31002-12-282684206354

Embed Size (px)

DESCRIPTION

document

Citation preview

MODUL 12KORELASI SERIALKORELASI SERIALA. PengantarDalam bidang psikologi kita sering dihadapkan pada dua gejala dengan jenis yang berbeda, misalnya gejala yang satu berskala ordinal dan yang lainnya berskala interval. Atau gejala yang satu berskala nominal dan gejala yang lain berskala interval atao rasio. Dalam keadaan seperti ini adalah tidak tepat jika kita menggunakan teknik korelasi product moment ataupun korelasi tata jenjang. Karena itu kita perlu menggunakan teknik korelasi yang lain, yaitu korelasi serial atau korelasi point serial.

Teknik korelasi serial digunakan untuk menentukan hubungan antara 2 variabel, dimana variabel X berjenis ordinal dan variabel Y berjenis interval atau rasio. Jika yang kita hadapi kedua variable itu berjenis nominal dan interval, maka kita menggunakan teknik korelasi point serial. B. Korelasi Biserial

Nama serial dalam korelasi serial akan mengikuti banyaknya pembagian yang dilakukan pada variabel X. Apabila variabel X dibagi ke dalam 2 jenjang, maka akan disebut korelasi biserial. Jika variabel X dibagi menjadi 3 Jenjang dinamakan korelasi triserial, jika adibagi 4 jenjang namanya korelasi quartoserial.

Pembagian variabel X sampai lebih dari 4 jenjang jarang ditemui dan jika ada, orang lebih senang menyelesaaikannya dengan korelasi product moment. Yang paling sering kita temukan adalah pembagian variable X itu menjadi dua jenjang, karena itu dalam uraian berikut hanya akan dibahas korelasi biserial.Untuk menentukan koefisien korelasi biserial kita menggunakan rumus sebagai berikut :

........................(Rumus 12.1)

rbs = Koefisien korelasi biserial

X1, X2 = rata-rata pada jenjang 1 dan 2

st = standar deviasi

p = proporsi

q = 1 p

y = ordinat pada p

Contoh :

Penelitian tentang hubungan antara aktifitas dalam organisasi kemahasiswaan dengan kepekaan sosial mahasiswa. Variabel aktifitas dalam berorganisasi (variabel X) dibagi ke dalam 2 jenjang ordinal, yaitu aktif dan tidak aktif. Variabel kepekaan sosial (variabel Y) berupa skor-skor interval. Data hasil penelitiannya adalah seperti pada tabel 12.1Tabel 12.1 : Data Aktivitas dalam Organisasi dan

Kepekaan social Mahasiswa

XYf

Aktif9,52

91

8,51

83

7,52

6,51

Tidak aktif6,51

61

53

4,52

42

3,51

Untuk menentukan apakah ada hubungan antara aktivitas dalam organisasi kemahasiswaan dengan kepekaan social itu kita menganalisis data tersebut dengan langkah-langkah :

1. Membuat table kerja seperti table 12.2 Tabel 12.2. : Tabel Untuk Korelasi Biserial

XYffYfY2

Aktif9,5219180,5

91981

8,518,572,5

8324192

7,5215112,5

6,516,542,25

Sub Total-1082-

Tidak aktif6,516,542,5

61636

531575

4,52940,5

42832

3,513,512,25

Sub Total-1048-

Total-20130918,5

2. Menghitung rerata kepekaan social kedua kelompok

q = 1 p

= 1 - 0,5 = 0,5

y(p = 0,5) = 0,39894...........(lihat tabel ordinat)

Maka koefisien rbs dapat dihitung sebagai berikut:

Pada modul 10 telah disebutkan bahwa pada umumnya koefisien korelasi bergerak dari -1 sampai dengan 1. Tetapi khusus koefisien korelasi biserial dapat terjadi lebih besar dari 1, seperti halnya dalam contoh di atas. Oleh karena itu untuk menguji signifikansinya kita tidak dapat begitu saja membandingkannya dengan table nilai-nilai r, melainkan kita harus melakukannya melalui uji t dengan rumus :

..............(Rumus 12.2.)

Unsur yang sudah ditemukan di atas dimasukkan ke dalam rumus nilai t maka diperoleh :

Nilai t sebesar 3,655 disebut t empirik (te) akan kita bandingkan dengan nilai t teoritik (tt) yang terdapat pada tabel nilai-nilai t (periksa lampiran) untuk memeriksa tabel nilai-nilai t diperlukan informasi tentang derajat kebebasan (db) dari distribusi yang kita teliti. Cara untuk memperoleh db dilakukan dengan menggunakan rumus db = n 2, sehingga didapatkan hasil, 20 2 = 18. Pada db = 18 taraf signifikansi 5% didapatkan nilai tt sebesar 2,101 dan pada taraf 1% diperoleh nilai tt sebesar 2,878. Dengan demikian kita bisa melakukan interpretasi bahwa nilai t e sebesar 3,655 telah melampaui nilai-nilai tt. Maka dituliskan :

tt (5% = 2,101) < te (=7,257) > tt (1% = 2,878)

Ini berarti bahwa :

Nilai te = 3,655 adalah lebih besar dari pada nilai tt pada taraf 5% yaitu = 2,101 maupun 1% yaitu = 2,878.

Kesimpulannya adalah :

Ada hubungan yang sangat signifikan antara aktifitas dalam organisasi kemahasiswaan dengan kepekaan sosial mahasiswa, baik pada taraf 5% maupun 1% (H1 diterima dan H0 ditolak)

Perlatihan 12.1

1. Sekor tes dari 12 orang responden yang menjawab betul dan 8 oran gyang menjawab salah pada butir nomor 5 dari suatu uji coba tes adalah sebagai berikut:

B204030254535283243273642

S2025272835202115

B = penjawab betul

S = penjawab salah

Berdasarkan data tersebut adakah korelasi antara sekor tes dengan jawaban betul atau salah pada butir nomor 5 tersebut?

2. Dari 40 mahasiswa peserta ujian akhir semester diketahui bahwa 30 orang yang lulus, mempunyai rerata IQ = 105 dan mahasiswa yang tidak lulus adalah 95. Simpangan baku IQ dari 40 mahasiswa tersebut adalah 12.

Adakah hubungan antara IQ dengan lulus tidaknya mahasiswa dalam ujian akhir semester?

C. Korelasi Point Biserial

Teknik korelasi ini digunakan untuk menguji korelasi antara dua kelompok data yang masing-masing berskala nominal dan berskala interval. Seperti halnya korelasi serial, jika variabel X (gejala nominalnya) diklasifikasikan menjadi 2 kategori, maka disebut korelasi point biserial, Jika variabel X diklasifikasi menjadi 3 kategori, maka disebut korelasi point triserial, dan jika variabel X diklasifikasi menjadi 4 kategori, maka disebut korelasi point quartoserial.

Korelasi point biserial banyak digunakan dalam bidang psikologi, dan dibawah ini akan diberikan rumus serta contoh penggunaannya.

Contoh :

Suatu penelitian terhadap kemampuan bahasa pada 10 pria dan 10 wanita. Data mengenai kemampuan bahasa dari 20 orang sampel tersebut adalah sebagai berikut:

Y14534326554

Y26565554336

Y1 = laki-laki

Y2 = wanita

Bagaimanakah kesimpulan dari penelitian tersebut?

Untuk menyelesaikannya dengan korelasi point biserial digunakan rumus:

..................(Rumus 12.2.)

= rerata gejala interval dari kelompok 1

= rerata gejala interval dari kelompok 2

SDtot = simpangan baku total

p = proporsi individu (salah satu kelompok)

q = 1 p

Untuk menghitung rerata dari kedua kelompok dan simpangan baku, perlu dibuat tabel seperti tabel 12.3.Tabel 12.3. : Kemampuan Bahasa 10 Orang Pria Dan 10 Orang Wanita.

PriaWanitaTotal

X1X12X2X22XX2

416636

525525

39636

416525

39525

24525

636416

5253 9

5253 9

416636

411814824289423

Selanjutnya dihitung :

a.

b.

c.

= 1,161

d.

e. q = 1 p = 1 0,5 = 0,5

f.

= 0,301

Hasil analisis dengan rumus ini akan selalu sama dengan rumus korelasi product moment. Oleh karena itu untuk menguji signifikansinya kita dapat menggunakan table nilai r product moment.Perlatihan 12.2.

1. Berikut ini adalah data prestasi belajar mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya (X2) dan yang indekost (X2)

X1334211033422

X223410332

Berdasarkan data tersebut ujilah hipotesis nol yang menyatakan : Tidak ada hubungan antara temapt tinggal dengan prestasi belajarmahasiswa. (gunakan taraf signifikansi 5%).

2. Dari penelitian mengenai motivasi untuk sukses pada mahasiswa yang sudah kawin (X1) dan mahasiswa yang belum kawin (X2) diperoleh dara sebagai berikut:

X11020151220253035223020

X21015121718303515202225

Berdasarkan data tersebut dapatkah kita menarik kesimpulan bahwa ada korelasi antara status perkawinan dengan motivasi untuk sukses pada mahasiswa?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB S.Sulistiyono, M.Psi STATISTIK I 135

PAGE PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB S.Sulistiyono, M.Psi STATISTIK I 142

_1318910592.unknown

_1318911414.unknown

_1318912081.unknown

_1318913416.unknown

_1318913439.unknown

_1318913398.unknown

_1318911954.unknown

_1318911056.unknown

_1318911200.unknown

_1318910946.unknown

_1311458742.unknown

_1318909952.unknown

_1318910026.unknown

_1311458744.unknown

_1311458745.unknown

_1311458746.unknown

_1311458743.unknown

_1311458740.unknown

_1311458741.unknown

_1311458727.unknown