40
ASUHAN KEPE SITI ANN SALAS AU SRI HAND SILVIA JU SRI MELF SELLA G SUSI HAN SARAH R TIARA RA TIARA TR TRIANDI TAMMY TIARA AR UNI FAKU ERAWATAN PADA PASIEN DEN FLU BABI Kelompok 11 : NISA Z.N. (220110080145) AULADI (220110080138) DINI PERTIWI (220110080105) JUNIANTY (220110080097) LFA DAMANIK (220110080079) GITA A (220110080052) NIFAH (220110080035) RIDASHA F (220110080013) RACHMAWATI (220110080118) RI P (220110080108) INI (220110080095) (220110080053) ARUM KESUMA (220110080050) IVERSITAS PADJADJARAN ULTAS ILMU KEPERAWATAN JATINANGOR 2009 NGAN

38372743 Makalah Flu Babi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 38372743 Makalah Flu Babi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

SITI ANNISA Z.N.

SALAS AULADI

SRI HANDINI PERTIWI

SILVIA JUNIANTY

SRI MELFA DAMANIK

SELLA GITA A

SUSI HANIFAH

SARAH RIDASHA F

TIARA RACHMAWATI

TIARA TRI P

TRIANDINI

TAMMY

TIARA ARUM KESUMA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

FLU BABI

Kelompok 11 :

SITI ANNISA Z.N. (220110080145)

SALAS AULADI (220110080138)

SRI HANDINI PERTIWI (220110080105)

IA JUNIANTY (220110080097)

RI MELFA DAMANIK (220110080079)

SELLA GITA A (220110080052)

SUSI HANIFAH (220110080035)

SARAH RIDASHA F (220110080013)

TIARA RACHMAWATI (220110080118)

TIARA TRI P (220110080108)

TRIANDINI (220110080095)

(220110080053)

IARA ARUM KESUMA (220110080050)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

JATINANGOR

2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

Page 2: 38372743 Makalah Flu Babi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan

baik Makalah ini berjudul “Makalah Kasus 3 Swine Influenza (Flu Babi)“ makalah ini

disusun untuk memenuhi tugas dan diajukan untuk memenuhi standar proses pembelajaran pada

mata kuliah Sistem Hematologi dan Imunitas

Dalam penyusunan makalah ini , penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Wiwi Mardiah, S.Kp .M.Kes. selaku koordinator sistem hematologi dan imunitas

serta dosen yang memberikan bimbingan kepada penulis.

2. Orang tua kami tercinta yang selalu membeikan doa restu dan dukungan dalam proses

pembelajaran kami di Fakultas Ilmu Keperawatan.

3. Teman-teman penulis kelompok 11 yang meluangkan waktu untuk menyusun makalah

ini.

4. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya,

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih baik.

Meskipun telah berusaha segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa makalah

ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan

kritik dari semua pihak demi perbaikan di hari kemudian.

Akhir kata, penulis berharap makalah semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam proses

pembelajaran di Fakultas Ilmu Keperawatan.

Jatinangor, Oktober 2009

penulis

Page 3: 38372743 Makalah Flu Babi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

H1N1 flu bentuk babi merupakan salah satu turunan flu Spanyol yang menyebabkan

pandemi pada manusia sangat efektif dalam 1918-1919. Seperti halnya dalam persisting babi,

keturunan yang memiliki 1918 virus juga diedarkan di manusia di abad ke-20, kontribusi

terhadap wabah musiman biasa dari influenza. Namun, transmisi langsung dari babi kepada

manusia adalah jarang, dengan hanya 12 kasus di AS sejak 2005.

Virus flu yang telah dianggap sebagai salah satu trickiest diketahui kedokteran karena

terus perubahan bentuk sehingga eluding yang antibodies pelindung orang-orang yang mungkin

telah dikembangkan dalam menanggapi sebelumnya eksposur ke influenza atau untuk vaksin

influensa. Setiap dua atau tiga tahun virus undergoes perubahan kecil. Tetapi pada interval kira-

kira satu dekade, setelah besar dari populasi dunia telah mengembangkan beberapa tingkat

perlawanan terhadap perubahan kecil ini, ia undergoes perubahan besar yang memungkinkan

untuk dengan mudah menulari populasi di seluruh dunia, sering menjangkiti ratusan juta orang

yang memiliki antibodi defenses tidak dapat menolak itu.Virus influenza yang juga telah dikenal

untuk mengubah bentuk yang lebih singkat selama jangka waktu tertentu. Sebagai contoh,

selama pandemi flu Spanyol, gelombang awal penyakit relatif ringan, sedangkan gelombang

kedua dari satu tahun kemudian penyakit ini sangat mematikan.

Di tahun 1957, sebuah pandemi flu Asia terinfeksi beberapa 45 juta orang Amerika tewas

dan 70.000. Itu disebabkan sekitar 2 juta kematian secara global. Sebelas tahun kemudian,

selama 1968-1969, Hong Kong pandemi flu Amerika menderita 50 juta dan 33.000

menyebabkan kematian, biaya sekitar $ 3,9 miliar. Pada tahun 1976, sekitar 500 prajurit menjadi

babi terinfeksi flu selama beberapa minggu. Namun, pada akhir bulan penyidik menemukan

bahwa virus itu “mysteriously hilang.” Di US rata-rata selama satu tahun, ada sekitar 50 juta

kasus “normal” yang mengarah ke flu sekitar 36.000 kematian, sebagian besar ke sangat muda,

tua, atau orang lemah, dengan persentase yang besar akibat komplikasi seperti radang paru-paru.

Peneliti medis di seluruh dunia, mengakui bahwa babi virus flu mungkin lagi mengubah

menjadi sesuatu sebagai maut sebagai flu Spanyol, yang hati-hati menonton terbaru 2009 wabah

flu babi dan membuat rencana untuk kemungkinan kemungkinan pandemi global. Beberapa

Page 4: 38372743 Makalah Flu Babi

negara telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi kemungkinan untuk

pandemi global dari penyakit.

B. Tujuan

� Mahasiswa mengetahui konsep mengenai virus H1N1

� Mahasiswa memahami cara kerja virus H1N1 menginfeksi tubuh

� Mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan intervensi keperawatan kepada

penderita flu babi

C. Identifikasi kasus

Tn. A (35 tahun) masuk rumah sakit dengan keluhan suhu tubuhnya meningkat

disertai batuk dan nyeri tenggorokan 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Dari hasil

pengkajian Perawat X didapatkan suhu tubuh 390, tekanan darah 110/80 mmHg, RR 24

x/menit dan pasien mengeluh myalgia, rinorhea, muntah-muntah, lemas dan diare. Dari

hasil pemeriksaan laboratorium dari apus tenggorokan PCR dinyatakan (+) flu babi.

Hasil foto rontgen didapatkan adanya pneumonia

Terapi :(-) oselatamivir (tamiflu) icapsul (75 mg) x3 perhari

Riwayat kesehatan : pasien 5 hari yang lalu pergi ke luar negeri untuk menengok teman

bisnisnya yang dirawat di rumah sakit karena menderita flu.

Page 5: 38372743 Makalah Flu Babi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. VIRUS

Semua virus merupakan parasit obligat intraseluler. Tidak mengandung enzim yang

berhubungan dengan metabolisme energi dan secara keseluruhan tergantung dari sel hospes

dalam proses biosintesis makromolekul. Virus hanya mengandung satu asam nukleat yaitu DNA

atau RNA.

1. Genom DNA mempunyai struktur yang berserat rangkap (dauble stranded).

2. Genom RNA mempunyai struktur yang berserat tunggal (single stranded).

3. Genom viral diselubungi oleh lapisan pelindung yang terdiri atas protein dan lipid.

4. Virus yang terdapat secara alami, sebetulnya menginfeksi semua organisme di alam:

a. Virus bakteri biasa ditemukan pada hampir semua golongan bakteri dan biasanya disebut

bakteriofage.

b. Sel tanaman dapat diinfeksi, baik oleh virus maupun viroid yang merupakan molekul

RNA kecil, sirkuler dan tidak berselubung.

c. Golongan insekta dari vertebrata dan diinfeksi oleh berbagai virus, bahkan beberapa virus

dapat menginfeksi kedua golongan tersebut.

Sifat-sifat komponen viral

Analisis komponen viral memerlukan proses purifikasi dari partikel viral. Langkah awal

meliputi pembuangan debris seluler yang diikuti dengan konsentrasi viral dengan cara presipitasi

dan sentrifugasi. Langkah purifikasi akhir pada umumnya meliputi kecepatan atau keseimbangan

sentrifugasi gradient densitas.

1. Asam nukleat yang dikonsentrasikan dari virus yang dimurnikan mempunyai variasi yang

luas, baik dalam struktur maupun ukuran

a. Asam nukleat virus dapat beruapa RNA/DNA yang berserat tunggal (SS) atau berserat

ganda (DS).

Page 6: 38372743 Makalah Flu Babi

b. Banyak DNA viral dan bebrapa RNA viral mempunyai urutan nukleotida yang

”terminally redundant”.

c. Beberapa DNA viral (contoh Poxvirus) mempunyai ikatan silang (cross-linking) diantara

serat dan beberapa asam nukleat viral (exp. Piconavirus) terikat secara kovalent pada

protein.

d. Kebanyakan dari asam nukleat viral merupakan molekul linear tunggal, kecuali:

• DNA dari papovavirus mempunyai bentuk lingkaran tertutup secara kovalen yang

berserat rangkap dan disebut ”super coil”.

• Virus RNA seperti orthomyxovirus, reovirus, rotavirus, bunyavirus dan golonan

arenavirus mempunyai genom yang bersegmen yang bervariasi antara dua (arenovirus)

dan II (rotavirus) segmen tiap virion.

2. RNA berserat tunggal (ss) dari bebrapa golongan virus dapat bergabung dengan ribosom dan

bertindak sebagai RNA pesuruh mRNA.

a. RNA yang dapat secara langsung bertindak sebagai serat yang mempunyai polaritas

positif disebut sebagai RNA serat positif (+ssRNA).

b. RNA dengan polaritas negatif atau RNA srat-negatif (-ssRNA) harus mempunyai serat

komplementer yang disintesis untuk bertindak sebagai mRNA, zat tersebut dibentuk

dengan bantuan enzim polimerase berasal dari virus.

3. Komposisi basa dari DNA viral berkisar antara 36% guanin plus sitosin (G + C) pada poxvirus

sampai 70% G + C pada Herpesvirus.

4. Banyak asam nukleat viralnya sendiri yang bersifat infektif, bila diinokulasiakan pada sel

herpes yang sesuai. Oleh karena asam nukleat tersebut mengandung semua informasi genetik

yang diperlukan untuk memproduksi virus baru.

a. Kebanyakan asam nukleat tidak berselubung dari virus RNA erat-positif adalah infektif.

b. Asam nukleat tidak berselubung dari kebanyakan golongan virus dna kecuali poxvirus

juga bersifat infektif.

c. RNA dari virus RNA serat negatif dan juga berserat rangkap ada yang tidak infektif.

d. ”host range” dari asam nukleat yang infektif, biasanya adalah lebih lebar bila

dibandingkam dengan partikel virusnya.

Page 7: 38372743 Makalah Flu Babi

5. Komponen utama dari sebua virus, menurut beratnya adalah :

a. Protein

• Protein merupakan satu-satunya komponen dari kapsid viral.

• Protein mrupakan komponen utama dari envelop viral.

• Protein viral dapat mempunyai fungsi struktural, enzimatik atau keduanya.

b. Banyak virus binatang, baik yang tak berenvelop maupun berenvelop dapat

menggumpalkan eritrosit (hemaglutinasi) melalui proses interaksi dari protein kapsid atau

envelop dengan reseptor pada permuakaan sel darah merah.

c. Partikel virus seringkali mengandung enzim:

• Orthomyxovirus dan paramyxovirus mengandung enzim neuraminidase yang terdapat

dalam protein tonjolan (spike) struktur envelop virus.

• Baik virus –ssRNA mupun +ssRNA, keduanya mengandung enzim polimerase RNA,

yang RNA directed yang disebut transkiptase.

• Retrovirus mengandung polimerase DNA yang ”RNA directed” yang disebut

transcriptase balik (reserve transkriptase).

6. Envelop viral juga mengandung campuran dari lipid netral, fosfolipid dan glikolipid

disamping protein khas.

a. Lipid yang ditemukan dalam semua envelop viral, kecuali envelop dari poxvirus,

semuanya berasal dari membran sel hospes.

b. Komposisi yang pasti dari lipd suatu virus berbeda yang semuanya tergantung dari sel

hospes dan komposisi dari media pertumbuhan.

Morfologi virus

Gambaran struktural yang biasanya ditemukan pada semua virus adalah terutama genom

asam nukleat dan protein pembungkus, walupun partikel virus (virion) dapat sangat bervariasi

dalam hal bentuk dan ukuran.

1. Kapsid (selubung protein) terdiri banyak sub unit struktural yang berulang-ulang dan tersusun

dalam pola yang sangat rapi.

a. Komponen struktural yang paling sederhana ialah suatu molekul protein tunggal yang

disebut protomer.

Page 8: 38372743 Makalah Flu Babi

b. Protomer individual membentuk unit struktural dasar dari virus yang disebut kapsomer.

c. Banyaknya kapsomer yang jumlahnya +3 tergantung dari ukuran dan morfologi virusnya

bergantung dan disebut kapsid.

2. Nukleokapsid merupakan gabungan dari ”inti” (ceote) asam nukleat dan protein kapsid.

a. Pada banyak virus seperti virus mosaik tembakau dari virus influenza, nukleokapsid

helikal, hubungan antara asam nukleat dan molekulprotein menghasilkan suatu rotasi

tunggal.

b. Bentuk struktural utama kedua dari nukleokapsid viral ialah ikosahedral 9 ikosahedral:

ikosa =20, hedron : bidang).

• Pada virus ikosahedral asam nukleotidanya didapatkan dalam ”inti” dari struktur

tersebut dan dikelilingi oleh pembungkus protein.

• Virus dengan struktur ikosahedral ditandai dengan adanya bidang-bidang segitga

samasisi sebanyak 20 buah, 12 verteks, 30 sisi dan simetri rotasi rangkap 2, 3 dan 5

yang tepat.

3. Hanya ada sejumlah kecil virus yang mempunyai struktur yang kompleks dan tidak

memperlihatkan bentuk simetri yang teratur (exp. Poxvirus yang berbentuk bata).

Nukleokapsid viral dapat merupakan suatu virion lengkap exp. Virus kapsid yang tidak

berenvelop atau dapat pula dikelilingi dengan membran tipe seluler, exp. Virus yang

berenvelope.

a. Envelope viral seperti membran seluler yang mengandung lapisan rangkap lipida dan

merupakan protein yang khas virus.

b. Protein envelop yang khas virus ada 2 tipe yaitu:

• Glikoprotein pada umumnya ditemukan sebagai struktur permukaan, exp. Seperti

tonjolan atau molekul hemaglutinasi.

• Protein matriks merupakan protein yang tidak diglikolisasi (nonglycosilated protein)

yang membentuk lapisan struktural pada permukaan dalam dari envelop viral.

Page 9: 38372743 Makalah Flu Babi

B. REAKSI INFLAMASI

Dalam tubuh manusia yang terinfeksi, virus membangkitkan hampir keseluruhan respon

apoptosis -bunuh diri- dalam sistem imunitas. Semakin banyak virus itu menggandakan diri,

semakin banyak pula sitokin. Sitokin merupakan protein yang meningkatkan respons

imunitas dan berperan penting dalam peradangan yang diproduksi tubuh. Perubahan struktur

virus itu mempengaruhi mekanisme sistem imun. Sitokin muncul sebagai reaksi kekebalan

tubuh ketika virus menyerang. Ketika virus masuk, tubuh mengeluarkan sitokin yang

diproduksi oleh sel-sel sistem imun. Kurkumin TNF adalah sitokin yang dikeluarkan sel

darah putih selama infeksi dan membantu tubuh melawan organisme penyerbu. Dalam

jumlah berlebih, TNF dan sitokin pro-peradangan berbalik menyerang tubuh. Akibat

gangguan pada jalur itu, TNF meningkat sehingga menyebabkan badai sitokin.

C. VIRUS FLU BABI

Mekanisme virus H1N1 yang menyerang sistem respirasi manusia pada dasarnya melalui

beberapa tahapan yang membentuk siklus, yaitu: 1) Perlekatan, 2) Penetrasi, 3) Endositosis,

4) Pelepasan materi genetik, 5) Transkripsi, 6) Perakitan, dan 7) Pelepasan.

(siklus infeksi virus H1N1)

Page 10: 38372743 Makalah Flu Babi

Tahapan perlekatan merupakan tahapan awal mula virus masuk kedalam sel. Tahapan ini

melibatkan reseptor sel inang (Reseceptor Binding Site/RBS). Reseptor sel yang berperan

dalam infeksi virus flu tersusun atas glikoprotein atau glikolipid yang mengandung gugus

terminal sialyl-galactosyl [Neu5Ac(α 2,3)Gal] atau [Neu5Ac(α 2,6)Gal]. Kedua reseptor

tersebut biasanya disebut α 2,3 asam sialat/sialic acid atau α 2,6 asam sialat/sialic acid

(Thomson et al., 2006). Pada virus avian influenza (AI), haemaglutinin virus cenderung

berikatan dengan α 2,3 asam sialat sedangkan virus flu manusia berikatan dengan α 2,6 asam

sialat. Pada kasus flu burung, haemaglutinin virus AI terdapat kemungkinan perubahan

akibat mutasi yang menyebabkan kompabilitas dengan reseptor α 2,6 asam sialat pada

manusia. Sementara pada babi ditemukan dua jenis reseptor yaitu α 2,3 asam sialat dan α 2,6

asam sialat. Hal ini dapat menimbulkan adanya kemungkinan rearsosi genetik (mixing vesel)

antara virus influenza antara unggas dengan virus asal manusia pada tubuh babi.

Setelah haemaglutinin virus H1N1 berikatan dengan RBS sel inang (hospes), maka virus

akan masuk melalui fusi envelope virus dengan membran endosomal sel inang. Proses ini

memerlukan bantuan protease sel inang untuk mengaktivasi prekusor hemaglutinin (HAo)

menjadi fragmen 1 (HA1) dan fragmen 2 (HA2) yang dapat menyebabkan virus melepaskan

ribonukleoproteinnya ke dalam sel inang, akibatnya akan terjadi replikasi di dalam sel inang.

Tahapan selanjutnya adalah pelepasan materi genetik yang kemudian diikuti dengan

proses transkripsi menjadi RNAm (RNA messenger) yang siap untuk ditranslasi menjadi

bagian-bagian tubuh virus. Tahapan ini membutuhkan mekanisme kaskade yang melibatkan

protein kinase, yaitu ERK 1/2 (Extracellulear-signal Regulated Kinase 1 dan 2) melalui jalur

Ras–Raf–MEK–ERK (Gambar 2). ERK ini berperan dalam tahap akhir replikasi virus, yaitu

pada saat pengiriman ribonukleoprotein (RNP) yang telah direplikasi di nukleus sel inang ke

sitosol pada saat fase perakitan. Bagian virus H1N1 yang mengaktivasi ERK adalah

hemagglutinin (HA) yang terakumulasi di membran sel pada tahap perakitan. Hemagglutinin

menempel pada Lipid Rafts dan kemudian mengaktivasi kaskade ERK melalui PKC (Protein

Kinase C). Kondisi ini akan mempercepat pertumbuhan virus H1N1 melalui proses

transkripsi gen.

Page 11: 38372743 Makalah Flu Babi

Usai mengalami perakitan

proses penguncupan (budding) yang selanjutnya akan menginfeksi sel

Masa Inkubasi Virus

• Masa inkubasi : 1-7 hari tetapi lebih sering 1

• H1N1 pada manusia menular pada satu hari sebelum onset sakit sampai 7 hari se

onset, pada anak dapat menular sampai 10 hari

Tahapan Endemik

• Level 1: virus di dalam tubuh binatang, tidak jelas menyebabkan infeksi pada manusia

• Level 2: flu binatang menyebabkan infeksi pada manusia.

• Level 3: kasus sporadik atau klauster ke

ke manusia bila ada, tidak cukup menimbulkan wabah di tingkat masyarakat

• Level 4: risiko untuk pandemi meningkat tapi tidak pasti. Virus penyabab penyakit dapat

menimbulkan level wabah di komunitas dsal

• Level 5: masih belum pandemik, penyakit menyebar antar manusia di lebih dari satu

negara.

• Level 6: pandemi, menyebar di seluruh dunia.

sai mengalami perakitan virus H1N1, maka virus tersebut akan dilepaskan melalui

proses penguncupan (budding) yang selanjutnya akan menginfeksi sel-sel yang lain.

7 hari tetapi lebih sering 1-4 hari

H1N1 pada manusia menular pada satu hari sebelum onset sakit sampai 7 hari se

onset, pada anak dapat menular sampai 10 hari

: virus di dalam tubuh binatang, tidak jelas menyebabkan infeksi pada manusia

enyebabkan infeksi pada manusia.

: kasus sporadik atau klauster kecil infeksi pada manusia. Transmisi dari manusia

ke manusia bila ada, tidak cukup menimbulkan wabah di tingkat masyarakat

: risiko untuk pandemi meningkat tapi tidak pasti. Virus penyabab penyakit dapat

menimbulkan level wabah di komunitas dsalam suatu negara.

: masih belum pandemik, penyakit menyebar antar manusia di lebih dari satu

emi, menyebar di seluruh dunia.

lepaskan melalui

sel yang lain.

H1N1 pada manusia menular pada satu hari sebelum onset sakit sampai 7 hari setelah

: virus di dalam tubuh binatang, tidak jelas menyebabkan infeksi pada manusia.

cil infeksi pada manusia. Transmisi dari manusia

ke manusia bila ada, tidak cukup menimbulkan wabah di tingkat masyarakat.

: risiko untuk pandemi meningkat tapi tidak pasti. Virus penyabab penyakit dapat

: masih belum pandemik, penyakit menyebar antar manusia di lebih dari satu

Page 12: 38372743 Makalah Flu Babi

A. ISTILAH KHUSUS

1. Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal

olahraga yang menyebabkan tubuh

cedera biasanya disebabkan oleh infeksi virus.

2. Rhinorhea adalah discharge bebas berupa le

3. PCR (polymerase chain reaction) adalah reaksi berantai polymerase, merupakan

perbanyakan untai DNA panjang tertentu secara in vitro menggunakan enzim

polymerase.

4. Tamiflu adalah obat yang digunakan untuk mencegahan penularan viru

diberikan lebih awal. Tamiflu lebih disukai karena bentuknya berupa tablet.

5. Pneumonia adalah peradangan pada paru

B. GUGUS BIOLOGI VIRUS H1N1

Genetic origins of the

BAB III

PEMBAHASAN

Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai diakhibatkan oleh

olahraga yang menyebabkan tubuh meregang terlalu banyak. Myalgia tanpa adanya

cedera biasanya disebabkan oleh infeksi virus.

Rhinorhea adalah discharge bebas berupa lender cair dari hidung

PCR (polymerase chain reaction) adalah reaksi berantai polymerase, merupakan

perbanyakan untai DNA panjang tertentu secara in vitro menggunakan enzim

Tamiflu adalah obat yang digunakan untuk mencegahan penularan viru

diberikan lebih awal. Tamiflu lebih disukai karena bentuknya berupa tablet.

Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru.

GUGUS BIOLOGI VIRUS H1N1

Genetic origins of the en:2009 swine flu outbreak, 8 genes:[1]

HA: Hemagglutinine type 1 (or H1), swine,

also in the 1918 influenza. Catch host's cell

receptors.

NA: Neuraminidase type 1 (or N1), swine,

eurasian, help start the infection.

PA: avian, north america.

PB1: human, likely from the 1993 H3N2 influenza.

PB2: avian, from north america.

NP: swine, north america.

M: swine, eurasia.

pegal, mulai diakhibatkan oleh

meregang terlalu banyak. Myalgia tanpa adanya

PCR (polymerase chain reaction) adalah reaksi berantai polymerase, merupakan

perbanyakan untai DNA panjang tertentu secara in vitro menggunakan enzim

Tamiflu adalah obat yang digunakan untuk mencegahan penularan virus flu babi jika

diberikan lebih awal. Tamiflu lebih disukai karena bentuknya berupa tablet.

[1]

HA: Hemagglutinine type 1 (or H1), swine,

also in the 1918 influenza. Catch host's cell

NA: Neuraminidase type 1 (or N1), swine,

PB1: human, likely from the 1993 H3N2 influenza.

Page 13: 38372743 Makalah Flu Babi

NS: swine, north america.

Source: La fiche d'identité d'un virus inédit, LEMONDE.FR, 30.04.2009.

Gambar virion flu babi

C. KONSEP PENYAKIT

Flu babi adalah penyakit alat pernapasan yang seng kali secara enzootic/endemic

kejadian penyakit dalam periode tertentu pada suatu daerah yang sering kali terjadi pada

kasus penyakit dalam jumlah yang selalu relative sama dan biasa terjadi. Namun demikian

kasus flu babi yang terjadi pada manusia saat ini sudah bersifat pandemic (penyakit sudah

tersebar ke mancanegara). Menurut situs Center for Control and Prefention (CDC) AS,

normalnya virus flu babi hanya berjangkit pada babi dengan kematian rendah. Namun secara

sporadic terjadi infeksi pada manusia.

Page 14: 38372743 Makalah Flu Babi

Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtype H1N1 dari familia

orthomyxoviridae. Flu atau influenza ada 2 type :

1. Type A : Menular pada unggas (ayam, itik, dan burung) serta babi

2. Type B dan type C : Menular pada manusia

Flu babi pertama kali diisolasi dari seekor babi yang terinfeksi pada tahun 1930 di

Amerika Serikat. Pada perkembangannya, penyakit ini dapat berpinadah ke manusia terutama

menyerang mereka yang kontak dekat dengan babi. Lama tidak terdengar lagi kabarnya

ternyata virus ini menaglami serangkaianmutasi sehingga muncul varian baru yang pertama

kali menyerang manusia di Meksiko pada awal tahun 2009. Varian baru ini dikenal dengan

nama vrus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigen utama virus yaitu

hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.

D. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Penyebab penyakit saluran pernafasan pada babi adalah virus influenza tipe A yang

termasuk family orthomyxoviridae. Virus ini erat kaitannya dengan penyabab swine flu,

equine flu, dan avian influenza (fowl plaque). Ukuran virus tersebut berdiameter 80120 nm.

Selain influenza A, terdapat influenza B dan influenza C yang juga sudah dapat di isolasi dari

babi. Sedangkan 2 tipe influenza pada manusia adalah tipe A dan B. kedua tipe ini diketahui

sangat progresif dalam perubahan antigenic yang sangat dramatic sekali (antigenik shift).

Pergeseran antigenic tersebut sangat berhubungan dengan sifat penularan secara pandemic

dan keganasan penyakit. Hal ini dapat terjadi seperti adanya genetic reassortment antara

bangsa burung dan manusia. Ketiga tipe virus ini adalah virus yang mempunyai bentuk yang

sama dibawah mikroskop electron dan hanya berbeda dalam hal kekebalannya saja. Ketiga

virus tersebut mempunyai RNA dengan sumbu protein dan permukaan virionnya diselubungi

oleh semacam paku yang mengandung antigen hemagglutinin (H) dan enzim neuramidase

(N). Peranan hemagglutinin adalah sebagai alat melekatnya virion pada sel dan menyebabkan

terjadinya aglutinasi sel darah merah, sedangkan enzim nuromidase bertanggung jawab

terhadap elusi, terlepasnya virus dari sel darah merah dan juga mempunyai peranan dalam

melepaskan virus dari sel yang terinfeksi. Antibody terhadap hemagglutinin berperan dalam

mencegah infeksi ulang oleh virus yang mengandung hemagglutinin yang sama. Antibody

juga terbentuk terhadap antigen neurominidase, tetapi tidak berperan dalam pencegahan

Page 15: 38372743 Makalah Flu Babi

infeksi. Influenza babi yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh influenza A H1N1,

sedangkan di banyak Negara Eropa, dan Asia Tenggara disebabkan oleh virus influenza A

H3N2.

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Demam yang muncul tiba-tiba lebih dari 38˚ C

2. Batuk

3. Nyeri otot dan tulang

4. Sakit tenggorokan

5. Kelelahan yang berlebihan

6. Penderita muntah-muntah dan diare serta masalah pencernaan

7. Sakit kepala

8. Menggigil dan lemas

9. Hidung berair (rhinorea)

10. Tidak nafsu makan

11. Bersin-bersin

Gejala lain pada anak-anak:

1. Nafas terengah-engah atau susah bernafas.

2. Kulit menjadi kehitaman atau keabuan

3. Malas minum

4. Muntah-muntah

5. Tidak bisa bangun dan berinteraksi dengan baik

6. Tidak mau disentuh

7. Terkadang gejala hilang tapi demam dan batuk maasih ada.

Page 16: 38372743 Makalah Flu Babi

G.ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Bio Data

1) Nama : Tn. A

2) Usia : 35 tahun

3) Alamat :

4) Jenis Kelamin : Laki-laki

5) Pendidikan : -

6) Agama : -

7) Suku Bangsa : -

8) Tanggal pengkajian : -

9) Diagnosa Medis : Flu Babi

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama : Suhu tubuh meningkat

2) Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)

P :

Q :

R :

S :

T :

3) Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien 5 hari yang lalu pergi ke luar negeri untuk

menengok teman bisnisnya yang di rawat di RS karena

menderita flu

4) Obat-Obatan : Tamiflu (1kapsulx3kali/hari)

c. Pemerikasaan Fisik

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

3) Perkusi :

4) Auskultasi :

Page 17: 38372743 Makalah Flu Babi

Tanda-tanda vital

Suhu : 39oC

RR : 24x/menit

TD : 110/80 mmHg

HR :

Keluhan : suhu tubuh meningkat, batuk, nyeri tenggorokan, myalgia, rhinorhea, muntah-

muntah, lemas, diare

d. Pemeriksaan Diagnostik

1) Apus tenggorokan dan PCR : + flu babi

2) Photo rontgen : pneumonia

2. Analisa Data

Data Yang Menyimpang Etiologi Masalah

DO :

Rhinorhea

Pneumonia (hasil poto

rontgen)

DS :

Klien mengeluh batuk

H1N1

Inflamasi

Fagositosis oleh makrofage

Pengeluaran bradikinin

histamin

Eksudat

Suplai O2

Bersihan jalan napas tak

efektif

Page 18: 38372743 Makalah Flu Babi

Data Yang Menyimpang Etiologi

Masalah

Kerja napas

DO :

Diare

DS :

H1N1

Replikasi RNA dalam sel

hospes

Transkripsi menjadi RNAm

Translasi menjadi bagian

tubuh virus

Sebagian menjadi

neuraminidase

Berpisah dari host

Masuk ke lambung

Asam lambung

Iritasi lambung

Kekurangan volume

cairan

Page 19: 38372743 Makalah Flu Babi

Data Yang Menyimpang Etiologi

Masalah

Gerakan peristaltik

Diare

DO :

DS :

Klien mengeluh nyeri

tenggorokan dan muntah-

muntah

H1N1

Replikasi RNA dalam sel

hospes

Transkripsi menjadi RNAm

Translasi menjadi bagian

tubuh virus

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

Sebagian

menjadi

neuromini

dase

inflamasi

Berpisah

dari host

Pengeluar

an

bradikinin

histamin

tumor

lambung

Page 20: 38372743 Makalah Flu Babi

Data Yang Menyimpang Etiologi

Masalah

DO :

Suhu klien 39oC

DS :

Klien mengeluh suhu

tubuhnya meningkat

H1N1

Inflamasi

Fagositosis oleh makrofage

Sitokinin

Terbentuk pirogen endogen

Hipertermi

Tonsil

bengkak

Sulit

menelan

Asam

lambung

Iritasi

lambung

Mual

muntah

anoreksia

Page 21: 38372743 Makalah Flu Babi

Data Yang Menyimpang Etiologi

Masalah

Merangsang hipothalamus

anterior

Set temperatur

DO :

DS :

Klien mengeluh myalgia

dan lemas

H1N1

Inflamasi

Fagositosis oleh makrofage

Pengeluaran bradikinin

histamin

Merangsang reseptor nyeri

Nyeri sendi

Intoleransi aktivitas

DO :

DS :

H1N1

Inflamasi

Fagositosis oleh makrofag

Resiko pola napas tak

efektif

Page 22: 38372743 Makalah Flu Babi

Data Yang Menyimpang Etiologi

Masalah

Pengeluaran bradikinin

histamin

Eksudat

Radang membran paru

RBC, WBC, dan cairan

masuk ke alveoli

Oklusi parsial

Konsolidasi

O2 CO2

3. Diagnosa Keperawatan

a) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rhinorhea

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan tidak seimbangnya cairan tubuh dengan

kebutuhan ditandai dengan diare

Page 23: 38372743 Makalah Flu Babi

c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan inadekuat absorbsi

nutrient oleh tubuh akibat reaksi inflamasi ditandai dengan anoreksia, sulit menelan

d) Hipertermi berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur ditandai dengan

peningkatan temperatur tubuh

e) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan melaksanankan aktivitas sehari-hari

ditandai dengan adanya nyeri

f) Resiko pola napas tak efektif berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen

Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rhinorhea

Jalan nafas efektif Bebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi kepala ekstensi Pemeriksaan fisik dengan cara auskultasi mendengarkan suara nafas (adakah ronchi) Bersihkan saluran nafas dari sekret dan lendir

Secara anatomi posisi kepala ekstensi merupakan cara untuk meluruskan rongga pernafasan sehingga proses respiransi tetap berjalan lancar dengan menyingkirkan pembuntuan jalan nafas Ronchi menunjukkan adanya gangguan pernafasan akibat atas cairan atau sekret yang menutupi sebagian dari saluran pernafasan sehingga perlu dikeluarkan untuk mengoptimalkan jalan nafas Tindakan bantuan untuk mengeluarkan sekret, sehingga mempermudah proses respirasi

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan tidak seimbangnya

Volume cairan seimbang dengan kebutuhan tubuh klien

Rencanakan target pemberian asupan cairan Kaji pemahaman klien

Mempermudah memantauan kondisi klien Pemahaman tentang

Page 24: 38372743 Makalah Flu Babi

cairan tubuh dengan kebutuhan ditandai dengan diare

tentang alasan mempertahankan hidrasi yang adekuat Catat intake dan output cairan Pantau intake per oral Pantau output cairan

alasan tersebut membantu klien dalam mengatasi gangguan Untuk mengetahui perkembangan status cairan klien Untuk mengontrol intake cairan klien Untuk mengetahui perkembangan status cairan klien

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan inadekuat absorbsi nutrient oleh tubuh akibat reaksi inflamasi ditandai dengan anoreksia, sulit menelan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai Observasi dan catat masukan makanan pasien Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau makan di antara waktu makan Berikan dan bantu higiene mulut yang baik; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut

Kolaborasi

Konsul pada ahli gizi

Pantau pemeriksaan laboratorium seperti Hb, Hct, BUN, Albumin, Protein, Transferin, Besi Serim, B12, Asam Folat,

Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemampuan infeksi

Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual Meningkatkan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan

Page 25: 38372743 Makalah Flu Babi

TIBC, Elektrolit Serum

Hipertermi berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur ditandai dengan peningkatan temperatur tubuh

Hipertermi dapat teratasi

Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh Pantau suhu lingkungan Jelaskan kepada klien pentingnya mempertahankan intake cairan adekuat Pantau intake dan output cairan Kolaborasi

Berikan antipireutik seperti aspirin atau asetaminoven

Menentukan langkah intervensi selanjutnya Suhu ruangan harus di ubah untuk mempertahankan suhu normal Pemahaman tentang alasan tersebut membantu klien dalam mengatasi gangguan Untuk mengetahui perkembangan status cairan klien Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksisentralnya pada hipotalamus meskipun demam dapat bergun untuk mengatasi pertumbuhan organisme dan meningkatkan autoimun dari sel-sel yang terinfeksi

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan melaksanankan aktivitas sehari-hari ditandai dengan adanya nyeri

Setelah dilakukan perawatan klien dapat melakukan aktivitas maksimal sesuai kemampuan

Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas normal, catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang tak direncanakan

Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru

Page 26: 38372743 Makalah Flu Babi

Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan untuk meningkatkan istirahat. Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas Berikan bantuan dalam aktivitas bila perlu, memungkinkan pasien untuk melakukannya sebanyak mungkin Rencanakan kemampuan aktivitas dengan pasien, termasuk aktivitas yang pasien pandang perlu. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi Gunakan teknik penghematan energi Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas pendek, kelemahan, atau pusing terjadi Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh: penurunan kelemahan/ kelelahan, TD stabil, frekuensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri

Mempertahankan tingkat energi dan meningkatkan regangan pada sistem jantung dan pernapasan

Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal dan memperbaiki stamina tanpa kelemahan

Mendorong pasien melakukan banyak dengan membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan/stres dapat menimbulkan dekompensasi /kegagalan Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas individual

Resiko pola napas Evaluasi frekuensi Kecepatan upaya

Page 27: 38372743 Makalah Flu Babi

tak efektif berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen

pernapasan, catat upaya pernapasan, catat adanya dispnea Auskultasi bunyi napas, catat area yang menurun, ada tidaknya bunyi napas, dan adanya bunyi tambahan Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan posisi duduk semi fowler, bantu peningkatan waktu tidur Catat respon pada pelatihan napas dalam atau pengobatan pernapasan lain, catat bunyi napas sebelum atau sesudah pengobatan Kolaborasi

Kaji ulang laporan foto dada dan pemeriksaan laboratorium setelah indikasi

mungkin meningkatkan nyeri, takut, demam, menurunkan volume respirasi, akumulasi secret dan hipoksia, penurunan kecepatan dapat terjadi dri penggunaan analgesic berlebihan Bunyi napas sering menurun pada dasar paru berhubungan dengan terjadinya atelektasis. Bunyi tambahan seperti crackels/ronchi dapat menunjukkan akumulasi cairan atau obstruksi jalan napas parsial Merangsang fungsi pernapasan atau ekspansi paru, efektif pada pencegahan dan kongesti paru Catat keefektifan terapi atas kebutuhan untuk pemilihan intervensi lebih agresif

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Umum (laboratorium):

Page 28: 38372743 Makalah Flu Babi

a. Pemeriksaan darah rutin (Hb, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit)

b. Spesimen serum

Pengambilan spesimen harus memperhatikan Universal Precaaution yang meliputi:

• Menggunakan alat pelindung diri (jas lab lengan panjang, sarung tangan karet, goggle,

masker, dan tutup kepala plastik)

• Melakukan cuci tangan dengan menggunakan desinfektan sebelum dan sesudah

tindakan

• Menjaga kebersihan rungan dengan menggunakan desinfektan sebelum dan sesudah

tindakan

Alat dan bahan pengambilan spesimen:

• Swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik

• Cryotube (tabung tahan pendinginan)

• 2 ml media transprt virus (Hanks BSS + antibiotika)

• Spuit injeksi

• Kapas

• Alkohol

• Wing needle (pengambilan darah anak)

• Tabung vacutainer nonkoagulan

• Tabung vacutainer koagulan

Cara pengambilan spesimen darah

Pengambilan darah dengan jarum suntik biasa:

• Masukkan darah yang diperoleh ke dalam tabung darah bertutup karet

• Letakkan tabung dalam keadaan miring sekitar 30o untuk mendapatkan serum yang

optimal. Diamkan darah dalam waktu 1 jam pada suhu kamar, agar darah dalam tabung

membeku dengan baik.

• Pemisahan darah bekuan dari serum pada tabung steril harus dilakukan di Litbangkes

atau laboratorium yang ada sentrifus.

Page 29: 38372743 Makalah Flu Babi

• Semua tabung dibungkus dengan kertas tissu dan masukkan kertas koran yang telah

diremas ke dalam kotak pengiriman primer.

c. Pemeriksaan apusan (aspirasi nasofaring atau bilasan/ aspirasi hidung)

• Kalau tidak bisa dengan cara di atas maka dengan kombinasi apusan hidung dan

orofarin.

• Pada pasien dengan intubasi dapat diambil secara aspirasi endotrakeal.

d. Pemeriksaan kimia darah: albumin, globulin, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, analisis gas

darah.

e. Pemeriksaan radiologik: PA dan lateral.

f. Pemerikaan CT-Scan toraks (bila diperlukan).

2. Pemeriksaan khusus

a. Pemeriksaan laboratorium virology

Untuk mendiagnosis konfirmasi influenza A (H1N1) dengan cara:

• Real time (RT) PCR

Reaksi PCR meniru reaksi penggandaan atau replikasi DNA yang terjadi dalam

makhluk hidup. Secara sederhana PCR merupakan reaksi penggandaan daerah tertentu

dari DNA cetakan (template) dengan batuan enzim DNA polymerase. PCR terdiri atas

beberapa siklus yang berulang-ulang, biasanya 20 sampai 40 siklus.

Komponen PCR

Selain DNA template yang akan digandakan dan enzim DNA polymerase, komponen

lain yang dibutuhkan adalah:

Primer

Primer adalah sepasang DNA utas tunggal atau oligonukleotida pendek yang

menginisiasi sekaligus membatasi reaksi pemanjangan rantai atau polimerisasi DNA.

PCR hanya mampu menggandakan DNA pada daerah tertentu sepanjang maksimum

10000 bp saja, dan dengan teknik tertentu bisa sampai 40000 bp. Primer dirancang

Page 30: 38372743 Makalah Flu Babi

untuk memiliki sekuen yang komplemen dengan DNA template, jadi dirancang agar

menempel mengapit daerah tertentu yang kita inginkan.

dNTP (deoxynucleoside triphosphate)

dNTP alias building blocks sebagai ‘batu bata’ penyusun DNA yang baru. dNTP terdiri

atas 4 macam sesuai dengan basa penyusun DNA, yaitu dATP, dCTP, dGTP dan dTTP.

Buffer

Buffer yang biasanya terdiri atas bahan-bahan kimia untuk mengkondisikan reaksi agar

berjalan optimum dan menstabilkan enzim DNA polymerase.

Ion Logam

• Ion logam bivalen, umumnya Mg++, fungsinya sebagai kofaktor bagi enzim DNA

polymerase. Tanpa ion ini enzim DNA polymerase tidak dapat bekerja.

• Ion logam monovalen, kalsium (K+).

Tahapan Reaksi

Setiap siklus reaksi PCR terdiri atas tiga tahap, yaitu:

• Denaturasi

Denaturasi dilakukan dengan pemanasan hingga 96oC selama 30-60 detik. Pada suhu

ini DNA utas ganda akan memisah menjadi utas tunggal.

• Annealing

Setelah DNA menjadi utas tunggal, suhu diturukan ke kisaran 40-60oC selama 20-40

detik untuk memberikan kesempatan bagi primer untuk menempel pada DNA

template di tempat yang komplemen dengan sekuen primer.

• Ekstensi/elongasi

Page 31: 38372743 Makalah Flu Babi

Dilakukan dengan menaikkan suhu ke kisaran suhu kerja optimum enzim DNA

polymerase, biasanya 70-72oC. Pada tahap ini DNA polymerase akan memasangkan

dNTP yang sesuai pada pasangannya, jika basa pada template adalah A, maka akan

dipasang dNTP, begitu seterusnya (ingat pasangan A adalah T, dan C dengan G,

begitu pula sebaliknya). Enzim akan memperpanjang rantai baru ini hingga ke ujung.

Lamanya waktu ekstensi bergantung pada panjang daerah yang akan diamplifikasi,

secara kasarnya adalah 1 menit untuk setiap 1000 bp.

Selain ketiga proses tersebut biasanya PCR didahului dan diakhiri oleh tahapan berikut:

• Pra-denaturasi

Dilakukan selama 1-9 menit di awal reaksi untuk memastikan kesempurnaan

denaturasi dan mengaktifasi DNA Polymerase (jenis hot-start alias baru aktif kalau

dipanaskan terlebih dahulu).

• Final Elongasi

Biasanya dilakukan pada suhu optimum enzim (70-72oC) selama 5-15 menit untuk

memastikan bahwa setiap utas tunggal yang tersisa sudah diperpanjang secara

sempurna. Proses ini dilakukan setelah siklus PCR terakhir

PCR dilakukan dengan menggunakan mesin Thermal Cycler yang dapat menaikkan

dan menurunkan suhu dalam waktu cepat sesuai kebutuhan siklus PCR. Pada awalnya

orang menggunakan tiga penangas air (water bath) untuk melakukan denaturasi,

annealing dan ekstensi secara manual, berpindah dari satu suhu ke suhu lainnya

menggunakan tangan. Tapi syukurlah sekarang mesin Thermal Cycler sudah

terotomatisasi dan dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Aplikasi teknik PCR

Page 32: 38372743 Makalah Flu Babi

Saat ini PCR sudah digunakan secara luas untuk berbagai macam kebutuhan,

diantaranya:

• Isolasi Gen

Sebagaimana kita tahu bahwa fungsi utama DNA adalah sebagai sandi genetik, yaitu

sebagai panduan sel dalam memproduksi protein, DNA ditranskrip menghasilkan

RNA, RNA kemudian diterjemahkan untuk menghasilkan rantai asam amino alias

protein. Dari sekian panjang DNA genome, bagian yang menyandikan protein inilah

yang disebut gen, sisanya tidak menyandikan protein atau disebut ‘junk DNA’, DNA

’sampah’ yang fungsinya belum diketahui dengan baik.

Kembali ke pembahasan isolasi gen, para ahli seringkali membutuhkan gen tertentu

untuk diisolasi. Sebagai contoh, dulu kita harus mengekstrak insulin langsung dari

pancreas sapi atau babi, kemudian menjadikannya obat diabetes, proses yang rumit

dan tentu saja mahal serta memiliki efek samping karena insulin dari sapi atau babi

tidak benar-benar sama dengan insulin manusia.

Berkat teknologi rekayasa genetik, kini mereka dapat mengisolasi gen penghasil

insulin dari DNA genome manusia, lalu menyisipkannya ke sel bakteri (dalam hal ini

E.coli) agar bakteri dapat memproduksi insulin juga. Hasilnya insulin yang sama

persis dengan yang dihasilkan dalam tubuh manusia, dan sekarang insulin tinggal

diekstrak dari bakteri, lebih cepat, mudah, dan tentunya lebih murah ketimbang cara

konvensional yang harus ‘mengorbankan’ sapi atau babi.

Untuk mengisolasi gen, diperlukan DNA pencari atau dikenal dengan nama ‘probe’

yang memiliki urutan basa nukleotida sama dengan gen yang kita inginkan. Probe ini

bisa dibuat dengan teknik PCR menggunakan primer yang sesuai dengan gen

tersebut.

• DNA Sequencing

Page 33: 38372743 Makalah Flu Babi

Urutan basa suatu DNA dapat ditentukan dengan teknik DNA Sequencing, metode

yang umum digunakan saat ini adalah metode Sanger (chain termination method)

yang sudah dimodifikasi menggunakan dye-dideoxy terminator, dimana proses

awalnya adalah reaksi PCR dengan pereaksi yang agak berbeda, yaitu hanya

menggunakan satu primer (PCR biasa menggunakan 2 primer) dan adanya tambahan

dideoxynucleotide yang dilabel fluorescent. Karena warna fluorescent untuk setiap

basa berbeda, maka urutan basa suatu DNA yang tidak diketahui bisa ditentukan.

• Forensik

Identifikasi seseorang yang terlibat kejahatan (baik pelaku maupun korban), atau

korban kecelakaan/bencana kadang sulit dilakukan. Jika identifikasi secara fisik sulit

atau tidak mungkin lagi dilakukan, maka pengujian DNA adalah pilihan yang tepat.

DNA dapat diambil dari bagian tubuh manapun, kemudian dilakukan analisa PCR

untuk mengamplifikasi bagian-bagian tertentu DNA yang disebut fingerprints alias

DNA sidik jari, yaitu bagian yang unik bagi setiap orang. Hasilnya dibandingkan

dengan DNA sidik jari keluarganya yang memiliki pertalian darah, misalnya ibu atau

bapak kandung. Jika memiliki kecocokan yang sangat tinggi maka bisa dipastikan

identitas orang yang dimaksud.

Konon banyak kalangan tertentu yang memanfaatkan pengujian ini untuk menelusuri

orang tua ’sesungguhnya’ dari seorang anak jika sang orang tua merasa ragu.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Terapi

a. Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan gejala klinis

ringan, sedang atau berat.

b. Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat simptomatis dan

KIE untuk waktu istirahat di rumah.

c. Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat oseltamivir 2 x 75

mg.

d. Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.

Page 34: 38372743 Makalah Flu Babi

e. Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

f. Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda vital, pantau

saturasi oksigen.

g. Terapi suportif.

2. Medikamentosa

Oseltamivir merupakan pro drug dari metabolit aktif Oseltamivir Karboksilat. Metabolit

aktif ini merupakan penghambat selektif enzim neuramidase virus influenza yang

glycoproteinnya ditemukan di permukaan virion. Oseltamivir karboksilat menghambat

neuramidase influenza A dan B secara in vitro. Oseltamivir yang diberikan secara oral

menghambat replikasi dan pathogenicity virus influenza A dan B secara in vivo pada

binatang percobaan yang terinfeksi influenza yang sama bila terjadi pada manusia dengan

pemberian dosis 75 mg dua kali sehari.

INDIKASI

• Terapi influenza (khususnya influenza A) pada anak usia satu tahun keatas yang

menderita gejala influenza. Efikasi ditunjukkan jika terapi diberikan dalam 2 hari setelah

timbul gejala.

• Pencegahan influenza pada dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas setelah kontak

dengan penderita influenza ketika influenza telah menyebar.

• Tamiflu tidak dapat menggantikan vaksinasi influenza.

DOSIS

• Terapi influenza.

� dewasa dan dewasa muda 13 tahun ke atas: 75 mg oseltamivir 2 kali sehari selama 5

hari.

� anak di atas 1 tahun sampai 13 tahun dapat digunakan Tamiflu suspensi dua kali sehari

selama 5 hari dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:

- 15 kg 30 mg

- 15- 23 kg 45 mg,

- > 23 kg sampai 40 kg 60 mg,

- > 40 kg, dapat diberikan dosis dewasa 75 mg

• Pencegahan influenza

Page 35: 38372743 Makalah Flu Babi

� dewasa dan dewasa muda 13 tahun keatas 75 mg sekali sehari selama 7 hari. Terapi

diberikan sesegera mungkin setelah terpapar secara individual.

� selama terjadi epidemi influenza: 75 mg sehari sampai dengan 6 minggu.

� keamanan dan efektifitas oseltamivir pada anak usia dibawah 12 tahun belum dapat

dibuktikan.

• Pada gangguan fungsi hati tidak ada penyesuaian dosis

• Pada gangguan fungsi ginjal

Dosis terapi:

� penderita dengan creatinin clearens 10 - 30 ml/menit : 75 mg tiap 2 hari.

� tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens ≤10 ml/menit dan pasien

dialisa.

Dosis pencegahan:

� pada creatinin clearens 10 – 30 ml/ menit: 75 mg tiap 2 hari atau 30 mg suspensi

sekali sehari.

� tidak dianjurkan pada penderita dengan creatinin clearens ≤10 ml/menit dan pasien

yang mengalami dialisa.

• Manula tidak ada penyesuaian dosis kecuali jika ada kerusakan ginjal parah

KONTRA INDIKASI

Pasien hipersensitif terhadap Oseltamivir dan komponen tablet TAMIFLU

PERINGATAN DAN PERHATIAN

• Keamanan dan efikasi untuk pengobatan pada anak dibawah 1 tahun dan pencegahan

pada anak dibawah 12 tahun belum dapat ditentukan.

• Keamanan dan efikasi pada pasien immunocompromise belum dapat ditentukan.

• Keamanan dan efikasi untuk pengobatan pada penderita penyakit jantung kronis dan atau

penyakit saluran nafas belum dapat ditentukan.

• Tidak dapat digunakan sebagai pengganti imunisasi influenza.

• Pada penderita gangguan ginjal berat dilakukan penyesuaian dosis.

INTERAKSI OBAT

Page 36: 38372743 Makalah Flu Babi

• Belum ada data yang cukup untuk keamanan penggunaan oseltamivir pada wanita hamil

dan menyusui.

• Jika menggunakan obat ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.

EFEK SAMPING

• Pada terapi dan pencegahan untuk dewasa, dewasa muda dan manula: mual, muntah,

diare dan nyeri lambung, bronkhitis, pusing, kelelahan, sakit kepala, insomnia.

• Pada anak-anak: mual, muntah dan nyeri lambung, otitis media, pneumonia, sinusitis,

bronkhitis, asma, mimisan, ear disorder, tympanic membrane disorder, dermatitis,

lymphadenophaty dan conjunctivitis.

• Efek samping yang dilaporkan selama post market: dermatitis, kemerahan, eksema,

urtikaria, reaksi hipersensitif termasuk anaphylactic, jarang ditemukan stevens johnson

syndrome dan erythema multiforme, kelainan fungsi hati termasuk hepatitis dan

peningkatan enzim hati.

J. ASPEK KOMUNITAS

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang

merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan

sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan, meningkatkan

kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-

gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang

mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,

keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik

keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.

1. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya

memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan

Page 37: 38372743 Makalah Flu Babi

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,

kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

2. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus

dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,

di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam

fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan

fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan

keperawatan yaitu :

a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat.

b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki

ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.

c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita

salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga

tersebut.

3. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,

norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua

warga.

Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan

melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang

berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.

Bulum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan

lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti

air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami

wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor

yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma.

Page 38: 38372743 Makalah Flu Babi

Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya

dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Fokus Keperawatan Komunitas

1. Aspek interpersonal: hubungan didalam keluarga. Pada kasus ini contohnya, dimana keluarga

pasien harus memberi perhatian yang lebih untuk si pasien, jangan menjauhinya. Perawat

menjelaskan pada keluarga, meskipun penyakit ini menular, tapi si pasien harus diberikan

perhatian.

2. Aspek social: hubungan keluarga dengan masyarakat sekitarnya. Teman-temannya jangan

menjauhi. Jangan membatasi pergaulan, tapi harus menjaga sikapnya.

3. Aspek procedural: melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu mengatasi

perubahan yang terjadi. Misalnya menjaga asupan gizinya, memberikan pemahaman

kepada keluarga tentang flu babi dengan tapat.

4. Aspek teknis: melatih keluarga teknik teknik dasar yang mampu dilakukan keluarga

dirumah Mengajarkan batuk efektif. Pemberian obat yang teratur, jangan sampai lupa,

pengompresan saat panas. Menyediakan kamar yg dapat dimasuki cahaya.

Konsep pencegahan penyakit pada keperawatan komunitas :

1. Primer: healthy promotion dan spesifik protection

Healthy promotion: promosi kesehatan dengan melakukan penyuluhan

Spesfik protection: melakukan Vaksin

2. Sekunder: early diagnosis trethment dan disability

Early diagnosis trethment: diagnosis lebih awal dan penangan yang tepat.

Disability: mengurangi ketidakmampuan pasien.

3. Tersier: rehabilitasi pasien yang sudah sembuh.

Page 39: 38372743 Makalah Flu Babi

BAB IV

KESIMPULAN

Flu babi adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza tipe A

termasuk family orthomyxoviridae. Penyakit ini menyrang saluran pernapasan atas manusia.

Meskipun gejalanya tidak separah virus flu babi namun penyakit ini mempunyai tingkat

kematian yang tinggi.

Virus ini pertama kali muncul dan diisolasi dari seekot babi pada tahun 1930 di amerika

serikat. Pada perkemangannya penyakit ini berpindah kemanusia terutama menyerang mereka

yang kontak dengan babi. Lama tak terdengar, virus ini muncul kembali ditahun 2009 da sudah

sampai di Indonesia.

Sebenarnya untuk penanganan penyakit ini hanya terletak pada pencegahannya. Apabila

upaya pencegahan yang dilakukan para petugas kesehatan di Indonesia ini dapat dilakukan

dengan maksimal, virus ini dapat diminimalisir penularannya.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada penderita swine influenza ini antara lain:

a) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rhinorhea.

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan tidak seimbangnya cairan tubuh dengan

kebutuhan ditandai dengan diare.

c) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan inadekuat absorbsi

nutrient oleh tubuh akibat reaksi inflamasi ditandai dengan anoreksia, sulit menelan.

d) Hipertermi berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur ditandai dengan

peningkatan temperatur tubuh.

e) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan melaksanankan aktivitas sehari-

hari ditandai dengan adanya nyeri.

f) Resiko pola napas tak efektif berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa

oksigen.

Page 40: 38372743 Makalah Flu Babi

DAFTAR PUSTAKA

Capernito,Linda juall.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Jakarta.EGC Corwin,Ellizabetz,2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta.EGC Doengoes,1999.Perencanaan Asuhan Keperawatan.Jakartan.EGC http://beingmom.org/index.php/2006/12/08/penjelasan-imunisasi/ http://wikipedia.org http://www.freelists.org/archives/ppi/03-2004/msg00000.html http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15HI setempat. http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0204/26/cakrawala/laput1. http://www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/kamus_detail_klik.asp?abjad=P&id=20051

11810220104830710&count=13&page=1