan
Ordinal
Rasa memiliki dalam mengontrol
• tanggungjawab bersama • dinamisasi pengelolaan
program • perluasan jaringan tanpa
paksaan • peningkatan kesadaran
Ordinal
Aspek Mentalitas kepedulian
• kuota program layanan • sarana dan prasarana • kemitraan lembaga • sosial marketing • mediasi kepentingan
masyarakat
Ordinal
Sumber: Dijabarkan dari pedapat Keith Devis (1986: 64) tahun 2010
D. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen ini terdiri atas pengujian validitas dan pengujian
reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang akan Peneliti ukur sedangkan instrumen
reliabel berarti instrumen yang bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula. Dengan
57
menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, Data yang dikumpulkan dari
hasil penelitian ini pun akan menjadi valid dan reliabel.
1. Uji Validitas Angket
Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur seberapa besar
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur di dalam melakukan fungsinya.
Arikunto, (1998: 160) menyebutkan bahwa validitas dalam penelitian merupakan
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu
instrumen.
Berikut ini adalah pengujian validitas instrumen dengan menggunakan
teknik korelasi product moment.
rxy = ( ) ( )( )
( ){ }{ }2222 )(...
.
YYnXXn
YXXYn
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ (Ridwan, 2005: 138)
Keterangan:
rxy = Korelasi antara variabel X dan Y
X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba
Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji
coba
N = Jumlah responden uji coba
Ada beberapa langkah kerja yang dapat dilakukan untuk menguji validitas
instrumen angket berikut ini.
a. Mengumpulkan data dari hasil uji coba.
b. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap-tidaknya lembaran
data yang terkumpul.
58
c. Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang perlu diberi skor.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh untuk setiap respondennya. Langkah ini dilakukan untuk
mempermudah perhitungan/ pengolahan data selanjutnya.
e. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
f. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap butir/item
angket dari data observasi yang diperoleh.
g. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment dari hasil perhitungan
dan nilai koefisien korelasi product moment dari data yang terdapat dalam
tabel.
h. Membuat kesimpulan.
Jika nilai hitung rxy lebih besar dari nilai tabel rxy, item angket dinyatakan
valid. Berikut ini adalah kriteria penafsiran indeks korelasinya (r).
Tabel 3.4 Indeks Korelasi
Interval Keterangan Antara 0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
Antara 0,600 – 0,799 Tinggi
Antara 0,400 – 0,599 Cukup Tinggi
Antara 0,200 – 0,399 Rendah
Antara 0,000 – 0,199 Sangat Rendah (tidak valid)
Sumber : Ridwan (2005: 98) tahun 2010
2. Uji Reliabilitas Angket
Uji reliabilitas angket bertujuan untuk melihat konsistensi instrumen
dalam mengungkap fenomena dari sekelompok individu meskipun hal tersebut
dilakukan dalam waktu yang berbeda. Oleh karena itu, instrumen yang dirancang
59
tidak menggunakan pembobotan skala dikotomi (1 dan 0) tetapi teknik
pengujiannya harus disesuaikan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin
diperoleh.
Arikunto (1998: 164) berpendapat bahwa teknik alpha digunakan untuk
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, tetapi angket atau soal
dalam bentuk uraian.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data ordinal. Data
tersebut perlu diubah menjadi data interval terlebih dahulu. Untuk menghitung uji
reliabilitas, Peneliti menggunakan teknik alpha dengan rumus sebagai berikut:
Σ−
−=
2t
2b
11 1 1k
kr
σσ
(Arikunto, 1998:165)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir soal
∑ 2bσ = Jumlah varians
αt2 = Varians total
Rumus yang digunakan untuk mencari harga varians sebagai berikut:
N
N
xx
b
22
2
∑−∑
=σ
Keterangan:
σ = varians
∑ x = jumlah skor
60
N = jumlah peserta
Ada beberapa langkah kerja yang dapat dilakukan untuk menguji
kereliabilitasan suatu instrumen. Langkah-langkah tersebut adalah:
a. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh untuk setiap respondennya. Hal ini untuk mempermudah
perhitungan/pengolahan data selanjutnya.
b. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
c. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
d. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.
e. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh.
f. Menghitung varians masing-masing item.
g. Menghitung varians total.
h. Menghitung nilai koefisien Alfa.
i. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi product
moment yang terdapat dalam tabel.
j. Membuat kesimpulan.
Jika nilai hitung r11 lebih besar dari nilai tabel rxy, maka item angket dinyatakan
reliabel.
61
E. Sumber dan Analisis Data Penelitian
1. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah segala sesuatu yang diperoleh Peneliti baik
yang secara langsung maupun secara tidak langsung berhubungan dengan objek
penelitian untuk mengungkapkan hasil penelitian. Oleh karena itu, untuk menjaga
kevalidan data yang diperoleh, sumber data yang Peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah
data tentang Profil kecamatan Merbau Mataram, ITP, TPK, TFM dan DPIU Dinas
kabupaten Lampung Selatan.
b. Sumber Data Sekunder
Adalah pengumpulan data yang relevan dengan masalah penelitian yang
bersumber dari literatur-literatur baik yang terdapat di tempat penelitian maupun
di perpustakaan untuk mencari dasar pemikiran atau teori yang mendukung
penelitian ini.
2. Analisis Data Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Data hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan sumber data primer
dan sumber data sekunder. Sumber data primer diambil dari subjek yang
berhubungan langsung dengan objek penelitian sedangkan sumber data sekunder
diperoleh dari subjek yang tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian.
62
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1) Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Selanjutnya, hasil jawaban dari responden tersebut dikumpulkan
kembali untuk dianalisis dan diuji kevalidan dan kereliabilitasannya. Dalam
pengisian angket, responden dapat memilih langsung alternatif jawaban dengan
cara melingkari atau memberi tanda silang pada salah satu jawaban yang dianggap
paling tepat.
2) Wawancara
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui
tanya jawab antara Peneliti dan responden untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan penelitian.
3) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan untuk menunjang teknik pengumpulan data.
Studi dokumentasi ini bersumber dari dokumen yang dimiliki oleh
organisasi/lembaga tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
b. Prosedur Analisis Data
Setelah semua data hasil penelitian terkumpul, data-data tersebut
kemudian diolah terlebih dahulu sebelum akhirnya dianalisis. Berikut ini adalah
langkah-langkah pengolahan data yang harus dilakukan oleh Peneliti.
63
1) Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh
responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket
secara menyeluruh.
2) Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item
berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk coding
tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.4 Pola Pembobotan Kuesioner
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif
1. sangat setuju/selalu/sangat positif 5 1
2. setuju/sering/positif 4 2
3. ragu-ragu/kadang-kadang/netral/tidak tahu 3 3
4. tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2 4
5. sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif 1 5
3) Tabulating. Dalam hal ini, hasil coding dituangkan ke dalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel
rekapitulasi tersebut sebagai berikut:
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor Item Total
1 2 3 4 5 6 ………………… N
N
Data variabel penelitian semuanya diukur dengan menggunakan bentuk
skala ordinal sedangkan teknik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah
teknik statistik parametrik yang menuntut bentuk data minimal dalam bentuk
64
interval. Oleh karena itu, data ordinal hasil pengukuran harus diubah menjadi data
interval terlebih dahulu. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengubah data
ordinal menjadi data interval menurut Ridwan (2005: 130-131).
1. Mencari skor terbesar dan terkecil,
2. mencari nilai rentangan (r),
3. mencari banyaknya kelas (bk),
BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Struges)
4. mencari nilai panjang jelas (i),
BK
Ri =
5. membuat tabulasi dengan tabel penolong,
tabel 3.6 tabel penolong
No Kelas Interval f Nilai Tengah (xi) xi2 f.xi f.xi
2
jumlah
6. mencari rata-rata (mean), dengan rumus:
n
fXx iΣ
=−
7. mencari simpangan baku (standar deviasi), dengan rumus:
( )
( )1.
. 22
−Σ−Σ
=nn
fXfXns ii
8. mengubah data ordinal menjadi data interval, dengan rumus:
( )
s
xXT i
i
−+= .1050
65
c. Teknik Analisis Data
Dalam proses pengujian hipotesis, data interval ini harus melewati dulu uji
persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas dan kelinieran regresi. Setelah itu,
barulah dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya.
1) Menguji Normalitas Variabel
Uji normalitas yang Peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode
Chi-quadrat. Ridwan (2005: 121) mengungkapkan bahwa langkah kerja uji
normalitas dengan menggunakan metode Chi-quadrat sebagai berikut.
a) Mencari skor terbesar dan terkecil,
b) Mencari rentangan (R),
R = skor terbesar – skor terkecil
c) Mencari banyaknya kelas (BK),
BK = 1 + 3,3 log n (Rumus Sturgess)
d) Mencari nilai panjang kelas (i),
BK
Ri =
e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong distribusi frekuensi sebagai berikut:
No Kelas
Interval F
Nilai Tengah
(X i) (X i) f. X i f. X i
2
f) Mencari rata-rata (mean),
n
fXX i∑=−
2
66
g) Mencari simpangan baku (standar deviasi),
( )( )1.
.22
−−
= ∑ ∑nn
fXfXns ii
h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara menentukan batas
kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0.5 kemudian
angka-angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
i) Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval dengan rumus,
s
xBataskelasz
−−=
j) Mencari luas 0-z dari tabel kurva Normal dari 0-z dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas.
Luas kelas tiap interval ditentukan dengan cara menggurangkan angka-angka
0-z, yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda pada baris yang paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris
berikutnya.
k) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden
Frekuensi yang diharapkan (fe) dan hasil pengamatan (fo) untuk variabel
No Batas Kelas Z Luas 0-Z Luas tiap kelas interval Fe fo
67
l) Mencari Chi Kuadrat hitung (χ2 hitung )
( )∑
=
−=k
i
hitungfe
fefo
1
2χ
m) Membandingkan χ2hitung dengan nilai χ2
tabel untuk α= 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = k-1 dengan menggunakan tabel chi kuadrat dan didapat:
jika χ2hitung > χ2
tabel artinya distribusi data tidak normal
jika χ2hitung < χ2
tabel artinya data berdistribusi normal
Kemudian akan diperoleh kesimpulan bisa-tidaknya analisis regresi
dilanjutkan.
2) Uji Regresi Sederhana
a) Mencari Persamaan Regresi
Perhitungan untuk mencari persamaan regresi menurut Ridwan (2005:
148) dapat menggunakan rumus berikut:
Ŷ = a + bX
Keterangan:
Ŷ = Partisipasi masyarakat
X = Participatory Rural Appraisal
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
( )( )( )22 XiXin
YiXiXiYinb
∑−∑
∑∑−∑=
a dicari dengan menggunakan rumus:
68
( )( ) ( )( )( )22
2
XiXin
XiYiXiXiYia
∑−∑
∑∑−∑∑=
b) Menguji Linieritas Regresi
Langkah kerja uji linearitas regresi menurut Ridwan (2005: 126) sebagai
berikut:
Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]), dengan rumus:
JKReg[a] = ( )
n
Y 2Σ
Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]), dengan rumus:
JKReg[b\a] = ( )( )
ΣΣ−Σ
n
YXXYb
..
Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes), dengan rumus:
JKRes = g[a]abg JKJKY Re]\[Re2 −−Σ
Langkah 4. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]), dengan rumus:
RJKReg[a] = JKReg[a]
Langkah 5. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b\a]), dengan rumus:
RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]
Langkah 6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes), dengan rumus:
RJKRes = 2
Re
−n
JK s
Langkah 7. Mencari jumlah kuadrat error (JKε), dengan rumus:
JKε = ( )
∑
Σ−Σ
k n
YY
22
69
Langkah 8. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC), dengan rumus:
JKTC = JKRes –JKε
Langkah 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC), dengan rumus:
RJKTC = 2−k
JKTC
Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE), dengan rumus:
RJKε = kn
JK
−ε
Langkah 11. Mencari nilai Fhitung, dengan rumus:
Fhitung = εRJK
RJKTC
Tabel 3.7 Tabel ringkasan Anova Variabel X dan Y untuk Uji Linieritas
Sumber Variansi
Derajat Kebebasasan
(dk)
Jumlah Kuadrat
Rata-rata jumlah kuadrat (RJK)
Fhitung Ftabel
Total N ∑ 2Y Linier linier
Regresi (a) Regresi (b/a) Residu
1 1
n-2
JKreg(a)
JKreg (b/a)
JKRes
RJKreg(a)
RJKreg (b/a)
RJKRes
keterangan
Tuna cocok Kesalahan (Error)
k-2 n-k
JKTC
JKE
RJKTC
RJKE
Langkah 12. Menentukan keputusan pengujian:
Jika Fhitung ≤ Ftabel artinya data berpola linier
Jika Fhitung ≥ Ftabel artinya data berpola tidak linier
Langkah 13. Mencari Ftabel, dengan rumus:
Ftabel = F (1-α) (dk TC, dkε)
Langkah 14. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel:
70
3) Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data adalah menguji signifikasi. Untuk
mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, Ridwan (2005: 152) melakukan uji
signifikasi menggunakan uji F sebagai berikut:
Langkah 1. Mencari Fhitung, dengan rumus:
Fhitung = s
abg
RJK
RJK
Re
)/(Re
Langkah 2. Mencari Ftabel, dengan rumus:
Ftabel = F (1-α) (dk reg b/a, dk res)
Langkah 3. Membandingkan F hitung dengan F tabel
Kriteria yang digunakan adalah:
1) Ho ditolak dan Ha diterima, apabila F hitung ≥ F tabel dinyatakan signifikan
(diterima).
2) Ho dterima dan Ha ditolak, apabila F hitung ≤ F tabel dinyatakan tidak
signifikan (tidak diterima).
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel
Participatori Rural Appraisal terhadap partisipasi masyarakat, Peneliti
menggunakan rumus koefisien determinasi (r2) sebagai berikut:
r2 ={ }
22 )(
))((
YiYin
YiXiXiYinb
Σ−ΣΣΣ−Σ
4) Rancangan Pembahasan
Data yang sudah terkumpul akan diolah dan dianalisis. Langkah pertama
yang dilakukan dalam teknik analisis adalah mengubah data ordinal menjadi data
interval. Data interval tersebut harus melewati uji persyaratan regresi yang
71
meliputi uji normalitas, uji linieritas, dan uji signifikansi sebelum dilakukan uji
hipotesis.
Angka-angka hasil pengujian hipotesis yang diperoleh akan
diinterpretasikan agar hasil penelitian memiliki makna. Untuk memperkuat hasil
penelitian, pembahasan tidak hanya memuat angka-angka yang diperoleh dari
hasil pengujian hipotesis, tetapi juga didukung dengan hasil wawancara,
observasi, dan teori-teori yang mendukung.
Hasil akhir dapat diperoleh setelah langkah-langkah di atas dilakukan
sehingga keadaan Participatory Rural Appraisal dan pengaruhnya terhadap
partisipasi masyarakat di kecamatan Merbau Kabupaten Lampung Selatan dapat
dilihat dari berbagai indikator yang telah dirumuskan.
F. Pemantapan Angket
Pemantapan angket adalah langkah yang dilakukan melalui uji coba angket
terhadap sejumlah responden. Kriteria responden yang dijadikan sampel dalam
uji coba angket ini adalah sama-sama lembaga profesi PAUD yang menggunakan
metode Participatory Rural Appraisal, memiliki keterlibatan pada program
PPAUD baik secara langsung maupun tidak langsung, sama-sama telah
menyelenggarakan program PAUD minimal 1 tahun periode program, dan
merupakan program PPAUD yang menerapkan prinsip-prinsip Participatory
Rural Appraisal. Kemudian, data angket yang sudah terkumpul akan dihitung
validitas dan reliabilitasnya.
72
1. Hasil Uji Coba Angket
Pemantapan angket dilakukan dengan melakukan uji coba angket terhadap
30 orang responden. Setelah data angket terkumpul, akan dilakukan perhitungan
untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket yang diujicobakan terdiri
atas angket untuk mengukur variabel Participatory Rural Appraisal sebanyak 28
item pertanyaan/pernyataan dan angket untuk mengukur varibel partisipasi
masyarakat sebanyak 25 item pertanyaan/pernyataan.
Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada
tabel berikut:
Tabel 3.8 Jumlah Item Angket untuk Uji Coba
No Variabel Jumlah Item Angket
1 Participatory Rural Appraisal 28
2 Partisipasi Masyarakat 25
Total 53
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item angket yang akan
diujicobakan sebanyak 40 item.
2. Uji Validitas
Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam
penelitian ini adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.
( )( )( ) ( )[ ] ( ) ( )[ ]2222
∑∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
yynxxn
yxxynrxy
73
Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji validitas angket
sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item angket hasil ujicoba tampak
pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba
No Variabel Jumlah Item Angket
Sebelum Uji Coba Tidak Valid Valid
1 Participatory Rural Appraisal 28 3 25
2 Partisipasi Masyarakat 25 1 24
Total 53 4 49
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 53 item angket yang
diujicobakan, 5 item angket tidak valid dan 35 item angket valid. Dengan
demikian, jumlah item angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian sebanyak 49 item.
Pengujian validitas terhadap 28 item angket untuk variabel Participatory
Rural Appraisal menunjukkan sebanyak 25 item dinyatakan valid dan sebanyak 3
item dinyatakan tidak valid. Dengan demikian, angket yang digunakan untuk
mengumpulkan data variabel Participatory Rural Appraisal berjumlah 25 item.
Pengujian terhadap 25 item angket untuk variabel partisipasi masyarakat
menunjukkan sebanyak 24 item dinyatakan valid dan sebanyak 1 item dinyatakan
tidak valid. Dengan demikian, angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
variabel partisipasi masyarakat berjumlah 24 item
74
Item angket yang tidak valid terletak pada indikator yang berbeda
sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap
representatif untuk mengukur indikator yang dimaksud.
3. Uji Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai
berikut:
Σ−
−=
2t
2b
11 1 1k
kr
σσ
Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil uji reliabilitas angket
sebagaimana terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada tabel
berikut:
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel rhitung rtabel Keterangan
1 Participatory Rural Appraisal 0.948 0.514 Reliabel
2 Partisipasi Masyarakat 0.730 0.514 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada variabel
Participatory Rural Appraisal (X) diperoleh r hitung = 0.948. Dari tabel r product
moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 15 dan taraf nyata (α) = 0, 05 sebesar
rtabel = 0,514. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,848 > 0,514). Dengan
demikian, angket untuk variabel Participatory Rural Appraisal (X) mempunyai
daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
75
Pada variabel partisipasi masyarakat (Y) diperoleh r hitung = 0.910. Dari
tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 15 dan taraf nyata (α) = 0,
05 sebesar rtabel = 0,514. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel (0,730 > 0,514).
Dengan demikian, angket untuk variabel partisipasi masyarakat (Y) mempunyai
daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.