Upload
trinhdung
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2011 hingga Desember
2011 bertempat di Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dengan
koordinat 5,736526 LS – 5,738623 LS dan 106,60856 BT – 106,09267 BT
(Gambar 1). Lokasi penelitian dibagi kedalam empat stasiun yang berbeda yaitu
stasiun terpapar I (STP I) dan terpapar II (STP II), dan stasiun terlindung I (STL
I) dan terlindung II (STL II). Perbedaan antara bagian terpapar dengan terlindung
adalah bagian terpapar merupakan bagian permukaan substrat batu yang secara
langsung terkena ombak sedangkan bagian terlindung tidak. Substrat batu
tersebut merupakan batu pemecah ombak yang mengelilingi Nusa Resto.
Gambar 1. Peta lokasi wilayah penelitian Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu
STP I
STL I
STP II
STL II
11
Data yang diambil mencakup pengukuran beberapa parameter kualitas
perairan beserta karang rekrut yang ada pada substrat batu yang berfungsi sebagai
breakwater dimana substrat batu tersebut ada yang dibuat pada tahun 2007 dan
2008. Bentuk substrat yang menjadi tempat rekrut karang dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Substrat batu (breakwater) berukuran 50x50x50cm di Gosong
Pramuka
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah
alat dasar selam untuk mempermudah aktivitas didalam air, kamera underwater
untuk mengambil foto dari karang rekrut yang ada ditambah dengan penggaris
sebagai acuan ukuran karang. Selain itu, untuk mengetahui kondisi kimia
digunakan botol sampel guna mengambil air yang akan dianalisa di laboratorium
Produktivitas Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Parameter suhu
diukur secara insitu dengan termometer, sedangkan untuk salinitas digunakan
12
refraktometer. Secara keseluruhan, alat dan bahan yang digunakan dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Alat dan Bahan Keterangan
Alat dasar selam Alat bantu selam
Global Positioning System Penentu titik lokasi pengambilan stasiun
Kamera underwater Dokumentasi
Meteran dan penggaris Alat ukur
Botol sampel Untuk mengambil sampel air
Kertas newtop Menulis data pengamatan
Alat tulis Menulis data pengamatan
Termometer Pengukur suhu
Refraktometer Pengukur salinitas
Sampel Termubu karang yang terdapat disana
Coral Watch Untuk mengetahui kesehatan karang
Floating Drodge Mengukur arus
3.3. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu
pengamatan karang rekrut, pengukuran kualitas fisik dan kimia perairan, dan
pengolahan data. Pengamatan karang rekrut meliputi identifikasi lifeform dan
genus serta kesehatan karang dengan menggunakan coralwatch. Pengukuran
kualitas fisik dan kimia perairan meliputi pengukuran suhu (oC), kedalaman (cm),
kecerahan (%), arus, salinitas (ppt), kandungan amonia (mg/l), nitrat (mg/l),
orthofosfat (mg/l) dan pH. Selanjutnya, pengolahan data dilakukan untuk mencari
nilai luasan dan diameter karang rekrut dari foto dengan software Image J serta
menampilkan data dalam grafik dengan software Microsoft Excel 2007. Tahapan
kegiatan penelitian dapat dilihat pada skema yang disajikan pada Gambar 3.
13
Gambar 3. Diagram alir tahapan penelitian
Salinitas
Kesehatan Karang Coral Watch
Mulai
Parameter Kimia
Arus
Suhu
Nitrat
Orthofosfat
Kecerahan
Kedalaman
pH
Amonia
Luasan Permukaan
Batu
Pasang Surut
Identifikasi
Luas
Diameter
Lifeform
Genus
Digitasi dengan
Software Image J
Parameter Fisik
Karang Rekrut
Pengolahan dalam
Software Mike21
Grafik Pasang Surut
14
3.3.1. Pengamatan Karang Rekrut dan Biota Penempel Lainnya
Tahap pertama adalah pengamatan karang rekrut yang ditemukan di lokasi
penelitian. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati tiap substrat batu dari
awal hingga ujung dan dicatat tiap karang ataupun biota lain yang ditemukan.
Setiap karang rekrut yang polipnya terlihat secara kasat mata dihitung dan difoto
dengan menggunakan kamera underwater dengan pengaturan macro beserta
penggaris sebagai acuan ukuran, selanjutnya akan diidentifikasi hingga tingkat
genus dan juga lifeform-nya.
Data kesehatan karang diperoleh dengan menggunakan coral watch (grafik
kesehatan karang) yang akan dicocokan dengan warna karang sebagai indikator
kesehatan karang. Grafik kesehatan karang merupakan kartu referensi warna
karang (Gambar 4) yang murah, mudah digunakan siapa saja dalam ruang lingkup
yang luas dan dapat diaplikasikan pada banyak karang untuk menduga kondisi
kesehatan karang, baik karang batu maupun karang lunak (Siebeck et al., 2006
dalam Siebeck et al., 2008). Foto karang rekrut digunakan untuk pengolahan
luasan dan diameter karang dengan menggunakan software Image J. Teknik foto
yang digunakan adalah karang difoto secara tegak lurus bersamaan dengan
penggaris disampingnya sebagai acuan serta coralwatch yang dapat dilihat pada
Gambar 4. Jarak penempelan karang dari dasar perairan diukur dengan meteran
gulung.
15
Gambar 4. Pengukuran koloni karang dengan teknik foto
Luasan permukaan substrat yang merupakan tempat menempel karang
diukur dengan menggunakan meteran. Bentuk substrat yang berupa batuan beton
padat berbentuk kubus diukur panjang, dan lebarnya dengan ulangan sebanyak
sepuluh kali.
3.3.2. Pengukuran Parameter Lingkungan
Parameter lingkungan yang diukur adalah parameter fisika dan kimia
dilakukan secara insitu dan pengamatan melalui analisis laboratorium. Prosedur
pengambilan data fisik seperti suhu, kecerahan , kedalaman, dan kecepatan arus
dilakukan ditempat penelitian secara insitu. Suhu perairan diperoleh dengan cara
memasukkan termometer ke air laut lalu membacanya, pengulangan pengukuran
dilakukan sebanyak tiga kali ulangan di tiap stasiun. Kedalaman diukur dengan
menggunakan meteran gulung dengan tiga kali pengulangan pengukuran tiap
stasiunnya. Kecerahan diukur dengan menggunakan sechidisk yang
ditenggelamkan di tempat penelitian. Kecepatan arus didapatkan dari selang
16
waktu floating drodge menempuh jarak hingga tali meregang lalu digunakan
kompas bidik untuk melihat arah arus.
Pengambilan parameter kimia seperti salinitas dilakukan secara langsung
di tempat penelitian. Sedangkan untuk pH (derajat keasaman), orthofosfat, nitrat,
dan amonia dilakukan di laboratorium dengan membawa contoh air laut dari
tempat penelitian. Air contoh yang telah diambil disimpan dalam suhu dingin dan
terlindung dari cahaya matahari agar tidak rusak saat sampai di laboratorium.
Parameter yang diamati baik fisik dan kimia dapat dilihat secara keseluruhan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Parameter fisika kimia perairan beserta alat yang digunakan
No Parameter Fisika Satuan Pengukuran Alat / Metode
1 Suhu oC Insitu Termometer
2 Kecerahan Meter Insitu Sechidisk
3 Kedalaman Meter Insitu Floating drauge
4 Kecepatan Arus m/detik Insitu Meteran
No Parameter Kimia Satuan Pengukuran Alat / Metode
1 Salinitas Ppt Insitu Refraktometer
2 Derajat Keasaman
(pH)
Laboratorium pH meter
3 Orthofosfat mg/l Laboratorium Spektrofotometer
4 Nitrat mg/l Laboratorium Spektrofotometer
5 Amonia mg/l Laboratorium Spektrofotometer
Salinitas didapatkan dengan meneteskan contoh air laut ke kaca
refraktometer lalu dilihat nilai salinitas dari perairan tersebut. Derajat keasaman
diperoleh dengan menggunakan pH meter di laboratorium yang dicelupkan ke air
contoh dari tempat penelitian. Parameter kimia lainnya seperti orthofosfat, nitrat,
dan amonia diperoleh dengan analisis laboratorium menggunakan
17
spektrofotometer untuk melihat nilai absorbansi yang nantinya akan digunakan
untuk menghitung nilai akhir.
3.3.3. Pengolahan Data
Tahap terakhir adalah melakukan pengolahan data foto dengan
menggunakan software Image J , sedangkan untuk pengolahan data berupa
tampilan grafik digunakan software Microsoft Excel 2007. Pengolahan foto
karang pada software Image J dilakukan untuk mendapatkan nilai luasan area
karang rekrut beserta diameter nya. Untuk mendapatkannya, dilakukan penentuan
skala (Tool Bar Set Scale) pada foto karang yang telah dibuka dalam software
Image J sesuai dengan acuan ukuran yang ada (Gambar 5). Setelah itu dilakukan
proses digitasi dengan memilih Polygon Selections pada Tool Bar kemudian buka
Set Measurements lalu pilih Area dan Feret’s Diameter nya. Langkah terakhir
adalah mengukur hasil digitasi dengan memilih Measure pada Tool Bar. Hasil
pengukuran akan ditampilkan pada Results secara otomatis (Gambar 6).
Gambar 5. Contoh tampilan penentuan skala pada Software Image J
18
Gambar 6. Contoh Tampilan Hasil Pengukuran Luas dan Diameter Software Image J
3.4. Analisis Data
3.4.1. Kepadatan Karang Rekrut
Kepadatan karang di substrat batu (breakwater) diperoleh dari
penghitungan koloni karang hidup pada permukaan batu breakwater disetiap
stasiun dengan rumus (modifikasi dari English et al. 1997)
ni N =
a
Keterangan :
N = Kepadatan jenis karang (koloni/cm2)
ni = Jumlah koloni karang ke-i
a = Luas permukaan batu breakwater (cm2)
19
3.4.2. Analisis statistik
Analisa statistiknya dilakukan dengan analisa statistik deskriptif yaitu
dengan grafik dan tabulasi dan dengan analisis korespondensi dan korelasi.
Adapun data-data yang akan diolah dalam bentuk grafik dan tabulasi diantaranya
data banyaknya genus, lifeform, luasan dan diameter koloni karang, serta
membandingkan kepadatan antara bagian yang terpapar arus dan yang terlindung
dari arus. Data hasil observasi lapang akan dibandingkan dengan data pada waktu
pertama kali subtrat batu dibuat yaitu tahun 2007 dan 2008 (dianggap nol untuk
semua data karang).