Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
KALANGWAN
JURNAL PENDIDIKAN AGAMA, BAHASA DAN SASTRA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
Penanggung jawab : Dekan Fakultas Dharma Acarya
Redaktur Pelaksana
I Made Dian Saputra
Mitra Bestari
I Made Gosong (UNDIKSHA Singaraja)
I Wayan Jendra (UNUD Denpasar)
I Nyoman Weda Kusuma (UNUD Denpasar)
I Wayan Rai S (ISI Denpasar)
Nengah Marta (UNDIKSHA Denpasar)
Sumarsono (UNDIKSHA Singaraja)
I Nyoman Sudiana (UNDIKSHA Singaraja)
Padma Dewi (UNDIKSHA Singaraja)
I Made Sutama (UNDIKSHA Singaraja)
I Nengah Duija (IHDN Denpasar)
I Wayan Suwandi (UNUD Denpasar)
Editor
Gusti Diah Desi Sentana
Staf Redaksi
Ni Nyoman Ayu Swarthini
Alamat Redaksi
Fakultas Dharma Acarya Gedung Bisma Lantai I
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
Jln. Ratna Nomor 51 Tatasan Kaja Denpasar. Telp/Fax (0361) 226656
i
PENGANTAR REDAKSI
Om Swastyastu
Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Karena Berkat Asung Wara Nugrahanyalah Jurnal Kalangwan dapat diselesaikan dan terbit tepat
pada waktunya.
Kalangwan, Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Agama Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar hadir kembali
menyapa pembaca sekalian dengan mengemban amanat suci yang akan membuat pembacanya
terpesona akan keindahan ilmu pengetahuan. Kalangwan memiliki misi menghidupkan atau
mengoptimalkan kesadaran keindahan ilmu pengetahuan yang ada dalam diri setiap orang. Dengan
kesadaran akan indahnya ilmu pengetahuan, akan membuat setiap insan tergerak untuk terus
menimba, menambah dan memperdalam pengetahuannya demi kemajuan dan peningkatan kualitas
SDM kampus. Keindahan ilmu pengetahuan akan membuka sisi-sisi estetika dan kelembutan menuju
manusia yang ramah, rendah hati, jujur dan terbuka.
Pada Jurnal Kalangwan Volume VIII No 2 ini, secara filosofis-epistemologi akan menyajikan
beragam tulisan yang terkait dengan Agama, Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya diantaranya; 1)
Pentingnya Pelestarian Bahasa Bali pada Pendidikan Formal Oleh : Ni Kadek Santya Pratiwi, Putu
Santi Oktarina, 2) Pengajaran Bahasa Daerah Di Sekolah Kaitannya Dengan Kurikulum 2013 Oleh :
I Ketut Tanu, 3) Pemertahanan Kosakata Bahasa Bali Bidang Pertanian : Kajian Ekolinguistik Oleh
: Putu Eddy Purnomo Arta, 4) Aksara Balidalam Pawintenan Wiwa Di Griya Agung Bangkasa Desa
Bongkasa Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Oleh : Gusti Nyoman Mastini, 5) Analisis
Struktur Intrinsik Cerpen Luh Bulan Karya Ibw Widiasa Keniten Oleh : I Gede Merta Wiguna, I
Wayan Mandra, I Made Dian Saputra, 6) Pemertahanan Bahasa Bali Pada Pasraman Remaja Di Desa
Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Oleh : I Nyoman Ranem, 7) Interpretasi Ajaran
Sarascamuscaya Dalam Menumbuhkan Karakter Anak Yang Suputra Oleh : I Nyoman Subagia, I
Made Suta, 8) Analisis Pengunaan Bahasa Bali Sebagai Pengantar Dalam Proses Belajar Mengajar
Bahasa Bali Di Smp Negeri 4 Abiansemal Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : I Wayan Sugita, 9)
Nilai-Nilai Pendidikan Pada Kisah Brayut Oleh : Anak Agung Putra Arsana, 10) Dalam Kidung
Bhramara Saṅu Pati Oleh : I Gde Agus Darma Putra, I Gusti Made Sutjaja, Ida Bagus Rai Putra, I
Ketut Sudarsana, 11) Wacana Punahnya Bahasa Daerah Dalam Pergaulan Globalisasi Oleh : I
Nyoman Temon Astawa.
Semoga tulisan dalam jurnal ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua
Om Santih, Santih, Santih Om.
Redaksi
iii
DAFTAR ISI
Dari Redaksi ……………………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………… iii
PENTINGNYA PELESTARIAN BAHASA BALI PADA
PENDIDIKAN FORMAL
Oleh : Ni Kadek Santya Pratiwi, Putu Santi Oktarina ………………………………. 96-106
PENGAJARAN BAHASA DAERAH DI SEKOLAH KAITANNYA
DENGAN KURIKULUM 2013 Oleh : I Ketut Tanu ………………………………………………………………….. 107-116
PEMERTAHANAN KOSAKATA BAHASA BALI BIDANG
PERTANIAN : KAJIAN EKOLINGUISTIK Oleh : Putu Eddy Purnomo Arta ……………………………………………………. 117-122
AKSARA BALIDALAM PAWINTENAN WIWA DI GRIYA AGUNG BANGKASA
DESA BONGKASA KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh : Gusti Nyoman Mastini .................................................................................... 123-131
ANALISIS STRUKTUR INTRINSIK CERPEN LUH BULAN KARYA
IBW WIDIASA KENITEN Oleh : I Gede Merta Wiguna, I Wayan Mandra, I Made Dian Saputra ……………... 132-138
PEMERTAHANAN BAHASA BALI PADA PASRAMAN REMAJA
DI DESA BELANGA, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI Oleh : I Nyoman Ranem …………………………………………………………….. 139-147
INTERPRETASI AJARAN SARASCAMUSCAYA DALAM
MENUMBUHKAN KARAKTER ANAK YANG SUPUTRA Oleh : I Nyoman Subagia, I Made Suta …………………………………………….... 148-156
ANALISIS PENGUNAAN BAHASA BALI SEBAGAI PENGANTAR
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA BALI DI SMP
NEGERI 4 ABIANSEMAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : I Wayan Sugita ……………………………………………………………… 157-164
NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KISAH BRAYUT Oleh : Anak Agung Putra Arsana …………………………………………………… 165-169
DALAM KIDUNG BHRAMARA SAṄU PATI Oleh : I Gde Agus Darma Putra, I Gusti Made Sutjaja,
Ida Bagus Rai Putra, I Ketut Sudarsana ……………………………………………… 170-179
WACANA PUNAHNYA BAHASA DAERAH DALAM
PERGAULAN GLOBALISASI Oleh : I Nyoman Temon Astawa ………………………………………………… 180-189
157
Vol. 8 No. 2 September 2018
Vol. 8 No. 2 September 2018
ANALISIS PENGUNAAN BAHASA BALI SEBAGAI PENGANTAR
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA BALI
DI SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh :
I Wayan Sugita
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
E-mail: [email protected]
Diterima 21 Juni 2018, direvisi 3 Juli 2018, diterbitkan 31 Agustus 2018
Abstract
Bali language as the mother tongue of the Balinese, a language known by the child prior
to interact with the surrounding environment. The goal is for children to be able to interact actively
interact and high thinking practice in teaching and learning, this is the kanji researchers through
a scientific research in the form of paper made with the heading "Use of Language Analysis
Introduction In Bali For Language Learning Process Bali in SMP Negeri 4 Abiansemal academic
year 2014/2015. "Based on the title, the discussion in this study regarding the quality of the
Balinese language use in the process of teaching and learning in the value of the three aspects,
namely in terms of the effectiveness of the sentence, language variation, and lafal.tujuan this study
to determine the quality of the Balinese language use in teaching and learning.
In a theoretical basis to support this study, researchers used the theory of (1) Position and
function of the Balinese language, (2) Variety Bahasa Bali as Introduction.The method used in
this study were: (1) the method of determining the subject of the research study was conducted
using kroseksional because this population is in telitiberjumlah limited that only two people. (2)
approach the subject of research using empirical methods for existing symptoms studied. (3) the
method of data collection is done by the method of recording and interview method and (4) a
method of data processing is done by qualitative descriptive method.
158
Vol. 8 No. 2 September 2018
Based on the results of data processing known errors on the effective use of the phrase is
not known to many as the data 48 (52.69%), which in terms of unity sentences totaling 36 words,
on the alignment amounted to 4 sentences, of frugality amounted to 4 sentences and suppression
amounted to 4 sentences. and the effective sentence is known as the data 44 (47.31%), and the use
of language variations (easy to understand) sebanyak51data, use standard pronunciation known
as 54data no errors in its use, from these results it can be concluded that the use of language as a
medium of instruction in junior Bali State 4 Abiansemal more prominent in the academic year
2014/2015 are variations in language and pronunciation, while the effective use of the phrase still
in katagorikan unfavorable.
Keywords: effective sentence, the learning process.
1. PENDAHULUAN
Bahasa Bali sebagai bahasa ibu bagi
orang Bali, sebagai bahasa pertama yang
dikenal oleh seorang anak sebelum
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Bahasa Bali sebagai bahasa ibu memiliki
keuntungan dalam proses belajar mengajar di
tahun-tahun awal sekolah dimana banyaknya
konsep penting, nama benda, peristiwa serta
pengalaman yang berkesan yang biasa
diungkapkan secara gampang dengan bahasa
ibu. Para pakar mencatat bahwa pada usia 4
atau 5 tahun, setiap anak normal telah
menguasai tata bahasa ibu dengan sempurna
dan mampu berbicara dengan jelas dan lancar
dengan suara yang enak didengar (Bowen,
1998 dalam Didi Suherdi, 2010). Anak-anak
mampu mengungkapkan ide, pikiran,
perasaan dengan bahasa ibu mereka. Bahasa
mereka sudah berfungsi untuk mendukung
semua kegiatan yang diperlukan pada
kehidupan diusia mereka.
Bahasa ibu juga terbukti ampuh sebagai
prediktor yang efektif untuk perkembangan
bahasa kedua dan keberhasilan pendidikan
(Young, 2003; Cummins, 2000 dan Dutcher
dan Tucker, 1995). Anak-anak dapat
berpartisipasi aktif dan berlatih berpikir tinggi
dalam proses belajar mengajar. Dengan kata
lain, dalam proses belajar mengajar dengan
memggunakan bahasa ibu, anak-anak akan
lebih dapat berpartisipasi terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
Bahasa Bali merupakan alat komunikasi
yang sangat penting dan efektif bagi manusia.
Melalui bahasa, manusia dapat saling mengenal,
bekerja sama, bertukar pikiran dan membina rasa
kekeluargaan dan persatuaan. Dalam Undang –
Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada
pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara
menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan nasional. Artinya, pemerintah
wajib memelihara dan mengembangkan bahasa
daerah (Bali) dalam rangka mengembangkan
bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.
Berkaitan dengan kedudukan bahasa daerah,
Taha (1998) mengemukakan beberapa landasan
pemikiran yang dapat dijadikan acuan dalam
merumuskan kedudukan bahasa daerah sekarang
ini, yaitu sebagai berikut.
(1) Penjelasan pasal 36 UUD 1945, yang
berbunyi “Di daerah-daerah yang
mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara
oleh rakyatnya dengan baik (misalnya:
bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan sebagainya),
bahasa-bahasa itu akan dihormati dan
dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa
itu pun merupakan sebagai bagian dari
kebudayaan Indonesia yang hidup.”
(2) Rumusan Seminar Politik Bahasa Nasional
pada bulan Februari 1975 mengenai
kedudukan dan fungsi bahasa daerah. Di
159
Vol. 8 No. 2 September 2018
dalam hubungannya dengan kedudukan
bahasa Indonesia, bahasa-bahasa seperti
yang dikemukakan pada butir (1)
berkedudukan sebagai bahasa daerah. Di
dalam kedudukannya sebagai bahasa
daerah, bahasa-bahasa tersebut berfungsi
sebagai (1) lambang kebanggaan daerah,
(2) lambang identitas daerah, (3) alat
perhubungan di dalam keluarga dan
masyarakat daerah. Di dalam hubungan
dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa
daerah berfungsi sebagai (1) pendukung
bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di
sekolah di daerah tertentu untuk
memperlancar pengajaran bahasa
Indonesia dan mata pelajaran lain, dan (3)
alat pengembangan dan pendukung
kebudayaan daerah. Dirumuskan pula
bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa daerah meliputi (1)
inventarisasi dan (2) peningkatan mutu
pemakaian.
(3) Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
1993, butir 3f, menetapkan bahwa
“Pembinaan bahasa daerah perlu terus
dilanjutkan dalam rangka
mengembangkan dan memperkaya
perbendaharaan bahasa Indonesia dan
khazanah kebudayaan nasional sebagai
salah satu unsur jati diri dan kepribadian
bangsa. Perlu ditingkatkan penelitian,
pengkajian, dan pengembangan bahasa
dan sastra daerah serta penyebarannya
berbagai media massa.
(4) Salah satu putusan hasil Kongres Bahasa
Indonesia VI tahun 1993, khususnya
dalam pengajaran bahasa dan sastra,
diputuskan bahwa bahasa daerah di
wilayah tertentu dapat diajarkan kepada
peserta didik penuturnya tanpa
menghambat pendidikan dan pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Karena itu,
kurikulum, buku pelajaran, metode, dan
sarana lain untuk pendidikan dan
pengajaran bahasa daerah perlu
dikembangkan (Alwi et al, 1998).
Sebagai salah satu bahasa daerah, bahasa
Bali dimasukkan dalam kurikulum mulai dari
tingkat SD sampai dengan SMA/sederajat
sebagai salah satu mata pelajaran dalam muatan
lokal yang wajib diikuti oleh seluruh siswa di
setiap tingkat satuan pendidikan. Sebelum proses
belajar mengajar bahasa daerah dilaksanakan,
para guru membuat persiapan tertulis berupa
satuan pelajaran. Satuan pelajaran ini dibuat oleh
guru dengan menggunakan bahasa daerah dan
bahasa Indonesia. Dalam satuan pelajaran
tersebut dicantumkan tujuan pembelajaran
umum, tujuan pembelajaran khusus, kegiatan
belajar mengajar, metode, sumber, dan evaluasi.
Biasanya satuan pelajaran ini dibuat untuk
beberapa kali pertemuan.
Dalam melaksanakan proses belajar
mengajar bahasa daerah (Bali), guru
menggunakan basa Bali sebagai bahasa
pengantar dalam menyampaikan materi pelajaran
mulai dari awal hingga akhir jam pelajaran. Hal
tersebut dilakukan untuk mempermudah siswa
dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru sehingga apa yang
menjadi tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Sebagai contoh, ada kalimat yang berbunyi “I
meme ke peken meli kopi”. Kalimat kedua “I
biyang ke pasar numbas wedang’ Kedua kalimat
tersebut menyatakan kegiatan seorang ibu yang
artinya Ibu pergi ke pasar membeli kopi. Bedanya
kalimat pertama tergolong basa alus sor
sementara kalimat kedua tergolong alus mider.
Bahasa seperti contoh di atas digunakan dalam
menyampaikan materi pelajaran mengenai
anggah-ungguhing basa Bali. Semakin bagus
kualitas bahasa pengantar yang disampaikan oleh
guru, maka semakin cepat pula siswa menyerap
materi pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
mengetahui bagaimana kualitas penggunaan basa
Bali yang digunakan sebagai pengantar dalam
proses belajar mengajar di SMP Negeri 4
Abiansemal.
160
Vol. 8 No. 2 September 2018
2. LANDASAN TEORI
Keberhasilan sebuah penelitian sangat
didukung oleh penggunaan teori yang
dijadikan landasan berpikir. Adapun teori-
teori yang digunakan sebagai landasan
berpikir adalah (1) Kedudukan dan Fungsi
Bahasa Bali, (2) Ragam Bahasa Bali sebagai
Bahasa Pengantar
1. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Bali
Pasal 4 Perda Propinsi Bali No. 3
Tahun 1992 yang mengatur tentang Bahasa,
Aksara dan Sastra Bali pada menyatakan
bahwa Bahasa, Aksara dan Sastra Bali
merupakan Bahasa, Aksara dan Sastra yang
hidup di kalangan masyarakat di Daerah
Bali, menjiwai, serta menjadi wahana
tumbuh dan berkembangnya Kebudayaan
Daerah Bali, sedangkan pasal 5 menyatakan
bahwa fungsi bahasa Bali adalah sebagai
berikut :
a. melambangkan kebanggaan dan
identitas daerah serta masyarakat
penutur dan pendukung Bahasa Bali;
b. merupakan alat komunikasi dan ekspresi
keluarga;
c. sebagai media dari Kebudayaan Daerah
Bali dan Agama Hindu;
d. sebagai bahasa dan aksara yang
dipergunakan dalam Awig-awig Desa
Adat, Banjar Adat dan Lembaga Adat
lainnya;
e. sebagai bahasa yang dapat memperkaya
perbendaharaan Bahasa Indonesia, yang
saling menunjang dan menghidupi satu
dengan yang lainnya;
f. mengungkapkan budaya dan unsur
kreatifitas masyarakat penutur serta
pendukungnya;
g. merupakan Muatan Lokal untuk Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Tingkat
Pertama dan Sekolah Menengah Tingkat
Atas.
2. Bahasa Bali sebagai Bahasa Pengantar
dalam Pembelajaran
Bahasa Bali sebagai bahasa ibu bagi
orang Bali, sebagai bahasa pertama yang dikenal
oleh seorang anak sebelum berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Bahasa Bali sebagai
bahasa ibu memiliki keuntungan dalam proses
belajar mengajar ditahun-tahun awal sekolah
dimana banyaknya konsep penting, nama benda,
peristiwa serta pengalaman yang berkesan yang
biasa diungkapkan secara gampang dengan
bahasa ibu. Para pakar mencatat bahwa pada usia
4 atau 5 tahun, setiap anak normal telah
menguasai tata bahasa ibu dengan sempurna dan
mampu berbicara dengan jelas dan lancar dengan
suara yang enak didengar (Bowen, 1998 dalam
Didi Suherdi, 2010). Anak-anak mampu
mengungkapkan ide, pikiran, perasaan dengan
bahasa ibu mereka. Bahasa mereka sudah
berfungsi untuk mendukung semua kegiatan
yang diperlukan pada kehidupan diusia mereka
3. METODE
Metode sangat menentukan hasil sebuah
penelitian. Tujuannya untuk membantu dalam
mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode
penelitian mempunyai fungsi dan peranan yang
sangat penting yang demi tercapainya apa yang
diinginkan. Mamang dan Sopiah (2010:1)
mengatakan penelitian hakikatnya merupakan
kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Dalam
melakukan penelitian harus mengetahui tata cara
dalam melakukan langkah kerja yang harus
ditempuh.
Melihat dari beberapa pendapat di atas
dan mengingat pentingnya suatu metode dalam
penelitian, maka digunakan beberapa jenis
metode yaitu: (1) metode penentuan subjek
penelitian, (2) metode pendekatan subjek
penelitian, (3) metode pengumpulan data, (4)
metode pengolahan data. Keempat metode ini
akan diuraikan secara rinci sebagai berikut:
1. Metode Penentuan Subjek Penelitian
Mamang dan Sopiah (2010:169)
mengatakan dalam metode ini yang harus dicari
adalah sumber data. Sumber data penelitian
161
Vol. 8 No. 2 September 2018
merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan metode
penulisan data. Ada beberapa macam sumber
data, yaitu: alam, masyarakat, instansi,
perorangan, arsip, perpustakaan, dan
sebagainya.
4. Metode Pendekatan Subjek Penelitian
Metode pendekatan subjek penelitian
merupakan cara yang tepat untuk mengetahui
lebih dalam dan tepat subjek yang diteliti.
Metode pendekatan subjek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
empiris. Menurut Sugiyono (2011 : 3)
pendekatan empiris adalah cara-cara yang
dilakukan dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan
suatu cara yang digunakan untuk memperoleh
data penelitian. Lengkap tidaknya data yang
dikumpulkan akan menentukan juga
keberhasilan penelitian. Sehubungan dengan
hal tersebut, metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
rekaman dan metode wawancara.
6. Metode Pengolahan Data
Dalam melaksanakan kegiatan
pengolahan data, ada cara yang digunakan
yaitu dengan metode pengolahan atau analisis
data. Data itu harus segera dianalisis setelah
dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk
laporan lapangan. Tujuan analisis data adalah
untuk mengungkapkan (a) data apa yang
masih perlu dicari, (b) hipotesis apa yang
perlu diuji, (c) pertanyaan apa perlu dijawab,
(d) metode apa yang harus digunakan untuk
mendapatkan informasi, dan (e) kesalahan apa
yang harus diperbaiki (Husaini: 2010 : 86).
Jadi pada penelitian ini metode yang
digunakan dalam hal ini adalah deskriptif
kualitatif karena pengolahan data yang
dilakukan dengan cara menjelaskan peristiwa
untuk mengetahui keadaan sampel dalam hal ini
mengetahui kualitas penggunaan bahasa Bali
sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar
di SMP Negeri 4 Abiansemal Tahun Pelajaran
2013/2014.
4. HASIL PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan disajikan data yang
diperoleh dari hasil rekaman guru dalam
penggunaan bahasa Bali sebagai pengantar
dalam proses belajar mengajar bahasa Bali di
SMP Negeri 4 Abiansemal Tahun Pelajaran
2014/2015. Secara garis besar yang akan di
bahas pada bab ini antara lain data yang meliputi
: 1 keefektifan kalimat, variasi bahasa, lafal dan
(2) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
bahasa Bali dalam proses belajar mengajar di
SMPN 4 Abiansemal. Hal tersebut disajikan
sebagai berikut:
Setelah data diperoleh melalui
wawancara dan hasil rekaman, maka
selanjutnya dilakukan transkripsi data
dimana data yang diperoleh disalin dalam
bentuk tertulis. Transkripsi data dalam hal ini
sangat berguna, khususnya sewaktu kita akan
membuat salinan, catatan dari sebuah
pembicaraan ke dalam bentuk tertulis.
Setelah tahap transkripsi data langkah
selanjutnya adalah elisitasi data dimana data
hasil rekaman proses belajar mengajar bahasa
Bali di kelas dipilah atau dipenggal menjadi
beberapa kalimat untuk memudahkan penulis
dalam melakukan pengolahan data.Seleksi
data setelah data diperoleh melalui
wawancara dan hasil rekaman, maka
selanjutnya dilakukan seleksi untuk
mengetahui sejauh mana kualitas bahasa
pengantar yang dipakai dalam proses belajar
mengajar bahasa Bali di kelas.
5. BAHASAN
Bahasa ibu juga terbukti ampuh
sebagai prediktor yang efektif untuk
perkembangan bahasa kedua dan keberhasilan
162
Vol. 8 No. 2 September 2018
pendidikan (Young, 2003; Cummins, 2000
dan Dutcher dan Tucker, 1995). Anak-
anak dapat berpartisipasi aktif dan berlatih
berpikir tinggi dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain, dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan
bahasa ibu, anak-anak akan lebih dapat
berpartisipasi terlibat dalam kegiatan
pembelajaran.
Dalam melaksanakan proses belajar
mengajar bahasa daerah (Bali), guru
menggunakan basa Bali sebagai bahasa
pengantar dalam menyampaikan materi
pelajaran mulai dari awal hingga akhir jam
pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah siswa dalam memahami
materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru sehingga apa yang menjadi tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Sebagai
contoh, ada kalimat yang berbunyi “I
meme ke peken meli kopi”. Kalimat kedua
“I biyang ke pasar numbas wedang’ Kedua
kalimat tersebut menyatakan kegiatan
seorang ibu yang artinya Ibu pergi ke pasar
membeli kopi. Bedanya kalimat pertama
tergolong basa alus sor sementara kalimat
kedua tergolong alus mider. Bahasa seperti
contoh di atas digunakan dalam
menyampaikan materi pelajaran mengenai
anggah-ungguhing basa Bali. Semakin
bagus kualitas bahasa pengantar yang
disampaikan oleh guru, maka semakin
cepat pula siswa menyerap materi
pelajaran.
Sedapat mungkin guru melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran agar siswa
semakin tertarik terhadap materi yang
disampaikan. Dengan hasil karya siswa
seperti di atas berarti guru mampu mengajak
siswa berinteraksi dengan materi yang
disampaikan sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara maksimal.
Kualitas bahasa Bali sebagai bahasa
pengantar sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar bahasa
Bali di kelas. Kualitas bahasa yang dimaksud
meliputi :
1. Keefektifan kalimat
Kalimat dikatakan efektif berarti kalimat
yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pikiran pendengar atau pembaca seperti
apa yang ada dalam pikiran pembaca atau
penulis kalimat.
2. Variasi bahasa/pilihan kata
Keraf (dalam Sukartha dkk, 2007 : 67)
menyatakan bahwa variasi merupakan upaya
untuk penganekaragaman bentuk bahasa agar
terpelihara minat dan perhatian pembaca. Variasi
bahasa yang dimaksud dalam hal ini adalah
pemakaian bahasa yang tidak monoton dalam
proses belajar mengajar, jangan hanya
menggunakan bahasa yang baku saja sehingga
terkesan kaku dalam menyampaikan materi
3. Penekanan/ intonasi
Penekanan dalam kalimat yang dimaksud
adalah upaya pemberian pemusatan
perhatian pada salah satu unsur atau
bagian kalimat , agar unsur atau bagian
kalimat yang diberi penegasan itu lebih
mendapat perhatian dari pendengar atau
pembaca (Putrayasa, 2009 : 56).
Contoh :
Barang-barang punika mawit saking
dura negara
Barang-barang itu berasal dari luar
negeri.
6. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Simpulan merupakan tindak lanjut dari
sebuah penelitian ilmiah apabila penelitiannya
sudah diteliti. Berdasarkan analisis data yang
telah diuraikan pada bab IV di atas, maka dapat
disimpulkan mengenai penggunaan bahasa bali
sebagai bahasa pengantar dan proses belajar
mengajar bahasa Bali di SMP Negeri 4
Abiansemal Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai
berikut :
163
Vol. 8 No. 2 September 2018
1. Berdasarkan hasil analisis data guru
menggunakan bahasa pengantar dengan
jumlah variasi bahasa sebanyak 51
kalimat dan lafal (intonasi) bahasa
sebanyak 54 kalimat yang dianalisis tanpa
kesalahan sehingga dapat disimpulkan
bahwa variasi dan intonasi bahasa yang
digunakan dalam bahasa pengantar
tergolong sangat baik. Bahasa yang
digunakan mudah dimengerti oleh siswa
dan tidak kaku karena menggunakan
variasi bahasa dan pilihan kata yang
membuat siswa aktif terlibat dalam proses
belajar mengajar.
2. Ditinjau dari keefektifan kalimat, dari 92
kalimat yang dianalisis dalam
pembelajaran, terdapat 44 kalimat efektif
(47,31%) dan sisanya sebanyak 48
kalimat (52,69%) merupakan kalimat
tidak tidak efektif, kalimat yang di analisis
dari kesatuan gagasan berjumlah 35
kalimat, dari kesejajaran berjumlah 5
kalimat, dari kehematan berjumlah 4
kalimat dan penekanan berjumlah 4
kalimat. Dari data yang diperoleh hanya
52,69% kalimat yang tergolong kalimat
tidak efektif sehingga keefektifan
penyampaian kalimat dalam pembelajaran
tergolong kurang baik. Hal tersebut terjadi
karena penggunaan bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Bali sehingga Kalimat yang
digunakan tidak efektif dan rancu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas bahasa bali sebagai bahasa
pengantar dalam proses belajar mengajar
bahasa Bali di SMP Negeri 4 Abiansemal
antara lain guru bersangkutan belum
sepenuhnya paham tentang ciri-ciri
kalimat efektif dalam bahasa pengantar
yang digunakan dalam menyampaikan
materi; (2) Penggunaan bahasa Indonesia
ke dalam bahasa Bali yang dijadikan
bahasa pengantar dalam pembelajaran
menyebabkan kalimat yang digunakan
tidak efektif dan rancu.
2. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diuraikan di atas tentang analisis penggunaan
bahasa bali sebagai bahasa pengantar dan proses
belajar mengajar bahasa Bali di SMP Negeri 4
Abiansemal Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat
disampaikan beberapa saran yang nantinya bias
dijadikan masukan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar
bahasa Bali di kelas. Adapun saran-saran yang
dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Guru disarankan agar lebih memahami ciri-
ciri kalimat efektif dalam bahasa pengantar
yang digunakan dalam menyampaikan materi
untuk meminimalisir kerancuan kalimat.
2. Guru bahasa Bali hendaknya lebih
meningkatkan kualitas pengajaran dengan
menggunakan metode pengajaran yang lebih
bervariasi dalam menjalankan proses belajar
mengajar untuk meningkatkan minat siswa
dalam belajar.
3. Siswa hendaknya memiliki perhatian
terhadap materi yang disampaikan guru
sehingga tidak kesulitan untuk memahami
materi yang disampaikan
4. Kepada para peneliti selanjutnya agar
melakukan penelitian yang bidang kajiannya
lebih mendalam dan lebih luas lagi.
Demikian simpulan dan saran yang dapat
penulis sampaikan dalam penelitian ini, semoga
karya tulis ini berguna bagi dunia pendidikan
khususnya dalam pengajaran bahasa Bali.
Akhirnya dipersembahkan bagi keperluan
pengembangan, pembinaan, serta pelestarian
bahasa dan sastra daerah Bali dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran
bahasa Bali.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
164
Vol. 8 No. 2 September 2018
Arnawa, Nengah. 2008. Wawasan Linguistik
dan Pengajaran Bahasa. Denpasar:
Putri Praptama.
Chaer, Abdul. 2004. Sosiolingustik
Pengenalan Awal. PT Reneka Cipta,
Jakarta: Jl Jend Sudirman, dicetak
oleh PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Srategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Gautama, Wayan Budha. 2006. Tata Sukerta
Bahasa Bali. Denpasar: CV Kayu Mas
Agung.
Hasyim, Nasai Mukhrim. 1994. Pedoman
Mengajar. Penerbit UsahaNasional
Surabaya- Indonesia.
Nurkencana, dan Sunartana. 1983. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Simpen, I Wayan.2000. Bahasa Indonesia
Variasi Ilmiah. Denpasar: CV. Bali
Media Adhikarsa.
Sopiah. 2010. Metodelogi Penelitian.
Yogyakarta: Hak Cipta.