212751812201103221

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/20/2019 212751812201103221

    1/90

    1

    ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN

    SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN

    PERUSAHAAN DIAKUISISI

    (Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi

    Periode 1994-1999)

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

    Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

    Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    Oleh :

    RETNO SULISTYA PUTRI

    NIM F 1207051

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • 8/20/2019 212751812201103221

    2/90

    2

  • 8/20/2019 212751812201103221

    3/90

    3

  • 8/20/2019 212751812201103221

    4/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    5/90

    5

    PERSEMBAHAN 

    Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

      Kedua Orang Tuaku yang memberikan doa dan selalu berusaha

    memberikan yang terbaik untukku. 

      Kakakku Pitra Prasetya Wibowo, Adekku Wahyu Indri Astuti

      Dany Esaningrat Artianto yang memberikan semangat dan tempat

     berkeluh kesah

      Terima kasih buat sahabat-sahabatku yang selalu ada disaat penulis

    membutuhkan bantuan, sebagai tempat untuk berkeluh kesah dan support

    yang selalu kalian berikan 

      Almamaterku

  • 8/20/2019 212751812201103221

    6/90

    6

    KATA PENGANTAR 

    Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan judul ”Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan

    Sesudah Akuisisi Pada Perusahan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi”.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana

    Ekonomi Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis

    hadapi. Namun berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,

    maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan

    kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis manghaturkan terima

    kasih kepada :

    1.  Drs. Harmadi,MM., selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah

    meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

    memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

    2.  Prof. Dr. M.Com, Ak. Bambang Sutopo, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3.  Dra.Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS dan

    Reza Rahardian, SE., MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE

    UNS.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    7/90

    7

    4.  Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

    Maret Surakarta beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu,

     bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

    5.  Kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan,

    memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis.

    6.  Dany Esaningrat Artianto yang telah senantiasa memberikan bantuan dan

    semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

    7.  Teman-teman Ekonomi Manajemen angkatan 2007 dan semua sahabat

     baikku, terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya.

    8.  Sahabat tercintaku (Aul, Happy, Windi, Sebrina, Ratna, Rika, Zul, Suryo)

    terimakasih semua bantuan dan dukungan kalian.

    9.  Sahabat terbaikku di Kos Widia (Mba emy, Mba elip, Kajol, Lilin, Opik,

     Nuning) terima kasih atas kebersamaan kita selama bertahun-tahun.

    10.  Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara

    langsung maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga

    terselesaikannya penelitian ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-

    kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan

    skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

    Surakarta, Maret 2011

    Penulis

  • 8/20/2019 212751812201103221

    8/90

    8

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

    PENGESAHAN ............................................................................................... iii

    MOTTO ........................................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

    DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

    ABSTRAKSI………………………………………………………………… xiv

    BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    A.  Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

    B.  Perumusan Masalah ...................................................................... 8

    C.  Tujuan Penelitian .......................................................................... 9

    D. 

    Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11

    A.  Landasan Teori ……………………………………… ................. 11

    1.  Pengertian Penggabungan Usaha ............................................. 11

    2.  Pengertian Akuisisi .................................................................. 12

    3.  Tujuan Melakukan Akuisisi ..................................................... 15

    4.  Teknik Melakukan Akuisisi ..................................................... 19

    5.  Keunggulan dan Kelemahan Akuisisi ...................................... 19

    6.  Faktor-faktor Kegagalan Akuisisi ............................................. 20

    7. ............................................................................................Analisis

    Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur. ............................ 21

  • 8/20/2019 212751812201103221

    9/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    10/90

    10

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    IV.1 Daftar Nama Perusahaan Berpasangan yang Melakukan Akuisisi .......... 43

    VI.2 Hasil Deskriptif Data Perusahaan Pengakuisisi ...................................... 44

    VI.3 Hasil Deskriptif Data Perusahaan Diakuisisi ........................................... 47

    VI.4 Hasil Uji Normalitas Data Perusahaan Pengakuisisi ............................... 51

    VI.5 Hasil Uji Normalitas Data Perusahaan Diakuisisi ................................... 52

    VI.6 Hasil Uji Paired Sample t Test  Perusahaan Pengakuisisi hipotesis

    Pertama ................................................................................................... 54

    VI.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test  Perusahaan Pengakuisisi

    hipotesis Pertama .................................................................................... 54

    VI.8 Hasil Uji Paired Sample t Test Perusahaan Pengakuisisi hipotesis Kedua 56

    VI.9 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test  Perusahaan Pengakuisisi

    hipotesis Kedua ....................................................................................... 58

    VI.10 Hasil Uji Paired Sample t Test  Perusahaan Diakuisisi hipotesis

    Ketiga ...................................................................................................... 59

    VI.11 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test  Perusahaan Diakuisisihipotesis Ketiga ...................................................................................... 61

    VI.12 Hasil Uji Paired Sample t Test Perusahaan Diakuisisi

    hipotesis Keempat ................................................................................ 62

    VI.13 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test  Perusahaan Diakuisisi

    hipotesis Keempat ................................................................................ 64

  • 8/20/2019 212751812201103221

    11/90

    11

    DAFTAR GAMBAR 

    GAMBAR Halaman

    1. Kerangka Pemikiran.................................................................................... 32

  • 8/20/2019 212751812201103221

    12/90

    12

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Laporan Keuangan PT. Bakrie & Brother TbkLampiran 2 Laporan Keungan PT. Multipolar Corporation Tbk

    Lampiran 3 Laporan Keungan PT. Central Proteinaprima (CP Prima) Tbk

    Lampiran 4 Laporan Keungan PT. Indocement Tunggal Tbk

    Lampiran 5 Laporan Keungan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

    Lampiran 6 Laporan Keungan PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk

    Lampiran 7 Laporan Keungan PT. Zebra Nusantara Tbk

    Lampiran 8 Laporan Keungan PT. Bakrieland Development Tbk

    Lampiran 9 Laporan Keungan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

    Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas Perusahaan Pengakuisisi

    Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Perusahaan Diakuisisi

    Lampiran 12 Hasil Uji Paired Sampel t Test   Pada Perusahaan Pengakuisisi 1

    tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah

    Lampiran 13 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank   Test Pada Perusahaan

    Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah.

    Lampiran 14 Hasil Uji Paired Sampel t Test   Pada Perusahaan Pengakuisisi 1

    tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah

    Lampiran 15 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test   Pada Perusahaan

    Pengakuisisi 1 tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah.

    Lampiran 16 Hasil Uji Paired Sampel t Test  Pada Perusahaan Diakuisisi 1 tahun

    sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah

    Lampiran 17 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test  Pada Perusahaan Diakuisisi 1

    tahun sebelum dengan 5 tahun pertama sesudah.

    Lampiran 18 Hasil Uji Paired Sampel t Test  Pada Perusahaan Diakuisisi1 tahunsebelum dengan 5 tahun kedua sesudah

    Lampiran 19 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test  Pada Perusahaan Diakuisisi 1

    tahun sebelum dengan 5 tahun kedua sesudah

  • 8/20/2019 212751812201103221

    13/90

    ABSTRAK

    RETNO SULISTYA PUTRI

    F1207051

    ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN

    SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN

    PERUSAHAAN DIAKUISISI

    (Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi

    Periode 1994-1999)

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan

    sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi

    dalam jangka panjang yaitu satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah

    dan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi yang diproksikan

    dengan rasio likuiditas (current ratio), rasio aktivitas  (total asset turnover ), rasio

    laverage  (debt to equity ratio), rasio  profitabilitas  (operating profit margin  dan net

     profit margin) dan rasio pasar ( price earning ratio).

    Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang melakukan akuisisi dan

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 1994-1999. Sampel yang diambil 6

     pasang perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Teknik sampling yang

    digunakan adalah metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam

     penelitian ini adalah analisis rasio dan uji beda dengan menggunakan alat analisis

    Paired Sampel t Test  dan Wilcoxon signed Ranks Test .

    Berdasarkan hasil pengujian penelitian ini, pada hipotesis pertama ditemukan

     bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan satu tahun sebelum

    dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi yaitu rasio

    aktivitas  (TAT) dan rasio  profitabilitas (NPM). Pada hipotesis kedua kinerja

    keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada

     perusahaan pengakuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kelima

    rasio. Pada hipotesis ketiga ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

    antara kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama sesudah

    akuisisi pada perusahaan diakuisisi yaitu rasio pasar (PER). Dan pada hipotesiskeempat kinerja keuangan satu tahun sebelum dengan lima tahun kedua sesudah

    akuisisi pada perusahaan diakuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

    Kata kunci: Akuisisi, CR (Current Ratio),TAT (Total Asset turnover), DER

    (Debt to equity Ratio),OPM(Operating Profit Margin), NPM

    (Net Profit Margin), PER (Price Earning Ratio)

  • 8/20/2019 212751812201103221

    14/90

    ii 

     ABSTRACT

     RETNO SULISTYA PUTRI

     F1207051

    THE ANALYSIS OF THE DIFFERENCES OF THE FINANCIAL

     PERFORMANCE BEFORE AND AFTER THE ACQUISTION ON THE

     ACQUIRER AND THE ACQUIRED COMPANIES

    (STUDY ON MANUFACTURED COMPANIES WHO HAD AN

     ACQUISITION AND LISTED IN BEI DURING 1994-1999 PERIOD)

    The purpose of this study was to determine the long-term impact of the

    acquisition on both the acquirer and the acquired companies, by comparing theaverage of their financial performance one year prior to the first five years after

    the acqusition, and one year prior to the second five years after the acquisition,

    using current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, profitability (operating

     profit margin and net profit margin) and market ratio (price earning ratio) as proxies

     for financial performances.

    The population for this research was companies consist of the acquirer

    and the acquired companies that listed on the Indonesia Stock Exchange during

    1994-1999 period. The sampling technique used in this research was the

     purposive sampling method, and the analysis method used was the ratio analysis

    and the differentiation test using SPSS 16 on Windows XP as the analysis tool

     Based on the first hypothesis of this study, we found that there were

    significant differences on the acquirer’s financial performance one year prior to

    the first five years after the acquisition, and that was in the activity (TAT) and

     profitability (NPM) ratio. In the second hypothesis, we found that acquisition

    had no significant impact on the acquirer’s financial performance across all

    ratios used. In third hypothesis, we found that there were significant differences

    on the acquired’s financial performance one year prior to the first five years

    after the acquisition, and that was in the market ratio (PER). And finally, based

    on the fourth hypothesis, we found no significant differences in the acquired’s

     financial performance one year prior to the second five years after acquisition .

    Keywords: Acquisition, CR (Current Ratio),TAT (Total Asset turnover), DER

    (Debt to equity Ratio),OPM (Operating Profit Margin), NPM (Net Profit

     Margin), PER (Price Earning Ratio) 

  • 8/20/2019 212751812201103221

    15/90

    Lampiran 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  LATAR BELAKANG MASALAH

    Dunia yang saat ini mengalami fluktuasi, yang dipengaruhi oleh

    kekuatan globalisasi dan perubahan teknologi secara cepat mengakibatkan

     perusahaan mengalami persaingan yang ketat. Memasuki era perdagangan

     bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin banyak. Tidak ada lagi

     jarak atau halangan yang membatasi semua aktivitas bisnis. Semua

    merupakan dampak dari perkembangan pesat di bidang teknologi informasi

    dan telekomunikasi. Hal ini berakibat pada banyaknya perusahaan-

     perusahaan kecil dan menengah di Indonesia yang mengalami gulung tikar,

    sedangkan perusahaan-perusahaan yang besar masih bertahan dan selalu

     berusaha keras agar dapat bertahan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan

    untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat

    mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya.

    Sebagaimana sebuah organisme, perusahaan akan mengalami berbagai

     perubahan kondisi yaitu pertumbuhan dan perkembangan dinamis, berada

     pada kondisi statis dan mengalami proses kemunduran atau pengkerutan.

    Dalam rangka tumbuh dan berkembang, perusahaan akan melakukan

     berbagai usaha. Perusahaan dalam usahanya untuk memperluas bisnis

    1

  • 8/20/2019 212751812201103221

    16/90

    Lampiran 2

    dihadapkan pada dua pilihan, yaitu antara pertumbuhan internal dan

    eksternal:

    1. Pertumbuhan yang bersifat internal (internal growth). Pertumbuhan

    yang bersifat internal bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi

     pemegang saham (shareholder value) melalui ekspansi,

     pengembangan jenis produksi baru, dan lain-lain yang dilakukan di

    dalam perusahaan.

    2. Pertumbuhan yang bersifat eksternal (external growth). Dalam hal

     pertumbuhan eksternal, upaya untuk meningkatkan skala ekonomi

    secara cepat adalah dengan melalui restrukturisasi usaha berupa

    merger , konsolidasi, akuisisi, dan divestasi.

    Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22

    tentang penggabungan usaha (2004: paragraph 02), penggabungan usaha

    dapat dilakukan berbagai cara yang berdasarkan pada pertimbangan hukum,

     perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui

     pembelian saham oleh suatu perusahaan lain atau pembelian aktiva netto

    suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan melalui

     penerbitan saham atau penyerahan kas dan aktiva setara kas. Transaksi dapat

    terjadi antara pemegang saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu

     perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain.

    Sejumlah perusahaan merasa penting untuk melakukan penggabungan

    dengan unit terkait dan anak perusahaan atau bisa disebut dengan perusahaan

    lain untuk mencapai efektivitas biaya dan produksi yang meningkat. Dengan

  • 8/20/2019 212751812201103221

    17/90

    Lampiran 3

    demikian kompetisi dalam menuju globalisasi, penggabungan perusahaan

    diharapkan akan terjadi pada skala yang jauh lebih besar daripada di masa

    lalu dan memainkan peran utama dalam mencapai keunggulan kompetitif di

     pasar Internasional.

    Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 tentang

     penggabungan usaha (2004: paragraph 08)  bahwa penggabungan usaha

    merupakan penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu

    entitas ekonomi karena suatu perusahaan menyatu dengan (unyting with)

     perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktivitas atau operasi

     perusahaan.

    Penggabungan badan usaha umumnya dilakukan dalam bentuk merger,

    akuisisi, dan konsolidasi. Alasan beberapa badan usaha melakukan

     penggabungan usaha melalui merger dan akuisisi:

    1. Adanya keinginan untuk mengurangi kompetisi atau persaingan antar

     perusahaan atau ingin memonopoli salah satu bidang usaha.

    2. Memanfaatkan kekuatan pasar yang belum sepenuhnya terbentuk,

    dimana perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk

    mempunyai fungsi-fungsi penting untuk perusahaannya. Misal

    fungsi research  dan development   yang akan efektif jika bergabung

    dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi tersebut.

    3. Mendapatkan sumber bahan baku murah.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    18/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    19/90

    Lampiran 5

    kekuatan pasar yang lebih besar, mendapatkan akses kemampuan inofativ

    sehingga mengurangi risiko yang terkait dengan pengembangan produk atau

     jasa baru, serta memaksimalkan efisiensi melalui skala ekonomi dan ruang

    lingkup sehingga akhirnya membentuk suatu perusahaan lingkup kompetitif

    (Hitt:2007). Sementara di Negara-negara maju seperti Amerika, Canada dan

    Eropa Barat fenomena akuisisi sudah menjadi pemandangan bisnis yang

     biasa. Dalam konteks keilmuan akuisisi bisa didekati dari dua perspektif yaitu

    dari disiplin keuangan perusahaan (corporate finance)  dan dari menejemen

    strategi (strategic manajement) dari kedua sisi keuangan perusahaan. Akuisisi 

    adalah salah satu bentuk keputusan investasi jangka panjang (penganggaran

    modal atau capital budgeting)  yang harus diinvestigasi dan dianalisis dari

    aspek kelayakan bisnisnya. Dilihat dari kedua perspektif tersebut tujuan

    akuisisi tidak lain adalah keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang

    yang dapat meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimalkan kemakmuran

     pemilik perusahaan atau pemegang saham.

    Menurut Gundawarti (1999:196) perusahaan-perusahaan yang terjadi

    setelah perusahaan akuisisi biasanya adalah pada kinerja perusahaan

     penampilan financial perusahaan yang praktis akan membesar dan meningkat.

    Kondisi keuangan perusahaan mengalami perubahan, dan hal lain ini

    tercermin dalam pelaporan keuangan perusahaan. Tindakan akuisisi tidak

    hanya ditujukan untuk menjaga kelangsungan usaha, tetapi juga ditujukan

    untuk memaksimalkan nilai pasar dan memaksimalkan kesejahteraan

    manajemen. Nilai pasar yang maksimal ini diperoleh ketika harga-harga

  • 8/20/2019 212751812201103221

    20/90

    Lampiran 6

    saham yang dimiliki mengalami kenaikan. Kenaikan harga saham ini akan

    memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham demikian juga dengan

    dividen yang akan diterimanya. Demikian pula untuk tujuan memaksimalkan

    kesejahteraan manajemen dimana manajemen mendapatkan tambahan

    intensif apabila perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang

    saham melalui peningkatan harga saham.

    Dengan kata lain, akuisisi diperoleh sinergi hingga tingkat efisiensi

    yang optimal dan laba dapat diharapkan terus meningkat dan prospek

     pertumbuhan sekuritas dapat lebih diandalkan. Pertumbuhan laba dan

    sekuritas tersebut akan dapat menarik calon investor jangka pendek,

    menengah, maupun jangka panjang (capital investor).  Sehingga faktor

    keuangan sangat memotivasi terjadinya akuisisi.

    Untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang dilakukan, dapat

    melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan akuisisi, terutama kinerja

    keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh kinerja merger dan

    akuisisi pada penelitian yang dilakukan K.Bansal dan Kumar (2008) yang

    melakukan penelitian dampak merger dan akuisisi pada kinerja keuangan di

    India dengan sampel perusahaan manufaktur di India periode 1988-2005

    dengan menggunakan rasio likuiditas, rasio  profitabilitas, rasio laverage,

    rasio aktivitas dan rasio pasar. Hasil penelitian ini mendukung bahwa merger

    dan akuisisi menghasilkan sinergi dalam jangka panjang dengan penggunaan

    sumberdaya perusahaan dan meningkatkan keuntungan atau laba perusahaan

    yang melakukan merger dan akuisisi. Penelitian lain yang membandingkan

  • 8/20/2019 212751812201103221

    21/90

    Lampiran 7

    antara akuisitor dan non akuisitor   dilakukan Wibowo dan Pakereng (2001)

    yang meneliti return saham perusahaan akuisitor dan non akuisitor, hasilnya

    menunjukkan bahwa baik akuisitor dan non akuisitor sama-sama memperoleh

    abnormal return yang negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi.

    Payamta dan Doddy Setiawan (2004) yang meneliti pengaruh merger dan

    akuisisi terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan merger dan

    akuisisi antara tahun 1990-1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

     pengujian serentak terhadap semua rasio keuangan meliputi rasio likuidasi,

    aktivitas, laverage, profitabilitas hanya variabel Total Asset Turnover , Fixed

     Asset Turnover, Return On Investmen, Return On Equity, Net Profit Margin,

    Total Asset to Debt, Net Worth to Debt  yang mengalami perubahan signifikan

    setelah merger dan akuisisi. Penelitian yang dilakukan Widjanarko (2006)

    yang meneliti perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun

    1998-2002. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada

    kinerja keuangan berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage. Penelitian ini

    menyimpulkan penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger

    dan akuisisi dan pemilihan perusahaan target yang salah. Sedangkan

     penelitian yang dilakukan Sutrisno dan Sumarsih (2004) yang meneliti return

    saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dalam jangka panjang

    yaitu dengan jangka waktu pengamatan satu tahun sebelum dan dua tahun

    sesudah merger dan akuisisi, menunjukkan hasilnya bahwa merger dan

    akuisisi memberi pengaruh pada return saham yang bisa bernilai positif dan

    negatif walaupun tidak signifikan secara statistik. Penelitian Hadiningsih

  • 8/20/2019 212751812201103221

    22/90

    Lampiran 8

    (2008) yang menguji kinerja keuangan dengan menggunakan rasio keuangan

    yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio laverage, dan rasio

     profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu satu tahun sebelum, satu

    dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan pengakusisi dan

    diakuisisi. Dari hasil analisis bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan

    rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun sebelum dengan satu

    tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan dua tahun sesudah merger dan

    akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.

    Bertitik tolak dari pandangan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

     pengaruh akuisisi dengan membandingkan pengaruhnya terhadap

     pengakuisisi dan yang diakuisisi dalam jangka panjang berbeda dari

     penelitian sebelumnya. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka

     peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi:

    “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN

    SESUDAH AKUISISI PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI DAN

    PERUSAHAAN DIAKUISISI”. (Pada Perusahaan Manufaktur

    Terdaftar di BEI yang Melakukan Akuisisi Periode 1994-1999)

    B.  PERUMUSAN MASALAH

    1. 

    Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi

     pada perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan (rasio 

    likuiditas, rasio aktivitas, rasio  laverage, rasio  profitabilitas dan  rasio 

     pasar)?

  • 8/20/2019 212751812201103221

    23/90

    Lampiran 9

    2. 

    Bagaimana perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi

     pada perusahaan diakuisisi yang diukur dengan rasio keuangan (rasio 

    likuiditas, rasio  aktivitas, rasio  laverage, rasio  profitabilitas dan  rasio 

     pasar) ?

    C.  TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah:

    1.  Mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi

     pada perusahaan pengakuisisi

    2. 

    Mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi

     pada perusahaan diakuisisi.

    D.  MANFAAT PENELITIAN

    Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat

    kepada beberapa pihak. Dimana secara teknis diharapkan dapat memberikan

    manfaat:

    1. 

    Bagi Investor

    Investor akan mempersoleh informasi yang diperlukan untuk menilai

     potensi perusahaan terlebih dahulu sehingga dapat melakukan investasi

    dengan baik dan benar.

    2. 

    Bagi Manajer

  • 8/20/2019 212751812201103221

    24/90

    Lampiran 10

    Untuk memprediksi kinerja perusahaan yang tercermin pada laporan

    keuangan sehingga menjadi pertimbangan sebelum mengambil keputusan

    akuisisi.

    3. 

    Bagi Peneliti

    Memberikan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan

    sebelum dan sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi dan

     perusahaan diakuisisi.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    25/90

    Lampiran 11

    BAB. II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.  LANDASAN TEORI

    1.  Penggabungan Usaha

    Penggabungan usaha adalah penyatuan kepentingan dua atau lebih

     perusahaan yang terpisah menjadi entitas ekonomi karena salah satu

     perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas

    aktiva tetap dan operasi perusahaan lain (SAK No 2,2002).

    Bentuk – bentuk penggabungan usaha meliputi:

    a.  Merger (penggabungan perusahaan) adalah penggabungan dua atau lebih

     perusahaan kedalam salah satu diantara perusahaan-perusahaan yang

    melakukan penggabungan kemudian perusahaan yang menggabungkan

    diri berakhir kedudukannya sebagai suatu badan hukum / perusahaan

    karena dibubarkan dan dilikuidasi, dan yang tinggal adalah perusahaan

    yang menerima penggabungan. Misalnya PT.A merger dengan PT.B,

    maka PT.A saja atau PT.B saja.

     b. 

    Konsolidasi (peleburan perusahaan) adalah peleburan dua atau lebih

     perusahaan menjadi satu perusahaan yang baru sama sekali, sementara

    masing-masing perusahaan yang meleburkan diri berakhir kedudukannya

  • 8/20/2019 212751812201103221

    26/90

    Lampiran 12

    sebagai suatu badan hukum/ perusahaan. Misalnya PT. A berkonsolidasi

    dengan PT. B, maka muncul PT. C sebagai nama baru dari PT. A+ PT. B

    yang sudah meleburkan diri.

    c. 

    Akuisisi (pengambilalihan perusahaan) adalah pembelian atau

     pengambilalihan seluruh atau sebagian saham satu atau lebih pemilik

     perusahaan lainnya, tetapi perusahaan yang diambil alih sahamnya tetap

    hidup sebagai badan hukum /perusahaan, hanya saja kini berada dibawah

    control perusahaaan yang mengambil alih saham-sahamnya. Misalnya

    PT. A mengakuisisi PT. B, maka baik PT. A maupun PT. B masih tetap

    ada, namun control perusahaannya sudah beralih kepada PT. A sebagai

     perusahaan pembeli seluruh atau sebagian saham PT. B.

    2.  Pengertian Akuisisi

    Peristiwa merger dan akuisisi disebut sebagai kombinasi bisnis

    (business combination) yang didefinisikan sebagai penyatuan dua atau lebih

     perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi. Penekanannya

    adalah dalam penggabungan bisnis ini tidak memandang apakah

     penggabungan tersebut merupakan merger dan akuisisi, kecuali dalam

    definisi. Akuisisi  berasal dari kata acquisitio  (Latin) dan acquisition 

    (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan

    sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki

    sebelumnya. Akuisisi dalam teminologi bisnis diartikan sebagai

     pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu

     perusahaan oleh perusaahaan lain, dan dalam peristiwa baik perusahaan

  • 8/20/2019 212751812201103221

    27/90

    Lampiran 13

     pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang

    terpisah (Moin,2003). Akuisisi dalam Standar Akuntansi Keuangan dalam

    Pernyataannya Nomor 22 adalah suatu penggabungan usaha dimana salah

    satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer ) dengan memberikan aktiva

    tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham. Akuisisi

    sering dianggap sebagai investasi pada perusahaan anak, yaitu suatu

     penguasaan mayoritas saham perusahaan lain, sehingga tercipta hubungan

     perusahaan induk-perusahaan anak. Perusahaan yang sahamnya dimiliki

    oleh perusahaan lain akan tetap utuh sebagai satu kesatuan usaha dan

    sebagai badan usaha yang berdiri sendiri. Jadi, kedua atau lebih perusahaan

    tersebut tetap berdiri sebagai suatu badan usaha. Esensi suatu akuisisi adalah

    untuk menciptakan suatu keuntungan strategik dengan cara membeli suatu

     bisnis dan memadukan bisnis tersebut ke dalam strategi perusahaannya.

    Suatu akuisisi bisa efektif jika aktivitas tersebut lebih efisien biayanya

    dibandingkan dengan jika perusahaan melakukan pengembangan internal. 

    Suad Husnan (1998: 650-651) mengatakan bahwa, “para analis

     perusahaan sering mengelompokkan akuisisi ke dalam salah satu dari tiga

     berikut ini:

    a. 

    Akuisisi horizontal

    Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang mempunyai bisnis atau

     bidang usaha yang sama. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang

    diakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang meraka tawarkan.

     b.  Akuisisi vertikal

  • 8/20/2019 212751812201103221

    28/90

    Lampiran 14

    Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap

     proses produksi yang berbeda. Sebagai contohnya, perusahaan rokok

    mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau, perusahaan garment  

    mengakuisisi perusahaan tekstil, dan sebagainya.

    c.  Akuisisi konglomerat

    Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai

    keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan

     foodproducts oleh perusahaan komputer dapat dikatakan sebagai akuisisi

    konglomerat.

    Manullang (1994:61) secara lebih terinci menjelaskan bahwa integrasi

    horizontal atau pararelisme dilakukan, dengan berbagai alasan seperti:

    1) 

    Untuk mengurangi pengaruh konjungtur. Artinya jika ada kerugian

     pada salah satu pabrik maka kerugian itu dapat ditutup dari operasi

     pabrik lainnya.

    2) 

    Untuk menambah kebutuhan konsumen, misal konsumen selain

    ingin membeli buku ia bisa juga ingin membeli ballpoint   atau

     pensil.

    3) 

    Untuk menurunkan biaya dengan cara menambah hasil produksi

    demi mengurangi biaya tetap seperti penyusutan

    4) 

    Untuk membandingkan harga, artinya pembeli bisanya

    membandingkan harga barang-barang yang bisa saling

    menggantikan. Misal harga mentega dan margarine.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    29/90

    Lampiran 15

    Sedangkan integrasi vertikal dilakukan dengan alasan:

    a) 

    Untuk memperoleh pasokan bahan mentah yang terus-menerus

    dengan bergabung dengan perusahaaan yang memproduksi bahan

    mentah.

     b) Untuk mengurangi ongkos produksi karena dengan adanya

     penggabungan usaha maka jasa perantara dapat dihilangkan.

    c) 

    Untuk menambah kualitas barang, karena supply bahan mentah

    untuk proses produksi dapat langsung diawasi untuk menjamin

    kualitas bahan mentah.

    3.  Tujuan Melakukan Akuisisi

    Dalam penelitian Hendro Widjanarko (2006) melaporkan bahwa

    motivasi manajemen melakukan akuisisi adalah:

    a. 

    Mempengaruhi pertumbuhan yang lebih cepat

     b. 

    Keuntungan skala ekonomis

    c. 

    Meningkatkan market share

    d. 

    Perluasan secara geografis

    e. 

    Meningkatkan nilai pasar saham

    f. 

    Untuk memperluas bauran produk

    g. 

    Meningkatkan kekuatan perusahaan 

    Sementara pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong

    sebuah perusahaan melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-

  • 8/20/2019 212751812201103221

    30/90

    Lampiran 16

    ekonomi. Motif ekonomi berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu

    meningkatkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran

     pemegang saham. Di sisi lain, motif non ekonomi adalah motif yang bukan

    didasarkan pada esensi tujuan perusahaan tersebut, tetapi didasarkan pada

    keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan

    (Moin, 2003).

    1) Motif ekonomi

    Esensi tujuan perusahaan dalam prespektif manajemen keuangan adalah

    seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation)

     bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif

    ekonomi jangka panjangnya adalah untuk meningkatkan nilai tersebut.

    Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus

    diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Motif strategis juga termasuk

    motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi dilakukan untuk mencapai posisi

    strategis perusahaan agar memberikan keunggulan kompetitif bagi

     perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan akuisisi untuk mendapatkan

    economies of scale dan economies of scope. 

    2) 

    Motif non-ekonomis

    Aktivitas akuisisi dilakukan tidak hanya bertujuan kepentingan ekonomi

    saja melainkan juga untuk kepentingan non-ekonomi seperti prestise dan

    ambisi. Motif non ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan atau

     pemilik perusahaan.

    a) Hubris Hypothesis

  • 8/20/2019 212751812201103221

    31/90

    Lampiran 17

    Hipotesis ini menyatakan bahwa kegiatan akuisisi bedasarkan pada

    “ketamakan” dan kepentingan pribadi para esekutif perusahaan. Pada

    dasarnya mereka menginginkan ukuran perusahaan yang lebih besar.

    Dengan semakin besar ukuran perusahaan semakin besar pula

    kompensasi yang akan diterima mereka. Kompensasi yang mereka

    terima tidak hanya berupa materi tetapi juga pengakuan, penghargaan,

    dan aktualisasi diri.

     b) Ambisi pemilik

    Adanya ambisi pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor

     bisnis. Aktivitas akuisisi menjadi menjadi strategi perusahaan untuk

    menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun

    “kerajaan bisnis”. Hal ini biasanya terjadi karena pemilik perusahaan

    memiliki kendali dalam pengambilan keputusan perusahaan.

    3) Motif sinergi.

    Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan akuisisi

    adalah menciptakan sinergi atau bahasa sederhananya adalah

    mendapatkan nilai tambah. Sinergi merupakan nilai keseluruhan

     perusahaan setelah akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai

    masing-masing perusahaan sebelum akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui

    kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-

    elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan

    aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan

    dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja

  • 8/20/2019 212751812201103221

    32/90

    Lampiran 18

    sendiri. Pengaruh sinergi bisa timbul dari empat sumber (Brigham,

    2001):

    a) 

    Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis dalam

    manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi.

     b) Penghematan keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih

    rendah dan evaluasi yang lebih baik oleh para analisis sekuritas.

    c) Perbedaan efisiensi, yang berarti bahwa manajemen salah satu

     perusahaan, lebih efisien dan aktiva perusahaan yang lemah akan lebih

     produktif setelah akuisisi.

    d) 

    Peningkatan penguasaaan pasar akibat berkurangnya persaingan.

    4) Motif diversifikasi.

    Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan

    melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas

     bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan

    tetapi jika melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula,

    maka perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung

    kompetensi inti (core competence).

    Motivasi lainnya melakukan akuisisi adalah untuk membeli opsi atas

     prospek pertumbuhan yang akan datang, terutama bagi perusahaan yang

    akan memperluas usahanya dalam industri yang berbeda dengan industri

    yang dikembangkannya selama ini. Pada situasi tersebut perusahaan

     pengakuisisi tersebut memperoleh keuntungan waktu dengan melakukan

     pergerakan lebih awal dalam menghalangi pesaing dari memperoleh posisi

  • 8/20/2019 212751812201103221

    33/90

    Lampiran 19

    yang sama dalam industri tersebut. Dalam kehidupan bisnis di Indonesia

    format dari akusisi berbeda-beda sesuai dengan pihak yang berkepentingan.

    4.  Teknik Melakukan Akusisi

    Husnan (1993:370) menyebutkan bahwa akuisisi dapat dilakukan

    dengan dua cara, yaitu:

    a. 

    Pembayaran tunai, yaitu dilakukan dengan membayar sejumlah

     premium kepada pemilik perusahaan target dan besarnya ditentukan

     berdasarkan kesepakatan bersama. Bila perusahaan target tela go

     public, maka akuisisi dapat dilakukan dengan membeli saham-saham

     perusahaan target melalui pasar bursa.

     b. 

    Pertukaran saham, yaitu dilakukan dengan memberikan sejumlah

    saham kepada penmilik perusahaan target dan kompensainya,

    kemudian pemilik perusahaan target mnyerahkan saham-saham

    yang dimiliki perusahaan target kepada pembeli.

    5.  Keunggulan dan Kelemahan Akuisisi

    Alasan mengapa suatu perusahaan melakukan kegiatan akuisisi adalah

    terdapat manfaat yang lebih yang dapat diperoleh, keunggulan dan manfaat

    akuisisi antara lain adalah (Moin, 2003)

    a. 

    Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar

    sudah jelas.

     b. 

    Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kredititor

    lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    34/90

    Lampiran 20

    c. 

    Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.

    d. 

    Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis

    dari awal.

    e. 

    Memperoleh sistem operasional dan administratif yang mapan.

    f.  Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari

    konsumen baru.

    g.  Menghemat waktu untuk memasuki untuk memasuki bisnis baru.

    h.  Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih

    cepat.

    Sementara itu kerugian-kerugian akuisisi sebagai berikut :

    1)  Proses integrasi yang tidak mudah.

    2) 

    Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.

    3) 

    Biaya konsultan yang mahal.

    4)  Meningkatnya kompleksitas birokrasi.

    5) 

    Biaya koordinasi yang mahal.

    6) 

    Seringkali menurunkan moral organisasi.

    7) 

    Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan.

    8) 

    Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham.

    6.  Faktor-Faktor Kegagalan Akuisisi.

    Keberhasilan atau kegagalan suatu akuisisi dapat dilihat pada saat

     proses perencanaan. Pada saat proses ini biasanya terjadi sudut pandang

    yang berbeda-beda antara fungsi organisasi dalam menanggapi pengambilan

    keputusan akuisisi seiring dengan meningkatnya momentum, selanjutnya

  • 8/20/2019 212751812201103221

    35/90

    Lampiran 21

    terjadi rancunya pengharapan dimana terjadi perbedaan-perbedaan harapan

    di pihak manajemen. Dari proses tersebut dapat memunculkan faktor-faktor

    yang yang memicu kegagalan akuisisi yaitu:

    a. 

    Perusahaan target memiliki kesesuaian strategi yang rendah dengan

     perusahaan pengambilalih.

     b. 

    Hanya mengandalkan analisis strategik yang baik tidaklah cukup

    untuk mencapai keberhasilan akuisisi.

    c.  Tidak adanya kejelasan mengenai nilai yang tercipta dari setiap

     program akuisisi.

    Faktor faktor yang memberikan kontribusi kepada kesuksesan dan

    kegagalan akuisisi (Sudarsanam, 1999). Faktor-faktor yang dianggap

    memberi kontribusi terhadap keberhasilan akuisisi yaitu:

    1) 

    Melakukan audit sebelum akuisisi.

    2)  Perusahaan target dalam keadaan baik.

    3) 

    Memiliki pengalaman akuisisi sebelumnya.

    4) 

    Perusahaan target relatif kecil.

    7.  Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur.

    Pengertian kinerja berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

    (2001). Kinerja diartikan sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang

    diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang peralatan). Berdasarkan pengertian

    tersebut kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen, dalam

    hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu

    menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Analisis

  • 8/20/2019 212751812201103221

    36/90

    Lampiran 22

    kinerja keuangan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai implementasi

    strategi perusahaan dalam hal akuisisi. Laporan keuangan merupakan alat

    untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan pihak-pihak yang

     berkepentingan dengan data tersebut. yang meliputi aktiva, kewajiban,

    ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus

    kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam

    catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam

    memprediksi arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan

    kepastian diperolehnya kas dan setara kas (PSAK, 2002: Par. 1.2). Laporan

    Keuangan yang pokok terdiri dari :

    a.  Neraca

     Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan.

     Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu

     perusahaan pada suatu waktu tertentu (snapshot keuangan perusahaan),

    yang meliputi aset (sumber daya atau resources) perusahaan dan klaim

    atas aset tersebut (meliputi hutang dan saham sendiri). Aset perusahaan

    menunjukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada

    masalalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana

    tersebut atau keputusan pendanaan pada masalalu. Dana diperoleh dari

     pinjaman (hutang) dan dari penyertaan pemilik perusahaan (modal).

     b. 

    Laporan Laba Rugi

    Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka

    waktu tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot maka

  • 8/20/2019 212751812201103221

    37/90

    Lampiran 23

    laporan laba rugi mencakup suatu periode tertentu. Dalam jangka waktu

    tertentu total aset perusahaan berubah disebabkan oleh kegiatan investasi,

     pendanaan, kegiatan operasional. Aset bertambah kalau perusahaan

    membeli pabrik baru atau mendirikan bangunan baru, Hutang bertambah

    kalau perusahaan meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik.

    Hutang juga bertambah apabila perusahaan mengeluarkan obligasi untuk

    membiayai pendirian bangunan. Struktur modal dengan demikian akan

     berubah

    c. 

    Laporan Aliran Kas

    Laporan ini menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih

     pada siatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu

    operasi, investasi, dan pendanaan. Aliran kas diperlukan terutama untuk

    mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam memenuhi

    kewajiban kewajibannya.

    8.  Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan 

    Adapun rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. 

    Rasio Likuiditas 

    Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

    kewajiban finansial yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Rasio

    likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan

    dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya

    (Hanafi, 2004). Ukuran likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini

    yaitu:

  • 8/20/2019 212751812201103221

    38/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    39/90

    Lampiran 25

     perusahaan mengelola aktivanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam

     penelitian ini, yaitu:

    1) Fixed asset turn over.

    Fixed asset turn over mengukur seberapa efektif perusahaan

    menggunakan aktiva tetapnya. Semakin rendah fixed asset turn over, 

     berarti penggunaan aktiva tetapnya semakin kurang efisien. Untuk

    mengukur besarnya  fixed asset turn over dihitung dengan rumus

    sebagai berikut:

    Fixed asset turn over   =assetfixed Net

    Sales 

    2) Total asset turn over  

    Total asset turn over mengukur perputaran semua aktiva. Dengan

    kata lain, rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dalam

     penggunaan total aktiva. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik

    manajemen dalam mengelola aktivanya, sedangkan semakin rendah

    rasio menunjukkan buruknya kinerja manajemen dalam mengelola

    aktivanya. Untuk menghitung total asset turn over digunakan rumus

    sebagai berikut:

    Total asset turn over   =assetTotal

    Sales 

    c.  Rasio Laverage 

    Rasio laverage  dihitung dari perbandingan hutang dengan total aktiva

    dan modal sendiri perusahaan. Rasio ini menyangkut jaminan, yang

  • 8/20/2019 212751812201103221

    40/90

    Lampiran 26

    mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang bila pada

    suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Dengan kata lain

    rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari

     pihak luar atau kreditor.

    1) 

     Debt to total asset ratio.

     Debt to total asset ratio mengukur seberapa besar seluruh hutang

    dijamin oleh seluruh aktiva perusahaan. Kreditur lebih menyukai

    rasio yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin

     besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa

    likuidasi. Namun, di sisi lain pemilik saham lebih menyukai rasio

    yang tinggi karena dapat meningkatkan laba yang diharapkan. Untuk

    mengukur besarnya debt to total asset dihitung dengan rumus

    sebagai berikut:

     Debt to total asset ratio = assetTotal

    liabilitieTotal 

    2) 

     Debt to equity ratio.

    Rasio ini merupakan imbangan antara hutang dengan modal sendiri.

    Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit

    dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan ukuran hutang

    sebaiknya tidak melebihi dari modal sendiri karena resiko menjadi

    tinggi apabila terjadi likuidasi dan perusahaan akan kesulitan untuk

    membayar hutang. Perhitungan debt to equity ratio dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

  • 8/20/2019 212751812201103221

    41/90

    Lampiran 27

     Debt to equity ratio  =equitysOwner'

    liabilitieTotal

     

    d. 

    Rasio Profitabilitas.

    Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan memperoleh laba dalam

    hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

    Dengan demikian investor jangka panjang akan sangat berkepentingan

    dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan

    melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk

    dividen

    1) Operating profit margin

    Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan

    dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin

    kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini

    terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit   margin

    dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Operating profit margin=Sale

    ofit Operating Pr  

    2)  Net profit margin

    Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

    laba bersih dari setiap penjualan (Sartono, 1996:130) 

    Sale

    ofit  Net inofitm Net 

    Pr argPr    =  

  • 8/20/2019 212751812201103221

    42/90

    Lampiran 28

    Semakin besar NPM maka perusahaan semakin

    menguntungkan,karena laba bersih yang dihasilkan dari setiap

     penjualan semakin besar. 

    3) Gross Profit Margin (GPM)

    Gross profit margin adalah laba kotor yang dihasilkan oleh setiap

    rupiah penjualan. Gross profit margin dihitung dengan rumus:

    a. Gross Profit Margin =

     bersihPenjualan

     penjualan pokokHarga- bersihPenjualan

    e.  Rasio Pasar

    Rasio yang terakhir adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar

    relative terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak

     berdasar pasa sudut investor (atau calon investor) meskipun pihak

    manajemen juga berkepentingan terhadap rasio rasio ini. Ada beberapa

    rasio yang bisa dihitung

    1) 

    PER ( Price Earning Ratio)

    PER yaitu rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar

    saham. Rasio ini juga dapat menunjukkan seberapa besar investor

     bersedia membayar per rupiah laba yang dilaporkan

    PER =  perlembar Earning

     perlembar  pasarHarga

     

    2) 

     Deviden payout ( rasio pembayaran deviden)

  • 8/20/2019 212751812201103221

    43/90

    Lampiran 29

    Rasio ini melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan

    sebagai deviden kepada investor

    Deviden payout =lembar  perEarning

    lembar  perDeviden

    B.  PENELITIAN TERDAHULU

    Penelitian yang dilakukan Payamta dan Setywan (2004) yang meneliti

    kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun

    1990-1996. Dari rasio-rasio keuangan yang terdiri rasio likuiditas,

    solvabilitas, aktivitas, dan  profitabilitas  hanya rasio Total Asset Turnover,

    Fixed Asset Turnover, Return On Investment, Return On Equity, Net Profit

     Margin, Operating Profit Margin, Total Asset to Debt, Net Worth to Debt  

    yang mengalami perubahan signifikan setelah merger dan akuisisi.

    Sedangkan rasio lainnya tidak mengalami perubahan signifikan.

    Penelitian Hadiningsih (2008) yang menguji kinerja keuangan dengan

    menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas,

    rasio laverage, dan rasio profitabilitas dan return saham dengan jangka waktu

    satu tahun sebelum, satu dan dua tahun sesudah merger dan akuisisi pada

     perusahaan pengakusisi dan diakuisisi. Dari hasil analisis bahwa tidak ada

     perbedaan secara signifikan rasio keuangan secara menyeluruh antara satu

    tahun sebelum dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum dengan

    dua tahun sesudah merger dan akuisisi baik pada perusahaan pengakuisisi dan

     perusahaan diakuisisi.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    44/90

    Lampiran 30

    Penelitian Erry (2006) meneliti perbedaan kinerja keuangan perusahaan

    akuisitor sebelum dan sesudah akuisisi. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat

     perbedaan Debt to equity ratio, Return On Equity, Return On Invesment ,  Net

    Profit Margin, Operating Profit Margin, Gross Profit Margin  pada periode

    satu tahun sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi. Hal ini disebabkan

    adanya pengaruh dari eksternal perusahaan.

    Penelitian Nanang Qosim (2005) meneliti kinerja keuangan dan reaksi

     pasar atas peristiwa merger dan akuisisi di Bursa Efek Jakarta. Hasil dari

     penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada

    kinerja keuangan perusahaan public untuk periode dua tahun sebelum sampai

    dua tahun sesudah merger dan akuisisi. Hasil penelitian ini juga mendapatkan

     bukti empiris bahwa merger dn akusisi tidak mengandung muatan informasi,

    seperti yang tercermin pada tidak adanya abnormal return yang signifikan di

    sekitar tanggal publikasi laporan keuangan konsolidasi pasca meger dan

    akuisisi.

    Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Tendelilin (2001)

    mengenai pengaruh pengumuman merger dan akuisisi terhadap return 

     perusahaan target periode 1991-1997. Sampel yang diteliti sebanyak 36

     perusahaan dengan menggunakan alat analisis uji-t untuk membandingkan

    abnormal return  perusahaan target selama periode jendela yaitu 40 hari

    sebelum dengan 40 hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi.

    Penghitungan abnormal return menggunakan market adjusted model. Hasil

     penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

  • 8/20/2019 212751812201103221

    45/90

    Lampiran 31

    abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman. Jadi, investor tidak

    menganggap adanya sinergi yang berasal dari merger dan akuisisi.

    Penelitian Widjanarko (2006) yang melakukan penelitian terhadap

     perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 1998-2002.

    Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kinerja keuangan

     berdasarkan rasio profitabilitas dan leverage.  Penelitian ini menyimpulkan

     penyebab kemungkinan tidak signifikan karena cara merger dan akuisisi dan

     pemilihan perusahaan target yang salah.

    Penelitian Rumondang (2009) yang melakukan penelitian tentang

    Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan

    Perusahaan di Bursa efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan

    tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan hal ini

    ditunjukkan pada sebagian besar rasio keuangan yang digunakan dalam

     penelitian ini, yang menunjukkan kinerja fundamental perusahaan. Namun

     pada Price Earning Ratio (PER) yang mengalami perbedaan yang signifikan

    dalam jangka waktu tahun ke-3 sampai tahun ke-5 setelah melakukan Merger

    dan Akuisisi.

    C.  KERANGKA PIKIRAN

  • 8/20/2019 212751812201103221

    46/90

    Lampiran 32

    Kerangka pemikiran adalah tahapan – tahapan pokok berisi informasi

    tentang objek yang diteliti untuk menganilis data secara akurat dan kemudian

    diintepretasikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam mengambil keputusan

    agar keputusan yang diambil dapat lebih efektif (Algifari,2003:8).

    .

    Gambar 2.1

    Kerangka Teoritis Penelitian

    Keterangan Kerangka:

    Perusahaan A (pengakuisisi) mengakuisisi perusahaan B (diakuisisi)

    yang akan mempengaruhi kinerja keuangan kedua perusahaan baik sebelum

    Perusahaan A(Pengakuisisi)

    Perusahaan B(Diakuisisi)

    Sesudah Akuisis i

    Sebelum Akuisis i

    PerbedaanKinerja Keuangan

    Perusahaan AKUISISI

    Sebelum Akuisis i

    Sesudah Akuisis i

  • 8/20/2019 212751812201103221

    47/90

    Lampiran 33

    dan sesudah akuisisi. Dimana kinerja keuangan perusahaan di ukur dengan

    rasio-rasio keuangan yaitu: rasio likuiditas (current ratio),  rasio aktivitas

    (total asset turn over),  rasio laverage (debt to total equity ratio), rasio

     profitabilitas (operating profit margin dan net profit margin) dan rasio pasar

    (Price Earning Ratio).

    D. 

    HIPOTESIS 

    Atas dasar pertimbangan dari teori tentang akuisisi terhadap kinerja

    keuangan setelah akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya akan

     bertambah seperti asset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Oleh karena itu

    kinerja pasca akuisisi seharusnya semakin baik daripada sebelumnya. Dengan

     pertimbangan tersebut maka hipotesis penelitian:

    =1 H   Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum

    dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan

     pengakuisisi periode tahun 1994-1999.

    =2 H  Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum

    dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan

     pengakuisisi periode tahun 1994-1999.

    =3 H  Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun

    sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi pada

     perusahaan diakuisisi periode tahun 1994-1999

  • 8/20/2019 212751812201103221

    48/90

    Lampiran 34

    =4 H  Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun

    sebelum dengan lima tahun kedua sesudah akuisisi pada perusahaan

    diakuisisi periode tahun 1994-1999

    BAB III

    METODE PENELITIAN

  • 8/20/2019 212751812201103221

    49/90

    Lampiran 35

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Dalam metode penelitian ini akan dilakukan dengan perbandingan data

    kuantitatif berupa angka-angka rasio yang diperoleh dan diuraikan sesuai

    masalah yang akan diteliti, penelitian ini akan menganalisis kinerja keuangan

     perusahaan manufaktur go publick  terdaftar di BEI yang melakukan akuisisi.

    Dengan menggunakan data historis yang berasal dari laporan keuangan,

     penelitian ini mengukur kinerja satu tahun sebelum dan lima tahun pertama

    sesudah akuisisi kemudian satu tahun sebelum dan lima tahun kedua sesudah

     pengumuman akuisisi untuk mengukur perbedaan kinerja keuangan jangka

     panjang setelah melakukan akuisisi dengan sampel perusahaan berpasangan

    yang melakukan akuisisi periode tahun 1994-1999.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian (Suharsimi Arikunto,

    1998:115). Populasi merupakan keseluruhan anggota suatu kelompok yang

    akan dijadikan subyek penelitian, dan mengemukakan bahwa “populasi

    adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008: 80).

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go publik   yang

    melakukan akuisisi terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan rentang35

  • 8/20/2019 212751812201103221

    50/90

    Lampiran 36

    waktu antara tahun 1994-1999 untuk perusahaan berpasangan pengakuisisi

    dan diakuisisi .

    2. Sampel 

    ”Sampel adalah bagian atau populasi yang diteliti (Suharsimi

    Arikunto, 1998:117). “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

    yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Penelitian ini

    menggunakan studi kasus yaitu pendekatan yang mengambil suatu objek

     penelitian untuk diamati secara intesif dan mendalam sehingga diperoleh

    gambaran yang lengkap dan dapat diteliti dengan secara rinci. Sampel yaitu

     perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi. Sampel perusahaan

     pengakuisisi dan diakuisisi dipilih berdasarkan kriteria-kriteria sebagai

     berikut:

    a.  Perusahaan berpasangan yang melakukan akuisisi selama periode

    tahun 1994-1999 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    untuk pengukuran jangka panjang satu tahun sebelum dan sepuluh

    tahun sesudah akuisisi.

     b. 

    Memiliki pasangan perusahaan target maksimal satu perusahaan.

    c. 

    Tanggal pengumuman akuisisi dapat di ketahui dengan jelas.

    d.  Tersedia Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit.

    Sementara itu pendekatan studi kasus dalam penelitian ini meliputi

    tahap-tahap:

    1) 

    Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan akuisisi terhadap

    kinerja perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    51/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    52/90

    Lampiran 38

    keuangan dan return saham merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian

    ini sebagai cerminan kinerja keuangan perusahaan.

    1. 

    Rasio Keuangan

    Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau

    korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba.

    Rasio – rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung

    gabungkan angka- angka didalam atau antara laporan rugi laba dan neraca.

    Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi lima rasio

     berikut ini:

    a) 

    Rasio likuiditas, meliputi : current ratio dan quick ratio 

     b) Rasio aktivitas, meliputi: fixed asset turnover , dan total asset turnover .

    c) 

    Rasio laverage, meliputi: debt to total asset dan debt to equity ratio 

    d) 

    Rasio  profitabilitas, meliputi: Operating profit margin, Net profit

    margin, return on investment dan return on equity, gross profit margin .

    e) 

    Rasio pasar, meliputi : Price Earning Ratio, dan Dividen Yield

    E.  Alat Analisis

    1. 

    Rasio Likuiditas

    Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

    kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    53/90

    Lampiran 39

    .

    Current ratio = liabilitieCurrent

    assetCurrent

    Rasio lancar yang rendah menunjukkan kurangnya modal untuk membayar

    hutang tetapi rasio lancar yang tinggi tidak selalu perusahaan dalam

    keadaan yang baik yang berarti kas tidak digunakan sebaik mungkin.

    2. 

    Rasio Aktivitas

    Rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam

    menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.

    Total asset turn over   =assetTotal

    Sales

     

    Asset Turnover mengukur bagaimana suatu perusahaan menggunakan

    total assetnya untuk menghasilkan penjualannya secara efektif.

    3. 

    Rasio Laverage

    Rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi

    kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Digunakan

    untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai hutang. Artinya

     berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan

    dengan aktivanya.

     Debt to equity ratio  =equitysOwner'

    liabilitieTotal

     

    Dengan Debt to equity ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang

    disediakan oleh kreditur dengan pemilik perusahaan . Dengan kata lain

  • 8/20/2019 212751812201103221

    54/90

    Lampiran 40

    rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

    dijadikan untuk jaminan hutang.

    4.  Rasio Profitabilitas

    Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba

    dalam hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri.

    Operating profit margin =Sales

     profitOperating 

     Net profit margin =Sales

     profit Net

    5. 

    Rasio Pasar

    Rasio pasar diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan

    mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada

     pemegang saham dan calon investor.

    Price Earning Ratio  =

     perlembar Earning

     perlembar  pasarHarga

     

    Dengan PER (price earning ratio) dapat menunjukkan seberapa besar

    investor bersedia membayar per rupiah laba yang dilaporkan.

    F. 

    Metode Analisis Data. 

    Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. 

    Analisis deskriptif.

    Analisis deskriptif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan

    secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum

  • 8/20/2019 212751812201103221

    55/90

    Lampiran 41

    dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut.

    Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan.

    2. 

    Analisis statistika.

    Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan

    menggunakan teknik statistik. Teknik ini dipergunakan untuk

    membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya.

    3.  Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan wilcoxon match pairs test . Teknik

    ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel

    yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal berjenjang) Sugiyanto

    (2002:240). Teknik ini merupakan pengujian dua arah dengan

    membandingkan probabilitas (p) yang diperoleh dengan taraf signifikansi

    (α) 0,05. Apabila p0,05 maka hipotesis tidak terbukti atau tidak

    signifikan.

    Adapun rumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

    Ha = Terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur di

    Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.

    Ho= Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan

    manufaktur di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi.

  • 8/20/2019 212751812201103221

    56/90

    Lampiran 42

  • 8/20/2019 212751812201103221

    57/90

    Lampiran 43

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A.  Statistik Deskriptif

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat

     perbedaan yang signifikan tingkat kinerja keuangan perusahaan manufaktur

    di Indonesia antara sebelum dan sesudah akuisisi, oleh karena itu dilakukan

     pengujian kandungan informasi terhadap kinerja keuangan perusahaan.

    Rasio- rasio keuangan ini terdiri dari: rasio  likuiditas, rasio  aktivitas, rasio

    laverage, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Berdasarkan hasil pengamatan

     pada periode tahun 1994–1999 diperoleh pasangan perusahaan yang

    mengumumkan akuisisi:

  • 8/20/2019 212751812201103221

    58/90

    Lampiran 44

    Tabel IV.1

    Data Nama Perusahaan Berpasangan yang Melakukan Akuisisi

    Periode Th. 1994-1999

    Perusahaan Pengakuisisi Pengumuman

    Akuisisi Perusahaan Diakusisi 

    PT. Bakrie&Brother, Tbk 22-Jul-94 PT. Charoen Pokpand Indonesia, Tbk  

    PT. Bakrie&Brother, Tbk 15-Jul-94 PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk  

    PT. Multipolar Corporation, Tbk 23-Des-96 PT.Zebra Nusantara, Tbk 

    PT. Central Proteina Prima, Tbk 22-Jul-94 PT.Charoen Pokpand Indonesia, Tbk 

    PT. Bakrie&Brother, Tbk 22-Jun-96 PT.Bakrieland Development, Tbk  

    PT. Indocement Tunggal Perkasa, Tbk 13-Mar-97 PT. Indoofood Sukses Makmur, Tbk 

      Sumber: BEI, Indonesian Capital Market Directory

    Selanjutnya untuk mengetahui perubahan kinerja perusahaan

    manufaktur sebelum dan sesudah melakukan akusisi, sehingga dalam

     penelitian ini dilakukan analisis asimetri informasi, yaitu menganalisis

    adanya perubahan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan

    lima tahun pertama sesudah pengumuman kemudian satu tahun sebelum

    dengan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi. Adapun diskripsi

    data rasio keuangan disajikan dalam tabel IV.2 berikut ini:

    Tabel IV.2 

    Diskripsi Data Perusahaan Pengakuisisi

    Periode Th.1994-1999

    Minimum Maximum Mean

    CR1th_sblm ,96 2,03 1,3233

    CR5th_pertamassdh ,63 2,42 1,1630CR5th_keduassdh ,54 2,33 1,2120

    TAT1th_sblm ,31 1,18 ,5317

    TAT5th_pertamassdh ,25 1,05 ,4173

    TAT5th_keduassdh ,23 1,51 ,5827

    DER1th_sblm ,50 6,77 3,9583

    DER5th_pertamassdh -7,31 16,93 ,4627

    DER5th_keduassdh -,34 21,86 3,6827

    43

  • 8/20/2019 212751812201103221

    59/90

    Lampiran 45

    OPM1th_sblm ,09 ,36 ,1633

    OPM5th_pertamassdh -,10 ,23 ,1293

    OPM5th_keduassdh ,06 ,33 ,2217

     NPM1th_sblm ,02 ,11 ,0750 NPM5th_pertamassdh ,04 1,11 ,2700

     NPM5th_keduassdh ,02 1,32 ,3880

    PER1th_sblm -6,95 33,70 6,4083

    PER5th_pertamassdh -8,15 54,05 10,8027

    PER5th_keduassdh 2,54 38,67 13,3930

    Valid N (listwise)

    Sumber : Data Sekunder Diolah, 2010

    1. Current Ratio

     Nilai rata-rata Current Ratio  satu tahun sebelum akuisisi sebesar 1,32

    dengan nilai terendah sebesar 0,96 dan nilai tertinggi sebesar 2,03,

    sedangkan nilai rata-rata Current Ratio lima tahun pertama sesudah akuisisi

    sebesar 1,16 dengan nilai terendah sebesar 0,63 dan nilai tertinggi sebesar

    2,42  dan nilai rata-rata Current Ratio  lima tahun kedua sesudah akuisisi

    sebesar 1,21 dengan nilai terendah sebesar 0,54 dan nilai tertinggi sebesar

    2,33. Nilai rata-rata dari satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun

     pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 1,32 menjadi 1,16 dan

     pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 1,21.

    2. Total asset turn over 

     Nilai rata-rata Total asset turn over  satu tahun sebelum akuisisi sebesar

    0,53 dengan nilai terendah sebesar 0,31 dan nilai tertinggi sebesar 1,18 

    sedangkan nilai rata-rata Total asset turn over  lima tahun pertama sesudah

    akuisisi sebesar 0,42 dengan nilai terendah sebesar 0,25 dan nilai tertinggi

    sebesar 1,05  dan nilai rata-rata Total asset turn over   lima tahun kedua

    sesudah akuisisi sebesar 0,58 dengan nilai terendah sebesar 0,23 dan nilai

  • 8/20/2019 212751812201103221

    60/90

    Lampiran 46

    tertinggi sebesar 1,51. Nilai rata-rata dari satu tahun sebelum akuisisi

    dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 0,53

    menjadi 0,42 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0.58.

    3.  Debt to equity ratio 

     Nilai rata-rata Debt to equity ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar

    3,95 dengan nilai terendah sebesar 0,50 dan nilai tertinggi sebesar 6,77 

    sedangkan nilai rata-rata  Debt to equity ratio  lima tahun pertama sesudah

    akuisisi sebesar 0,46 dengan nilai terendah sebesar -7,31 dan nilai tertinggi

    sebesar 16,93  dan nilai rata-rata  Debt to equity ratio  lima tahun kedua

    sesudah akuisisi sebesar 3,68 dengan nilai terendah sebesar -0,34 dan nilai

    tertinggi sebesar 21,86. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan

    lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 3,95

    menjadi 0,46 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi

    3,68.

     4. Operating Profit Margin.

     Nilai rata-rata Operating Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi

    sebesar 0,16 dengan nilai terendah sebesar 0,09 dan nilai tertinggi sebesar

    0,36 sedangkan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun pertama

    sesudah akuisisi sebesar 0,13 dengan nilai terendah sebesar -0,10 dan nilai

    tertinggi sebesar 0,23 dan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun

    kedua sesudah akuisisi sebesar 0,22 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan

    nilai tertinggi sebesar 0,33. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi

  • 8/20/2019 212751812201103221

    61/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    62/90

  • 8/20/2019 212751812201103221

    63/90

    Lampiran 49

     Nilai rata-rata Total asset turn over  satu tahun sebelum akuisisi sebesar

    0,85 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi sebesar 1,70 

    sedangkan nilai rata-rata Total asset turn over  lima tahun pertama sesudah

    akuisisi sebesar 0,79 dengan nilai terendah sebesar 0,12 dan nilai tertinggi

    sebesar 1,21  dan nilai rata-rata Total asset turn over   lima tahun kedua

    sesudah akuisisi sebesar 0,93 dengan nilai terendah sebesar 0,14 dan nilai

    tertinggi sebesar 1,68. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan

    lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 0,85

    menjadi 0,79 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,93.

    3.  Debt to equity ratio 

     Nilai rata-rata Debt to equity ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar

    1,53 dengan nilai terendah sebesar 0,64 dan nilai tertinggi sebesar 2,35 

    sedangkan nilai rata-rata  Debt to equity ratio  lima tahun pertama sesudah

    akuisisi sebesar 1,51 dengan nilai terendah sebesar -9,97 dan nilai tertinggi

    sebesar 10,07  dan nilai rata-rata  Debt to equity ratio  lima tahun kedua

    sesudah akuisisi sebesar 2,19 dengan nilai terendah sebesar 0,81 dan nilai

    tertinggi sebesar 4,77. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan

    lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 1,53

    menjadi 1,51 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 2,19.

     4. 

    Operating Profit Margin.

     Nilai rata-rata Operating Profit Margin satu tahun sebelum akuisisi

    sebesar 0,13 dengan nilai terendah sebesar 0,08 dan nilai tertinggi sebesar

    0,18 sedangkan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun pertama

  • 8/20/2019 212751812201103221

    64/90

    Lampiran 50

    sesudah akuisisi sebesar 0,31 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan nilai

    tertinggi sebesar 1,24 dan nilai rata-rata Operating Profit Margin lima tahun

    kedua sesudah akuisisi sebesar 3,06 dengan nilai terendah sebesar 0,06 dan

    nilai tertinggi sebesar 17,86. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi

    dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,13

    menjadi 0,31 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 3,06.

     5.  Net Profit Margin

     Nilai rata-rata  Net Profit Margin  satu tahun sebelum akuisisi sebesar

    0,10 dengan nilai terendah sebesar 0,03 dan nilai tertinggi sebesar 0,21 

    sedangkan nilai rata-rata  Net Profit Margin  lima tahun pertama sesudah

    akuisisi sebesar 0,29 dengan nilai terendah sebesar 0,04 dan nilai tertinggi

    sebesar 1,26 dan nilai rata-rata  Net Profit Margin lima tahun kedua sesudah

    akuisisi sebesar 0,58 dengan nilai terendah sebesar 0,03 dan nilai tertinggi

    sebesar 1,46. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan lima tahun

     pertama sesudah akuisisi mengalami kenaikan dari 0,10 menjadi 0,29 dan

     pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi 0,58.

    6.  Price Earning Ratio (PER)

     Nilai rata-rata Price Earning Ratio satu tahun sebelum akuisisi sebesar

    20,17 dengan nilai terendah sebesar -6,95 dan nilai tertinggi sebesar 45,61 

    sedangkan nilai rata-rata Price Earning Ratio  lima tahun pertama sesudah

    akuisisi sebesar 3,69 dengan nilai terendah sebesar -1,91 dan nilai tertinggi

    sebesar 9,61  dan nilai rata-rata  Price Earning Ratio  lima tahun kedua

    sesudah akuisisi sebesar 13,69 dengan nilai terendah sebesar 1,78 dan nilai

  • 8/20/2019 212751812201103221

    65/90

    Lampiran 51

    tertinggi sebesar 29,18. Nilai rata-rata satu tahun sebelum akuisisi dengan

    lima tahun pertama sesudah akuisisi mengalami penurunan dari 20,17

    menjadi 3,69 dan pada lima tahun kedua mengalami kenaikan menjadi

    13,69.

    B.  Analisis Data

    Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara

    empiris adanya perbedaan kinerja keuangan  sebelum dan sesudah

     pengumuman akusisi. Sebelum dilakukan analisis pengujian hipotesis,

    sehingga dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas yang digunakan untuk

    mengetahui apakah data-data kinerja keuangan memiliki sebaran data yang

    normal.

    1. Uji Normalitas

    Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji

    Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara

    membandingkan p-value dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Jika p-

    value > 0,05, sehingga data berdistribusi normal. Data yang diuji normalitas

    adalah data kinerja keuangan dari sampel perusahaan pengakuisisi dan

    diakuisisi selama satu tahun sebelum dan lima tahun pertama kemudian satu

    tahun pertama dan lima tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi adalah

    sebagai berikut:

    Tabel IV.4

    Hasil Uji Normalitas Data

  • 8/20/2019 212751812201103221

    66/90

    Lampiran 52

    Perusahaan Pengakuisisi Periode Tahun 1994-1999

    Rasio  Kolmogorov-Smirnov

    p-Value  Keterangan

    Likuiditas:

    Current Ratio 1th sebelum

    Current Ratio 5th pertama sesudahCurrent Ratio 5th kedua sesudah

    0,708

    1,0681,044

    0,698

    0,2040,226

     Normal

     Normal Normal

    Aktivitas:Total Asset Turn Over 1th sebelum

    Total Asset Turn Over 5th pertama sesudahTotal Asset Turn Over 5th kedua sesudah

    0,844

    1,9711,400

    0,474

    0,0010,040

     Normal

    Tidak NormalTidak Normal

    Laverage:Debt to equity ratio 1th sebelum

    Debt to equity ratio 5th pertama sesudah

    Debt to equity ratio 5

     

    th kedua sesudah

    0,778

    1,649

    2,166

    0,580

    0,009

    0,000

     Normal

    Tidak Normal

    Tidak Normal

    Profitabilitas:Operating Profit Margin 1th sebelum

    Operating Profit Margin 5th pertama sesudah

    Operating Profit Margin 5th kedua sesudah Net Profit Margin 1th sebelum

     Net Profit Margin 5th pertama sesudah

     Net Profit Margin 5th kedua sesudah

    0,820

    1,568

    1,1980,981

    2,191

    2,039

    0,512

    0,015

    0,1140,291

    0,000

    0,000

     Normal

    Tidak Normal

     Normal Normal

    Tidak Normal

    Tidak Normal

    Rasio  Kolmogorov-Smirnov 

    p-Value  Keterangan

    Rasio Pasar:

    Price Earning Ratio 1th sebelum

    Price Earning Ratio 5th pertama sesudahPrice Earning Ratio 5th kedua sesudah

    0,703

    2,0461,253

    0,706

    0,0000,086

     Normal

    Tidak Normal Normal

    Sumber: Data sekunder diolah,2011

    Tabel IV.5

    Hasil Uji Normalitas Data

    Perusahaan Diakuisisi Periode Tahun 1994-1999

    Rasio  Kolmogorov-Smirnov

    p-Value  Keterangan

    Likuiditas:

    Current Ratio 1th sebelum

    Current Ratio 5th pertama sesudahCurrent Ratio 5th kedua sesudah

    0,864

    0,6740,714

    0,444

    0,7550,688

     Normal

     Normal Normal

    Aktivitas:

    Total Asset Turn Over 1th sebelum

    Total Asset Turn Over 5th pertama sesudah

    Total Asset Turn Over 5th kedua sesudah

    0,532

    0,399

    1,016

    0,940

    0,997

    0,253

     Normal

     Normal

     Normal

     Dilanjutkan halaman berikutnya

  • 8/20/2019 212751812201103221

    67/90

    Lampiran 53

    Laverage:

    Debt to equity ratio 1th sebelumDebt to equity ratio 5th pertama sesudah

    Debt to equity ratio 5 th kedua sesudah

    0,6802,382

    1,689

    0,7450,000

    0,007

     NormalTidak Normal

    Tidak Normal

    Profitabilitas:

    Operating Profit Margin 1th sebelumOperating Profit Margin 5th pertama sesudah

    Operating Profit Margin 5th kedua sesudah

     Net Profit Margin 1th sebelum

     Net Profit Margin 5th pertama sesudah

     Net Profit Margin 5th kedua sesudah

    0,5782,146

    2,691

    0,699

    2,182

    2,392

    0,8920,000

    0,000

    0,714

    0,000

    0,000

     NormalTidak Normal

    Tidak Normal

     Normal

    Tidak Normal

    Tidak Normal

    Rasio Pasar:

    Price Earning Ratio 1th sebelum

    Price Earning Ratio 5th pertama sesudahPrice Earning Ratio 5th kedua sesudah

    0,540

    1,2530,700

    0,933

    0,0870,711

     Normal

     Normal Normal

    Sumber: Data sekunder diolah,2011

    Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa harga p-

    value untuk data kinerja keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Total

    asset turn over, Debt total asset turn over, Operating profit margin, Net

     profit margin  dan Price earning ratio  memiliki distribusi data ada yang

    normal dan tidak normal, maka data yang tidak normal akan dianalisis

    menggunakan analisis non parametrik (Wilcoxon Signed Ranks Test ),

    sedangkan data yang normal akan dianalisis menggunakan pengujian

     parametrik (uji beda Paired Sample T-Test ).

    2.  Pengujian Hipotesis

    Uji beda ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja

    keuangan  pada periode satu tahun sebelum dengan lima tahun pertama

    sesudah pengumuman akusisi kemudian satu tahun sebelum dengan lima

  • 8/20/2019 212751812201103221

    68/90

    Lampiran 54

    tahun kedua sesudah pengumuman akuisisi pada perusahaan yang

    melakukan kegiatan akuisisi tahun 1994-1999. Perhitungan dilaksanakan

    dengan bantuan program komputer SPSS Release 13.0. Adapun hasil

     pengujian Paired Sampel T-Test untuk distribusi data normal dan Wilcoxon

    Signed Ranks Test   untuk distribusi data tidak normal dapat diuraikan di

     bawah ini.

    a.  Pengujian Hipotesis Pertama

    Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk mengetahui terdapat

     perbedaan kinerja keuangan perusahaan satu tahun sebelum dengan lima

    tahun pertama sesudah akuisisi pada perusahaan pengakuisisi periode

    tahun 1994-1999. Adapun hasil pengujian dapat diuraikan di bawah ini:

    Tabel IV.6

    Hasil Uji Paired Sampel t Test

    Untuk Sampel Perusahaan Pengakuisisi 1 Tahun Sebelum dan

    5 Tahun Pertama Sesudah Akuisisi

    Variabel thitung  p-value Keterangan

    Current Ratio 0,570 0,593 Ha ditolak  

    Sumber: Data sekunder diolah,2011

    Hasil analisis data terhadap variabel Current Ratio pada satu tahun

    sebelum dengan lima tahun pertama sesudah akuisisi diperoleh nilai thitung

    sebesar 0,570 dengan signifikansi sebesar 0,593, karena nilai signifikansi

    lebih besar dari 0,05 (0,593 > 0,05), sehingga Ha ditolak atau Ho

    diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan Current Ratio  pada periode

    satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman

  • 8/20/2019 212751812201103221

    69/90

    Lampiran 55

    akuisisi, berarti tidak ada perbedaan pengumuman akuisisi terhadap

    Current Ratio.

    Tabel IV.7

    Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test

    Untuk Sampel Perusahaan Pengakuisisi 1 Tahun Sebelum dan

    5 Tahun Pertama Sesudah Akuisisi

    Variabel Zhitung  p-value Keterangan

    Total asset turn over -2,014 0,044 Ha diterima 

    Debt to equity ratio -0,318 0,750 Ha ditolak  

    Operating profit margin -0,954 0,340 Ha ditolak  

     Net profit margin  -2,232 0,026 Ha diterima 

    Price earning ratio  -0,315 0,752 Ha ditolak  

    Sumber: Data sekunder diolah,2011

    Hasil analisis data terhadap variabel Total asset turn over  diperoleh

    nilai Zhitung sebesar -2,014 dengan signifikansi sebesar 0,044, karena nilai

    signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,044 < 0,05), sehingga Ha diterima.

    Artinya terdapat perbedaan pada Total asset turn over  periode satu tahun

    sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi, berarti

     pengumuman akuisisi berpengaruh terhadap Total asset turn over.

    Hasil analisis data terhadap variabel  Debt to equity ratio diperoleh

    nilai Zhitung sebesar -0,318 dengan signifikansi sebesar 0,750, karena nilai

    signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,750 > 0,05), sehingga Ha ditolak.

    Artinya tidak terdapat perbedaan pada Debt to equity ratio  periode satu

    tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah pengumuman akusisi,

  • 8/20/2019 212751812201103221

    70/90

    Lampiran 56

     berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh terhadap Debt to equity

    ratio .

    Hasil analisis data terhadap variabel Operating profit margin 

    diperoleh nilai Zhitung sebesar -0,954 dengan signifikansi sebesar 0,340,

    karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,340 > 0,05), sehingga Ha

    ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan pada Operating profit margin

     periode satu tahun sebelum dan lima tahun pertama sesudah

     pengumuman akusisi, berarti pengumuman akuisisi tidak berpengaruh

    terhadap Operating profit margin.

    Hasil analisis data terhadap variabel  Net profit margin  diperoleh

    nilai Zhitung sebesar -2,232 dengan signifikansi sebesar 0,026, karena nilai

    signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,026 < 0,05), sehingga