92
73 BAB IV GAMBAR TEKNIK 1. Mengenal Alat Menggambar Teknik 1.1 Kertas Gambar 1.1.1 Jenis Kertas Berdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakan untuk menggambar teknik antara lain: a) kertas padalarang, b) kertas manila, c) kertas strimin, d) kertas roti, dan e) kertas kalkir. 1.1.2 Ukuran Kertas Ukuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuran pokok kertas gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m 2 dengan perbandingan 2 : 1 untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A0. Ukuran A2 diperoleh dengan membagi dua ukuran panjang A1. Demikian seterusnya. Ukuran kertas gambar dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan cara penempelan kertas di atas meja gambar nonmagnetik dapat dilihat pada Gambar 1. Tabel 1. Kertas Gambar Berdasarkan Ukurannya Seri Ukuran Kertas Ukuran Garis Tepi Kiri C A0 1.189 x 841 20 10 A1 841 x 594 20 10 A2 594 x 420 20 10 A3 420 x 297 20 20 A4 297 x 210 15 5 A5 210 x 148 15 5 Gambar 1. Cara penempelan kertas di atas meja gambar nonmagnetik Meja gambar Selotip

47945578 Bab IV Gambar Teknik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

73

BAB IVGAMBAR TEKNIK

1. Mengenal Alat Menggambar Teknik1.1 Kertas Gambar

1.1.1 Jenis KertasBerdasarkan jenis kertasnya, kertas gambar yang dapat digunakanuntuk menggambar teknik antara lain: a) kertas padalarang, b) kertasmanila, c) kertas strimin, d) kertas roti, dan e) kertas kalkir.

1.1.2 Ukuran KertasUkuran gambar teknik sudah ditentukan berdasarkan standar. Ukuranpokok kertas gambar adalah A0. Ukuran A0 adalah 1 m2 denganperbandingan 2 : 1 untuk panjang : lebar. Ukuran A1 diperoleh denganmembagi dua ukuran panjang A0. Ukuran A2 diperoleh denganmembagi dua ukuran panjang A1. Demikian seterusnya. Ukuran kertasgambar dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan cara penempelan kertasdi atas meja gambar nonmagnetik dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 1. Kertas Gambar Berdasarkan Ukurannya

Seri Ukuran KertasUkuran Garis Tepi

Kiri C

A0 1.189 x 841 20 10A1 841 x 594 20 10A2 594 x 420 20 10A3 420 x 297 20 20A4 297 x 210 15 5A5 210 x 148 15 5

Gambar 1. Cara penempelan kertas di atas meja gambar nonmagnetik

Mejagambar

Selotip

Page 2: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

74

1.2 Pensil GambarPensil adalah alat gambar yang paling banyak dipakai untuk latihanmengambar atau menggambar gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiridari batang pensil dan isi pensil.

1.2.1 Pensil Gambar Berdasarkan Bentuk1) Pensil Batang

Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untukmenggunakan pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnyaisi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil. Gambarpensil batang dapat dilihat pada Gambar 2.

2) Pensil MekanikPensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika Isipensil habis dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisahabis. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diametermata pensil, misalnya 0.3 mm, 0.5 mm dan 1.0 mm. Gambarpensil mekanik dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Pensil batang

Page 3: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

75

Mak

in

Mak

in

Mak

in

1.2.2 Pensil Gambar Berdasarkan KekerasanBerdasarkan kekerasannya pensil gambar dibagi menjadi pensil keras,sedang, dan lunak.Tabel 2. Pensil Berdasarkan Kekerasannya

KERAS SEDANG LUNAK

4H 3H 2B

6H H 4B

7H F 5B

8H HB 6B

9H B 7B

Untuk mendapatkan garis dengan ketebalan yang merata dari ujung keujung, maka kedudukan pensil sewaktu menarik garis harus dimiringkan ±60° dan selama menarik garis sambil diputar dengan telunjuk dan ibu jari(lihat Gambar 4.)

Gambar 3. Pensil mekanik

Page 4: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

76

1.3 RapidoPenggunaan rapido untuk menggambar dengan teknik tinta dianggap lebihpraktis dari pada dengan trekpen. Gambar rapido dapat dilihat padaGambar 5.

Gambar 5. Rapido

Gambar 4. Cara menarik garis

Page 5: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

77

1.4 PenggarisPenggaris yang sering digunakan untuk menggambar teknik adalah penggaris–T dan penggaris segitiga.

Gambar 6. Penggaris T dan sepasang penggaris segitiga

1.4.1 Penggaris-TPenggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagiankepala berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuksudut 90°.

1.4.2 Penggaris SegitigaPenggaris segitiga terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 45°,90°, 45° dan satu buah penggaris bersudut 30°, 90°, dan 60°. Sepasangpenggaris segitiga ini digunakan untuk membuat garis-garis sejajar,sudut-sudut istimewa dan garis yang saling tegak lurus.

Page 6: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

78

Gambar 7. Cara menggunakan penggaris-T

Gambar 8. Cara menggunakan penggaris segitiga

Page 7: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

79

1.5 JangkaJangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengancara menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagaipusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambargaris lingkarannya. Gambar 9 memperlihatkan beberapa jenis jangka.

Kedukukan pena tarik sewaktu menarik garis sebaiknya miring 60° terhadapmeja gambar, seperti Gambar 10. Cara menggunakan jangka ditunjukkanpada Gambar 11.

Gambar 9. Jenis jangka

Page 8: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

80

Gambar 10. Kedudukan pena tarik saat menarik garis

Gambar 11. Membuat lingkaran besar dengan alat penyambung

Page 9: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

81

1.6 Penghapus dan Alat Pelindung PenghapusAda dua jenis penghapus, yaitu penghapus lunak dan penghapus keras.Penghapus lunak untuk menghapus gambar dari pensil dan penghapus kerasuntuk menghapus gambar dari tinta. Agar gambar yang akan dihapus tepatdan tidak menghilangkan gambar yang lain, maka digunakan plat pelindungpenghapus seperti Gambar 12.

Gambar 12. Plat pelindung penghapus

1.7 Alat-Alat Penunjang LainnyaBeberapa alat penunjang gambar teknik lainnya yang kadang-kadangdiperlukan di dalam menggambar dijelaskan di bawah ini.

1.7.1 Busur DerajatBusur derajat digunakan untuk mengukur dan membagi sudut. LihatGambar 13.

Page 10: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

82

Gambar 13. Busur derajat

1.7.2 Sablon Huruf dan AngkaSablon huruf dan angka adalah sebuah alat gambar yang

digunakan untuk menggambar huruf dan angka, agar diperoleh tulisanyang rapi dan seragam dan mengikuti standar ISO.

1.7.3 Mal lengkungMal lengkung digunakan untuk membuat garis lengkung yang tidak

dapat dibuat dengan jangka. Dalam satu set mal lengkung ada 3 jenismal, lihat Gambar 14.

Gambar 14. Mal lengkung

Page 11: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

83

Gambar 15. Contoh penggunaan mal lengkung

1.7.4 Mal BentukUntuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu dengancepat, maka digunakan mal bentuk.

Gambar 16. Mal bentuk geometri

Page 12: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

84

1.8 Meja GambarMeja gambar adalah meja yang digunakan sebagai alas menggambar. Mejagambar terdiri dari rangka meja gambar dan daun meja gambar. Tidak sepertimeja biasa, meja gambar dapat diubah-ubah ketinggian dan kemiringan daunmejanya. Bahan daun meja ada bermacam-macam, yaitu: daun meja daripapan nonmagnetik, papan berlapis magnet, dan kaca rayben.

Gambar 17. Meja gambar

1.9 Mesin GambarMesin gambar adalah mesin manual yang digunakan untuk memudahkanmenggambar. Mesin gambar dapat menggantikan beberapa fungsi alatgambar lainnya seperti busur derajat, sepasang penggaris segitiga dan mistarT. Berdasarkan bentuknya ada dua jenis mesin gambar, yaitu: mesin gambarrol dan mesin gambar lengan.

Page 13: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

85

Gambar 18. Mesin gambar lengan

Gambar 19. Mesin gambar rol

Page 14: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

86

2. Lembar Kerja2.1 Alat

a. Meja gambarb. Pensil gambarc. Sepasang penggaris segitigad. Penggaris panjang 50 cm atau 60 cme. Jangkaf. Mal huruf dan angkag. Mal bentukh. Mal lengkungi. Penghapusj. Selotipk. Cutter

2.2 BahanKertas manila A3

2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerjaa. Hati-hati menggunakan peralatan yang tajam, yaitu: cutter dan jarum

jangka.b. Gunakan selotip berbahan kertas.

2.4 Langkah Kerjaa. Tempelkan kertas manila A3 di atas meja gambar dengan selotip.b. Gunakan sepasang penggaris segitiga untuk membuat garis-garis sejajar

horisontal dan vertikal. Panjang dan jarak antargaris sembarang.Perhatikan arah penarikan garis.

c. Buatlah sudut-sudut 15°, 30°, 45°, 60°, 75°, dan 90° dengan sepasangpenggaris segitiga. Perhatikan cara memegang penggarisnya.

d. Gunakan jangka dengan benar untuk membuat lingkaran. Diameterlingkaran sembarang. Perhatikan dari mana mulai menarik garis danmengakhirinya.

e. Gunakan mal huruf-angka. Huruf dan angka yang di-mal sembarang.Perhatikan cara memegang mal dan cara menggesernya.

f. Gunakan mal bentuk dan simbol. Cara menggunakan mal ini sama dengancara menggunakan mal huruf-angka.

g. Gunakan mal lengkung sesuai contoh pada lembar informasi. Tentukandahulu titik-titik yang akan dihubungkan. Buat garis lengkungnya denganmal lengkung. Geser-geser mal lengkung untuk mendapatkan bentukyang paling tepat antara dua garis.

Page 15: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

87

3. Membaca Gambar Teknik3.1. Proyeksi Piktorial

Menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi,dapat kita lakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai denganaturan rnenggambar. Ada beberapa rnacam cara proyeksi, antara lain:

1. proyeksi piktorial dimensi,2. proyeksi piktorial miring,3. proyeksi piktorial isometri, dan4. perspektif.

Untuk membedakan masing-masing proyeksi tersebut, dapat kita lihat padaGambar 20.

Gambar 20. Proyeksi piktorial

Page 16: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

88

3.2 Proyeksi Isometris3.2.1 Ciri Proyeksi Isometris

Untuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalam bentukproyeksi isometris, perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahuluciri dan syarat-syarat untuk membuat gambar dengan proyeksitersebut. Adapun ciri-ciri gambar dengan proyeksi isometris sebagaiberikut.

1) Ciri pada Sumbu• Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis

mendatar.• Sudut antara sumbu satu terhadap sumbu lainya 1200.

Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 21.

2) Ciri pada UkuranPanjang gambar pada masing-masing sumbu sama denganpanjang benda yang digambarkan (lihat Gambar 21).

Gambar 21. Proyeksi isometris

Page 17: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

89

3.2.2 Penyajian Proyeksi IsometrisPenyajian gambar dengan proyeksi isometris dapat dilakukandengan kedudukan normal, terbalik atau horizontal.

1) Proyeksi isometris dengan kedudukan normal.Kedudukan normal mempunyai sumbu dengan sudut-sudut seperti tampak pada Gambar 22.

2) Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik.Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua carayaitu:

a) Memutar gambar dengan sudut 180° ke kanan dankedudukan normal, sesuai dengan kedudukansumbunya (lihat Gambar 22 berikut).

Gambar 22. Penyajian proyeksi isometris

Page 18: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

90

b) Mengubah kedudukan benda yang digambar dengantujuan untuk memperlihatkan bagian bawah bendatersebut (lihat Gambar 23).

Gambar 23. Proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik

3) Proyeksi isometris dengan kedudukan horizontal.

a) Sebagaimana cara yang dilakukan untuk meng-garnbar kedudukan proyeksi isometris terbalik, yaitudengan memutar sumbu utama 180° dan sumbu nor-mal, maka untuk kedudukan horizontal 270° ke kanandan kedudukan sumbu norrnalnya (Iihat Gambar 24).

b) Mengubah kedudukan benda, yaitu untuk memper-lihatkan bagian samping kiri (yang tidak terlihat)sebagaimana terlihat pada Gambar 24.

Page 19: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

91

Gambar 24. Proyeksi isometris kedudukan horisontal

3.3 Proyeksi DimentrisProyeksi dimentris mempunyai ketentuan:

1. Sumbu utama mempunyai sudut: α = 7° dan β = 40° (lihat Gambar 25).

2. Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, pada sumbu y = 1 : 2,dan pada sumbu z = 1 : 1.

Gambar 25. Proyeksi dimetris

Page 20: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

92

Gambar kubus yang digambarkan dengan proyeksi dimetris berikut ini,mempunyai sisi-sisi 40 mm.Keterangan:

• Ukuran pada sumbu x digambar 40 mm

• Ukuran gambar pada sumbu y digambar 1/2 nya, yaitu 20 mm

• Ukuran pada sumbu z digambar 40 mm

Gambar 26. Kubus dengan proyeksi dimetris

Page 21: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

93

3.4 Proyeksi Miring (Sejajar)Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis horizontal/mendatardan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala ukuranuntuk proyeksi miring ini sama dengan skala pada proyeksi dimetris, yaituskala pada sumbu x 1:1, pada sumbu y = 1 : 2, dan skala pada sumbu z = 1:1 (lihat gambar di bawah ini).

Gambar 27. Proyeksi miring

3.5 Gambar PerspektifDalam gambar teknik mesin, gambar perspektif jarang dipakai. Gambarperspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. perspektif dengan satu titik hilang,

b. perspektif dengan dua titik hilang , dan

c. perspektif dengan tiga titik hilang.

Page 22: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

94

Gambar 28. Perspektif dengan satu titik hilang

Page 23: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

95

Gambar 29. Perspektif dengan dua titik hilang

Page 24: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

96

Gambar 30. Perspektif dengan tiga titik hilang

Page 25: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

97

3.6 Macam-Macam PandanganUntuk memberikan informasi lengkap suatu benda tiga dimensi dengangambar proyeksi ortogonal, biasanya memerlukan lebih dari satu bidangproyeksi.

a. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di depan benda disebutpandangan depan.

b. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di atas benda disebut pandanganatas.

c. Gambar proyeksi pada bidang proyeksi di sebelah kanan benda disebutpandangan samping kanan.

Demikian seterusnya.

Gambar 31. Macam-macam pandangan

Page 26: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

98

3.7 Bidang-Bidang Proyeksi

Gambar 32. Bidang proyeksi

Suatu ruang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh bidang-bidangdepan, bidang vertikal, dan bidang horizontal. Ruang yang dibatasi tersebutdikenal dengan sebutan kuadran. Ruang di atas bidang H, di depan bidangD, dan di samping kanan bidang V disebut kuadran I. Ruang yang berada diatas bidang H, di depan bidang D, dan di sebelah kiri bidang V disebut kuadranII. Ruang disebelah kiri bidang V, di bawah bidang H, dan di depan bidang Ddisebut kuadran III. Ruang yang berada di bawah bidang H, di depan bidangD, dan di sebelah kanan bidang V disebut kuadran IV.

Page 27: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

99

3.7.1 Proyeksi Di Kuadran I (Proyeksi Eropa)Bila suatu benda diletakkan di atas bidang horizontal, di depan bidangD, (depan) dan di sebelah kanan bidang V (vertikal) maka bendatersebut berada di kuadran I. jika benda yang terletak di kuadran I kitaproyeksikan terhadap bidang-bidang H, V, dan D, maka akan didapatgambar/proyeksi pada kuadran I yang dikenal juga dengan namaproyeksi Eropa. Gambar 33 memperlihatkan titik yang terletak dikuadran I (lihat Gambar 33).

Gambar 33. Proyeksi di kuadran I

Keterangan:A = titik kuadran-I

AD = proyeksi titik A di bidang D (depan)

Av = proyeksi titik A di bidang V (vertikal)

AH = proyeksi titik A di bidang H (horizontal)

Page 28: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

100

Bila ketiga bidang saling tegak lurus tersebut dibuka, maka sumbu xdan y sebagai sumbu putarnya dan sumbu z merupakan sumbu yangdibuka/dipisah, seperti gambar berikut.

Gambar 34. Pembukaan objek gambar di kuadran I

Selanjutnya batas-batas bidang dihilangkan maka menjadi bentuk dibawah ini.

Gambar 35. Pemutaran dengan jangka

Page 29: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

101

Gambar 36. Potongan garis yang bersudut 45o

Bila penempatan benda di kuadran I tidak teratur, maka untukmenempatkan sumbu dapat disederhanakan sesuai dengan ruangyang tersedia. Penyederhanaan dapat dilakukan seperti gambarberikut.

Gambar 37. Garis sumbu terpisah dengan gambar 84

Page 30: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

102

Gambar 38. Garis sumbu berimpit dengan gambar

3.7.1.2 Penampilan GambarUntuk penampilan gambar berikutnya, garis sumbu dan garisbantu tidak diperlukan lagi (dihilangkan). Jadi yang nampakhanya pandangannya saja (lihat Gambar 39), perlu ditegaskankembali bahwa untuk proyeksi di kuadran I (proyeksi Eropa),penempatan pandangan samping akan berada disebelah kiripandangan depannya, sedangkan pandangan atas berada dibawah pandangan depannya.

Gambar 39. Pandangan proyeksi Eropa

Page 31: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

103

3.7.2 Proyeksi di Kuadran III (Proyeksi Amerika)Bidang-bidang H, V. dan D untuk proyeksi di kuadran III (proyeksiAmerika) yang telah dibuka seperti terlihat di bawah ini.

Gambar 40. Pandangan proyeksi Amerika

• Pada bidang H ditempatkan pandangan atas

• Pada bidang D ditempatkan pandangan depan

• Pada bidang V ditempatkan pandangan samping kanan

Page 32: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

104

Contoh:

Gambar 41. Contoh pandangan proyeksi Amerika

3.8 Simbol Proyeksi dan Anak Panah3.8.1 Simbol Proyeksi

Untuk membedakan gambar/proyeksi di kuadran I dan gambar/proyeksidi kuadran III, perlu diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditetapkan bahwa cara kedua proyeksi bolehdipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknyadigambar menurut proyeksi sudut pertama (kuadran I atau kita kenalsebagai proyeksi Eropa).

Dalam satu buah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar denganmenggunakan kedua gambar proyeksi secara bersamaan. Simbolproyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung (lihatgambar).

Gambar 42. Proyeksi Amerika Gambar 43. Proyeksi Eropa

Page 33: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

105

3.8.2 Anak PanahAnak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah pemotongan sedangkan angka ukuran ditempatkandi atas garis ukur atau di sisi kiri garis ukur (lihat Gambar 44).

Gambar 44. Anak panah

Gambar 45. Contoh penggambaran anak panah

Page 34: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

106

3.9 Penentuan PandanganUntuk menempatkan pandangan atas atau pandangan samping danpandangan depannya, terlebih dahulu kita harus menempatkan sistemproyeksi apa yang kita pakai, apakah proyeksi di kuadran I (Eropa) ataukahproyeksi di kuadran III (Amerika)? Setelah kita menempatkan sistem proyeksiyang kita pakai, barulah kita menenempatkan pandangan dan objek yangkita gambar tersebut.

3.9.1 Menempatkan Pandangan Depan, Atas, dan Samping KananMenurut Proyeksi di Kuadran I (Eropa)

Gambar 46. Penerapan Proyeksi Eropa

Page 35: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

107

3.9.2 Menentukan Pandangan Depan, Atas, dan Samping KananMenurut Proyeksi di Kuadran III (Amerika)

Gambar 47. Penerapan proyeksi Amerika

3.9.3 Penetapan Jumlah PandanganJumlah pandangan dalam satu objek/gambar tidak semuanya harusdigambar rnisalnya untuk benda-benda bubutan sederhana, dengansatu pandangan saja yang dilengkapi dengan simbol (lingkaran)sudah cukup untuk memberikan informasi yang jelas. Lihat Gambar48 berikut.

Page 36: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

108

Gambar 48. Gambar satu pandangan

3.9.4 Jenis-Jenis Pandangan UtamaGambar kerja yang digunakan sebagai alat komunikasi adalah gambardalam bentuk pandangan-pandangan. Sebagai pandangan utamanyaialah pandangan depan, pandangan samping, dan pandangan atas.Dalam gambar kerja, tidak selamanya ketiga pandangan harusditampilkan, tergantung dan kompleks/rumit atau sederhananya bentukbenda. Hal terpentirig, gambar pandangan-pandangan ini harus dapatmemberikan informasi yang jelas. Perhatikan Gambar 49 berikut ini.

Page 37: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

109

Gambar 49. Gambar pandangan

Kedua gambar di atas, walaupun hanya terdiri atas satu pandangansaja, dapat membedakan bentuk bendanya, yaitu dengan simbol/lambang O untuk bentuk lingkaran dan untuk bentuk bujur sangkardan bentuk gambar piktorialnya sebagai berikut.

Page 38: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

110

Gambar 50. Pembedaan bentuk benda dengan satu pandangan

Page 39: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

111

3.9.5 Pemilihan Pandangan UtamaUntuk memberikan informasi bentuk gambar, seharusnya kita pilihpandangan yang dapat mewakili bentuk benda (perhatikan Gambar51) di bawah ini.

Gambar 51. Pemilihan pandangan utama

Pandangan/gambar di atas belum dapat memberikan informasi yangjelas. Oleh karena itu dalam memilih pandangan yang disajikan harusdapat mewakili bentuk benda (lihat Gambar 52). Gambar 52 adalahbenda yang mempunyai pandangan atas dan pandangan depan yangsama seperti Gambar 51 di atas.

Gambar 52. Pandangan utama

Page 40: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

112

Dari gambar piktorial (gambar 53) di atas, yang dapat memberikaninformasi bentuk secara tepat dalam bentuk gambar pandangan adalahpandangan depan dengan pandangan sampingnya (lihat Gambar 53).

Gambar 53. Penentuan pandangan depan

Sebaliknya dua pandangan depan dan samping belum tentu dapatmemberikan informasi yang maksimum (lihat Gambar 54 berikut).

Gambar 54. Penggunaan dua pandangan

Page 41: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

113

Dengan dua pandangan di atas, belum cukup memberikan informasibentuk secara cepat dan tepat. OIeh karena itu, perlu satu pandanganlagi untuk kejelasan gambar tersebut: yaitu pandangan atas.

Gambar 55. Penggunaan tiga pandangan 91

Page 42: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

114

Setelah dilengkapi dengan pandangan atasnya, barulah kitamendapatkan informasi bentuk yang lengkap dari Gambar 56.

Gambar 56. Bentuk benda dari hasil pandangan

3.10 Gambar PotonganUntuk memberikan inforamsi yang lengkap dan gambar yang berongga atauberlubang perlu menampilkan gambar dengan teknik menggambar yang tepat.Kadang-kadang gambar tampak lebih rumit karena adanya garis-garis gambaryang tidak kelihatan. Oleh karena itu, garis-garis gores yang akanmenimbulkan salah pengertian (salah informasi) perlu dihindari, yaitu denganmenunjukkan gambar potongan/irisan.3.10.1 Fungsi Gambar Potongan/Irisan

Gambar potongan atau irisan fungsinya untuk menjelaskan bagian-bagian gambar benda yang tidak kelihatan, rnisalnya dari benda yangdibor (baik yang dibor tembus maupun dibor tidak tembus) lubang-lubang pada flens atau pipa-pipa, rongga-rongga pada rumah katup,dan rongga-rongga pada blok mesin. Bentuk rongga tersebut perludilengkapi dengan penjelasan gambar potongan agar dapatmemberikan ukuran atau informasi yang jelas dan tegas, sehinggaterhindar dan kesalahpahaman membaca gambar.

Page 43: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

115

3.10.2 Bentuk Potongan/IrisanGambar potongan atau irisan dapat dijelaskan dengan menggunakanpemisalan benda yang dipotong dengan gergaji (lihat Gambar 57berikut).

Gambar 57a dan gambar 57b

Gambar 57c

Page 44: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

116

Keterangan:Gambar 57a. Memperlihatkan gambar yang kurang jelas. Dalam hal

ini kita tidak bisa memastikan apakah lubang tersebutmerupakan lubang tembus atau tidak tembus,mempunyai lubang yang bertingkat atau rata. Sehinggasetiap orang akan menafsirkan bentuk lubang yangberbeda, yang menyebabkan informasi kurang jelas.

Gambar 57b. Memperlihatkan gambar lengkap dengan garis goressebagai batas-batas garis yang tidak kelihatan. Denganadanya garis-garis tersebut gambar kelihatan agakrumit.

Gambar 57c. Oleh karena Gambar 57a dan Gambar 57c menimbul-kan keraguan dalam pembacaannya, maka gambardapat dijelaskan dengan menggunakan pemisalanbahwa benda tersebut dipotong dengan gergaji,sehingga bentuk rongga di dalamnya dapat terlihatdengan jelas dan tidak menimbulkan keraguan lagidalam menentukan bentuk di bagian dalamnya.

Dengan gambar potongan atau irisan, seperti pada Gambar 57c dimuka, diperoleh ketegasan atau kejelasan tentang bentuk dan ronggasebelah dalam, sehingga informasi yang diberikan oleh gambar dapatefisien. Gambar potongan atau irisan harus diarsir sesuai dengan batasgaris pemotongannya.

3.10.3 Tanda PemotonganUntuk menjelaskan gambar yang dipotong, perlu adanya tandapemotongan yang sudah ditetapkan sesuai dengan aturan-aturanmenggambar teknik.

Tanda pemotongan ini terdiri atas:

a. tanda pemotongan dengan garis sumbu dan kedua ujungnya ditebalkan (lihat Gambar 58a),

b. tanda pemotongan dengan garis tipis bergelombang bebas (lihatGambar 58c),

c. tanda pemotongan dengan garis tipis berzig-zag (lihat Gambar59d).

Page 45: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

117

Gambar 58. Tanda pemotongan

Gambar 59. Tanda pemotongan dengan gelombang dan zig-zag

berzig-zag

Page 46: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

118

3.10.4 Menempatkan Gambar Penampang/PotonganUntuk menempatkan gambar penampang atau gambar potongan, kitaperlu memperhatikan penempatan gambar potongan tersebut sesuaidengan proyeksi yang akan kita gunakan, apakah proyeksi di kuadranI (Eropa) atau proyeksi di kuadran III (Amerika). Untuk lebih jelasnya,perhatikan Gambar 60.

Page 47: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

119

Gambar 60. Penempatan gambar potongan

Page 48: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

120

Jika proyeksi yang digunakan proyeksi Amerika maka gambarpenampang potongannya diletakkan/berada di belakang arah anakpanahnya. Jika proyeksi yang digunakan proyeksi Eropa makapenempatan gambar potongnya berada di depan arah anak panahnya.Selain ditempatkan sesuai dengan proyeksi yang digunakan,penampang potong dapat juga diputar di tempat (penampang putar)seperti tampak pada Gambar 61a, atau dengan dipotong dan diputarkemudian dipindahkan ke tempat lain segaris dengan sumbunya sepertitampak pada Gambar 61b.

Gambar 61a. Penempatan potongan dengan diputar

Gambar 61b. Penempatan potongan dengan diputar dan dipindah

Page 49: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

121

3.10.5 Benda-Benda yang Tidak Boleh DipotongBenda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu benda-benda pejal, misal:poros pejal, jari-jari pejal dan semacamnya (lihat Gambar 62a). benda-benda tipis, misal: pelat-pelat penguat pada dudukan poros dan pelatpenguat pada flens (lihat Gambar 62b). Bagian-bagian yang tidak bolehdipotong tersebut yaitu bagian-bagian yang tidak diarsir.

Gambar 62a. Potongan jari-jari pejal

Gambar 62b. Potongan dudukan poros

Page 50: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

122

3.10.6 Jenis-Jenis Gambar PotonganJenis-jenis garnhar potongan/irisan terdiri atas:• Gambar potongan penuh• Gambar potongan separuh• Gambar potongan sebagian/setempat atau lokal• Gambar potongan putar• Gambar potongan bercabang atau meloncat

1. Gambar Potongan PenuhPerhatikan contoh gambar potongan penuh pada Garnbar 63berikut.

Gambar 63. Potongan penuh

Page 51: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

123

2. Gambar Potongan SeparuhPerhatikan contoh gambar potongan pada Gambar 64 berikut.

Gambar 64. Potongan separuh

3. Gambar Potongan SebagianGambar potongan sebagian disebut juga potongan lokal ataupotongan setempat (lihat contoh Gambar 65).

Gambar 65. Potongan sebagian

Page 52: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

124

4. Gambar Potongan PutarGambar potongan putar dapat diputar setempat seperti tampakpada Gambar 67a atau dapat juga penempatan potongannyaseperti pada Gambar 67b.

Gambar 66. Potongan putar

5. Gambar Potongan Bercabang atau MeloncatPerhatikan contoh Gambar 67 berikut.

Gambar 67. Potongan bercabang atau meloncat

Page 53: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

125

3.11 Garis ArsiranUntuk membedakan gambar proyeksi yang dipotong dengan gambarpandangan maka gambar potongan/irisan perlu diarsir. Arsir yaitu garis-garismiring tipis yang dibatasi oleh garis-garis batas pemotongan. Lihat Gambar68 di bawah.

Gambar 68. Contoh penggunaan arsiran

3.11.1 Macam-Macam ArsiranHal-hal yang perlu diperhatikan pada gambar yang diarsir sebagaiberikut.1. Sudut dan ketebalan garis arsiran2. Bidang atau pengarsiran pada bidang yang luas3. Pengarsiran bidang yang berdampingan4. Pengarsiran benda-benda tipis5. Peletakan angka ukuran pada gambar yang diarsir6. Macam-macam garis arsiran yang disesuaikan dengan bendanya.

1. Sudut dan Ketebalan Garis ArsiranSudut arsiran yang dibuat adalah 45° terhadap garis sumbuutamanya, atau 45° terhadap garis batas gambar, sedangkanketebalan arsiran digunakan garis tipis dengan perbandinganketebalan sebagai berikut (lihat Tabel 3).Tabel 3. Macam-Macam Ketebalan Garis

Macam Garis Ketebalan Garis (mm)

Garis gambar/tepi 1 0,7 0,5Garis ukur/bantu 0,7 0,5 0,35Garis tipis/arsir 0,5 0,35 0,25

Page 54: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

126

Dari tabel di depan kita dapat menentukan ketebalan garis arsiranyang disesuaikan dengan garis gambarnya. Jika garis tepi/gambarmempunyai ketebalan 0,5 mm maka garis-garis arsirnya dibuatsetebal 0,25 mm. Sudut dan ketebalan garis arsiran dapat dilihatpada gambar berikut.

Gambar 69. Sudut ketebalan garis arsiran

3.11.2 Penggarisan pada Bidang yang Luas dan Bidang BerdampinganUntuk potongan benda yang luas, arsiran pada bidang potongnyadilaksanakan pada garis tepi garis-garis batasnya (lihat Gambar 70).

Untuk pemotongan meloncat atau pemotongan bercabang, ada bidang-bidang potong yang berdampingan, maka batas-batas bidang yangberdampingan tersebut harus dibatasi oleh garis gores bertitik (sumbu)dan pengarsirannya harus turun atau naik dan ujung arsiran yanglainnya (lihat Gambar 70).

Page 55: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

127

Gambar 70. Arsiran pada bidang luas dan bidang berdampingan

3.11.3 Pengarsiran Benda-Benda TipisUntuk gambar potongan benda-benda tipis atau profil-profil tipis makapengarsirannya dibuat dengan cara dilabur (lihat Gambar 71).

Gambar 71. Arsiran benda tipis

3.11.4 Angka Ukuran dan ArsiranJika angka ukuran terletak pada arsiran (karena tidak dapat dihindari),maka angka ukurannya jangan diarsir (lihat Gambar 72).

Gambar 72. Angka ukuran dan arsiran

Page 56: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

128

3.11.5 Macam-Macam ArsiranPerhatikan Gambar 73.

Gambar 73. Macam-macam arsiran

Keterangan:a = Besi tuangb = Aluminium dan panduannyac = Baja dan baja istimewad = Besi tuang yang dapat ditempae = Baja cairf = Logam putihg = Paduan tembaga tuangh = Seng, raksa

Page 57: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

129

3.12 Ukuran Pada Gambar KerjaSesuai dengan standar ISO (ISO/DIS) 128, telah ditetapkan bahwa gambarproyeksi di Kuadran I dan gambar proyeksi di Kuadran III dapat digunakansebagai gambar kerja, dengan ketentuan kedua macam proyeksi tersebuttidak boleh dilakukan/dipakai secara bersama-sarna dalam satu gambar kerja.Gambar kerja adalah gambar pandangan-pandangan, potongan/irisan denganmemperhatikan kaidah-kaidah proyeksi, baik proyeksi di kuadran I (Eropa)maupun proyeksi di kuadran III (Amerika). Gambar kerja harus memberikaninformasi bentuk benda secara lengkap. OIeh karena itu, ukuran pada gambarkerja harus dicantumkan secara Iengkap.

3.12.1 Ketentuan-Ketentuan Dasar Pencatuman UkuranAgar tidak menimbulkan keraguan di dalam membaca gambar, padagambar kerja harus dicantumkan ukuran dengan aturan-aturanmenggambar yang telah ditetapkan. Ketentuan-ketentuan tersebutmeliputi:

• Menarik garis ukur dan garis bantu

• Menggambar anak panah

• Menetapkan jarak antara garis ukur

• Menetapkan angka ukuran

1. Menarik Garis Ukur dan Garis BantuGaris ukur dan garis bantu dibuat dengan garis tipis perbandinganketebalan antara garis gambar dan garis ukur/bantu lihat Tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Ketebalan Garis Bantu dengan Garis Gambar

Macam Garis Ketebalan Garis (mm)

Garis gambar/tepi 1 0,7 0,5Garis ukur/bantu 0,5 0,35 0,25

Page 58: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

130

Contoh:Perhatikan Gambar 74 berikut.

Gambar 74. Cara penarikan garis dan ketebalannya

2. Menetapkan Jarak Antara Garis UkurJika garis ukur terdiri atas garis-garis ukur yang sejajar, maka jarakantara garis ukur yang satu dengan garis ukur Iainnya harus sarna.Selain itu, perlu diperhatikan pula garis ukur jangan sampaiberpotongan dengan ganis bantu, kecuali terpaksa. Garis gambartidak boleh digunakan sebagai garis ukur. Garis sumbu bolehdigunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak boleh digunakanlangsung sebagai garis ukur.

Page 59: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

131

Untuk menempatkan garis ukur yang sejajar, ukuran terkecilditempatkan pada bagian dalam dan ukuran besar ditempatkan dibagian luar. Hal ini untuk menghindari perpotongan antara garisukur dan garis bantu. Jika terdapat perpotongan garis bantudengan garis ukur, garis bantunya diperpanjang 1 mm dan ujunganak panahnya.Garis ukur pada umumnya tegak lurus terhadap garis bantunya,tetapi pada keadaan tertentu garis bantu boleh dibuat miringsejajar/paralel. Sebagai contoh, dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 75. Jarak antara garis ukur

Page 60: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

132

Keterangan:1. Garis ukur yang sejajar2. Garis bantu yang berpotongan (tidak dapat dihindarkan)3. Garis sumbu yang digunakan secara tidak langsung sebagai

garis bantu4. Garis ukur yang terkecil (ditempatkan di dalam)5. Garis ukur tambahan (pelengkap)6. Perpanjangan garis bantu dilebihkan ± 1 mm dan garis

ukurnya/ujung anak panahnya7. Penempatan ganis ukur yang sempit8. Garis bantu yang paralel (jika diperlukan)

3.13 Penulisan Angka UkuranPenulisan angka ukuran ditempatkan di tengah-tengah bagian atas garisukurnya, atau di tengah-tengah sebelah kiri garis ukurnya. Untuk kertasgambar berukuran kecil maka penulisan angka ukuran pada garis ukur harustegak, kertas gambarnya dapat diputar ke kanan, sehingga penulisan danpembacaannya tidak terbalik. Angka ukuran harus dapat dibaca dari bawahatau dari sisi kanan garis ukurnya (lihat Gambar 76).

Gambar 76. Penulisan angka ukuran

Page 61: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

133

Jika kertas gambar diputar ke kiri, akan menghasilkan angka ukuran yangterbalik. Ukuran (c) pada gambar di atas adalah penulisan angka ukuranyang terbalik.3.13.1 Klasifikasi Pencatuman Ukuran

Benda-benda yang diukur mempunyai bentuk yang bermacam-macam,fungsi, kualitas, atau pengerjaan yang khusus. Oleh karena itu,pencatuman ukuran diklasifikasikan menjadi:• Pengukuran dengan dimensi fungsional• Pengukuran dengan dirnensi nonfungsional• Pengukuran dengan dimensi tambahan• Pengukuran dengan kemiringan atau ketirusan• Pengukuran dengan bagian yang dikerjakan khusus• Pengukuran dengan kesimetrian1. Pengukuran dengan Dimensi Fungsional, Nonfungsional, dan

Ukuran TambahanJika suatu benda terdiri atas bagian-bagian (bagian yang dirakit),maka ukuran bagian yang satu dengan Iainnya mempunyai fungsiyang sama, sehingga satu sama lain mempunyai ukuran yangberpasangan dan pencantuman ukurannya sebagai fungsi yangberpasangan. Jika benda kerja yang digambar berdiri sendiri, tetapidalam sistem pengerjaannya berbeda maka digambar sesuaidengan ukurannya dan pencantuman ukurannya sebagai fungsipengerjaan.Ukuran-ukuran yang tidak berfungsi disebut ukuran nonfungsional.Untuk melengkapi ukuran, dalam hal ini supaya tidak menimbulkankekacauan dalam membaca gambar terutama dalarn jumlahukuran total, maka ukuran pada gambar dilengkapi dengan ukurantambahan. Ukuran tambahan ini harus ditempatkan di antara duakurung atau di dalam kurung (lihat Gambar 77 berikut).

Page 62: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

134

Gambar 77. Ukuran tambahan

Keterangan:F = dimensi fungsionalNJF = dirnensi nonfungsionalH = dimensi tambahan

2. Pengukuran KetirusanUntuk mencatumkan ukuran benda yang mempunyai bentukmiring, ukuran kemiringannya dicantumkan dengan harga tangensudutnya.

tg α = 1x = H h

L−

Gambar 78. Pengukuran ketirusan

Page 63: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

135

3. Penunjukan Ukuran pada Bagian yang Dikerjakan KhususUntuk memberikan keterangan gambar pada benda-benda yangdikerjakan khusus, misalnya dikartel pada bagian tertentu ataudihaluskan dengan ampelas halus, maka pada bagian yangdikerjakan khusus tadi gambar luarnya diberi garis tebal bertitik(lihat Gambar 79).

Gambar 79. Penunjukan ukuran pengerjaan khusus

4. Pemberian Ukuran pada Bagian-Bagian yang SimetrisUntuk memberikan ukuran-ukuran pada gambar-gambar simetris,jarak antara tepi dan sumbu simetrisnya tidak dicantumkan (lihatGambar 80).

Gambar 80. Penunjukan ukuran pada bagian yang simetris

Page 64: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

136

3.13.2 Pencantuman Simbol-Simbol UkuranUntuk benda-benda dengan bentuk tertentu, ukurannya dicantumkandisertai simbol bentuknya: misal benda-benda yang berbentuk silinder,bujur sangkar, bola, dan pingulan (chamfer). Lihat Gambar 81 berikut.

Gambar 81. Pencantuman simbol-simbol ukuran

Keterangan:50 = Diameter bola dengan ukuran 32 mmSR 16 = Jari-jari bola dengan ukuran 16 mmC3 = Chamfer atau pinggulan dengan ukuran 3 x 45023 = Simbol ukuran silinder, dengan ukuran 23 mm34 = Simbol ukuran bujur sangkar, dengan ukuran sisinya 34 mm

Page 65: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

137

120 = Simbol ukuran tidak menurut skala yang sebenarnyaM12 = Simbol ukuran ulir dengan jenis ulir metris dan diameter

luarnya 12 mm2 = (Silang/cros dengan garis tipis); simbol bidang rataI = (Strip titik tebal); simbol bagian yang dikerjakan khusus

Penunjukan Ukuran Jari-JariUntuk menunjukkan ukuran jari-jari, dapat digambarkan dengan garisukur dimulai dan titik pusat sampai busur Iingkarannya. Sebagai simboldari jari-jari tersebut, diberi tanda huruf ”R” (lihat Gambar 82 berikut).

Gambar 82. Pengukuran jari-jari

Gambar 83. Penempatan anak panah dan ukuran di dalam lingkaran

Page 66: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

138

Gambar 84. Penempatan anak panah dan ukuran di luar lingkaran

3.14 Pengukuran KetebalanPengukuran benda-benda tipis, seperti pengukuran pada pelat ukuran tebalnyadapat dilengkapi dengan simbol ”t” sebagai singkatan dan ”thicknees” yangsecara kebetulan artinya tebal (juga berhuruf awal ”t”). Penunjukan ukurannyalihat Gambar 85 berikut.

Gambar 85. Penunjukan ukuran

3.14.1 Jenis-Jenis Penulisan UkuranPenulisan ukuran pada gambar kerja, menurut jenisnya terdiri atas:• Ukuran berantai• Ukuran paralel (sejajar)• Ukuran kombinasi• Ukuran berimpit• Ukuran koordinat• Ukuran yang berjarak sama• Ukuran terhadap bidang referensi

t5

Page 67: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

139

1. Ukuran BerantaiPercantuman ukuran secara berantai ini ada kelebihan dankekurangannya. Kelebihannya adalah mempercepat pembuatangambar kerja, sedangkan kekurangannya adalah dapatmengumpulkan toleransi yang semakin besar, sehingga pekerjaantidak teliti. Oleh karena itu, pencantuman ukuran secara berantaiini pada umumnya dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan yang tidakmemerlukan ketelitian tinggi. Lihat Gambar 86.

Gambar 86. Ukuran berantai

2. Ukuran Paralel (Sejajar)

Gambar 87. Ukuran sejajar

Page 68: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

140

3. Ukuran Kombinasi

Gambar 88. Ukuran kombinasi

4. Ukuran BerimpitUkuran berimpit yaitu pengukuran dengan garis-garis ukur yangditumpangkan (berimpit) satu sama lain. Ukuran berimpit ini dapatdibuat jika tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam membacagambarnya (lihat Gambar 89).

Gambar 89. Ukuran berimpit

Page 69: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

141

Pada pengukuran berimpit ini, titik pangkal sebagai batas ukuran/patokan ukurannya (bidang referensi) harus dibuat lingkaran, danangka ukurannya harus diletakkan dekat anak panah sesuaidengan penunjukan ukurannya.

5. Pengukuran terhadap Bidang ReferensiBidang referensi adalah bidang batas ukuran yang digunakansebagai patokan pengukur. Contoh: pengukuran benda kerjabubutan terhadap bidang datar/rata (lihat Gambar 90).

Gambar 90. Pengukuran berimpit

Page 70: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

142

6. Pengukuran KoordinatJika pengukuran berimpit dilakukan dengan dua arah, yaitu

penunjukan ukuran ke arah sumbu x dan penunjukan ukuran kearah sumbu y dengan bidang referensinya di 0, maka akan didapatpengukuran ”koordinat” (lihat Gambar 91).

Gambar 91. Pengukuran koordinat

Page 71: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

143

7. Pengukuran yang Berjarak SamaUntuk memberikan ukuran pada bagian yang berjarak sama,penunjukan ukurannya dapat dilaksanakan sebagai berikut(Gambar 92).

Gambar 92. Pengukuran berjarak sama

Untuk menghindarkan kesalahan/keraguan di dalam membacagambarnya, dapat dituliskan dalam satu ukurannya (lihat Gambar93).

Gambar 93. Pengukuran berjarak sama

Page 72: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

144

8. Pengukuran Alur PasakJika kita memberikan ukuran diameter pada penampang/potonganyang beralur pasak, misalnya pada kopling, roda gigi, atau alurpasak pada puli, maka penunjukan ukuran diameternya sepertitampak pada Gambar 94.

Gambar 94. Pengukuran alur pasak

9. Pengukuran pada LubangUntuk memberikan ukuran pada lubang yang berjarak sama, dapatdilakukan seperti tampak pada Gambar 95 berikut.

Gambar 95. Pengukuran pada lubang

Page 73: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

145

10. Pengukuran ProfilUntuk memberikan ukuran pada profil-profil yang telah distandar,dapat dilakukan seperti tampak pada Gambar 96 berikut.

Gambar 96. Pengukuran profil

Page 74: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

146

11. Cara Membuat Gambar Mur dan Baut, serta Pengukurannya

Gambar 97. Pembuatan gambar mur

Page 75: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

147

Gambar 98. Pengukuran mur

Page 76: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

148

Gambar 99. Pembuatan gambar baut

Page 77: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

149

Gambar 100. Pembuatan gambar mur dan baut

Page 78: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

150

3.15 Toleransi3.15.1 Definisi

Toleransi merupakan batas-batas ukuran yang masih diizinkan untukkeperluan suatu perakitan agar bisa berjalan sesuai dengan keinginan.Penulisan toleransi sangat diperlukan mengingat pada saat gambardikerjakan dengan mesin akan ada penyimpangan. Hal ini karena padaumumnya mesin yang digunakan cenderung memiliki beberapakelemahan, antara lain: a) Penyetelan mesin perkakas yang tidak bisasempurna, b) Adanya keausan alat potong/pahat, c) Adanya perubahantemperatur benda kerja saat pengerjaan, dan d) Besarnya gayapemotongan.

Gambar 101. Batas atas dan batas bawah toleransi

Toleransi pada komponen yang akan dirakit harus memiliki syarat-syarat perpaduan tertentu agar komponen dapat bekerja optimal. Adaberbagai macam jenis ukuran dalam sistim toleransi, antara lain: ukurannominal (N), ukuran aktual (I), penyimpangan atas (U), penyimpanganbawah (L), toleransi (IT), garis dasar, kelonggaran (clearence),kesesakan (interference), dan suaian.

Gambar 102. Berbagai macam ukuran dan penyimpangan

Page 79: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

151

3.15.2 Penulisan ToleransiPenulisan toleransi pada gambar mesin merupakan informasi pentingagar ada persamaan persepsi dalam membaca gambar. Ada beberapamacam teknik penulisan toleransi suaian dan penyimpangan, antaralain:a) Toleransi Suaian ISO

Gambar 103. Penulisan suaian standar ISO

b) Toleransi Suaian dengan Lambang dan Nilai Penyimpangan

Gambar 104. Penulisan toleransi suaian dan nilai penyampangan

c) Toleransi dan Nilai Penyimpangan

Gambar 105. Penulisan toleransi dan nilai penyimpangan

d) Toleransi dan Nilai Penyimpangan Nol

Gambar 106. Penulisan toleransi dan nilai penyimpangan nol

e) Toleransi Simetris

Gambar 107. Penulisan toleransi simetris

30F7

30F7 0 0200 061,,

− −

30F7 0 10 2

,,

+−

30F7 00 02,−

30F7 ± 0,1

Page 80: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

152

32 1318

,,

30,5 min

f) Batas-Batas Ukuran

Gambar 108. Penulisan batas-batas ukuran

g) Batas Ukuran dalam Satu Arah

Gambar 109. Penulisan batas-batas ukuran dalam satu arah

Toleransi pada gambar susunan terdiri dari toleransi pada susunanporos dan lubang serta toleransi pada ukuran sudut yang dapatdituliskan sebagai berikut.

Gambar 110. Jenis-jenis penulisan toleransi pada gambar susunan

Page 81: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

153

Gambar 111. Jenis-jenis penulisan toleransi pada ukuran sudut

3.15.3 Cara Penulisan Toleransi Ukuran/DimensiToleransi dituliskan di gambar kerja dengan cara tertentu sesuai denganstandar yang diikuti (ASME atau ISO). Toleransi bisa dituliskan denganbeberapa cara berikut.1. Ditulis Menggunakan Ukuran Dasar dan Penyimpangan yang

Diizinkan

Gambar 112. Penulisan ukuran dan toleransi pada gambar kerja

2. Satuan ToleransiSatuan toleransi merupakan bilangan konstan dengan satuan (unit)µm yang besarnya tergantung pada batas-batas daerah ukurannominal.

Dalam sistem ISO telah ditetapkan 20 kelas toleransi (grades oftolerance) yang dinamakan toleransi standar yaitu mulai dari IT01, IT 0, IT 1 sampai dengan IT 18. Untuk kualitas 5 sampai 16harga dari toleransi standar dapat dihitung menggunakan satuantoleransi i (tolerance unit), yaitu:

i = 30 45 0 001, D , D+

Harga I tersebut untuk daerah ukuran nominal ≤ 500, sedangkanuntuk daerah ukuran nominal ≥ 500, maka harga i adalah:

Page 82: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

154

i = 30 45 0 001, D , D+Di mana:i = satuan toleransi (dalam µm)D = rata-rata geometrik batas-batas ukuran nominal ( mm).

3.15.3 Penandaan Kualitas permukaanKualitas permukaan benda yang akan dikerjakan dengan mesinsebagai berikut.

Di mana:a = harga/tingkat kekasaranb = jenis pengerjaanc = ukuran lebih (allowance)d = serat alur/serat pengerjaan potong

Contoh:Berikut akan dikerjakan dengan mesin misalnya mesin bubut, mesingerinda, atau lainnya dengan kualitas kekasaran N7 (kekasarantertinggi), dan akhirnya dicrom dengan tingkat kekasaran N5. Agardapat dipahami oleh operator mesin, maka benda tersebut harus diberisimbol sebagai berikut.

Gambar 113. Penandaan kualitas permukaan

3.16 Suaian3.16.1 Jenis-Jenis Suaian

Suaian merupakan hubungan yang dihasilkan oleh pasangan porosdan lubang yang memiliki perbedaan ukuran/dimensi. Perbedaanukuran tersebut dapat menimbulkan beberapa kemungkinan, antaralain: longgor, sesak, atau pas.

Page 83: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

155

Gambar 114. Kelonggaran dan kesesakan antara poros dan lubang

Suaian (fit) memiliki tiga kategori berikut.1. Suaian longgar (Clearance Fit), yaitu selalu menghasilkan

kelonggaran), daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerahtoleransi poros.

Gambar 115. Suaian Longgar

2. Suaian paksa (Interference Fit), yaitu suaian yang akanmenghasilkan kerapatan, daerah toleransi lubang selalu terletakdi bawah toleransi poros.

Gambar 116. Suaian paksa

Page 84: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

156

3. Suaian transisi (Transition Fit), yaitu suaian yang dapatmenghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan, daerah toleransilubang, dan daerah toleransi poros yang saling menutupi.

Gambar 117. Suaian transisi

Beberapa suaian yang terjadi di luar suaian tersebut di atas bisa terjadi,terutama di daerah suaian paksa dan longgar yang mungkin masihterjadi beberapa pasangan dari longgar (loose running) sampai paksa(force). Beberapa contoh suaian menggunakan basis lubang yangterjadi dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 4. Suaian (limits and fits) dalam Menggunakan Basis Lubang

Deskripsi (Description) Lubang Poros

Loose Running H11 c11

Free Running H9 d9

Loose Running H11 c11

Easy Running - Good quality easy to do H8 f8

Sliding H7 g6

Close Clearance - Spigots and locations H8 f7

Location/Clearance H7 h6

Location- slight interference H7 k6

Location/Transition H7 n6

Location/Interference- Press fit which can be separated H7 p6

Medium Drive H7 s6

Force H7 u6

Page 85: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

157

4. Rangkuman1. Alat-alat gambar yang sering digunakan dalam menggambar teknik adalah

kertas gambar, pensil gambar, rapido, penggaris, jangka, penghapus, alatpelindung penghapus, busur derajat, sablon huruf dan angka, mal lengkung,mal bentuk, meja gambar, dan mesin gambarnya.

2. Macam-macam proyeksi adalah:a. Proyeksi piktorial

Gambar 118. Proyeksi piktorial

Page 86: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

158

b. Proyeksi isometris

Gambar 119. Proyeksi isometris

Page 87: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

159

c. Proyeksi dimetris

Gambar 120. Proyeksi dimetris

Page 88: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

160

d. Proyeksi miring

Gambar 121. Proyeksi miring

Page 89: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

161

3. Gambar potongan

Gambar 122. Potongan A-A

Page 90: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

162

Gambar 123. Potongan B-B

Page 91: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

163

4. Bentuk-bentuk arsiran

Gambar 124. Macam-macam arsiran

Page 92: 47945578 Bab IV Gambar Teknik

164

5. Tes FormatifBuatlah gambar proyeksi bila bentuk benda kerja seperti pada gambar berikut.1. Proyeksi dimetris, proyeksi isometris, dan proyeksi piktorial.2. Gambar proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika.

3. Sebutkan arti dari 45 g7!Artinya:Suatu poros dengan ukuran dasar 45 mm posisi daerah toleransi(penyimpangan) mengikuti aturan kode g serta besar/harga toleransinyamenuruti aturan kode angka 7.Catatan: Kode g7 ini mempunyai makna lebih jauh, yaitu:• Jika lubang pasangannya dirancang menuruti sistem suaian berbasis

lubang akan terjadi suaian longgar. Bisa diputar/digeser tetapi tidak bisadengan kecepatan putaran tinggi.

• Poros tersebut cukup dibubut tetapi perlu dilakukan secara seksama.• Dimensinya perlu dikontrol dengan komparator sebab untuk ukuran dasar

45 mm dengan kualitas 7 toleransinya hanya 25 µm.

Apabila komponen dirakit, penulisan suatu suaian dilakukan denganmenyatakan ukuran dasarnya yang kemudian diikuti dengan penulisan simboltoleransi dari masing-masing komponen yang bersangkutan. Simbol lubangdituliskan terlebih dahulu.

4. Sebutkan arti dari 45 H8/g7 atau 45 H8-g7 atau 87

45 Hg

!Jawab:Untuk ukuran dasar 45 mm, lubang dengan penyimpangan H berkualitastoleransi 8, berpasangan dengan poros dengan penyimpangan berkualitastoleransi 7.