2
hemodinamik menggunakan kateter arteri pulmonal untuk mengukur pulmonary capillary wedge pressure (PCWP) serta output jantung. Pada pemeriksaan radiologis dengan foto toraks, didapatkan infiltrat alveolar bilateral, difus, yang identik dengan gagal jantung kongestif, tetapi tidak dipengaruhi oleh gravitasi. Penggunaan computed tomography (CT) pada ARDS selain untuk deteksi kelainan di paru, juga untuk evaluasi gangguan fisiologi paru sehubungan dengan proses kerusakan di paru. Pemeriksaan fiberoptic Bronchoscopy (FOB) dan bronchoalveolar lavage (BAL) penting pada evaluasi penderita dengan infiltrate paru yang difus untuk mengekslusi efusi, perdarahan alveolar, keganasan, serta penyakit lain yang mirip dengan ARDS. Neutrofilia pada cairan BAL dihubungkan dengan meningkatnya permeabilitas vascular, lamanya ARDS serta meningkatnya kematian (Lee and Slutsky, 2005) Patogenesis Terdapat banyak proses komplek yang menyebabkan kegagalan membrane alveolar kapiler dengan akibatnya berupa edema karena meningkatnya permeability. Berbagai jalur untuk terjadinya ALI/ARDS dan pengaruh dari factor inang menimbulkan keragaman dari manifestasi dan prognosis penyakit. Juga factor usia, gender dan ras mempengaruhi resiko kejadian penyakit dan mortalitasnya yang mungkin mencerminkan perbedaan fatofisiologi penyakit. (Piantadosi and schwatz, 2004) b Kegagalan Membran Alveolar-kapiler

Document3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mdical

Citation preview

Page 1: Document3

hemodinamik menggunakan kateter arteri pulmonal untuk mengukur pulmonary capillary

wedge pressure (PCWP) serta output jantung.

Pada pemeriksaan radiologis dengan foto toraks, didapatkan infiltrat alveolar bilateral,

difus, yang identik dengan gagal jantung kongestif, tetapi tidak dipengaruhi oleh gravitasi.

Penggunaan computed tomography (CT) pada ARDS selain untuk deteksi kelainan di paru,

juga untuk evaluasi gangguan fisiologi paru sehubungan dengan proses kerusakan di paru.

Pemeriksaan fiberoptic Bronchoscopy (FOB) dan bronchoalveolar lavage (BAL) penting

pada evaluasi penderita dengan infiltrate paru yang difus untuk mengekslusi efusi, perdarahan

alveolar, keganasan, serta penyakit lain yang mirip dengan ARDS. Neutrofilia pada cairan

BAL dihubungkan dengan meningkatnya permeabilitas vascular, lamanya ARDS serta

meningkatnya kematian (Lee and Slutsky, 2005)

Patogenesis

Terdapat banyak proses komplek yang menyebabkan kegagalan membrane alveolar

kapiler dengan akibatnya berupa edema karena meningkatnya permeability. Berbagai jalur

untuk terjadinya ALI/ARDS dan pengaruh dari factor inang menimbulkan keragaman dari

manifestasi dan prognosis penyakit. Juga factor usia, gender dan ras mempengaruhi resiko

kejadian penyakit dan mortalitasnya yang mungkin mencerminkan perbedaan fatofisiologi

penyakit. (Piantadosi and schwatz, 2004)

b

Kegagalan Membran Alveolar-kapiler

Pada fase akut ALI/ARDS terjadi penungkatan permeabilitas rintangan alveolar

kapiler yang ditandai adanya influx cairan edema kaya protein. Membrane alveolar-kapiler

dibentuk oleh endotel kapiler dan epitel alveolar, yang fungsi keduanya terganggu pada

ALI/ARDS. Ada banyak mekanisme yang menyebabkan kegagalan membrane alveolar-

kapiler dan dapat dibedakan yaitu yang mempengaruhi endotel kapiler dan yang

mempengaruhi epitel alveolar.

Struktur dan fungsi endotel dapat berubah secara independent dengan aktivasi

endotel. Aktivasi endotel terjadi sebagai respon terhadap berbagai stimuli seperti sitokin,

thrombin, lipopolisakarida, dan produk mikroba dan juga perubahan ektrim dari tekanan

darah. Pada ALI/ARDS aktivasi endotel ini mengalami disregulasi dan tek terkendali, yang

berkembang menjadi kebocoran kapiler, ekspresi molekul adhesi dan bsitokin.

Kerusakan epitel berupa nekrosis dan gangguan yang hebat merupakan tanda dariALI/ARDS. Sebanyak 90% epitel alveolar normal adalah tipe I berbentuk pipih, yamg