14
PERTAMBANGAN (Bahan Galian) Potensi sektor pertambangan telah terinventarisir berbagai jenis bahan galian, yakni sebagai berikut : n Golongan A (bahan galian strategis) Seperti : Minyak Bumi, Nikel dan Batu Bara n Golongan B (bahan galian vital) a.l : Kromit dan Besi n Golongan C (bahan galian non strategis dan vital) Seperti : Lempung, Batu Giok (Jade), Talk dan Marmer Jenis bahan tambang / galian yang telah dikelola tahun 2002 antara lain : Minyak Buni & Gas Alam Kec Bungku Utara Nikel (126.375 Ha) Kec Bungku Tengah Kec Bungku Selatan Chromit(1.233 Ha) Kec Bungku Tengah Marmer (1.540 Ha) Kec Lembo Kec Mori Atas Kec Petasia POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI KABUPATEN MOROWALI Potensi sumber daya mineral dan energi yang ada di Kabupaten Morowali sebagai berikut : A. Bahan Galian Strategi (Golongan A) Bahan Galian Strategi (Golongan A) adalah suatu bahan galian yang merupakan strategi dalam hal kegiatan Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian suatu Negara (daerah).

338_PERTAMBANGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 338_PERTAMBANGAN

PERTAMBANGAN (Bahan Galian) Potensi sektor pertambangan telah terinventarisir berbagai jenis bahan galian, yakni sebagai berikut : 

n   Golongan A (bahan galian strategis)Seperti : Minyak Bumi, Nikel dan Batu Bara

n   Golongan B (bahan galian vital)a.l : Kromit dan Besi

n   Golongan C (bahan galian non strategis dan vital)Seperti : Lempung, Batu Giok (Jade), Talk dan Marmer

 Jenis bahan tambang / galian yang telah dikelola tahun 2002 antara lain : 

Minyak Buni & Gas Alam           Kec Bungku UtaraNikel (126.375 Ha)                   Kec Bungku Tengah                                              Kec Bungku SelatanChromit(1.233 Ha)                   Kec Bungku TengahMarmer (1.540 Ha)                   Kec Lembo                                              Kec Mori Atas                                              Kec Petasia

POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI KABUPATEN MOROWALI

 

Potensi sumber daya mineral dan energi yang ada di Kabupaten Morowali sebagai berikut :

 

A. Bahan Galian Strategi (Golongan A)

      Bahan Galian Strategi (Golongan A) adalah suatu bahan galian yang merupakan strategi

dalam hal kegiatan Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian suatu Negara (daerah).

 

1.   Minyak.

Mula Jadi

Minyak bumi merupakan hasil penguraian atau pengubahan zat organik, zat organik

hanya didapatkan atau ikut terendapkan dengan bantuan sedimen dan tidak mungkin

dengan bantuan beku ataupun bantuan metamorf. Jadi jelaslah bahwa terbentuknya

minyak bumi sangat erat hubungannya dengan cara pembentukan batuan sedimen.

Karena minyak bumi terdapat bersama-sama dengan dengan gas alam, maka istilah yang

lazim dipakai sekarang adalah minyak dan gas alam.

Page 2: 338_PERTAMBANGAN

Penggunaan

Minyak bumi digunakan selain untuk bahan bakar juga untuk bahan pembuatan plastik,

tekstil, berbagai macam pelumas dan lain-lain.

Gas bumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersil. Dimasa lampau gas bumi hanya

dapat digunakan jika terdapat didekat daerah industri ataupun diperkotaan melalui pipa,

tetapi dewasa ini dengan pencarian, gas bumi dapat dimanfaatkan menjadi cairan yang

disebut Elpiji, suatu singkatan dari Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan dapat

ditranspor dengan kapal tangki khusus. Gas juga merupakan bahan penting karena selain

bahan bakar diperumahan ataupun didalam industri juga digunakan untuk bahan

pembuatan pupuk.

Keadaan Bahan Galian

Keadaan atau tahap kegiatan bahan galian minyak ini yang berlokasi di Kolo Atas /

Pandauke, yang merupakan daerah perbatasan antara Kecamatan Bungku Utara dengan

Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali telah memasuki tahap kegiatan

pengeboran pertama untuk kegiatan Eksploitasi pada tanggal 12 Oktober 2004 pada acara

peresmiannya. Dan rencana jumlah sumur yang akan dibuat sejumlah 6 (enam) sumur

sedangkan jumlah Produksi rencana adalah 6.500 barel/hari minyak mentah. Adapun

Perusahaan sebagai pemegang saham adalah PT. Pertamina 50 % dan PT. Medco 50 %.

 

2. Batubara

Mula Jadi

Batu bara terbentuk dari pengubahan sisa tumbuh-tumbuhan yang terjadi selama

beberapa ratus juta tahun yang silam. Sesuai dengan bahan asalnya batubara terdiri dari

elemen-elemen arang (Carbon), Oksigen, Nitrogen, Hidrogen dan beberapa mineral

logam dalam bentuk dan jumlah bayangan (Trace Element) dengan demikian kualitas

batubara juga tergantung dari jenis bahan asalnya disamping peningkatan mutu oleh

faktor geologi batubara dapat diklasifikasikan menurut tingkatan yaitu Lignit, Sub

Bituminusa, Bituminusa dan Antrasit.

Penggunaan

Batubara dapat digunakan sebagai bahn bakar langsung, bahan bakar tidak langsung dan

bukan bahan bakar .

Page 3: 338_PERTAMBANGAN

Sebagai bahan bakar langsung, batubara digunakan antara lain untuk penggunaan listrik

tenaga uap, pabrik semen, industri pembakaran kapur, bata, genteng, keramik, pandai

besi dan lain-lain.

Sebagai bahan bakar tidak langsung, batubara harus mengalami proses pengolahan lebih

dulu yaitu dengan cara gasifikasi, pencairan, karbonisasi, pembriketan, suspensi dan lain-

lain.

Selain bahan bakar, batubara dapat pula dimanfaatkan pada berbagai macam industri

yang menggunakannya bukan sebagai bahan bakar, antara lain sebagai elekrodata,

reduktor, bahan baku pada industri kimia.

Keadaan Bahan Galian

Indikasi bahan galian jenis endapan Batubara berdasarkan hasil investasi penyelidikan

bahan galian maka telah diketahui areal penyebaran endapan atau cebakan yaitu tersebar

dalam wilayah Kecamatan Mori Atas yang meliputi : Desa Tomata, Londi, Taende dan

Ensa. Dan Kecamatan Bungku Utara yang berbatasan dengan Kecamatan Manmosalato

yaitu Desa Kolo Atas Kabupaten Morowali. Klasifikasi cadangan masih dalam bentuk

cadangan tereka (infered reserves) dimana kualitas  cadangan ini hanya berdasarkan

interprestasi dan pengetahuan geologi semata.

Lokasi

Kabupaten Morowali : Desa Tomata, Londi, Taende dan Ensa Kecamatan Mori Atas

dan Desa Kolo Atas yang merupakan daerah perbatasan Kecamatan Bungku Utara

dengan Kecamatan Mamosalato.

 

3. Nikel

Mula Jadi

Nikel terkandung dalam mineral – mineral Sulfida, Arsenida, Antimonida, Silika dan

Oksida. Bijih Nikel Indonesia meupakan Silikat dan Oksida yang terbentuk dari hasil

pelapukan bantuan ultra basa (peridotit, serpentinit dan lain-lain), terkumpulnya unsur Ni

dalam lapisan laterit melalui proses yang komplek antara lain reduksi unsur Aluminium

dan Kalsium dalam batuan.

Sebaiknya kadar Besi (Fe), Krom (Cr), Nikel (Ni), Kobalt (Co) meninggi. Unsur Ni akan

membentuk mineral Hidrosilikat, antara lain Garnierit (Mg, Ni) SiO3. nH2O.

Page 4: 338_PERTAMBANGAN

Penggunaan

Nikel antara lain untuk pembuatan baja tahan karat, sebagai selaput penutup barang-

barang yang dibuat dari besi atau baja, alat-alat laboratorium Fisika dan Kimia,

digunakan dalam bentuk paduan untuk pembuatan alat-alat yang dipakai dalam industri

mobil dan pesawat terbang.

Keadaan Bahan Galian

-          Dalam Tahap Eksplorasi terinci (Detail Eksploration) oleh PT. INCO SOROAKO

Tbk.-           PT. RIO TINTO Eksploration, kegiatan hanya sebatas eksplorasi.-           PT. ANEKA TAMBANG, kegiatan belum terlaksana.

Lokasi/Luas Wilayah

Kecamatan Petasia, Kecamatan Witaponda, Kecamatan Bumi Raya Kecamatan

Bungku Barat, Kecamatan Bungku Tengah, Kecamatan Bahodopi, Kecamatan

Bungku Selatan, Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato Kabupaten

Morowali.

 

B. BAHAN GALIAN VITAL (Golongan B)

Bahan Galian Vital (golongan B) adalah suatu bahan galian yang sifatnya mempengaruhi

hajat hidup orang banyak. 

1. Kromit (Chromite)

Mula Jadi

Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Mineral

ini mempunyai komposisi kimia FeCr2O3, dengan sifat fisik terpenting antara lain

berwarna hitam dan bentuk kristal tidak beraturan.

Mineral kromit terdapat dalam batuan basa dan ultrabasa (peridotit dan serpentinit),

terjadi dengan cara segresi magma pada waktu batuan terbentuk.

Penggunaan

Kromit digubakan antara lain dalam industri baja, pembuatan cat, penyamakan kulit,

pembuatan bata tahan api, bahan kimia, dll.

Page 5: 338_PERTAMBANGAN

Keadaan Bahan Galian

Cadang diatas 1 Juta ton termasuk cebakan sekunder (pasir hitam) yang tersebar di 5

(lima) lokasi pada pasir pantai sepanjang 30 km dengan ketebalan endapan ± 5 m.

Kadar bijih : 42,30% CrO3; 19,70 % Fe2O3; 20,0% TiO3 dan termasuk kromit foundri

lokasi cadangan kromit ini telah diusahakan oleh PT. Bituminusa dan PT. Palmbim

Mining dan saat sekarang ini kegiatan penambangan tidak aktif lagi.

Lokasi

Kecamatan Bungku Barat dan Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali.

 

2. Besi

Mula Jadi

Berasal dari proses pelapukan bantuan ultrabasa.

Umumnya endapan besi yang terdapat di Indonesia adalah endapan metasomik dan

hidrotermal, secara geologi endapan besi primer di Indonesia terdapat di daerah kotak

antara lapisan sedimen mengandung kapur yang berubah menjadi skam karena intrusi

batuan asam intermedier.

Bijih besi sekunder ditemukan baik sebagai bentuk laterit maupun endapan pantai, dalam

laterit bijih besi ditemukan sebagai pasir atau batu pasir besi yang mengandung titanium.

Penggunaan

Besi digunakan antara lain untuk industri baja, pembuatan pelat, parang, pisau, pacul dan

lain-lain.

Lokasi

Daerah Kecamatan Petasia, Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato

Kabupaten Morowali.

 

3. Calkopirit (CuFeS2)

Mula Jadi

Calkopirit merupakan Mineral-mineral Logam Mulia dan biasanya berasosiasi dengan

bantuan ultrabasa, kemudian proses pengendapannya terjadi pada daerah hidrotermil

(maksudnya pada suhu 3000 C-6000 C) hal ini tentunya pada endapan Primer. Namun

Page 6: 338_PERTAMBANGAN

pada jenis endapan Sekunder sering dijumpai dalam bentuk pecahan-pecahan akibat

pelapukan batuan induk, kemudian tertransfortasi oleh media air.

Penggunaannya

Mineral Calkopirit adalah mineral yang mengandung unsur tembaga (Cu), Besi (Fe), dan

Belerang (S2). Dimana biasanya digunakan untuk perhiasan, industri Baja dan masih

banyak juga kegunaan lainnya.

Lokasi

Desa Tomboelu, Desa Menyo’e Kecamatan Mamosalato dan Desa Sakita Kecamatan

Bungku Tangah.

 

4. Pirit dan Galana

Pirit (FeS2) dan Galana (PbS) juga merupakan Mineral – mineral Logam Mulia dimana

proses terbentuknya sama dengan Mineral calcopirit. Mineral ini dijumpai pada daerah

Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato, juga Kecamatan Bahodopi.

 

C. BAHAN GALIAN STRATEGIS DAN VITAL (Golongan C)

 

1. Pasir dan Batu (Sirtu)

Mula Jadi

Pasir dan batu (sirtu) terbentuk dari hasil erosi bantuan beku, batuan metamorf dan

bantuan sedimen kemudian mengalami transportasi dan diendapkan pada daerah-daerah

lembah sungai ataupun daerah-daerah dataran rendah seperti di pantai. Sumber utama

dari endapan adalah endapan alluvial dan sedimen pantai.

Bentuk endapan sirtu berupa channel bar, point bar, endapan dataran banjir, endapan

pantai dan konglomerat di daerah perbukitan.

Penggunaan

Pasir dan batu (sirtu) dapat digunakan sebgai konstruksi seperti jalan, jembatan,

perumahan, perkantoran dan lain-lain.

Pasir dan batu dapat pula digunakan pada sektor industri genteng, campuran semen

(agregat beton).

Page 7: 338_PERTAMBANGAN

Keadaan Bahan Galian

Pasir dan batu (sirtu) yang ada di daerah ini sangat besar dan terletak hampir pada semua

sengai dan pesisir pantai di Kabupaten Morowali.

Cadangan sirtu ini bersifat renewable deposit sehingga cadangan dapat berubah dan

bertahan pada saat banjir besar dengan frekuensi 300-500%.

Para pengusaha Pertambangan yang memproduksi sirtu dalam bentuk pasir alam, batu

pondasi, batu pecah, kerikil alam dengan bermacam-macam ukuran sesuai kebutuhan

konsumen.

Proses pengolahannya memakai mesin peremuk batu (stone crusher) dan dilengkapi

screen untuk memilah-milah batu yang telah pecah sesuai ukuran yang diinginkan.

Lokasi

Hampir pada semua sungai dan daerah pesisir pantai di Kabupaten Morowali.

 

2. Marmer

Mula Jadi

Marmer atau disebut juga batu pualam merupakan batu gamping yang mengalami proses

malihan. Proses ini terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang sangat tinggi, sehingga

tekstur batuan asal seperti tekstur sedimen dan biologi menghilang dan membentuk

tekstur batuan yang baru (proses rekristalisasi).

Penggunaan

Batu marmer dipakai sebagai bahan ornamen dinding dan lantai juga digunakan untuk

pembuatan barang-barang kerajinan.

Keadaan Bahan Galian

Keadaan atau jenis cadangan marmer di Kabupaten Morowali sudah merupakan jenis

cadangan terukur dengan besar cadangan untuk Kabupaten Morowali  ± 2.117.609.106

m3 dan khusus di Kabupaten Morowali jenis marmer yang ada memiliki fariasi warna

yang beragam seperti putih abu-abu, kecoklatan, merah kecoklatan, hijau dan hitam.

Lokasi

Kecamatan Petasia dengan luas areal penyebaran ± 650 Ha, yang meliputi:

Ganda-Ganda, Bungintimbe, Koromatantu, Korololama dan Bunta.

Kecamatan Lembo dengan luas areal penyebaran ± 600 Ha, yang meliputi:

Page 8: 338_PERTAMBANGAN

Korowou, Korompeli, Kumpi, Tinompo, Korowalelo, Beteleme, Uluanso, Tingkeao dan

Wawopada.

Kecamatan Mori Atas dengan luas areal penyebaran ± 300 Ha, yang meliputi :

Kolaka, Ensa dan Tomata.

 

3. Batu Gamping

Mula Jadi

Batu Gamping tersusun oleh mineral kalsit (CaCO3) dapat terjadi dengan beberapa cara

yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu gamping di

alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang / rumah kerang

dan siput, foraminifera atau ganggang berasal dari kerangka bintang koral / kerang.

Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda

dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organik. Yang membedakannya adalah

terjadinya perombakan dari bahan batu gamping tersebut yang kemudian terbawa oleh

arus yang biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.

Dan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim

dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut, air tawar ataupun sinter kapur.

Pengunaan

Batu gamping merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor

industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu

bangunan, bahan penstabilan jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik,

industri kaca, industri semen, pembuat karbid, untuk peleburan dan pemurnian baja,

untuk bahan pemutihan dalam industri kertas dan karet, untuk pembuatan soda abu, untuk

penjernihan air, untuk proses pengendapan bijih logam non ferrous dan industri gula.

Keadaan bahan Galian

Cadangan batu gamping untuk Kabupaten Morowali sangat besar dan berpotensi,

menurut hasil laboratorium, kandungan CaO rata-rata 53% sehingga dapat digunakan

sebagai bahan baku semen Portland.

Lokasi Kecamatan Petasai, Kecamatan Lembo, Kecamatan Mori Atas dan

Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali.

 

Page 9: 338_PERTAMBANGAN

4. Lempung

Mula Jadi

Type utama lempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan

(sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses

pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Mutu

lempung residu umumnya lebih baik dari lempung letaknya, komposisi lempung residu

didominasi oleh mineral ilit.

Penggunaan

Lempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen

Portland, genteng, gerabah dan bata.

Keadaan Bahan Galian

Keberadaan endapan lempung berada di daerah pedataran dengan penyebaran merata

dalam jumlah yang banyak. Hasil penelitian endapan lempung yang ditemukan berupa

hasil pelapukan dari batuan granit, malihan dan vulkanik, secara megaskopis umumnya

ditemukan warna abu-abu gelap, kecoklatan, abu-abu kekuningan, plastis, berbutir sangat

halus dan padat.

Lokasi

Kacamatan Petasai, kecamatan Mori Atas dan Kecamatan Bungku Selatan

Kabupaten Morowali.