Upload
chandra-sii-hitterz
View
237
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
simpang
Citation preview
BAB III
ANALISIS LALU LINTAS DAN PEMILIHAN SIMPANG
3.1 Tugas
Rencanakan tipe dan geometric persimpangan, atas dasar LHR dan peta counter jalan
terlampir, dimana LHR dan titik lokasi persimpangan ditentukan oleh pembimbing.
3.2 Ketentuan
1. Pemilihan tipe dan perencanaan geometric persimpangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Kendaraan rencana : Trailer
3. Kecepatan rencana : 30 Km/jam
4. Tahun perencanaan; Tahun dasar data 2013 dan tahun ke-1 dari saat jalan dibuka
(N1) : 4 tahun, umur rencana (N2) : -
5. Pertumbuhan lalu lintas rata-rata (i) : 7 % per tahun
6. Persen LHR jam puncak (k) = 9 %
7. Faktor jam puncak (PHF) : 0,95
8. Persimpangan
a. Persimpangan tipe A (4 kaki)
b. Sudut persimpangan (α) = 95⁰
9. Jalan lama (existing) dengan ketentuan :
a. Klasifikasi jalan : Kolektor
b. Jalan lama : 2/2 UD
c. Lebar jalan : 2 x 3,5 m
d. Lebar bahu : 1 m
e. LHR : 5500 kend/hari/2 arah
f. Komposisi lalu lintas menerus, belok kiri dan kanan diasumsikan:
- Kendaraan ringan (KR) : 40%
- Kendaraan berat (KB) : 2 %
- Sepeda motor : 53 %
- Kendaraan tak bermotor : 5%
g. Belok kiri : 10 %
55
h. Belok kanan : 10 %
i. Tipe lingkungan jalan lama:
- Tata guna lahan : Perumahan
- Tingkat hambatan samping : Sedang
- Persen kendaraan tidak bermotor : 5 %
10. Jalan baru dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Klasifikasi jalan : Arteri
b. Jalan lama : 4/2 D
c. Lebar median : 4 m
d. LHR : 12500 kend/hari/2 arah
e. Pembagian arus lalu lintas (direction dplit) 50/50 %
f. Komposisi lalu lintas menerus, belok kiri dan kanan diasumsikan:
- Kendaraan ringan (KR) : 40%
- Kendaraan berat (KB) : 5 %
- Sepeda motor : 50 %
- Kendaraan tak bermotor : 5%
g. Belok kiri : 15 % (menyesuaikan dengan tabel di MKJI)
h. Belok kanan : 10 %
i. Tipe lingkungan jalan lama:
- Tata guna lahan : Komersial
- Tingkat hambatan samping : Sedang
- Persen kendaraan tidak bermotor : 5 %
11. Jumlah penduduk : 1 juta jiwa
56
3.3 Peramalan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
Peramalan lalu lintas menggunakan metode exponensial sebagai berikur:
LHRTn = LHRT ( 1 + i)n
Adapun data yang dipergunakan antara lain:
LHR tahun dasar 2013
Pertumbuhan lalu lintas (i) = 7 %
Tahun perencanaan (N1) = 4 tahun
Contoh perhitungan LHRT:
LHRTn = LHRT (1 + i )n
LHRTn = 5500 ( 1 + 7% )4
LHRTn = 7209 kend/hari (jalan lama)
Tabel 3.1 Peramalan lalu lintas
No Jenis jalanLHR (2013)
Kend/hariN1 i%/tahun
LHRTn (2017)Kend/hari
1 Jalan Lama (Minor) 5500 4 7% 72092 Jalan Utama (Mayor) 12500 4 7% 16385
3.4 Perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP)
Lalu lintas yang digunakan pada perancangan dan perencanaan adalah Volume Jam
Perencanaan (VJP). Adapun rumus perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP) sebagai
berikut:
VJP=0,5 x k x LHRTnPHF
satuan kend/jam/arah
Data yang dipergunakan dalam perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP) antara
lain:
Hasil peramalan LHR (LHRTn)
Nilai k : 9 %
Peak Hear Factor (PHF) : 0,95
Direncanakan LT/RT : 10 %
Contoh perhitungan VJP 2017
57
VJP=0,5 x k x LHRTnPHF
VJP=0,5 x 0,09x 72090,95
VJP=341kendjam
( jalan lama)
Tabel 3.2 Perhitungan Volume Jam Perencanaan (VJP)
No Ruas Jalan PendekatLHRTn 2017
(kend/hari/2lajur)VJP 2017
1Jalan lama
(Minor)A (Utara) 7209 341
C (Selatan) 7209 341
2Jalan Utama
(Mayor)B (Timur) 16385 776D (Barat) 16385 776
Arus Jalan Mayor ( Q ma) 1552Arus Jalan Minor ( Q mi) 682
Total Arus Lalu Lintas Masuk Simpang (Q tot) 2234Rasio Mayor/Minor 2
3.5 Pemilihan Tipe Persimpangan
3.5.1 Pemilihan Tipe Persimpangan Didasarkan pada Simpang Prioritas Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Pemilihan tipe persimpangan didasarkan pada pendekatan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI). Pemilihan ini dapat dilakukan berdasarkan tabel dan grafik pemilihan
persimpangan yang ada di MKJI.
Dalam pemilihan tipe simpang diperlukan data antara lain:
- Persimpangan : 4 kaki
- Ukuran kota : 1.000.000 jiwa
- Rasio Mayor/Minor : 2
- LT/RT : 10/10
58
Tabel 3.3 Jenis Simpang Prioritas
Sumber: Departemen PU (1997)
Tabel 3.4 Hasil Pendekatan Simpang dengan Prioritas
TIPE Kap. Tersediakend/jam
Qtotkend/jam
Ket
Tipe 422 <1650 2234 C < Q ditolaktipe 424 1650 2234 C < Q ditolakTipe 424 M 1800 2234 C < Q ditolakTipe 444 M 2200-2450 2234 C > Q diterima
Berdasarkan Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 diperoleh analisa sebagai berikut:
59
- Untuk kasus ini ditentukan tipe persimpangan yang dapat dipergunakan adalah tipe
444M.
- Dalam pembacaan Tabel 3.4 tipe simpang 422, 424 dan 424M tidak dapat
dipergunakan karena pada tipe-tipe tersebut kapasitas yang tersedia lebih kecil dari
arus total kendaraan yang masuk persimpangan (Qtot), sedangkan tipe 444M memiliki
kapasitas yang mampu menampung ambang arus total kendaraan yang masuk
persimpangan dari tahun dasar sampai tahun ke-N.
Gambar 3.1 Tipe simpang prioritas yang terpilih
3.5.2 Pemilihan Tipe Persimpangan Didasarkan pada APILL Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI)
Tabel 3.5 Jenis simpang dengan APILL
60
Tabel 3.6 Hasil pendekatan simpang dengan APILL
TIPE Kap. Tersediakend/jam
QttotKet
kend/jam DevTipe 422 2300 2234 2,89% C > Q DiterimaTipe 422L 2950 2234 24,27% C > Q DiterimaTipe 423 2950-3100 2234 24,27 C > Q DiterimaTipe 433 3100 2234 27,93% C > Q DiterimaTipe 433L 3500 2234 36,17% C > Q Diterima
Berdasarkan Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 diperoleh analisa sebagai berikut:
- Untuk kasus ini ditentukan tipe persimpangan yang dapat dipergunakan adalah tipe
423.
- Dalam pembacaan Tabel 3.6 Tipe simpang tipe 422 memiliki kapasitas yang mampu
menampung ambang arus total kendaraan namun kurang dari 20%, sehingga untuk
memenuhi syarat C > Q ≥ 20% dipilih tipe simpang 423 yang memiliki presentase
kapasitas lebih besar 24,27% dari arus total masuk simpang.
Gambar 3.2 Tipe Simpang dengan APILL yang terpilih
Dapat disimpulkan dari 2 pendekatan yang dipergunakan yaitu:
- Pendekatan dengan prioritas diperoleh tipe 444M
- Pendekatan dengan APILL diperoleh tipe 433
- Perbandingan tipe simpang prioritas dan APILL untuk ambang arus lalu lintas di tahun
2017 2234 kend/jam sebagai berikut:
61
*) Untuk Qtot = 2234 kend/jam, tipe simpang prioritas hanya mampu menampung
2200-2450 kend/jam
*) Untuk Qtot = 2234 kend/jam, tipe simpang APILL hanya mampu menampung 3100
kend/jam
- Dengan mempertimbangkan peningkatan arus lalu lintas nantinya, maka dipergunakan
tipe 433 berdasarkan perhitungan pendekatan dengan APILL.
3.6 Analisis Kinerja Simpang
3.6.1 Distribusi Arus Lalu Lintas Pada Masing-Masing Pendekat
1. Komposisi kendaraan pada jalan minor
Kendaraan Ringan (KR) : 40%
Kendaraan Berat (KB) : 2%
Sepeda Motor (SM) : 53%
Kendaraan Tak Bermotor : 5%
2. Komposisi kendaraan pada jalan mayor
Kendaraan Ringan (KR) : 40%
Kendaraan Berat (KB) : 5%
Sepeda Motor (SM) : 50%
Kendaraan Tak Bermotor : 5%
Tabel 3.7 Distribusi arus dan komposisi kendaraan pada masing-masing pendekat
No PendekatVJP
kend/jamPergerakan Lalu Lintas
Arus (Q)Kend/Jam
Komposisi (Kend/Jam)
KR KB SM KTB
1 Minor A 341Lt 10% 34 14 1 18 2St 80% 273 109 5 145 14Rt 10% 34 14 1 18 2
2 Minor C 341Lt 10% 34 14 1 18 2St 80% 273 109 5 145 14Rt 10% 34 14 1 18 2
3 Mayor B 776Lt 15% 116 47 6 58 6St 75% 582 233 29 291 29Rt 10% 78 31 4 39 4
4 Mayor D 776Lt 15% 116 47 6 58 6St 75% 582 233 29 291 29Rt 10% 78 31 4 39 4
62
3.6.2 Analisis Kinerja Persimpangan Alternatif 1 Prioritas 444M
1. Data lalu lintas
Data lalu lintas disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.8 Data lalu lintasKOMPOSISI LALU
LINTAS
Arah
LV % ; HV% : MC % : Faktor smp Faktor kKendaraan
tak bermotor
ARUS LALU LINTASKendaraan ringan LV
Kendaraan berat HV Sepeda motor MCKendaraan bermotor
Rasio belok
Pendekat kend/jamemp=1
kend/jam
emp=1,3
kend/jamemp=0,5 total MV
smp/jam smp/jam smp/jam kend/jamsmp/jam kend/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)Jalan Minor : A LT 14 14 1 1 18 9 33 24 0.10 2
ST 109 109 5 7 145 73 259 189 14RT 14 14 1 1 18 9 33 24 0.10 2
Total 137 137 7 9 181 91 325 237 18Jalan Minor : C LT 14 14 1 1 18 9 33 24 0.10 2
ST 109 109 5 7 145 73 259 189 14RT 14 14 1 1 18 9 33 24 0.10 2
Total 137 137 7 9 181 91 325 237 18Jl. Minor total A+ C 274 274 14 18 362 182 650 474 36Jalan Utama : B LT 47 47 6 8 58 29 111 84 0.15 6
ST 233 233 29 38 291 146 553 417 29RT 31 31 4 5 39 20 74 56 0.10 4
Total 311 311 39 51 388 195 738 557 39Jalan Utama : D LT 47 47 6 8 58 29 111 84 0.15 6
ST 233 233 29 38 291 146 553 417 29RT 31 31 4 5 39 20 74 56 0.10 4
Total 311 310 39 51 388 195 738 557 39Jl.Utama total B+D 622 622 78 102 776 390 1476 1114 78Utama + minor LT 122 122 14 18 152 76 288 216 0.13 16
ST 684 684 68 90 872 438 1624 1212 86RT 90 90 10 12 114 58 214 160 0.10 12
63
Utama + minor total 896 896 92 120 1138 572 2126 1588 0.23 114 Rasio Jl Minor/ (Jl Utama-minor) total 0.298 UM/MV 0.07
64
2. Lebar pendekat
Gambar 3.4 Tipe simpang 444M
- Data geometrik :
Wa = 14 m
Wc = 14 m
Wb = 7 m
Wd = 7 m
- Data penduduk :
City Size 1 juta jiwa
- Hambatan samping (SF) : M
- Persen kendaraan tak bermotor (KTB) : 5%
Tabel 3.9 Lebar pendekat dan tipe simpang
PilihanJumlah Lengan
Lebar pendekat (m)Jumlah lajur
Tipe simpang
Jalan minor Jalan utama Lebar rata-rata pendekatWa Wc
Wac
Wb WdWbd
Jalan minor
Jalan utama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 4 14 14 7 7 7 7 7 4 4 444M
3. Kapasitas
Berdasarkan Tabel 2.4 halaman 16, kapasitas dasar untuk tipe
simpang 444 adalah 3.400 smp/jam.
64
Faktor korelasi:
a. Faktor penyesuaian lebar pendekat
Gambar 3.5 Faktor penyesuaian lebar pendekat (Fw)
Berdasarkan plot lebar rata-rata pendekat dan tipe simpang diperoleh
besar Fw = 1,128
Fw juga dapat dihitung dengan rumus :
Fw = 0,61 + 0,0740 Wi
= 0,61 + 0,0740 x 7 = 1,128
b. Faktor penyesuaian median jalan utama (FM)
Berdasarkan Tabel 2.5 pada halaman 18 diperoleh faktor penyesuaian
median sebesar 1,20 untuk lebar median ≥ 3 (lebar median 4m) untuk
jalan utama.
c. Faktor penyesuaian ukuran kota
Berdasarkan Tabel 2.6 halaman 18 untuk jumlah penduduk 1 juta jiwa
diperoleh Fcs = 0,94
d. Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan
kendaraan tak bermotor
Jalan lama : tata guna lahan pemukiman, tingkat hambatan samping
sedang, persen kendaraan tak ber motor 5% (0,05). Berdasarkan Tabel
2.7 halaman 18 diperoleh besarnya Frsu = 0,92.
Jalan baru : tata guna lahan komersial, tingkat hambatan samping
sedang, persen kendaraan tak ber motor 5% (0,05). Berdasarkan Tabel
2.7 halaman 18 diperoleh besarnya Frsu = 0,89
65
Dipilih faktor penyesuaian yang lebih kritis yaitu 0,89.
e. Faktor penyesuaian belok kiri
Rasio belok kiri untuk jalan lama 0,1 (10%)
Rasio belok kiri untuk jalan baru 0,15 (15%)
Gambar 3.6 Faktor penyesuaian belok kiri FLT
Berdasarkan grafik diperoleh
FLT untuk jalan lama 1,00
FLT untuk jalan baru 1,08
Dipilih faktor penyesuaian belok kiri yang lebih kritis yaitu 1,00
f. Faktor penyesuaian belok kanan
Rasio belok kanan untuk jalan lama 0,1 (10%)
Rasio belok kanan untuk jalan baru 0,1 (10%)
Untuk simpang 4 lengan FRT = 1,00
g. Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
66
Gambar 3.7 Faktor penyesuaian arus jalan minor FMI
Rasio jalan minor = 0,299
Berdasarkan grafik diperoleh FMI = 0,88
Tabel 3.10 Kapasitas
Pilihan
Kapasitas Dasar (Co)
smp/jam
Faktor penyesuaian kapasitas (F)
KapasitasC
smp/jam
Faktor penyesuaian
lebar pendekat
(Fw)
Median jalanutama (Fm)
Ukuran kota(Fcs)
Hambatansamping (Frsu)
Belok kiri(Flt)
Belok kanan(Frt)
Rasio minor/tota
l(Fmi)
(20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28)444M 3400 1.128 1.2 0.94 0.89 1.00 1.00 0.880 3388
4. Ukuran-ukuran kinerja
a. Derajat kejenuhan
DS = QsmpC
= 15883388
= 0,4687
Kontrol derajat kejenuhan
DS < 0,8
0,4687 < 0,8 sehingga pilihan simpang prioritas tipe 444M di terima
b. Tundaan
67
- Tundaan lalu lintas simpang
Gambar 3.8 Tundaan lalu lintas simpang vs derajat kejenuhan
Berdasarkan grafik diperoleh nilai DT = 5 det/smp
- Tundaan lalu lintas jalan utama
Gambar 3.9 Tundaan lalu lintas simpang vs derajat
kejenuhan
68
Berdasarkan grafik diatas diperoleh DTMA = 3,8 det/smp
- Tundaan lalu lintas jalan minor
DT MI=¿−(QMA x DT MA)¿
QMI
DT MI=(1588x 5)−(1114 x 3,8)¿ ¿474
=7,82
- Tundaan geometric simpang (DG)
DG = (1 – DS) x (PT x 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4
DG = (1 – 0,4687) x (0,23 x 6 + (1 – 0,23)x 3) + (0,4687 x 4)
DG = 3,84 det/smp
- Tundaan simpang (D)
D = DG + DTI
D = 3,84 + 5
D = 8,84 det/smp
c. Peluang antrian
Berdasarkan grafik diatas diperoleh
Batas atas : 23%
Batas bawah : 11,8%
Batas atas = (47,71 x DS) – (24,68 x DS2) + (56,47 x DS2)
=(47,71x0,4687)–(24,68x0,46872) + (56,47 x
0,46872)
69
= 29,35%
Batas bawah = (9,02x DS) + (20,66 x DS2) + (10,49 x DS2)
= (9,02x 0,4687) + (20,66 x 0,46872) + (10,49 x 0,46872)
= 11,1%
Jadi peluang antrian 11,1% - 29,35%
Tabel 3.11 Perilaku lalu lintas
Pilihan
Arus lalu linta
s(Q)
Derajatkejenuha
n(DS)
Tundaan
lalu lintas
simpang (DT)
Tundaan lalulintas
jl.utama(Dma)
Tundaan lalulintas
jl.minor(Dmi)
Tundaangeometri
ksimpang
(DG)
Tundaan
simpang(D)
Peluang antrian(QP %)
Sasaran
(30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38)
1 1588 0.469 5.0 3.80 7.82 3.84 8.84 11.1%-29.35%Diterim
a
DS>0,8 D>10
70