15
7/26/2019 290627413-Adenomiosis http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 1/15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Bird et al . (1972) mengemukakan definisi adenomiosis sebagai invasi  jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang menyebabkan  pembesaran uterus difus dengan gambaran mikroskopis kelenjar dan stroma endometrium ektopik non neoplastik dikelilingi oleh jaringan miometrium hipertrofik dan hiperplastik. Definisi tersebut masih berlaku hingga sekarang dengan modifikasi. denomiosis adalah keberadaan kelenjar dan stroma endometrium pada sembarang lokasi di kedalaman miometrium. !su kedalaman menjadi penting sebab batas "# seringkali ireguler$ dan adenomiosis harus dibedakan dengan invaginasi miometrium basalis minimal. da dua %ara membedakannya$ pertama apakah ada hipertrofi miometrial di sekitar fokus adenomiotik bila "# tidak tampak. &edua$ jarak "# dengan fokus adenomiotik tidak lebih dari 2' total ketebalan miometrium. athyanarayana (1991) membagi adenomiosis kedalam * kategori  berdasarkan kedalaman lokasi lesi yaitu lesi terbatas pada lapisan basal$ lapisan dalam dan lapisan permukaan. +ordts et al. (2,,-) mengusulkan sistem klasifikasi adenomiosis sederhana berdasarkan analisis /! pada "# uterus. 0ertama$ hiperplasia "# sederhana$ ketebalan "# - mm tetapi 12 mm pada anita berusia 3*' tahun. ˂ &edua$ adenomiosis parsial atau difus$ ketebalan "# 12 mm$ fokus miometrial  berintensitas sinyal tinggi$ dan melibatkan komponen di luar miometrium 45$ 46 atau 6. Dan ketiga$ adenomioma$ massa miometrial berbatas tidak jelas dengan intensitas sinyal rendah pada semua sekuens /!. 1.2 Etiologi 1

290627413-Adenomiosis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 1/15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Bird et al . (1972) mengemukakan definisi adenomiosis sebagai invasi

 jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang menyebabkan

 pembesaran uterus difus dengan gambaran mikroskopis kelenjar dan stroma

endometrium ektopik non neoplastik dikelilingi oleh jaringan miometrium

hipertrofik dan hiperplastik. Definisi tersebut masih berlaku hingga sekarang

dengan modifikasi. denomiosis adalah keberadaan kelenjar dan stroma

endometrium pada sembarang lokasi di kedalaman miometrium. !su kedalaman

menjadi penting sebab batas "# seringkali ireguler$ dan adenomiosis harus

dibedakan dengan invaginasi miometrium basalis minimal. da dua %ara

membedakannya$ pertama apakah ada hipertrofi miometrial di sekitar fokus

adenomiotik bila "# tidak tampak. &edua$ jarak "# dengan fokus adenomiotik 

tidak lebih dari 2' total ketebalan miometrium.athyanarayana (1991) membagi adenomiosis kedalam * kategori

 berdasarkan kedalaman lokasi lesi yaitu lesi terbatas pada lapisan basal$ lapisan

dalam dan lapisan permukaan.

+ordts et al. (2,,-) mengusulkan sistem klasifikasi adenomiosis

sederhana berdasarkan analisis /! pada "# uterus. 0ertama$ hiperplasia "#

sederhana$ ketebalan "# - mm tetapi 12 mm pada anita berusia 3*' tahun.˂

&edua$ adenomiosis parsial atau difus$ ketebalan "# 12 mm$ fokus miometrial

 berintensitas sinyal tinggi$ dan melibatkan komponen di luar miometrium 45$

46 atau 6. Dan ketiga$ adenomioma$ massa miometrial berbatas tidak jelas

dengan intensitas sinyal rendah pada semua sekuens /!.

1.2 Etiologi

1

Page 2: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 2/15

0ada adenomiosis$ kelenjar endometrium dan stroma mun%ul di jaringan

otot (miometrium) uterus. eskipun etiologi yang pasti masih belum diketahui$

setidak8tidaknya teori sudah pernah diajukan. :eori yang pertama dan yang

 paling populer adalah baha adenomiosis dapat berkembang dari invaginasi

 jaringan endometrium di miometrium. :eori kedua menyebutkan baha

adenomiosis dapat berkembang se%ara de novo akibat sisa sisa dari jaringan

mullerian pluripotent. :eori ketiga menyebutkan baha adenomyosis terjadi

karena invaginasi dari lapisan basalis pada sistem limfatik intreamiometrium.

Dalam tulisan ini$ penulis lebih %ondong pada teori yang lebih banyak diketahui

umum seperti akan dijelaskan berikut ini.

0endapat yang paling la;im diterima adalah adenomiosis terjadi sebagai

akibat invaginasi dari endometrioum basal ke miometrium. !nvaginasi dapat

terjadi karena lapisan miometrium mengalami perlunakan akibat riayat trauma

misalnya pada riayat operasi pelvis sebelumnya yang memungkinkan jaringan

endometrium aktif untuk tumbuh subur di tempat sel8sel yang sudah mengalami

%edera. !nvaginasi sendiri juga dapat terjadi akibat adanya fenomena immun

menyimpang pada jaringan yang terlibat. 0rosedur imunohistokimia menunjukkan

 baha peningkatan jumlah makrofag akan mengaktivasi sel : dan sel B yang

kemudian akan meghasilkan antibodi dan menstimulasi keluarnya sitokin$ yang

 pada akhjirnya sitokin ini akan merubah struktur endomiometrial jun%tion.

0en%etus yang pasti dari proses invaginasi itu sendiri tidaklah diketahui$ meski

demikian$ diperkirakan pengaruh dari hormon hona invrmon mungkin terlibat

dalam menstimulasi terjadinya migrasi dari lapisan basal endometrium tersebut.

tudi mengenai reseptor steroid berkaitan dengan hal ini ternyata menunjukkan

hasil yang beragam$ namun begitu$ beberapa penelitian menunjukkan baha

 jaringan adenomyosis memiliki ekspresi reseptor estradiol yang lebih tinggi

dibandingkan endometrium yang memang berada di endometrium sebenarnya.

0eningkatan respons terhadap estrogen ini mempermudah terjaidnya proses

invaginasi dan perluasan adenomiosis. ebagai tambahan$ jaringan adenomiosis

 juga mengandung en;im aromatase dan en;im estrogen sulfat yang menghasilkan

2

Page 3: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 3/15

estrogen untuk menstimulasi pertumbuhan dan ekspansi jaringan endometrium

abnormal dan stromanya ke miometrium.

:eori kedua menyatakan baha adenomiosis terbentuk dari jalur 

 perubahan de novo sisa sisa jaringan mullerian. :itik titik adenomiosis

ekstrauterine sebagaimana yang dijumpai di septum rektovaginal mendukung teori

tersebut. :erlebih lagi penelitian mengenai properti biologik dan proliveratif dari

endometrium ektopik dan eutopik$ masing m$asing memeiliki karakteristik 

tersendiri. atsumoto dkk mengamati bha endometrium ektopik yang dijumpai

 pada kasus adenomiosis tidak memberikan respon terhadap perubahan hormonal

sebagaimana endomnterium eutopik. 0erubahan sekretorik sangat jarang

dijumpai$ bahkan sekalipun lapisan basalis dari endometrium yang sebenarnya

tengah berada di fase sekretorik. "ika dibandingkan dengan endometrium eutopik$

 jaringan ektopik tidak menunjukkan adanya properti perubahan siklik yang

menginduksi regulasi apopotosis protein seperti ekspresi bel82. :emuan ini

menunjukkan adanya proliferasi konstan dari jaringan ektopik di dalam

miometrium$ dan juga menunjukkan karakteristik biologik yang berbeda

dibandingkan endometrium eutopik.0enelitian lain juga membandingkan beragam

faktor pertrumbuhan dan sitokin seperti misalnya angiogenik groth fa%tor$ basi%

fibroblast groth fa%tor$ yang mana mungkin memiliki kontribusi dalam

 patogenesis perdaraha uteris abnormal pada kasus adenomiosis. <asil penelitian

menunjukkan ekspresi yang berbeda beda pada jaringan adenomiosis

dibandingkan dengan jaringan endometrium eutopik$ dan hal ini berarti sejalan

dengan teori baha adenomiosis bukanlah berasal dari endopmetrium lapisan

 basala$ melainkan dari jalur de novo sendiri.

:eori ketiga$ teori stem %ell$ didukung oleh fakta baha regenerasi

endometrium dapat diinduksi oleh stem %ell yang berasal dari sumsum tulang.

:emuan ini memiliki implikasi yang potensial dalam hal menentukan etiologi

endmetriosis dan adenomiosis. tudi imunohistokimia terkini mengungkapkan

adanya jarinagn endometrium tambahan di anita yang menjalani prosedur 

transplantasi sumusm tulang dengan ketidaksesuaian antigen <= tunggal. Data

3

Page 4: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 4/15

ini menunjukkan stem sel yang berasal dari sumsum tulang memiliki peranan

daklam pertumbuhan jaringan endometrium yang baru. aka dari itu$ mungkin

saja stem %ell tadi juga dapat menginduksi pertumbuhan oendometrium di

 jarinagn otot miometrium$ dan menyebabkan adenomiosis dengan proliferasi lokal

kelenjar endmetrium dan stroma nya di miometrium

1.3 Patofisiologi

ekanisme yang memi%u invasi jaringan endometrium ke dalam

miometrium masih belum jelas. =apisan fungsional endometrium se%ara fisiologis

 berproliferasi se%ara lebih aktif dibandingkan lapisan basalis. <al ini

memungkinkan lapisan fungsional menjadi tempat implantasi blastokista

sedangkan lapisan basalis berperan dalam proses regenerasi setelah degenerasi

lapisan fungsional selama menstruasi. elama periode regenerasi kelenjar pada

lapisan basalis mengadakan hubungan langsung dengan sel8sel berbentuk 

gelondong pada stroma endometrium.

denomiosis berkembang dari pertumbuhan ke baah dan invaginasi dari

stratum basalis endometrium ke dalam miometrium sehingga bisa dilihat adanya

hubungan langsung antara stratum basalis endometrium dengan adenomiosis di

dalam miometrium. Di daerah ekstra8uteri misalnya pada plika rektovagina$

adenomiosis dapat berkembang se%ara embriologis dari sisa duktus uller.

ekanisme terjadinya invasi endometrium ke dalam miometrium pada

masih harus dipelajari lebih lanjut. 0erubahan proliferasi seperti aktivitas mitosis

menyebabkan peningkatan se%ara signifikan dari sintesis D> ? siliogenesis di

lapisan fungsional endometrium daripada di lapisan basalis. =apisan fungsional

sebagai tempat implantasi blastocyst $ sedangkan lapisan basalis sebagai sumber 

 produksi untuk regenerasi endometrium akibat degenerasi dari lapisan fungsional

saat menstruasi. 0ada saat proses regenerasi$ sel8sel epitel dari

kelenjar basalis berhubungan langsung dengan sel8sel stroma endometrium yang

membentuk sistem mikrofilamentosa@trabekula intraselular dan gambaran

sitoplasma pseudopodia. Beberapa perubahan morfologi pada epitel kelenjar 

endometrium adenomiosis tidak dapat digambarkan. >amun dalam studi invitro

4

Page 5: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 5/15

menunjukkan sel8sel endometrium memiliki potensial invasif dimana potensial

invasif ini bisa memfasilitasi perluasan lapisan basalis endometrium ke dalam

miometrium.

Dalam studi yang menggunakan hibridisasi ? imunohistokimia insitu

menunjukkan kelenjar8kelenjar endometrium pada adenomiosis lebih

mengekspresikan reseptor m/> hA+@=< se%ara selektif. 0ada endometrium

yang normal$ kelenjar8kelenjar ini tidak dapat mengekspresikan reseptor hA+@=<.

<al ini mungkin meskipun belum terbukti baha peningkatan ekspresi reseptor 

epitel endometrium berkaitan dengan kemampuan untuk menembus miometrium

dan membentuk fokal adenomiosis. enjadi menarik dimana peningkatan

ekspresi reseptor hA+@=< ditemukan pada karsinoma endometrii dibandingkan

kelenjar endometrium yang normal seperti halnya yang ditemukan pada trofoblas

invasif dibandingkan yang non8invasif pada koriokarsinoma.

tudi tentang reseptor steroid menggunakan Cytosol $ menunjukkan hasil

yang tidak konsisten. Beberapa menunjukkan tidak ada ekspresi reseptor 

 progesteron pada , kasus adenomiosis$ sedangkan yang lain menunjukkan

ekspresi reseptor progesterone yang lebih tinggi dibandingkan estrogen. Dengan

menggunakan tehnik pela%ak imunohistokimia$ ditemukan konsentrasi yang tinggi

 baik reseptor estrogen dan progesteron pada lapisan basalis endometrium maupun

adenomiosis. /eseptor estrogen merupakan syarat untuk pertumbuhan

endometrium yang menggunakan mediator estrogen. eskipun masih belum jelas

evidensnya$ hiperestrogenemia memiliki peranan dalam proses invaginasi

semenjak ditemukan banyaknya hiperplasia endometrium pada anita dengan

adenomiosis. &onsentrasi estrogen yang tinggi diperlukan dalam perkembangan

adenomiosis sebagaimana halnya endometriosis. <al ini didukung baha

 penekanan terhadap lingkungan estrogen dengan pemberian Dana;ol

menyebabkan involusi dari endometrium ektopik yang dikaitkan dengan gejala

menoragia ? dismenorea.

0ada penyakit uterus yang estrogen-dependent   seperti karsinoma

endometri$ endometriosis$ adenomiosis ? leiomioma$ tidak hanya terdapat

reseptor strogen$ namun juga aromatase$ en;im yang mengkatalisasi konversi

5

Page 6: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 6/15

androgen menjadi estrogen. 0rekursor utama androgen$  Andronostenedione$

dikonversi oleh aromatase menjadi  Estrone. umber estrogen yang lain yaitu

strogen8*8ulfat yang dikonversi oleh en;im strogen sulfatase menjadi Estrone$

yang hanya terdapat dalam jaringan adenomiosis. >antinya  Estrone  akan

dikonversi lagi menjadi 17C8estradiol yang meningkatkan tingkat aktivitas

estrogen. Bersama dengan strogen dalam sirkulasi$ akan menstimulasi

 pertumbuhan jaringan yang menggunakan mediator estrogen. m/> sitokrom

0', aromatase (0',arom) merupakan komponen utama aromatase yang

terdapat pada jaringan adenomiosis. 0rotein 0',arom terlokalisir se%ara

imunologis dalam sel8sel kelenjar jaringan adenomiosis.

1.4 Gejala Klinis

:idak ada gejala yang patognomonis untuk adenomiosis sehingga

menyebabkan rendahnya tingkat akurasi diagnosisi preoperatif. Dalam sebuah

studi dimana telah ditegakkan diagnosis patologis adenomiosis yang dibuat dari

spesimen histerektomi$ *' penderitanya tidak memiliki gejala yang khas. +ejala

adenomiosis yang umum yaitu menorragia$ dismenorea dan pembesaran uterus.

+ejala seperti ini juga umum terjadi pada kelainan ginekologis yang lain. +ejala

lain yang jarang terjadi yaitu dispareunia ? nyeri pelvis yang kronis atau terus8

menerus.

0erdarahan banyak berhubungan dengan kedalaman penetrasi dari kelenjar 

adenomiosis ke dalam miometrium dan densitas pada gambaran histologis dari

kelenjar adenomiosis di dalam miometirum. &edalaman adenomiosis dan

hubungannya dengan perdarahan banyak menentukan pilihan strategi

 penatalaksanaannya. %Aausland menunjukkan baha dari biopsi reseksi

endometrium$ kedalaman penetrasi adenomiosis ke dalam miometrium

 berhubungan dengan jumlah perdarahan banyak yang dilaporkan. ehingga pada

adenomiosis superfisial dilakukan reseksi atau ablasi endometrium. edangkan

 pada kasus adenomiosis yang lebih dalam atau dengan perdarahan banyak yang

 berlanjut$ perlu dilakukan penatalaksanaan bedah konvensional yaitu histerektomi.

6

Page 7: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 7/15

1.5 Penatalasanaan A!eno"iosis

tandar penatalaksanaan adenomiosis adalah histerektomi. ungguhpun

 begitu$ tantangan yang mun%ul saat ini adalah bagaimana meredakan gejala pada

anita dengan menggunakan terapi obat obatan konservatif$ ataukah memilih

terapi pembedahan untuk mempertahankan fungsi fertilitas$ dan menjadi masalah

 juga bagaimana melakukan operasi pada anita yang memiliki penyulit yang

menyebabkan dirinya jadi tidak bisa menjalani operasi. :idak ada terapi obat

obatan yang dapat meredakan gejala adenomiosis$ dan pasien tetap diedukasi

untuk bisa hamil. :erapi pengobatan dengan menggunakan terapi hormonal

supresif seperti penggunaan pil kontrasepsi jangka panjang$ progestin dosis tinggi$

dan &D/ yang mensejkresikan levonogestrel (=>+ !D)$ dana;ol dan agonis

+n/< ternyata mampu menginduksi penge%ilan jaringan adenomiosisnya. 0ilihan

 pilihan terapi ini$ termasuk juga terapi pembedahan akan didiskusikan lebih lanjut

dalam tulisan ini.

1. =evonergestrel &D/ 

edian =>+ &D/ (mirena) mensekresikan 2, ug levonorgesterel per 

harinya dan merupkan terapi yang efektif dalam penatalaksanaan adenomiosis.

0enggunaan =>+ &D/ berkaitan dengan proses desidualisasi endometrium

untuk mengurangi perdarahan dan diperkirakan juga bekerja langsung pada

deposit jaringan adenomiosis dengan mendon regulasikan reseptor estrogen. <al

ini pada akhirnya akan mengurangi ukuran fo%us jaringan adenomiosis$

memperbaiki kontraktilitas uterus sehingga dapat mengurangi jumlah kehilangan

darah$ mengurangi gejala dismenorhea dengan menurunkan produksi

 prostaglandin dalam endometrium dan juga menginduksi amenorhea. :erapi

dengan =>+ &DE/ mungkin %ukup bermanfaat pada anita yang

menginginkan memiliki keturunan pas%a terapi.

heng dkk melakukan penelitian tentang manfaat =>+ &D/ setelah

menggunaan selama *F bulan pada 9 abnita dengan dismenorhea sedang

hingga berat yang diakibatkan oleh adenomiosis dengan menggunakan trans

7

Page 8: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 8/15

vaginal +. &eluhan nyeri diukur dengan menggunakan Gisual nalog %ale

(G) dan ternyata hasilnya berkurang dari aalnya skornya adalah 77$9 menjadi

11$- dimana 2' pasien melaporkan terjaid amenorhea. Golume uterus berkurang

se%ara signifikan$ dari 11'$- ml menjadi 9$' ml$ dan begitu juga dengan kadar Aa

12'. e%ara umum$ tingkat kepuasan dan keberhasilan terapi ini adalah 72$'.

2. Dana#ol

Dana;ol$ yang merupakan derivat androgen 198nortestosterone yang

memiliki efek seperti progestin$ akan menginduksi inhibisi langsung en;im en;im

di ovarium yang bertanggung jaab dalam hal produksi estrogen dan sekresi

kelenjkar pituitari gonadotrofin. 0engalaman dengan penggunaan terapi sistemik 

 pada pasien dengan adenomiosis masih sangat terbatas. <al ini mungkin

dikarenakan profil efek samping obat$ yang meliputi penambahan berat badan$

keram otot$ penge%uilan ukuran payudara$ akne$ hisutisme$ kulit berminyak 

 penurunan kadar <D=$ peningkatan en;im hati$ hot flash$ perubahan mood$

depresi$ dan perubahan suara. etelah terapi sistemik dengan dana;ol$ reseptoir estrigen akan berkurang$ dan menyebabkan penge%ilan ukuran uterus dan

 perbaikan gejala.

:eknik baru dalam mengantarkan hormon tersebut telah memungkinkan

dana;ol untuk digunakan dengan lebih luas dan lebih disukai dengan efek 

samping yang lebih minimal$ yaitu dengan mmeberikan sedian suntikan i.v dan

&D/. &onsentrasi dana;ol dalam serum masih tetap ada maskipun kadarnya

sudah tidak terdeteksi lagi$ dan tidak dijumpai efek samping sistemik.. :idak 

dijumpai efek samping dari penyuntikan hormon se%ara lokal ini.

*. Agonis Gn$% 

gonis +n/< akan berikatan dengan reseptornya yang berada di kelenjar 

 pituitari$ dan berakibat pada terjadinya don reguklasi aktivitas +n/<. kibatnya

adalah terjadinya keadaan meniopause se%ara medis yang masih reversibel. :erapi

8

Page 9: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 9/15

ini tidak efektif dalam bentuk sediaan opral$ dan diberikan dalam bertuk sediaan

injeksi intramuskular maupun subkutan$ dapat juga diberikan sebagai nasal spray

2 kali sehari. ediaan inibiasanya digunakan hanya untuk periode singkat *8F

 bulan karena efek samping yang mungkin timbul meliputi hot flashes dan

 penurunan densitas mineral tulang. &asus yang pertama kali dilaporkan

menggunakan sediaan ini pada pasien yang memang didiagnosis adenomiosis

se%ara biopsi terjaid pada tahuun 1991. <asilnya menunjukkan penge%ilan ukuran

uterus daro , %m2 menjadi 1', %m2$ dan terjadi amenorhea$ serta gejala

dismenorhea yang mereda. eski demikian$ saat nantinya terapi dihentikan$

gejala akan kembali mun%uk dan ukuran uterus kembali menjadi 2, %m2. enada

dengan hakl tersebit$ banyak penelkitian yang nenyatakan penge%ilan ukuran

uterus$ amenorrhea serta berkurangnya rasa dismenorhea dengan menggunakan

sediaan ini selama *8F bulan.

4. A&o"atase In'i(ito&

kspresi en;im aromatase inhibitor 0', telah banyak dijumpai padaimplan jaringan endometriosis. n;im ini mengkonversi androgen menjadi

estrogen. Dalam berbagai laporan kasus dan studi penelitian$ disebutkan baha

 pemberian aromatase inhibitor telah digunakan sebagai terapi pada endometriosis

 berat. Dan efeknya adalah rasa nyeri yang nmereda. eski begitu$ belum ada

 penelitian yang menguji peranannya untuk kasus adenomiosis

5. %iste&eto"i

<isterektomi merupakan pilihan pengobnatan adeniomiosis yang juga

 bernilai diagnostik. <isterektomi dari vagina lebih disukai ketimbang histerektomi

dari dinding abdomen$ berkaitan dengan angka kematian yang lebih rendah serta

kemungkinan pulih yang lebih %epat. eski begitu$ dalam suatu studi retrospektif 

yang melibatkan 12F histerektomi vaginal$ 1 diangtaranya ternyata mengalami

%idera kandung kemih. 0rosedur histerektomi laparoskopi memungkinkan untuk 

mendiseksi area operasi tanpa menimbulkan %edera. "ika dibandingakn dengan

9

Page 10: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 10/15

 prosedur histerektomni dari vagina$ maka angka kejadian %edera kandung kemih

 justru banyak berkurang$ namun resiko terhadap kejadian perlukaan uterus justru

meningkat. 0rosedur ini juga lebih disukai ketimbang histerektomi vagianl karena

rasa nyeri post op yang ditimbulkan sangat lebih minimal.

). E"(olisasi A&te&i Ute&ina

fektivitas dari tejknik embolisasi arteri uterina () dalam hala tata

laksana adenomiosis simptomatik masihlah kontroversil. tudi jangka panjang

meniunjukkan angkan keberhasilan yang beragam$ yang mungkin dikarenakan

olegh beragamnya agen pengemboli yang digunakan serta dipengaruhi pula

mioma uteri yang hadir bersamaan. ioma %enderung memiliki pembuluh darah

yang besar yang tentunya memerlukan embolisasi yang lkebih besar dengan agen

 pengemboli yang lebih besar pula$ jika dibandinagkna dengan kasus adenomiosis

saja. Hleh sebab itu$ studi menunjukkan angka kegagalan teknik ini yang %ukup

tinggi pada pasien dengan penyerta mioma uteri. >amun untuk diagnbosis

adenomiosis saja tanpa ada penyertt$ tingkat keberhasilannya %ukup tinggi.

*. Esisi Ja&ingan +io"et&i," ata, A!eno"io"a

ksisi dari fokus jaringan adenomiosis dapat dilakukan jika lokasi fokus

 jaringan dapat ditentukan dengan pasti. :idak seperti miome%tomy$ tindakan ini

agak lebih sulit dalam hal menentukan luasnya lesi$ mengekspos lesi$ mennetukan

 batas serta kedalama invasi jaringan. Dengan mempertimbangkan tantangan

tersebut$ mungkin saja dalam prosedur tersebut jaringan adenomiosisnya masih

tertinggal dan dengan begitu$ sebagian jaringan mungkin tidak akan tuntas dan

dapat kambuh kembali. Hleh sebab iotu tingkat keberhasilan teknik ini masih

dibaah ',. :ambahan terapi dengan menggunakan agonis +n/< pada teknik 

ini selama F bulan setelah eksisi akan dapat menurunkan angka kekambuhan

sebanyak 2, pada 2 tahun berikutnya.

0ada anita yang ingin bisa hmail$ eksisi dapat dilakukan jika

miometrium tetap dipertahankan dan pembentukan jaringan parut yang ada tidak 

10

Page 11: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 11/15

mempengaruhi permukaan tempat implantasi. ngka kejadian abortus spontan

 jadi lebih tinggi pada kelompok ini juka dibandingkan dengan masyafrakat umum.

<al ini kemungkinan besar dikarenakan oleh pembentukan jaringan parut yang

akan mempengaruhi kemampuan uterus untuk mempertahankan isinya$ eski

 begitu$ suatu studi memperlihatkan baha terapi konservatiof dengan eksisi

adenomioma dengan ukuran '' mm masih dapat menginduksi kehamilan pada

7, kasus dengan disertai berkurangnya gejala menorhagia dan dismenorhea.

-. Pe"(e!a'an Ult&aso,n! !engan G,i!e +$I

:eknik pembedahan ultrasound dengan guide /! adalah suatu teknik 

noninvasif dengan balsai jarinagn lunak ternyata berhasil mengurangi gejala dan

meringankan penyakit adenomiosis ini. 0ada tahun 2,,$ prosedur ini telah

disetujui oleh Eood and Drugs dministration dalam hal pengobatan mioma.

ltrasound yang berurutan sengaa difokuskan pada jaringan untuk melokalisasi

 jaringan yg lebih hangat$ menyebabkan terjadinya koagulasi thermal dan nekrosis

 pada area yang difokuskan tersebut. 0embedahan ultraosund denganmenggunakan fokus tinggi dapat dilakukan sendirian$ meskipun begitu$

ketidakakuratan mengidentifiksi daerah lesi berakibat pada hasil yang sanagt

 beragam dan tentunya agak sedikit membahayakan kedaan umum pasien karena

gelombang ultrasound akan menyebar se%ara difus.

1.) Pe"e&isaan Diagnosti 

1. %iste&osalingog&a"

uatu pemeriksaan rontgen daerah panggul setelah suatu kontras

dimasukkan ke dalam dinding rahim.

2. Pe"e&isaan +$I

endeteksi adanya adenomyosis dan seberapa luas adenomyosis dan juga

dapat membedakannya dari fibroid. 0emeriksaan /! panggul ini harus

dikerjakan dengan media kontrs +adonilium yang disuntikan ke pembuluh darah.

11

Page 12: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 12/15

3. USG T&ans/aginal

+ yang alatnya dimasukkan ke vagina

ASU%AN KEPE$A0ATAN

1. 0engkajian

a. /iayat kesehatan dahulu

0ernah terpapar agen toksin berupa pestisida $atau pernah kedaerah

 pengolahan katu dan produksi kertas$serta terkena limbah$pembakaran

sampah$dan sampah perkotaan.

 b. /iayat kesehatan sekarang

 >yeri saat latihan fisik 

 >yeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual.

Ee%es berdarah

<ipermenoria

 >yeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter.

%. /iayat kesehatan keluarga

emiliki ibu atau saudara perempuan(perempuan$saudara kembar)yang

menderita adenomiosis.

d. /iayat obstetri dan menstruasi

  engalami hipermenorea$ siklus menstruasi yang berarna gelap yang

keluar sebelam menstruasi atau diakhiri menstruasi.

2. Diagnosa &eperaatan

1). +angguan rasa nyamanInyeri b.d.gangguan menstruasi$proses perjalanan

 penyakit.

12

Page 13: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 13/15

:ujuan I

8 /asa nyaman nyeri teratasi dalam aktu *J 2 jam.

&riteria <asil I

8 klien mengekspresikan penurunan nyeri@ketidaknyamanan

8 klien tampak rileks$dapat tidur dan istirahat dengan tepat.

!ntervensi keperaatan

1. &aji lokasi$tingkat. Dan durasi nyeri

  /@ untuk mengetahui intervensi selanjutnya.

2. Bimbing klien untuk melakukan tehnik relaksasi

  /@ membantu mengurangi rasa nyeri.

*. tur posisi senyaman mungkin.

  /@ membantu mengurangi rasa nyeri.

. &olaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

/@ mengurangi rasa nyeri dan memudahkan istirahat adekuat serta

 penyembuhan.

2). +angguan istirahat tidur b@d stimulus nyeri.

:ujuanI

8 etelah dilakukan tindakan keperaatan 2J2 jam kebutuhan istirahat tidur

terpenuhi.

&riteria <asilI

8 :idur klien %ukup 78- jam@hari.

8 Kajah klien tampak segar.

!ntervensi &eperaatan

1. =atih dan bimbing klien untuk melakukan tehnik relaksasi.

  /@ membantu mengurangi rasa nyeri.

2. Aiptakan lingkungan yang tenang menjelang klien tidur.

  /@ agar klien mudah tertidur.

*). Aemas b@d ketidaktahuan klien tentang penyakitnya.

13

Page 14: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 14/15

:ujuan I etelah dilakukan tindakan keperaatan 2J2 jam rasa %emas dapat

teratasi.

&riteria hasil I

 8 &lien mengetahui keadaan penyakit

 8 kspresi ajah tenang.

 8 &lien tidak gelisah.

!ntervensi I

1. "elaskan tentang kondisi penyakit yang dideritanya.

  /@ mampu memahami dan mengerti tentang kondisi penyakit.

2. "alin suasana lingkungan yang aman dan tenang.

/@ membantu pasien dalam beristirahat dengan tenang dan nyaman.

*. "alin suasana harmonis antara klien$ keluarga$ dan peraat.

/@ memper%epat hubungan rasa saling per%aya antara klien@keluarganya

dengan peraat.

14

Page 15: 290627413-Adenomiosis

7/26/2019 290627413-Adenomiosis

http://slidepdf.com/reader/full/290627413-adenomiosis 15/15

DATA$ PUSTAKA

1. Berek$ ". Berek ? >ovakLs +yne%ology 1th d. 2,,7. 0ennsylvania I

=ippin%ott Killiams ? Kilkins.

2. Benagiano +  and Brosens !. <istory of adenomyosis (bstra%t). Best 0ra%t

/es Alin Hbstet +ynae%ol. 2,,F ugM2,()I98F*. pub 2,,F ar 2.

*. Ahopra $ =ev8:oaff $ Hrs E$ Bergin D. denomyosisIAommon and

n%ommon anifestations on onography and agneti% /esonan%e !maging$

" ltrasound ed 2,,FM 2'IF17NF27.

. Eeren%;y . 0athophysiology of adenomyosis. <uman /eprodu%tion pdate

199-M I *128*22.

'. 0ara;;ini E et al. /isk fa%tors for adenomyosis. <uman /eprodu%tion vol.12

no.F pp.127'N1279$ 1997.F. 0ernol =. Benson and 0ernolOs <andbook of Hbstetri%s and +yne%ology 1,th

d. 2,,1. >e Pork I :he %+ra8<ill Aompanies$ !n%.

7. hrestha $hrestha /$edhai =B$0andit . denomyosis at <ystere%tomyI

0revalen%e$ 0atient Ahara%teristi%s$ Alini%al 0rofile and <istopatholgi%al

Eindings.&athmandu niv ed " 2,12M*7(1)I'*8F.

15