55
4. DIFRAKSI 4. DIFRAKSI 4. DIFRAKSI 4. DIFRAKSI

4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

4. DIFRAKSI4. DIFRAKSI4. DIFRAKSI4. DIFRAKSI

Page 2: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Difraksi adalah deviasi dari perambatan cahaya ataupembelokan arah rambat cahaya.

• Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomenagelombang, apakah bunyi, atau cahaya dimana muka-muka gelombangnya dibelokkan.

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 3: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

DIFRAKSI CAHAYA MELALUI CELAH

PRINSIP HUYGENS-FRESNEL

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 4: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik dari muka-mukagelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentubertindak sebagai sumber muka-muka gelombang speriskedua (frekuensinya sama dengan sumber primer). Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titikmerupakan superposisi dari muka-muka gelombangsperis tadi.

Page 5: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika panjang gelombang (λ) lebihbesar dibandingkan denganlebar celah (d), maka gelombangakan disebar keluar dengansudut yang cukup besar.

• Dalam beberapa kasus klasik, fenomena interferensi dandifraksi sulit dibedakan.

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 6: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

DIFRAKSI CELAH TUNGGAL (SINGLE SLIT)

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 7: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

SUSUNAN LINIER DARI SUMBER OSILATOR YANG KOHEREN

Page 8: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Setiap sumber titik memancarkan medan listrik (radiasi) yang memiliki jarak r terhadap titik amat/observasi ; titikP.

• Masing-masing sumber memancarkan medan listrikyang sama :

)()()()()( 00302010 rErErErErE N ====

• Maka medan listrik di titik P merupakan penjumlahanmedan-medan yang dipancarkan setiap sumber osilator

)(0

)(0

)(0

)(00

)(...

)()()( 321

tkri

tkritkritkri

NerE

erEerEerEEω

ωωω

−−−

++

++=

Page 9: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( ) ( ) ( )]...1[)( 11312100

rrikrrikrrikikrti NeeeeerEE −−−− ++++= ω

( )( )

( ) θ

θθ

sin)1(

.....

sin2

sin

1

13

12

dNrr

drr

drr

N −=−

=−=−

Page 10: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Maka beda fasa antara sumber-sumber yang berurutanadalah :

θδθδ

sin

sin0

kd

kndk

==Λ= Di dalam medium

dengan indeksbias n

( )( )

( ) ( )δ

δδ

1

...

2

1

13

12

−=−

=−=−

Nrrk

rrk

rrk

N

Di udara (n = 1)

Page 11: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Maka medan listrik di titik P :

( )

( )( )

4444 34444 21

1

1

1200 ]...1[)( 1

−−

−− ++++=

δ

δ

δδδω

i

Ni

e

e

Niiiikrti eeeeerEE

( )( )

( )( )

( )( )

( )

=

==

−−=

−−

2/sin

2/sin

2/sin

2/sin

2/sin

2/sin

1

1

2/1

2/2/

2/

2/

2/2/2/

2/2/2/

δδ

δδ

δδ

δ

δδ

δ

δ

δδδ

δδδ

δ

δ

Ne

Nee

e

Ne

eee

eee

e

e

Ni

iiN

i

iN

iii

iNiNiN

i

iN

( )

= −+−

2/sin

2/sin)( ]2/1[

001

δδδω N

eerEE Nkriti

Page 12: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Jika didefinisikan R adalah jarak dari titik pusat sumbu ketitik P adalah :

( )

( ) ( )

=

+−=

2/sin

2/sin

:

sin12

1

0

1

δδ

θ

ω NerEE

maka

rdNR

tkRi

Intensitas /rapat fluks di titik P :

( )( )

( )( )2/sin

2/sin

2/sin

2/sin

*2

1~

2

2

02

220

2

δδ

δδ N

IN

EI

EEEI

P

P

==

=

I0 adalah rapat fluks/intensitas dari berbagai sumber di titik P

Page 13: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( )( )2/sin

2/sin2

2

0 δδN

IIP =

Untuk N = 0 (tak ada sumber) → IP = 0

N = 1 (satu sumber) → IP = I0

N = 2

( )( ) ( )

( )( )2/cos4

2/sin

2/cos2/sin4

2/sin

sin

20

2

22

02

2

0

δδ

δδδ

δ

I

IIIP

=

==

Intensitas di titik P sebagai fungsi dari sudut θ (δ = kd sin θ)

( )( ) ]sin2/[sin

]sin2/[sin2

2

0 θθ

kd

kdNIIP =

Page 14: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Bagian yang mengalami fluktuasi akibat difraksi adalahsin2[N(kd/2)sinθ] yang dimodulasi oleh sin2[(kd/2)sinθ]-1, karena bagian terakhir ini berubah sangat lambat/kecil.

( )( )2/sin

2/sin2

2

0 δδN

IIP =

• Puncak maksimum terjadi jika :

( )( )

02

22

2

sin

2sin2

2sin

22/sin

2/sin

INI

md

md

mkd

mNN

maks

m

m

m

=

=

=

=

=⇒=

λθ

πθλπ

πθ

πδδδ

Sistem akan memancarkanradiasi maksimum dalam arahtegak lurus terhadap susunanantena/celah (array), yaitu padam = 0 (θ0=0 dan π)

Page 15: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika sudut θ bertambah, maka δ = kd sin θ bertambahdan akan mencapai minimum sampai 0 pada Nδ/2 = π.

• Jika lebar celah d > λ, maka hanya ada satu nilaimaksimum (m = 0 atau orde ke-nol)

Page 16: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Penerapan sistem radiasi antena• Jika kita memiliki sistem beberapa

antena (array), dimana masing-masing memancarkan radiasi, makaperbedaan fasa :

εθδ += sinkdε = pergeseran fasa antar sumber

radiasi maksimum terjadi pada :

πθδελθ mkdkmd mm 2sin/sin ==⇒−=maka puncak radiasi maksimum dapat diatur dengan nilai ε

Catatatan : antena parabola hanya memancarkan/memantulkan radiasi dalam arah lurus dan pola radiasinyatidak simetris di sekitar sumbunya.

Page 17: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

D/2

-D/2z

y

x

R

ri∆y

P

Gambar diatas melukiskan sumber osilasi ideal (sumber keduadari Prinsip Huygens-Fresnel untuk celah sempit yang panjang, dimana lebar celah jauh lebih kecil dari panjang gelombang, disinari oleh gelombang bidang) .

Page 18: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Masing-masing titik memancarkan gelombang (wavelets) speris :

( )krtr

E −

= ωεsin0

ε0 = kekuatan sumber (source strength)

• Gelombang yang dipancarkan oleh tiap elemen ∆y :

( )

∆−

=

D

yNkrt

rE i

ii

i ωεsin0

• Jika jumlah elemen (N) mendekati tak hingga, dan jikaoutput total harus berhingga, maka jumlah sumberosilator harus mendekati nol.

Page 19: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Sehingga didefinisikan kekuatan sumber persatuanpanjang :

( )ND N

L 0lim1 εε

∞→=

• maka medan total di titik P akibat dari M segmen :

( )( )iii

LM

ii ykrt

rE ∆−

=∑

=

ωεsin

1

• Untuk sumber kontinu M →∞ :

( )

)(

sin2/

2/

yrr

dyr

krtE

D

D

L

=

−= ∫−

ωε

Page 20: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

DIFRAKSI FRAUNHOFER

Difraksi dimana gelombang datang dan yang keluardari celah tetap planar atau linier.

Page 21: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

1. CELAH TUNGGAL

Page 22: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika jarak celah ke layar (R) >> lebar celah (D), makar(y) linier dan (εL/R) pada titik amat P konstan sepanjangelemen dy.

• Suku ketiga dst dapat diabaikan, karena kontribusiterhadap fasa kecil, sehingga r linier terhadap y (DIFRAKSI FRAUNHOFER).

• Untuk lebar celah D (dari –D/2 sampai D/2), maka :

( )...sin

sin

+−=

−=

θ

ωε

yRr

dykrtR

dE L

( )[ ]

( )[ ]( ) ( )kRtkD

kD

R

D

dyyRktR

E

L

D

D

L

−=

−−= ∫−

ωθ

θε

θωε

sinsin2/

sin2/sin

sinsin2/

2/

Page 23: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika kita definisikan :

( ) θβ sin2/kD=Maka :

( ) ( ) ( )kRtR

DkRt

R

DE LL −=−

= ωβεωβ

βεsinsincsin

sin

Distribusi intensitas :

( ) ( )

( ) 2/1sin

sinc0sinc2

1

2

222

2

=−

=

==

kRt

IR

DEI L

T

ω

ββεθ

Maksimum utama terjadi pada θ = 0 ( ) ( )0

1sinc

II ==

θβ

Page 24: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Intensitas minima terjadi jika sin β = 0, atau pada nilai :

,...3,2, πππβ ±±±=

Page 25: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika celah memiliki dimensi panjang l dan lebarb (b<<l), maka :

( ) ( )( ) θβ

βθsin2/

sinc0 2

kb

II

==

• Intensitas minima terjadi pada :

,...3,2,1

sin

±±±==

m

mb m λθ

Page 26: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

2. CELAH GANDA

X

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 27: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika masing-masing celah memiliki dimensi lebar b danpanjang l (b << l), dan kedua celah dipisahkan oleh jaraka, maka medan :

( ) ( )

( ) ( )[ ]( ) ( )[ ]

( )

( )αωαβεβα

αωωβεθω

εε

+−

=

=

+−+−

=

−−=

+

= ∫∫+

−−

kRtR

bE

ka

kRtkRtR

bE

zRktzF

dzzFR

dzzFR

E

L

L

ba

ba

Lb

b

L

sincossinc2

sin2/

2sinsinsinc

sinsin

2/

2/

2/

2/

Page 28: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Distribusi intensitas menjadi :

( ) αβθ 220 cossinc4II =

• Maxima utama terjadi pada θ =0, yaitu α = β = 0 : I(0)=4I0• Minima terjadi pada :

,...3,2, πππβ ±±±=

Celah tunggal

Celah ganda

Page 29: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

3. CELAH BANYAK

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 30: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( ) ( ) ( )

( )( )

( )

( ) ( )[ ]θω

ε

εεε

sinsin

...2/1

2/1

2/2

2/2

2/

2/

2/

2/

zRktzF

dzzFR

dzzFR

dzzFR

dzzFR

E

baN

baN

L

ba

ba

Lba

ba

Lb

b

L

−−=

++

+

+

+

=

∫∫∫+−

−−

+

+

−−

Penurunan rumus dapat dilihat di buku E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002, hal. 460

( )

( ) 02

22

0

00

sin

sinsin

INI

NcII

=⇒=

=

θααβθ

Page 31: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( )2

20 sin

sinsin

=ααβθ N

cII

• Maksima utama terjadi jika :

,...2,1,0;sin

,...2,,0,sin

sin

±±==

±±=⇒=

mmaatau

NN

m λθ

ππααα

• Minima terjadi jika :

( ) ( )N

N

N

N

NN

N

ππππα

αα

1,

1,...,

2,,0

,0sin

sin

+±−±±±=

=

Page 32: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Diantara maksima, terdapat (N-1) minima.

• Untuk nilai N yang besar, maka α kecilsehingga :

maka puncak maksimakedua (subsiderpertama) :

αα ≈2sin

22

0 3

2sinc

2/3

=

πβ

πα

II

N

Page 33: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Pola difraksi celah banyak dengan jarak antar celah a = 4b dan N = 6

Page 34: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

4. CELAH PERSEGI

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 35: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika εA adalah kekuatan sumber persatuan luas dan dSadalah elemen luas, maka berlaku :

( )

( ) ( )[ ]( ) ( )[ ] 2/12222

222

/2/1 RZzYyRzyRr

zZyYXr

dSer

dE krtiA

+−++=

−+−+=

= −ωε

• Jika R sangat besar dibandingkan dimensi apertur ataucelah, maka :

( )[ ]( )[ ] BinomialderetRZzYyR

RZzYyRr2

2/12

/1

/21

+−=+−=

Page 36: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Maka distribusi intensitas :Penurunan rumus dapatdilihat di buku E. Hechts,”Optics:, Adisonwesley, 2002, hal. 460

( ) ( )

RkbY

RkaZ

IZYI

2/'

2/'

'sinc'sinc0, 22

==

=

βα

βα

• I(0) adalah intensitas pada Y = Z = 0

• Maksima utama terjadi pada α’ = β’ = 0

Page 37: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Distribusi intensitas

Distribusi medanE. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 38: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

4. CELAH LINGKARAN

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 39: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( )( )

φρρ

φρφρ

ε ω

dddS

qYqZ

yz

dSeR

eE

apertur

RZzYyikkRti

A

=Φ=Φ=

==

= ∫∫+

sin;cos

sin;cos

~ /

Maka fungsi integralnya menjadi :

( )( ) ( ) φρρε

ρ

π

φ

φρω

ddeR

eE

aRqki

kRtiA ∫ ∫

= =

Φ−−

=0

2

0

cos/~

Page 40: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Fungsi Bessel jenis pertama : ( ) ( )dvei

uJ vumvim

m ∫+

π

2

0

cos

2

Fungsi Bessel orde ke-nol (m=0) : ( ) dveuJ viu

∫=π

π

2

0

cos0 2

1

Page 41: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( )( ) ρρρπε ω

dRqkJR

eE

akRtiA /2

~

0

0∫−

=

Sifat umum fungsi Bessel

( )[ ] ( )

( ) ( ) '''10

01

1

duuJuuuJm

uJuuJudu

d

u

mm

mm

∫=⇒=

= −

Maka :

( ) ( ) dwwwJkq

RdRqkJ

Rkaqw

w

a

∫∫=

=

=

=

=

/

0 0

2

0

0 / ρρρρ

ρ

Page 42: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

( )( )RkaqJ

kaq

Ra

R

eE

kRtiA /2

~1

2

=

πε ω

Distribusi intensitas I = ½ EE*

( ) 2

122

2

/

/2

=

Rkaq

RkaqJA

RI Aε A = luas lingkaran

(celah)

Intensitas di titik pusat (q = 0) :

( ) 22

220 A

RI Aε=

Page 43: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Distribusi intensitas

Distribusi medanE. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 44: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika R konstan sepanjang polar difraksi, maka berlaku :

( ) ( ) 2

1

/

/20

=

Rkaq

RkaqJII

• Karena sin θ = q/R, maka :

( ) ( ) ( ) 2

1

sin

sin20

θθka

kaJII

• Karena memiliki sumbu simetri, maka pusat maksimummembentuk “AIRY DISK/RING) terhadap maksimumselanjutnya (ditemukan oleh George Biddel Airy 1801-1892)

Page 45: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Airy ring dari lingkarand = 0,5 mm

d = 1,0 mm

Cincin gelap pertama yang mengelilingi pusat maksimumberkaitan dengan J1(u).

J1(u) = 0, jika u = kaq/R = 3,83

Dimana q1 adalah jarak daripusat ke cincin gelap pertama :

a

Rq

222.11

λ=

Jika sebuah lensa difokuskanke layar dengan panjang fokusf ≈ R, maka :

D

fq

λ22.11 ≈

D = diameter celah (2a)

Page 46: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

PENERAPAN PADA RESOLUSI SISTEM PENCITRAAN

• Jarak antara titik pusat dengan cincin minimum pertamaadalah :

• Jika ∆θ adalah sudut yang terukur, maka :

• Airy ring/disk akan menyebar sepanjang sudut ∆θ.

D

fq

λ22.11 ≈

θθ

λθ

∆≈∆=

≈∆

sin/

22.1

1 fqD

Page 47: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Jika ∆φ >> ∆θ, maka citraakan dapat dibedakan(resolusi)

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 48: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Batas resolusi terjadi jika :

• Jika ∆l adalah jarak pusat-ke pusat bayangan/citra, maka limit resolusi :

• Resolving power untuk sistem pembentukan citrasecara umum didefinisikan :

( ) D/22.1min λθϕ =∆=∆

( ) Df /22.1min λ=∆l

( ) ( )minmin

11

l∆∆atau

ϕ

Page 49: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

• Jika ∆φ lebih kecil dari ∆θ, maka citra akan overlap.

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 50: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Akibatnya citraatau image akan

buram (blur)

E. Hechts,”Optics:, Adison wesley, 2002

Page 51: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

DIFRAKSI GRATING

Suatu piranti atau alat optik yang terdiri dariserangkaian apertur, digunakan untuk mengubah

atau menghasilkan panjang gelombang yang didifraksikan dengan cara mengatur perioda atau

jarak antar celah atau sudut cahaya datang

Contoh : Laser Bragg.

Page 52: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Grating Transmisi

A

C

D

B

a

Ordeke-m

( )imaCDAB θθ sinsin −=−

Page 53: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

A

C

D

B

a

Ordeke-m

( )imaCDAB θθ sinsin −=−

Grating Refleksi

Page 54: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus

Persamaan grating :

λθ ma m =sinm = 0 (orde nol tidak dibelokkan(θ0 = 0).

Semakin besar m (orde), sudutdefleksi semakin besar.

Secara umum, untuk grating transmisi dan refleksi, berlaku :

( ) λθθ ma im =− sinsin

Maka untuk mengubah panjang gelombang (λ), dapatdilakukan dengan mengubah jarak grating/perioda (a) atausudut cahaya datang (θi).

Page 55: 4. DIFRAKSI• Jika panjang gelombang (λ) lebih besar dibandingkan dengan lebar celah (d), maka gelombang akan disebar keluar dengan sudut yang cukup besar. • Dalam beberapa kasus