1

21 MACRO ECONOMICS - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/2579/516b7dc2_Des17-InternusaTribu...positif dan preseden yang baik dalam menarik investor untuk berinvestasi di

  • Upload
    vunga

  • View
    238

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

senin 23 april 2018

21 MACRO ECONOMICS

Oleh Triyan Pangastuti

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melalui survei har-ga hingga pekan ketiga memperkirakan pada April ini terjadi inflasi 0,12% (month to month/mtm). Dengan demikian, inflasi tahunan bulan keempat ini sebesar 3,44% (year on year/yoy).

JAKARTA – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, skema investasi Surat Berharga Perpetual (SBP) meru-pakan suatu terobosan dalam men-jawab tantangan kekurangan pem-biayaan pembangunan infrastruk-tur yang tengah gencar dilakukan pemerintah.

“Terbitnya Surat Berharga Per-petual tidak akan tercapai tanpa dukungan dan terobosan dari OJK. OJK telah memberi landasan hukum dan ijin untuk kepentingan penerbitan SBP”, tegas Menteri Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (22/4).

Seperti diketahui, sebelumnya OJK telah mengeluarkan Surat Efektif Nomor S-306/PM.21/2018 perihal Pencatatan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyer-taan Ciptadana Infrastruktur Indo-nesia yang berinvestasi pada Surat Berharga Perpetual (SBP) yang diter-bitkan PT PP (Persero) Tbk.

Selanjutnya, Bambang juga mem-beri apresiasi kepada Kementerian

BUMN yang sangat aktif mendorong peran BUMN dalam pemenuhan inv-estasi melalui pemanfaatan dana-dana jangka panjang milik publik dengan menggunakan skema pembiayaan alternatif sehingga mengurangi ket-ergantungan terhadap APBN dalam menunaikan tugas-tugas pengemban-gan infrastruktur.

Dia berharap SBP yang diterbitkan PT PP (Persero) Tbk untuk proyek PLTU Meulaboh akan menjadi inspi-rasi bagi BUMN lainnya untuk merep-likasi konsep serupa pada proyek in frastruktur lain yang bersumber da ri dana masyarakat dalam dan luar negeri sehingga menjadi solusi pe-merintah dalam mencari pembiayaan alternatif yang berkelanjutan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Hossen mengata-kan, SBP yang telah diterbitkan dapat menjadi underlying dari produk pen-gelolaan investasi di pasar modal yang ditujukan bagi pembiayaan infrastruk-tur, seperti RDPT dan DINFRA.

Pihaknya akan terus mendorong

pemanfaatan berbagai instrument di pasar modal dalam pembiayaan infrastruktur mengingat pasar modal Indonesia memiliki berbagai instru-ment pendanaan jangka panjang yang sesuai dengan karakteristik proyek-proyek infrastruktur.

Sedangkan CEO PINA Center for Private Investment Eko Putro Adijay-anto mengatakan, momentum pener-bitan SBP dapat menjadi sentiment positif dan preseden yang baik dalam menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia.

“Dengan penerbitan Surat Ber-harga Perpetual ini melalui skema PINA, kami akan terus berinovasi dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah dengan skema pembiayaan kreatif sesuai dengan kebutuhan, baik investor, pemilik proyek, dan pihak terkait lainnya, sehingga dapat menjadikan PINA sebagai salah satu terobosan dan solusi dalam mengatasi gap pem-bangunan infrastruktur di Indonesia tanpa membebani anggaran negara,” kata Eko.(ks)

LOMBOK – Head of Economic and Market Research UOB Enrico Tanuwidjaja mengharapkan Bank Indonesia (BI) selalu memonitor pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah secara gradual.

"Kita masih harus issue surat utang dalam denominasi rupiah ataupun mata uang asing, sehingga meningkatkan kebutuhan dolar AS. Ada juga pembayaran dividen ke luar negeri pada bulan April dalam mata uang asing" jelasnya dalam diskusi Kondisi Perekonomian Terkini dan Respons Kebijakan BI, di Lombok-NTB, Sabtu (21/4).

Menurutnya yang terpenting ada-lah mengetahui seberapa besar volatilitas kurs, karena dunia usaha membutuhkan sesuatu yang stabil.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Bank Indonesia perlu berhati-hati melaku-kan intervensi terkait pelemahan nilai tukar rupiah melalui cadangan devisa. Ia membandingkan Malaysia yang juga mengggunakan cadangan de-visa untuk menstabilkan pelemahan

mata uangnya, namun ternyata nilai tukarnya masih melemah.

"Mereka (Malaysia) kehilangan US$ 30 miliar, tetap saja nilai tukarnya melemah. Akhirnya mereka melepas, kalau tidak, bisa jatuh sampai zero. Tidak ada level cadev yang ideal" kata dia.

Sebelumnya, Bank Indonesia men-catat, cadangan devisa Februari sebesar US$ 128 miliar, kemudian Maret mengalami penurunan men-jadi sebesar US$ 126 miliar karena digunakan untuk intervensi pasar, lantaran rupiah melemah.

Pada kesempatan sama, Direktur Depar temen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Firman Mochtar menuturkan, BI akan meminimali-sir ketidakpastian untuk fluktuasi kurs. Pasalnya jika kurs mengalami fluktuasi, orang akan susah untuk melakukan perencanaan.

Sebelumnya Deputi Gubernur Bank Indonesia Dodi Budi Waluyo mengungkapkan, fluktuasi rupiah sampai hari ini masih dipengaruhi

oleh permasalahan dari sisi eksternal yang ada di Amerika Serikat.Namun untuk kekuatan domestik masih cukup baik.

“Kita lihat inflasi juga masih rendah di bulan terkakhir, ekspor dan trade balance juga dalam keadaan baik, beberapa hal tersebut yang masih menahan kuatnya rupiah. Bahwa memang tekanan dari global yang cukup besar itu memperlemah mata uang regional. Jadi tetap harus dilihat kekuatan dari domestik ini untuk menahan pelemahan rupiah lebih dalam”, ujar Dodi di Gedung BI, Ja-karta, Jumat (20/4).

Lebih jauh, Dody memastikan BI telah siap mengantisipasi pelemahan rupiah ke depan jelang pengumuman kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve, pada Juni 2018.

"Pola itu selalu muncul setiap jelang kenaikan FFR, rata-rata sebulan atau tiga minggu akan ada tekanan secara global. Itu bukan pola yang terjadi pada rupiah saja”,ujarnya. (try)

LOMBOK – Bank Indonesia (BI) menilai kondisi perekonomian nasional masih tetap solid karena ditopang kondisi domestik dan eksternal yang masih baik.

“Domestik baik, melihat pertama investasi masih tumbuh baik. Jika dibagi investasi dalam bentuk investasi bangunan dan non bangunan, bangu-nan tumbuh tinggi disupport proyek infrastruktur pemerintah. Sedangkan investasi konsumsi berdampak pada meningkatnya impor bahan baku dan barang modal”, ujar Direktur Departe-men Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Firman Mochtar dalam diskusi Kondisi Perekonomian Terkini dan Re-spons Kebijakan BI, di Lombok-NTB, Sabtu (21/4).

Ia menyebut, dalam jangka panjang, barang impor bisa memberikan damp-ak positif dalam kapasitas produksi. Volume ekspor juga masih tren positif. Meningkatnya kapasitas produksi, lan-jut dia, dapat meningkatkan lapangan kerja sehingga turut menopang pere-konomian nasional. “Tercatat survey kegiatan dunia usaha memperlihatkan angka positif dan menunjukkan opti-misme perekonomian nasional yang solid”,ujarnya.

Selain itu, menurutnya dari sisi ek-spor juga masih tumbuh baik terlihat dari sektor nonmigas riil yang masih positif. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan kegiatan usaha pada triwulan I-2018 meningkat diband-ingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 8,23% pada triwulan I-2018, meningkat dari triwu-lan IV-2017 sebesar 7,40%.

“Semua indikasi ini memperlihatkan optimisme perekonomian yang tetap solid. Ini bisa mendukung keseimban-gan pertumbuhan tanpa memberikan tekanan terhadap stabilitas harga, baik inflasi juga harga”, ujar dia.

Pertahankan Suku BungaBank Indonesia (BI) diketahui tetap

mempertahankan suku bunga acuan BI 7 day reverse repo rate sebesar 4,25%. Kebijkan ini diambil sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Firman berharap, kebijakan suku bunga bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kondisi saat ini masih sesuai perkiraan BI di awal tahun. Ini bisa kita simpulkan, masih bisa meno-pang kesinambungan pertumbuhan ekonomi”,ujarnya.

Menurutnya, BI akan terus mencer-mati perkembangan kebijakan per-dagangan antara Amerika dan China, yang notabene memengaruhi pere-konomian dunia secara keseluruhan.

"Kebijakan perdagangan antara China dan Amerika memiliki dampak baik positif maupun negatif, serta ada risiko-risiko yang harus dicermati", ungkap dia.

Ia menambahkan, kondisi ekonomi secara umum global dalam jalur membaik sebagaimana perkiraan sebelumnya.

Namun, untuk risiko dari kemung-kinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih agresif, perang dagang AS-Tiongkok, hingga ketegan-gan geopolitik.

Sementara itu, kondisi perekono-mian dalam negeri menunjukan perbai-kan pada awal tahun ini. Dengan inves-tasi yang tumbuh baik, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 diperkirakan bisa mencapai 5,11% atau lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,01%.

Dalam kesempatan sama, Head of Economic and Market Research Bank UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan, kebijakan-kebijakan yang telah dikelu-arkan Bank Indonesia sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.

"So far kami cukup inline dengan kebijakan BI, karena inflasi masih dalam batas official target, hubungan antara rupiah dan suku bunga BI cukup konsisten. Meskipun ruang gerak untuk menur unkan sudah hampir nol. Nah, bagaimana ruang gerak untuk menaikan melawan keep it unchanged (inflasi tidak mening-kat)," jelas Enrico.

Untuk level BI 7-Day Reverse Repo Rate saat ini menur utnya cukup mendukung perekonomian nasional dalam enam hingga delapan bulan ke depan.

Adapun ancaman inflasi ke depan terkait dengan harga minyak yang terus naik dan permintaan domestik yang meningkat, berpotensi men-dorong bank sentral menaikkan suku bunga.

“Dari luar terkait kenaikan harga ko-moditas. Sementara dari dalam negeri didorong permintaan domestik yang kelihatannya mulai naik menjelang dan setelah Lebaran, juga ada Asian Games. Itu bisa memincu inflasi," kata dia.(try)

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, pendorong inflasi hingga pekan ketiga April 2018 berasal dari kenaikan harga kelompok makanan bergejolak (volatile food), seperti bawang me-rah, cabai merah, telur ayam, dan daging ayam.

"Untuk survei minggu ketiga, 0,12% (mtm). Pendorongnya adalah bawang merah, cabai merah, daging ayam, dan telur ayam. Itu salah satunya," kata Dody, di Jakarta, Jumat (20/4).

Dody mengklaim, risiko dari vola-tile food maupun harga yang diatur pemerintah (administered prices) masih terkendali. Begitu juga dengan dampak kenaikan harga bahan bakar nonsubsidi Pertalite pada 24 Maret 2018 sebesar Rp 200. Menururt dia, kenaikan harga Pertalite tidak akan mengerek signifikan laju inflasi bulan keempat ini.

Sedangkan pada Mei 2018, Dody melihat, tekanan inflasi memang masih membayangi terutama karena akan memasuki momentum kon-sumsi tinggi yakni Ramadhan.

Namun, kata Dody, bank sen-tral tidak begitu khawatir karena pemerintah mampu menjaga paso-kan dengan membuka keran impor barang komoditas strategis dan juga musim panen yang terjadi pada Maret 2018.

"Panen komoditas khususnya yang terjadi Maret 2018 hingga kuartal II diharapkan membantu ketahanan in-flasi pangan yang terjadi sejak Januari dan Februari 2018 lalu," ujarnya.

Bank sentral mengaku optimistis, inflasi tahun ini berada pada kisaran sasaran 2,5%-4,5%. Hingga Maret 2018, inflasi tahunan berada di 3,4% (yoy).

Awal bulan ini, Badan Pusat Statis-tik melaporkan inflasi Maret 2018 sebesar 0,20% dan inflasi tahunan sebesar 3,4%. Inflasi Maret dipicu oleh kenaikan harga sejumlah bahan

makanan dan harga bahan bakar min-yak (BBM) nonsubsidi jenis Pertalite dan Pertamax.

“Penyebab utama inflasi Maret 2018 adalah kenaikan harga bumbu-bumbuan dan bensin nonsubsidi. Kami harapkan menjelang Lebaran harga tetap stabil sehingga inflasi tetap terkendali,” ujar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto.

Suhariyanto mengatakan, inflasi Maret terjadi karena kenaikan harga kelompok bahan makanan sebesar 0,14%, kelompok makanan jadi, minu-man, rokok, dan tembakau sebesar 0,26%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,06%, dan kelompok sandang sebesar 0,36%.

Adapun kenaikan kelompok kes-ehatan sebesar 0,37%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07%, serta kelompok trans-por, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28%.

Dari 82 kota yang disurvei BPS, 57 kota terjadi inflasi dan 25 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,1% dan terendah Sumenep sebesar 0,01%. Deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,30% dan terendah di Bulukumba sebesar 0,01%.

Suhariyanto menjelaskan, bahan makanan memberi andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,05%. Komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah cabai merah, bumbu-bumbuan, bawang merah, bawang putih, dan beberapa sayuran karena faktor cuaca.

Namun ada pula komoditas yang turun harga, seperti beras, ikan segar, serta rokok dan tembakau, sehingga justru menyumbang deflasi.

Jelang RamadhanSementara itu ekonom Institute

for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengungkapkan inflasi akibat volatile

food mulai terlihat terutama jelang Ramadhan.

“Berdasarkan data pusat informa-si harga pangan strategis nasional per 19 April, beberapa komoditas seperti bawang merah mengalami kenaikan harga 32,6% (mtm), dag-ing ayam naik 4,8%, bawang putih naik 1,19%, dan daging sapi tercatat naik sebesar 0,04%,” jelas dia saat dihubungi.

Bhima menilai target pemerintah untuk menjaga inflasi di kisaran 3,5 plus minus 1% mungkin akan meleset sedikit menjadi 3,6-3,7%.

“Untuk saat ini cukup terkendali, namun untuk harga minyak sekarang yang mencapai US$ 73 per barel. Artinya untuk bulan Mei hingga Juni tidak menutup kemungkinan harga BBM nonsubsidi kembali naik”, ujarnya. (ns)

Commemorative Symposium for the 60th Anniversary of Japan - Indonesia Diplomatic RelationsMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bam-bang Brodjonegoro mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pidato pembukaan Commemorative Symposium for the 60th Anniversary of Japan - Indonesia Diplomatic Relations di Tokyo, Jepang, pekan lalu. Bambang mengatakan, Jepang dan Indonesia harus berjalan ber-gandengan tangan dan memainkan lebih banyak peran dalam menemu-kan sistem ekonomi yang menjaga keseimbangan antara efisiensi dan pekerjaan, antara penawaran dan permintaan untuk memastikan bahwa kemajuan ekonomi global terus berlanjut.

ant

pusdok
Typewriter
23 April 2018, Investor Daily | Hal. 21