65
Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031 IV- 1 BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH Rencana Sistem Perkotaan Rencana Sistem Jaringan Prasarana Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Bondowoso merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi. Struktur ruang wilayah Kabupaten Bondowoso yang akan diwujudkan guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten yang diinginkan, diupayakan dengan menetapkan rencana sistem perkotaan (pusat pelayanan) dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten. 4.1 Rencana Sistem Perkotaan Rencana sistem perkotaan merupakan inti pembentukan pusat pelayanan wilayah Kabupaten Bondowoso, yang merupakan integrasi antara sistem perkotaan dan sistem perdesaan. 4.1.1. Sistem Perkotaaan Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Bondowoso dimaksudkan untuk mengetahui simpul kegiatan dalam wilayah yang mencakup : besaran dan sebarannya, serta perannya dalam pengembangan wilayah kabupaten. Rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Bondowoso dapat dilihat pada tabel 4.2 dan peta 4.2. 1. Arahan Pengembangan Sistem Perkotaan Nasional dan Propinsi Berdasarkan arahan kebijakan penataan ruang nasional dan propinsi, rencana sistem perkotaan wilayah Kabupaten Bondowoso hendaknya didasarkan pada: a. Kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) pasal 11 ayat 1, mengatur Sistem Perkotaan Nasional yang terbagi menjadi: Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan pada pasal 14 penetapan sistem perkotaan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ditetapkan dengan kriteria: - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

31Bab 4 Rencana Struktur Ruang Wilayah

Embed Size (px)

Citation preview

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 1

    BAB IV

    RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

    Rencana Sistem Perkotaan Rencana Sistem Jaringan Prasarana

    Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Bondowoso merupakan kerangka

    tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang

    berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah

    kabupaten terutama jaringan transportasi. Struktur ruang wilayah Kabupaten

    Bondowoso yang akan diwujudkan guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah

    kabupaten yang diinginkan, diupayakan dengan menetapkan rencana sistem

    perkotaan (pusat pelayanan) dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.

    4.1 Rencana Sistem Perkotaan

    Rencana sistem perkotaan merupakan inti pembentukan pusat pelayanan

    wilayah Kabupaten Bondowoso, yang merupakan integrasi antara sistem perkotaan

    dan sistem perdesaan.

    4.1.1. Sistem Perkotaaan

    Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Bondowoso dimaksudkan untuk

    mengetahui simpul kegiatan dalam wilayah yang mencakup : besaran dan sebarannya,

    serta perannya dalam pengembangan wilayah kabupaten. Rencana sistem perkotaan

    wilayah Kabupaten Bondowoso dapat dilihat pada tabel 4.2 dan peta 4.2.

    1. Arahan Pengembangan Sistem Perkotaan Nasional dan Propinsi

    Berdasarkan arahan kebijakan penataan ruang nasional dan propinsi, rencana

    sistem perkotaan wilayah Kabupaten Bondowoso hendaknya didasarkan pada:

    a. Kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

    Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) pasal 11 ayat 1, mengatur Sistem

    Perkotaan Nasional yang terbagi menjadi: Pusat Kegiatan Nasional (PKN),

    Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan

    pada pasal 14 penetapan sistem perkotaan dilakukan dengan kriteria sebagai

    berikut :

    Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ditetapkan dengan kriteria:

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

    utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan

    internasional;

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 2

    RENCANA STRUKTUR KEGIATAN WILAYAH (PKW) JEMBER DAN SEKITARNYA

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

    kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa

    provinsi; dan/atau

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

    utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

    Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan dengan kriteria:

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

    kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

    kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa

    kabupaten; dan/atau

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

    transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

    Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan kriteria:

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

    kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau

    beberapa kecamatan;

    - kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

    transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

    b. Berdasarkan Peraturan Daerah

    Provinsi Jawa Timur tentang

    RTRW Provinsi, menetapkan

    bahwa Kabupaten Bondowoso

    merupakan bagian Pusat

    Kegiatan Wilayah (PKW)

    Perkotaan Jember dan

    merupakan Pusat Kegiatan

    Lokal (PKL). Lebih jelasya

    disajikan pada gambar

    disamping dan tabel dibawah.

    GAMBAR 4.1.

    DIAGRAM STRUKTUR PKW

    JEMBER DAN SEKITARNYA

    Sumber : RTRW Prov. Jawa Timur

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 3

    TABEL 4.1

    ARAHAN FUNGSI PUSAT KAGIATAN WILAYAH (PKW) JEMBER DAN SEKITARNYA VII. Jember dan Sekitarnya Pertanian tanaman pangan, hortikultura,

    perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata

    1. Perkotaan Jember Pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, Pendidikan, dan kesehatan

    a. Fasilitas pemerintahan : Kantor Kota/Kabupaten Polres/Polresta

    b. Fasilitas perdagangan : Pengembangan pasar modern Pengembangan pasar tradisional Pengembangan ruko dan pertokoan

    c. Fasilitas jasa : Lembaga keuangan (Bank, koperasi)

    d. Fasilitas pendidikan : Akademi/Perguruan Tinggi (PT)

    e. Fasilitas kesehatan : Pengembangan rumah sakit pemerintah tipe B Rumah sakit swasta Puskesmas rawat inap

    Pengembangan jalan arteri primer Pengembangan jalan arteri primer poros Selatan

    sebagai JLS Pengembangan jalan kolektor primer pengembangan transportasi udara (bandara regional) Rencana pengembangan pelabuhan perikanan di PPI

    Puger Pengembangan jalur komuter perkeretaapian dan

    pengembangan rel perkeretaapian double track

    2. Perkotaan Bondowoso Pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, Pendidikan, kesehatan, dan pariwisata

    a. Fasilitas pemerintahan : Kantor Kota/Kabupaten Polres/Polresta

    b. Fasilitas perdagangan : Revitalisasi pasar tradisional Pengembangan pasar umum

    c. Fasilitas jasa : Lembaga keuangan (Bank, koperasi)

    d. Fasilitas pendidikan : SMA/MA/SMK

    e. Fasilitas kesehatan : Pengembangan rumah sakit pemerintah tipe C Rumah sakit swasta Puskesmas rawat inap

    f. Fasilitas wisata : Pengembangan dan peningkatan fasilitas obyek

    wisata

    Pengembangan jalan kolektor primer Pengembangan jaringan jalan Akses jalan menuju kawasan wisata ijen Pengembangan jalur perkeretaapian Jember

    Bondowoso Situbondo Panarukan Rencana pengembangan Bendungan

    3. Perkotaan Situbondo Pusat pemerintahan, agroindustri, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata

    a. Fasilitas pemerintahan : Kantor Kota/Kabupaten Polres/Polresta

    b. Fasilitas agroindustri : Agroindustri Pusat informasi pertanian Fasilitas penunjang agrobis

    c. Fasilitas perdagangan :

    Pengembangan jaringan jalan jalan tol Pembuatan waduk-waduk kecil Peningkatan jalaur Kerata api Optimalisasi pelabuhan di Situbondo sebagai pelabuhan

    perikanan laut, penyeberangan Pengembangan PLTU Pengembangan terminal kelas B

    Sumber : RTRW Provinsi Jawa Timur

    c. Berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

    (RTRWK) dari Kementrian Pekerjaan Umum, untuk rencana struktur wilayah

    kabupaten dirumuskan dengan kriteria:

    Mengekomodasi rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang

    wilayah propinsi dan memperhatikan rencana struktur ruang

    kabupaten/kota yang berbatasan;

    Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu

    perencanaan pada kabupaten bersangkutan;

    Pusat-pusat permukiman yang ditetapkan oleh pemerintah daerah

    kabupaten memenuhi ketentuan sebagai berikut:

    - Terdiri atas Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), Pusat Pelayanan

    Lingkungan (PPL), serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi

    yang berada di wilayah kebupaten, yang kewenangan penentuannya

    ada pada pemerintah pusat dan pemerintah propinsi.

    - Memuat penetapan pusat pelayanan kawasan (PPK) serta pusat

    pelayanan lingkungan (PPL).

    - Harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta

    saling tekait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 4

    Dapat memuat pusat-pusat kegiatan selain sebagaimana dimaksud diatas

    dengan ketentuan sebagai berikut:

    - Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk kemudian hari ditetapkan

    sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp)

    - Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat

    pelayanan kawasan (PPK), dan

    - Pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a harus ditetapkan

    sebagai kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program

    pembangunannya di dalam arahan pemanfaatan ruangnya, agar

    pertumbuhannya dapat di dorong untuk memenuhi kriteria PKL.

    2. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Bondowoso

    Perkotaan merupakan lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non

    agraris dengan pusat pertumbuhan dan pusat permukiman, seperti misalnya

    Ibukota Kabupaten Bondowoso sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kawasan

    perkotaan mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi

    kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pusat pelayanan jasa

    pemerintahan, pusat pelayanan sosial dan pusat kegiatan ekonomi bagi sistem

    internal perkotaan dan sistem wilayah yang dilayaninya disebut sebagai kawasan

    perkotaan.

    Adapun rencana sitem perkotaan di wilayah Kabupaten Bondowoso adalah

    sebagai berikut:

    a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terletak di Perkotaan Bondowoso yang meliputi

    Kecamatan Bondowoso, sebagian Kecamatan Curahdami yang meliputi Desa

    Penambangan, Sumbersuko, Curahpoh, Locare dan Kelurahan Curahdami,

    sebagian Kecamatan Tegalampel yang meliputi Desa Tegalampel,

    Karanganyar dan Kelurahan Sekarputih, dan sebagian Kecamatan

    Tenggarang yang meliputi Desa Bataan, Koncer Darulaman, Koncer Kidul,

    Lojajar, Kajar, Sumbersalam, dan Kelurahan Tenggarang, serta sebagian

    Kecamatan Jambesari Darusholah yaitu Desa Grujugan Lor;

    b. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) meliputi :

    1) Perkotaan Maesan di Kecamatan Maesan yang meliputi Desa Maesan,

    Sumbersari, Pakuniran dan Penanggungan,

    2) Perkotaan Prajekan di Kecamatan Prajekan yang meliputi Desa Prajekan

    Kidul dan Prajekan Lor,

    3) Perkotaan Tamanan di Kecamatan Tamanan yang meliputi Desa Tamanan

    dan Kalianyar,

    4) Perkotaan Wonosari di Kecamatan Wonosari yang meliputi Desa

    Wonosari, Kapuran, dan Sumberkalong,

    5) Perkotaan Wringin di Kecamatan Wringin yang meliputi Desa Wringin dan

    Jatisari.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 5

    c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi :

    1) Perkotaan Cermee di Kecamatan Cermee yang meliputi Desa Suling

    Wetan dan Cermee,

    2) Perkotaan Pujer di Kecamatan Pujer yang meliputi Desa Maskuning

    Kulon, Maskuning Wetan dan Mangli,

    3) Perkotaan Sukosari di Kecamatan Sukosari yang meliputi Desa Sukosari

    Lor.

    d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi :

    1) Perkotaan Binakal di Kecamatan Binakal yang meliputi Desa Baratan,

    2) Perkotaan Botolinggo di Kecamatan Botolinggo yang meliputi Desa

    Botolinggo dan Lumutan.

    3) Perkotaan Grujugan di Kecamatan Grujugan yang meliputi Desa Dadapan

    dan Taman.

    4) Perkotaan Jambesari Darus Sholah di Kecamatan Jambesari Darus

    Sholah yang meliputi Desa Jambesari dan Pejagan,

    5) Perkotaan Klabang di Kecamatan Klabang yang meliputi Desa Klabang,

    Besuk, Klampokan dan Sumbersuko,

    6) Perkotaan Pakem di Kecamatan Pakem yang meliputi Desa Pakem dan

    Patemon,

    7) Perkotaan Sempol di Kecamatan Sempol yang meliputi Desa Sempol dan

    Kalisat.

    8) Perkotaan Sumberwringin di Kecamatan Sumberwringin yang meliputi

    Desa Sumberwringin dan Sumbergading.

    9) Perkotaan Taman Krocok di Kecamatan Taman Krocok yang meliputi

    Desa Taman,

    10) Perkotaan Tapen di Kecamatan Tapen yang meliputi Desa Cindogo,

    Tapen, dan Kalitapen;

    11) Perkotaan Tlogosari di Kecamatan Tlogosari yang meliputi Desa Pakisan

    dan Tlogosari.

    Untuk lebih jelasnya mengenai rencana struktur ruang wilayah Kabupaten

    Bondowoso dapat dilihat di Peta 4.1.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 6

    PETA 4.1

    RENCANA STRUTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 7

    4.1.2 Sistem Perdesaan

    Kawasan perdesaan merupakan kawasan yang mempunyai kegiatan utama

    pertanian dan pengelolaan sumber daya alam, dengan jenis fungsi kawasan sebagai

    tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

    kegiatan ekonomi perdesaan. Dalam hubungan kota desa, kawasan perdesaan

    merupakan daerah belakang dan pelayanan (hinterland) sistem perkotaan. Kawasan

    perdesaan memiliki simpul-simpul kecil yang merupakan pusat kegiatan perdesaan,

    dan antara pusat perdesaan juga terdapat interaksi yang mendukung sistem

    perkotaan.

    Sistem perdesaan berdasarkan hirarki dan fungsinya terdiri dari permukiman

    desa perkotaan dan permukiman desa tradisional, dimana :

    a. Permukiman desa perkotaan merupakan permukiman perdesaan yang karena

    letaknya termasuk dalam wilayah fungsional kota, yaitu sekitar Kota Bondowoso

    dan di ibukota kecamatan.

    b. Permukiman desa tradisional merupakan permukiman perdesaan yang posisinya

    sebagai daerah belakang ibukota-ibukota kecamatan.

    Rencana Sistem Perdesaan di kabupaten Bondowoso diarahkan pada

    pengembangan pusat kegiatan perdesaan dan hubungannya dengan kawasan

    yang lebih luas, seperti :

    c. Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), yaitu permukiman pusat desa yang memiliki

    peran strategis bagi pengembangan desa-desa di sekitarnya dan secara hirarki

    masih dibawah perkotaan kecamatan. Adapun desa-desa yang dijadikan sebagai

    pusat DPP pada masing-masing kecamatan yaitu:

    - Desa Botolinggo di Kecamatan Botolinggo;

    - Desa Bercak di Kecamatan Cermee;

    - Desa Suling Kulon di Kecamatan Cermee;

    - Desa Jetis di Kecamatan Curahdami;

    - Desa Grujugan Kidul di Kecamatan Grujugan;

    - Desa Sumberpandan di Kecamatan Grujugan;

    - Desa Sumberjeruk di Kecamatan Jambesari Darus Sholah;

    - Desa Blimbing di Kecamatan Klabang;

    - Desa Pakuniran di Kecamatan Maesan;

    - Desa Sumberdumpyong di Kecamatan Pakem;

    - Desa Sukowono di Kecamatan Pujer;

    - Desa Sukorejo di Kecamatan Sumberwringin;

    - Desa Kalianyar di Kecamatan Sempol;

    - Desa Mengen di Kecamatan Tamanan;

    - Desa Wonokusumo di Kecamatan Tapen;

    - Desa Lojajar di Kecamatan Tenggarang;

    - Desa Kembang di Kecamatan Tlogosari;

    - Desa Lombok Kulon di Kecamatan Wonosari;

    - Desa Ampelan di Kecamatan Wringin; dan

    - Desa Bukor di Kecamatan Wringin.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 8

    5 1 3

    2 4

    Dusun

    Desa

    PPL

    PPK

    PKLp / PKL

    d. Pusat desa, berupa simpul pelayanan utama pada setiap desa;

    e. Pusat dusun, berupa simpul pelayanan pada satuan terkecil kawasan permukiman

    perdesaan; dan

    f. Setiap pusat dusun, pusat desa dan dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP)

    dikembangkan dalam suatu sistem keterkaitan yang berorientasi pada pusat-pusat

    kegiatan pada kawasan perkotaan, yang secara diagramatis seperti Gambar 4.2.

    GAMBAR 4.2

    DIAGRAM SISTEM PERDESAAN

    TABEL 4.2

    PENETAPAN SISTEM PERKOTAAN DAN PERDESAAN

    KABUPATEN BONDOWOSO

    NO KECAMATAN KATEGORI

    PERKOTAAN PERDESAAN

    1 Binakal Baratan

    Sumbertengah

    Sumberwaru Bendelan Gadingsari

    Kembangan Binakal Jeruk Sok Sok

    2 Bondowoso

    Blindungan, Dabasah

    Badean, Kotakulon Nangkaan,

    Tamansari

    Kademangan, Kembang,

    Pejaten, Pancoran, Sukowiryo

    3 Botolinggo Lumutan, Botolinggo

    Klekean Lanas

    Penang

    Gayam Sumbercanting

    Gayam Lor

    4 Cermee Suling Wetan Cermee

    Batu Salang Kladi

    Suling Wetan Bercak Jirek Mas

    Ramban Kulon Bajuran

    Suling Kulon Solor

    Grujugan Ramban Wetan Batu Ampar

    Palalangan Bercak Asri

    5 Curahdami Penambangan Sumbersuko Curahpoh

    Curahdami Locare

    Sumber Salak

    Kupang Poncogati Selolembu

    Pakuwesi Jetis Petung

    6 Grujugan Dadapan Taman

    Kejawan

    Pekauman Dawuhan Grujukan Kidul

    Kabuaran

    Sumberpandan Tegalmijih Wanisodo

    Wonosari

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 9

    NO KECAMATAN KATEGORI

    PERKOTAAN PERDESAAN

    7 Jambesari Darus

    Sholah

    Jambesari

    Pejagan Grujugan Lor

    Jambeanom

    Tegalpasir Pucanganom

    Sumberjeruk

    Pengarang

    8 Klabang

    Klabang

    Besuk Sumbersuko Klampokan

    Blimbing

    Karanganyar Karangsengon Klabang

    Leprak

    Pandak Wonoboyo Wonokerto

    9 Maesan Maesan Sumbersari

    Pakuniran Penanggungan

    Gambangan Pakuniran Pujerbaru

    Sumberanyar Sumberpakem Tanahwulan

    10 Pakem Pakem Patemon

    Andungsari Ardisaeng Gadingsari

    Kupang Petung Sumberdumpyong

    11 Prajekan Prajekan Kidul Prajekan Lor

    Bandilan Cangkring

    Sempol Tarum Walidono

    12 Pujer Maskuning Kulon Maskuning Wetan

    Mangli

    Alassumur Kejayan

    Mengok Padasan

    Randucangkring Sukokerto

    Sukowono Sukodono

    13 Sumberwringin Sumbergading

    Sumberwringin

    Rejoagung

    Sukorejo

    Sukosari Kidul

    Tegaljati

    14 Sempol Kalisat

    Sempol

    Jampit

    Kalianyar

    Kaligedang

    Sumberrejo

    15 Sukosari Sukosari Lor Kerang Nogosari Pecalongan

    16 Tamanan Kalianyar Tamanan

    Karangmelok Kemirian

    Mengen

    Sukosari Sumberkemuning

    Wonosuko

    17 Taman Krocok Taman Gentong Kemuningan

    Kretek

    Paguan Sumberkokap

    Trebungan

    18 Tapen Cindogo

    Tapen

    Gununganyar

    Jurangsapi Kalitapen

    Wonokusumo Mangli Wetan

    Mrawan Ta'al

    19 Tegalampel

    Sekarputih

    Tegalampel Karanganyar

    Klabang Klabang Agung

    Mandiro Tanggulangin

    20 Tenggarang

    Bataan,

    Tenggarang Koncer Darulaman

    Koncer Kidul,

    Kajar Sumbersalam

    Dawuhan

    Gebang Kesemek

    Lojajar

    Pekalangan Tangsil Kulon

    21 Tlogosari Pakisan Tlogosari

    Gunosari Jebungkidul Jebunglor

    Kembang Patemon Sulek

    Trotosari

    22 Wonosari

    Kapuran

    Sumberkalong Wonosari

    Bendoarum Jumpong

    Lombok Kulon Lombok Wetan

    Pasarrejo Pelalangan

    Tangsil Wetan Traktakan Tumpeng

    23 Wringin Jatisari

    Wringin

    Ambulu Ampelan

    Banyuputih Banyuwuluh Bukor

    Glingseran Gubrih Jambewungu

    Jatitamban Sumbercanting Sumbermalang

    Catatan : Perkotaan di Kecamatan Curahdami, Tegalampel dan Tenggarang merupakan bagian dari Kawasan

    Perkotaan Bondowoso (Sumber : Analisis Perencanaan, 2011)

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 10

    PETA 4.2

    RENCANA KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN BONDOWOSO

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 11

    4.2 Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kabupaten

    Sistem jaringan prasarana wilayah yang akan dibahas ini sangat erat kaitannya

    dengan pembentukan struktur ruang wilayah Kabupaten Bondowoso yang utuh antara

    pusat kegiatan dan infrastruktur yang menunjang dan dibutuhkan. Dalam sistem

    prasarana wilayah ini, mencakup bukan hanya dalam lingkup kabupaten, namun salah

    satunya sangat terkait dengan sistem Nasional dan Provinsi. Sistem prasarana wilayah

    Kabupaten Bondowoso meliputi sistem jaringan transportasi darat dan sistem

    prasarana lainnya. Secara keseluruhan pengembangan prasarana ini akan

    mendukung perwujudan struktur dan pola ruang di masa yang akan datang.

    Pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah yang mencakup sistem prasarana

    utama dan sistem prasarana lainnya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    4.2.1. Sistem Prasarana Utama atau Jaringan Transportasi

    Sistem jaringan transportasi utama di Kabupaten Bondowoso adalah sistem

    transportasi darat dengan sub sistem jalan raya dan jalan rel kereta api. Sistem

    jaringan jalan meliputi jaringan rencana jalan kabupaten, prasarana jalan dan

    jembatan, rencana lokasi terminal, pengembangan prasarana dan sarana angkutan

    umum masal wilayah. Disamping itu jaringan rel/kereta api yang terdiri dari jalur rel

    kereta api, stasiun, kereta api dan fasilitas pendukung lainnya.

    Sistem transportasi perairan dan udara tidak tersedia di Kabupaten Bondowoso

    karena kondisi geografis yang berupa daerah pegunungan dan secara posisional tidak

    memungkinkan. Demand dari masyarakat dipenuhi melalui link antara transportasi

    darat dengan simpul pelabuhan udara dan pelabuhan laut regional di kabupaten lain.

    Untuk meningkatkan kinerja dan keterpaduan antar moda sistem transportasi

    serta meningkatkan pelayanan transportasi umum kepada masyarakat maka

    dikembangkan keterpaduan sistem antar moda.

    4.2.1.1. Rencana Transportasi Jalan Raya

    1. Berdasarkan Kebijakan

    Arah kebijakan rencana pengembangan jaringan jalan dan sistem transportasi di

    Kabupaten Bondowoso, merujuk pada beberapa kebijakan, meliputi:

    a. PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN, pada Pasal 18, menjabarkan

    mengenai :

    Jaringan jalan nasional terdiri atas jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan

    kolektor primer, jaringan jalan strategis nasional, dan jalan tol.

    Jaringan jalan arteri primer dikembangkan secara menerus dan berhierarki

    berdasarkan kesatuan sistem orientasi untuk menghubungkan:

    - Antar-PKN;

    - Antara PKN dan PKW; dan/atau

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 12

    - PKN dan/atau PKW dengan bandar udara pusat penyebaran skala

    pelayanan primer/ sekunder/ tersier dan pelabuhan internasional/

    nasional.

    Jaringan jalan kolektor primer dikembangkan untuk menghubungkanantar-

    PKW dan antara PKW dan PKL.

    Jaringan jalan strategis nasional dikembangkan untuk menghubungkan:

    - Antar-PKSN dalam satu kawasan perbatasan negara;

    - Antara PKSN dan pusat kegiatan lainnya; dan

    - PKN dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional.

    Jalan tol dikembangkan untuk mempercepat perwujudan jaringan jalan

    bebas hambatan sebagai bagian dari jaringan jalan nasional.

    b. Perda Provinsi Jawa Timur tentang RTRW Propinsi, menjabarkan mengenai:

    Bahwa Kabupaten Bondowoso merupakan wilayah pengembangan jaringan

    jalan kolektor primer yang berstatus jalan provinsi, meliputi ruas jalan

    kolektor primer yang menghubungkan Jember Bondowoso Situbondo,

    dan Bondowoso Buduan Kabupaten Situbondo.

    Rencana pengembangan jalan provinsi yang merupakan jalan strategis

    nasional mencakup ruas : Situbondo - Garduatak Sukosari Paltuding

    (Kawah Ijen) Licin -Banyuwangi.

    Arahan konservasi jalur perkeretaapian mati di Jawa Timur ditujukan pada

    jalur-jalur perkeretaapian mati potensial Panarukan Situbondo

    Bondowoso Kalisat

    c. Sesuai ketentuan Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, pasal 6,

    jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

    Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas.

    Sedangkan jalan khusus adalah jalan yang bukan diperuntukkan bagi lalu lintas

    umum dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.

    d. Sesuai ketentuan Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, pasal 7,

    sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan

    jalan sekunder.

    Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan

    peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua

    wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa

    distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

    Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan

    peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam

    kawasan perkotaan.

    e. Sesuai ketentuan Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan, pasal 8,

    jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan

    kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan.

    Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan

    jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 13

    Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan

    rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

    Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,

    dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

    Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

    lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata

    rendah.

    f. Sedangkan sesuai ketentuan Undang-Undang tentang Jalan pasal 9, jalan

    menurut statusnya dikelompokkan ke dalam: jalan nasional, jalan provinsi, jalan

    kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

    Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

    jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan

    strategis nasional, serta jalan tol.

    Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer

    yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau

    antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

    Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

    yang tidak termasuk jalan nasional dan propinsi yang menghubungkan

    ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan,

    ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal,

    serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

    kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

    Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

    menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

    pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta

    menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

    Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau

    antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

    g. Kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan

    atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil, yang

    didasarkan aspek pengendalian jalan masuk, persimpangan sebidang, jumlah

    dan lebar lajur, ketersediaan median, serta pagar.

    Spesifikasi jalan bebas hambatan meliputi pengendalian jalan masuksecara

    penuh, tidak ada persimpangan sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan,

    dilengkapi dengan median, paling sedikit mempunyai 2 lajur setiap arah, dan

    lebar lajur paling sedikit 3,5 meter. Jalan bebas hambatan tidak tersedia di

    Kabupaten Bondowoso.

    Spesifikasi jalan raya adalah jalan umum untuk lalu lintas secara menerus

    dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan

    median, paling sedikit 2 lajur setiap arah, lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 14

    Spesifikasi jalan sedang adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang

    dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 lajur untuk

    2 arah dengan lebar jalur paling sedikit 7 meter.

    Spesifikasi jalan kecil adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas

    setempat, paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah dengan lebar jalur paling sedikit

    5,5 meter.

    2. Kondisi Eksisting Jaringan Jalan dan Transportasi

    Permasalahan jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Bondowoso adalah masih

    banyaknya jalan tanah dan makadam yang memerlukan peningkatan kualitas

    menjadi jalan beraspal, khususnya pada jalan yang menuju pusat-pusat PKL

    ataupun simpul-simpul pertumbuhan. Prioritas pengembangan jaringan jalan akan

    sejalan dengan rencana struktur ruang dan rencana pola pemanfaatan lahan.

    Peluang utama pengembangan pendukung aksesibilitas di kabupaten ini adalah

    adanya rencana pengembangan jalan tol di Jawa Timur, khususnya jalan tol yang

    menghubungkan Gempol - Pasuruan Probolinggo Situbondo Banyuwangi.

    Dengan adanya rencana jalur tol pantura diatas, jalan kolektor primer di Kabupaten

    Bondowoso sangat berpotensi sebagai jalur penghubung antara Tol Pantura

    dengan jalan lingkar selatan (JLS) yang direncanakan.

    Sistem jaringan jalan di wilayah Kabupaten Bondowoso membentuk pola ring radial

    dengan akses utama adalah jalur utama yang menghubungkan Perkotaan

    Bondowoso dengan Perkotaan Jember, Perkotaan Situbondo dan Ibukota

    Kecamatan Besuki (Kabupaten Situbondo).

    3. Rencana Sistem Jaringan Jalan

    a. Penetapan Status Jalan

    Rencana sistem jaringan jalan di Kabupaten Bondowoso, terbagi menjadi:

    Jalan jalan strategis nasional yang merupakan jalan provinsi dan kolektor

    primer, yaitu Jalan Garduatak Sukosari Paltuding (Kawah Ijen) Licin

    Banyuwangi ( ruas : Garduatak-Sumbergading, Sumbergading-Sukorejo,

    Sukorejo-Gunung Malang, dan Gunung Malang-Kawah Ijen)

    Jaringan jalan provinsi, merupakan jalan kolektor primer, yang

    menghubungkan perkotaan Bondowoso dengan PKW yaitu Perkotaan

    Jember, maupun dengan ibukota kabupaten sekitar, meliputi ruas jalan :

    - Jalan penghubung BondowosoJember (Bondowoso-Grujugan-Maesan-

    Suger Lor) dengan panjang jalan 32,47 Km, meliputi ruas : jalan Letjen.

    Sutarman, jalan Ahmad Yani, jalan Mastrip, jalan Bondowoso Maesan,

    dan jalan Maesan batas kabupaten Jember (Suger Lor);.

    - Jalan penghubung BondowosoSitubondo (Bondowoso-Tenggarang-

    Wonosari-Tapen-Klabang-Prajekan-Widuri) dengan panjang jalan 35,22

    Km meliputi ruas : jalan Letjen Karsono, jalan PB. Sudirman, jalan K.H

    Wahid Hasyim, jalan K.H Hasyim Ashari, dan jalan batas kota

    Bondowoso batas Kabupaten Situbondo (Widuri);

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 15

    - Jalan penghubung BondowosoBesuki (Bondowoso-Pal 9-Wringin-Arak-

    arak) dengan panjang jalan 30,10 Km, meliputi . jalan Diponegoro; jalan

    batas kota Bondowoso - kabupaten Situbondo (Arak-arak);

    - Jalan penghubung Maesan-Sukowono sepanjang 5 Km.

    GAMBAR 4.3

    DIAGRAM HIRARKI JARINGAN JALAN

    DI KABUPATEN BONDOWOSO

    Keterangan (ordo yang dimaksud adalah pada skala nasional) :

    KP: Jalan kolektor primer

    KS: Jalan kolektor sekunder

    LP: Jalan lokal primer

    LS: Jalan lokal sekunder

    Jaringan jalan kabupaten terdiri atas:

    - Jalan kolektor sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan kawasan

    pusat perkotaan Bondowoso dengan kawasan fungsional tertentu,

    seperti kawasan perdagangan, industri, perkantoran, wisata, dan

    lainnya.

    - Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan Perkotaan

    Bondowoso dengan pusat-pusat Pusat Kegiatan lainnya (PKLp, PPK

    dan PPL) di Kabupaten Bondowoso, yaitu:

    1) Jalan Bondowoso Curahdami Binakal (ruas : Letnan Rantam

    Curahdami Pasar Amuk dan ruas : Sumber Suko Sumber Waru)

    2) Jalan Bondowoso Tegalampel Taman Krocok (ruas :

    Tegalampel Taman)

    3) Jalan Wringin Pakem (ruas : Sumbermalang Pakem)

    4) Jalan Wonosari Taman Krocok (ruas : Kelapa Sawit Wonosari)

    5) Jalan Wonosari Lombok Kulon Pujer (ruas : Wonosari

    Patemon)

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 16

    6) Jalan Prajekan (Widuri) Cermee (ruas : Prajekan Cermee)

    7) Jalan Klabang Botolinggo (ruas : Botolinggo Lanas)

    8) Jalan Sukosari Sumberwringin (ruas : Sumbergading

    Sumberwringin)

    9) Jalan Tenggarang (Bataan) Pujer - Tlogosari

    10) Jalan Pujer Jambesari Pejagan (ruas : Pejagan Pujer)

    11) Jalan Tlogosari Gunosari Sumberwringin

    12) Jalan Pakisan Kerang Sukosari (ruas : Patemon Sukosari)

    13) Jalan Tamanan Maesan;

    14) Jalan Maesan Sumberpakem Sukowono (ruas : Maesan

    Sukosari), dan

    15) Jalan-jalan yang menghubungkan pusat kawasan perkotaan

    dengan kawasan-kawasan perdagangan dan jasa, industri, wisata,

    dan perkantoran.

    - Jalan lokal primer, yang merupakan jalan yang menghubungkan

    wilayah perumahan penduduk dengan pusat-pusat kegiatan.

    - Jalan lokal primer, yang merupakan jalan tembus antar kabupaten

    meliputi :

    1) jalan Bondowoso- Grujugan Kidul -Tamanan-Sukowono Kabupaten

    Jember (ruas : Bataan-Pejagan, Pejagan-Kalianyar, Kalianyar-

    Tamanan, dan Tamanan-Karang Melok);

    2) jalan Cermee-Panji Kabupaten Situbondo (ruas : Cermee

    Klampokan);

    3) jalan Klabang-Wonoboyo-Kendit-Panarukan(Kabupaten Situbondo).

    4) jalan Bercak Arjasa (Kabupaten Situbondo)

    5) jalan Pakem-Sumbermalang (Kecamatan Besuki Kab. Situbondo)

    6) jalan Pujer-Sukodono-Sumberjambe (Kab. Jember)

    b. Rencana Peningkatan Jalan dan Jembatan

    Rencana peningkatan jalan dapat berupa jalan dan jembatan, yang meliputi

    pembangunan jalan/jembatan baru untuk membuka kawasan terisolasi, untuk

    meningkatkan kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi, serta untuk

    meningkatkan kelancaran kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya lainnya.

    Adapun untuk rencana peningkatan jaringan jalan dan jembatan di Kabupaten

    Bondowoso, antara lain:

    peningkatan jalan kolektor primer, meliputi jalan yang menghubungkan

    wilayah kabupaten dengan wilayah Kabupaten Situbondo, Kabupaten

    Jember, dan Kabupaten Banyuwangi. Peningkatan jalan untuk jenis jalan ini

    adalah berupa penambahan rambu-rambu lalu lintas dan perlengkapan

    jalan, serta pelebaran jalan.

    peningkatan jalan lokal primer, meliputi jalan yang menghubungkan kawasan

    perkotaan Bondowoso sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan pusat

    kegiatan lainnya (PKLp, PPK dan PPL) serta dengan kawasan fungsional

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 17

    seperti kawasan perdagangan, industri, pariwisata, dan perkantoran. Jenis

    peningkatannya antara lain peningkatan kualitas perkerasan, penambaan

    rambu-rambu dan perlengkapan jalan, serta pelebaran jalan;

    pengembangan dan peningkatan jalan kolektor sekunder dan lokal sekunder

    yang menuju kawasan perdagangan dan jasa, permukiman, pariwisata,

    agrobisnis dan sentra industri, dengan prioritas peningkatan kualitas

    perkerasan jalan.

    peningkatan jalan poros desa dan jalan menuju daerah terisolir, dengan

    prioritas peningkatan perkerasan jalan dan pembangunan jembatan pada

    ruas :

    jalan Botolinggo-Pancur;

    jalan Klabang-Wonoboyo;

    jalan Cermee-Batu Ampar-Solor-Silapak,

    jalan Pakem- Ardisaeng;

    jalan Prajekan-Penang;

    jalan Sukorejo-Poloagung;

    jalan Tlogosari-Brambang; dan

    jalan Wringin-Sumbercanting-Semampir Banyuwulu.

    Pengembangan jalan lingkar Perkotaan Bondowoso yang melalui wilayah

    Kecamatan Bondowoso, Kecamatan Curahdami, Kecamatan Tegalampel

    dan Kecamatan Tenggarang, dengan prioritas pada ruas Pancoran

    Kejawan, mencakup perencanaan, pembebasan lahan, pembangunan

    jembatan dan pembangunan jalan.

    c. Rencana Penataan Pemanfaatan Ruang Jalan

    Rencana penataan ruang jalan meliputi penataan pemanfaatan bagian-bagian

    jalan, yaitu : ruang manfaat jalan (rumaja), ruang milik jalan (rumija), dan ruang

    pengawasan jalan (ruwasja), pada semua jaringan jalan yang ditetapkan sesuai

    ketentuan berlaku, dengan pengertian masing-masing adalah sbb :

    - Ruang manfaat jalan (rumaja) meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan

    ambang pengamannya, yang secara detail diperuntukkan bagi median,

    perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar,

    lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong,

    perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

    o Badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas sesuai dengan lebar badan

    jalan, tinggi ruang bebas bagi jalan arteri dan jalan kolektor paling

    rendah 5 (lima) meter, dan kedalaman ruang bebas bagi jalan arteri dan

    jalan kolektor paling rendah 1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan

    jalan. Mengacu pada ketentuan peraturan tentang jalan, lebar badan

    jalan ditetapkan minimal lebar 9 m untuk jalan kolektor, minimal 7,5 m

    untuk jalan lokal dan minimal 6,5 m untuk jalan lingkungan.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 18

    o Saluran tepi jalan hanya diperuntukkan bagi penampungan dan

    penyaluran air agar badan jalan bebas dari pengaruh air, dengan ukuran

    saluran tepi jalan ditetapkan sesuai dengan lebar permukaan jalan dan

    keadaan lingkungan.

    o Ambang pengaman jalan berupa bidang tanah dan/atau konstruksi

    bangunan pengaman yang berada di antara tepi badan jalan dan batas

    ruang manfaat jalan yang hanya diperuntukkan bagi pengamanan

    konstruksi jalan.

    Maka dimensi ruang manfaat jalan (rumaja) ditetapkan minimal 2 kali lebar

    badan jalan, sebagaimana tabel.

    - Ruang milik jalan (rumija) meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah

    tertentu di luar ruang manfaat jalan, diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan,

    pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta

    kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Sejalur tanah tertentu diatas

    dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai

    lansekap jalan. Lebar minimum ruang milik jalan sesuai spesifikasi

    penyediaan prasarana jalan adalah selebar 25 meter untuk jalan raya, 15

    meter untuk jalan sedang, dan 11 meter untuk jalan kecil.

    Dengan asumsi jalan raya adalah jalan kolektor dan jalan sedang adalah

    jalan lokal, serta jalan kecil adalah jalan lingkungan, maka ditetapkan lebar

    rumija adalah minimal 25 m untuk jalan kolektor primer, 20 m untuk jalan

    kolektor sekunder, lokal primer dan lokal sekunder, serta 15 m untuk jalan

    lingkungan primer dan sekunder (lihat tabel).

    - Ruang pengawasan (ruwasja) jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang

    milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan, yang

    dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu untuk pandangan bebas pengemudi

    dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan.

    Penetapan dimensi ruwasja minimum menggunakan asumsi bahwa apabila

    ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruwasja mengacu pada ketentuan

    perundangan ditentukan dari tepi badan jalan minimum dengan ukuran

    sebagai berikut:

    o jalan kolektor primer 10 meter;

    o jalan kolektor sekunder 5 meter;

    o jalan lokal primer 7 meter;

    o jalan lokal sekunder 3 meter;

    o jalan lingkungan primer 5 meter;

    o jalan lingkungan sekunder 2 meter; dan

    o jembatan 100 meter ke arah hilir dan hulu.

    Berdasarkan ketentuan-ketentuan minimal yang direferensi dari peraturan

    perundangan yang mengatur tentang jalan, maka kebutuhan penyediaan ruang

    untuk pengembangan jaringan jalan secara minimum dapat diidentifikasi

    sebagaimana tercantum dalam tabel 4.3. Sedangkan penetapan untuk setiap

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 19

    ruas jalan dan lokasi akan didasarkan pada analisis teknis pada saat dilakukan

    kajian atas permohonan izin pemanfaatan ruang.

    Prioritas penataan ruang bagian-bagian jalan di Kabupaten Bondowoso lebih

    ditekankan pada penyediaan Rumija yang memadai, guna mengantisipasi

    kebutuhan pelebaran jalan di masa mendatang, apabila kapasitas jalan yang ada

    sudah tidak dapat lagi menampung volume lalu-lintas. Dalam hal terdapat

    kendala dalam penentuan rumija terkait kondisi eksisting yang rumijanya

    berbeda-beda, maka digunakan penetapan rumija minimum yang disyaratkan.

    GAMBAR 4.4

    DIAGRAM KETENTUAN DIMENSI RUANG JALAN

    Sumber: PP No. 34 Tahun 2006 (penjelasan Pasal 33)

    TABEL 4.3

    RENCANA DIMENSI JALAN DI KABUPATEN BONDOWOSO

    No Jenis Jalan Min.

    Kecapatan (Km/Jam)

    Badan Jalan (m)

    Rumaja (m)

    Rumija (m)

    Ruwasja (m)

    Total Dimensi

    (m)*

    1. Kolektor Primer 40 > 9,0 > 18 > 25 > 10 > 29,0

    2. Kolektor Sekunder 20 > 9,0 > 18 > 20 > 5 > 19,0

    3. Lokal Primer 20 > 7,5 > 15 > 20 > 7 > 21,5

    4. Lokal Sekunder 10 > 7,5 > 15 > 20 > 3 > 13,5

    5. Lingkungan Primer 15 > 6,5 > 13 > 15 > 5 > 16,5

    6. Lingkungan Sekunder

    10 > 6,5 > 13 > 15 > 2 > 10,5

    Keterangan :

    - Berdasar UU 38 Tahun 2004 dan PP No. 34 Tahun 2006 dianalisis

    - Di Kabupaten Bondowoso tidak terdapat jalan arteri perimer dan sekunder.

    - Rumaja = meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya

    - Rumija = terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah - Ruwasja = ditentukan dari tepi badan jalan

    - Total dimensi adalah kebutuhan minimal ruang untuk prasarana jalan yang diasumsikan sudah mencakup ruwasja di kiri dan kanan jalan

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 20

    Dalam upaya kesinambungan pembangunan jalan dan untuk mewujudkan

    struktur wilayah yang dituju, perlu adanya rencana induk (masterplan) pengelolaan

    jalan kabupaten dengan pendekatan pembangunan jangka menengah (RPJM Jalan).

    4. Rencana Pengembangan Terminal

    Terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan transportasi jalan yang fungsi

    pokoknya adalah sebagai pelayanan umum, antara lain untuk tempat naik turun

    penumpang, pengendalian lalulintas dan angkutan umum, serta tempat perpindahan

    intra atau antar moda transportasi. Rencana lokasi terminal sesuai jenis

    pelayanannya di Kabupaten Bondowoso meliputi:

    Rencana pengembangan Terminal Bondowoso menjadi terminal Tipe B yang

    berlokasi di jalur jalan lingkar perkotaan Bondowoso, di Kecamatan Tenggarang

    yang memenuhi kriteria sesuai ketentuan.

    - Pengembangan Terminal dengan sistem terminal induk (Central

    Terminating), dimana lokasi terminal terletak di sekitar pusat wilayah

    (bukan di pinggiran atau perbatasan wilayah).

    - Sejalan dengan rencana pengembangan jalan lingkar kota Bondowoso dan

    upaya pengembangan kawasan perkotaan, maka perlu dikaji lebih lanjut

    alternatif pemindahan terminal induk Bondowoso pada jalur jalan lingkar

    yang direncanakan. Kajian tersebut mencakup aspek sistem transportasi

    yang lebih luas dan komprehensif sehingga tersusun Rencana Induk

    (masterplan) sistem transportasi wilayah Kabupaten Bondowoso.

    Rencana pengembangan terminal penumpang type C di beberapa Pusat

    Pelayanan (PKLp, PPK dan PPL) di setiap Pusat Pelayanan yang potensial,

    yaitu di Maesan, Prajekan, Sempol, Sukosari, Tamanan, Wonosari, dan Wringi

    dengan maksud untuk :

    - Menyediakan tempat yang layak dan memudahkan pergantian moda,

    sehingga tidak mengganggu arus lalulintas;

    - Memberikan kemudahan bagi penumpang dan bagi angkutan umum dalam

    mendapatkan penumpang, serta bagi pemerintah dalam penarikan

    retribusi;

    Pembangunan terminal penumpamng type C baru yang berasal dari

    pengembangan areal parkir, berfungsi untuk terminal dan pengaturan jadwal

    keberangkan angkutan pedesaan, yaitu di Desa Andungsari Kecamatan

    Pakem, Desa Binakal Kecamatan Binakal, Desa Botolinggo Kecamatan

    Botolinggo, Desa Gunosari Kecamatan Tlogosari, Desa Kladi Kecamatan

    Cermee, Desa Sempol dan Paltuding Kecamatan Sempol, dan Desa

    Sumberwringin Kecamatan Sumberwringin.

    Penyediaan halte pada pusat-pusat kegiatan masyarakat atau kawasan

    strategis, sebagai lokasi pemberhentian sementara bagi sarana transportasi

    (angkutan umum) untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Rencana

    pengembangan halte dipilih pada tempat yang strategis, yang diprioritaskan

    pada simpul-simpul kegiatan masyarakat di sepanjang jalur utama penghubung

    Situbondo Bondowoso Jember, Bondowoso Besuki dan Gardutak

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 21

    Banyuwangi, serta pusat kegiatan masyarakat dalam kawasan Perkotaan

    Bondowoso.

    5. Rencana Pengembangan Sarana Angkutan Umum

    Beberapa dasar kebijakan rencana pengembangan sistem angkutan umum di

    Kabupaten Bondowoso, diantaranya adalah:

    a. Kebijakan RTWRN, tidak memberikan arahan secara khusus untuk

    Kabupaten Bondowoso karena bukan sebagai wilayah pengembangan

    prasarana angkutan umum tingkat nasional. Kabupaten Bondowoso tidak

    memiliki terminal bus antar propinsi, bandara atau pun pelabuhan laut.

    b. Berdasarkan kebijakan RTRWP, Perkotaan Bondowoso termasuk wilayah

    rencana pengembangan infrastruktur transportasi propinsi, yaitu dalam

    pengembangan jaringan jalan kolektor primer, pengembangan akses

    menuju kawasan wisata Ijen, dan pengembangan jalur kereta api Jember-

    Bondowoso-Situbondo-Panarukan.

    Kondisi eksisting angkutan umum di Kabupaten Bondowoso, dilayani oleh

    sarana transportasi yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu

    meliputi bus besar (kapasitas 54 tempat duduk), bus sedang (kapasitas 32

    tempat duduk), dan Mobil Penumpang Umum (MPU). Sedangkan angkutan

    barang berupa pick-up, truk sedang, dan besar yang sebagian besar digunakan

    untuk mengangkut hasil bumi, seperti tebu, tembakau, dan tanaman pertanian

    lainnya. Untuk pelayanan transportasi skala kawasan, masih terdapat angkutan

    tradisional yaitu dokar, becak dan ojek. Keberadaan sarana angkutan ini masih

    sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    Rencana pengembangan pelayanannya angkutan umum penumpang di

    Kabupaten Bondowoso dapat dibedakan menjadi:

    - Angkutan umum Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) yang di masa

    mendatang dapat dikembangkan untuk melayani Perkotaan Bondowoso

    dan kota kota lain di luar Propinsi Jawa Timur, khususnya tujuan Bali;

    - Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP); yang melayani Perkotaan

    Bondowoso ke kota-kota lain di dalam Provinsi Jawa Timur meliputi :

    Bondowoso Jember/Surabaya

    Bondowoso Situbondo/Banyuwangi

    Bondowoso Besuki Probolinggo Surabaya

    Bondowoso Tamanan Sukowono Kabupaten Jember

    Bondowoso Sempol Licin Kabupaten Banyuwangi

    Penyediaan sarana angkutan bus AKDP tidak hanya secara kuantitas

    tetapi juga perlu meningkatkan kualitas pelayanan (ketepatan waktu dan

    kondisi armada bus). Pengembangan link (koneksi) angkutan antar kota

    juga perlu mempertimbangkan akses terhadap pelabuhan udara di

    Jember dan pelabuhan laut di Situbondo, sehingga aksesibilitas regional

    dan nasional Kabupaten Bondowoso semakin mudah dan cepat.

    - Angkutan perdesaan dikembangkan untuk melayani pergerakan penduduk

    antara Perkotaan Bondowoso dengan ibukota kecamatan di wilayah

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 22

    Kabupaten, jalur ini dilayani Mobil Penumpang Umum (MPU) yang

    biasanya juga melayani sampai perbatasan dengan wilayah kabupaten

    sekitarnya (Situbondo, Jember, dan Besuki). Pengembangan Trayek MPU

    yang beroperasi di Kabupaten Bondowoso dilakukan dengan

    mempertahankan trayek yang sudah ada dan menambah jalur-jalur baru,

    dengan perincian sebagai berikut:

    Bondowoso Prajekan - Cermee

    Bondowoso Klabang Botolinggo

    Bondowoso Sukosari Sempol Paltuding

    Bondowoso Sukosari Sumberwringin

    Bondowoso Pujer Tlogosari

    Maesan - Tamanan Jambesari Pujer Tlogosari

    Bondowoso Tegalampel Taman - Wonosari

    Bondowoso Curahdami Binakal

    Bondowoso Pal 9 Sumberdumpyong Andungsari Pakem

    Pada beberapa trayek perlu dikembangkan sarana angkutan umum yang

    multifungsi, yaitu angkutan orang sekaligus barang. Hal ini sesuai dengan

    pola/perilaku penumpang perdesaan yang umumnya membawa hasil

    bumi dengan volume yang relatif banyak.

    - Untuk kawasan perkotaan, khususnya kawasan perkotaan Bondowoso

    perlu dikembangkan trayek angkutan perkotaan, baik secara khusus

    maupun terintegrasi dengan angkutan perdesaan yang ada.

    Pengembangan angkutan perkotaan dilaksanakan secara bertahap dan

    sinergis dengan upaya mengurangi jumlah becak di perkotaan Bondowoso.

    Potensi pengembangan jalur angkutan umum di perkotaan Bondowoso,

    antara lain :

    Terminal Pasar Induk Nangkaan - Pancoran

    Terminal Pasar Induk Nangkaan Kembang - Jetis

    Terminal Pasar Induk Nangkaan Petung - Curahpoh

    Terminal Kademangan - Pasar Induk RSUD - Stadion

    Terminal Kademangan - Pasar Induk Alun-alun Kotakulon - Locare

    Terminal Pasar Induk Alun-alun Sekarputih

    Terminal Pejaten Sekarputih Locare.

    - Setiap upaya pengembangan trayek dan penyediaan sarana angkutan

    umum perlu didasarkan pada hasil studi yang komprehensif dan sosialisasi

    yang memadai guna memperoleh konsep pengembangan angkutan umum

    yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, efektif dan efisien.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 23

    PETA 4.3

    RENCANA JARINGAN JALAN KABUPATEN BONDOWOSO

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 24

    PETA 4.4

    RENCANA TRAYEK ANGKUTAN UMUM

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 25

    4.2.1.2 Rencana Transportasi Kereta Api

    1. Kebijakan Pengembangan sistem transportasi kereta api :

    a. RTRWN (PP Nomor 26 tahun 2008, pasal 20 dan 21) menguraikan:

    Jaringan jalur kereta api terdiri atas : jaringan jalur kereta api umum terdiri

    atas: jaringan jalur kereta api antarkota; dan jaringan jalur kereta api

    perkotaan, serta jaringan jalur kereta api khusus.

    Jaringan jalur kereta api antarkota dikembangkan untuk menghubungkan:

    PKN dengan pusat kegiatan di negara tetangga; antar-PKN; .PKW dengan

    PKN; atau antar-PKW.

    Jaringan jalur kereta api perkotaan yang dikembangkan untuk aksesibilitas di

    kawasan perkotaan, dan tidak dikembangkan di perkotaan Bondowoso.

    Jaringan jalur kereta api antarkota dan perkotaan beserta prioritas

    pengembangannya ditetapkan oleh menteri yang tugas dan tanggung

    jawabnya di bidang perkeretaapian.

    b. Berdasarkan RTRWP Jawa Timur, pengembangan sistem kereta api di

    Kabupaten Bondowoso diarahkan pada konsevasi dan pengaktifan kembali

    jalur kereta api yang mati, yaitu jalur kereta api Kalisat Bondowoso

    Situbondo - Panarukan.

    2. Kondisi eksisting jalur kereta api di Kabupaten Bondowoso, yaitu jalur rel kereta api

    Kalisat Bondowoso Situbondo, dihentikan operasionalnya oleh PT.KAI pada

    tahun 2002. Kondisi saat ini banyak prasarana rel, stasiun, pintu dan prasarana

    pendukung lainnya yang rusak dan tidak terawat, bahkan dimanfaatkan oleh

    beberapa pihak untuk penggunaan non transportasi.

    3. Rencana pengembangan pelayanan transportasi kereta api di Kabupaten

    Bondowoso diarahkan untuk mengaktifkan kembali sarana kereta api pada jalur

    Kalisat Bondowoso Situbondo, yang melalui wilayah Kecamatan Tamanan,

    Kecamatan Grujugan, Kecamatan Bondowoso, Kecamatan Tenggarang,

    Kecamatan Wonosari, Kecamatan Tapen, Kecamatan Klabang dan Kecamatan

    Prajekan dengan upaya :

    a. Pengamanan dan konservasi jalur rel kereta api, stasiun dan prasarana

    pendukung lainnya dalam rangka revitalisasi sistem angkutan kereta api.

    b. Mengaktifkan kembali pelayanan angkutan kereta api yang melintasi Kalisat

    Bondowoso Situbondo - Panarukan yang melintasi wilayah Kecamatan

    Tamanan, Grujugan, Bondowoso, Tenggarang, Wonosari, Tapen, Klabang dan

    Prajekan, sebagai salah satu alternatif moda transportasi antar wilayah,

    c. peningkatan peran pemerintah daerah dalam pelayanan transportasi kereta api

    dan

    d. Mengembangkan kerjasama dengan pihak lain dalam mengoptimalkan

    pemanfaatan sistem angkutan kereta api, sebagai sarana transportasi umum

    dan pengembangan pariwisata.

    Sistem transportasi kereta api dapat dilihat pada peta 4.6.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 26

    PETA 4.5

    RENCANA JALUR KERETA API

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 27

    4.3 Sistem Prasarana Lainnya

    Rencana sistem prasarana lainnya yang terdapat di Kabupaten Bondowoso

    meliputi rencana sistem jaringan prasarana energi, rencana sistem jaringan

    telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air dan rencana sistem jaringan

    drainase, persampahan, sanitasi, pengelolaan limbah industri dan jalur evakuasi

    bencana alam.

    4.3.1. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi

    1. Beberapa kebijakan yang mendasari pengembangan dan pengelolaan sisten

    jaringan energi, diantaranya adalah:

    a. PP Nonor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, khususnya pasal 41, menyebutkan

    bahwa jaringan transmisi tenaga listrik dikembangkan untuk menyalurkan

    tenaga listrik antar sistem yang menggunakan kawat saluran udara, kabel

    bawah tanah, atau kabel bawah laut.

    b. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan

    menyebutkan bahwa penyediaan pembangkit tenaga listrik bisa disediakan

    sendiri oleh pemerintah daerah yang distribusinya masih dilaksanakan oleh PT.

    PLN.

    c. Ketentuan Dirjen Cipta Karya, DPU tahun 1994 tentang standar perhitungan

    penentuan kebutuhan listrik adalah sebagai berikut:

    Skala prioritas pengembangan jaringan listrik sesuai dengan urgenitas

    pengembangan jaringan listrik, yang dikaitkan dengan radius pelayanan

    dan pengembangannya.

    Kebutuhan rumah tangga diasumsikan sebesar 900 watt per keluarga

    (rumah) dengan dasar perhitungan satu rumah tangga ditempati oleh 4-5

    orang dengan asumsi kebutuhan listrik per orang sebesar 200 watt.

    Sedangkan untuk kebutuhan non-rumah tangga, yaitu fasilitas umum

    sebesar 10%, industri 25%, komersial 20%, dan penerangan jalan

    perkotaan adalah 10% dari jumlah kebutuhan rumah tangga (domestik).

    2. Kondisi eksisting sistem jaringan listrik di Kabupaten Bondowoso sebagian besar

    telah menjangkau seluruh kecamatan dan seluruh desa yang ada, walaupun pada

    beberapa bagian desa (dusun), masih belum terjangkau layanan listrik PLN. Sistem

    distribusi listrik yang ada meliputi : gardu induk, saluran distribusi tegangan tinggi

    (SUTT) dan tegangan rendah (SUTR) dengan pola jaringan sesuai ketentuan

    teknis PT.PLN.

    GAMBAR 4.4

    DIAGRAM SISTEM JARINGAN LISTRIK

    Sumber: Hasil Analisis, 2011

    Sumber Tegangan Distribusi Tegangan Gardu Induk Konsumen

    SUTR SUTT/SUTET

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 28

    3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi

    Secara umum arahan pengembangan jaringan prasarana energi adalah untuk

    menyediakan tenaga listrik yang layak untuk berbagai kegiatan masyarakat, dan

    transmisi (distribusi) tenaga listrik yang menjangkau seluruh wilayah permukiman

    dan pusat-pusat kegiatan, dengan meningkatkan kapasitas terpasang serta

    kapasitas terpakai, serta pengembangan listrik di daerah-daerah terpencil dengan

    memanfaatkan energi alternatif. Sedangan secara khusus rencana jaringan

    energi/kelistrikan di Kabupaten Bondowoso meliputi:

    Rencana sistem jaringan prasarana energi adalah sistem jaringan listrik yang

    terdiri atas gardu induk, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), dan tegangan

    rendah dengan pola jaringan sesuai ketentuan teknis oleh instansi terkait.

    Rencana jaringan energy yang diintegrasikan dengan sistem jaringan listrik Jawa

    Bali dengan prasarana pendukungnya, meliputi:

    Gardu Induk di Kecamatan Tenggarang;

    Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Kecamatan Maesan, Kecamatan

    Grujugan, Kecamatan Tenggarang, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Tapen,

    Kecamatan Klabang, Kecamatan Botolinggo, dan Kecamatan Prajekan. dan

    Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan pola jaringan distribusi

    mengikuti pola jaringan jalan dan sebaran kawasan permukiman di seluruh

    kecamatan.

    Penyediaan energi listrik dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan listrik

    untuk rumah tangga (domestik), dan kebutuhan non-rumah tangga, yaitu fasilitas

    umum, industri, komersial, dan penerangan jalan, serta asumsi cakupan

    kawasan permukiman yang akan dilayani.

    Pengembangan sistem jaringan listrik diarahkan untuk menyediakan energi listrik

    yang layak untuk berbagai kegiatan konsumsi dan produksi oleh masyarakat

    dengan meningkatkan kapasitas terpasang dan kapasitas terpakai.

    Pengembangan pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi mikrohidro,

    tenaga surya, panas bumi, dan energi alternatif lainnya untuk mendukung

    ketersediaan energi listrik, khususnya di daerah terpencil dan terisolir.

    Sehingga kebutuhan listrik di wilayah Kabupaten Bondowoso diperkirakan adalah

    seperti pada tabel 4.4

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 29

    TABEL 4.4 KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN BONDOWOSO SAMPAI DENGAN TAHUN 2031

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 30

    PETA 4.6

    RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA LISTRIK

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 31

    4.3.2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

    1. Kebijakan pengembangan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Bondowoso,

    diantaranya didasarkan pada :

    a. Arahan RTRW Nasional yang menetapkan jenis jaringan prasarana

    telekomunikasi, yaitu:

    Jaringan terestrial ditetapkan dengan kriteria:

    - menghubungkan antarpusat perkotaan nasional;

    - menghubungkan pusat perkotaan nasional dengan pusat kegiatan di

    negara lain;

    - mendukung pengembangan kawasan andalan; atau

    - mendukung kegiatan berskala internasional.

    Jaringan satelit ditetapkan dengan kriteria ketersediaan orbit satelit dan

    frekuensi radio yang telah terdaftar pada lembaga pengatur telekomunikasi

    nasional dan internasional yang berwenang.

    b. Arahan RTRWP Jawa Timur yang telah menguraikan rencana pengembangan

    prasarana telematika yang diarahkan pada peningkatan jangkauan pelayanan

    dan kemudahan mendapatkan pelayanan, yang dalam hal ini, penyediaan

    tower BTS (Base Transceiver Station) sangat penting untuk menjangkau ke

    pelosok perdesaan.

    Dengan semakin berkembangnya teknologi, serta untuk peningkatan

    kebutuhan dan pelayanan masyarakat, perlu dilakukan peningkatan jumlah dan

    mutu telematika pada tiap wilayah, yaitu dengan:

    Menerapkan teknologi telekomunikasi berbasis teknologi modern;

    Pembangunan teknologi telekomunikasi pada wilayah pusat pertumbuhan;

    Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan

    setiap wilayah pertumbuhan dengan ibukota kabupaten, serta

    Mengarahkan pemanfaatan secara bersama, satu menara (tower) BTS untuk

    beberapa BTS atau operator telepon seluler dengan pengelolaan yang baik,

    sehingga efisien dalam pemanfaatan ruang untuk menara.

    2. Kondisi Eksisiting

    Penggunaan fasilitas telekomunikasi oleh masyarakat Kabupaten Bondowoso

    meliputi prasarana telekomunikasi dan informatika. Sistem telekomunikasi dan

    informasi meliputi jaringan telepon kabel, telepon seluler, jaringan internet dan

    penyiaran, baik radio maupun televisi. Ketentuan penyelenggaraan komunikasi

    dan penyiaran telah diatur oleh pemerintah dengan peraturan yang ada.

    3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

    Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi prasarana

    telekomunikasi dan prasarana penyampaian informasi yang terdiri atas jaringan

    kabel dan non kabel (pancaran gelombang), yang secara fisik diwujudkan dalam

    bentuk : jaringan kabel telepon, menara telekomunikasi, unit layananan (wartel,

    warnet, telepon umum), studio radio dan studio televisi. Semua diarahkan untuk

    mendukung aktifitas sosial ekonomi masyarakat dan pembangunan daerah.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 32

    4.3.2.1. Rencana Sistem Jaringan Telepon

    1. Kebijakan pengembangan standar layanan telekomunikasi kabel yang dipakai

    adalah pedoman Dirjen Cipta Karya, DPU tahun 1994 tentang standar kebutuhan

    sambungan telepon sebagai berikut:

    - telepon rumah tangga adalah setiap 100 jiwa minimal terdapat 1 SST;

    - telepon umum adalah setiap 1000 jiwa minimal terdapat 1 SST.

    - Sesuai perkembangan terkini, standar kebutuhan telepon umum dapat

    dipergunakan sebagai pendekatan dalam menentukan kebutuhan agen

    telekomunikasi (wartel, kiostel, warnet, dan sebagainya).

    2. Kondisi eksisting jaringan telepon di Kabupaten Bondowoso, berupa jaringan

    telepon kabel telah menjangkau 22 kecamatan dari 23 kecamatan yang ada.

    Kecamatan Sempol masih belum terlayani jaringan telepon kabel. Namun

    perkembangan telepon kabel cenderung stagnan dengan berkembangnya sistem

    seluler (wireless dan satelit). Kebutuhan komunikasi pada kawasan terpencil atau

    pun kepadatan tinggi yang tidak terlayani sistem kabel telah terpenuhi dengan

    sistem seluler.

    3. Rencana pengembangan jaringan telepon kabel di masa mendatang lebih

    diarahkan pada :

    Peningkatan kapasitas sambungan telepon kabel pada kawasan perdagangan

    dan jasa, industri, fasilitas umum dan sosial, terminal, permukiman dan

    kawasan yang baru dikembangkan; dan

    Penyediaan sarana telekomunikasi untuk umum pada lokasi strategis, yang

    sering diakses publik atau kawasan pusat kegiatan masyarakat.

    Dalam pengembangannya masih diperlukan perluasan area pelayanan untuk

    meningkatkan jumlah pelanggan fasilitas telekomunikasi telepon, mengingat pada

    masa mendatang, komunikasi merupakan kebutuhan yang diperlukan masyarakat.

    Pengembangan layanan tidak hanya untuk daerah perkotaan saja tetapi juga

    daerah pedesaan. Selengkapnya arahan rencana kebutuhan dan penyediaan

    jaringan telepon dapat dilihat pada tabel 4.5 dan peta 4.7.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 33

    TABEL 4.5

    ARAHAN PENYEDIAAN JARINGAN TELEPON

    KABUPATEN BONDOWOSO SAMPAI DENGAN TAHUN 2031

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 34

    PETA 4.7

    RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI TELEPON

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 35

    4.3.2.2. Rencana Pengembangan Menara Telekomunikasi

    1. Kebijakan penataan dan pengembangan menara telekomunikasi seluler di

    Kabupaten Bondowoso, secara umum juga didasarkan pada RTRW Nasional,

    RTRWP Jawa Timur, dan ketentuan Kementerian yang terkait (Kemenkominfo,

    Kemen-PU dan Kemendagri). Berdasar ketentuan tersebut pemerintah daerah

    berkewajiban menata penempatan lokasi menara telekomunikasi agar secara

    teknis, sosial dan ekonomi dapat diterima masyarakat dan sinergi dengan upaya

    mendukung pembangunan daerah.

    2. Kondisi Eksisting

    Keberadaan menara seluler di Kabupaten Bondowoso, berdasarkan identifikasi

    sebaran menara eksisting menunjukkan jumlah yang relatif banyak dengan

    persebaran hampir di semua kecamatan. Dengan melihat kecenderungan

    pertumbuhan calom pemakai (konsumen) telepon seluler dan pertambahan

    operator telepon seluler, maka kebutuhan menara seluler untuk Kabupaten

    Bondowoso ke depan masih sangat besar. Dari aspek ekonomi memang sangat

    prospektif namun dari aspek teknis pemanfaatan ruang berpotensi menimbulkan

    permasalahan dan konflik di masyarakat.

    3. Rencana Pengembangan Menara Telekomunikasi Bersama

    Bertolak dari kondisi eksisting dan dalam dalam rangka mewujudkan konsep dasar

    penataan lokasi menara telekomunikasi yang efisien dan efektif, maka menara

    yang akan dikembangkan harus dapat digunakan secara bersama. Menara yang

    dibangun/disediakan oleh penyelenggara telekomunikasi dan atau penyedia

    menara, harus memiliki spesifikasi teknis yang mampu menampung beberapa

    (minimal 3) BTS atau pemancar.

    Metode yang digunakan dalam menghitung kebutuhan BTS dan menentukan lokasi

    ideal menara untuk menyediakan layanan selular, adalah dengan menghitung

    kecukupan traffic yang sebanding dengan potensi pelanggan dan kemampuan

    meng-cover seluruh area potensial selular sebuah BTS, yang secara detail meliputi

    Menggunakan parameter jumlah penduduk di setiap Kecamatan,

    Menentukan teledensity jumlah pengguna selular di sebuah Kabupaten,

    Menentukan intensitas trafik per pengguna selular,

    Menghitung kapasitas trafik per BTS,

    Menghitung jumlah BTS yang diperlukan

    Melakukan plotting per-sebaran posisi menara pada peta digital dengan meng-

    overlay seluruh kelengkapan peta, dan

    Melakukan prediksi coverage dari sebuah BTS dan coverage dari keseluruhan

    konfigurasi BTS untuk mendapatkan coverage yang paling optimal.

    Beberapa data yang didefinisikan sebagai asumsi:

    Tingkat teledensitas layanan selular di Indonesia pada saat ini adalah berkisar

    antara 20%~40%. Adapun untuk Kabupaten Bondowoso teledensitas selular

    diasumsikan 50% yang berarti setiap 2 (dua) penduduk memiliki 1 handphone.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 36

    Intensitas trafik per pelanggan selular per hari adalah 75 mili Erlang pada area

    urban, 67 mili Erlang pada area sub_urban dan 50 mili Erlang pada area rural.

    Berdasarkan data-data teknis traffic handling BTS per sector maksimal dengan

    4 kanal frekuensi adalah 20,15 Erlang pada tingkat kualitas layanan (GOS,

    Grade of Service) = 0,02, yang berarti terjadi kegagalan panggilan sebanyak 2

    kali dari 100 kali panggilan).

    Maka dengan asumsi seluruh BTS menggunakan 3 sector dan total 12 kanal

    frekuensi mampu untuk menghandle traffic sebesar 60.45 Erlang (60.45 jam

    panggil/calling dan terima/called).

    Dengan cara diatas dihasilkan kawasan dengan beberapa menara (eksisting)

    dalam satu area layanan yang sama. Hasil perbandingan tingkat kemampuan

    layanan (dalam %) dari BTS pada masing-masing menara digunakan sebagai

    rencana (rekomendasi) pemanfaatan menara menara bersama. Menara

    dengan posisi dan tingkat kapasitas layanan terbaik baik dari segi prosentase

    maupun kemampuan melingkupi sasaran-sasaran (fasilitas kegiatan) penting

    diarahkan untuk menjadi pilihan lokasi menara bersama.

    Berdasarkan uraian diatas rencana pengembangan atau penambahan

    kebutuhanan BTS di Kabupaten Bondowoso sampai dengan tahun 2031 adalah

    sebanyak 254 unit BTS sedangkan untuk kebutuhan menara bersama adalah

    sebanyak 85 unit. Dengan penerapan konsep menara bersama maka pertumbuhan

    jumlah menara akan dapat ditekan sehingga mengurangi ancaman kecelakaan

    menara gagal konstruksi dan mengurangi daya resistensi masyarakat.

    TABEL 4.6

    RENCANA PENGEMBANGAN MENARA SELULER (MENARA BERSAMA)

    DI KABUPATEN BONDOWOSO SAMPAI TAHUN 2031

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 37

    4. Rencana Penataan Lokasi Menara Bersama (Cell-plan)

    Rencana titik menara bersama untuk seluler dirumuskan berdasarkan titik paling

    optimum dari area optimum pengembangan menara, sebagaimana telah diarahkan

    pengembangannya. Rencana pengembangan menara bersama diklasifikasikan

    berdasarkan tinggi gelombang (band width) yang dipancarkan oleh panel BTS,

    yang selama ini digunakan oleh operator.

    Arahan bagi pembangunan/penyediaan prasarana menara (tower), baik untuk

    kepentingan telekomunikasi maupun kepentingan lainnya harus memperhatikan/

    ketentuan sbb:

    Penentuan lokasi menara ditentukan dengan memperhatikan potensi

    ketersediaan lahan, pola persebaran permukiman, perkembangan teknologi

    dan sistem pelayanan telekomunikasi, kepadatan pemakaian jasa

    telekomunikasi, serta kaidah penataan ruang dan penataan lingkungan.

    Pedoman atau petunjuk teknis dari lembaga yang berwenang menilai kelayakan

    konstruksi menara sehingga menjamin tingkat keamanan yang tinggi.

    Jarak aman antara antena dengan bangunan atau tempat aktifitas masyarakat

    sehingga meminimalkan kemungkinan korban jiwa apabila terjadi kecelakaan

    konstruksi dan bencana.

    Kesesuaian peruntukan lahan dengan mempertimbangkan keberadaan

    kawasan lindung maupun budidaya.

    Apabila karena pertimbangan teknis cakupan pelayanan, menara harus berada

    di tengah permukiman, maka persetujuan dan kesiapan masyarakat sekitar

    khususnya dalam menerima resiko atau dampak negatif, menjadi kunci penentu

    pemberian izin pembangunan menara.

    Lokasi menara mencakup area dengan radius maksimal 500 (lima ratus) meter

    dari titik koordinat yang ditentukan dalam Daftar Lokasi Rencana Menara

    Telekomunikasi (Tabel 4.7. dan Peta 4.8.).

    Adapun prinsip-prinsip penerapan kebijakan menara bersama adalah sbb:

    Dalam satu kawasan yang memiliki cakupan layanan yang sama, BTS-BTS

    harus ditempatkan pada satu menara, dengan jumlah maksimal BTS

    (pemancar) 3 unit pada setiap menara.

    Menara dapat dibangun pada suatu zona tertentu yang memiliki luas tertentu

    yang disebut zona menara.

    Menara baru dapat dibangun setelah menara yang telah dibangun lebih dahulu

    terisi penuh dengan BTS.

    Diperlukan pola kerjasama yang baik antar pelaku telekomunikasi seluler untuk

    mewujudkan sistem menara bersama ini.

    Ketentuan detail pelaksanaan kebijakan menara bersama dan titik koordinat

    zona menara akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

    Arahan lokasi pembangunan menara seluler (dengan konsep menara bersama)

    secara tentatif menyebar di seluruh wilayah kabupaten, sebagaimana disajikan

    pada Tabel 4.7 dan Peta 4.8 tentang Rencana Sebaran Lolasi Menara

    Telekomunikasi di Kabupaten Bondowoso.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 38

    TABEL 4.7

    RENCANA LOKASI MENARA TELEKOMUNIKASI

    No. Lokasi Kode Lokasi Longitude Lattitude Desa/Kelurahan Kecamatan

    mp_bdwoso01 maesan_01 113.777 -8.03708 Suger Lor MAESAN

    mp_bdwoso02 maesan_02 113.778 -8.02757 Gambangan MAESAN

    mp_bdwoso03 maesan_03 113.78 -8.01428 Maesan MAESAN

    mp_bdwoso04 maesan_04 113.801 -8.01651 Sumberanyar MAESAN

    mp_bdwoso05 maesan_05 113.748 -8.03448 Sucolor MAESAN

    mp_bdwoso06 maesan_06 113.802 -8.04857 Sumbersari MAESAN

    mp_bdwoso07 maesan_07 113.787 -8.00012 Pakuniran MAESAN

    mp_bdwoso08 maesan_08 113.797 -8.03611 Suger Lor MAESAN

    mp_bdwoso09 gjugan_01 113.794 -7.9855 Taman GRUJUGAN

    mp_bdwoso10 gjugan_02 113.766 -7.98335 Kabuaran GRUJUGAN

    mp_bdwoso11 gjugan_03 113.797 -7.97391 Dadapan GRUJUGAN

    mp_bdwoso12 gjugan_04 113.82 -7.97177 Tegalmijin GRUJUGAN

    mp_bdwoso13 gjugan_05 113.83 -7.95555 Kejawan GRUJUGAN

    mp_bdwoso14 gjugan_06 113.783 -7.95983 Wonosari GRUJUGAN

    mp_bdwoso15 gjugan_07 113.815 -7.98347 Tegalmijin GRUJUGAN

    mp_bdwoso16 tmnan_01 113.829 -7.99941 Kalianyar TAMANAN

    mp_bdwoso17 tmnan_02 113.83 -8.01601 Tamanan TAMANAN

    mp_bdwoso18 tmnan_03 113.821 -8.01765 Sukosari TAMANAN

    mp_bdwoso19 tmnan_04 113.821 -8.0345 Sukosari TAMANAN

    mp_bdwoso20 tmnan_05 113.845 -8.04457 Mengen TAMANAN

    mp_bdwoso21 tmnan_06 113.864 -8.00541 Pucang Anom TAMANAN

    mp_bdwoso22 tmnan_07 113.858 -7.97852 Tegalpasir TAMANAN

    mp_bdwoso23 tmnan_08 113.839 -7.98087 Jambesari TAMANAN

    mp_bdwoso24 tmnan_09 113.846 -8.00452 Sumberkemuning TAMANAN

    mp_bdwoso25 tmnan_10 113.811 -7.9971 Wonosuko TAMANAN

    mp_bdwoso26 pujer_01 113.89 -7.97859 Maskuning Kulon PUJER

    mp_bdwoso27 pujer_02 113.855 -7.95957 Pengarang PUJER

    mp_bdwoso28 pujer_03 113.874 -7.98894 Alassumur PUJER

    mp_bdwoso29 pujer_04 113.885 -7.94872 Randucangkring PUJER

    mp_bdwoso30 pujer_05 113.887 -8.00778 Sukokerto PUJER

    mp_bdwoso31 pujer_06 113.916 -8.01038 Sukowono PUJER

    mp_bdwoso32 pujer_07 113.903 -7.99693 Sukowono PUJER

    mp_bdwoso33 tlgsari_01 113.91 -7.97667 Pakisan TLOGOSARI

    mp_bdwoso34 tlgsari_02 113.92 -7.98812 Pakisan TLOGOSARI

    mp_bdwoso35 tlgsari_03 113.922 -7.9632 Jebung Kidul TLOGOSARI

    mp_bdwoso36 tlgsari_04 113.932 -7.99832 Tlogosari TLOGOSARI

    mp_bdwoso37 tlgsari_05 113.954 -8.00789 Kembang TLOGOSARI

    mp_bdwoso38 tlgsari_06 113.979 -8.00325 Gunosari TLOGOSARI

    mp_bdwoso39 tlgsari_07 113.953 -7.97654 Trotosari TLOGOSARI

    mp_bdwoso40 tlgsari_08 113.898 -7.96307 Patemon TLOGOSARI

    mp_bdwoso41 sksari_01 113.973 -7.92729 Nogosari SUKOSARI

    mp_bdwoso42 sksari_02 113.932 -7.93671 Kerang SUKOSARI

    mp_bdwoso43 sksari_03 113.996 -7.95274 Nogosari SUKOSARI

    mp_bdwoso44 sbwringin_01 113.951 -7.95724 Tegaljati SUMBERWRINGIN

    mp_bdwoso45 sbwringin_02 113.977 -7.97204 Sukosari Kidul SUMBERWRINGIN

    mp_bdwoso46 sbwringin_03 113.967 -7.9481 Sumbergading SUMBERWRINGIN

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 39

    No. Lokasi Kode Lokasi Longitude Lattitude Desa/Kelurahan Kecamatan

    mp_bdwoso47 sbwringin_04 113.996 -7.9834 Sumbergading SUMBERWRINGIN

    mp_bdwoso48 sbwringin_05 114.055 -8.00085 Sukorejo SUMBERWRINGIN

    mp_bdwoso49 sbwringin_06 114.019 -7.96615 Sukorejo SUMBERWRINGIN

    mp_bdwoso50 tapen_01 113.934 -7.85212 Taal TAPEN

    mp_bdwoso51 tapen_02 113.921 -7.87121 Tapen TAPEN

    mp_bdwoso52 tapen_03 113.92 -7.88678 Gununganyar TAPEN

    mp_bdwoso53 tapen_04 113.95 -7.88838 Mangli Wetan TAPEN

    mp_bdwoso54 tapen_05 113.946 -7.90879 Wonokusumo TAPEN

    mp_bdwoso55 tapen_06 113.936 -7.87679 Kalitapen TAPEN

    mp_bdwoso56 wnsari_01 113.897 -7.88268 Kapuran WONOSARI

    mp_bdwoso57 wnsari_02 113.88 -7.89223 Traktakan WONOSARI

    mp_bdwoso58 wnsari_03 113.895 -7.9061 Pasarejo WONOSARI

    mp_bdwoso59 wnsari_04 113.914 -7.91186 Bendoarum WONOSARI

    mp_bdwoso60 wnsari_05 113.875 -7.91825 Jumpong WONOSARI

    mp_bdwoso61 wnsari_06 113.897 -7.92729 Tumpeng WONOSARI

    mp_bdwoso62 wnsari_07 113.909 -7.94497 Lombok Wetan WONOSARI

    mp_bdwoso63 tgarang_01 113.866 -7.90335 Tangsil Kulon TENGGARANG

    mp_bdwoso64 tgarang_02 113.852 -7.92235 Bataan TENGGARANG

    mp_bdwoso65 tgarang_03 113.851 -7.90876 Tenggarang TENGGARANG

    mp_bdwoso66 tgarang_04 113.84 -7.93878 Sumbersalam TENGGARANG

    mp_bdwoso67 tgarang_05 113.857 -7.94369 Kajar TENGGARANG

    mp_bdwoso68 tgarang_06 113.86 -7.93127 Lojajar TENGGARANG

    mp_bdwoso69 tgarang_07 113.875 -7.96238 Kasemek TENGGARANG

    mp_bdwoso70 bdwoso_01 113.843 -7.91322 Kademangan BONDOWOSO

    mp_bdwoso71 bdwoso_02 113.833 -7.91272 Dabasah BONDOWOSO

    mp_bdwoso72 bdwoso_03 113.833 -7.91967 Tamansari BONDOWOSO

    mp_bdwoso73 bdwoso_04 113.822 -7.90902 Badean BONDOWOSO

    mp_bdwoso74 bdwoso_05 113.815 -7.91017 Badean BONDOWOSO

    mp_bdwoso75 bdwoso_06 113.82 -7.91636 Badean BONDOWOSO

    mp_bdwoso76 bdwoso_07 113.816 -7.92521 Nangkaan BONDOWOSO

    mp_bdwoso77 bdwoso_08 113.813 -7.91643 Badean BONDOWOSO

    mp_bdwoso78 bdwoso_09 113.813 -7.93716 Kembang BONDOWOSO

    mp_bdwoso79 bdwoso_10 113.809 -7.94832 Pancoran BONDOWOSO

    mp_bdwoso80 bdwoso_11 113.806 -7.9617 Pancoran BONDOWOSO

    mp_bdwoso81 bdwoso_12 113.825 -7.92757 Nangkaan BONDOWOSO

    mp_bdwoso82 bdwoso_13 113.824 -7.93421 Sukowiryo BONDOWOSO

    mp_bdwoso83 bdwoso_14 113.799 -7.94327 Kembang BONDOWOSO

    mp_bdwoso84 bdwoso_15 113.856 -7.89307 Pejaten BONDOWOSO

    mp_bdwoso85 bdwoso_16 113.825 -7.92038 Dabasah BONDOWOSO

    mp_bdwoso86 crdami_01 113.809 -7.90422 Curahdami CURAHDAMI

    mp_bdwoso87 crdami_02 113.797 -7.89703 Silolembu CURAHDAMI

    mp_bdwoso88 crdami_03 113.79 -7.91393 Curahpoh CURAHDAMI

    mp_bdwoso89 crdami_04 113.785 -7.93437 Pakuwesi CURAHDAMI

    mp_bdwoso90 crdami_05 113.802 -7.92733 Kupang CURAHDAMI

    mp_bdwoso91 bnakal_01 113.789 -7.88734 Sumbertengah BINAKAL

    mp_bdwoso92 bnakal_02 113.78 -7.87836 Sumbertengah BINAKAL

    mp_bdwoso93 bnakal_03 113.771 -7.8975 Binakal BINAKAL

    mp_bdwoso94 pakem_01 113.766 -7.87048 Patemon PAKEM

    mp_bdwoso95 pakem_02 113.752 -7.85946 P A K E M PAKEM

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 40

    No. Lokasi Kode Lokasi Longitude Lattitude Desa/Kelurahan Kecamatan

    mp_bdwoso96 pakem_03 113.736 -7.87451 Gadingsari PAKEM

    mp_bdwoso97 pakem_04 113.721 -7.89191 Kupang PAKEM

    mp_bdwoso98 wringin_01 113.777 -7.85247 Sumbermalang WRINGIN

    mp_bdwoso99 wringin_02 113.766 -7.83825 Jatitamban WRINGIN

    mp_bdwoso100 wringin_03 113.754 -7.8052 Sumbercanting WRINGIN

    mp_bdwoso101 wringin_04 113.74 -7.79353 Sumbercanting WRINGIN

    mp_bdwoso102 wringin_05 113.769 -7.81435 Banyuputih WRINGIN

    mp_bdwoso103 wringin_06 113.744 -7.83458 Jatisari WRINGIN

    mp_bdwoso104 wringin_07 113.759 -7.82465 Glingseran WRINGIN

    mp_bdwoso105 tgampel_01 113.827 -7.89551 Karanganyar TEGALAMPEL

    mp_bdwoso106 tgampel_02 113.84 -7.88117 Mandiro TEGALAMPEL

    mp_bdwoso107 tgampel_03 113.854 -7.86778 Kretek TEGALAMPEL

    mp_bdwoso108 tgampel_04 113.844 -7.89856 Sekarputih TEGALAMPEL

    mp_bdwoso109 tgampel_05 113.817 -7.87392 Tanggulangin TEGALAMPEL

    mp_bdwoso110 tgampel_06 113.878 -7.86392 Kemuningan TEGALAMPEL

    mp_bdwoso111 tgampel_07 113.868 -7.88204 Paguan TEGALAMPEL

    mp_bdwoso112 klabang_01 113.943 -7.83897 Klabang KLABANG

    mp_bdwoso113 klabang_02 113.956 -7.83035 Besuk KLABANG

    mp_bdwoso114 klabang_03 113.965 -7.81823 Lumutan KLABANG

    mp_bdwoso115 klabang_04 113.965 -7.85007 Blimbing KLABANG

    mp_bdwoso116 klabang_05 113.982 -7.87195 Karanganyar KLABANG

    mp_bdwoso117 klabang_06 113.995 -7.8901 Botolinggo KLABANG

    mp_bdwoso118 klabang_07 113.985 -7.8486 Lumutan KLABANG

    mp_bdwoso119 sempol_01 114.15 -8.00143 Kalianyar SEMPOL

    mp_bdwoso120 sempol_02 114.096 -8.02913 Sempol SEMPOL

    mp_bdwoso121 prjekan_01 113.975 -7.81506 Prajekan Kidul PRAJEKAN

    mp_bdwoso122 prjekan_02 113.976 -7.80154 Prajekan Kidul PRAJEKAN

    mp_bdwoso123 prjekan_03 113.982 -7.78855 Walidono PRAJEKAN

    mp_bdwoso124 prjekan_04 113.999 -7.80504 Sempol PRAJEKAN

    mp_bdwoso125 prjekan_05 114.003 -7.82469 Sempol PRAJEKAN

    mp_bdwoso126 prjekan_06 114.005 -7.84461 Sempol PRAJEKAN

    mp_bdwoso127 cerme_01 113.994 -7.77811 Grujugan CERMEE

    mp_bdwoso128 cerme_02 114.015 -7.77858 Grujugan CERMEE

    mp_bdwoso129 cerme_03 114.037 -7.78194 Ramban Wetan CERMEE

    mp_bdwoso130 cerme_04 114.05 -7.77834 Cermee CERMEE

    mp_bdwoso131 cerme_05 114.074 -7.7792 Bercak CERMEE

    mp_bdwoso132 cerme_06 114.051 -7.76468 Cermee CERMEE

    mp_bdwoso133 cerme_07 114.032 -7.80839 Ramban Wetan CERMEE

    mp_bdwoso134 cerme_08 114.018 -7.79302 Grujugan CERMEE

    Sumber : Bappeda Kabupaten Bondowoso, 2010 Catatan : Koordinat Lokasi sudah mencakup menara eksisting pada saat studi ini disusun.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 41

    PETA 4.8

    RENCANA LOKASI MENARA TELEKOMUNIKASI (CELL-PLAN)

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 42

    4.3.2.3. Rencana Lokasi Pemancar Televisi dan Radio

    Kabupaten Bondowoso dengan kondisi bentang alam yang berpegunungan dan

    berbukit-bukit merupakan lokasi strategis bagi perletakan menara penyiaran radio dan

    televisi, baik yang beorientasi layanan lokal maupun regional.

    Arahan penyediaan menara pemancar televisi dan radio secara umum adalah

    sebagai berikut :

    Letak lokasi pemancar televisi yang diusulkan sebaiknya direncanakan hingga

    dicapai kuat medan maksimum sebagaimana yang dipersyaratkan, dan tidak

    menimbulkan gangguan interferensi di daerah layanan lain. Sebagai catatan

    layanan penyiaran televisi dengan daya yang tinggi dapat menyebabkan

    interferensi yang serius pada layanan komunikasi, meskipun layanan televisi telah

    memenuhi semua persyaratan teknis seperti radiasi di luar band, dan telah

    dipisahkan dengan baik dari layanan lain.

    Dalam suatu daerah layanan, sebaiknya pemancar televisi baru berada co-located

    (bersama) dengan pemancar televisi dan radio FM-VHF yang ada, dan juga

    sebaiknya dapat menggunakan fasilitas menara secara bersama, terutama jika

    layanan yang akan diberikan berada pada daerah yang sama.

    Apabila beberapa stasiun pemancar berada dalam satu lokasi tetapi tidak

    menggunakan fasilitas menara secara bersama, maka jarak orientasi dan

    tingginya harus dibuat sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya refleksi dan re-

    radiasi.

    Untuk menara pemancar radio, berlaku juga ketentuan teknis konstruksi menara

    sebagaimana diatas dengan penyesuaian sesuai spesifikasi teknologi yang

    dikembangkan.

    Penggunaan gelombang untuk komunikasi dan penyiaran diatur tata laksananya

    sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

    Pengembangan prasarana telekomunikasi dan informatika untuk tujuan

    penyelenggaraan pemerintahan diatur dengan Peraturan Bupati.

    4.3.3. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

    Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air di Kabupaten

    Bondowoso meliputi: sungai, waduk, embung, jaringan irigasi, jaringan air baku untuk

    air bersih dan jaringan air bersih ke kelompok pengguna. Dasar kebijakan

    pengembangan sistem jaringan sumberdaya air di Kabupaten Bondowoso, diantaranya

    adalah:

    RTRWN (PP Nomor 26 tahun 2008) menyatakan bahwa wilayah sungai dan

    cekungan air tanah lintas propinsi, merupakan wilayah strategis nasional.

    Dimana pengelolaannya ditetapkan dengan peraturan menteri yang tugas dan

    tanggung jawabnya di bidang sumber daya air. Namun khusus di wilayah

    Kabupaten Bondowoso, tidak ada wilayah sungai yang masuk kategori strategis

    nasional.

  • Bab 4 : Rencana Struktur Ruang Wilayah

    RTRW Kabupaten Bondowoso Tahun 2011 2031

    IV- 43

    Kriteria penetapan kawasan sekitar danau/waduk menurut PP Nomor 26 Tahun

    2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional meliputi : daratan

    dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik

    pasang air danau atau waduk tertinggi; atau daratan sepanjang tepian danau

    atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau

    atau waduk.

    RTRWP Jawa Timur secara khusus menguraikan bahwa pengembangan

    prasarana pengairan untuk wilayah Kabupaten Bondowoso diarahkan dalam

    upaya pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air bersih dengan

    melakukan penetapan mata air, dan membangun sumur bor, dan pencegahan

    pencemaran pada Cekungan Air Tanah (CAT) Bondowoso Situbondo.

    Disamping itu ada ketentuan pengelolaan hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS)

    yang ada di wilayah Kabupaten Bondowoso, yaitu wilayah sungai Sampean

    dengan status lintas kabupaten dalam propinsi, khususnya DAS Sampean.

    4.3.3.1 Sungai, Rawa, Waduk dan Embung

    1. Kondisi Eksisting

    Karakteristik sungai di Kabupaten Bondowoso pada umumnya adalah sungai

    dengan kelerengan bantaran sungai yang curam karena merupakan wilayah

    pegunungan. Sementara waduk dan embung yang ada sebagian besar berfungsi

    irigasi. Secara umum, sempadan sungai, waduk dan embung rata-rata merupakan

    rung terbuka hiju, kecuali pada kawasan perkotaan Bondowoso, yang telah mulai

    banyak tumbuh permukiman di bantaran sungai.

    2. Rencana Pengembangan Sungai, Waduk dan Embung,

    Meliputi arahan :

    a. Pengelolaan sumber daya air dalam wilayah kabupaten sebagai bagian dari

    pengelolaan Wilayah Sungai Sampean, serta bagian dari Daerah Aliran Sungai

    (DAS) Sampean, DAS Deluwang, dan DAS Banyuputih;

    b. Pengelolaan daerah irigasi wilayah kabupaten yang terintegrasi dalam

    pengelolaan sub DAS, meliputi Sub DAS Arjasa, Sub DAS Banyumas, Sub

    DAS Bercak, Sub DAS Bluncong, Sub DAS Clangap, Sub DAS Curah Jeru,

    Sub DAS Curah Bugis, Sub DAS Deluwang Hulu, Sub DAS Garu, Sub DAS

    Gubri Hulu, Sub DAS Gubri Teknis, Sub DAS Gumbolo, Sub DAS Gunu