Upload
toby-taylor
View
27
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERTAMBANGAN (Bahan Galian) Potensi sektor pertambangan telah terinventarisir berbagai jenis bahan galian, yakni sebagai berikut :
n Golongan A (bahan galian strategis)Seperti : Minyak Bumi, Nikel dan Batu Bara
n Golongan B (bahan galian vital)a.l : Kromit dan Besi
n Golongan C (bahan galian non strategis dan vital)Seperti : Lempung, Batu Giok (Jade), Talk dan Marmer
Jenis bahan tambang / galian yang telah dikelola tahun 2002 antara lain :
Minyak Buni & Gas Alam Kec Bungku UtaraNikel (126.375 Ha) Kec Bungku Tengah Kec Bungku SelatanChromit(1.233 Ha) Kec Bungku TengahMarmer (1.540 Ha) Kec Lembo Kec Mori Atas Kec Petasia
POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI KABUPATEN MOROWALI
Potensi sumber daya mineral dan energi yang ada di Kabupaten Morowali sebagai berikut :
A. Bahan Galian Strategi (Golongan A)
Bahan Galian Strategi (Golongan A) adalah suatu bahan galian yang merupakan strategi
dalam hal kegiatan Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian suatu Negara (daerah).
1. Minyak.
Mula Jadi
Minyak bumi merupakan hasil penguraian atau pengubahan zat organik, zat organik
hanya didapatkan atau ikut terendapkan dengan bantuan sedimen dan tidak mungkin
dengan bantuan beku ataupun bantuan metamorf. Jadi jelaslah bahwa terbentuknya
minyak bumi sangat erat hubungannya dengan cara pembentukan batuan sedimen.
Karena minyak bumi terdapat bersama-sama dengan dengan gas alam, maka istilah yang
lazim dipakai sekarang adalah minyak dan gas alam.
Penggunaan
Minyak bumi digunakan selain untuk bahan bakar juga untuk bahan pembuatan plastik,
tekstil, berbagai macam pelumas dan lain-lain.
Gas bumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersil. Dimasa lampau gas bumi hanya
dapat digunakan jika terdapat didekat daerah industri ataupun diperkotaan melalui pipa,
tetapi dewasa ini dengan pencarian, gas bumi dapat dimanfaatkan menjadi cairan yang
disebut Elpiji, suatu singkatan dari Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan dapat
ditranspor dengan kapal tangki khusus. Gas juga merupakan bahan penting karena selain
bahan bakar diperumahan ataupun didalam industri juga digunakan untuk bahan
pembuatan pupuk.
Keadaan Bahan Galian
Keadaan atau tahap kegiatan bahan galian minyak ini yang berlokasi di Kolo Atas /
Pandauke, yang merupakan daerah perbatasan antara Kecamatan Bungku Utara dengan
Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali telah memasuki tahap kegiatan
pengeboran pertama untuk kegiatan Eksploitasi pada tanggal 12 Oktober 2004 pada acara
peresmiannya. Dan rencana jumlah sumur yang akan dibuat sejumlah 6 (enam) sumur
sedangkan jumlah Produksi rencana adalah 6.500 barel/hari minyak mentah. Adapun
Perusahaan sebagai pemegang saham adalah PT. Pertamina 50 % dan PT. Medco 50 %.
2. Batubara
Mula Jadi
Batu bara terbentuk dari pengubahan sisa tumbuh-tumbuhan yang terjadi selama
beberapa ratus juta tahun yang silam. Sesuai dengan bahan asalnya batubara terdiri dari
elemen-elemen arang (Carbon), Oksigen, Nitrogen, Hidrogen dan beberapa mineral
logam dalam bentuk dan jumlah bayangan (Trace Element) dengan demikian kualitas
batubara juga tergantung dari jenis bahan asalnya disamping peningkatan mutu oleh
faktor geologi batubara dapat diklasifikasikan menurut tingkatan yaitu Lignit, Sub
Bituminusa, Bituminusa dan Antrasit.
Penggunaan
Batubara dapat digunakan sebagai bahn bakar langsung, bahan bakar tidak langsung dan
bukan bahan bakar .
Sebagai bahan bakar langsung, batubara digunakan antara lain untuk penggunaan listrik
tenaga uap, pabrik semen, industri pembakaran kapur, bata, genteng, keramik, pandai
besi dan lain-lain.
Sebagai bahan bakar tidak langsung, batubara harus mengalami proses pengolahan lebih
dulu yaitu dengan cara gasifikasi, pencairan, karbonisasi, pembriketan, suspensi dan lain-
lain.
Selain bahan bakar, batubara dapat pula dimanfaatkan pada berbagai macam industri
yang menggunakannya bukan sebagai bahan bakar, antara lain sebagai elekrodata,
reduktor, bahan baku pada industri kimia.
Keadaan Bahan Galian
Indikasi bahan galian jenis endapan Batubara berdasarkan hasil investasi penyelidikan
bahan galian maka telah diketahui areal penyebaran endapan atau cebakan yaitu tersebar
dalam wilayah Kecamatan Mori Atas yang meliputi : Desa Tomata, Londi, Taende dan
Ensa. Dan Kecamatan Bungku Utara yang berbatasan dengan Kecamatan Manmosalato
yaitu Desa Kolo Atas Kabupaten Morowali. Klasifikasi cadangan masih dalam bentuk
cadangan tereka (infered reserves) dimana kualitas cadangan ini hanya berdasarkan
interprestasi dan pengetahuan geologi semata.
Lokasi
Kabupaten Morowali : Desa Tomata, Londi, Taende dan Ensa Kecamatan Mori Atas
dan Desa Kolo Atas yang merupakan daerah perbatasan Kecamatan Bungku Utara
dengan Kecamatan Mamosalato.
3. Nikel
Mula Jadi
Nikel terkandung dalam mineral – mineral Sulfida, Arsenida, Antimonida, Silika dan
Oksida. Bijih Nikel Indonesia meupakan Silikat dan Oksida yang terbentuk dari hasil
pelapukan bantuan ultra basa (peridotit, serpentinit dan lain-lain), terkumpulnya unsur Ni
dalam lapisan laterit melalui proses yang komplek antara lain reduksi unsur Aluminium
dan Kalsium dalam batuan.
Sebaiknya kadar Besi (Fe), Krom (Cr), Nikel (Ni), Kobalt (Co) meninggi. Unsur Ni akan
membentuk mineral Hidrosilikat, antara lain Garnierit (Mg, Ni) SiO3. nH2O.
Penggunaan
Nikel antara lain untuk pembuatan baja tahan karat, sebagai selaput penutup barang-
barang yang dibuat dari besi atau baja, alat-alat laboratorium Fisika dan Kimia,
digunakan dalam bentuk paduan untuk pembuatan alat-alat yang dipakai dalam industri
mobil dan pesawat terbang.
Keadaan Bahan Galian
- Dalam Tahap Eksplorasi terinci (Detail Eksploration) oleh PT. INCO SOROAKO
Tbk.- PT. RIO TINTO Eksploration, kegiatan hanya sebatas eksplorasi.- PT. ANEKA TAMBANG, kegiatan belum terlaksana.
Lokasi/Luas Wilayah
Kecamatan Petasia, Kecamatan Witaponda, Kecamatan Bumi Raya Kecamatan
Bungku Barat, Kecamatan Bungku Tengah, Kecamatan Bahodopi, Kecamatan
Bungku Selatan, Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato Kabupaten
Morowali.
B. BAHAN GALIAN VITAL (Golongan B)
Bahan Galian Vital (golongan B) adalah suatu bahan galian yang sifatnya mempengaruhi
hajat hidup orang banyak.
1. Kromit (Chromite)
Mula Jadi
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium. Mineral
ini mempunyai komposisi kimia FeCr2O3, dengan sifat fisik terpenting antara lain
berwarna hitam dan bentuk kristal tidak beraturan.
Mineral kromit terdapat dalam batuan basa dan ultrabasa (peridotit dan serpentinit),
terjadi dengan cara segresi magma pada waktu batuan terbentuk.
Penggunaan
Kromit digubakan antara lain dalam industri baja, pembuatan cat, penyamakan kulit,
pembuatan bata tahan api, bahan kimia, dll.
Keadaan Bahan Galian
Cadang diatas 1 Juta ton termasuk cebakan sekunder (pasir hitam) yang tersebar di 5
(lima) lokasi pada pasir pantai sepanjang 30 km dengan ketebalan endapan ± 5 m.
Kadar bijih : 42,30% CrO3; 19,70 % Fe2O3; 20,0% TiO3 dan termasuk kromit foundri
lokasi cadangan kromit ini telah diusahakan oleh PT. Bituminusa dan PT. Palmbim
Mining dan saat sekarang ini kegiatan penambangan tidak aktif lagi.
Lokasi
Kecamatan Bungku Barat dan Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali.
2. Besi
Mula Jadi
Berasal dari proses pelapukan bantuan ultrabasa.
Umumnya endapan besi yang terdapat di Indonesia adalah endapan metasomik dan
hidrotermal, secara geologi endapan besi primer di Indonesia terdapat di daerah kotak
antara lapisan sedimen mengandung kapur yang berubah menjadi skam karena intrusi
batuan asam intermedier.
Bijih besi sekunder ditemukan baik sebagai bentuk laterit maupun endapan pantai, dalam
laterit bijih besi ditemukan sebagai pasir atau batu pasir besi yang mengandung titanium.
Penggunaan
Besi digunakan antara lain untuk industri baja, pembuatan pelat, parang, pisau, pacul dan
lain-lain.
Lokasi
Daerah Kecamatan Petasia, Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato
Kabupaten Morowali.
3. Calkopirit (CuFeS2)
Mula Jadi
Calkopirit merupakan Mineral-mineral Logam Mulia dan biasanya berasosiasi dengan
bantuan ultrabasa, kemudian proses pengendapannya terjadi pada daerah hidrotermil
(maksudnya pada suhu 3000 C-6000 C) hal ini tentunya pada endapan Primer. Namun
pada jenis endapan Sekunder sering dijumpai dalam bentuk pecahan-pecahan akibat
pelapukan batuan induk, kemudian tertransfortasi oleh media air.
Penggunaannya
Mineral Calkopirit adalah mineral yang mengandung unsur tembaga (Cu), Besi (Fe), dan
Belerang (S2). Dimana biasanya digunakan untuk perhiasan, industri Baja dan masih
banyak juga kegunaan lainnya.
Lokasi
Desa Tomboelu, Desa Menyo’e Kecamatan Mamosalato dan Desa Sakita Kecamatan
Bungku Tangah.
4. Pirit dan Galana
Pirit (FeS2) dan Galana (PbS) juga merupakan Mineral – mineral Logam Mulia dimana
proses terbentuknya sama dengan Mineral calcopirit. Mineral ini dijumpai pada daerah
Kecamatan Bungku Utara dan Kecamatan Mamosalato, juga Kecamatan Bahodopi.
C. BAHAN GALIAN STRATEGIS DAN VITAL (Golongan C)
1. Pasir dan Batu (Sirtu)
Mula Jadi
Pasir dan batu (sirtu) terbentuk dari hasil erosi bantuan beku, batuan metamorf dan
bantuan sedimen kemudian mengalami transportasi dan diendapkan pada daerah-daerah
lembah sungai ataupun daerah-daerah dataran rendah seperti di pantai. Sumber utama
dari endapan adalah endapan alluvial dan sedimen pantai.
Bentuk endapan sirtu berupa channel bar, point bar, endapan dataran banjir, endapan
pantai dan konglomerat di daerah perbukitan.
Penggunaan
Pasir dan batu (sirtu) dapat digunakan sebgai konstruksi seperti jalan, jembatan,
perumahan, perkantoran dan lain-lain.
Pasir dan batu dapat pula digunakan pada sektor industri genteng, campuran semen
(agregat beton).
Keadaan Bahan Galian
Pasir dan batu (sirtu) yang ada di daerah ini sangat besar dan terletak hampir pada semua
sengai dan pesisir pantai di Kabupaten Morowali.
Cadangan sirtu ini bersifat renewable deposit sehingga cadangan dapat berubah dan
bertahan pada saat banjir besar dengan frekuensi 300-500%.
Para pengusaha Pertambangan yang memproduksi sirtu dalam bentuk pasir alam, batu
pondasi, batu pecah, kerikil alam dengan bermacam-macam ukuran sesuai kebutuhan
konsumen.
Proses pengolahannya memakai mesin peremuk batu (stone crusher) dan dilengkapi
screen untuk memilah-milah batu yang telah pecah sesuai ukuran yang diinginkan.
Lokasi
Hampir pada semua sungai dan daerah pesisir pantai di Kabupaten Morowali.
2. Marmer
Mula Jadi
Marmer atau disebut juga batu pualam merupakan batu gamping yang mengalami proses
malihan. Proses ini terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang sangat tinggi, sehingga
tekstur batuan asal seperti tekstur sedimen dan biologi menghilang dan membentuk
tekstur batuan yang baru (proses rekristalisasi).
Penggunaan
Batu marmer dipakai sebagai bahan ornamen dinding dan lantai juga digunakan untuk
pembuatan barang-barang kerajinan.
Keadaan Bahan Galian
Keadaan atau jenis cadangan marmer di Kabupaten Morowali sudah merupakan jenis
cadangan terukur dengan besar cadangan untuk Kabupaten Morowali ± 2.117.609.106
m3 dan khusus di Kabupaten Morowali jenis marmer yang ada memiliki fariasi warna
yang beragam seperti putih abu-abu, kecoklatan, merah kecoklatan, hijau dan hitam.
Lokasi
Kecamatan Petasia dengan luas areal penyebaran ± 650 Ha, yang meliputi:
Ganda-Ganda, Bungintimbe, Koromatantu, Korololama dan Bunta.
Kecamatan Lembo dengan luas areal penyebaran ± 600 Ha, yang meliputi:
Korowou, Korompeli, Kumpi, Tinompo, Korowalelo, Beteleme, Uluanso, Tingkeao dan
Wawopada.
Kecamatan Mori Atas dengan luas areal penyebaran ± 300 Ha, yang meliputi :
Kolaka, Ensa dan Tomata.
3. Batu Gamping
Mula Jadi
Batu Gamping tersusun oleh mineral kalsit (CaCO3) dapat terjadi dengan beberapa cara
yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu gamping di
alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang / rumah kerang
dan siput, foraminifera atau ganggang berasal dari kerangka bintang koral / kerang.
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda
dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organik. Yang membedakannya adalah
terjadinya perombakan dari bahan batu gamping tersebut yang kemudian terbawa oleh
arus yang biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.
Dan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim
dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut, air tawar ataupun sinter kapur.
Pengunaan
Batu gamping merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor
industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu
bangunan, bahan penstabilan jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik,
industri kaca, industri semen, pembuat karbid, untuk peleburan dan pemurnian baja,
untuk bahan pemutihan dalam industri kertas dan karet, untuk pembuatan soda abu, untuk
penjernihan air, untuk proses pengendapan bijih logam non ferrous dan industri gula.
Keadaan bahan Galian
Cadangan batu gamping untuk Kabupaten Morowali sangat besar dan berpotensi,
menurut hasil laboratorium, kandungan CaO rata-rata 53% sehingga dapat digunakan
sebagai bahan baku semen Portland.
Lokasi Kecamatan Petasai, Kecamatan Lembo, Kecamatan Mori Atas dan
Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali.
4. Lempung
Mula Jadi
Type utama lempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan
(sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses
pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Mutu
lempung residu umumnya lebih baik dari lempung letaknya, komposisi lempung residu
didominasi oleh mineral ilit.
Penggunaan
Lempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen
Portland, genteng, gerabah dan bata.
Keadaan Bahan Galian
Keberadaan endapan lempung berada di daerah pedataran dengan penyebaran merata
dalam jumlah yang banyak. Hasil penelitian endapan lempung yang ditemukan berupa
hasil pelapukan dari batuan granit, malihan dan vulkanik, secara megaskopis umumnya
ditemukan warna abu-abu gelap, kecoklatan, abu-abu kekuningan, plastis, berbutir sangat
halus dan padat.
Lokasi
Kacamatan Petasai, kecamatan Mori Atas dan Kecamatan Bungku Selatan
Kabupaten Morowali.