Upload
ella-widya
View
247
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pneumonia
Citation preview
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
PNEUMONIA
Oleh
DIAH RAHMAWATI
H1A007 014
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS NARMADA
2013
2
I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan
Tanggal 13 Februari 2013
diisi oleh Nama: Diah Rahmawati NIM : H1A 007014
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Narmada
Pasien Keterangan
Nama By. M
Umur / tgl. Lahir 2 bulan 10 hari/ 3 Desember 2012
Alamat Dusun Kembang Kuning, Desa
Gerimax Indah, Kecamatan
Narmada, Lombok Barat
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status perkawinan -
Kedatangan yang ke Pertama Ini merupakan kedatangan pertama pasien
ke Poli Umum puskesmas dalam bulan
terakhir. Ibu pasien mengakui bulan
sebelumnya datang ke poliklinik
puskesmas untuk memeriksakan keluhan
sesak pada anaknya.
Telah diobati sebelumnya Ya Diagnosis sebelumnya pneumonia
Alergi obat Tidak
Sistem pembayaran Umum
3
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga pasien Bayi
Maurel. Bayi Maurel merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Keluarga inti
(nuclear family) dalam kasus ini terdiri dari ayah (Aq. Suhdi), ibu (Iq. Mahnim) dan
tiga orang anak yaitu An. Rianto, An. Johandi dan Bayi Maurel. Rumah yang
ditempati oleh keluarga ini berada di Dusun Kembang Kuning, Desa Gerimax Indah,
Kecamatan Narmada. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh
pada saat kunjungan pertama:
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Aq. Suhdi Bapak Bayi Maurel,
Kepala Rumah Tangga
Umur 45 th
Alamat Kembang Kuning
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pembuat batako, kusir cidomo
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Iq. Mahnim Ibu Bayi Maurel
Umur 36 tahun
Alamat Kembang kuning
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan IRT
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Rianto Anak pertama Aq. Suhdi
Umur 14 th
Alamat Kembang Kuning
Agama Islam
Pendidikan SMP kelas 2
4
Pekerjaan Pelajar
Status -
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An Johandi Anak kedua Aq. Suhdi
Umur 10 tahun
Alamat Kembang kuning
Agama Islam
Pendidikan SD kelas 4
Pekerjaan Pelajar
Status -
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Bayi Maurel Anak ketig Aq. Suhdi
Umur 2 bulan 10 hari
Alamat Kembang kuning
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status -
5
Kelurga By. M secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut :
Keterangan :
: perempuan
: laki – laki
: pasien perempuan, pneumonia
Iq. M
An. R An. J By. M
Aq. S
6
III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan (tanggal
13 Februari 2013)
Usia BB/TB Keluhan Status gizi Tanda vital
Aq. S 45 th 60 kg/161 cm - BMI: 23
(normal)
TD: 110/70
N: 88x/mnt
RR: 16x/mnt
Temp: 36,5°C
Iq. M 35 th 45 kg/155 cm Sering nyeri
ulu hati +
mual
BMI: 18,7
(normal)
TD: 120/80
N: 76x/mnt
RR: 18x/mnt
Temp: 36°C
An. R 14 th 32kg/141 cm Batuk +
pilek sejak
4 hari yll
BMI/U:
-2SD sd 2 SD
(normal)
N: 80x/mnt
RR: 18x/mnt
Temp: 36,3°C
An. J 10 th 25 kg/132 cm Tidak ada BMI/U:
-2SD sd 2 SD
(normal)
N: 92x/mnt
RR: 20x/mnt
Temp: 36,0°C
By. M 2
bulan
10
hari
4,1 kg/5,6 cm Sesak,
batuk pilek
BB/U, BB/TB: -
2SD sd 2 SD
(Gizi baik,
normal)
N: 118x/mnt
RR: 54x/mnt
Temp: 37,9°C
7
IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : By. M
- Umur : 2 bulan 10 hari
- Jenis kelamin : Perempuan
- Alamat : Dusun Kembang Kuning, Desa Gerimax Indah.
- Suku : Sasak
- Agama : Islam
- Waktu Pemeriksaan : 13 Februari 2013
B. ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)
Keluhan utama:
Sesak nafas
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Pasien dikeluhkan sesak sejak pagi hari sebelum datang ke Puskesmas. Sesak
dirasakan terus menerus, tanpa disertai bunyi „ngik‟, tidak dipengaruhi perubahan
posisi, tidak dipengaruhi perubahan suhu. Ibu pasien menyangkal dada pasien tertarik
ke dalam saat bernapas, hidung pasien kembang kempis (-). Bibir terlihat kebiruan (-),
telapak tangan dan kaki kebruan (-).
Pasien juga dikeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan naik turun,
tidak menggigil, berkeringat banyak (+). Keluhan batuk (+), berdahak namun dahak
tidak bisa dikeluarkan. Pilek (+), mual (-), muntah (-). Ibu pasien mengatakan
anaknya masih mau menyusui, dalam 1 hari ≥ 10x menyusui. BAB dan BAK dalam
batas normal.
Riwayat penyakit dahulu
Ibu pasien mengaku anaknya pernah mengalami keluhan sesak 1 bulan yang lalu.
Pasien dibawa ke Puskesmas dan menjalani rawat jalan, keluhan mulai berkurang.
Riwayat batuk pilek (+), demam (+) namun setelah berobat ke puskesmas pasien
sembuh, riwayat rawat inap (-).
8
Riwayat penyakit keluarga
Keluhan serupa (-). Riwayat asma (-), batuk lama di keluarga (-).
Kakak pertama pasien saat ini sedang menderita batuk pilek.
Riwayat pengobatan
Pasien sebelumnya pernah berobat ke poliklinik Puskesmas Narmada dengan keluhan
yang sama. Pasien mendapat terapi paracetamol dan antibiotik.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Kontrasepsi
Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan yang ketiga.
Anak ini merupakan anak yang diharapkan karena sebelumnya pasangan ini
mempunyai 2 orang anak laki-laki. S
elama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami perdarahan maupun mengidap
penyakit lainnya. ANC dilakukan sebanyak 6 kali di posyandu dan 2x di
puskesmas. Konsumsi obat-obatan maupun jamu selama hamil (-). Pasien lahir
normal, langsung menangis, ditolong oleh bidan di puskesmas Narmada
dengan berat lahir 3100 gram.
Riwayat biru pada pasien (-), Riwayat kuning (-).
Riwayat keguguran (-), perdarahan selama kehamilan terdahulu (-).
Riwayat kontrasepsi: Ibu pasien menggunakan kontrasepsi spiral selama 7
tahun, kemudian kontrasepsi suntik tiap 3 bulan selama 1 tahun. Saat ini tidak
menggunakan kontrasepsi apapun.
Riwayat Imunisasi:
Pasien rutin diajak ke posyandu untuk imunisasi dan penimbangan berat badan.
A. Dasar : B. Ulangan
BCG (1 bulan)
Hepatitis (saat lahir)
Polio (1 dan 2 bulan)
DPT (2 bulan)
Campak (belum)
9
Riwayat Nutrisi:
Pasien sampai saat ini masih diberikan ASI eksklusif tanpa makanan tambahan
lainnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CM
Tanda vital :
HR : 118x/menit, irama teratur,kuat angkat
RR : 54 x/menit
t : 37,9 oC
BB : 4,1 kg
PB : 56 cm
Status gizi : BB/U -2 SD sd -1 SD (gizi baik)
BB/PB -2SD sd -1 SD (normal)
Status General :
Kepala :
- Ekspresi wajah : normal
- Bentuk dan ukuran : normal
- Rambut : normal
- Udema (-)
- Malar rash (-)
- Parese N VII (-)
Mata :
- Simetris
- Alis : normal
- Exopthalmus (-)
- Ptosis (-)
- Nystagmus (-)
- Strabismus (-)
- Udema palpebra (-)
- Mata cowong :-/-
10
- Konjungtiva : anemia (-/-), hiperemia (-)
- Sclera : ikterus (-/-), hyperemia (-), pterygium (-)
- Pupil : isokor, bulat, miosis (-), midriasis (-)
- Kornea : normal
- Lensa : normal, katarak (-)
Telinga :
- Bentuk : normal,
- Lubang telinga : normal, secret (-)
- Nyeri tekan (-)
Hidung :
- Simetris, deviasi septum (-)
- Perdarahan (-), secret (+) bening
- Pernafasan cuping hidung (-)
Mulut :
- Simetris
- Bibir : sianosis (-)
- Gusi : hiperemia (-), perdarahan (-)
- Lidah : glositis (-), atropi papil lidah (-)
Leher :
- Simetris (-)
- Kaku kuduk (-)
- Scrofuloderma (-)
- Pemb.KGB (-)
- Trakea : ditengah
- JVP : normal
- Pembesaran otot sternocleidomastoideus (-)
- Pembesaran thyroid (-)
Thorax :
Cor:
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : redup (+)
Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
11
Pulmo:
Inspeksi : Bentuk simetris
Pergerakan simetris
Iga dan sela iga : retraksi (-), penggunaan otot bantu intercostal (-),
Pelebaran sela iga (–)
Pernafasan : frekuensi 62 x/menit, teratur
Palpasi : Pergerakan simetris
Fremitus raba dan vokal simetris
Provokasi nyeri (–)
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Nyeri ketok (–)
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+
Suara tambahan rhonki -/-
Suara tambahan wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-)
Auskultas i:Peristaltik usus : normal
Palpasi : Turgor : normal
Tonus : normal
Nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Inguinal-genitalia-anus : tidak diperiksa
Ekstremitas :
- Akral hangat : +/+
- Kulit normal
- Deformitas : (-)
- Sendi : dbn
- Edema: (-/-)
- Sianosis : (-)
- Kekuatan-tenaga : normal
12
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG : -
D. DIAGNOSIS KERJA : Pneumonia
E. PENATALAKSANAAN
- Amoxicillin syr 3x1cth
- Paracetamol syr. 4x1/2 cth
- Ambroxol syr. 3x1/2 cth
F. PROGNOSIS
- Bonam
G. KIE
KIE yang diberikan pada ibu pasien :
Mengenai seluk beluk penyakit pneumonia yang diderita anaknya, tanda dan
gejalanya, tanda bahaya, encegahan dan penanggulangannya.
Mengenai cara pemberian obat. Setelah memberi dosis pertama, amati selama 30
menit, jika pasien muntah, beri 1 dosis lagi. Pemberian antibiotik amoxicillin
diberikan selama 3 hari walaupun pasien terlihat sudah membaik.
Kompres dengan handuk basah pada dahi, dada dan daerah lipatan tubuh seperti
ketiak dan paha untuk membantu menurunkan suhu tubuh pasien.
Membersihkan lubang hidung pasien jika mengganggu.
Memberikan ASI lebih sering.
Memakaikan pakaian yang tipis.
Menghindarkan pasien dari polusi udara di lingkungan rumah (seperti asap rokok,
asap masakan)
Menghindarkan pasien dari anggota keluarga atau tetangga yang memiliki penyakit
infeksi saluran pernafasan.
Memisahkan tempat makanan anak yang sakit dengan anggota keluarga yang lain.
Menyarankan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang/bermain-main
dengan pasien.
Memberi informasi mengenai pentingnya ventilasi di dalam rumah dan menyarankan
agar jendela rumah dibuka terutama di pagi hari.
13
Memberi informasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di sekitar
rumah
Memberikan informasi mengenai pentingnya kebersihan minuman atau makanan
yang diberikan kepada pasien dan keluarga yang lain.
Menyarankan untuk rajin mengikuti posyandu sampai pasien berusia 5 tahun
Memberikan informasi mengenai tanda bahaya pneumonia seperti: nafas menjadi
cepat atau sesak, tidak mau menyusui, terlihat tarikan dinding dalam ke dalam, dan
sakit bertambah berat.
Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan bila penyakit timbul
kembali.
14
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
V.1 Keadaan Lingkungan
Keluarga By. M tinggal di dusun Kemban Kuning, Desa Gerimax Indah,
Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan
tempat tinggal mereka sendiri sejak mulai menikah dengan ukuran bangunan 11 x 7
m² dan menghadap ke arah barat. Bangunan rumah ini beratapkan genteng, memiliki
plavon dengan lantai terbuat dari keramik. Rumah berdinding tembok bata yang sudah
dplester dan di cat dengan warna putih. Rumah ini terdiri atas 2 buah kamar, 1 ruang
tamu, 1 ruang tengah, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 gudang, dan teras di bagian depan.
Lokasi rumah terletak ± 7 m dari jalan. Batas rumah pasien di sebelah timur
adalah pekarangan rumah tangga, sebelah utara adalah tembok pekarangan rumah
tetangga, di sebelah selatan berbatasan rumah tetangga, dan sebelah barat berbatasan
dengan rumah tetangga. Keluarga pasien memelihara hewan peliharaan yaitu ayam
yang terletak 3 m dari rumah.
Kamar pertama merupakan kamar tidur Aq. S beserta Iq. M dan By. M,
berukuran 4 m x 2,5 m, dengan 2 buah jendela yang jarang dibuka sehingga kamar
terkesan gelap. Di ruangan tersebut, terdapat sebuah tempat tidur dengan kasur yang
terbuat dari kapuk. Kamar kedua merupakan kamar tidur An. R dan An. J, dengan 2
buah jendela yang juga jarang dibuka. Dapur rumah pasien terletak di samping ruang
tengah, berukuran 4 m x 4 m, terdapat beberapa ventilasi. Iq. M memasak
menggunakan kompor gas. Tepat disebelah dapur terdapat sebuah kamar mandi yang
biasa digunakan Aq.S dan keluarganya. Sumber air bersih didapatkan dari sumur yang
terletak 4 m dari kamar mandi, sering dikaporitisasi, tidak mempunyai penutup.
Untuk keperluan minum, biasanya air sumur dimasak lebih dulu sampai mendidih.
Penilaian air minum secara fisik: kualitas air jernih, tidak berwarna, tidak berbau.
Pasien mengaku melakukan sering melakukan kaporitisasi pada air sumurnya.
Kebutuhan memasak dan mandi dan mencuci juga berasal dari air sumur.
Septik tank terletak 3 m dari sumur, kandang ayam terletak 2,5 m dari
sumur, dan tempat pembuangan sampah terletak 1 m dari sumur. Pasien membuat
lubang tempat pembuangan sampah yang berada di sebelah utara rumah pasien, jika
lubang sudah penuh akan ditimbun kembali dengan tanah.
15
Denah Rumah Pasien :
Dokumentasi Rumah Aq. S :
Rumah pasien tampak depan
Ruang tamu
Ruang tidur I (Aq. S, Iq. M, dan By. M)
Ruang tidur II (An. R dan An. J)
4m 3m 4m
2,5m
3m
1,5m
Dapur
Ruang
Tengah K I
K II
Ruang
Tamu
teras teras Gudang
Kamar
Mandi
16
Dapur
Ruang tengah
Kamar mandi
sumur
Tempat pembuangan sampah
Kandang ayam
V.2. Sosial Ekonomi
Aq. S bekerja sebagai pembuat batao dan kusir cidomo dengan penghasilan
bersih kurang lebih sebesar Rp. 1.800.000,- s/d 2.300.000,- perbulan. Sementara itu
17
Iq. M tidak bekerja sama sekali. Keluarga mengaku penghasilan yang ada sekarang
cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Aq. S biasany membuat batako pada pagi-siang
hari, kemudian ia menjadi kusir cidomo dari siang-sore hari. Untuk sarana transportasi
Tn. A menggunakan sepeda motor untuk bepergian.
V.3. Budaya
Keluarga Aq.S bersuku kebangsaan Sasak. Budaya dan adat istiadat setempat
masih mengikuti kehidupan masyarakat di Lombok pada umumnya. Saat anak sakit,
biasanya Iq. M membuat ramuan dari daun-daunan yang dioleskan di tubuh anak yang
sakit. Di lingkungan tempat tinggal mereka masih terdapat beberapa budaya yang
dianut oleh masyarakat sekitar misalnya kepercayaan bahwa bila anak-anak sakit,
anak terus menangis dan rewel adalah karena telah “ketemuq” atau diganggu oleh
makhluk halus. Dimana bila tidak di obati ke “orang pintar” setempat maka
penyakitnya dapat menjadi semakin parah. Hal ini masih dianut oleh nenek pasien dan
berpengaruh kepada orang tua pasien.
Selain itu, kebiasaan yang melekat pada keluarga ini, terutama pada Iq. M
adalah kesukaannya menkonsumsi makanan yang pedas, sehingga Iq.M sering masak
makanan yang pedas.
18
VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (13
Februari 2013) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah kesehatan dalam keluarga By. M. tersebut beserta dengan
kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah Kesehatan
Keterangan
1. By. M
(anak ke-
3)
Batuk pilek, sesak
berulang
Pajanan asap rokok dari Aq. S
yang sering merokok di dalam
rumah.
Ibu bayi M sering membawa
anaknya ke dapur saat
memasak, sehingga bayi M
sering terpapar oleh polusi dari
asap masakan.
Jendela yanga jarang dibuka,
sehingga sirkulasi udara
kurang baik dan lembab.
Ibu sering menidurkan
anaknya di lantai dengan
hanya beralaskan selimut tipis.
Aq. R yang sedang sakit sering
bermain dengan By. M.
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama dan
kedua kerumah
pasien.
19
2. Aq.S Perokok Aktif
sejak 20 tahun
yang lalu
Kesadaran akan bahaya
merokok bagi diri dan
keluarga masih kurang
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama
kerumah
pasien.
3. Iq. M Sering mual +
nyeri uluhati
Kebiasaan memakan makanan
yang pedas
Pola makan yang tidak teratur
Masalah
diketahui saat
kunjungan
pertama dan
kedua ke
rumah pasien.
Berada dalam usia
kehamilan resiko
tinggi
3. Aq. R
(anak ke-
1)
Batuk + pilek Sering bermain-main saat
hujan.
Aktivitas banyak.
Senang mengkonsumsi
makanan ringan dan es.
Kondisi kamarnya yang penuh
debu dan hygienitas rendah.
Kondisi rumah dengan
pencahayaan yang kurang
menyebabkan rumah menjadi
lembab.
Masalah
kesehatan
diketahui saat
kunjungan
pertama dan
kedua kerumah
pasien.
4. Aq. J
(anak ke-
2)
- - Saat kunjungan
ke rumah tidak
ada masalah
kesehatan
20
Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga By. M tersebut di atas terkait dengan
determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, lingkungan, aspek
perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. By. M Pneumonia berulang
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama
disebabkan oleh aspek biologis, aspek perilaku, aspek lingkungan serta aspek
pelayanan kesehatan.
2. Aq.S Perokok aktif
Berdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang mungkin
akan muncul terutama disebabkan oleh aspek prilaku.
3. 1q. M dispepsia
Berdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul
terutama disebabkan oleh aspek prilaku.
4. An. R ISPA
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul
terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan.
VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
No. Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Anggota
Keluarga
Rencana Upaya
Intervensi
Ket
1. By. M Pneumonia
berulang
Memberikan KIE kepada keluarga
pasien terutama kepada orangtua,
mengenai penyakit pneumonia
meliputi faktor resiko, tanda dan
gejala, tanda bahaya, pencegahan serta
cara penanggulangannya.
Memberikan KIE kepada Aq. S apa
bahaya merokok jika diteruskan,
21
menyarankan kepada Aq. S untuk
mengurangi kebiasaan merokok dan
menghindari merokok di dalam rumah.
Penyuluhan mengenai PHBS kepada
keluarga pasien.
Menyarankan Ibu agar tidak membawa
serta By.M ke dapur ketika memasak.
Menyarankan Ibu menidurkan By.M di
tempat tidur atau jika ditidurkan di
lantai sebaiknya dibuatkan alas
tambahan yang tebal sehingga tidak
langsung bersentuhan dengan lantai
yang dingin.
Membuka jendela setiap pagi hingga
sore hari
Rutin membersihkan rumah
Menyarankan jika ada anggota
keluarga yang sakit agar tidak berada
di dekat By. M terlebih dahulu.
Tetap memberikan ASI sesering
mungkin tanpa diberikan makanan
tambahan.
2. Aq. S Perokok aktif Memberikan KIE mengenai bahaya
merokok, menyarankan untuk
mengurangi kebiasaan merokok dan
menghindari merokok di dalam rumah.
Menyarankan mengganti rokok dengan
permen sampai kebiasaan merokok
hilang.
3. Iq. M Dispepsia Menyarankan Iq. M untuk mengurangi
konsumsi makanan yang pedas dan
asam
22
Menyarankan Iq. M untuk mengurangi
stress
Menyarankan Iq. M untuk
membiasakan makan secara teratur
Menyarankan Iq. M untuk kontrol ke
puskesmas untuk mengurangi keluhan.
Berada dalam usia
kehamilan resiko
tinggi
Penyuluhan mengenai kehamilan
resiko tinggi.
Menyarankan pasien untuk melakukan
kontrasepsi mantap.
4. An. R ISPA Penyuluhan tentang PHBS
Menyarankan untuk tidak bermain-
main saat hujan karena dapat
menyebabkan sakit.
Menyarankan untuk mengurangi
makanan-makanan ringan dan
minuman es dan mengganti dengan
makanan bergizi.
Menyarankan untuk memisahkan
tempat makan dna minumnya dengan
anggota keluarga yang lain.
Menggunakan masker atau penutup
hidup saat sedang sakit.
Menyarankan untuk rajin
membersihkan dan merapikan kamar.
Menyarankan untuk berobat ke
puskesmas agar keluhan tidak
bertambah parah
Istirahat yang cukup dan mengurangi
aktivitas yang tidak perlu.
23
VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga By.M adalah bila
terdapat anggota keluarga yang sakit, diobati dengan obat warung terlebih
dahulu. Selama ini menurut Iq. M (ibu pasien), masalah kesehatan sehari-hari
diatasi dengan ramuan tradisional dan obat warung, namun bila penyakit pada
keluarga tersebut tidak membaik selama lebih dari 2 hari, barulah kemudian
mereka mencari pengobatan ke puskesmas.
VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
VII.1. Determinan Masalah Kesehatan
Pneumonia
LINGKUNGAN PERILAKU
PELAYANAN
KESEHATAN
Imunitas yang belum sempurna,
lumen saluran napas yang masih
sempit.
Kebiasaan ayah
merokok.
Membawa anak ke
dapur saat memasak.
Jarang membuka
jendela.
Jarang mencuci tangan
saat
memegang/bermain
dengan pasien.
Anggota keluarga
pasien yang sakit
berada di dekat pasien.
Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
mengenai pneumonia, pencegahan dan
penanggulangannya.
BIOLOGIS
Polusi udara
dalam dan luar
rumah
Kurang
maksimalnya
ventilasi dalam
rumah
24
VII.2 Diagnostik Holistik
- Aspek personal
Pasien dikeluhkan sesak napas sejak pagi (13 Februari 2013). Batuk pilek (+),
demam (+), muntah (-). Pasien tetap minum ASI. BAK dan BAB pasien dalam
batas normal. Pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Harapan
keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan dapat tumbuh
dan berkembang seperti bayi normal lainnya serta penyakit tidak berulang kembali.
- Aspek Klinik
Pneumonia.
- Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan bayi perempuan yang baru berusia 2 bulan dimana pada usia
ini rentan terkena berbagai penyakit dan belum lengkapnya imunisasi, aspek
perilaku orang tua dan keluarga serta aspek lingkungan menjadi aspek resiko bagi
penyakit yang dialaminya saat ini.
- Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Pneumonia dan penyakit infeksi
saluran pernafasan lainnya, serta faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya
pengetahuan serta penerapan keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup
bersih dan sehat, termasuk kebiasaan ayah yang merokok menjadi faktor resiko
dari aspek lingkungan dan perilaku keluarga bagi penyakit yang dialami pasien saat
ini.
- Derajat fungsional : 1
25
VIII. FOLLOW UP
Rencana Penatalaksanaan Pasien
No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang
diharapkan
1. Aspek personal
Evaluasi:
- Keluhan, harapan, dan
kekhawatiran pengasuh yang
pada kasus ini adalah ibu pasien
dan keluarga.
Intervensi:
- Edukasi kepada Ibu pasien dan
keluarga mengenai Pneumonia,
apa bahayanya bila tidak diobati,
serta cara pencegahan timbulnya
penyakit tersebut
Seluruh
keluarga
pasien
5 hari
- Keluarga dan
pengasuh dapat
mengetahui
perihal
Pneumonia
- Keluarga dan
pengasuh dapat
segera mencari
pengobatan
apabila
Pneumonia
kambuh
kembali
2. Aspek klinik
Pneumonia Evaluasi:
Pemantauan kondisi klinis
pasien
Pemantauan pola asuh dan
pemberian ASI kepada pasien.
Terapi:
Non Farmakologis:
Pemberian asupan
cairan setiap 3-4 jam
Segera mengganti
pakaian pasien bila
pakaian tersebut basah
Menjaga bayi tetap
hangat. Menghindarkan
bayi dari polusi asap
Seluruh
anggota
keluarga
1 minggu
Perbaikan
kondisi klinis
pasien
Pemberian
asupan nutrisi
yang benar
Cara merawat
bayi dan pola
pengasuhan
yang benar
Melakukan
pencegahan
mengenai
terjadinya
Pneumonia
Dilakukannya
26
rokok atau asap
masalan.
Menganjurkan agar
jendela rumak sering
dibuka
Menyarankan
membersihkan dan
merapikan rumah setiap
hari
Terapi farmakologi :
- Amoxicillin syr 1 cth
- Paracetamol syr. 4x1/2
cth K/P
- Ambroxol syr. 3x1/2 cth
Edukasi
Menjelaskan tentang penyakit
Pneumonia
Pentingnya terapi non
farmakologis
kontrol
kesehatan
secara teratur
3. Aspek Resiko
Internal
Edukasi:
Mengenai keadaan kesehatan
bayi pada usia tersebut
Aspek perilaku ibu dan keluarga
serta aspek lingkungan memiliki
peranan penting terhadap
terjadinya penyakit
Orang
tua dan
kakak
pasien
1 minggu
keluarga pasien
mengerti
bahwa usia
pasien
merupakan usia
rentan terkena
penyakit.
4. Aspek
psikososial
Kurangnya
pengetahuan
pengasuh dan
keluarga
mengenai
Pneumonia dan
Edukasi:
- Mengenai Pneumonia, faktor
resiko, pencegahan serta
tatalaksana dan bahaya
pneumonia yang tidak tertangani
- Menganai PHBS
Seluruh
anggota
keluarga
pasien
2 minggu
Pengasuh dan
keluarga pasien
mengerti
mengenai
Pneumonia
Seluruh
27
ISPA, serta
faktor resiko
dan
pencegahannya,
kurangnya
pengetahuan
keluarga
mengenai
rumah sehat
dan perilaku
hidup sehat,
serta kebiasaan
ayah yang
merokok
menjadi faktor
resiko dari
aspek
lingkungan dan
prilaku
keluarga bagi
penyakit yang
dialami pasien
saat ini.
- Mengenai bahaya merokok
anggota
keluarga dapat
menerapkan
PHBS di rumah
Seluruh
anggota
keluarga pasien
mengetahui
bahaya
merokok dan
dapat
menghilangkan
kebiasaan
merokok
terutama di
dalam rumah
28
Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kunjungan
Pertama
(13 Februari
2013)
Evaluasi:
- Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status
kesehatan keluarga secara umum.
- Melakukan evaluasi mengenai intervensi pertama yang dilakukan ketika pasien di
bawa berobat di PKM Narmada yaitu mengenai pemberian obat, mengenai pola
asuh dan cara merawat bayi dengan benar serta edukasi pengasuh dan keluarga
mengenai pneumonia serta faktor resikonya.
Hasil :
- Keluarga pasien masih belum mengetahui mengenai penyakit Pneumonia, faktor
resiko, pencegahan, dan mengenali tanda bahaya penyakit tersebut pada bayi.
- Keluarga pasien yang hasil pemeriksaannya status kesehatannya abnormal adalah
ibu pasien yaitu Iq. M yang pada saat kunjungan pertama mengeluhkan sering mual
dan nyeri ulu hati terutama setelah makan makanan pedas dan terlambat makan.
- Selain itu terdapat masalah kesehatan lain yang dialami oleh keluarga pasien yaitu
Aq. S, ayah pasien adalah seorang perokok aktif, dan kakak pasien yaitu Aq. R
sedang menderita batuk pilek selama 4 hari.
- Evaluasi pola asuh yang dilakukan oleh ibu dan keluarganya yaitu:
Pemberian ASI dilakukan setiap 3-4 jam.
Tidak diberikan susu formula ataupun makanan tambahan lainnya.
Memandikan By. M di ruangan terbuka dengan air dingin.
Tidak mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan
kering.
Ibu dan keluarga kadang-kadang menidurkan By M di lantai dengan beralaskan
selimut tipis.
Ibu sering membawa By. M ke dapur saat memasak.
Aq.S sering menjaga By. M sambil merokok di dekatnya.
Keluarga sering tidak mencuci tangan sebelum memegang/bermain-main
dengan By. M.
Selalu mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya.
- Evaluasi mengenai PHBS
29
Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun
yang belum terpakai di pojokan rumah sehingga dapat menjadi sarang nyamuk.
Keluarga pasien jarang membuka jendela setiap pagi dan jarang membersihkan
rumahnya.
Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun
Intervensi:
- Memberikan KIE mengenai Pneumonia dan ISPA, faktor resiko, pencegahan dan
mengenai tanda bahaya pada bayi dan anak.
- KIE mengenai dispepsia dan pencegahan serta pengobatannya.
- Memberikan KIE mengenai bahaya merokok
- Penyuluhan kembali tentang cara merawat bayi dengan baik dan benar kepada
pengasuh:
Menyarankan untuk pemberian ASI setiap 3-4 jam.
Menyarankan untuk memandikan bayi di ruangan tertutup dan menggunakan
air hangat.
Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah dengan
pakaian yang bersih dan kering.
Menyarankan untuk selalu menyelimuti bayi agar selalu hangat
Menyarankan agar menidurkan anaknya pada tempat tidur yang beralaskan
kasur.
Menyarankan untuk mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya
Menganjurkan ibu agar tidak membawa bayi pada saat memasak.
Menyarankan untuk menjauhkan By M dari orang yang sakit.
- Memberikan KIE mengenai PHBS secara personal hygiene maupun lingkungan
kepada ibu dan keluarga:
Mencuci tangan dengan air bersih, mengalir, dan sabun.
Menyarankan untuk tidak menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun
yang belum terpakai di pojokan rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk.
Membuka jendela setiap hari.
Menjaga kebersihan rumah.
Menjaga kebersihan kandang ayam dengan membersihkan setiap hari.
30
Kunjungan
Kedua
(15 Februari
2013)
Evaluasi:
- Evaluasi dari intervensi sebelumnya
- Karena ibu pasien berada dalam usia kehamilan resiko tinggi, evaluasi rencana
untuk mempunyai anak lagi.
Hasil:
- Keluarga telah mengetahui mengenai penyakit pneumonia dan ISPA akan segera
mencari pengobatan ke puskesmas bila ada keluarga pasien yang terserang penyakit
tersebut.
- Orang tua pasien belum merencanakan untuk punya anak lagi.
- Ayah pasien masih belum menerima dengan baik mengenai bahaya merokok.
- Keluhan By. M sudah membaik.
- Iq. M sudah berobat, tetapi belum bisa untuk mengurangi makan makanan yang
pedas.
- An. R sudah berobat dan keluhan berkurang.
- Pola pengasuhan pasien yaitu:
Masih memandikan By.M di ruangan terbuka
Ibu mengganti setiap pakaian yang basah dengan pakaian yang bersih dan
kering.
Ibu dan keluarga masih menidurkan anaknya di lantai dengan beralaskan
selimut tipis.
Ibu sudah tidak membawa anaknya ketika memasak .
- Evaluasi PHBS :
Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai maupun
yang belum terpakai di pojokan rumah karena dapat menjadi sarang nyamuk.
Keluarga pasien secara teratur membuka jendela setiap hari dan membersihkan
rumahnya.
Ayah pasien masih merokok didalam rumah, walaupun mulai membatasi
merokok ketika berada dekat dengan anak-anaknya
Intervensi:
Melakukan edukasi mengenai :
- pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar.
- Edukasi kepada keluarga tentang PHBS.
- Memberikan informasi kepada orangtua mengenai kehamilan dengan resiko tinggi
31
dan pemilihan kontrasepsi.
Kunjungan
ke Tiga
(23 Februari
2013)
Evaluasi :
- Evaluasi dan intervensi sebelumnya.
- Kondisi kesehatan anggota keluarga.
- Rencana pemilihan kontrasepsi, terutama kontrasepsi mantap.
Hasil :
- By. M sudah sehat kembali.
- Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit.
- Iq. M sudah mulai menjaga pola diet.
- Iq. M dan Aq. S belum setuju melakukan kontrasepsi mantap.
- Pola pengasuhan pasien :
Ibu mulai memandikan anaknya di teras rumah dengan bak kecil dan
menggunakan air hangat
Ibu dan keluarga menidurkan anaknya masih dilantai namun telah dialasi
dengan beberapa selimut yang tebal.
- Evaluasi PHBS :
Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan
diletakan kedalam keranjang pakaian
Jendela di rumah mulai di buka dari pagi pukul 06.00 sampai dengan pukul
16.00
Rumah selalu di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan
pertama.
Ayah pasien meskipun masih tetap merokok, namun sudah tidak merokok di
dalam rumah dan tidak merokok ketika berada di dekat anak-anaknya.
Intervensi :
Melakukan edukasi mengenai :
- pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar.
- Edukasi kepada keluarga tentang PHBS.
- Pengelolaan sampah yang baik.
- Memberi penutup pada sumur.
- Menyarankan Iq. M untuk memakai kontrasepsi spiral.
32
Kunjungan
keempat (28
Februari
2013)
Evaluasi:
- Evaluasi dan intervensi sebelumnya
- Kondisi kesehatan anggota keluarga
Hasil :
- Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit.
- Iq. M setuju melakukan kontrasepsi spiral pada bulan berikutnya.
- Pola pengasuhan pasien :
Ibu mulai memandikan anaknya di dalam rumah dengan bak kecil dan
menggunakan air hangat.
Ibu dan keluarga menidurkan anaknya masih dilantai namun telah dialasi
dengan kasur.
- Evaluasi PHBS :
Keluarga pasien telah meletakan pakaian dengan tertata rapi, dilipat, dan
diletakan kedalam keranjang pakaian
Jendela di rumah mulai di buka dari pagi pukul 06.00 sampai dengan pukul
16.00
Rumah selalu di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan
pertama
Ayah pasien meskipun masih tetap merokok, namun sudah tidak merokok di
dalam rumah dan tidak merokok ketika berada di dekat anak-anaknya.
Intervensi :
Melakukan edukasi mengenai :
- pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar.
- Edukasi kepada keluarga tentang PHBS.
33
VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama
Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama
- Aspek personal
Pasien dikeluhkan ibunya mengalami sesak napas sejak pagi, batuk pilek (+) dan demam (+) sejak 3
hari yang lalu.
Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan dapat tumbuh dan
berkembang seperti bayi normal lainnya serta penyakit tidak berulang kembali.
- Aspek klinik
Pneumonia
- Aspek risiko internal
Pasien merupakan bayi perempuan yang baru berusia 2 bulan dimana pada usia ini rentan terkena
berbagai penyakit dan belum lengkapnya imunisasi, aspek perilaku orang tua dan keluarga serta aspek
lingkungan menjadi aspek resiko bagi penyakit yang dialaminya saat ini.
- Aspek psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai Pneumonia dan penyakit infeksi saluran pernafasan
lainnya, serta faktor resiko dan pencegahannya, kurangnya pengetahuan serta penerapan keluarga
mengenai rumah sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan ayah yang merokok
menjadi faktor resiko dari aspek lingkungan dan perilaku keluarga bagi penyakit yang dialami pasien
saat ini.
- Derajat fungsional : 1
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pengasuh dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:
Kebiasaan merokok ayah yang sulit dirubah.
Tidak ada orang lain yang dapat menjaga anaknya saat ibu bekerja.
Kesulitan merubah pola asuh yang kurang baik karena telah menjadi suatu kebiasaan sejak dulu.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
Edukasi mengenai pola asuh dan cara perawatan bayi dengan benar
Edukasi kepada pengasuh dan keluarga tentang PHBS.