Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
22 Universitas Kristen Petra
4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1 Tinjauan Umum Perusahaan
PT. FSCM Manufacturing Indonesia merupakan salah satu anak
perusahaan PT Astra Otopart Tbk yang bergerak dibidang Industri otomotif. PT.
FSCM Manufacturing Indonesia Indonesia merupakan perusahaan satu-satunya di
Indonesia yang memproduksi rantai sepeda motor. Rantai tidak asing didengar
oleh telinga manusia. Rantai banyak dijumpai pada kendaraan, seperti sepeda,
becak, sepeda motor dan mobil. Rantai merupakan komponen mesin yang
digunakan untuk meneruskan power (daya) dari mesin melalui perputaran
sprocket pada saat yang sama. Rantai mengait pada gigi sprocket dan meneruskan
daya tanpa slip, menjamin putaran daya yang tetap. Rantai sendiri dibagi menjadi
dua yaitu Engginee Chain dan Drive Chain. Engginee Chain digunakan untuk
menggenakan mesin pada kendaraan, terletak didalam mesin. Drive Chain
digunakan untuk menggerakan roda, Drive Chain ini kita dapat melihatnya
langsung karena terletak diluar yang menyambungkan sporket pada ban belakang
dan mesin.
Sporket adalah geer yang berada pada kendaraan yang dilekatkan pada
velg dan mesin. Sporket pada mesin yang dililitkan dengan rantai yang
menghubungkan dengan sporket ban belakang yang dililitkan rantai inilah yang
akan membuat kendaraan dapat berjalan. Kemajuan jaman membuat jumlah
kendaraan dan jenis kendaraan yang beredar semakin banyak, kususnya di
Indonesia, jumlah kendaraan tiap tahunnya mengalami pertambahan jumlah yang
sangat banyak. Pertambahan jumlah kendaraan membuat permintaan akan rantai
semakin banyak pula dan diikuti tingginya harga material yang dibutuhkan.
Material yang dibutuhkan PT. FSCM Manufacturing Indonesia berasal dari bahan
baku yang diimport dari Negara China. Sehingga PT. FSCM Manufacturing
Indonesia harus bijaksana dalam pengambilan dan penggunaan material tersebut.
Perusahaaan ini menyuplai rantai ke perusahaan yang terkemuka seperti
AHM (Astra Honda Motor), Yamaha, dan Kawasaki, selain memproduksi rantai
sepeda motor PT. FSCM Manufacturing Indonesia Indonesia juga memproduksi
23 Universitas Kristen Petra
filter, kabel dan oli rantai dengan jenis produk yang bermacam-macam. Lokasi
yang dimiliki perusahaan tersebar dibeberapa tempat yang dibagi menjadi empat
Plant yaitu;
1. Plant 1 yang berlokasi di Jl. Rawagelam IV No. 4, Kawasan Industri
Pulogadung. Memproduksi komponen rantai sepeda motor.
2. Plant 2 yang berlokasi di Jl. Pulogadung No. 30, Kawasan Industri
Pulogadung. Plant ini merupakan Plant Assembling, komponen yang
diproduksi dari Plant 1 akan dikirim ke Plant 2 untuk diassembly menjadi
rantai sepeda motor.
3. Plant 3 yang berlokasi di Jl. Narogong Km. 15 Pangkalan VI, Cilengsi,
Bekasi. Plant 3 digunakan sebagai penghasil komponen rantai seperti
Plant 1 tetapi jenisnya lebih sedikit dan juga meassembly rantai berjenis
Silent Chain saja. Plant 3 memiliki bangunan yang besar sehingga
digunakan juga sebagai gudang stock rantai yang besar dan juga
memproduksi oli rantai.
4. Plant 4 yang berlokasi di Jl. By Pass Krian KM 26 No. 8, Sidoarjo, Jawa
Timur. Menghasilkan Filter dan kabel. Filter yang dihasilkan tidak hanya
diproduksi untuk menyuplai filter kendaraan saja tetapi juga diunakan
untuk menyuplai pada industri-industri.
Tahun 1987 PT. FSCM Manufacturing Indonesia didirikan dan berlokasi
di jalan Yos Sudarso Sunter yang digabung dengan perusahaan Federal Motor dan
kemudian menjadi AHM (Astra Honda Motor). Tahun 1988 PT. FSCM
Manufacturing Indonesia yang pada awalnya bernama PT. FSCM (Federal
Superior Chain Manaufacturing) berpindah lokasi ke Jl. Rawagelam IV No. 4,
Kawasan Industri Pulogadung yang sekarang disebut Plant 1 dan kemudian
berkembang terus hingga saat ini.
4.1.1 Jam Operasional Perusahaan
PT. FSCM Manufacturing Indonesia memiliki jam operasional yang
berbeda antar Plant, pada Plant 1 dan Plant 3 memiliki jam operasional 3 shift
dalam sehari atau PT. FSCM Manufacturing Indonesia bekerja selama 24 jam
24 Universitas Kristen Petra
penuh dalam sehari, Jam operasional yang 24 jam tersebut dikarenakan adanya
proses Heat Treatment pada Plant 1 dan Plant 3 yang memakan waktu lama.
Plant 2 dan Plant 4 hanya bekerja 2 Shift dalam sehari dan dalam satu minggu
memiliki lima hari kerja yang dimulai pada hari senin sampai jumat. Tiap harinya
mulai bekerja jam 07.00 hingga 16.00 untuk shift satu dan 16.00-24.00 untuk shift
dua dan 24.00-07.00 untuk shift 3. PT. FSCM Manufacturing Indonesia memiliki
libur pada hari sabtu dan minggu serta hari libur nasional yang ditetapkan oleh
pemerintah. Jam operasional secara detail dapat dilihat pada table 4.1
25 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1 Jam Operasional Manufacturing dan Heat Treatment Plant 1 dan Plant
3
Jam Operasional 24 jam diakibatkan proses Heat Treatment yang cukup
lama. Pemanasan dalam mempersiapkan mesin agar panas sesuai suhu yang dapat
digunakan memerlukan waktu 20 jam-24 jam dan proses yang pendinginan untuk
mematikan mesin juga memerlukan waktu 18-20 jam sehingga dalam proses
Hari Jam Shift Keterangan
07.00-9.30 Operasional
9.30-9.40 Istirahat
9.40-11.40 Operasional
11.45-12.25 istirahat
12.25-14.30 Operasional
14.30-14.40 istirahat
14.40-16.00 operasional
16.00-18.00 Operasional
18.00-18.10 istirahat
18.10-19.30 Operasional
19.30-20.10 istirahat
20.10-22.00 Operasional
22.00-22.10 istirahat
22.10-24.00 operasional
24.00-02.30 operasional
02.30-03.15 istirahat
03.15-05.00 operasional
05.00-05.15 istirahat
05.15-07.00 operasional
07.00-9.30 Operasional
9.30-9.35 Istirahat
9.40-11.45 Operasional
11.45-12.35 istirahat
12.35-14.30 Operasional
14.30-14.35 istirahat
14.35-16.00 operasional
16.00-18.00 Operasional
18.00-18.10 istirahat
18.10-19.30 Operasional
19.30-20.10 istirahat
20.10-22.00 Operasional
22.00-22.10 istirahat
22.10-24.00 operasional
24.00-02.30 operasional
02.30-03.15 istirahat
03.15-05.00 operasional
05.00-05.15 istirahat
05.15-07.00 operasional
Jam Operasional Manufacturing dan Heat
Treatment Plan 1 dan Plan 3
1
2
3
1
2
3
Senin-kamis
Jumat
26 Universitas Kristen Petra
penggunaan yang efektif dalam seminggu hanya 3 hari saja. Senin Shift 1 memulai
memanaskan mesin dan hari selasa baru dapat digunakan. Proses pendinginan
juga dimulai pada Shift 1 pada hari jumat, sehingga waktu efektif penggunaan
adalah hari selasa hingga kamis.
Jam operasional untuk bagian kantor berbeda dengan jam operasional pada
produksi. Table 4.2 merupakan jam detail dari jam operasional kantor.
Table 4.2 Jam Operasional Kantor Plant 1 dan Plant 3
Jam kerja operasional Kantor hanya ada di Shift 1 saja. Jam tersebut
berlaku pada 4 Plant yang dimiliki oleh PT. FSCM Manufacturing Indonesia .
Produksi Plant 2 memiliki jam operasional yang tidak tetap dikarenakan
pengaruh dari order, ketika order rantai sangat tinggi jam operasional pada Plant 2
akan 3 Shift atau 24 jam tetapi jika order menurun atau sedikit jam operasional
dapat terjadi 2 Shift atau 1 Shift saja. Jam kerja operasional yang ada merupakan
jam kerja yang telah disepakati oleh perusahaan dengan pihak pekerja. Sehingga
seluruh karyawan perusahaan wajib mengikuti kesepakatan tersebut tanpa
terkecuali.
4.1.2 Struktur Organisasi
PT. FSCM Manufacturing Indonesia merupakan anak perusahaan yang
dibawah naungan PT Astra Otopart Tbk. Struktur organisasi pada PT. FSCM
Manufacturing Indonesia sama dengan perusahaan pada umumnya. BOD (Board
Of Director) merupakan posisi tertinggi pada struktur organisasi PT. FSCM
Manufacturing Indonesia Indonesia, posisi yang terdiri dari Presiden direktur dan
Hari Jam Shift Keterangan
07.00-12.00 1 Operasional
12.00-13.00 1 istirahat
13.00-16.00 1 operasional
07.00-11.40 1 Operasional
11.40-13.00 1 istirahat
13.00-16.00 1 operasional
Jam Operasional Kantor
Senin-
kamis
Jumat
27 Universitas Kristen Petra
Direktur. Presiden direktur membawahi jajaran Department pada bagian Office
Department seperti Marketing, HRD, Procurement, RN & accounting. Direktur
membawahi division seperti Plant division, Plant division membawahi langsung
Department seperti production, Quality Control, PPIC, Plant enginering dan
enginering. Struktur perusahaan dapat dilihat pad agambar 4.1 dibawah.
29 Universitas Kristen Petra
4.1.3 Jenis Produk
PT. FSCM Manufacturing Indonesia menghasilkan produk rantai, filter,
oli rantai dan kabel tetapi produk utama yang di produksi PT. FSCM
Manufacturing Indonesia adalah rantai. Rantai merupakan salah satu komponen
yang terdapat pada mesin yang digunakan untuk menghubungkan antara mesin
dan roda sehingga menghasilkan gerakan pada roda yang membuat roda dapat
berputar. Jenis rantai dibedakan menjadi 2, yaitu Drive Chain dan Enggine Chain.
Drive Chain merupaka jenis rantai yang dapat langsung dilihat karena terdapat
diluar. Yang menghubungkan mesin dan sporket roda. Engginee Chain
merupakan rantai yang terdapat didalam mesin. Rantai ini yang memutar mesin
dan menghasilkan tenaga. Engginee Chain sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Cam
Chain dan Silent Chain. Fungsi Cam Chain dan Silent Chain secara garis besar
sama, berbeda pada ukuran dan panjang. Silent Chain juga memiliki suara yang
lebih halus pada penggunaannya dibandingkan dengan Cam Chain. Jenis rantai
dapat dilihat di gambar 4.2.
Gambar 4.2. Jenis-Jenis Produksi Rantai
Jenis-Jenis
Rantai
Drive Chain Engine Chain
420
420SB
420AD
428
428H
428HS
L
428SB
520
520 V Cam Chain Silent Chain
25
25H
25S
H
SCR 0404 SDH
SCR 0409 SDH
SCR 0404 SV
30 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2. merupakan Jenis-Jenis rantai, terdapat 15 Jenis rantai yang
dihasilkan oleh PT. FSCM Manufacturing Indonesia. Drive Chain memiliki 428
H, 420 AD dan sebagainya, sedangkan Cam Chain ataupun Silent Chain ada 25
SH, 25 H , SCR 0404 SDH. Penulisan tersebut merupakan kode-kode yang
memiliki arti dan sebagai jenis rantai. Kode yang terdapat pada rantai dibuat
berdasarkan ukuran komponen pada rantai. Pembacaan kode pada Drive Chain
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Tata Nama Rantai Drive Chain
Kotak pertama yang terdapat pada gambar 4.3 menunjukan jarak antar
pitch rantai, kotak kedua menunjukan lebar rantai sedangkan kotak ketiga
menuntukan jenis yang digunakan. Kotak terakhir merupakan panjang yang
diingkan. Misal pada 428H, angka menpat menunjukan lebar antar pitch rantai
adalah 12.7 mm, 28 menunjukan lebar rantai adalah 7.94mm dan H merupakan
jenis yang High Class. Pitch merupakan jarak antar pin yang ditunjukan oleh
gambar 4.4
4 XX XXXXX
CHAIN
PITCH
Jarak antar
pitch rantai
Ex :
4/8” = 12.7
mm
5/8” = 15.875
mm
CHAIN
WIDTH
Lebar rantai
Ex u/ pitch 4:
“28”=7.94
mm;
“20”=6.35
mm
REMARK
Ex :
H = High Class
SB = Solid Bush
V = Seal
AD= Austemper
thickness 1,2mm
HSL= Austemper
thickness 1,8mm
No. OF LINKS
Jumlah Link(s)
Ex :
100=100 Links
31 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.4 Jarak Pitch, Lebar Rantai dan Jenis Komponen
Pitch merupakan jarak antar pin yang tergantung pada lebar sporket. Width
merupakan lebar rantai. Roller yang bekerja untuk melindungi bush dari gesekan
dengan sporket. Bush digunakan untuk menyatukan ILP (Inner Link Plate)
sebagai dinding rantai. OLP (Outer Link Plate) merupakan kunci yang menahan
ILP lepas. Cam Chain merupakan jenis rantai yang dugunakan sebagai penggerak
dan terletak dalam mesin. Pembacaan Kode pada Cam Chain juga berbeda dengan
Drive Chain karena lebar dan link yang digunakan berbeda sehingga dalam
penulisan kodepun juga berbeda. Pengkodean pada Cam Chain dapat dilihat di
gambar 4.5 dibawah ini.
Gambar 4.5 Tata Nama Rantai Cam Chain
Drive Chain
PIN
2 X XXXX
CHAIN
PITCH
Jarak antar
pitch rantai
Ex :
2/8” = 6.35
mm
CHAIN
WIDTH
Lebar
rantai
Ex :
“5”=3.18
mm
REMARK
EX :
H= High
Class
SH= Super
High Class
No. OF
LINKS
Jumlah Link(s)
Ex :
88 = 88 Links
32 Universitas Kristen Petra
Tata nama Cam Chain berbeda dengan Drive Chain, yang membedakan
adalah kotak awal yang bertuliskan angka 2. Kotak pertama ini menunjukan jarak
antar pitch yang hanya memiliki 1 ukuran saja yaitu 6.35mm. lebar rantai juga
berbeda dengan Drive Chain, Cam Chain juga hanya memiliki 1 ukuran lebar saja
yaitu 3.18mm. kotak ketiga yaitu jenis rantainya hanya ada High Class dan Super
High Class saja. Cam Chain memiliki ukuran yang pendek sehingga jumlah link
pun memiliki selisih dengan Drive Chain. Gambar 4.6 menunjukan perhitungan
ukuran pada rantai.
Gambar 4.6 Jarak Pitch, Lebar Rantai, jenis komponen
Gambar 4.6 menunjukan jenis komponen yang berada dalam rantai Cam
Chain. Cam Chain tidak memiliki Roller dikarenakan ukuran rantai yang kecil
sehingga jarak antar pitch juga kecil. Cam Chain pada umumnya memiliki
panjang link antara 70-88 dan memiliki jenis matrial yang sangat berkualitas
sehingga rantai tersebut memiliki potensial putus yang kecil.
PT. FSCM Manufacturing Indonesia memiliki produk Silent Chain yang
diassembly di Cilengsi Bogor. Silent Chain memiliki komponen yang diImport
dari Negara luar sehingga PT. FSCM Manufacturing Indonesia tidak membuat
komponen tersebut. Produk ini memiliki tata nama pengkodean yang sangat
PIN OLP ILP
BUSH
p=pitch rantai
w=lebar rantai
P
W
Cam Chain
33 Universitas Kristen Petra
berbeda dari Cam Chain maupun Drive Chain. Tata nama pengkodean Silent
Chain dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7 Tata Nama Rantai Silent Chain
Orang awam akan kesulitan membedakan Silent Chain dan Cam Chain
karena dua rantai ini memiliki fisik rantai yang hampir sama sehingga pada kode
dibedakan jauh. Kotak pertama merupakan kode yang menunjukan bahwa rantai
tersebut Silent Chain. Kotak kedua menyatakan bentuk dari pin Silent Chain yaitu
round. Kotak ketiga, keempat, kelima dan keenam sama dengan Kode dari Drive
Chain maupun Silent Chain. Kotak ketiga menunjukan jarak antara pitch, kotak
keempat merupakan lebar rantai, kotak kelima jenis komponen yang digunakan
dan kotak terakhir adalah panjang dari rantai tersebut. Kotak kelima yaitu jenis
komponen yang dipakai berbeda dengan Cam Chain karena pada rantai ini
terdapat SDH yaitu Surface With Crome atau komponen yang dilapisi oleh Crome
dan SV yaitu Surface with Vanadium atau komponen yang dilapisi vanadium.
S
C
R
SILEN
T
CHAIN
Silent
Chain
PIN
SHAPE
Menyatak
an bentuk
pin
bundar
(round).
0
CHAIN
PITCH
Jarak
antar
pitch
rantai
Ex :
04/16” =
6.35 mm
CHAIN
WIDTH
Lebar
rantai.
Ex:
04 =
3.20mm;
09 =
5.10mm;
12 =
7.15mm.
REMARK
PIN
SURFACE
TREATMEN
T EX :
SDH
=Surface with
Chrome
SV =Surface
with
Vanadium
No. OF
LINKS
Jumlah
Link(s)
Ex :
88 = 88
Links
0 SD X
34 Universitas Kristen Petra
4.2 Penjadwalan Supply Komponen dari Plant 1 ke Plant 2
Penjadwlaan supply komponen pada PT. FSCM Manufacturing Indonesia
dilakukan oleh Department Produksi. Plant 2 merupakan Plant yang diperuntukan
untuk proses meassembly komponen menjadi rantai. Plant 1 memproduksi
komponen rantai dari material hingga di bentuk menjadi komponen. Plant 1
bertugas mengirimkan komponen rantai dan mempertahankan supply agar tidak
terlambat sehingga mesin Assembling yang digunakan untuk meassembly
komponen menjadi rantai tidak berhenti karena kekurangan komponen. Tujuan
dari penjadwalan supply komponen adalah untuk mengontrol komponen yang
dikirim ke Plant 2.
4.2.1 Proses Awal Penyusunan Jadwal Produksi dan identifikasi masalah
Penelitian pembuatan jadwal supply produksi dibuat karena memiliki
permasalahan utama yang terjadi pada supply komponen yang terjadi dari Plant 1
ke Plant 2 yang tidak teratur karena menggunakan sistem polibox, dimana ada
polibox kosong akan diisi dan dikirim kembali dan dituang atau digabungkan
walaupun berbeda nomor lot dan masih terjadi keterlambatan supply komponen.
Langkah awal dilakukan adalah mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada
proses supply komponen dari Plant 1 ke Plant 2. Proses identifikasi masalah
dilakukan dengan memahami sistem supply komponen yang ada pada PT. FSCM
Manufacturing Indonesia yang dilakukan saat ini. Cara awal yang dilakukan
dalam identifikasi masalah adalah melakukan wawancara dengan pihak terkait
pada supply komponen dari Plant 1 ke Plant 2. Cara selanjutnya yang dilakukan
adalah melihat proses supply, dari mempersiapkan wadah pengisian hingga
supply. Permasalahan yang terjadi diuraikan dalam fishbone diagram gambar 4.8.
35 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8. Fishbone diagram Keterlambatan Supply Komponen.
Keterlambatan Supply Komponen menjadi permasalahan utama dalam PT.
FSCM Manufacturing Indonesia, keterlambatan ini menyebabkan proses
pembuatan rantai menjadi terhenti. Terhentinya proses produksi rantai disebabkan
beberapa faktor seperti yang ada pada gambar 4.7. Komponen ASF kosong (After
Surface Finishing) karena tidak ada jadwal yang pasti komponen tersebut akan
habis. Keterlamabatan juga dapat dipengaruhi oleh komponen yang bermasalah
sehingga komponen tidak dapat dikirim ataupun ditarik kembali. Jumlah supply
yang tidak tentu juga dapat mempengaruhi, ketika operator lupa untuk melihat
komponen yang berada pada mesin Assembling dan lupa belum mengisi. Operator
yang kembali di Plant 1 tidak akan segera mengirim lagi karena permasalahan
lupa melihat dan mensupply . Terhambatnya supply komponen diakibatkan juga
operator supply yang tidak ada di tempat, sehingga harus mencari terlebih dahulu.
Permasalahan juga diakibatkan oleh sauna kerja operator Assembling yang sangat
padat pada linenya, dikarenakan jumlah polibox yang terdapat pada line sangat
banyak dan menumpuk. Contoh permasalahan sering sekali muncul akibat dari
sistem polibox ini gambar 4.9.
36 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.9 Sistem Polibox.
Permasalahan yang sering terjadi adalah komponen yang sudah dicampur
tersebut ada yang bermasalah sehingga harus diambil ulang dan dikembalikan
karena komponen tersebut tidak dapat digunakan sampai ada informasi lebih
lanjut.proses pengembalian juga tidak sembarangan, harus mengetahui nomor lot
yaitu nomor yang digunakan untuk tanda produksi. Komponen yang sudah
dicampur akan menyulitkan untuk menrik komponen sehingga mesin yang
digunakan untuk meassembly akan off lama. Contoh: komponen dengan nomor lot
6 yang dikirim awal tidak diketahui jika bermasalah, ketika Komponen dengan
nomor Lot 8 dikirim akan langsung dituang dan nomor lot 10 dituang, kemudian
baru diketahui komponen ada yang bermasalah akan kesulitan menentukan nomor
lot. Nomor lot 8 dan 10 akan ditunda dan tidak dapat digunakan sementara
akhirnya mesin assembly akan berhenti cukup lama.
Pemasalahan berikutnya adalah ketika komnponen bermasalah akan
kesulitan menarik komponen karena jumlah yang sangat banyak berada dalam
mesin assembly atau Hooper. Seperti pada gambar 4.10 dibawah.
37 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.10 Mesin Hooper atau mesin assembly
Sulitnya menentukan kapan komponen stock yang berada di Plant 1 akan
habis karena jumlah yang dikirim tidak tentu. Pemasalahan selanjutnya ketika
operator supply lupa untuk mengisi salah satu komponen pada mesin assembly
rantai dan operator supply tidak ada ditempat atau susah dihubungi.
Kenyamanaan untuk operator assembling juga terganggu dikarenakan jumlah
komponen yang terlalu banyak dan polibox pada masing-masing mesin assembly.
Proses supply komponen dari Plant 1 ke Plant 2 menggunakan motor roda tiga.
PT. FSCM Manufacturing Indonesia memiliki 2 motor yang digunakan untuk
mensupply komponen gambar 4.11 motor roda tiga yang digunakan.
Gambar 4.11 Motor Supply Komponen
38 Universitas Kristen Petra
Motor yang digunakan departemen produksi hanya 1 saja sedangkan 1
motor lagi tidak digunakan karena operator supply tidak membutuhkan 2 motor
yang berjalan. Tidak ada peraturan atau sistem yang tepat untuk menjalankan 2
motor sehingga hanya 1 yang digunakan. Kapasitas yang dimiliki masing-masing
motor adalah 48 polibox. Polibox merupakan wadah yang terbuat dari bahan
plastic dan digunakan untuk membawa komponen seperti pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 Polibox Komponen
Tiap jenis rantai memiliki warna polibox komponen yang berbeda unttuk
membantu operator timbang membedakan jenis komponen. Warna hijau
digunakan untuk komponen 420 AD, warna abu-abu digunakan untuk komponen
428H, warna putih digunakan untuk 420 SB dan biru untuk 428 HSL untuk
komponen Drive Chain. Berbeda lagi dengan Cam Chain yang menggunakan
warna kuning untuk 25, 25 SH dan warna putih untuk 25H. Komponen yang telah
dimasukan kedalam polibox dan dikirim ke assembly. Assembly yang dimiliki PT.
FSCM Manufacturing Indonesia dibagi atas beberapa line. Line Produksi rantai
PT. FSCM Manufacturing Indonesia pada komponen Drive Chain berjumlah 8
line sedangkan untuk Cam Chain memiliki 10 Line produksi.
39 Universitas Kristen Petra
4.2.2 Improvement Penyusunan Rencanaan Penjadwalan Supply
Komponen dari Plant 1 ke Plant 2
Penyusunan rencana penjadwalan diawali dengan menghitung waktu
mesin berjalan. Waktu dicari melalui kecepatan mesin, panjang link dan berat
komponen. Kecepan mesin assembly Drive Chain adalah 215 rpm (Rotasi Per
minute) yang berarti dalam 1 menit dapat menghasilkan rantai dengan jumlah
komponen sebanyak 215 atau rantai dengan panjang 215. Panjang link yang
digunakan adalah 126, panjang ini dapat berubah-ubah sesuai dengan permintaan.
Kecepatan mesin Cam Chain 155 rpm dengan panjang 100 link. Berat masing-
masing komponen dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah
Tabel 4.3 Berat Komponen Rantai
Berat komponen yang ada pada table 4.3 merupakan berat perbiji
komponen dalam satuan gram. Perhitungan dengan mencari waktu yang
dibutuhkan untuk meassembly komponen. Panjang yang dibutuhkan 126 link
dengan kecepatan 215 dan berat masing-masing komponen yang sudah diketahui
maka dapat mencari waktu lama mesin berjalan. Perhitungan memiliki syarat
penting yang harus dipatuhi yaitu berat maksimal polibox adalah 20 kg untuk satu
polibox, kapasitas mesin dapat menampung komponen, jumlah polibox yang
tersedia dan sekali supply wajib dalam set.
4.2.2.1 Perhitungan Kebutuhan Komponen dan waktu yang dibutuhkan
untuk menghabiskan produk tersebut
(Gram)
PART 420 SB 420 AD 428H 25 25H 25SH
ILP 2.127 1.679 2.627 0.218 0.298 0.298
OLP 1.844 1.451 2.334 0.198 0.28 0.207
PIN 1.407 1.289 2.3 0.231 0.281 0.216
BUSH 0.836 0.82 1.212 0.13 0.14 0.203
ROLLER 0.97 0.97 1.412
Berat Komponen ASF
40 Universitas Kristen Petra
Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan jadwal supply adalah
dengan mengetahui waktu yang dibutuhkan mesin untuk meassembly rantai dan
berat komponen yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin Assembling.
Perhitungan dilakukan dalam set. Set yang dimaksud terdiri dari ILP (Inner Link
Plate), OLP(Outer Link Plate), PIN, BUSH dan ROLLER untuk Drive Chain.
Perhitungan ada pada tabel 4.4 dibawah.
Tabel 4. 4 Perhitungan waktu Jalan Mesin Drive Chain 428H 1 Set
Membuat 1 rantai 428H dengan panjang link 126, jumlah komponen yang
dibutuhkan berbeda untuk ILP dibutuhkan 126 biji, OLP membutuhkan 125 biji,
PIN membutuhkan 124 biji, BUSH membutuhkan 126 biji dan ROLLER
membutuhkan 126 biji. Berat masing-masing komponen didapat dari department
engineering tabel 4.3 dalam gram dan kemudian dijadikan dalam kilogram. Berat
dalam kilogram dikalikan dengan jumlah yang dibutuhkan. Seperti ILP dengan
berat 0.002627 kg dikalikan 126 dan dikalikan jumlah rantai yang akan dibuat
yaitu 60 pcs rantai. Jumlah yang didapat untuk ILP adalah 19,86 kg. Mencari
jumlah pcs komponen pada berat yang sudah ditemukan dengan perhitungan 1 kg
yang dibagi dengan berat 1 pcs komponen yaitu 0.002627 kg menghasilkan
380,66 pcs ILP. 380,66 pcs ILP perkilogram dikalikan dengan 19,86 kilogram
menemukan 7560 pcs rantai.
Jumlah total pcs 7560 dibagi dengan kecepataan 215 rpm akan
menemukan waktu mesin berjalan yaitu 35.16 menit. 35.16 menit mesin berjalan
akan menghabiskan ILP dengan berat 19,86 kilogram dan menghasilkan 60 pcs
rantai dengan panjang link 126. Perhitungan berlaku dengan komponen yang lain
126 Link
60 PCS
215 Rpm
jumlah PCS Total PCS Waktu 1 BOX 2 BOX
Gram KG Kg Kg
ILP 2.627 0.002627 126 19.86 380.66 7560 35.16 19.86 9.93
OLP 2.334 0.002334 125 17.51 428.45 7500 34.88 17.51 8.75
PIN 2.3 0.0023 124 17.11 434.78 7440 34.60 17.11 8.56
BUSH 1.212 0.001212 126 9.16 825.08 7560 35.16 9.16 4.58
ROLLER 1.412 0.001412 126 10.67 708.22 7560 35.16 10.67 5.34
Panjang
Jumlah
Kecepatan Mesin:
BERAT PerKomponen komponen
Needed
Berat
Komponen
Komponen 428H
41 Universitas Kristen Petra
seperti PIN, BUSH, ROLL,OLP. Jumlah polibox yang dibutuhkan tiap line Drive
Chain masing-masing line adalah 5 polibox dalam 1 set. Syarat berat beban yang
dimiliki oleh perusahaan adalah berat maksimal mengangkat beban yang
dilakukan oleh operator dari lantai hingga pinggang adalah 20kg sedangkan berat
dari pinggang hingga atas kepala adalah 15 kg. ILP dan OLP merupakan
komponen yang akan dituang pada mesin hooper yang memiliki tinggi 2 meter
sehingga operator supply harus mengangkatnya terlebuh dahulu. Berat
perhitungan ILP dan OLP melebihi diatas 15 kg sehingga polibox yang digunakan
dibagi menjadi 2 box. Jumlah polibox yang digunakan untuk OLP dan ILP adalah
2 polibox dalam 1 set, dengan jumlah PIN 1 box, Bush 1 box, Roller 1 box, OLP
2 box dan ILP 2 box. Jumlah box yang diperlukan adalah 7 polibox untuk 1 set
yang akan disupply pada 1 line saja. Mensupply 8 line Drive Chain
membutuhkan polibox total sebanyak 56 polibox. Kapasitas dari motor hanyalah
48 polibox. Sehingga perhitungan tabel 4.4 tidak dapat dijalankan. Perhitungan
selanjutnya menggunakan 2 set yaitu jumlah yang sudah ditentukan seperti ILP
dengan berat 19.86 kg akan dikalikan 2 seperti pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Perhitungan waktu Jalan Mesin Drive Chain 428H 2 Set
Perhitungan berat komponen dikalikan 2 menyebabkan waktu mesin
assembly berjalan menjadi 2 kali lipat juga, yang awalnya untuk ILP
membutuhkan 35.165 menit akan menjadi 70.33 menit dengan berat komponen
39.72 kg. berat tersebut akan dibagi menjadi 2 polibox dan 3 polibox. Dibagi
menjadi 2 polibox berat ILP dan OLP tetap tidak masuk sehingga memerlukan
126 Link
60 PCS
215 Rpm
2 BOX 3 BOX
Gram KG Kg Kg
ILP 2.627 0.002627 126 19.86 39.72 380.66 15120 70.33 19.86 13.24
OLP 2.334 0.002334 125 17.51 35.01 428.45 15000 69.77 17.51 11.67
PIN 2.3 0.0023 124 17.11 34.22 434.78 14880 69.21 17.11 11.41
BUSH 1.212 0.001212 126 9.16 18.33 825.08 15120 70.33 9.16 6.11
ROLLER 1.412 0.001412 126 10.67 21.35 708.22 15120 70.33 10.67 7.12
jumlah
PCS unt 1
Kg
Total
PCS
Berat
Komponen
(Kg)
Komponen 428HBERAT PerKomponen
komponen
Needed
Berat
Komponen
(Kg)
Waktu
mesin
(Menit)
Panjang
Jumlah
Kecepatan Mesin:
42 Universitas Kristen Petra
polibox tambahan tabel 4.5. ILP dengan berat 39.72 kg dibagi menjadi 3 polibox
didapatkan berat 13.24 kg. berat ini memenuhi persyaratan berat beban angkat
maksimal yang diberlakukan oleh PT. FSCM Manufacturing Indonesia.
Pembagian 3 polibox dberlakukan juga pada OLP karena berat yang
diperhitungkan masih diatas berat syarat. PIN, BUSH, ROLLER tetap
mengggunakan 2 polibox dikarenakan syarat berat sudah terpenuhi yaitu dengan
beban maksimal 20 kg. ketiga komponen tersebut akan diletakkan meja yang
tingginya dibawah pinggul orang dewasa. Perhitungan untuk rantai 420 SB dan
420 AD dapat dilihat pada lampiran 12 Perhitungan Berat komponen dan waktu
Produksi Drive Chain 420 SB dan 13 Perhitungan Berat komponen dan waktu
Produksi Drive Chain 420 AD. Perhitungan berat masing-masing komponen akan
dihitung kemudian akan dirata-rata. Seperti pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Waktu Rata-Rata Mesin berjalan
Waktu masing-masing komponen dan masing-masing tipe dihitung dan
dirata-rata. Mesin assembling akan menghabiskan komponen yang telah
ditentukan berat masing-masing selama 35.38 menit untuk 1 set. Menggunakan 2
set waktu mesing assembling berjalan akan lebih lama atau 35.38 menit dikali 2
set akan menghasilkan 71.16 menit. Perhitungan Drive Chain berlaku pula pada
Cam Chain. Perhitungan Cam Chain dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah.
ILP OLP PIN BUSH ROLL
428H 35.16 34.88 34.60 35.16 35.16
420 SB 35.16 34.84 34.51 35.16 35.16
420 AD 35.16 34.84 34.51 35.16 35.16
Rata 34.98 atau 0:35:38 MENIT
43 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 Perhitungan waktu Jalan Mesin Cam Chain 25 SH
Persyaratan dalam perhitungan Cam Chain sama dengan persyaratan
perhitungan Drive Chain. Perhitungan pada Cam Chain sama juga dengan cara
pada perhitungan Drive Chain tetapi kecepatan dan panjang link yang digunakan
berbeda. Panjang link Cam Chain maksimal 100 link dan kecepatan mesin 155
rpm. Jumlah yang buat pun juga berbeda yaitu 1410 pcs dikarenakan bentuk
komponen yang sangat kecil dan berat komponen yang lebih ringan sehingga
dapat membuat rantai lebih banyak. Cam Chain juga tidak memakai ROLLER.
berat komponen yang dibutuhkan untuk membuat 1410 pcs rantai juga cukup
banyak yaitu 42.018 kilogram.
Jumlah ini tidak sesuai dengan persyaratan awal tetapi karena jumlah
polibox pada masing-masing line Cam Chain banyak sehingga dapat disesuaikan.
42.018 kilogram dapat dibagi menjadi 3 polibox sehingga dalam total polibox
yang diangkat masih masuk dalam persyaratan. Waktu yang dibutuhkan untuk
menghabiskan 42.018 kilogram tersebut adalah 909.67 menit atau 15.16 jam.
Supply Cam Chain akan dilakukan pada Shift 3 saja sehingga dalam sekali supply
komponen dari Plant 1 ke Plant 2 akan dihabiskan dalam 2 shift. Shift 1 dan Shift
2 hanya mensupply komponen Drive Chain saja. Perhitungan untuk rantai 25 dan
25H dapat dilihat pada lampiran 14 Perhitungan Berat komponen dan waktu
Produksi Cam Chain 25 dan lampiran 15 Perhitungan Berat komponen dan waktu
Produksi Cam Chain25 H. Berat masing-masing telah diketahui dan waktu habis
supply sudah diketahui sehingga dapat diputuskan jumlah masing-masing polibox
yang akan digunakan pada masing-masing line. Untuk memaksimalkan Kapasitas
100 Link
1410 PCS
155 Rpm
2 BOX 3 BOX
Gram KG Kg Kg
ILP 0.298 0.000298 100 42.02 3355.70 141000 909.68 21.01 14.01
OLP 0.207 0.000207 99 28.90 4830.92 139590 900.58 14.45 9.63
PIN 0.216 0.000216 100 30.46 4629.63 141000 909.68 15.23 10.15
BUSH 0.203 0.000203 100 28.62 4926.11 141000 909.68 14.31 9.54
Komponen 25 SHkomponen
Needed
Berat Komponen
(Kg)
jumlah
PCS unt 1
Kg
Total PCS
Waktu
mesin
(Menit)
Panjang
Jumlah
Kecepatan Mesin:
BERAT PerKomponen
44 Universitas Kristen Petra
mesin digunakan 2 set untuk masing-masing line. Set dalam masing-masing line
dapat dilihat pada gambar 4.13 dibawah.
Gambar 4.13 Jumlah Polibox Dalam Set Supply
Jumlah Set dalam supply diatur menjadi 3 Polibox untuk OLP dan ILP
428H dan 420 SB dikarenakan operator supply harus menuangkan OLP dan ILP
kedalam mesin Hooper. Mesin Hooper memiliki tinggi 2 meter sehingga melebihi
dari tinggi operator supply . Tinggi mesin Hooper mengakibatkan jumlah
komponen yang berada dalam polibox memiliki berat yang membahayakan
operator supply sehingga jumlah untuk polibox ditambah menjadi 3 pada masing-
masing OLP dan ILP dimana seharusnya hanya 2 polibox saja pada masing-
masing OLP dan ILP. Berat beban maksimal yang diangkat melebihi pundak
adalah 15 kilogram, berat yang telah dibuat oleh PT. FSCM Manufacturing
Indonesia Indonesia.
Berat total untuk 2 set ILP dan OLP sama dengan pada awalnya hanya
berat tersebut dibagi menjadi 3 polibox saja. 420 AD memiliki jumlah polibox 2
45 Universitas Kristen Petra
untuk masing-masing OLP dan ILP dikarenakan 420 AD memiliki berat
komponen dibawah 15 kilogram sehingga tidak perlu dibagi lagi. Jumlah polibox
yang dimiliki oleh PT. FSCM Manufacturing Indonesia adalah 20 polibox tiap
masing-masing line dan dibutuhkan 4 set sehingga dapat saling bertukar polibox
isi dengan polibox kosong. OLP dan ILP memiliki membutuhkan 3 polibox pada
masing-masing sehingga polibox OLP dan ILP yang dikirim akan dituangkan
langsung pada mesin Hopper kemudian Polibox tersebut akan dibawa kembali ke
Plantil 1. Masing-masing line yang memiliki jumlah polibox 20 akan terpakai 18
saja. Waktu yang telah dihitung pada masing-masing komponen kemudian
direkap dan disatukan dapat dilihat pada lampiran 16 rekap waktu produksi.
Jalannya mesin Drive Chain dimulai dari jam 07:00 dan berakhir jam
24:00, jam operasional tersebut dapat berubah sesuai dengan jumlah order. Ketika
order tinggi maka akan berjalan 2 Shift pada Drive Chain dan saat order sudah
terpenuhi Drive Chain akan berjalan 1 Shift saja. Supply jumlah komponen 1 set
akan habis dalam waktu 35.38 menit sehingga untuk 2 set akan habis pada 71.16
menit atau 1.11 jam. waktu istirahat operator juga diperhitungkan dalam jam
operasional. Waktu operasional mesin terdapat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Jam Operasional Mesin Drive Chain
0:35 Durasi Start End Durasi Start End
0:10:00
0:40:00 1:11 7:00:00 8:11:16
2 1:11 8:11:16 9:22:32
1:21 9:22:32 10:43:48
1:51 10:43:48 12:35:04
1:11 12:35:04 13:46:20
1:21 13:46:20 15:07:36
1:11 15:07:36 16:18:52
1:11 16:18:52 17:30:08
1:21 17:30:08 18:51:24
1:51 18:51:24 20:42:40
1:11 20:42:40 21:53:56
1:21 21:53:56 23:15:12
1:11 23:15:12 0:26:28
1:11 0:26:28 1:37:44
Durasi
Istirahat 10 men
Istirahat Makan
Jumlah set
SHIFT 1
Jalan Mesin Drive chain LD 1-4
SHIFT 2
46 Universitas Kristen Petra
Mesin untuk membuat rantai Drive Chain LD (Line Drive) 1 sampai LD 4
akan mulai berjalan pada pukul 07.00. Jam Shift 1 dimulai dengan berat
komponen yang telah ditentukan akan memiliki duari komponen habis selama
1.11 jam atau mesin untuk membuat rantai akan kehabisan komponen pada pukul
8:11:16. Membuat mesin tetap berjalan merupakan hal yang sangat penting. Tiap
menit waktu akan menghasilkan rantai sehingga sangat pentinglah membuat
mesian tetap berjalan. Operator supply akan mengirim dan memasukan
komponen pada mesin sebelum pukul 8:11:16, sebelum mesin untuk membuat
rantai kehabisan komponen. Supply untuk line Drive Chain LD 5 smapai LD 8
dapat dilihat pada lampiran 17 Waktu Mesin Drive Chain LD 5 sampai 8 Jalan.
4.2.2.2. Rancangan Jadwal Supply Komponen
Rancangan penjadwalan dilakukan oleh beberapa orang yang bekerja
secara bersama-sama layaknya sebuah tim. Tim tersebut antara lain operator
supply dan operator timbang. Operator supply adalah operator yang bertugas
mengirim komponen dari Plant 1 untuk diassembly menjadi rantai di Plant 2,
selain itu tugas dari operator supply adalah menuang komponen yang dibawa,
kedalam mesin assembly. operator timbang bertugas menurunkan polibox kosong
yang dibawa motor supply kemudian mengisi kembali polibox kosong dan
memasukan kembali kemotor supply untuk dibawa ke Plant 2 kembali. Supply
komponen pada Plant 2 dibagi dalam gerakan-gerakan yang dilakukan operator
untuk mensupply , dari menurunkan polibox kosong oleh operator timbang
sampai operator supply menuang pada mesin assembling. Gerakan-gerakan
tersebut dapat dilihat pada table 4.9. Gerakan yang diberi warna biru merupakan
gerakan yang dilakukan oleh operator timbang dan gerakan yang diberi warna
putih adalah gerakan operator supply .
47 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9 Gerakan Operator Supply Komponen
Gerakan tersebut dibagi atas kebiasaan operator untuk menyuplai
komponen. Gerakan operator timbang berwarna biru pada table 4.9 yang terdiri
dari menurunkan polibox kosong dari sepeda motor, menyiapkan polibox kosong,
polibox kosong yang disiapkan diisi dengan komponen ASF, kemudian ditimbang
dan dimasukkan kembali kedalam sepeda motor. Gerakan operator supply
berwarna putih yang menghantarkan polibox isi dari Plant 1 ke Plant 2, polibox
isi yang hantarkan diturunkan dari sepeda motor dan diisikan pada mesin
assembling. Operator supply kemudian membawa pulang polibox kosong dari
Plant 2 ke Plant 1 untuk diisi kembali dengan komponen ASF.
Rancangan penjadwalan dilakukan dengan cara mengambil waktu baku
operator supply dengan gaya dan kebiasaan operator mensupply mesin assembly
dengan keadaan yang santai. Waktu baku diambil juga pada operator timbang,
operator yang selalu mempersiapkan komponen dari mengambil polibox kosong,
mengisi komponen hingga memasukan polibox tersebut kedalam sepeda motor
supply . Pengambilan waktu baku operator timbang juga dalam keadaan operator
sehat dan santai. Pengambilan waktu dilakukan dalam beberapa hari untuk
memperoleh data yang cukup untuk mendekati actual. Gerakan-gerakan tersebut
diambil waktu baku untuk menghitung waktu operator dalam 1 kali supply
komponen ke Plant 2. Waktu masing-masing gerakan diambil beberapa hari dan
diambil pada waktu yang tidak pasti atau random sampai dirasa data waktu
48 Universitas Kristen Petra
tersebut cukup, dari beberapa data tersebut dicari waktu rata-ratanya. Data
tersebut dapat dilihat pada table 4.10
Tabel 4.10 Data Waktu gerakan 9 Operator
Data yang digunakan data yang dihitung pada masing-masing polibox.
Operator mengambil polibox selama 67.8 detik membawa 3 polibox sehingga
untuk masing-masing polibox memerlukan waktu 22.6 detik. Perhitungan berlaku
pada data yang lain kemudian data tersebut dirata-rata dan mendapatkan 14.33
detik perpolibox. Waktu rata-rata yang telah didapat seperti pada lampiran 1 Data
Waktu Gerakan 1 Operator sampai lampiran 11 Data Waktu Gerakan 11 Operator.
Masing-masing gerakan kemudian dihitung dalam sekali supply komponen, dari
menyiapkan polibox kosong, mengisi polibox hingga mengirim ke Plant 2.
Perhitungan data tersebut dapat dilihat pada table 4.11.
NoOperator delivery mengambil
polibox kosong
Jumlah
Polibox
Waktu
Perpolibox
1 67.8 3 22.60
2 71 4 17.75
3 177.8 8 22.23
4 132.6 5 26.52
5 12.6 1 12.60
6 17.4 1 17.40
7 47.8 3 15.93
8 18.6 2 9.30
9 18.2 3 6.07
10 7 1 7.00
11 30.9 3 10.30
12 46.9 7 6.70
13 69 9 7.67
14 18.2 2 9.10
15 30.7 1 30.70
16 7.5 1 7.50
Total 14.34
49 Universitas Kristen Petra
Table 4.11 Perhitungan Waktu Supply Komponen Drive Chain
Gerakan-gerakan yang telah dicari waktu rata-rata pergerakan kemudian di
hitung waktu keseluruhan untuk mensupply komponen dari Plant 1 ke Plant 2.
Dari table 4.11 didapatkan data waktu masing-masing yang akan diuraikan pada
gerakan operator supply dan operator timbang. Dari table 4.11 dengan 12 gerakan
dapat di improve menjadi 11 gerakan untuk mempermudah dan mempercepat
waktu supply table 4.12. Gerakan ini merupakan gerakan yang sehari-hari
dilakukan oleh operator dan gerakan ini sudah menjadi kebiasaan operator tetapi
gerakan yang pada awalnya ada gerakan operator timbang menimbang komponen
dihilangkan.
Tabel 4.12 Gerakan Operator Supply Komponen
Mempercepat waktu timbang untuk meningkatkan waktu istirahat operator
timbang sangatlah penting karena pekerjaan yang dilakukan oleh operator timbang
Line DCJumlah
Set
Jumlah
Poibox
tumpuk
an
Total
tumpuk
an
Detik Detik Total Menit
1 4 2 6 4 12 7.50 89.95 1.50
2 4 2 6 1 48 11.62 557.59 9.29
3 4 2 6 1 48 7.56 362.70 6.05
4 4 2 6 12 4 17.27 69.07 1.15
5 4 2 6 4 12 8.58 102.93 1.72
6 1 1 1 1 1 58.96 58.96 0.98
7 4 2 6 4 12 20.22 242.67 4.04
8 4 2 6 1 48 23.12 1109.73 18.50
9 4 2 6 4 12 14.34 172.02 2.87
10 4 2 6 4 12 7.04 84.45 1.41
11 1 1 1 1 1 51.08 51.08 0.85
12 4 2 6 4 12 10.57 126.79 2.11
50.47
0:50:47
Operator Delivery memasukan komponen pada mesin Assembling
Operator delivery mengambil polibox kosong
Operator Delivery memasukan polibox kosong pada motor delivery
Operator Delivery mengirim Polibox komponen dari Plan 2 menuju Plan 1
Operator komponen menurunkan Polibox kosong
No Activity
Operator komponen menyiapkan polibox kosong
Operator komponen mengisi polibox kosong dengan komponen
Operator komponen menimbang masing-masing polibox
Operator komponen Memindahkan Polibox isi kedalam motor delivery
Operator Komponen memasukan polibox pada motor
Operator Delivery mengirim Polibox komponen dari Plan 1 menuju Plan 2
Operator Delivery menurunkan Polibox komponen
50 Universitas Kristen Petra
sangat lah berat dan banyak. Tenaga banyak terpakai untuk memasukan
komponen dari dalam container kedalam masing-masing polibox jika gerakan
menimbang tetap dilakukan operator timbang akan kelelahan dan gerakan akan
menjadi lambat. Gerakan operator menimbang dihilangkan dan digantikan dengan
memberian garis batas pengisian pada polibox kosong seperti pada gambar 4.14
Gambar 4.14 Garis Batas Pengisian Komponen
Garis ini berguna sebagai batas pengisian, operator timbang tidak perlu
menimbang lagi, cukup dengan mengikuti batas. Pembuatan batas dilakukan
dengan menimbang komponen pada polibox dengan berat yang telah dihitung
kemudian komponen diratakan hingga datar barulah diberi garis pada polibox
sesuai dengan permukaan komponen. Hilangnya gerakan menimpang membuat
waktu istirahat operator timbang bertambah. Perhitungan terdapat pada table 4.13.
51 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.13 Perhitungan Waktu Supply Komponen Drive Chain
Tabel 4.13 merupakan perhitungan untuk 1 motor supply saja. Line yang
akan disupply sebanyak 4 line untuk 1 motor dengan masing-masing 2 set dan
tiap set terdapat 6 polibox sehingga didapat 12 polibox untuk tiap line. Kereta
merupakan alat yang digunakan untuk membawa polibox turun atau masuk ke
motor supply . Kereta hanya dapat membawa 3 polibox kesamping dan dapat
membawa 4 tumpukan, sehingga 1 kereta dapat membawa 12 polibox. Total
tumpukan polibox dikalikan dengan waktu yang didapat akan mendapatkan total
waktu untuk 1 gerakan total. Waktu gerakan total akan dijumlah semua gerakan
sehingga didapat waktu untuk sekali mensupply komponen. Menyuplai
komponen dari menurunkan polibox kosong, mengisi polibox dengan komponen,
memasukan polibox isi ke motor, mengirim polibox ke Plant 2 untuk diassembly,
hingga motor kembali ke Plant 1 diuraikan lagi pada gerakan masing-masing
operator karena 2 pekerjaan yang dilakukan oleh 2 orang yang dikerjakan
bersamaan pada waktu yang sama. Waktu tersebut dibagi atas Job dari operator.
Pembagian dapat dilihat pada table 4.14.
52 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.14 Pembagian Waktu Supply Komponen Drive Chain Berdasarkan Job
Operator
Waktu yang diperhitungkan dalam supply komponen adalah waktu
operator supply atau operator supply mengirim komponen dari Plant 1 ke Plant 2
hingga kembali dari Plant 2 ke Plant 1. Waktu yang dibutuhkan oleh operator
supply untuk mengirim adalah 29.05 menit. Waktu operator timbang dilakukan
bersamaan dengan operator supply . Waktu 29.05 menit tersebut merupakan
waktu operator supply mengirim komponen, menurunkan komponen dan
memasukannya kemesin assembling kemudian mengambil polibox kosong dan
membawanya ke Plant 1 kembali. Operator supply kembali ke Plant 1 dengan
membawa polibox kosong, polibox tersebut akan diturunkan oleh operator
timbang untuk diisi kembali dengan komponen kemudian memasukan polibox isi
kedalam motor. Ketika operator timbang menurunkan polibox kosong, operator
supply akan membawa kembali motor 2 ke Plant 2 untuk mengisi line yang
berikutnya. Waktu yang bersamaan operator timbang kerjakan. Waktu tersebut
adalah waktu yang digunakan untuk menyuplai komponen Drive Chain saja untuk
total waktu mensupply Cam Chain dapat dilihat pada table 4.15
53 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.15 Perhitungan Waktu Supply Komponen Cam Chain
Perhitungan waktu supply komponen Cam Chain dihitung untuk 1 kali
supply . Sekali supply komponen Cam Chain akan mensupply 4 line dengan 2 set
yamng memiliki jumlah 5 polibox untuk tiap 1 set sehingga 2 set memiliki 10
polibox. Jumlah tumpukan akan dikalikan dengan waktu gerakan operator
sehingga menemukan waktu yang dilakukan untuk masing-masing gerakan.
Supply Cam Chain tidak perlu adanya waktu untuk memasukan komponen pada
mesin Assembling. Karena operator Assemblinglah yang akan memasukan sendiri
pada mesin sehinggga waktu untuk mensupply pada line Cam Chain lebih cepat.
Halnya Drive Chain, waktu menyuply Cam Chain juga dibagi berdasarkan Job
dari operator. Pembagian pada table 4.16.
Tabel 4.16 Pembagian Waktu Supply Komponen Cam Chain Berdasarkan Job
Operator
54 Universitas Kristen Petra
Waktu yang dibutuhkan operator supply untuk mensupply line Cam
Chain memiliki waktu yang lebih cepat karena tidak perlunya memasukan
komponen pada mesin sehingga operator bekerja lebih cepat yaitu 9.17 menit.
Waktu tersebut adalah waktu yang diperlukan untuk mengirim polibox yang berisi
komponen dari Plant 1 ke Plant 2 kemudian menurunkan polibox isi komponen
pada masing-masing line dan mengambil polibox kosong. Polibox kosong akan
dibawa kembali ke Plant 1 untuk diisi kembali. Jadwal supply sangat penting
dalam hal ini untuk menjaga mesin tetap berjalan. Tabel 4.17 adalah jadwal yang
dibuat agar operator supply lebih mudah untuk mengirim komponen.
Tabel 4.17 Jadwal Supply Komponen Drive Chain
Jadwal yang dibuat untuk memudahkan operator supply , operator hanya
perlu mengikuti jadwal yang ada agar mesin tidak sampai mati. Jadwal
keberangkatan didapat dari waktu sebelum habis komponen yang dikurangi
dengan waktu operator mensupply komponen di Plant 2. Waktu istirahat operator
pukul 9.30, 11.4, 14.30, 18.00, 19.30, dan 22.00 sudah temasuk didalam jadwal.
Line
Start End Start End
7:11:46 7:40:51 LD 5,6,7,8 2 7:47:24 8:16:29 LD 1,2,3,4 2
8:23:02 8:52:07 LD 5,6,7,8 2 8:58:40 9:37:45 LD 1,2,3,4 2
9:44:18 10:13:23 LD 5,6,7,8 2 10:19:56 10:49:01 LD 1,2,3,4 2
10:55:34 11:24:39 LD 5,6,7,8 2 11:31:12 12:40:17 LD 1,2,3,4 2
12:46:50 13:15:55 LD 5,6,7,8 2 13:22:28 13:51:33 LD 1,2,3,4 2
13:58:06 14:37:11 LD 5,6,7,8 2 14:43:44 15:12:49 LD 1,2,3,4 2
15:19:22 15:48:27 LD 5,6,7,8 2 15:55:00 16:24:05 LD 1,2,3,4 2
16:30:38 16:59:43 LD 5,6,7,8 2 17:06:16 17:35:21 LD 1,2,3,4 2
17:41:54 18:20:59 LD 5,6,7,8 2 18:27:32 18:56:37 LD 1,2,3,4 2
19:03:10 20:12:15 LD 5,6,7,8 2 20:18:48 20:47:53 LD 1,2,3,4 2
20:54:26 21:23:31 LD 5,6,7,8 2 21:30:04 22:09:09 LD 1,2,3,4 2
22:15:42 22:44:47 LD 5,6,7,8 2 22:51:20 23:20:25 LD 1,2,3,4 2
23:26:58 23:56:03 LD 5,6,7,8 2 0:02:36 0:31:41 LD 1,2,3,4 2
2 SET: 2 Box ILP, 2 Box OLP, 2 Box Pin, 2 Box Bush, 2 Box Roller
Jalan Motor I Jalan Motor II
JADWAL SUPPLY DRIVE CHAIN
LineJumlah
Set
Jumlah
Set
55 Universitas Kristen Petra
Ketika operator mengirim pada Plant 2 dan bel istirahat berbunyi maka operator
akan ikut bersitirahat di Plant 2 dan akan bekerja kembali setelah bel masuk
dibunyikan. Jam operasional mesin Cam Chain sama dengan mesin Drive Chain
yaitu pukul 07:00 smapai 24:00. Mesin Cam Chain lebih sering berjalan 2 Shift
disbanding dengan mesin Drive Chain Karena permintaan akan rantai Cam Chain
jauh lebih banyak dari pada rantai Drive Chain. Berat komponen yang telah
dihitung dapat digunakan untuk 2 Shift seperti pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Jam Operasional Mesin Cam Chain
Rantai Cam Chain lebih kecil dibandingkan dengan rantai Drive Chain
sehingga komponen yang digunakan juga kecil. Perbandingan berat komponen
perpcs Cam Chain dan Drive Chain adalah 10:1. Supply pada Cam Chain hanya
dilakukan 1 kali saja dan dapat digunakan pada 2 Shift atau 15:12 jam. Waktu
mesin berjalan pukul 07.00 dimana shift 1 mulai bekerja dengan berat yang telah
dihitung dan disesuaikan komponen tersebut akan habis 15 jam lebih 12 menit.
Mensupply pada mesin Cam Chain juga memiliki jadwal seperti pada table 4.19.
Start Durasi istirahat End
7:00:00 15:12 2:00:00 0:12:33
Start Durasi istirahat End
7:00:00 15:12 2:00:00 0:12:33
Start Durasi istirahat End
7:00:00 15:12 2:00:00 0:12:33
SHIFT
Jalan Mesin Cam chain LC 9-10
SHIFT
SHIFT 1 dan 2
SHIFT
SHIFT 1 dan 2
Jalan Mesin Cam chain LC 1-4
Jalan Mesin Cam chain LC 5-8
SHIFT 1 dan 2
56 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.19 Jadwal Supply Komponen Cam Chain
Supply untuk komponen Cam Chain dilakukan pada pukul 00:13:34
malam. operator timbang Shift 3 akan mengisi polibox Cam Chain yang kosong
terlebih dahulu setelah itu dikirim ke Plant 2 pada pukul 00:13:34 untuk line LC
(Line Cam) 1 sampai LC 4 dan kembali kePlant 1 untuk mengisi polibox LC 5
sampai LC 8. LC 5 sampai LC 8 terkirim maka akan kembali ke Plant 1 dan
mengisi untuk LC 9 dan LC 10. Hasil berat komponen yang telah dihitung dan
jumlah polibox sudah ditentukan direkap dan dapat dilihat pada lampiran 18
Rekap Berat masing- masing komponen dan jumlah polibox masing-masing LD.
4.3 Analisa Rancangan jadwal dengan Data Actual Pengiriman
Komponen
Setelah Perhitungan berat komponen dan pengaturan jadwal supply
komponen yang telah ditetapkan, maka operator supply mengikuti jadwal dan
operator timbang mengikuti batas berat yang telah ditetapkan. Waktu yang
diambil dengan waktu 1 kali supply . Hasil waktu keseluruhan diambil beberapa
hari dan pengambil waktu secara random. Seperti pada table 4.20.
57 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20 Waktu Actual Supply komponen Drive Chain
Hasil perancangan jadwal supply komponen dari Plant 1 ke Plant 2
dijalankan dan menghasilkan waktu tambahan bagi operator supply untuk
istirahat. Tabel 4.20 menunjukan waktu actual operator mensupply komponen.
Waktu actual kemudian direkap untuk melihat rata-rata waktu actual supply untuk
melihat selisih waktu actual dengan waktu yang diperhitungkan. Table 4.21
Rekap Waktu Actual Supply komponen Drive Chain.
Tabel 4.21 Rekap Waktu Actual Supply komponen Drive Chain
Start End Selisih
7:11:46
8:23:02 8:47:58 0:24:56
9:45:00 10:11:03 0:26:03
10:55:34 11:20:13 0:24:39
12:46:50
13:58:06 14:25:03 0:26:57
15:19:22
Start End Selisih
7:11:46
8:27:02 8:52:37 0:25:35
9:42:43 10:10:47 0:28:04
10:54:34 11:20:05 0:25:31
12:46:50
13:58:06 14:26:02 0:27:56
15:19:22
Jalan Motor
Actual Motor Jalan
Start End Selisih
7:11:46
8:20:02 8:45:25 0:25:23
9:44:18
10:55:34 11:20:51 0:25:17
12:46:50
13:58:06
15:19:22
Start End Selisih
7:35:24 8:01:49 0:26:25
8:58:40 9:25:41 0:27:01
10:19:56
11:31:12
13:22:28
14:43:44 15:08:01 0:24:17
Start End Selisih
7:35:24
8:58:40
10:19:56 10:45:15 0:25:19
11:31:12
13:22:28 13:49:25 0:26:57
14:43:44
58 Universitas Kristen Petra
Waktu supply komponen yang diperhitungkan selama 29 menit 5 detik.
Waktu diambil ketika operator dalam keadaan santai dan terbiasa sedangkan
waktu rata-rata actual yang didapat setelah operator supply mengikuti jadwal
adalah 25 menit 59 detik. Perbedaan yang ada selama 3 menit 6 detik dapat
menjadi waktu istirahat tambahan bagi operator supply . Waktu actual ini
didapatkan dari supply Drive Chain, hal ini disebabkan oleh waktu supply
komponen Cam Chain hanya dilakukan pada shift 3 saja. Supply dilakukan
diperuntukan untuk 1 hari proses produksi rantai. Hasil yang didapat dari
implementasi ini adalah waktu supply yang terus berkurang. Jadwal mulai di uji
coba ketika bulan april 2016 minggu pertama. Gambar 4.15 menunjukan bahwa
pada bulan april yang dibandingkan dengan bulan maret adanya penurunan yang
dan pada bulan mei menurunan pun terus berjalaan.
Gambar 4.15 Loss Time Problem Drive Chain
Angka yang tertera pada gambar 4.15 merupakan angka yang menunjukan
waktu dalam menit. Bulan agustus 2015 kehilangan waktu untuk memproduksi
rantai sangat tinggi yaitu selama 1013 menit dan kemudian pada bulan berikutnya
berkurang. Pada bulan desember terjadi penurunan yang signifikan dengan hasil
hilangnya waktu membuat rakit hanya 20 menit dan meningkat pada awal tahun
sebanyak 280 menit. Bulan febuari menurun menjadi 127 menit dan pada bulan
maret sebanyak 25 menit saja. Jadwal supply komponen dimulai pada bulan april
1013
345 295
526
20
280
127 25 17 12
0
200
400
600
800
1000
1200
Loss Time Prob in Supply Drive Chain (Minute)
Drive Chain
59 Universitas Kristen Petra
Hasil yang dilihat pada gambar 4.15 selama bulan april dan mei menunjukan
penurunan waktu mesin assembling off. Hasil yang didapat oleh Cam Chain dapat
dilihat pada gambar 4.16.
Gambar 4.16 Loss Time Problem Cam Chain
Bulan November, desember dan Febuari mesin assembling tidak berjalan
dikarenakan stock rantai yang sangat tinggi. Pada bulan januari kehilangan waktu
pembuatan rantai Cam Chain sangat tinggi yaitu selama 430 menit. Pada bulan
maret waktu mesin assembling Cam Chain berkurang yaitu menjadi103 menit. 2
bulan berikutnya waktu mesin assembling off berkurang, bulan april kehilangan
waktu 84 menit dan pada bulan mei sebanyak 61 menit. Dari hasil gambar 4.15
dan gambar 4.16 dapat dikatakan bahwa hasil penerapan penjadwalan didapatkan
menurunkan waktu mesin assembling off. Supply komponen yang sudah
terpenuhi sesuai jadwal akan membantu pada sistem produksi mempersiapkan
komponen yang akan dikirim ke Plant 2 yaitu komponen ASF (After Surface
Finishing). Komponen ASF adalah komponen yang sudah di sortir dan menjadi
komponen Finishing yang siap di assembly menjadi rantai. Tabel 4.22
memperlihatkan waktu komponen ASF akan habis.
120
275
390
0 0
430
0
103 84 61
0
100
200
300
400
500
Loss Time Prob in Supply Cam Chain (Minute)
Cam Chain
60 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.22. Perhitungan Waktu Komponen ASF Drive Chain 428H
Komponen ASF yang dikirim ke Plant 2 akan dapat diketahui jika
operator Supply mengirim komponen sesuai dengan jadwal dan batasan berat
yang sudah ditetapkan. Perhitungan habis komponen seperti pada table 4.22
Perhitungan Waktu Komponen ASF Drive Chain 428H, ILP jumlah komponen
yang berada di ASF adalah 400 kilogram akan dibagi dengan komponen yang
dibutuhkan mesin beroprasional selama 35.38 menit adalah 19.86 kilogram,
sehingga menemukan 20.14 kali supply. 400 kilogram akan habis dlaam waktu
708.209 menit atau sama dengan 11.80 jam, sehingga waktu komponen ASF akan
habis dapat diketahui. Diketahuinya waktu komponen ASF habis akan membantu
produksi untuk mempersiapkan komponen ASF sehingga tidka terjadi waktu
delay untuk memproses komponen ASF. Hasil perhitungan waktu komponen ASF
420 AD, 420 SB, 25, 25H, 25SH dapat ditemukan di lampiran 19 Waktu
Komponen ASF Drive Chain 420 SB akan habis , lampiran 20 Perhitungan
Waktu Komponen ASF Drive Chain 420 AD , lampiran 21 Waktu Komponen
ASF Cam Chain 25, lampiran 22 Waktu Komponen ASF Cam Chain 25 H dan
lampiran 23 Waktu Komponen ASF Cam Chain 25 SH.
4.4 Planning Proses Produksi
Rencana proses produksi sangat penting dalam proses produksi karena
tanpa adanya rencana produksi proses untuk membuat suatu produk tidak bisa
berjalan. Planning produksi akan diberikan oleh divisi PPC (Production Planning
Control) berupa jumlah komponen yang akan diperlukan, dalam divisi produksi
126 Link
60 PCS
215 Rpm
Gram KG
ILP 2.627 0.002627 126 19.86 380.66 7560 35.16 400 10.1 708.21 11.80
OLP 2.334 0.002334 125 17.51 428.45 7500 34.88 399 11.4 795.12 13.25
PIN 2.3 0.0023 124 17.11 434.78 7440 34.60 387 11.3 782.61 13.04
BUSH 1.212 0.001212 126 9.16 825.08 7560 35.16 382 20.8 1465.96 24.43
ROLLER 1.412 0.001412 126 10.67 708.22 7560 35.16 394 18.5 1297.85 21.63
Jumlah
pengiriman
Waktu
mesin
(Menit)
Total Waktu
Habis ASF
(Menit)
Total Waktu
Habis ASF
(Jam)
Kecepatan Mesin:
Jumlah
Kompone
n ASF
BERAT PerKomponenkomponen
Needed
Komponen 428HJumlah
Panjang
Berat Komponen
(Kg)
jumlah PCS
unt 1 KgTotal PCS
61 Universitas Kristen Petra
juga wajib untuk memiliki Planning sendiri agar permintaan PPC dapat terpenuhi
sesuai jadwal dan lebih maksimal untuk pemanfaatan waktu jalannya mesin.
Rencana produksi yang tepat akan membantu proses produksi menjadi semakin
cepat atau efficient. Komponen yang berada di ASF (After Surface Finishing)
kosong yang menyebabkan proses produksi pada assembly rantai menjadi terhenti,
waktu henti tersebut membuat kerugian pada perushaan karena setiap 1 menit
dapat menghasilkan rantai 215 link. Komponen ASF kosong diakibatkan
komponen yang masih diproses dalam Heat treatment atau shortir. Planning
produksi sangat menentukan dalam hal ini, dengan pengaturan Planning yang
tepat dapat meminimalkan komponen ASF kosong sehingga proses assembly
rantai dapat berjalan lancar. Planning Produksi pada divisi produksi komponen
PT. FSCM Manufacturing Indonesia hanya secara lisan. Orang yang betugas dan
bertanggung jawab untuk membuat rencana pada proses produksi adalah foreman
atau orang yang bertanggung jawab dilapangan.
Sebuah informasi produksi dari foreman akan disampaikan secara lisan,
dari informasi tersebut operator baru akan bekerja untuk memproses komponen
dan ketika perintah kerja selesai dikerjakan operator akan datang ke kantor dan
bertanya lagi komponen mana yang akan diproses. Operator lupa merupakan
permasalahan dalam proses ini sehingga terjadi miss communication yang
berakibat terbuangnya waktu untuk produksi untuk bertanya kembali atau salah
komponen yang akan diproduksi. Operator akan mempersiapkan segala sesuatu
seperti mencari container yang dibutuhkan setelah adanya perintah kerja tersebut.
Tabel 4.23 menunjukan Planning card yang dapat membantu foreman untuk
membuat rencana produksi.
62 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.23 Planning Card
Planning card dibuat dengan cukup mudah, foreman hanya perlu mengisi
pada kolom type dan akan menuliskan masalah di kolom QTY (Kg) After ketika
proses produksi terhenti. Proses produksi yang terhenti akibat komponen yang
akan diproses tidak ada atau dikarenakan container kosong akan lanjut pada
komponen bertype lain atau ke type berikutnya sesuai dengan Planning Card.
Planning yang matang akan membantu proses berjalan dengan lancar, dengan
Planning card dapat membantu untuk mengingatkan operator proses apa yang
selanjutnya akan diproses. Planning Card memiliki susunan type komponen yang
berurutan untuk diproduksi, sehingga dapat mengurangi varian juga. Perintah
kerja secara lisan akan membuat operator memproses komponen sesuai
kehendaknya yang dapat menimbulkan varian. Sistem Planning card dikerjakan
oleh foreman.
Foreman Shift 1 akan membuat Planning untuk operator Shift 2, foreman
Shift 2 akan membuat Planning untuk operator Shift 3 dan begitu pula foreman
Shift 3 akan membuat Planning untuk operator Shift 1. Sehingga proses produksi
terlus berlanjut tanpa adanyanya miss communication dan operator lebih dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melanjutkan proses. waktu
yang tidak sia-sia akan lebih berkurang, waktu yang sia-sia adalah waktu ketika
operator mencari peralatan yang dibutuhkan saat mesin sudah berhenti. Adanya
63 Universitas Kristen Petra
Planning card tersebut diharapkan dapat membantu produksi pada PT. FSCM
Manufacturing Indonesia agar proses produksi tidak terhambat dan dapat
memaksimalkan produk yang didapat.
4.5 Sistem Control Proses Produksi
Quality Control pada proses produksi sangat penting dalam industry. PT.
FSCM Manufacturing Indonesia Indonesia membenarkan hal itu karena proses
untuk membuat sebuah rantai diutamaakan pada kualitas komponen. Kesalahan
dalam pembuatan ukuran akan menjadikan produks tersebut reject atau tidak
dapat diterima oleh customer. Pemeriksaan pada setiap stasiun kerja sudah
dilakukan oleh operator produksi komponen di PT. FSCM Manufacturing
Indonesia tetapi hasil tersebut belum maksimal. Tahap terakhir yaitu finish good
sering menghasilkan produk yang kurang maksimal sehingga proses pembuatan
rantai terhenti karena komponen yang bermasalah. PT. FSCM Manufacturing
Indonesia memiliki bagian divisi Quality Control atau polisi produksi, Quality
Control tersebut kurang dalam menjalankan tugas terbukti dari finish good yang
bermasalah dibagian ukuran dan hal ini sangat sering terjadi. Stasiun kerja
pertama akan memberikan bentuk pada material sehingga setelah proses pertama
dapat diketahui ketepatan ukuran yang dibuat dengan standar yang sudah
ditetapkan. Kurangnya pemeriksaa divisi Quality Control tersebut karena
kurangnya tahap kerja pada lantai produksi dapat dilihat dari Component card
pada gambar 4.17.
64 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.17. Componen Card
Component card merupakan kartu yang berisikan tahapan-tahapan proses
kerja dari material hingga menjadi produk jadi atau finish good. Component card
PT. FSCM Manufacturing Indonesia memiliki 7 tahapan pada Component card
dan inspection yang dilakukan oleh divisi Quality Control hanya terjadi pada
setelah proses Heat Treatment dan finish good. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
divisi Quality Control belum maksimal dikarenakan pada actual divisi Quality
Control mengetahui kecacatan ukuran pada barang produk setelah pada Finish
good. Hal tersebut menyebabkan kerugian untuk PT. FSCM Manufacturing
Indonesia kerugian yang terjadi yaitu pada awal stasiun kerja produk tersebut
sudah cacat tetapi tidak ada pemeriksaan dari divisi Quality Control sehingga
produk cacat tersebut masuk keproses selanjutnya. Produk yang cacat melewati
beberapa stasiun kerja dan pada finish good terjadi pemeriksaan oleh Quality
Control yang dinyatakan cacat atau reject. Komponen cacat tersebut akan
dibuang, hal tersebut membuat kerugian pada waktu produksi yang seharusnya
dapat memproses komponen yang baik karena tidak adanya pengecekan sehingga
memproduksi komponen cacat. Kerugian peralatan, listrik, gas dan lain
sebagainya juga terjadi karena telah menggunkaan peralatan, listrik, gas dan lain
sebagainnya tetapi komponen tidak dapat menghasilkan rantai.
65 Universitas Kristen Petra
Table 4.24 Merupakan desain untuk Component card yang diharapkan
dapat membantu divisi produksi dan Quality Control pada proses produksi
sehingga dapat menghasilkan finish good yang maksimal. Finish good yang
maksimal dapat membuat proses assembling tidak berhenti sehingga target
pesanan dapat segera terpenuhi atau segera dikirim.
Tabel 4.24 Desain Component card BUSH
Tabel 4.24 menambah tahap produksi, setelah tahap barrel dan drying A
tahap selanjutnya adalah QC inspection BHD (Before Hardderning). Tahap
terakhir adalah tahap transfer PWAP. Tahap ini dimasukan dalam Component
card karena dianggap penting dan tidak bisa dihilangkan dan sistem yang terjadi
sekarang untuk menginputkan data transfer ke PWAP sering terajdi kesalahan
atau terlupa sehinngga sangat penting untuk ditambahkan pada component card.
Pada Component card tercantum pula container kosong ini wajib dicantumkan
pada Component card karena pada actual yang terjadi pada lantai produksi
operator menganggap berat semua container sama sehingga pada hasil akhir
66 Universitas Kristen Petra
memiliki selisih berat dengan hasil. Component card untuk komponen Pin dapat
dilihat pada lampiran 24 Componen Card PIN dan Component card untuk Plate
dapat dilihat pada lampiran 25 Componen Card PLATE.