22
MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MELALUI PEMBINAAN PROFESIONAL DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SEMESTER I SD NEGERI 1 NAPABALANO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : La Ode Halidin, S.Pd ABSTRAK Penelitian tentang meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan silabus dan RPP melalui pembinaan professional dengan pendekatan kooperatif di SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 adalah penelitian tindakan (action research) yang bersifatsiklik. Permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah bagaimana pembinaan professional dengan pendekaatan kooperaratif dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna? Tujuan dari penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan oleh Kepala sekolah kepada guru yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan untuk mengetahui sejauhmana pembinaan professional dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatka kompetensi guru. Kemampuan yang akan ditingkatkan adalah kemampuan guru dalam mengembangkan silabus dan RPP. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus yang mengcu pada permasalahan dan tujuan penelitian. Subjek penelitian adalah guru kelas I-VI SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitian tindakan sekolah adalah silabus dan RPP .Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatnya aktivitas peserta dalam pembinaan, (2) efektivitas pembinaan dengan pendekatan kooperatif, (3) meningkatnya kemampuan dan penguasaan guru/peserta 1

28 La Ode Halidin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

28 La Ode Halidin

Citation preview

Page 1: 28 La Ode Halidin

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MELALUI PEMBINAAN PROFESIONAL DENGAN

PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SEMESTER I SD NEGERI 1 NAPABALANO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : La Ode Halidin, S.Pd

ABSTRAK

Penelitian tentang meningkatkan kompetensi guru dalam pengembangan silabus dan RPP melalui pembinaan professional dengan pendekatan kooperatif di SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 adalah penelitian tindakan (action research) yang bersifatsiklik. Permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah bagaimana pembinaan professional dengan pendekaatan kooperaratif dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna? Tujuan dari penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan oleh Kepala sekolah kepada guru yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan untuk mengetahui sejauhmana pembinaan professional dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatka kompetensi guru. Kemampuan yang akan ditingkatkan adalah kemampuan guru dalam mengembangkan silabus dan RPP. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus yang mengcu pada permasalahan dan tujuan penelitian. Subjek penelitian adalah guru kelas I-VI SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016.Objek penelitian tindakan sekolah adalah silabus dan RPP .Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah (1) meningkatnya aktivitas peserta dalam pembinaan, (2) efektivitas pembinaan dengan pendekatan kooperatif, (3) meningkatnya kemampuan dan penguasaan guru/peserta dalam mengembangkankan silabus dan RPP yaitu nilai rata-rata yang diperoleh di atas 70. Hasil penelitiannya adalah (1) untuk siklus I, nilai rata-rata masih rendah yakni 65,31 dan meningkat pada siklus 2.

Kata Kunci : Pembinaan Profesional Dengan Pendekatan Kooperatif, Meningkatkan Kompetensi Guru

1

Page 2: 28 La Ode Halidin

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional yang selama ini Pendidikan merupakan salah satu

prioritas program pembangunan di Indonesia, karena isu mengenai mutu

pendidikan sampai saat ini masih bergulir. Upaya meningkatkan mutu pendidikan

menjadi priotitas utama, disamping pemerataan, relevansi, efesiensi, dan

efektivitas.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru,

antara lain melalui pelatihan, workshop, bimbingan teknik, dan uji sertifikasi.

Namun demikian berbagai indikator peningkatan kompetensi guru belum

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Yuwono (2001) menyatakan bahwa

usaha-usaha perbaikan pembelajaran sudah dilakukan namun belum

menampakkan hasil yang memuaskan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Theofilus (2006) yang mengatakan bahwa

guru selama ini lemah dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang menjadi pedoman pada saat pembelajaran di kelas.

Bahkan ada yang tidak menyusunnya sama sekali, padahal kualitas rencana

pelaksanaan pembelajaran sangat menentukan hasil kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu upaya peningkatan kompetensi terus dilakukan. Upaya ini

diantaranya dengan mengadakan pembinaan profesional dengan memadukan

berbagai pendekatan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka dapat ditarik suatu

rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Pembinaan Profesional dengan Pendekaatan Kooperatif Dapat

Meningkatkan Kompetensi Guru Dalam Mengembangkan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Di SD Negeri 1 Napabalano Kabupaten Muna?

2. Rencana Pemecahan Masalah

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di sekolah yang pada

hakikatnya digunakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah yang timbul

2

2

Page 3: 28 La Ode Halidin

dalam tugas dan fungsi Kepala Sekolah . Rencana pemecahan masalah dilakukan

melalui tindakan yang diperkirakan sebanyak 2 siklus.

Dalam penelitian tindakan sekolah ini, peneliti mempunyai tujuan :

1. Untukmeningkatkankompetensi guru dalam mengembangkan silabus

melalui pembinaan profesional dengan pendekatan kooperartif.

2. Untukmeningkatkankompetensi guru dalam mengembangkan RPP melalui

pembinaan profesional dengan pendekatan kooperatif.

3. Untukmengetahuisejauhmana pembinaan profesional dengan pendekatan

kooperatif dapat meningkatkan kompetensi guru

dalammengembangkansilabusdan RPP.

Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan, yang hasilnya diharapkan

bermanfaat untuk :

1. Guru

a. Guru memiliki kemampuan dalam menjabarkan standar isi menjadi silabus.

b. Guru lebih mampu dalam mengembangkan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

c. Guru memiliki keterampilan dalam membuat perangkat pembelajaran.

2. Kepala Sekolah sekolah

a. Memiliki keterampilan dalam pembinaan profesionak kepada guru.

b. Memiliki inovasi dalam melaksanaan pembinaan profesional terhadap guru.

c. Sebagai masukan kepada Kepala Sekolah sekolah dalam melaksanakan

pembinaan profesional dengan pendekataan kooperatif

3. Dinas Pendidikan

Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya untuk meningkatkan

kompetensi guru dalam mengembangkan silabus dan RPP melalui pembinaan

profesional dengan pendekatan kooperartif.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian Tindakan Sekolah

3

3

Page 4: 28 La Ode Halidin

Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di sekolah

yang pada hakikatnya digunakan dalan rangka memecahkan masalah-masalah

yang timbul dalam tugas dan fungsi Kepala Sekolah. Pelaksanaan penelitian

tindakan sekolah bersifat partisipatif karena melibatkan peneliti sebagai pelaksana

penelitian.dan settingnya adalah kegiatan pembinaan profesional guru yang

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan kelompok guru (KKG) dengan materi

pembinaan tentang pengembangan dan penyusunan silabus serta rencana

pelaksanaan pembelajaran kelas (RPP) kelas I-VI.

Subjek dan Objek Penelitian Tindakan Sekolah

Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah 6 guru kelas I-VI yang

berada di SD negeri 1 Napabalano.

Objek penelitian tidakan sekolah ialah silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) kelas I-VI sekolah dasar.

Prosedur Penelitian Tindakan

1. Perencanan

a. Skenario Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang

bersifat siklik. Sedangkan kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan guru

kelas I-VI dalam mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Tindakan diperkirakan sebanyak dua siklus, setiap siklus menggacu paa tujuan

dan permasalahan penelitian. Tindakan pada siklus ke dua tergantung dari refleksi

pelaksanaan siklus sebelumnya dan seterusnya hingga tercapai tujuan yang ingin

diharapkan.

b. Perkiraan Jumlah Siklus

Untuk mencapai tujuan peninggkatan kompetensi guru dalam pengembangan

silabus dan RPP melalui pendekatan kooperatif dilakukan tindakan yang

diperkirakan dua siklus. Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi

waktu 3x 60 menit, pertemuan pertama alokasi waktu 1 x 60 menit kemudian pada

4

4

Page 5: 28 La Ode Halidin

pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 x 60 menit. Pada siklus 2 dilaksanakan

dengan mnggunakan satu pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 60 menit.

Instrumen Penelitian

Instrumen untuk mengukur keberhasilan tindakan berupa:

1. Instrumen input berupa lembar intrumen pretes penugasan kemampuan awal

yang dimiliki oleh guru dalam mengembangkan silabus dan RPP

2. Instrumen proses, berupa:

a. Instrumen pengamatan pengawas, yaitu berupa lembar observasi pada saat

pelaksanaan pembinaan profesional dengan pendekatan kooperatif yang dilakukan

oleh teman pengawas.

b. Instrumen pengamatan terhadap kelas yang berupa lembar observasi tentang

keaktifan peserta dan kelompok pada waktu mengikuti kegiatan pembinaan

profesional dengan pendekatan kooperatif.

3. Instrumen Output

Instrumen ini berbentuk tes penguasaan kemampuan guru dalam mengembangkan

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai hasil dari pembinaan

profesional.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif.

Menurut Sugiyono (2006) statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang belaku secara umum atau

generalisasi. Sehingga dalam penelitian tindakan dengan menggunakan statistik

deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak

bermaksud membuat generalisasi.

Indikator Keberhasilan

Untuk menentukan berhasil dan tidaknya dalam penelitian tindakan sekolah.

Peneliti merumuskan indikator keberhasilan sebagai berikut :

5

5

Page 6: 28 La Ode Halidin

a. Meningkatnyaaktivitaspesertapembinaan yang ditandai dengan kehadiran

peserta, keberanian peserta dalam mengemukakan pendapat, dan kerja sama

dalam kelompok .

b. Efektifitaspenerapanpendekatankooperatif dalam pembinaan profesional

kepada guru ditandai dengan aktifnya semua kelompok

c. Adanyapeningkatannilai rata-rata tes akhir yang dicapai oleh peserta dalam

penguasaan tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, ditandai

dengan nilai ketuntasan lebih dari 70.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus 1

Perencanaan

Untuk melaksanakan siklus 1 didahului dengan menyusun materi tentang silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Selanjutnya materi pengembangan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi pengertian rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), komponen RPP, prinsip-prinsip penyusunan

RPP, dan langkah-langkah penyusunan RPP, kemudian membentuk kelompok

menjadi 2dengan anggota setiap kelompok 3 orang.

b. Tindakan

Hasil dari pre test terhadap peserta pembinaan sebesar 59,3. Pada akhir kegiatan

tindakan, peneliti mengadakan post test terhadap peserta. Adapun hasilnya dapat

diperoleh sebesar 65,31

c. Pengamatan

1. Hasil pengamatan penelitian dari teman sejawat kepada pembina pada siklus 1

ditemukan hal-hal sebagai berikut : (a) pembentukan kelompok tidak terencana

dengan baik karena hanya berdasarkan pangkat dan golongan ruang. (b) peneliti

kurang dalam menjelaskan cara-cara bekerja dalam kelompok. (c) peneliti dalam

memberikan dampingan selama melakukan pembinaan kurang merata. (d) peneliti

kurang memberikan motivasi pada peserta untuk dapat aktif dalam kegiatan

pembinaan. Prosentase hasil pengamatan setelah direkapitulasi didapat hasil

6

6

Page 7: 28 La Ode Halidin

perolehan dalam prosentase : 60%. Prosentase tersebut di atas diperoleh dari

perbandingan antara harapan dengan rekapitulasi hasil pengamatan.

2. Hasil pengamatan terhadap perserta ada beberapa hal yang ditemukan

diantaranya : (a) masih ada peserta yang tidak memperhatikan pada saat pembina

memberikan informasi, (b) masih ada peserta yang tidak dapat bekerja sama

dengan kelompoknya, (c) masih terdapat egoisme peserta dengan tidak mau

membagi pengetahuan pada anggota kelompok yang lain, (d) masih banyak

peserta yang belum memahami dalam mengembangkan silabus dan RPP..

Prosentase hasil pengamatan setelah direkapitulasi didapat hasil perolehan dalam

prosentase : 72%. Prosentase tersebut di atas diperoleh dari perbandingan antara

harapan dengan rekapitulasi hasil pengamatan.

3. Hasil pengamatan terhadap kelompok , diperoleh temuan sebagai berikut : (a)

masih ditemukan peserta kurang berpartisipasi pada kegiatan kelompoknya. (b)

tugas kelompok masih didominasi oleh satu peserta atau dua peserta saja, (c)

komunikasi baru satu arah. (d) masih terdapat peserta yang tidak mau

mengerjakan tugas dalam kelompok. Prosentase hasil pengamatan setelah

direkapitulasi didapat hasil perolehan dalam prosentase : 66%. Prosentase tersebut

di atas diperoleh dari perbandingan antara harapan dengan rekapitulasi hasil

pengamatan.

d. Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan pada siklus 1 maka diadakan refleksi. Hasil proses

refleksi adalah sebagai berikut: (1) presensi dilakukan pada akhir pertemuan dan

terkesan kelupaan. (2) persepsi kurang, tidak menyampaikan materi prasyarat

sehingga peserta kurang siap mempelajari materi yang diajarkan. (3) pembentukan

kelompok tidak terencana dengan baik, karena hanya didasarkan pangkat dan

golongan ruang, . (4) peneliti kurang dalam menjelaskan cara-cara kerja

kelompok,. (5) peneliti dalam memberikan bimbingan kurang merata, sehingga

ada kelompok yang bingung tidak mendapat bagian. (6) masih banyak ditemukan

peserta tidak berpartisipasi pada kegiatan kelompoknya, bahkan mengobrol

dengan sesamanya. (7) masih banyak ditemukan tugas kelompok didominasi oleh

satu atau dua peserta saja. (8) pada saat pelaksanaan post test peneliti tidak

7

7

Page 8: 28 La Ode Halidin

mencermati tempat duduk pesert. (9) masih banyak ditemukan kelompok yang

salah dalam menyusun silabus dan RPP. (10) ketidakaktifan kerja sama kelompok

juga terlihat dari hasil pos test .

Hasil Penelitian Siklus 2

Perencaaan

Untuk melaksanakan siklus 2 didahului dengan menyusun materi tentang silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kemudian membentuk kelompok

menjadi 4 dengan anggota setiap kelompok 4 orang sedangkan kriteria yang

digunakan dalam pembentukan kelompok berdasarkan pangkat dan golongan

ruang peserta pembinaan, dan menyusun lembar observasi, menyusun soal pre

test, dan post test.

b. Tindakan

Hasil test kemampuan peserta terhadap penguasaan materi silabus dan RPP pada

siklus 2 sebesar 78,75

c. Pengamatan

1.Hasil pengamatan penelitian dari teman sejawat kepada pembina pada siklus 2

ditemukan hal-hal sebagai berikut : (a) pembentukan kelompok terencana dengan

baik berdasarkan pangkat, golongan ruang dan kesetaraan jender (b) peneliti

menjelaskan dengan baik cara-cara bekerja dalam kelompok. (c) peneliti dalam

memberikan dampingan selama melakukan pembinaan merata. (d) peneliti

memberikan motivasi pada peserta untuk dapat aktif dalam kegiatan pembinaan.

Prosentase hasil pengamatan setelah direkapitulasi didapat hasil perolehan dalam

prosentase : 86%. Prosentase tersebut di atas diperoleh dari perbandingan antara

harapan dengan rekapitulasi hasil pengamatan.

2. Hasil pengamatan terhadap perserta ada beberapa hal yang ditemukan

diantaranya : (a) semua peserta sangat baik dalam memperhatikan materi

pembinaan, (b) peserta sudah dapat bekerja sama dengan kelompoknya, (c) tidak

ada egoisme peserta,, (d) peserta sudah memahami dan mengusai materi

pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Prosentase hasil

pengamatan setelah direkapitulasi didapat hasil perolehan dalam prosentase :

8

8

Page 9: 28 La Ode Halidin

88%. Prosentase tersebut di atas diperoleh dari perbandingan antara harapan

dengan rekapitulasi hasil pengamatan.

3.Hasil pengamatan terhadap kelompok , diperoleh temuan sebagai berikut : (a)

peserta berpartisipasi aktif pada kegiatan kelompoknya. (b) semua peserta sudah

mengerjakan tugas dalam kelompoknya, (c) komunikasi multi arah. (d) peserta

aktif mengerjakan tugas dalam kelompok. Hal ini dapat dilihat dari skor perolehan

dari hasil pengamatan pembina terhadap kelompok sebesar 40 sehingga dapat

diperoleh kualifikasi sering (baik) maksudnya kelompok sering mengajukan

pertanyaan dan sering menyampaikan saran dan pendapat. Prosentase hasil

pengamatan setelah direkapitulasi didapat hasil perolehan dalam prosentase :

80%. Prosentase tersebut di atas diperoleh dari perbandingan antara harapan

dengan rekapitulasi hasil pengamatan.

d. Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan pada siklus 2 maka diadakan refleksi pada semua

kegiatan yang telah dilakukan. Hasil proses refleksi adalah sebagai berikut (1)

presensi dilakukan pada awal sebelum kegiatan dimulai. (2) apersepsi sudah baik

dengan menyampaikan materi prasyarat sehingga peserta sudah siap mempelajari

materi yang akan diberikan oleh pembina (3) pembentukan kelompok sudah

terencana dengan baik, karena menggunakan kriteria pangkat dan golongan tanpa

memandang jenis kelamin dan latar belakang pendidikan,(4)peneliti merencankan

kegiatan pembinaan dengan baik dengan menggunakan media LCD sehingga

mempermudah peserta untuk memahami informasi yang diberikan. (5) peneliti

sangat jelas dalam menjelaskan cara-cara bekerja kelompok yaitu yang mampu

membantu yang kurang mampu. (6) peneliti dalam memberikan bimbingan sudah

merata, sehingga semua kelompok mendapatkan dampingan yang sama. (7) semua

peserta pembinaan sudah berpartisipasi pada kegiatan kelompoknya dalam bentuk

diskusi. (8) tugas kelompok tidak didominasi oleh satu atau dua anak saja sebab

semua sudah aktif memberikan masukkan dalam berdiskusi kelompok. (9) pada

saat pelaksanaan tes akhir peneliti mencermati tempat duduk peserta sehingga

tidak ada peserta dalam satu kelompok duduk berdampingan. (10) peserta sudah

baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh penelit, ini menunjukkan

9

9

Page 10: 28 La Ode Halidin

peneliti sudah memberi penekanan pada bagian yang penting dan harus dicermati

peserta. (11) semua peserta aktif dalam kerja sama kelompok.

Pembahasan

Dengan melihat hasil penelitian di atas dan dipadukan dengan hasil tes pada

masing-masing siklus maka dapat dijelaskan bahwa:

1. Siklus I

Dari hasil pengamatan teman sejawat yang menjadi pengamat, aktivitas pembina

pada siklus I ini masih ada yang harus diperbaiki, yaitu pada pemberian bantuan

kepada peserta masih belum merata sehingga terkesan kurang adil.. Kelemahan

pembina pada siklus I ini juga nampak pada kurangnya memberi penghargaan

terhadap upaya peserta secara individu maupun kelompok.

Aktivitas kelompok pada siklus I ini masih kurang, hal ini nampak dari hasil

pengamatan masih terlihat partisipasi anggota kelompok kurang baik, tugas

kelompok masih didominasi oeh satu atau dua siswa saja. Sedangkan dari hasil

pengamatan aktivitas peserta pada siklus I ini juga masih banyak kelemahan, hal

ini nampak dari masih adanya peserta yang pasif dan nampak bingung tidak tahu

apa yang harus dilakukan, bahkan masih ada yang nampak canggung untuk

mendekat temannya dan belum ada keberanian untuk bertanya dan

mengungkapkan pendapatnya.

Dengan melihat hasil di atas, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan antara

lain pembina supaya lebih pandai memberi penghargaan pada usaha peserta baik

secara individu maupun secara kelompok. Agar kegiatan pembinaan dapat

berhasil, peserta diberi penjelasan lagi bagaimana cara bekerja dalam kelompok,

peserta disadarkan lagi bahwa keberhasilan pada kegiatan pembinaan ini tidak

dapat ditentukan oleh orang per orang melainkan oleh tim. Artinya penghargaan

tidak diberikan kepada perorangan melainkan diberikan kepada tim dengan

kinerja baik.

Kesimpulan pada siklus I ini kegiatan pembinaan belum berhasil karena banyak

tolok ukur yang belum tercapai seperti masih ditemukan anggota kelompok yang

tidak bekerja, masih ada peserta yang salah dalam mengerjakan tuga, peserta yang

10

10

Page 11: 28 La Ode Halidin

bertanya dan mengungkapkan pendapat baru sedikit, dan kerja sama antar peserta

masih kurang.

Dengan demikian perlu dilakukan tindak lanjut untuk memperbaiki kegiatan

pembinaan dengan melaksanakan siklus II.

2. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II, pembagian anggota kelompok diulang dengan

berdasarkan kesepakatan bersama supaya peserta yang mampu tidak

mengelompok. Peserta perempuan dibagi merata pada tiap kelompok . Ternyata

dari perubahan kelompok ini, komposisi anggota kelopok lebih baik, dan juga

kesadaran tiap peserta tentang arti bekerja sama semakin baik.

Hal ini nampak dari hasil pengamatan aktivitas kelompok maupun aktivitas

peserta menunjukkan perbaikan. Semua indikator yang diamati semua berhasil

baik, aktivitas pembina berjalan baik, aktivitas kelompok berjalan baik tidak lagi

didominasi oleh satu atau dua peserta, tetapi seluruh anggota kelompok berperan

sesuai kemampuan mereka masing-masing yang kemampuan diatas teman-teman

peserta membantu yang kemampuannya kurang dan sebaliknya yang merasa

kemampuannya kurang ada keinginan untuk terus berusaha. Hasil pengamatan

terhadap pembina (pengawas) oleh teman sejawat ada peningkatan dari 60%

menjadi 86% berarti ada peningkatan sebesar 26%, pengamatan terhadap peserta

juga peningkatan dari perolehan 72% menjadi 88% sehingga ada peningkatan

sebesar 16%, kemudian hasil pengamat terhadap kelompok dari 66% menjadi

80% meningkat sebesar 14%. menunjukkan semua peserta mampu menyusun

silabus dan RPP. Selanjutnya hasil tes kemampuan penguasaan tentang silabus

dan RPP ada peningkat nilai rata-rata yaitu dari nilai 65,31 pada siklus 1 menjadi

78,75 pada siklus 2 sehingga nilai rata-rata meningkat 13,44.

Simpulan pada siklus II, terjadi peningkatan kompetens guru dalam

mengembangkan silabus serta RPP dengan pendekatan kooperatif. Hal ini

disebabkan karena peserta semakin aktif dalam mengikuti proses pembinaan.

11

11

Page 12: 28 La Ode Halidin

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap

pembina/peneliti, pengamatan peserta pembinaan dan kelompok telah

menunjukkan bahwa kualifikasi pelaksanaan pembinaan profesional dengan

pendekatan kooperatif terhadap guru kelas I-VI di SDNegeri 1 Napabalanodalam

menyusun silabus dan RPP kategori baik. Peneliti dapat menyimpulkan sebagai

berikut

1. Kemampuan guru/pesertadalammemahami tentang silabus dan perencanaan

pelaksanaan pembelajaran pada semester I tahun pelajaran 2015/2016

meningkat yakni rata-rata dari 65,31 menjadi 78,75.

2. Aktifitaspesertadalampembinaan profesional guru kelas I-VI SD Negeri 1

NapabalanoKabupatenMuna tahun pelajaran 2015/2016 meningkat dari 46%

menjadi 88%, ditandai dengan.

a. Keberanianpesertamengajukanpertanyaan dan mengemukakan permasalahan

yang ada di sekolah dalam diskusi dari siklus I, dan siklus II terus meningkat.

b. Kerjasamaantarpeserta pembinaan dari siklus I dan II semakin baik.

3. Aktifitaskelompokdalampembinaan profesional guru kelas I-VI SD Negeri 1

NapabalanoKabupatnMuna tahun pelajaran 2015/2016 meningkat dari 48%

menjadi 90%, ditandai dengan:

a. Keberaniankelompokseringmengajukan pertanyaan dan penyampaian

pendapat dan saran dalam diskusi.

b. Kerjasamaantarpeserta dalam kelompok meningkat.

Saran

1. Pembinaanprofesional yang dilakukan oleh pengawas kepada guru sekolah

dengan pendekatan kooperatif sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan kompetensi guru, sehingga dapat dipakaiolehteman-

temanKepalaSekolahdasardalammelakukan pembinaan di daerah binaannya.

12

12

Page 13: 28 La Ode Halidin

2. KepalaSekolahsupayaselalumengembangkan diri dan dapat menggunakan

pendekatan yang sesuai dengan karakteristik daerah binaannya dan

menerapkan guru sebagai subjek dalam kegiatan pembinaan sehingga akan

mengahasilkan guru yang profesional .

3. KepalaSekolahharusmemotifasi guru untuk menacapai yang terbaik dan

mampu mengharagai setiap peserta yang positif.

1. Dan sebagai penutup, penulis berharap semoga hasil penelitian tindakan

sekolah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan serta memotifasi pada

semua pengawas untuk lebih kreatif dalam melaksanakan pembinaan

sehingga menciptakan guru yang mampu melaksanakan pembelajaran yang

aktif, kreaktif dan menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan

mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Petunjuk TeknisPenelitian Tindakan Sekolah, Dirjen PMTK: Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD, BNSP: Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Model Silabus di Sekolah Dasar, BNSP: Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar, BNSP: Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1995. Pedoman Pembinaan Profesional Sekolah Dasar , Dikdasmen: Jakarta

Muslich, Mansur ((2007) ,Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontektual, Bumi Aksara: Jakarta.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in The Science Classroom. New York: Gleoncoe Maemillan Mc Graw Hill.

Salma, Dewi, 2008. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design rinciples). Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.

Suparman, M. Atwi. 1997. Disain Instruksional. Jakarta: PAU PPAI Universitas Terbuka.

13

13

Page 14: 28 La Ode Halidin

Reigeluth, Charles M. 1983. Instructional Design: Theories and Models. New York: Lawrence Erlbaum Associates, publ.

14

14