18
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK DEFINISI Para ahli otologi beberapa tahun ini membuat kesepakatan untuk penerapan istilah dalam gambaran klinik dan patologi dari OMSK. Gambaran dasar yang sering pada semua kasus OMSK dijumpai membrana timpani yang tidak intak. OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi ) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Lokasi perforasi sentral ditandai oleh hubungannya dengan manubrium mallei. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Perforasi subtotal adalah suatu defek yang besar disekelilingnya dengan annulus yang masih intak. Otitis media kronis terjadi dalam beberapa bentuk melibatkan mukosa dan

24 april

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BHHHHHH

Citation preview

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIKDEFINISIPara ahli otologi beberapa tahun ini membuat kesepakatan untuk penerapan istilah dalam gambaran klinik dan patologi dari OMSK. Gambaran dasar yang sering pada semua kasus OMSK dijumpai membrana timpani yang tidak intak. OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi ) dan ditemukan sekret (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Lokasi perforasi sentral ditandai oleh hubungannya dengan manubrium mallei. Defek dapat ditemukan seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Perforasi subtotal adalah suatu defek yang besar disekelilingnya dengan annulus yang masih intak. Otitis media kronis terjadi dalam beberapa bentuk melibatkan mukosa dan merusak tulang (kolesteatom). Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversibel. Dari definisi diatas terlihat bahwa adanya perforasi membran timpani merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk diagnosa OMSK, sedangkan secret yang keluar bisa ada dan bisa pula tidak. ( Nursiah, 2003) Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)adalah infeksi kronik telinga tengah yang disertai perforasi membran timpani dan keluar sekret secara terus-menerus atau hilang timbul. Biasanya disertai gangguan pendengaran. Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dan sebagiankecil disebabkan oleh perforasi membrane timpani akibat trauma telinga. Infeksi ini disertai dengan pengeluaran cairan (dapat bening, atau keruh) dari liang telinga sehingga disebut supuratif. Istilah kronik digunakan apabila penyakit ini hilang timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih. Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengahdengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerusatau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah (Tohar, 2007) Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan penyakit infeksi telinga tengah dan sangat sering terjadi di negara berkembang (Dewi, 2013).

ETIOLOGISebagian besar OMSK merupakan lanjutan OMA yang prosesnya sudah berjalan lebih 2 bulan. Beberapa factor penyebab adalah terapi yang lambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh rendah, atau kebersihan yang buruk. Bila kurang dari 2 bulan disebut subakut (mansjoer, 1999).Penyebab OMSK antara lain1. Lingkungan2. Genetik3. Otitis media sebelumnya.4. Infeksi5. Infeksi saluran nafas atas6. Autoimun7. Alergi8. Gangguan fungsi tuba eustachius (Tohar, 2007).1. LingkunganHubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi mempunyai hubungan erat antara penderita dengan OMSK dan sosioekonomi, dimana kelompok sosioekonomi rendah memi liki insiden yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara umum, diet, tempat tinggal yang padat.2. GenetikFaktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media, tapi belum diketahui apakah hal ini primer atau sekunder.3. Otitis media sebelumnya.Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis media akut dan / atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui factor apa yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi keadaan kronis4. InfeksiBakteri yang diisolasi dari mukopus atau mu kosa telinga tengah hamper tidak bervariasi pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah Gram- negatif, flora tipe-usus, dan beberapa organisme lainnya.

5. Infeksi saluran nafas atasBanyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas atas. Infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri.6. AutoimunPenderita dengan penyakit autoimun akan memiliki insiden lebih besar terhadap otitis media kronis.

7. AlergiPenderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi. Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya.8. Gangguan fungsi tuba eustachius.Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi normal. Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK : Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut. Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi. Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis majemuk, antara lain :1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total2. Perforasi membran timpani yang menetap.3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga tengah.4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi atau timpanosklerosis.5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuhPATOFISIOLOGIOMSK dibagi dalam dua jenis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan maligna atau tipe tulang. Berdasarkan secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif juga dikenal tipe aktif dan tipe tenang.Pada OMSK benigna, peradangan terbatas pada mukosa saja tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Jarang menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatomi. OMSK tipe maligna disertai dengan kolesteatomi. Perforasi terletak margimal, subtotal, atau di atik. Sering menimbulkan komplikasi dan berbahaya atau fatal (mansjoer, 1999).Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tatapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus. Perforasi sekunder pada OMA dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah missal perforasi kering. Beberapa penulis menyatakan keadaan ini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis. Suatu teori tentang patogenesis dikemukan dalam buku modern yang umumnya telah diterima sebagai fakta. Hipotesis ini menyatakan bahwa terjadinya otitis media nekrotikans, terutama pada masa anak-anak, menimbulkan perforasi yang besar pada gendang telinga. Setelah penyakit akut berlalu, gendang telinga tetap berlubang, atau sembuh dengan membran yang atrofi yang kemudian dapat kolaps kedalam telinga tengah, memberi gambaran otitis atelektasis. Hipotesis ini mengabaikan beberapa kenyataan yang menimbulkan keraguan atas kebenarannya, antara lain :1. Hampir seluruh kasus otitis media akut sembuh dengan perbaikan lengkap membran timpani. Pembentukan jaringan parut jarang terjadi, biasanya ditandai oleh penebalan dan bukannya atrofi.2. Otitis media nekrotikans sangat jarang ditemukan sejak digunakannya antibiotik. Penulis (DFA) hanya menemukan kurang dari selusin kasus dalam 25 tahun terakhir. Dipihak lain, kejadian penyakit telinga kronis tidak berkurang dalam periode tersebut.3. pasien dengan penyakit telinga kronis tidak mempunyai riwayat otitis akut pada permulaannya, melainkan lebih sering berlangsung tanpa gejala dan bertambah secara bertahap, sampai diperlukan pertolongan beberapa tahun kemudian setelah pasien menyadari adanya masalah. Anak-anak tidak dibawa berobat sampai terjadi gangguan pendengaran yang ditemukan pada pemeriksaan berkala disekolah atau merasa terganggu karena sekret yang selalu keluar dari telinga.MANIFESTASI KLINIS1. Telinga berair (otorrhoe)Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya secret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.2. Gangguan pendengaranIni tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantaitulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea.3. Otalgia ( nyeri telinga)Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.4. VertigoVertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.

TANDA KLINISTanda-tanda klinis OMSK tipe maligna :1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.DIAGNOSISOMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT trutama pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penalah merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometric nada murni, audiometry tutur ( speech audiometry) dan pemeriksaan BERA ( brainstem evoket response audiometry) bagi pasien / anak yang tidak koopratif dengan pemeriksaan audiometri nada murni. Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari secret telinga. (Soepardi, 2012 )TERAPI Terapinya sering lama dan harus berulang-ulang karena : 1. Adanya perforasi membrane tyimpani yang permanen.2. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.3. Telah terbentuk jaringan patologi yang irefersibel dalam rongga mastoid4. Gizi dan kebersihan yang kurangPrinsip terapi OMSK benigna adalah konserfatif atau medikamentosa. Bila secret keluar terus, diberikan obat cuci telinga, yaitu larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah secret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, tidak lebih dari 1-2 minggu karena obat bersifat ototoksik. Antibiotic oral dari golongan ampisilin atau eritromisin diberikan sebelum hasil tes resistensi diterima. Pasen dianjurkan tidak berenang, dan menghindari masuknya air kedalam telinga. Bila secret telah kering namun perforasi tetap ada setelah di obserfasi selama dua bulan, maka harus dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti. Sumber infeksi harus diobati lebih dahulu, kalau perlu dengan pembedahan. Prinsip terapi OMSK maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomy dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi medikamentosa hanya bersifat sementara, sebelum pembedahan. Oprasi direncanakan secepatnya untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan dan memperkecil risiko komplikasi. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikular, maka dilakukan insisi abses tersendiri sebelum mastoidektomy. ( Mansjoer, 1999 )

DAFTAR PUSTAKADarwis, dkk. 2013. Study epidemiologi otitis media supuratif kronik. Dikutip dari http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/4/e-library%20stikes%20nani%20hasanuddin--hasniahmun-187-1-artikel-0.pdf tanggal 24 april 2015.

Mansjoer, 1999. Kapta Solekta Kedokteran. FKUI Jakarta Indonesia edisi 3 jilid 1

Nursiah siti, 3003. Pola kuman aerob penyebab OMSK dan kepekaan terhadap beberapa antibiotika. Dikutip dari http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-siti%20nursiah.pdf tanggal 24 april 2015

Soepardi, 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Ternggorok Kepala & Leher. FKUI Jakarta.

Zahara Devira, dkk. 2009. Gambaran Pasien Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) dikutip dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=51348&val=4098 tanggal 24 april 2015

.