Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan menjelaskan gambaran seputar film “Rumah Tanpa
Jendela”, yang meliputi : latar belakang, pembuat film, sinopsis dan para
pemeran. Dalam sub – bab analisis dan interpretasi data, peneliti menjelaskan
bentuk – bentuk fungsi keluarga yang dilakukan di keluarga nya Joshua. Hasil
analisis akan dipaparkan dengan menggunakan metode analisis isi kualitatif
dari tiap – tiap scene yang menggambarkan fungsi keluarga .
4.1 Gambaran Seputar Film “Rumah Tanpa Jendela”
4.1.1 Sinopsis Film “Rumah Tanpa Jendela”
Gambar 4. 1 Poster Film Rumah Tanpa Jendela
Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=cover++film+rumah+tanpa+jendela
28
Universitas Kristen Petra
Film “Rumah Tanpa Jendela” berisikan banyak karakter anak-anak.
Namun, dengan tema sosial yang begitu universal, Aditya Gumay berhasil
mengemas jalan cerita “Rumah Tanpa Jendela” menjadi sebuah film yang
tidak hanya akan mampu menghibur penonton muda, namun menyentuh
setiap penonton dewasa. Digarap sebagai sebuah drama musikal.
“Rumah Tanpa Jendela”, sebuah film drama keluarga yang diangkat
dari cerpen Jendela Rara dengan judul yang sama dan dari kisah nyata,
digambarkan sebuah keluarga dalam film ini dapat menjalankan tugas dan
kewajiban masing – masing meskipun dari keluarga miskin dan keluarga
kaya. Film bersutradara Aditya Gumay ini bertutur tentang Rara gadis kecil
berusia 8 tahun, sangat ingin memiliki jendela di rumahnya yang kecil
berdinding tripleks bekas di sebuah perkampungan kumuh tempat para
pemulung tinggal di Menteng Pulo, Jakarta. Si Mbok, neneknya Rara yang
sakit-sakitan dan ayahnya Rara yang berjualan ikan hias dan tukang sol
sepatu, tidak cukup punya uang untuk membuat atau membeli bahkan hanya
selembar daun jendela dan kusennya saja. Sementara Budhe Asih, kakak
ayahnya memilih meninggalkan rumah tersebut dan menjadi WTS. Sang ayah
bekerja keras supaya dapat membelikan anaknya sebuah jendela di rumahnya.
Bersama teman-temannya sesama anak pemulung, sebelum ngamen atau
ngojek payung jika hari sedang hujan, Rara sekolah di tempat sederhana
khusus untuk anak jalanan. Bu Alya satu-satunya pengajar sukarelawan disitu
yang membimbing dan membina anak-anak pemulung tersebut.
Di tempat lain, di perumahan mewah kota Jakarta – adalah Aldo anak
lelaki berusia 11 tahun yang sedikit terbelakang, merindukan seorang teman.
Ia anak bungsu dari pengusaha sukses, Pak Syahri dan Nyonya Ratna.
Kedatangan sang nenek Aldo menjadi penghiburan untuk Aldo. Nenek
Aisyah sangat menyayangi Aldo.
Suatu hari, Aldo berkenalan dengan Rara yang saat itu tengah
mengojek payung dan terserempet mobil Aldo. Aldo adalah anak orang kaya
tetapi dia sama sekali tidak mengejek atau menghina Rara dan teman –
temannya (anak orang miskin). Aldo dan Rara kemudian mampu menjalin
29
Universitas Kristen Petra
persahabatan yang erat terlepas dari segala perbedaan mereka. Dalam masa
persahabatan tersebut, Rara dan Aldo menemui beberapa hambatan yang
tidak hanya mempengaruhi persahabatan mereka namun juga mimpi Rara
untuk memiliki sebuah jendela di rumah kecil miliknya.
Semenjak kisah film ini dimulai, “Rumah Tanpa Jendela” telah
mampu menunjukkan potensinya sebagai sebuah film yang tertata dengan
sangat baik. Jalan cerita yang familiar namun ditampilkan dengan sangat baik
oleh setiap pemerannya, serta dihiasi beberapa elemen musikal yang cukup
menyenangkan untuk disaksikan, membuat satu jam pertama “Rumah Tanpa
Jendela” tampil begitu memikat. Dengan pengalamannya dalam mengelola
dan memimpin Sanggar Ananda, rasanya wajar saja jika melihat Aditya
Gumay mampu mengeluarkan potensi akting terbaik dari para para aktor
muda yang kebanyakan diantaranya sama sekali belum pernah berakting
sebelumnya yang mengisi jalan cerita film ini.
Membawakan tema sosial yang erat mulai dari persahabatan, saling
membantu satu sama lain hingga begitu berartinya untuk mengucap syukur
atas anugerah kehidupan yang telah diberikan Tuhan, Aditya Gumay,
untungnya, tidak terjebak begitu saja untuk menjadikan Rumah Tanpa
Jendela menjadi sebuah tayangan yang terkesan menggurui. Sebaliknya,
seluruh pesan tersebut tersampaikan dengan penuh kesederhanaan namun
efektif, khususnya berkat dukungan permainan akting para pemerannya yang
apik serta, beberapa kali, dukungan lagu-lagu yang begitu catchy dan
terkemas dengan baik. Secara keseluruhan, Aditya Gumay telah mampu
merangkai “Rumah Tanpa Jendela” menjadi sebuah drama musikal yang
tidak hanya mampu menghibur penonton muda, namun juga menjangkau hati
siapapun yang menontonnya. (http://cinemapoetica.com/rumah-tanpa-jendela-
ramah-untuk-kelas-menengah/).
30
Universitas Kristen Petra
4.1.2 Pemeran Dalam Film “Rumah Tanpa Jendela”
Film ini disutradarai oleh Aditya Gumay. Aktor dan aktris nya antara
lain:
Gambar 4.2 Dwi Tasya menjadi Rara
Sumber : www.google.co.id
Tokoh Rara didiskripsikan sebagi tokoh utama yang dikenal karena
interaksi sosialnya terhadap tokoh lain. Tokoh Rara diwujudkan sebagai
tokoh yang aktif, ceria, pekerja keras dan menerima orang lain tanpa melihat
fisik atau kekurangannya. Hal tersebut terbukti saat Rara dan teman-
temannya mengojek payung itu merupakan bukti bahwa ia pekerja keras, dan
dia juga menerima Aldo sebagai temannya walaupun Aldo memiliki
keterbelakangan mental.
31
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3 dalam Emir Mahira menjadi Aldo
Sumber : www.google.co.id
Tokoh Aldo didiskripsikan sebagai tokoh yang memiliki
keterbelakangan mental dia anak yang, baik, aktif, dan dia juga memiliki
kelebihan yaitu pandai melukis. Dapat dibuktikan saat dia selalu menolong
sahabatnya saat kesusahan itu merupakan bukti bahwa dia anak yang baik.
Gambar 4.4 Ingrid Widjanarko menjadi nenek Rara
Sumber : www.google.co.id
Tokoh Si Mbok didiskripsikan sebagai tokoh yang sakit-sakitan dia
juga sangat menyayangi Rara. Terbukti saat simbok menyiapkan segala
32
Universitas Kristen Petra
keperluan Rara saat akan menghadiri pesta ulang tahun Andini (kakak nya
Aldo).
Gambar 4.5 Raffi Ahmad menjadi Ayah Rara
Sumber : www.google.co.id
Tokoh Raga didiskripsikan sebagai tokoh yang sangat menyayangi
anaknya, yaitu Rara dia juga berusaha untuk melakukan apa saja yang
diinginkan anaknya. Terlihat saat Raga menukar daganganya yaitu ikan
dengan kusen jendela yang tidak terlalu bagus.
Gambar 4.6 Aty Kanser menjadi nenek Aldo
Sumber : www.google.co.id
33
Universitas Kristen Petra
Tokoh Nenek Aisyah didiskripsikan sebagai tokoh sangat menyayangi
cucu-cucunya dan peduli terhadap kesusahan orang lain. Terlihat saat Nenek
Aisyah menolong keluarga Rara saat sedang kesusahan.
Gambar 4.7 Ouzan Ruz menjadi kakak Aldo
Sumber : www.google.co.id
Tokoh Adam didiskripsikan sebagai tokoh yang menyayangi adiknya
yaitu Aldo walaupun Aldo memiliki keterbelakangan mental. Terbukti bahwa
dia selalu mendukung apa yang menjdai kemauan Aldo.
Gambar 4.8 Maudi Ayunda menjadi kakak perempuan Aldo
Sumber : www.google.co.id
34
Universitas Kristen Petra
Tokoh Andini didiskripsikan sebagi tokoh yang tidak begitu baik, dia
kurang menyayangi adiknya dan dia juga tidak peduli dengan keadaan orang
lain. Terbukti saat pesta ulang tahunnya dia merasa malu kepada teman-
temannya saat Aldo menari diatas panggung bersama anak-anak jalanan.
Gambar 4.9 Aswin Fabanyo menjadi ayah Aldo
Sumber : www.google.co.id
Tokoh Pak Syahri merupakan ayah dari Aldo, dia dideskripsikan
sebagai pengusaha yang sangat sibuk,merupakan tokoh yang sangat
menyayangi anak – anaknya dan selalu mendukung keinginan anaknya selagi
hal itu positif. Terbukti saat Aldo meminta izin kepada ayahnya untuk
mengambil uang tabungan untuk membeli buku guna membantu anak – anak
di sekolah Rara.
35
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.10 Varissa Camelia menjadi guru sukarelanya Rara
Sumber : www.google.co.id
Berperan sebagai Bu’Alya. Adalah seorang Guru di Sekolah Singgah
tempat Rara dan teman-temannya belajar. Bu Alya orang yang baik,ramah,
cerdas mau membantu anak-anak untuk belajar tanpa menghiraukan gaji yang
didapatnya. Ia ikhlas dalam mengajar anak-anak di sekolah sanggarnya. Dia
mempunyai tipikal orang yang pendiam, anggun, ramah dan cantik.
Gambar 4.11 Alicia Djohar menjadi ibu Aldo
Sumber : www.google.co.id
Ibu Ratna merupakan ibu dari Aldo, ia dideskripsikan sebagai tokoh
yang menyibukkan dirinya di kegiatan seminar perhiasan, selalu mendukung
permintaan anak perempuannya yaitu Andini. terbukti saant Andini meminta
ulang tahunnya dirayakan di gedung, ibunya langsung memesan gadung
untuk pesta itu.
36
Universitas Kristen Petra
4.1.3 Latar Belakang Film Rumah Tanpa Jendela
Saat ini, nama Aditya Gumay beredar sebagai sutradara paling
produktif di industri film nasional yang berhasil meraih banyak pengakuan di
berbagai ajang penghargaan perfilman nasional. Aditya Gumay kini kembali
dengan film yang menjadi karya ketiganya, “Rumah Tanpa Jendela” di tahun
2011. Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada
kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930-1960-an, berpaku pada
hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender,
ras, agama, latar belakang, atau temperamen. Tradisi oposisi biner tersebut
tampak dalam film musikal anak-anak “Rumah Tanpa Jendela”. Film tersebut
diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma Nadia.
Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng
moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain. Sang pangeran
adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya dengan
sindrom mental, yang membuatnya mengalami “penolakan” dari
komunitasnya (anggota keluarga). Aldo mewakili ide paradoks keluarga
borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering
dan mengakibatkan dilema personal. Sementara itu, si miskin diwakili oleh
tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar
lukis tempat Aldo belajar. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang
terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman
kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya.
Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah
rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian
hari.
Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara
tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka
bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan antarindividu,
melainkan pertemuan dua kutub latar belakang status sosial yang berbeda.
Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara
si miskin dan si kaya. Persahabatan Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu
37
Universitas Kristen Petra
dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai
perusak ketenangan di rumah mereka. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo
dengan banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela
di kalangan teman – teman Rara.
Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film “Rumah
Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk
menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam
perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah resolusi dari ketakutan
akan perbedaan yang diwakili oposisi biner dalam naratif. Namun,
permasalahan dari film musikal anakanak adalah bahwa ia menawarkan
resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-
anak. Hal ini hanya dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan.
Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi
sosialekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai privilege
(mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus).
Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan
materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.
Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia yang
berpunya dan ia yang tak berpunya.
Dalam film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarankan
kepada penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak mungkin
menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo
memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang lebih lagi: kolam
renang, mobil, buku, dan krayon. Namun, keinginan Rara itu dimaknai
sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia “dihukum” dengan kompensasi
yang harus ia bayar. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang
larut dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk
menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya
meninggal dunia. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai
sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru
dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi atau mengingkari takdirnya sebagai
38
Universitas Kristen Petra
orang yang tidak berpunya (http://www.mikirbae.com/2015/10/struktur-teks-
rumah-tanpa-jendela.html).
4.2 Temuan Data
Peneliti memilih adegan – adegan dalam gambar 4.12 hingga 4.41 ,
karena dianggap dapat merepresentasikan fungsi keluarga yang dijadikan
obyek dalam penelitian.
4.2.1 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Pendidikan
Tabel 4. 1 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Pendidikan
Keluarga 1 (Keluarga Rara) :
Fungsi Pendidikan (scene 1 – 14)
Scene Ada/Tidak Ada
1
2
3 X
4 X
5 X
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14 X
Sumber : Olahan Peneliti
Fungsi pendidikan, yaitu tindakan orang tua untuk mendidik,
menyekolahkan dan memberikan les tambahan ke anaknya. Berdasarkan hal
ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang
39
Universitas Kristen Petra
diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka
harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan
menguasai sarana-sarananya (Lestari, 2012, p.22).
Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat fungsi keluarga
dalam fungsi pendidikan yang terdapat di dalam keluarga nya Rara, yaitu
pada scene 1 dan 2. Dalam hal ini tugas keluarga dalam fungsi pendidikan
adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan
dan masa depan anak bila kelak dewasa.
Gambar 4.12 Rara dan teman – temannya sekolah di sekolah singgah (scene 1)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.13 Ibu Guru Rara sedang mengajari anak – anak di sekolah singgah
(scene 2)
Sumber : di download dari youtube
40
Universitas Kristen Petra
Dalam scene 2, fungsi keluarga pada gambar 4.12, orangtua Rara
hanya mampu menyekolahkan anaknya di sekolah singgah, yang terpenting
anaknya bisa bersekolah dan terlihat dalam gambar 4.13. Sekolah Singgah itu
sama seperti sekolah – sekolah biasanya, tetapi di sekolah singgah ini
gurunya hanya satu dan murid nya banyak dan tidak ada pembagian kelas
sesuai umur mereka, jadi semua campur jadi satu yang terpenting mereka
mau belajar, gurunya pun juga tidak mendapatkan gaji. Varissa Camelia
berperan menjadi guru sukarela yang mengajari dan mendidik anak – anak
tersebut dengan sukarela, tanpa ada paksaan.
41
Universitas Kristen Petra
Tabel 4. 1 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Pendidikan
Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Pendidikan (scene 1 – 31)
Sumber : Olahan Penulis
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14 X
15 X
16
17 X
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27
28 X
29 X
30 X
31 X
42
Universitas Kristen Petra
Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat fungsi keluarga
dalam fungsi pendidikan yang terdapat di dalam keluarga nya Aldo, yaitu pada
scene 7, 16 dan 27 dan. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan membentuk pilaku anak sesuai
dengan bakat dan minat yang di miliki ana, mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam membentuk peranannya sebagai
orang dewasa dan mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangan (Lestari, 2012, p.22).
Gambar 4. 14 Ayah Aldo Memberikan Les Tambahan Ke Anaknya Yaitu Les
Menggambar (scene 7)
Sumber : di download dari youtube
43
Universitas Kristen Petra
Gambar 4. 15 Ayah Aldo Memberikan Les Tambahan Ke Anaknya Yaitu Les
Bahasa Inggris (scene 27)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.16 Orangtua Dini (kakak Aldo) menyekolahkan anaknya di salah satu
sekolah di Jakarta (scene 16)
Sumber : di download dari youtube
Dalam scene 7 fungsi keluarga dalam fungsi pendidikan muncul
sebanyak 1 kali dalam masing – masing scene. Scene pada gambar 4.14 di
atas melihat Aldo yang suka menggambar, akhirnya sang ayah punya inisiatif
untuk memberikan Aldo les tambahan yaitu les menggambar. Ayah Aldo
ingin supaya anaknya memiliki banyak teman di tempat les menggambar dan
supaya Aldo tidak bosan di rumah karena orang tua yang sibuk bekerja.
44
Universitas Kristen Petra
4.2.2 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Sosialisasi
Tabel 4. 2 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Sosialisasi
Keluarga 1 (Keluarga Rara) :
Fungsi Sosialisasi (scene 1 – 13)
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3
4 X
5 X
6 X
7 X
8
9 X
10 X
11 X
12
13 X
14 X
Sumber : Olahan Peneliti
Dalam tabel di atas muncul fungsi keluarga dalam fungsi sosialisasi
terhadap keluarga Rara pada scene 3,8 dan 12. Fungsi sosialisasi ini untuk
mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk
personality-nya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat
berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar
45
Universitas Kristen Petra
norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam
masyarakat.
Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar
tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang
indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota
masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya.
Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari
kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi
emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara
masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang
itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar
sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga,khususnya seorang ibu
(Lestari, 2012, p.22).
Gambar 4. 17 Rara sedang berpamitan kepada ayahnya
sebelum pergi dari rumah (scene 3)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.18 Rara Sedang Mencium Tangan Neneknya Ketika
46
Universitas Kristen Petra
Hendak Pergi Ke Sekolah (scene 8)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.19 Rara sedang membantu Aldo mencari uang untuk makan
Dengan cara menjadi ojek payung (scene 12)
Sumber : di download dari youtube
Dalam scene 3 dan 8 ini, fungsi keluarga dalam fungsi sosialisasi
muncul pada gambar 4.17 dan 4.18, dalam hal ini orang tua Rara selalu
mengajarkan kepada anaknya harus pamitan dulu sebelum mau meninggalkan
rumah dan untungnya Rara mau menuruti perintah orang tuanya yang selalu
berpamitan ke orang tuanya berserta neneknya sebelum meninggalkan rumah.
Itu wujud Rara menghormati orang tuanya. Ini menunjukkan bahwa orang tua
Rara sudah berhasil mengajarkan ke anaknya untuk menghormati orang tua
maupun orang yang lebih tua dari Rara dengan mencium tangan dan
sebagainya.
Sedangkan dalam gambar 4.19, Aldo mengajak Rara makan di luar.
Aldo mau mengambil uang dari saku, tiba – tiba uang tersebut tidak ada. Rara
yang melihat Aldo kelaparan, dia merasa kasihan karena Aldo sering
membantu Rara. Cuaca di luar sana juga lagi hujan dan Rara melihat sebuah
payung. Rara akhirnya meminjam payung kepada pemilik payung tersebut.
Dengan payung tersebut, Rara bisa menjadi ojek payung untuk mendaptkan
uang untuk membeli makan Aldo dan Rara.
47
Universitas Kristen Petra
Tabel 4. 2 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Sosialisasi
Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Sosialisasi (scene 1 – 31)
Sumber : Olahan Peneliti
Scene Ada / Tidak Ada
1
2 X
3 X
4 X
5
6
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14 X
15 X
16 X
17 X
18 X
19 X
20 X
21 X
22
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28
29 X
30 X
31
48
Universitas Kristen Petra
Dalam tabel di atas muncul fungsi keluarga dalam fungsi sosialisasi
terhadap keluarga Aldo pada scene 1, 5, 6, 22, 28 dan 31. Fungsi sosialisasi ini
kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh
generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk
antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik
burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-
anaknya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh
masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka
jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan
istilah sosialisasi (Gunarsa, 1991, p.54).
Gambar 4.20 Aldo langsung memeluk neneknya karena sudah lama tidak
ketemu (scene 1)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.21 ibu Aldo memberikan salam ke sang nenek dengan cara
mencium tangan karena nenek baru datang dari Kediri (scene 5)
49
Universitas Kristen Petra
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.22 Dini yang baru pulang sekolah, langsung memberikan salam
dengan mencium sang nenek (scene 6)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.23 Teman Dini memberikan salam ke sang nenek saat hendak
bertamu (scene 28)
Sumber : di download dari youtube
Dalam scene 1, 5, 6 dan 28 ini menunjukkan anak yang memiliki
sopan santun dan menghormati orang yang lebih tua. Terlihat jelas pada
gambar 4.20, 4.21, 4.22 yang mencium tangan nenek nya pada saat neneknya
sampai di rumah keluarga Aldo. Fungsi keluarga dalam fungsi sosialisasi di
keluarga ini sangat berjalan dengan baik. Pada gambar 4.21 ibu Aldo
memberikan contoh kepada anak – anaknya bahwa orang tua juga
menunjukkan sikap hormat kepada orang yang lebih tua. Jadi sikap baik dari
orang tua bisa di contoh oleh anak – anaknya. Orang tua tidak bisa hanya
menyuruh anak tanpa mencontohkan hal yang baik kepada anak.
Di gambar 4.23 , teman Dini juga menunjukkan sopan santunnya saat
bertamu di rumah orang. Dia memberikan salam dengan mencium tangan
nenek Aldo. Itu semua pasti ajaran dari orang tuanya.
50
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.24 Ayah Aldo meminta maaf kepada ibunya lewat telepon karena tidak
bisa menjemput ibunya di bandara karena ada meeting (scene 1)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.25 Aldo meminta maaf kepada kakaknya karena sudah membuat malu
di depan teman – teman kakaknya (scene 22)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.26 kakak perempuan Aldo meminta maaf kepada Aldo
kalau selama ini mereka telah membenci Aldo (scene 31)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.24, 4.25, 4.26 memperlihatkan aksi untuk mengatakan maaf
atas perbuatan mereka yang kurang berkenan. Gambar 4.24, ayah Aldo
meminta maaf kepada ibunya karena tidak bisa ikut menjamput ibunya di
bandara karena ada meeting di kantor dengan cara menelpon. Gambar 4.25,
Aldo sudah membuat malu kakaknya di pesta ulang tahun Dini (kakak Aldo)
51
Universitas Kristen Petra
karena sudah tampil bersama anak pemulung (Rara dan teman – temannya),
makanya Aldo meminta maaf kepada kakaknya. Sedangkan gambar 4.26 Dini
meminta maaf kepada Aldo kalau selama ini dia sudah tidak menganggap
Aldo sebagai adiknya dan malu mempunyai adik yang cacat.
4.2.3 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Perlindungan
Tabel 4. 3 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Perlindungan
Keluarga 1 (Keluarga Rara) :
Fungsi Perlindungan (scene 1 – 14)
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3 X
4
5 X
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11
12 X
13 X
14 X
Sumber : Olahan Penulis
52
Universitas Kristen Petra
Dalam tabel di atas muncul fungsi keluarga dalam fungsi
perlindungan terhadap keluarga Rara pada scene 4 dan 11. Fungsi
perlindungan diberikan keluarga tidak saja berupa perlindungan fisik saja,
melainkan juga secara psikis. Fungsi perlindungan dari keluarga hanya akan
terasa apabila dalam keluarga merasakan hal yang sama di dalam rumah,
yaitu rasa tenteram dan damai, hal ini dapat diberikan apabila suasana
keluarga penuh dengan suasana kasih sayang dan harmonis dalam keluarga.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak atau anggota
keluarganya dari tindakan – tindakan yang tidak baik sehingga anggota
keluarga merasa terlindungi, aman dan merasa hangat pada setiap anggota
keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh
instansi negara. Seorang kepala rumah tangga wajib untuk melindungi
keluarganya (Lestari, 2012, p.22).
Gambar 4.27 Ayah yang melarang anaknya supaya tidak pergi ke sekolah dan
harus beristirahat karena anaknya habis kecelakaan (scene 4)
Sumber : di download dari youtube
53
Universitas Kristen Petra
Pada gambar 4.27 (atas) memperlihatkan aksi sang ayah yang
melarang anaknya supaya tidak usah ke sekolah terlebih dahulu karena harus
banyak istirahat. Takut Rara kenapa – kenapa waktu di sekolah karena Rara
habis kecelakaan. Namun Rara tetap ingin pergi sekolah. Dia meyakinkan
ayahnya tidak usah kwatir kepada Rara karena sudah enakan. Dalam adegan
ini Raffi (ayah Rara) jelas terlihat fungsi keluarga dalam fungsi perlindungan
dengan menjaga anaknya supaya tidak terjadi kenapa – kenapa.
Gambar 4.28 Rara yang selalu menjaga neneknya di rumah sakit yang
belum sadarkan diri karena tragedi rumahnya kebakaran (scene 11)
Sumber : di download dari youtube
Adegan ini bertempat di rumah sakit, di mana sang nenek sedang di
rawat di rumah sakit dan masih belum sadarkan diri karena tragedi rumahnya
kebakaran. Rara yang selalu menjaga neneknya sampai sadarkan diri dan
tidak meninggalkan neneknya sedikit pun terlihat jelas pada gambar 4.28
(atas). Rara sangat sayang kepada neneknya, neneknya adalah salah satu
keluarga yang dia punya sekarang ini. Ayahnya telah meninggal pada
peristiwa kebakaran di rumahnya.
54
Universitas Kristen Petra
Tabel 4. 3 Representasi Fungsi Keluarga Dalam
Fungsi Perlindungan Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Perlindungan (scene 1 – 31)
Sumber : Olahan Penulis
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14
15 X
16 X
17 X
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28 X
29 X
30 X
31 X
55
Universitas Kristen Petra
Dalam tabel di atas muncul fungsi keluarga dalam fungsi
perlindungan terhadap keluarga Rara pada scene 7 dan 14. Tugas keluarga
dalam hal ini adalah melindungi anak atau anggota keluarganya dari tindakan
– tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindungi,
aman dan merasa hangat pada setiap anggota keluarga. Dengan adanya
negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi negara. Seorang
kepala rumah tangga wajib untuk melindungi keluarganya (Lestari, 2012,
p.22).
Gambar 4.29 Nenek dan sopir menjemput Aldo di tempat les
menggambar karena sedang hujan (scene 7)
Sumber : di dowlnload dari youtube
Gambar 4.30 ayah Aldo memberi sopir pribadi untuk Aldo, jika
anaknya mau pergi karena ayahnya takut Aldo hilang (scene 11)
Sumber : di download dari youtube
Pada scene 7 dan 11 terlihat perhatian orang tua yang sangat besar
terhadap Aldo. Keluarga Aldo sangat takut dan khawatir kalau ada orang
yang berbuat macam – macam terhadap anaknya. Perhatian tersebut diberikan
56
Universitas Kristen Petra
dengan cara memberikan sopir pribadi kepada Aldo, jika Aldo hendak keluar
rumah. Ayah Aldo tidak setuju jika Aldo pergi menggunakan taxi ataupun
kendaraan umum lainnya. Ayah Aldo lebih mempercayai sopir utusannya
untuk menemani Aldo ke manapun Aldo pergi.
Terlihat jelas pada gambar 4.29 (atas), nenek sedang menjemput Aldo
di tempat les gambar bersama sopir karena cuaca pada saat itu sedang hujan
dan gambar 4.30, sang sopir rela menemani dan mengantar Aldo ke tempat
yang dia inginkan. Ini semua wujud perlindungan orang tua terhadap
anaknya.
4.2.4 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Perasaan
Tabel 4. 4 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Perasaan
Keluarga 1 (Keluarga Rara) :
Fungsi Perasaan (scene 1 – 14)
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3 X
4 X
5
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14 X
Sumber : Olahan Penulis
57
Universitas Kristen Petra
Fungsi keluarga dalam fungsi perasaan adalah Tugas keluarga dalam
hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak
dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam (Lestari, 2012, p.22). Fungsi perasaan
terdapat hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan. Anak biasanya
mempunyai kepekaan tersendiri akan iklim-iklim emosional yang terdapat
dalam keluarga kehangatan yang terpenting bagi perkembangan keperibadian
anak. Sebagai suatu keluarga, maka perlu ditimbulkan rasa kasih sayang
terhadap anggota keluarga lainnya. Jika anak terlahir karena adanya cinta
kasih antara suami dan istri, maka setelah ia lahir juga membutuhkan kasih
sayang orang tuanya
Gambar 4.31 Sebelum tidur, nenek melakukan interaksi dengan Rara
(scene 5)
Sumber : di download dari youtube
Pada scene 5 ini Rara meminta sebuah jendela kepada orang tuanya
dan neneknya tidak setuju kalau ada jendela di rumahnya karena rumahnya
yang kecil jadi tidak perlu ada sebuah jendela. Nenek berusaha menjelaskan
kepada Rara dengan cara berkomunikasi sebelum tidur. Nenek mencoba
memberi pengertian kepada Rara supaya Rara mengerti kondisi ekonomi
yang dialami ayahnya. Untuk makan aja susah, apalagi untuk membeli sebuah
jendela. Tapi suatu saat mereka janji untuk membelikan sebuah jendela untuk
Rara.
58
Universitas Kristen Petra
Tabel 4. 4 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Perasaan
Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Perasaan (scene 1 – 31)
Sumber : Olahan Penulis
Scene Ada / Tidak Ada
1
2 X
3 X
4 X
5
6 X
7
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14
15 X
16 X
17
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28 X
29 X
30 X
31 X
59
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.32 Nenek menanyakan kabar dan keadaan kepada Aldo, saat
Aldo menjemput nenek di bandara (scene 1)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.33 Mereka berkumpul dan duduk bersama untuk berinteraksi
sehingga menumbuhkan keharmonisan di dalam keluarga (scene 5)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.34 Mereka duduk bersama / diskusi untuk membicarakan pesta
ulang tahun Dini (kakak perempuan Aldo) (scene 17)
Sumber : di download dari youtube
Komunikasi di dalam keluarga, memainkan peranan penting terhadap
kebahagiaan dan keutuhan keluarga. Dari komunikasi kita bisa mengontrol
pembicaraan agar menjaga perasaan anggota keluarga tersebut. Di keluarga
Aldo paham akan adanya peran penting komunikasi ini ntuk mempererat
hubungan keluarga sehingga bisa lebih saling mengenal, menjadi jembatan
untuk dapat mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul, komunikasi
membangun kehangatan dan keceriaan sehingga dapat menambah semangat
60
Universitas Kristen Petra
hidup dan komunikasi yang baik dan efektif akan membentuk kepribadian
anak menjadi terbuka, luwes, dan bersahabat. Seperti yang terlihat pada scene
1, 5 dan 17 (atas), mereka selalu berkumpul dan berkomunikasi tanpa
menyinggungkan perasaan.
4.2.5 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Religius
Tabel 4. 5 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Religius
Keluarga 1 (Keluarga Rara) :
Fungsi Religius (scene 1 – 14)
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7
8 X
9 X
10 X
11
12 X
13 X
14 X
Sumber : Olahan Penulis
61
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.35 berdoa untuk kesembuhan nenek (scene 11)
Sumber : di download dari youtube
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat fungsi keluarga dalam fungsi
religius dalam scene 11. Fungsi Religius adalah tugas keluarga dalam fungsi
ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan
ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini (Lestari, 2012, p.22).
Dalam hal ini, agama merupakan suatu prinsip kepercayaan kepada
Tuhan atau dewa dan sebagainya, dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Di mana religi
merupakan sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktik
keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak terjangkau
oleh akal.
Rara sangat takut kehilangan neneknya karena nenek satu – satunya
keluarga yang dimiliki sekarang ini. Rara sangat yakin bahwa dari dia berdoa,
neneknya bisa sadar dan cepat sembuh. Sejak kecil, ayah Rara sudah
menyuruh anaknya untuk berdoa dan memiliki keyakinan kalau doanya pasti
dikabulkan.
62
Universitas Kristen Petra
Tabel 4. 5 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Religius
Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Religius (scene 1 – 31)
Sumber : Olahan Penulis
Scene Ada / Tidak Ada
1
2 X
3 X
4 X
5
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13
14 X
15 X
16 X
17
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28 X
29 X
30 X
31 X
63
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.36 Keluarga Aldo melakukan sholat bersama (scene 13)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.36 (atas) memperlihatkan keluarga Aldo sedang melakukan
sholat bersama yang dipimpin oleh ayah Aldo sebagai kepala keluarga. Orang
tua mengajak anak – anaknya masuk dalam kehidupan beragama. Jika anak –
anak sudah lupa untuk berdoa, orangtua memberikan perhatian besar kepada
anak dan mendorong mereka untuk rajin karena hanya dengan doa dapat
mempertahankan hubungan mereka dengan Tuhan.
Fungsi keagamaan yang mendorong dikembangkannya keluarga dan
seluruh anggotanya menjadi insan-insan agama yang penuh keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Model pendidikan agama dalam
keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: cara hidup yang
sungguh-sungguh dengan menampilkan penghayatan dan perilaku keagamaan
dalam keluarga.
64
Universitas Kristen Petra
4.2.6 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Ekonomi
Tabel 4. 6 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Ekonomi
Keluarga 1 (Keluarga Rara) :
Fungsi Ekonomi (scene 1 – 14)
Scene Ada / Tidak Ada
1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7
8 X
9 X
10 X
11
12 X
13 X
14 X
Sumber : Olahan Penulis
Fungsi Ekonomis adalah tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga. Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara
anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan
untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga sebagai
sistem hubungan kerja.
65
Universitas Kristen Petra
Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga sebagai
kepala dalam bekerja. Jadi, hubungan suami-istri dan anak-anak dapat
dipandang sebagai teman sekerja yang sedikit banyak juga dipengaruhi oleh
kepentingan – kepentingan dalam kerja sama (Lestari, 2012, p.22).
Gambar 4.37 Ayah Rara bekerja sebagai tukang sol sepatu (scene 3)
Sumber : di download dari youtube
Gambar 4.38 Ayah sedang menghitung pendapat dan mengatur keuangan
yang dia punya (scene 6)
Sumber : di download dari youtube
Dalam scene 3 dan 6 terdapat fungsi keluarga dalam fungsi ekonomi.
Seorang ayah yang melakukan kewajibannya yaitu bekerja untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Mencari nafkah merupakan suatu tugas yang berat.
Pekerjaan mungkin dianggap hanya sebagai suatu cara untuk memenuhi
kebutuhan utama dan kelangsungan hidup. Ayah Rara tidak pantang
menyerah, dia terus bekerja untuk mewujudkan impian anaknya memiliki
sebuah jendela di rumahnya. Orang tua harus pintar dalam mengatur
keuangan di dalam keluarga.
66
Universitas Kristen Petra
Tabel 4. 6 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Ekonomi
Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Ekonomi (scene 1 – 31)
Sumber : Olahan Penulis
Scene Ada / Tidak Ada
1
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14 X
15 X
16 X
17 X
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28 X
29 X
30 X
31 X
67
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.39 Ayah Aldo sedang bekerja (scene 1)
Gambar 4.39 (atas) memperlihatkan ayah Aldo sedang bekerja.
Meskipun keluarga Aldo ekonomi nya lebih dari cukup, orang kaya
sekalipun, menjadi pengusaha dan itu dilakukan karena ingin tetap memenuhi
kebutuhan keluarganya dan terlebih lagi tidak ingin menyusahkan atau
merepotkan orang tuanya. Ini semua dilakukan oleh ayah Aldo karena ingin
membahagiakan keluarganya dan supaya semua kebutuhan keluarganya
tercukupi. Pendapatan yang diperoleh setiap bulan, sebisa mungkin tidak
melebihi pengeluaran. Kegiatan keseharian di dalam keluarga tidak
akan terlepas dari kegiatan-kegiatan ekonomi. Setelah terbentuk suatu
lembaga melalui perkawinan, maka untuk mempertahankan kehidupannya
keluarga harus mampu melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan tingkat
kebutuhannya, jadi fungsinya untuk menjalankan aktivitas/kegiatan sehari
hari.
Fungsi ekonomi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untukmemenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa datang. Ayah dan ibu memberi
arahkan dan pendidikan kepada anaknya untuk mengelola keuangan yang
cenderung terbatas dan mengatur kebutuhan/keinginan yang cenderung tidak
terbatas (Lestari, 2012, p.22).
68
Universitas Kristen Petra
4.2.7 Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Rekreatif
Tabel 4. 7 Representasi Fungsi Keluarga Dalam Fungsi Rekreatif
Keluarga 2 (Keluarga Aldo) :
Fungsi Rekreatif (Scene 1 – 31) :
Sumber : Olahan Penulis
Scene Ada / Tidak Ada
1
2 X
3 X
4 X
5
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13
14 X
15 X
16 X
17
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28 X
29 X
30 X
31 X
69
Universitas Kristen Petra
Fungsi Rekreatif adalah tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak
harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di
rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-
masing, dsb (Lestari, 2012, p.22).
Gambar 4.40 nenek Aldo mengajak Aldo, Rara dan teman – teman Rara
untuk berenang (scene 24)
Sumber: di download dari youtube
Gambar 4.41 Melakukan liburan bersama (scene 31)
Sumber : di download dari youtube
Dalam scene 24 dan 31 terlihat fungsi keluarga dalam fungsi rekreatif,
di mana keluarga Aldo melakukan hiburan bersama dengan keluarga dengan
berenang bersama dan pergi ke luar kota untuk menghabiskan waktu dengan
keluarga. Liburan akan lebih berarti jika dilakukan bersama dengan keluarga.
Meskipun ayah Aldo yang sibuk bekerja, tetapi ia tetap meluangkan waktu
untuk keluarga. Keluarga adalah harta yang paling penting dibandingkan
70
Universitas Kristen Petra
dengan yang lain. Orang tua yang sibuk bekerja harus menyusun rencana
sederhana untuk bisa mempunyai waktu bersama dengan keluarga.
4.3 Analisis dan Interpretasi Data
Tabel 4.8 Representasi Fungsi Keluarga
Dalam Film Rumah Tanpa Jendela
Fungsi Keluarga Keluarga Rara Keluarga Aldo
Fungsi Pendidikan
Fungsi Sosialisasi
Fungsi Perlindungan
Fungsi Perasaan
Fungsi Religius
Fungsi Ekonomi X
Fungsi Rekreatif X
4.3.1 Fungsi Pendidikan Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam Film
Rumah Tanpa Jendela
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas
yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu (Lestari, 2012, p.22).
Nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari sebuah film salah satunya adalah
mengenai pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat dilaksanakan dalam
berbagai jalur pendidikan. Jalur pendidikan yang dikenal selama ini terdiri atas
tiga macam. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional dalam Samani dan
Hariyanto (2012, p.19-20), pendidikan karakter harus meliputi dan berlangsung
pada:
1. Pendidikan formal. Pendidikan karakter pada pendidikan formal
berlangsung pada lembaga pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMA /
SMK dan perguruan tinggi melalui pembelajaran, kegiatan kurikuler
atau ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan dan
71
Universitas Kristen Petra
pembiasaan. Sasaran pada pendidikan formal adalah peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Pendidikan Nonformal. Dalam pendidikan nonformal pendidikan
karakter berlangsung pada lembaga kursuspembiasaan.
3. Pendidikan Informal. Dalam pendidikan informal pendidikan karakter
berlangsung dalam keluarga yang dilakukan oleh orang tua dan orang
dewasa di dalam keluarga terhadap anak-anak yang menjadi
tanggungjawabnya.
Masalah pendidikan di Indonesia ini jika dilihat lebih jauh lagi
merupakan masalah yang sangat rumit. Bukan sekedar banyaknya anak-anak
yang tidak dapat menikmati pendidikan, namun juga kualitas siswa yang masih
rendah, kualitas pengajar yang kurang profesional, biaya pendidikan yang
mahal dan aturan pendidikan yang selalu berubah-ubah (Hurlock, 1999).
Salah satu program pendidikan yang pernah dicanangkan oleh
Pemerintah adalah Wajib Belajar sembilan tahun. Wajib belajar merupakan
program pendidikan minimal, yang harus diikuti oleh setiap warga Negara
Indonesia di bawah tanggung jawab Pemerintah. Program ini mewajibkan
setiap warga Negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun
pada jenjang pendidikan dasar, yaitu Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Program tersebut sudah
sesuai dengan yang tercantum pada UUD 1945 pasal (1) dan (2) yang berbunyi
: (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan (2) Setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Sebenarnya program wajib belajar 9 tahun ini sangat baik jika benar-
benar dilaksanakan dengan benar. Namun pada kenyataannya dilapangan,
program tersebut belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan data dari
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
jumlah anak Indonesia yang putus sekolah pada tahun 2010 mencapai 160.000
anak dan meningkat pada tahun 2011 yang mencapai 260.000 anak. Angka
tersebut semakin meningkat di tahun 2013 yang mencapai angka 1,3 juta anak
terancam putus sekolah (suaramerdeka.com 09/03/2013). Beberapa faktor yang
72
Universitas Kristen Petra
mempengaruhi tingginya jumlah anak putus sekolah adalah faktor ekonomis
keluarga, mahalnya biaya pendidikan dan lokasi sekolah yang sulit terjangkau.
Faktor kemiskinan menjadi salah satu penyebab tingginya anak putus
sekolah di Indonesia. Bagi keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan,
terkadang sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi untuk
membiayai keperluan sekolah. Masalah ini sebenarnya sudah dibantu dengan
berbagai upaya Pemerintah untuk membantu program pendidikan, salah
satunya adalah program BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Namun pada
kenyataan di lapangan, masih banyak oknum-oknum yang memanfaatkan
program tersebut sehingga tidak sampai ke masyarakat yang membutuhkan.
Terkadang ditambah lagi dengan adanya berbagai “pungutan” yang dilakukan
di sekolah untuk keperluan pembangunan gedung dan fasilitas belajar, yang
sering memberatkan bagi orang tua murid terutama yang kurang mampu
(suaramerdeka.com 09/03/2013).
Lembaga pendidikan dari keluarga maupun di sekolah, memberikan
pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam perkembangan
pribadi anak. Suasana pendidikan sangat penting diperhatikan, sebab dari
sinilah keseimbagan jiwa dalam perkembangan individu selanjutnya
ditentukan. Fungsi pendidikan amat fundamental untuk menanamkan nilai-nilai
dan sistem perilaku manusia dalam keluarga. Anak-anak lahir dengan bekal
sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasikan tentang
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus
belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak
dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh
standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik,
yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan
anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya (Department
Pendidikan Nasional, 2013).
Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik
seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun,
tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab
sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa
73
Universitas Kristen Petra
yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam
pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat.
Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan
hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung.
Kemudian fungsi keluarga dalam fungsi pendidikan dapat dilihat dari
tempat Aldo dan Rara bersekolah meskipun Rara hanya bersekolah di sekolah
singgah dan Aldo meskipun anak yang keterbelakangan mental tetapi orang tua
Aldo tetap menyekolahkan Aldo di sekolahan buat anak – anak yang normal
dan ayah Aldo memberikan les tambahan ke anak – anaknya. Fungsi keluarga
dalam film Rumah Tanpa Jendela ini menjalankan pendidikan formal dan
nonformal. Para orang tua dari dua keluarga ini memberikan dorongan ke
anaknya supaya anak – anaknya bersekolah dengan baik dan sungguh –
sungguh karena pendidikan merupakan pondasi bagi generasi bangsa, yang
akan menyiapkan generasi yang cerdas, bermoral dan berkualitas bagi masa
depan.
4.3.2 Fungsi Sosialisasi Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam Film
Rumah Tanpa Jendela
Singgih (1997, p.46) mengatakan bahwa aktualisasi genotip akan
bergantung pada lingkungan yang mempengaruhinya. Dengan demikian
peran lingkungan sangatlah strategis dalam membentuk perilaku dan
kepribadian seseorang. Begitu pula pada anak-anak. Sebuah lingkungan
memiliki peran penting dalam membentuk diri mereka. Mereka
membutuhkan sebuah lingkungan yang senantiasa memberikan pengaruh
positif terhadap setiap tahap perkembangannya, yang dalam hal ini
lingkungan tersebut berupa lingkungan fisik bangunan tempat mereka
melakukan aktivitas. Perkembangan yang terjadi akan membentuk pola
tersebut dalam setiap kehidupan yang tidak saja untuk perilaku aktual semata-
mata, namun juga untuk pertumbuhan dan penyesuaian yang akan datang.
Konsep diri, tujuan hidup serta aspirasi yang akan dicapai sangat dipengaruhi
oleh hubungan individu dengan orang tua, teman sebaya maupun kekuatan
motivasi yang ia terima semasa kanak-kanak.
74
Universitas Kristen Petra
Proses belajar anak berkaitan dengan fungsi sosialisasi di keluarga.
Pertama kali anak akan berinteraksi dengan orang terdekatnya yaitu keluarga.
Seorang anak belajar memahami dunia melalui ayah dan ibunya serta anggota
lain yang tinggal bersamanya. Berger & Luckman (1990, p.187) menyebut
“sosialisasi ini sebagai sosialisasi primer. Sementara proses berikutnya ketika
anak mulai berinteraksi dengan orang lain diluar anggota keluarga dianggap
sebagai sosialisasi sekunder”. Proses belajar ini diambil dari masa bayi
sampai meninggal, mempelajari nilai - nilai, sikap, keahlian dan berbagai
peranan secara keseluruhan membentuk kepribadian individu. Peranan orang
tua dalam sosialisasi tidak dapat dipisahkan dalam membentuk kepribadian
anak. Orang tua yang pertama kali mengenalkan dan mengajarkan tentang
nilai - nilai dalam masyarakat.
Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya
terhadap proses sosialisasi seseorang atau individu. Kondisi – kondisi yang
menyebabkan pentingnya keluarga dalam proses sosialisasi anak, adalah :
a. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota – anggotanya
berinteraksi face to face secara tetap. Dalam kelompok yang
demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan seksama oleh
orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan
sosial lebih mudah terjadi.
b. Nilai – nilai
Bersama – sama dengan proses berlatih penguasaan diri ini kepada
anak diajarkan nilai – nilai. Penelitian menunjukkan bahwa nilai
dasar dalam diri seseorang terbentuk pada usia enam tahun. Di
dalam perkembangan usia tersebut keluarga memegang peranan
penting dalam menanamkan nilai – nilai. Sebagai contoh melatih
anak untuk menguasai diri agar permainannya dapat dipinjamkan
kepada temannya, maka disitu dapat muncul suatu makna tentang
arti dari kerjasama dan lain sebagainya.
c. Peran – peran sosial
Mempelajari peran – peran sosial ini terjadi melalui interaksi di
dalam keluarga. Setelah dalam diri anak berkembang kesadaran
75
Universitas Kristen Petra
diri sendiri yang membedakan dirinya dengan orang lain, dia
mulai mempelajari peranan – peranan sosial yang sesuai dengan
gambaran tentang dirinya. Dia mempelajari peranannya sebagai
anak, sebagai saudara (kakak.adik), sebagai laki – laki /
perempuan dan sebagainya. Proses mempelajari peran – peran
sosial ini kemudian dilanjutkan di lingkungan kelompok sebaya,
sekolah, perkumpulan dan lain sebagainya.
d. Mengajarkan anak untuk membantu orang yang membutuhkan
pertolongan
Fungsi sosialisasi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai
pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya dan mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik (Lestari, 2012, p.22). Fungsi ini
untuk mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah. Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang mempelajari “cara
hidup” masyarakat untuk mengembangkan potensinya, baik sebagai indidu
atau pribadi maupun sebagai anggota kelompok, sesuai dengan nilai, norma
dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Untuk mewujudkan
potensi tersebut, manusia harus belajar. Selama proses belajar itulah seorang
individu tumbuh menjadi seseorang “pribadi” (person). Proses belajar inilah
yang disebut sosialisasi.
Sosialisasi dimulai pada saat kelahiran dan usai ketika meninggal.
Sosialisasi mencakup semua proses dalam sebuah komunitas tertentu atau
kelompok dimana manusia mengingatkan pengalaman hidup mereka.,
memperoleh karakteristik motif sosial (Honingman, 1967). Pengertian
sosialisasi dalam arti luas dan sempit : Proses pembelajaran “mengahantar”
keluarganya masuk kedalam kebudayaan. Dengan kata lain keluarga
melakukan suatu rangkaian kegiatan untuk mengkomunikasikan kebudayaan
dari suatu generasi ke generasi berikutnya..
Fungsi sosialisasi yang dilakukan Rara maupun Aldo adalah mereka
selalu berpamitan kepada orang tuanya sebelum meninggalkan rumah dan
mereka diajarkan untuk selalu membantu orang yang membutuhkan
76
Universitas Kristen Petra
pertolongan dengan menyumbangkan buku kepada Rara dan teman –
temannya di sekolah singgah tempat Rara bersekolah dan menjadi ojek
payung untuk membantu Aldo membeli makanan dan berani mengatakan
maaf jika perbuatannya menyinggungkan perasaan orang lain.
4.3.3 Fungsi Perlindungan Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam
Film Rumah Tanpa Jendela
Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan
mereka peran-peran strategis yang kelak menjamin kelangsungan eksistensi
bangsa dan Negara Indonesia bertumpu. Dengan ke-khususan ciri dan sifat
mereka, serta mental dan fisik yang rentan, anak membutuhkan perawatan
dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal baik fisik, mental maupun sosial dan harus berpendidikan juga
berbudi pekerti yang baik.
Perlindungan dan bimbingan kepada anak wajib diberikan karena pada
kenyataannya masih banyak terdapat penyimpangan dan pelanggaran. Anak
Indonesia (KPAI) menyatakan, kekerasan pada anak selalu meningkat setiap
tahun. Hasil pemantauan KPAI dari 2011 sampai 2014, terjadi peningkatan
yang sifnifikan. "Tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan, 2012 ada 3512
kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada 5066 kasus," kata Wakil Ketua KPAI,
Maria Advianti kepada Harian Terbit, Minggu (14/6/2015)
(MediaIndonesia.Com).
Dia memaparkan, 5 kasus tertinggi dengan jumlah kasus per bidang
dari 2011 hingga april 2015. Pertama, anak berhadapan dengan hukum hingga
april 2015 tercatat 6006 kasus. Selanjutnya, kasus pengasuhan 3160 kasus,
pendidikan 1764 kasus, kesehatan dan napza 1366 kasus serta pornografi.
Selain itu, sambungnya, anak bisa menjadi korban ataupun pelaku kekerasan
dengan lokus kekerasan pada anak ada 3, yaitu di lingkungan keluarga, di
lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat. Hasil monitoring dan
evaluasi KPAI tahun 2012 di 9 provinsi menunjukkan bahwa 91 persen anak
menjadi korban kekerasan di lingkungan keluarga, 87.6 persen di lingkungan
77
Universitas Kristen Petra
sekolah dan 17.9 persen di lingkungan masyarakat. 78.3 persen anak menjadi
pelaku kekerasan dan sebagian besar karena mereka pernah menjadi korban
kekerasan sebelumnya atau pernah melihat kekerasan dilakukan kepada anak
lain dan menirunya (MediaIndonesia.Com).
Anak rentan menjadi korban kekerasan justru di lingkungan rumah
dan sekolah. Lingkungan yang mengenal anak-anak tersebut cukup dekat.
Artinya lagi, pelaku kekerasan pada anak justru lebih banyak berasal dari
kalangan yang dekat dengan anak. Anggota keluarga, masyarakat, dan
pemerintah harus memahami hak anak-anak, dan semaksimal mungkin untuk
memenuhinya. ''Semua harus paham bahwa anak bukan hak milik yang bisa
diperlakukan seenaknya. Mereka juga punya hak. Maka kita semua perlu
sosialisasi dan advokasi terhadap hak-hak anak.''
Pengertian perlindungan anak menurut Pasal 1 butir 2 Undang -
Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi anakdan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan deskriminasi. Salah satu alasan membentuk sebuah keluarga
adalah untuk memperoleh keterjaminan dan perlindungan baik secara fisik
maupun psikologis. Sehingga setiap anggota keluarga akan selalu merasa
bahwa tempat yang paling baik dan pantas adalah didalam lingkungan
keluarganya sendiri, dan ini tentu sangat membantu dalam menghadapi
segala tantangan yang muncul dalam kehidupannya (Lestari, 2012, p.22).
Dalam perkembangannya anak memerlukan perlindungan dan bimbingan atas
kehidupannya, hal ini menyangkut kepada hak-hak dan kewajiban anak
tersebut. Tugas untuk memberikan perlindungan dan bimbingan tersebut
adalah tugas Negara, masyarakat dan orang tua dari anak itu sendiri.
Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan dari
perhatian dan perlindungan yang diberikan oleh keluarganya. Di samping
perhatian berupa kasih sayang, diperlukan juga perlindungan dalam arti fisik,
ekonomis, dan psikologis. Perkembangan anak tidak akan sempurna apabila
hanya diberi perlindungan fisik saja atau ekonomis semata atau psikologis
78
Universitas Kristen Petra
belaka. Fungsi perlindungan dapat ditemukan di film yang rilis tahun 2011
ini. Perlindungan fisik ada ketika keluarga selalu memproteksi anak, baik
langsung maupun tidak langsung. Langsung, misal keluarga melindungi
pribadi si anak. Sebaliknya, contoh tidak langsung semisal ketika orang tua
menanyakan keberadaan anak, serta ingin tahu bagaimana kabar anaknya atau
orang tua mengkhwatirkan kondisi anaknya. Itu artinya ada perlindungan non
fisik dari orang tua bagi si anak yang merasa cemas akan keberadaan anak.
Perlindungan yang diberikan oleh tiap keluarga tergantung dengan
kondisi dan posisi dalam keluarga tersebut. Sosok ayah dalam keluarga Rara
memberikan nasihat agar Rara yang harus menjaga baik – baik keadaanya di
mana kesehatannya belum pulih benar setelah tragedi kecelakaan yang
dialami oleh Rara, ayah Rara menghimbau agar lebih berhati – hati. Sosok
ayah dalam keluarga Aldo berperan sebagai kepala rumah tangga yang
menyerahkan kepercayaan kepada sopir pribadinya untuk menjaga Aldo.
Dalam hal ini kedua sosok ayah tersebut menginginkan agar tidak ada lagi hal
buruk seperti kecelakaan yang akan menimpa anak mereka.
4.3.4 Fungsi Perasaan Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam Film
Rumah Tanpa Jendela
Tugas keluarga dalam hal ini adalah berinteraksi antar sesama anggota
keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga (Lestari, 2012, p.22). Perasaan tersebut
merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh keluarga. Anak yang
tumbuh dalam limpahan cinta dan kasih sayang dari keluarga akan tumbuh
menjadi pribadi yang mampu menghargai diri sendiri dan bertanggung jawab.
Sehingga tidak menjatuhkan diri pada hal-hal yang dapat merusak atau
membinasakan dirinya.
Yang perlu menjadi perhatian dan diwaspadai adalah ketika keluarga
tidak mampu memenuhi kebutuhan ini dan kebutuhan perasaan ini diambil
alih atau bergeser pada orang lain. Sehingga anak merasa lebih betah dan
nyaman berada di luar rumah, karena anak tidak merasa cukup diperhatikan
dan tidak ada kedekatan secara psikologis terhadap orang tuanya.
79
Universitas Kristen Petra
Fungsi keluarga dalam fungsi perasaan yang dilakukan di keluarga Aldo
dan Rara mereka selalu melakukan konunikasi dengan keluarga tanpa
menyinggungkan perasaan masing – masing dalam anggota keluarga.
4.3.5 Fungsi Religius Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam Film
Rumah Tanpa Jendela
Dalam pembentukkan rohani, pendidikan agama memerlukan
usaha dari orang tua untuk memudahkan dalam pelaksanaannya dan
usaha itu harus dilakukan dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan
keikhlasan. Dalam pembinaan itu dilaksanakan secara terus menerus
tidak langsung sekaligus melainkan melalui proses. Maka, dengan
adanya ketekunan, keikhlasan, benar - benar penuh perhatian dengan
penuh tanggung jawab,maka kesempurnaan rohani tersebut akan tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.Hal yang dapat menguatkan kepribadian
di antaranya adalah kesederhanaan di dalam hidup dengan melalui
jalan yang lurus dalam pengaturan harta benda, tidak bersifat kikir
dan tidak juga berlaku boros. Kepribadian muslim juga dapat
diperkuat dengan cara memperkuat pisik atau menjaga kesetabilan
tubuh, dijaga supaya badan selalu sehat.
Agar seorang ayah dapat menjadi guru rohani kepada anak-anaknya
otomatis si ayah harus memiliki pengetahuan tentang rohani, agar ia tidak
memiliki kesulitan dalam mengajar anak-anaknya. Adalah kesalahan besar
bagi seorang ayah yang mempercayakan pendidikan rohani anak-anaknya
kepada guru Sekolah Minggu saja. Ayah yang harus mendidik anaknya dalam
Firman Tuhan. Menurut pengalaman saya anak kita itu akan bersemangat
kalau kita bersama-sama mengajarkan fakta-fakta Alkitab kepada anak kita
yang masih berusia balita.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa betapa
pentingnya peran orang tua dalam membentuk kepribadian seorang
anak, tanpa bimbingan dan arahan orang tua tidak mungkin
kepribadian anak dapat terbentuk dengan baik. Sehingga Islam
80
Universitas Kristen Petra
sangat menekankan kepada umat manusia untuk membina anak ‐
anaknya kearah yang baik sesuai dengan ajaran - ajarannya.
Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi di keluarga semakin
berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong
dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan
agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman (1987) memberikan
penjelasan bahwa untuk melaksanakan Fungsi dan peran ini, orang tua
sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim
yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya
(Lestari, 2012, p.22).
Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu:
1) Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan penghayatan
dan perilaku keagamaan dalam keluarga.
2) Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga.
3) Aspek sosial berupa hubungan sosial antara anggota keluarga dan
lembaga-lembaga keagamaan.
Pendidikan agama dalam keluarga, tidak saja bisa dijalankan dalam
keluarga, menawarkan pendidikan agama, seperti pesantren, tempat
pengajian, majelis taklim, dan sebagainya. Fungsi religius di keluarga Rara
dilihat dari Rara sedang berdoa supaya neneknya cepat sadar dan cepat
sembuh dan Rara sangat yakin bahwa doanya pasti dijawab. Sedangkan di
keluarga Aldo, ayah Aldo mengajak seluruh keluarga untuk sholat bersama.
4.3.6 Fungsi Ekonomi Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam Film
Rumah Tanpa Jendela
Anak berhak mendapatkan nafkah, yaitu pemenuhan
kebutuhan pokok. Nafkah terhadap anak adalah untuk kelangsungan
hidup dan pemiliharaan kesejahteraannya. Dengan demikian, anak
terhindar dari kesengsaraan hidup di dunia karena mendapatkan
kasih sayang orang tuanya melalui pemberian nafkah tersebut. Hak
81
Universitas Kristen Petra
mendapatkan nafkah merupakan akibat dari nasab, yaitu nasab seorang
anak terhadap ayahnya menjadikan anak berhak mendapatkan nafkah
dari ayahnya.
Seorang lelaki yang menjadi suami dalam sebuah keluarga tentu saja
sikap dan tanggung-jawabnya juga harus handal. Lelaki sejati bukanlah
diukur dari bentuk postur tubuh yang kekar melainkan dari sikap
penampilannya, tetapi tidak salah juga kalau postur tubuhnya kekar, karena
itu akan menunjukkan bagaimana ia dapat merawat tubuhnya menjadi tubuh
yang atletis. Tetapi lelaki sejati yang kita bicarakan disini dibidik dari
bagaimana suami itu hidup sebagai lelaki sejati dalam keluarganya yang baru
Lelaki akan bersatu dengan isterinya setelah mereka berdua meninggalkan
orang-tua mereka.
Lelaki sejati tidak akan meninggalkan keluarganya demi orang-
tuanya, tetapi justru sebaliknya. Lelaki sejati akan merasa bertanggung-jawab
kepada isteri dan keluarganya. Lelaki sejati akan bertindak sebagai pelindung,
guru dan penuntun serta pemimpin bagi isterinya.
Sebagai seorang ayah harus memberikan hasil keringat atau upah yang
benar-benar halal untuk keluarga kita agar memberikan kedamaian dalam hati
keluarga. Kalau anak-anak tahu bahwa pekerjaan selaras, mereka akan menghargai
hasil kerja itu dan sekaligus mereka akan bangga punya ayah yang bekerja di dalam
terang (tidak korupsi) dan jangan lupa apapun yang dilakukan oleh seorang ayah
akan ditiru oleh anak-anaknya ingat pepatah orang Inggris, “Like father like son.”
Yang artinya anak selalu mengikuti jejak ayahnya seperti itu kira-kira pengertiannya.
Orang Indonesia bilang: ”Tidak jauh buah mangga jatuh dari pohonnya.”
Fungsi Ekonomis adalah tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga (Lestari, 2012, p.22). Fungsi ekonomi dalam keluarga
Rara dilihat dari ayah Rara sedang bekerja sebagai tukang sol sepatu. Ayah
Rara bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sedangkan dalam
keluarga Aldo tidak diperlihatkan ketika ayah Aldo sedang bekerja.
82
Universitas Kristen Petra
Kondisi keuangan keluarga menjadi faktor utama dalam aktifitas
sehari – hari. Di sini terlihat ada perbedaan yang sangat mencolok di antara
kedua keluarga yaitu keluarga Aldo dan keluarga Rara. Keluarga Rara harus
bersusah payah untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga dalam
kehidupan sehari – hari, sedangkan di dalam keluarga Aldo mengecap
kemudahan dalam hidup sehari – hari karena kebutuhan ekonomi dalam
keluarga tersebut cenderung dalam kondisi cukup bahkan berlebih.
4.3.7 Fungsi Rekreatif Termasuk Dalam Fungsi Keluarga Dalam Film
Rumah Tanpa Jendela
Fungsi Rekreatif adalah kegiatan penyegaran kembali tubuh dan
pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan;
piknik. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus pergi ke tempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan
cara nonton TV bersama, dsb (Lestari, 2012, p.22). Fungsi rekreatif yang
dilakukan di keluarga Aldo adalah berenang bersama dengan mengajak Rara
dan teman – teman Rara untuk berenang bersama dan ayah Aldo mengajak
seluruh anggota keluarga untuk liburan ke luar kota, meskipun ayah Aldo
orang yang sibuk, tetapi masih mau menyempatkan waktu untuk bisa liburan
bersama keluargsa. Berbeda dalam keluarga Rara yang tidak menjalankan
fungsi ini karena faktor sosial ekonomi yang serba kekurangan ini
menyebabkan mereka tidak bisa rekreasi bersama dengan keluarga, meskipun
ayah Rara bekerja dengan keras, tetapi uang hasil bekerja tetap tidak
mencukupi untuk liburan bersama keluarga.