59
ASOSIASI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA ( ARSSI ) CABANG PURWABEKA PENGELOLAAN LINEN RUMAH SAKIT 

208823811-112663642-Materi-Seminar-Linen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Seminar Linen

Citation preview

  • ASOSIASI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA

    ( ARSSI )

    CABANG PURWABEKA

    PENGELOLAAN LINEN

    RUMAH SAKIT

  • PENGELOLAAN LINEN

    RUMAH SAKIT 1. Pengertian Linen, Jenis

    Linen/tekstil, Pembuatan

    Linen.

    2. Mikroorganisme di

    lingkungan tekstil

    3. Standarisasi Produk Linen.

    4. Spesifikasi Tender Linen.

    5. Standarisasi Penyimpanan

    dan distribusi linen bersih

    dan kotor.

  • 3

    TEKSTIL Tekstil adalah hasil tenunan / rajutan / anyaman dari benang

    Benang adalah hasil pemintalan dari serat

    BAHAYA :

    Celah diantara : serat dalam benang

    benang pada sehelai tekstil

    Linen Rumah Sakit adalah hasil akhir dari

    tekstil yang digunakan dalam sarana

    penunjang rumah sakit.

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    1

  • TEKSTIL

    Tekstil menurut asal bahan materialnya ada 2

    macam, diproduksi oleh alam dan sintetis

    (produksi manusia), ada juga gabungan

    diantara keduanya.

    Linen rumah sakit adalah semua produk

    tenun / tekstil yang digunakan dalam kegiatan

    rumah sakit.

    1

  • MATERIAL TEKSTIL

    Menurut bahan pembuatannya biasanya linen

    rumah sakit terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

    1.Cotton 100 %

    2.Polyester 100 %

    3.Poly Cotton 65 % - 35 %

    ( Tetron Cotton / TC, Tetron Rayon / TR,

    Drill, Blaco, dll )

    1

  • ANYAMAN TEKSTIL

    Sedangkan menurut jenis anyamannya linen rumah

    sakit biasanya menggunakan 2 jenis anyaman, yaitu :

    1.Anyaman Polos :

    Benang LUSI dianyam benang PAKAN (1 : 1)

    Blacu / Taffeta/ Tabby / Plat / Plain.

    2. Anyaman Keper :

    Benang LUSI (1) dianyam benang PAKAN (2)

    (1 : 2) twill (USA) / drill (Inggris) / Keper

    (Jerman)

    3. Ayaman Satin, anyaman yg hanya menonjolkan satu

    permukaan kain.

    1

  • CONTOH TEKSTILE PLAIN

  • CONTOH TEKSTIL TWILL

  • TEKNOLOGI TEKSTIL Tekstil yang sudah menjadi gulungan atau

    yang masih berupa benang dapat di berikan

    sesuatu untuk menghasilkan tekstil tertentu

    Teknologi FINISHING tekstil, saat ini antara

    lain :

    1. Soil Release / anti noda

    2. Water Repalant / Menahan sifat air/cairan

    3. Water Oil Repalant / Menahan sifat air dan

    minyak

    4. Anti Bacteria / beberapa jenis bakteri mati

    1

  • WATER REPALENT

  • PERMASALAHAN LINEN Linen yang sering bermasalah :

    1. Penyusutan

    Berkurangnya ukuran linen setelah

    dicuci

    2. Kelunturan

    Lepasnya warna linen saat pencucian

    3. Penipisan

    Kerusakan serat-serat linen karena

    pengaruh sesuatu.

    1

  • Mikroorganisme di

    lingkungan Linen 2

  • MIKROORGANISME

    di LINEN Pada dasarnya mikroorganisme dapat

    menetap pada:

    LINEN YANG BELUM DIPROSES

    LINEN HABIS PAKAI

    LINEN KOTOR

    LINEN TERCEMAR

    LINEN SEHABIS DICUCI

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • PENYEBARAN MIKROORGANISME DARI

    LINEN KE MANUSIA

    Penyebaran Mikroorganisme pada manusia pada saat :

    MENGATUR TEMPAT TIDUR

    MENGENAKAN PAKAIAN

    MEMILAH CUCIAN

    BEROLAH RAGA

    ( WIKSELL, PICKETT & HARTMAN 1972)

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

  • PENDERITA DI RUMAH SAKIT

    DAYA TAHAN TERHADAP INFEKSI LEBIH LEMAH DIBANDINGKAN ORANG SEHAT

    DAPAT TERINFEKSI OLEH :

    MIKROORGANISME YANG KURANG VIRULEN

    MIKROORGANISME DOSIS RENDAH

    ( GREENE,V.W. 1970 )

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

  • PERMENKES

    1204/MENKES/SK/X/2004

    LINEN BERSIH

  • MIKROBA

    VIRUS

    KUMAN Gram positif

    Gram negatif

    Pembentuk Spora

    Tidak membentuk Spora

    KAPANG / KHAMIR

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • KUMAN GRAM POSITIF ( Kramer et al 2006 )

    Enterococcus spp ( VRE )

    Staphylococcus aureus ( MRSA )

    Streptococcus pyogenes

    Bertahan hidup sampai beberapa bulan pada

    permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • KUMAN GRAM NEGATIF

    ( Kramer et al 2006 )

    Acinetobacter spp.

    Escherichia coli

    Klebsiella spp.

    Pseudomonas aeruginosa

    Serratia marcescens

    Shigella spp.

    Bertahan hidup sampai beberapa bulan pada permukaan

    kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • KUMAN GRAM NEGATIF ( Kramer et al 2006 )

    Bordetella pertusis

    Haemophilus influenzae

    Proteus vulgaris

    Vibrio cholerae

    Bertahan hidup sampai beberapa hari pada

    permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • MYCOBACTERIACEAE ( Kramer et al 2006 )

    Bertahan hidup sampai beberapa bulan pada

    permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • KUMAN BERSPORA ( Kramer et al 2006 )

    Bertahan hidup sampai beberapa bulan pada

    permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • KAPANG / KHAMIR ( Kramer et al 2006 )

    Bertahan hidup pada permukaan kering

    seperti :

    Candida albicans 4 months

    Toluropsis glabrata 5 months

    Candida parapsilosis 14 days

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • VIRUS SALURAN PERNAFASAN ( ( Kramer et al 2006 )

    CORONA

    COXSACKIE

    INFLUENZA

    SARS

    RHINO

    Bertahan hidup sampai beberapa hari pada permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • VIRUS SALURAN CERNA ( Kramer et al 2006 )

    ASTROVIRUS

    HAV

    POLIO

    ROTA

    Bertahan hidup sampai 2 bulan pada permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • VIRUS YANG DITULARKAN

    MELALUI DARAH ( Kramer et al 2006 )

    HBV

    HIV

    Bertahan hidup sampai lebih dari satu minggu

    pada permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • VIRUS HERPES ( Kramer et al 2006 )

    CMV

    HSV TYPE 1

    HSV TYPE 2

    Bertahan hidup untuk beberapa jam sampai 7

    hari pada permukaan kering

    dr. Agus Sugiharto, MKs.FK. Unv. Atmadjaya Jakarta 2011

    2

  • EFFECTIVENESS OF THE CONTINUOUS USE

    OF AN OXYGEN-TYPE BLEACH

    NO IDENTIFICATION BACT./INCH

    T 1 WHITE CONTINUOUS TOWEL

  • Standarisasi Produk

    Linen Rumah Sakit 3

  • LINEN RUMAH SAKIT

    Depatermen Kesehatan RI sudah menegaskan

    dalam buku :

    Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit,

    Depatermen Kesehatan RI, Direktorat

    Jenderal Pelayanan Medik 2004

  • LINEN RUMAH SAKIT Buku tersebut membahas pengelolaan

    linen dan laundry, untuk linen seperti

    parstok, bentuk dan ukuran linen

    serta material linen yang digunakan.

    Sementara warna linen lebih

    cenderung menggunakan warna putih

    pada linen : Sepray, Sarung Bantal,

    Sarung Guling, Stik Laken.

  • LINEN RUMAH SAKIT

    Teknologi tekstil sudah dibahas

    dalam buku tersebut seperti

    pemakaian tekstil :

    1. Water Repalent / anti noda /

    anti air

    2. Soil Release / tahan noda

  • Spesifikasi Tender

    Linen 4

  • Spesifikasi Tender Linen

    Pengadaan Linen Rumah Sakit ada

    beberapa cara, yaitu :

    1. Pembelian Langsung

    2. Penunjukan Langsung / tender

    3. Lelang Linen

  • Standarisasi Penyimpanan dan

    Distribusi Linen Bersih dan Kotor 5

  • PENYIMPANAN

    Standar Pencahayaan :

    1. Linen room harus mempunyai pencahayaan minimal katagori D (200-500 Lux).

    2. Warna cahaya sedang sehingga tidak merusak linen yang tersimpan, warna yang terang akan membuat pudar linen yang disimpan.

    Sumber Data Buku : Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit,

    Depatermen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2006

  • PENYIMPANAN

    Standar Sirkulasi Udara :

    1. Sirkulasi udara dalam linen room harus baik sehingga tidak pengap dan udara selalu bersih (tekanan udara sebaiknya seimbang).

    2. Pemakian exhaust fan dapat membantu sirkulasi udara dalam ruangan.

    3. Pemakian AC diperhitungkan dengan kelembaban yang harus dipatuhi.

  • PENYIMPANAN

    Standar Kelembaban dan suhu :

    1. Kelembaban dalam linen

    room adalah 45 - 75% RH.

    2. Sedangkann suhu ruangan linen room

    adalah 22 270C.

  • PENYIMPANAN

    FIFO ( First In First Out )

    Untuk mendapatkan peredaran barang yang selalu berputar dan selalu berganti maka sistim FIFO menjadi andalan dalam stock linen rumah sakit.

    F I F O

  • Penyimpanan Linen Kotor

    Linen Kotor disimpan dalam ruangan khusus

    atau trolly khusus yang berbeda dengan trolly

    bersih, dalam kondisi tertutup, untuk linen

    bernoda sebaiknya dalam kondisi lembab atau

    basah dan terpisah dengan linen kotor yang

    tidak bernoda.

    Pemakaian disinfektan sebagai pembasah

    sangat diutamakan, namun disinfektan yang

    digunakan KHUSUS UNTUK LINEN.

  • PERENCANAAN KEBUTUHAN

    LINEN RUMAH SAKIT

    1. Parstok berdasarkan jenis

    tekstil dan kebutuhan

    ruangan.

    2. Perencanaan linen rumah

    sakit baru / lama.

    3. Model dan material linen

    yang akan digunakan.

    4. Perencanaan biaya

    pengadaan linen.

  • PAR-STOK LINEN Linen Rumah Sakit digolongkan dalam :

    1. Linen Rawat Inap / Rawat Jalan

    2. Linen Kamar Bayi

    3. Linen Kamar Operasi / Sejenisnya

    dengan pembagian par-stok :

    1. Ra-Jal 2 parstok

    2. Ra-Nap 3 parstok

    3. Kamar Bayi 5 parstok

    4. Kamar Operasi dan sejenisnya 5 parstok

  • PERENCANAAN

    KEBUTUHAN LINEN Perencanaan kebutuhan linen dapat dibedakan menjadi 2

    yaitu,

    1. Rumah sakit Baru

    Untuk rumah sakit baru maka penekanan pada BOR

    secara umum dengan menetapkan BOR yang akan

    dicapai.

    2. Rumah Sakit Sudah beroperasi

    Untuk rumah sakit yang sudah beroperasi maka

    pemakaian BOR diterapkan pada setiap ruangan

    masing-masing yang menggunakan linen, standar ini

    untuk mencapai efektif dan penghematan anggaran

    linen

  • MODEL &

    MATERIAL LINEN Model dan Material linen akan berpengaruh pada

    biaya pembuatannya, hal tersebut menjadikan

    harga linen relatif mahal sehingga akan diturunkan

    kualitas tekstilnya untuk mengejar kebutuhan linen

    tersebut.

    Model yang tepat dan material yang standar

    menjadikan usia linen relatif lebih lama dan biaya

    pengadaan linen dapat direncanakan secara tepat

    setiap tahunnya.

  • MODEL &

    MATERIAL LINEN Model linen dalam pembuatannya menggunakan sistem :

    SIZING, HOMY, UNISEX, ERGONOMIS.

    Material linen menggunakan teknologi tekstil yang ada,

    antara lain : SOIL RELEASE, WATER REPALENT,

    WATER & OIL REPALENT.

    Material linen dan model linen menjadi sangat penting

    dalam pengadaan linen, karena berdasarkan perhitungan

    harga dan kebutuhan, jadi bukan memenuhi kebutuhan

    dengan anggaran yang ada namun memenuhi kebutuhan

    dengan kualitas linen yang dapat dipertanggung

    jawabkan

  • PERENCANAAN BIAYA

    PENGADAAN LINEN

    Pengadaan linen akan berdampak pada

    kualitas linen yang dibeli sehingga dalam

    pembelian linen diperhatikan :

    1. Merk Dagang Linen

    2. Kualitas Tekstil

    3. Pabrik pembuat tekstil

    4. Standar Pembuatan Linen

  • MASALAH LAUNDRY

    RUMAH SAKIT

    1. Pemilihan Kimia Laundry.

    2. Pengujian Kimia Laundry

    pada Tekstil / Linen.

    3. Standarisasi Kimia

    Laundry.

    4. Standarisasi Mesin

    Laundry.

    5. Standarisasi Proses

    Laundry

  • Pemilihan Kimia

    Laundry

    Untuk memilih kimia laundry diperlukan

    pengetahuan khusus tentang kimia tersebut,

    minimal harus tahu Material Safety Data Sheet (

    MSDS ) dan Tecknical Data Sheet ( TDS ), pada

    dasarnya MSDS digunakan untuk mengetahui

    komposisi kimia yang ada dalam produk tersebut,

    sedangkan TDS digunakan sebagai dasar

    pemakaian kimia tersebut pada proses pencucian

  • Pemilihan Kimia

    Laundry Untuk memilih kimia laundry juga dibutuhkan

    pengawasan tentang MERK DAGANG, Sertifikat

    Uji Laboratorium, Komposisi Penyusun bahan

    kimia tersebut.

    Pemakaian phospat akan berpengaruh pada

    pertumbuhan gulma di IPAL, untuk itu kimia

    yang dipilih harus sesuai dengan type IPAL yang

    ada.

  • Pengujian Kimia

    Laundry Banyak Penjual kimia laundry melakukan

    pengujian secara sederhana, namun perlu

    diketahui saat proses pengujian kimia laundry

    harus diketahui kondisi air baku pada proses

    pencucian sebab kondisi air baku tersebut yang

    akan menhasilkan hasil pencucian sempurna.

    Air yang baik untuk proses pencucian adalah air

    minum ( Aqua ).

  • Standarisasi Kimia

    Laundry

    Standarisasi kimia laundry adalah :

    1. Detergen

    2. Disinfektan

    3. Alkali Proses Pencucian

    4. Chlorin Bleach

    5. Oxygen Bleach

    6. Sour / Netralizer

    7. Softener

  • Standarisasi Mesin

    Laundry Mesin laundry tidak ada standar baku sebab

    semua tergantung pada peranan SDM yang ada

    sehingga hal tersebut menjadi kunci utama dalam

    pelayanan linen yang sebenarnya dalam kegiatan

    rumah sakit.

    SDM laundry merupakan aset yang berharga

    mungkin setaraf dengan dokter yang mempunyai

    pasien banyak dalam rumah sakit tersebut.

  • Standarisasi Proses

    Laundry

    Standari proses laundry :

    1. PreWash

    2. Washing

    3. Fill / Bilas ( 1 2 ) kali

    4. Softener / Netralizer

    5. Extrak / Pemerasan

  • PENGELOLAAN LAUNDRY

    RUMAH SAKIT

    1. Tata Ruang Rumah Sakit.

    2. Nilai Investasi yang ada.

    3. Memilih Pengelolaan Linen

    ( Kelola Sendiri /

    Outsource ).

    4. Kiat Memilih Outsource

    yang tepat.

  • Tata Ruang Laundry Rumah Sakit

    INFECTIOUS Rm

    3x4M

    Toilet&

    Shower

    2x3M

    LINEN Rm

    5x4M

    AC

    Washer1

    12,8Kg

    Wa

    sh

    er2

    27

    ,4K

    g

    Wa

    sh

    er3

    27

    ,4K

    g

    Wa

    sh

    er4

    (fu

    ture

    )

    Pondasi Mesin

    150x130

    Dry

    er1

    25K

    g

    Dry

    er2

    25K

    g

    Dry

    er3

    (fu

    ture

    )

    Roll Ironer

    Hot&Cold Water Line

    Outlet Limbah ke IPAL

    Exhaust Ducting

    Hood

    Exhaust Fan

    OFFICE

    4x4M

    AC

    LOCKER Rm

    3x4M

    STORE Rm

    2x3M

    Spotting table

    Bak rendam

    50x50x40

    Cold water line

    Gutter

    Fo

    ldin

    g ta

    ble

    Note :

    1. Pondasi mesin Washer & Dryer @ 150x130x10cm

    2. Size gutter 450x40x40cm + grill

    3. Supply air panas & dingin ke tiap washer

    4. Semua daun pintu dengan kaca intip

    5. Meteran Listrik terpisah 150 KVA, 3ph

    Bak Cuci

  • NILAI INVESTASI Investasi untuk laundry tergantung

    keinginan rumah sakit, BOR rumah sakit

    akan menjadi acuan dari nilai investasi

    yang pertama, selanjutnya merk mesin,

    bahan bakar mesin, dan SDM yang akan

    dipekerjakan nantinya.

    Hal-hal tersebut diatas sangat berperan

    dalam menentukan investasi yang ada

    nantinya.

  • KELOLA SENDIRI /

    OUTSOURCE

    KELOLA SENDIRI :

    1. Mudah

    Pengawasannya.

    2. Biaya dapat dikontrol

    3. Memiliki Linen dan

    laundry

    4. Kualitas dapat

    dikontrol

    OUTSOURCE :

    1. Sulit Pengawasannya.

    2. Biaya tidak dapat

    dikontrol

    3. Tidak memiliki Linen

    dan laundry

    4. Kualitas tidak dapat

    dikontrol

  • MEMILIH

    OUTSOURCE Kiat memilih outsource :

    1. Tahu Lokasi dan workshopnya

    2. Tahu kimia yang digunakan

    3. Tahu material linen yang

    ditawarkan

    4. Kooperatif dengan harga

    5. Memiliki SOP laundry..dll

  • TERIMA KASIH