Upload
others
View
14
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
3 TATA (KEPROTOKOLAN)
M U H A M A D Y U N A N T O
P R O T O KO L K E M E N D I K B U D
pemanasan dulu yaa …
berikutnya…
“New normal adalah perubahan perilaku untuk tetapmenjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah
menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinyapenularan COVID-19.”
”Protokol Kesehatan dulu, baru fungsi Keprotokolan dijalankan –
Nadiem Anwar Makarim”
DO DON,T
HOW TO BE GOOD
PROTOCOL
connection
rundown checklist
referensi
bank dataSmartphone
Handy talkie
Etika Seorang Petugas Pelayan Pimpinan
• Berwibawa
• Sopan santun
• Berkarakter “Luwes”
• Berpakaian rapi dan menarik
• Berkomunikasi apik
• Tahu bagaimana harus bertindak
• Tata Krama Menerima Tamu
10
HAKIKAT KEBERHASILAN PRAKTEK PELAYANAN KEPROTOKOLAN
BAGAIMANA ANDA DAPAT
MENGATUR ORANG LAIN UNTUK
MELAKUKAN SESUATU SESUAI
PERATURAN KEPROTOKOLAN
TANPA ORANG TERSEBUT
MERASA TERPAKSA
MELAKUKANNYA
KEPROTOKOLANMENURUT UU NO. 9/2010
Keprotokolan adalah serangkaiankegiatan yang berkaitan dengan aturan
dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi TATA TEMPAT,
TATA UPACARA, dan TATA PENGHORMATAN sebagai bentuk
penghormatan kepada seseorang sesuaidengan jabatan dan/atau kedudukannya
dalam negara, pemerintahan, ataumasyarakat”.
TUJUAN PROTOKOL
PASAL 3 UU NO. 9 TAHUN 2010
❑ Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasiinternasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu, dan/atauTamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan masyarakat;
❑ Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai denganketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasionalmaupun internasional;
❑ Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulanantarbangsa
1. Tata Tempat
Adalah Pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi.
1. Presiden RI;2. Wakil Presiden RI;3. Mantan Presiden dan mantan Wapres;4. Ketua MPR RI5. Ketua DPR RI;6. Ketua DPD RI;7. Ketua BPK RI;8. Ketua Mahkamah Agung RI;9. Ketua Komisi Yudisial RI;10. Perintis pergerakan kemerdekaan;11. Dubes/Kepala Perwakilan Negara
Asing dan Organisasi Internasional; 12. Wakil Ketua MPR RI, Wakil Ketua DPR
RI, Wakil Ketua DPD RI, Gubernur BI, Ketua Badan Penyelenggara Pemilihan Umum, Wakil Ketua BPK RI, Wakil Ketua MARI, Wakil Ketua MK RI, dan Wakil Ketua KY RI;
13. Menteri, pejabat setingkat menteri, Anggota DPR RI, dan anggota DPD RI, serta Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI;
14. KASAD, KASAU, dan KASAL
15.Pemimpin partai politik yang memiliki wakil di DPR RI;
16.Anggota BPK RI, Ketua Muda dan Hakim Agung MA RI, Hakim MK RI, dan anggota KY RI;
17.Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat negara, pemimpin lembaga negara lainnya yang ditetapkan dengan UU, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur BI, serta Wakil Ketua Badan Penyelenggara Pemilihan Umum;
18.Gubernur Kepala Daerah;19.Pemilik tanda jasa dan tanda kehormatan
tertentu;20.Pimpinan lpnk, Wakil Menteri, WAKASAD,
WAKASAU, WAKASAL, WAKAPOLRI, Wakil Jaksa Agung , Wagub, Ketua DPRD provinsi, pejabat eselon I atau yang disetarakan;
21.Bupati/walikota dan Ketua DPRD Kab/kota; dan
22.Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional yang secara faktual diakui oleh Pemerintah dan masyarakat.
PENGATURAN TATA TEMPAT
DI PUSAT
1. Gubernur;2. Wakil gubernur;3. Mantan gubernur dan mantan wakil
gubernur;4. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi atau nama lainnya;5. Kepala perwakilan konsuler Negara
asing di daerah;6. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah provinsi atau nama lainnya;7. Sekretaris daerah, panglima/komandan
tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan tinggi semua badan peradilan, dan kepala kejaksaan tinggi di provinsi;
8. Pemimpin partai politik di provinsi yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi;
10. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya, anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan anggota Majelis Rakyat Papua;
10. Bupati / walikota11. Kepala Kantor Perwakilan Badan
Pemeriksa Keuangan di daerah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah, ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah;
12. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu tingkat provinsi;
13. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
14. Wakil bupati/wakil walikota dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
15. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
16. Asisten sekretaris daerah provinsi, kepala dinas tingkat provinsi, kepala kantor instansI vertikal di provinsi, kepala badan provinsi, dan pejabat eselon II; dan
17. Kepala bagian pemerintah daerah provinsi dan pejabat eselon III.
PENGATURAN TATA TEMPAT
DI PROVINSI
1. Bupati/walikota;2. Wakil bupati/wakil walikota;3. Mantan bupati/walikota dan mantan
wakil bupati/wakil walikota;4. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;
5. Wakil Ketua Dewan Penvakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;
6. Sekretaris daerah, komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan semua badan peradilan, dan kepala kejaksaan negeri di kabupaten/kota;
7. Pemimpin partai politik di kabupaten/kota yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
8. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau nama lainnya;
9. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu tingkat kabupaten/kota;
10. Asisten sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala badan tingkat kabupaten/ kota, kepala dinas tingkat kabupaten/kota, dan pejabat eselon II, kepala kantor perwakilan Bank Indonesia di tingkat kabupaten, ketua komisi pemilihan umum kabupaten/kota;
11. Kepala instansi vertikal tingkat kabupaten/kota, kepala unit pelaksana teknis instansi vertikal, komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua angkatan di kecamatan, dan kepala kepolisian di kecamatan;
12. Kepala bagian pemerintah daerah kabupaten/kota, camat, dan pejabat eselon III; dan
13. Lurah/kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan pejabat eselon IV.
PENGATURAN TATA TEMPAT
DI KABUPATEN/KOTA
Tata Urutan Pejabat Kemdikbud1. Menteri 2. Wakil Menteri3. Mantan Menteri danMantan Wakil Menteri4. Pejabat Eselon I 5. Pemimpin Perguruan Tinggi6. Pejabat eselon II pimpinan unit kerja pusat7. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi8. Pimpinan Unit Pelaksana Teknis
Keterangan:
- Staf khusus Menteri memiliki kedudukan Pejabat Eselon I
- isteri/suami memiliki kedudukan yang setingkat dengan urutan tatatempat suami/isterinya.
➢Orang yang berhak mendapat tata urutan pertama/paling tinggi adalah mereka yang mempunyai urutan paling depan atau mendahului.
➢ Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan dari orang yang mendapat urutan tata tempat paling utama, dianggap lebih tinggi/mendahului orang yang duduk di sebelah kirinya.
➢ Jika menghadap meja, tempat utama yang menghadap ke pintu keluar dan tempat terakhir adalah tempat yang paling dekat dengan pintu keluar.
PEDOMAN PENGATURAN TATA TEMPAT(PRESEANCE)
❑ Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan dan/atau Acara Resmi dapat didampingi istri atau suami. Dimana isteriatau suami menempati urutan sesuai tata tempat jabatan suami atau isterinya;
❑ Apabila pejabat tertinggi hadir pada suatu acara resmi atau acara kenegaraan didampingi isteri/suaminya, maka pejabat lain di bawahnya yang juga menempati tempat duduk utama (main seat) juga didampingi isteri/suaminya.
❑ Apabila pejabat tertinggi hadir pada suatu acara resmi atau acara kenegaraan tidak didampingi isteri/suaminya, maka pejabat lain di bawahnya yang juga menempati tempat duduk utama (main seat) juga tidak didampingi isteri/suaminya.
TATA TEMPAT UNTUK ISTERI/SUAMI PEJABAT
❑ Apabila seorang Pejabat Negara, pejabat pemerintah, atau tokoh masyarakat berhalangan hadir pada suatuacara resmi atau acara kenegaraan, makakehadirannya dapat diwakilkan oleh pejabat lainnyaselagi tidak ada ketentuan lain yang melarangnya.
❑ Tata tempat pejabat yang diwakili tidak dapatdigantikan oleh pejabat yang mewakilinya.
❑ Pejabat yang mewakili mendapatkan tata tempatsesuai jabatan yang dimilikinya.
❑ Dalam hal Pejabat Negara, pejabat pemerintah, atau tokoh masyarakat tertentu selaku tuan rumah berhalangan hadir dalam acara kenegaraan/resmi, maka tempatnya diisi oleh pejabat minimal yang mewakili satu tingkat di bawahnya
TATA TEMPAT BAGI PEJABAT YANG MEWAKIL
❑ Apabila terdapat pejabat negara pejabatpemerintah, atau tokoh masyarakat tertentuyang menjadi leading sector suatu kegiatan, maka pejabat tersebut mendapat tempat yang utama
❑ Apabila tidak terdapat pejabat negara/pejabatpemerintah, atau tokoh masyarakat tertentuyang menjadi leading sector, maka aturan tatatempatnya mengacu kepada susunan dalamsurat keputusan atau struktur organisasi yang resmi
TATA TEMPAT JIKA DIHADIRI BEBERAPA ORANG PEJABAT YANG SEDERAJAT
Pedoman Umum Tata Tempat
Panggung Utama
VIP 2 MAIN SEATS VIP 1
Priority PriorityPriority
Peserta
dan
Undangan
Peserta
dan
Undangan
Peserta
dan Undangan
Pengaturan Tempat Duduk (seating arrangement)
VIP 2
4 3 2 1
Main Seats
1 23
1 2 3 4
Panggung Utama
VIP 1
Panggung Utama
VIP 2 VIP 1
Priority Priority
Peserta dan
Undangan
Peserta dan
Undangan
VIP 2
4 3 1 2 2 1 3 4
Panggung utama
VIP 1
Catatan; Kehadiran Pejabat bersama suami/istri
VIP 2
4 3 2 1 2 1 3 4
Panggung utama
VIP 1
Catatan; Kehadiran Pejabat tanpa suami/istri
Tata Tempat di Panggung
VIP 2 MAIN SEATS VIP 1
Priority PriorityPriority
Peserta
dan
Undangan
Peserta
dan
Undangan
Peserta
dan Undangan
43 1 2
podium
VIP 2 MAIN SEATS VIP 1
Priority PriorityPriority
Peserta
dan
Undangan
Peserta
dan
Undangan
Peserta
dan Undangan
podium
Main Seat GANJIL :
1 2 435
PEDOMAN PENGATURAN TATA TEMPAT(PRESEANCE)
2 1 346 5
Main Seat GENAP :
PEDOMAN PENGATURAN TATA TEMPAT(PRESEANCE)
1 23 1 2 3 4454 3 2 1
Kiri : Kanan :Tengah
1 32 1 2 3 444 3 2 1
Kiri : Kanan :Tengah
PEDOMAN PENGATURAN TATA TEMPAT(PRESEANCE)
PODIUMGONG
STAGE
MC
MAIN SEAT
PERANGKAT PENGAMANAN
UNDANGAN UNDANGAN UNDANGAN
TATA TEMPAT ACARA SEREMONIAL (TEATER)
PODIUMGONG
STAGE
KAMERA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK)
MC
MAIN SEAT
PERANGKAT PENGAMANAN
UNDANGAN UNDANGAN
TATA TEMPAT ACARA SEREMONIAL (TEATER)
PODIUMGONG
STAGE
KAMERA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK)
MC
PODIUMGONG
STAGE
1
12
34
56
2
12
34
563
12
34
565
12
34
564
12
34
56
10
12
34
568
12
34
566
12
34
567
12
34
569
12
34
56
15
12
34
5613
12
34
5611
12
34
5612
12
34
5614
12
34
56
TATA TEMPAT ACARA SEREMONIAL (ROUND TABLE)
KAMERA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK)
PENDAMPING
TUAN RUMAHPENDAMPING
TAMU
ADC
NOTULIS
TATA TEMPAT
ACARA AUDIENSI
(Wapres dengan
Menteri)
LAYAR
PIMPINAN
RAPAT
Protokol
ADC
Operator
NotulisPE
SE
RT
A R
AP
AT
(IN
TE
RN
AL
)
PE
SE
RT
A R
AP
AT
(EK
ST
ER
NA
L)
PE
ND
AM
PIN
G P
ES
ER
TA
RA
PA
T (E
KS
TE
RN
AL
)
TATA TEMPAT RAPAT/
PERSIDANGAN
Jamuan Makan
Informal
Panggung
Jajuan Makan
Semi Formal
Catatan; Tanpa Hiburan
Jamuan Makan
Resmi/Formal
Catatan; - posisi duduk berselang-seling
- tidak ada acara hiburan
Acara Jamuan Makan
Menjamu Tamu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Courtesy Call Setingkat Menteri
FOTO BERSAMAMenteri Kabinet
FOTO BERSAMA
di Turki di Indonesia
FOTO BERSAMA (APABILA SELEVEL)
FOTO BERSAMA (APABILA TIDAK SELEVEL)
POSISI MENDAMPINGI SAAT BERJALAN
POSISI MENDAMPINGI SAAT BERJALAN
PERESMIAN ACARA
PENANDATANGANAN PRASASTI
CONTOH PRASASTI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
JUSUF KALLA INOVATION AND ENTREPRENEURSHIP CENTER
DIRESMIKAN OLEH
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
M. JUSUF KALLA
Malang, 4 Desember 2017
90 cm
60
cm
KETERANGAN:
UKURAN : PANJANG = 90 CM
LEBAR = 60 CM
BAHAN : MARMER ATAU GRANIT WARNA HITAM
TULISAN : WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN NAMA PROYEK YANG
DIRESMIKAN,
HURUFNYA YANG LEBIH BESAR DARI HURUF TULISAN YANG LAINNYA.
WARNA : HURUF DAN LOGO BERWARNA EMAS
RECEIVING LINE KEDATANGAN
❑ Kendaraan tamu terhormat berada di sebelah kanan pejabat penyambut
❑ Pejabat penyambut yang paling tinggi jabatannya paling dekat dengan kendaraan tamu terhormat
1
2
3
4
5
RECEIVING LINE KEPERGIAN❑ Kendaraan tamu
terhormat berada di sebelah kiri pejabat penyambut
❑ Pejabat penyambut yang paling tinggi jabatannya paling dekat dengan kendaraan tamu terhormat
1
2
3
4
5
2. Tata Upacara
Adalah Pengaturan untuk melaksanakan upacara dalamAcara Kenegaraan atau Acara Resmi.
Tata Upacara terbagi menjadi dua, yaitu: Tata Upacara Bendera, dan Tata Upacara Bukan Upacara Bendera
A. Tata Upacara Bendera
TATA URUTAN DALAM UPACARA BENDERA
sekurang-kurangnya meliputi:
1. Pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu
kebangsaan Indonesia Raya;
2. Mengheningkan cipta;
3. Pembacaan naskah
Pancasila;
4. Pembacaan Pembukaan
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
dan
5. Pembacaan doa
Kelangkapan Upacara Bendera:
Perlengkapan Upocara Bendera
B. Tata Bendera Negara
• Apabila tali putus saat pengibaran bendera dan masih memungkinkanbendera untuk naik, maka pengibaran tetap dilakukan sampai lagukebangsaan Indonesia Raya berakhir. Setelah itu, bendera diturunkan dankaitan tali diperbaiki, kemudian bendera dikibarkan kembali tanpa diiringiLagu Kebangsaan Indonesia Raya. Apabila tidak memungkinkan untukdikibarkan kembali, maka bendera dilipat dan dibawa kembali dan upacaradilanjutkan.
• apabila tali putus saat pengibaran bendera dan bendera jatuh, petugasharus segera mengambil kembali dan membentangkan bendera denganposisi tegak lurus sampai Lagu Kebangsaan Indonesia Raya selesai. Apabilabendera dimungkinkan untuk dikibarkan kembali, maka bendera dikibarkankembali tanpa diiringi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Apabila tidakmemungkinkan untuk dikibarkan kembali, maka bendera dilipat dandibawa kembali dan upacara dilanjutkan.
C. Tata Lagu Kebangsaan Dalam
Upacara Bendera1. Pengibaran atau penurunan bendera Negara dengan
diiringi lagu kebangsaan;
2. Iringan lagu kebangsaan dalam pengibaran atau
penurunan bendera Negara dilakukan oleh korps musik
atau genderang dan/atau sangkakala, sedangkan seluruh
peserta upacara mengambil sikap sempurna dan
memberikan penghormatan menurut keadaan setempat.
3. Dalam hal tidak ada korps musik atau genderang dan/atau
sangkakala pengibaran atau penurunan bendera negara
diringi dengan lagu kebangsaan yang dinyanyikan oleh
seluruh peserta upacara.
4. Saat mengiri pengibaran dan penurunan bendera tidak
dibenarkan menggunakan musik dari alat rekam
D. Upacara Bendera Dalam Ruangan
E. Aturan Lain Dalam Tata Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan wajib diperdengarkan dan/atau dinyanyikan:
a. Untuk menghormati Presiden dan/atau Wakil Presiden;
b. Untuk menghormati Bendera Negara pada waktu
pengibaran atau penurunan Bendera Negara yang
diadakan dalam upacara;
c. Dalam acara resmi yang diselenggarakan oleh
pemerintah;
d. Dalam acara pembukaan Sidang Paripurna MPR, DPR,
DPRD, dan DPD;
e. Untuk menghormati kepala negara atau kepala
pemerintahan negara sahabat dalam kunjungan resmi;
f. Dalam acara atau kegiatan olah raga internasional;
g. Dalam acara ataupun kompetisi ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni internasional yang diselenggarakan
di Indonesia
Lagu Kebangsaan dapat diperdengarkan
dan/atau dinyanyikan:
a. Sebagai pernyataan rasa kebangsaan;
b. Dalam rangkaian program pendidikan dan
pengajaran;
c. Dalam acara resmi lainnya yang
diselenggarakan oleh organisasi, partai
politik, dan kelompok masyarakat lain;
d. Dalam acara ataupun kompetisi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni
internasional.
PEMBACAAN PENGULANGAN/PENIRUAN
PANCASILA PANCASILA
SATU SATU
KETUHANAN YANG MAHA ESA KETUHANAN YANG MAHA ESA
DUA DUA
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB
TIGA TIGA
PERSATUAN INDONESIA PERSATUAN INDONESIA
EMPAT EMPAT
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN
OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
LIMA LIMA
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA
TATA UPACARA BUKAN UPACARA BENDERA
Upacara bukan upacara bendera dapat dilaksanakan untuk
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
Upacara Bukan Upacara Bendera
“Rapat/Sidang Terbuka Universitas X.
“Rapat/Sidang Terbuka Senat X
5. Usahakan Tamu Terhormat tidak melakukan pergerakan kepanggung berulang-ulang, kecuali jika tidak memungkinkan menurut aturan keprotokolan;
6. Laporan atau sambutan dari sebuah institusi hanya dilakukan oleh satu orang/pejabat.
PEDOMAN PENGATURAN TATA UPACARA BUKAN UPACARA BENDERA
1. Urutan acara disusun sesederhana mungkin;
2. Greetings dilakukan menurut urut-urutan dari yang tertinggi berdasarkan aturan keprotokolan;
3. Kata yang terhormat hanya diberikan kepada satu orang yang tertinggi derajatnya sesuai aturan keprotokolan;
4. Susunan Acara disusun berdasarkan urut-urutan dari yang terendah berdasarkan aturan keprotokolan;
3. Tata Penghormatan
Adalah Pengaturan untuk melaksanakan pemberian hormatbagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan
negara asing dan/atau organisasi internasional, dan TokohMasyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi.
Penghormatan sebagaimana dimaksud meliputi:a. penghormatan dengan bendera negara;b. penghormatan dengan lagu kebangsaan;
dan/atauc. bentuk penghormatan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
❑ 200 cm x 300 cm untuk penggunaan di lapangan istanakepresidenan;
❑ 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum;
❑ 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan;
❑ 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan WakilPresiden;
❑ 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara;
❑ 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum;
❑ 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal;
❑ 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api;
❑ 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;
❑ 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.
(Sumber: Pasal 4 UU Nomor 24 Tahun 2009)
UKURAN BENDERA NEGARA
Segala ketentuan tentang bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam Undang-undang
nomor 24 tahun 2009.
Pemyambutan Tamu Negara di bandara
Upacara Penyambutan Tamu Negara di Istana Merdeka
Pemyambutan Tamu Negara Istana Bogor
106