12

KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan
Page 2: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

i

KALANGWAN

JURNAL PENDIDIKAN AGAMA, BAHASA DAN SASTRA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA

FAKULTAS DHARMA ACARYA

INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR

Penanggung jawab : Dekan Fakultas Dharma Acarya

Redaktur Pelaksana

I Made Dian Saputra

Mitra Bestari

I Made Gosong (UNDIKSHA Singaraja)

I Wayan Jendra (UNUD Denpasar)

I Nyoman Weda Kusuma (UNUD Denpasar)

I Wayan Rai S (ISI Denpasar)

Nengah Marta (UNDIKSHA Denpasar)

Sumarsono (UNDIKSHA Singaraja)

I Nyoman Sudiana (UNDIKSHA Singaraja)

Padma Dewi (UNDIKSHA Singaraja)

I Made Sutama (UNDIKSHA Singaraja)

I Nengah Duija (IHDN Denpasar)

I Wayan Suwandi (UNUD Denpasar)

Editor

Gusti Diah Desi Sentana

Staf Redaksi

Ni Nyoman Ayu Swarthini

Alamat Redaksi

Fakultas Dharma Acarya Gedung Bisma Lantai I

INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR

Jln. Ratna Nomor 51 Tatasan Kaja Denpasar. Telp/Fax (0361) 226656

Page 3: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

i

PENGANTAR REDAKSI

Om Swastyastu

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Karena Berkat Asung Wara Nugrahanyalah Jurnal Kalangwan dapat diselesaikan dan terbit tepat

pada waktunya.

Kalangwan, Jurnal Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Agama Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar hadir kembali

menyapa pembaca sekalian dengan mengemban amanat suci yang akan membuat pembacanya

terpesona akan keindahan ilmu pengetahuan. Kalangwan memiliki misi menghidupkan atau

mengoptimalkan kesadaran keindahan ilmu pengetahuan yang ada dalam diri setiap orang. Dengan

kesadaran akan indahnya ilmu pengetahuan, akan membuat setiap insan tergerak untuk terus

menimba, menambah dan memperdalam pengetahuannya demi kemajuan dan peningkatan kualitas

SDM kampus. Keindahan ilmu pengetahuan akan membuka sisi-sisi estetika dan kelembutan menuju

manusia yang ramah, rendah hati, jujur dan terbuka.

Pada Jurnal Kalangwan Volume VIII No 2 ini, secara filosofis-epistemologi akan menyajikan

beragam tulisan yang terkait dengan Agama, Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya diantaranya; 1)

Pentingnya Pelestarian Bahasa Bali pada Pendidikan Formal Oleh : Ni Kadek Santya Pratiwi, Putu

Santi Oktarina, 2) Pengajaran Bahasa Daerah Di Sekolah Kaitannya Dengan Kurikulum 2013 Oleh :

I Ketut Tanu, 3) Pemertahanan Kosakata Bahasa Bali Bidang Pertanian : Kajian Ekolinguistik Oleh

: Putu Eddy Purnomo Arta, 4) Aksara Balidalam Pawintenan Wiwa Di Griya Agung Bangkasa Desa

Bongkasa Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Oleh : Gusti Nyoman Mastini, 5) Analisis

Struktur Intrinsik Cerpen Luh Bulan Karya Ibw Widiasa Keniten Oleh : I Gede Merta Wiguna, I

Wayan Mandra, I Made Dian Saputra, 6) Pemertahanan Bahasa Bali Pada Pasraman Remaja Di Desa

Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Oleh : I Nyoman Ranem, 7) Interpretasi Ajaran

Sarascamuscaya Dalam Menumbuhkan Karakter Anak Yang Suputra Oleh : I Nyoman Subagia, I

Made Suta, 8) Analisis Pengunaan Bahasa Bali Sebagai Pengantar Dalam Proses Belajar Mengajar

Bahasa Bali Di Smp Negeri 4 Abiansemal Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : I Wayan Sugita, 9)

Nilai-Nilai Pendidikan Pada Kisah Brayut Oleh : Anak Agung Putra Arsana, 10) Dalam Kidung

Bhramara Saṅu Pati Oleh : I Gde Agus Darma Putra, I Gusti Made Sutjaja, Ida Bagus Rai Putra, I

Ketut Sudarsana, 11) Wacana Punahnya Bahasa Daerah Dalam Pergaulan Globalisasi Oleh : I

Nyoman Temon Astawa.

Semoga tulisan dalam jurnal ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua

Om Santih, Santih, Santih Om.

Redaksi

Page 4: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

iii

DAFTAR ISI

Dari Redaksi ……………………………………………………………………………. i

Daftar Isi ………………………………………………………………………………… iii

PENTINGNYA PELESTARIAN BAHASA BALI PADA

PENDIDIKAN FORMAL

Oleh : Ni Kadek Santya Pratiwi, Putu Santi Oktarina ………………………………. 96-106

PENGAJARAN BAHASA DAERAH DI SEKOLAH KAITANNYA

DENGAN KURIKULUM 2013 Oleh : I Ketut Tanu ………………………………………………………………….. 107-116

PEMERTAHANAN KOSAKATA BAHASA BALI BIDANG

PERTANIAN : KAJIAN EKOLINGUISTIK Oleh : Putu Eddy Purnomo Arta ……………………………………………………. 117-122

AKSARA BALIDALAM PAWINTENAN WIWA DI GRIYA AGUNG BANGKASA

DESA BONGKASA KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG Oleh : Gusti Nyoman Mastini .................................................................................... 123-131

ANALISIS STRUKTUR INTRINSIK CERPEN LUH BULAN KARYA

IBW WIDIASA KENITEN Oleh : I Gede Merta Wiguna, I Wayan Mandra, I Made Dian Saputra ……………... 132-138

PEMERTAHANAN BAHASA BALI PADA PASRAMAN REMAJA

DI DESA BELANGA, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI Oleh : I Nyoman Ranem …………………………………………………………….. 139-147

INTERPRETASI AJARAN SARASCAMUSCAYA DALAM

MENUMBUHKAN KARAKTER ANAK YANG SUPUTRA Oleh : I Nyoman Subagia, I Made Suta …………………………………………….... 148-156

ANALISIS PENGUNAAN BAHASA BALI SEBAGAI PENGANTAR

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA BALI DI SMP

NEGERI 4 ABIANSEMAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : I Wayan Sugita ……………………………………………………………… 157-164

NILAI-NILAI PENDIDIKAN PADA KISAH BRAYUT Oleh : Anak Agung Putra Arsana …………………………………………………… 165-169

DALAM KIDUNG BHRAMARA SAṄU PATI Oleh : I Gde Agus Darma Putra, I Gusti Made Sutjaja,

Ida Bagus Rai Putra, I Ketut Sudarsana ……………………………………………… 170-179

WACANA PUNAHNYA BAHASA DAERAH DALAM

PERGAULAN GLOBALISASI Oleh : I Nyoman Temon Astawa ………………………………………………… 180-189

Page 5: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

157

Vol. 8 No. 2 September 2018

Vol. 8 No. 2 September 2018

ANALISIS PENGUNAAN BAHASA BALI SEBAGAI PENGANTAR

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA BALI

DI SMP NEGERI 4 ABIANSEMAL

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

I Wayan Sugita

Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

E-mail: [email protected]

Diterima 21 Juni 2018, direvisi 3 Juli 2018, diterbitkan 31 Agustus 2018

Abstract

Bali language as the mother tongue of the Balinese, a language known by the child prior

to interact with the surrounding environment. The goal is for children to be able to interact actively

interact and high thinking practice in teaching and learning, this is the kanji researchers through

a scientific research in the form of paper made with the heading "Use of Language Analysis

Introduction In Bali For Language Learning Process Bali in SMP Negeri 4 Abiansemal academic

year 2014/2015. "Based on the title, the discussion in this study regarding the quality of the

Balinese language use in the process of teaching and learning in the value of the three aspects,

namely in terms of the effectiveness of the sentence, language variation, and lafal.tujuan this study

to determine the quality of the Balinese language use in teaching and learning.

In a theoretical basis to support this study, researchers used the theory of (1) Position and

function of the Balinese language, (2) Variety Bahasa Bali as Introduction.The method used in

this study were: (1) the method of determining the subject of the research study was conducted

using kroseksional because this population is in telitiberjumlah limited that only two people. (2)

approach the subject of research using empirical methods for existing symptoms studied. (3) the

method of data collection is done by the method of recording and interview method and (4) a

method of data processing is done by qualitative descriptive method.

Page 6: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

158

Vol. 8 No. 2 September 2018

Based on the results of data processing known errors on the effective use of the phrase is

not known to many as the data 48 (52.69%), which in terms of unity sentences totaling 36 words,

on the alignment amounted to 4 sentences, of frugality amounted to 4 sentences and suppression

amounted to 4 sentences. and the effective sentence is known as the data 44 (47.31%), and the use

of language variations (easy to understand) sebanyak51data, use standard pronunciation known

as 54data no errors in its use, from these results it can be concluded that the use of language as a

medium of instruction in junior Bali State 4 Abiansemal more prominent in the academic year

2014/2015 are variations in language and pronunciation, while the effective use of the phrase still

in katagorikan unfavorable.

Keywords: effective sentence, the learning process.

1. PENDAHULUAN

Bahasa Bali sebagai bahasa ibu bagi

orang Bali, sebagai bahasa pertama yang

dikenal oleh seorang anak sebelum

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Bahasa Bali sebagai bahasa ibu memiliki

keuntungan dalam proses belajar mengajar di

tahun-tahun awal sekolah dimana banyaknya

konsep penting, nama benda, peristiwa serta

pengalaman yang berkesan yang biasa

diungkapkan secara gampang dengan bahasa

ibu. Para pakar mencatat bahwa pada usia 4

atau 5 tahun, setiap anak normal telah

menguasai tata bahasa ibu dengan sempurna

dan mampu berbicara dengan jelas dan lancar

dengan suara yang enak didengar (Bowen,

1998 dalam Didi Suherdi, 2010). Anak-anak

mampu mengungkapkan ide, pikiran,

perasaan dengan bahasa ibu mereka. Bahasa

mereka sudah berfungsi untuk mendukung

semua kegiatan yang diperlukan pada

kehidupan diusia mereka.

Bahasa ibu juga terbukti ampuh sebagai

prediktor yang efektif untuk perkembangan

bahasa kedua dan keberhasilan pendidikan

(Young, 2003; Cummins, 2000 dan Dutcher

dan Tucker, 1995). Anak-anak dapat

berpartisipasi aktif dan berlatih berpikir tinggi

dalam proses belajar mengajar. Dengan kata

lain, dalam proses belajar mengajar dengan

memggunakan bahasa ibu, anak-anak akan

lebih dapat berpartisipasi terlibat dalam kegiatan

pembelajaran.

Bahasa Bali merupakan alat komunikasi

yang sangat penting dan efektif bagi manusia.

Melalui bahasa, manusia dapat saling mengenal,

bekerja sama, bertukar pikiran dan membina rasa

kekeluargaan dan persatuaan. Dalam Undang –

Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada

pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara

menghormati dan memelihara bahasa daerah

sebagai kekayaan nasional. Artinya, pemerintah

wajib memelihara dan mengembangkan bahasa

daerah (Bali) dalam rangka mengembangkan

bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

Berkaitan dengan kedudukan bahasa daerah,

Taha (1998) mengemukakan beberapa landasan

pemikiran yang dapat dijadikan acuan dalam

merumuskan kedudukan bahasa daerah sekarang

ini, yaitu sebagai berikut.

(1) Penjelasan pasal 36 UUD 1945, yang

berbunyi “Di daerah-daerah yang

mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara

oleh rakyatnya dengan baik (misalnya:

bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan sebagainya),

bahasa-bahasa itu akan dihormati dan

dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa

itu pun merupakan sebagai bagian dari

kebudayaan Indonesia yang hidup.”

(2) Rumusan Seminar Politik Bahasa Nasional

pada bulan Februari 1975 mengenai

kedudukan dan fungsi bahasa daerah. Di

Page 7: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

159

Vol. 8 No. 2 September 2018

dalam hubungannya dengan kedudukan

bahasa Indonesia, bahasa-bahasa seperti

yang dikemukakan pada butir (1)

berkedudukan sebagai bahasa daerah. Di

dalam kedudukannya sebagai bahasa

daerah, bahasa-bahasa tersebut berfungsi

sebagai (1) lambang kebanggaan daerah,

(2) lambang identitas daerah, (3) alat

perhubungan di dalam keluarga dan

masyarakat daerah. Di dalam hubungan

dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa

daerah berfungsi sebagai (1) pendukung

bahasa nasional, (2) bahasa pengantar di

sekolah di daerah tertentu untuk

memperlancar pengajaran bahasa

Indonesia dan mata pelajaran lain, dan (3)

alat pengembangan dan pendukung

kebudayaan daerah. Dirumuskan pula

bahwa usaha pembinaan dan

pengembangan bahasa daerah meliputi (1)

inventarisasi dan (2) peningkatan mutu

pemakaian.

(3) Garis-garis Besar Haluan Negara tahun

1993, butir 3f, menetapkan bahwa

“Pembinaan bahasa daerah perlu terus

dilanjutkan dalam rangka

mengembangkan dan memperkaya

perbendaharaan bahasa Indonesia dan

khazanah kebudayaan nasional sebagai

salah satu unsur jati diri dan kepribadian

bangsa. Perlu ditingkatkan penelitian,

pengkajian, dan pengembangan bahasa

dan sastra daerah serta penyebarannya

berbagai media massa.

(4) Salah satu putusan hasil Kongres Bahasa

Indonesia VI tahun 1993, khususnya

dalam pengajaran bahasa dan sastra,

diputuskan bahwa bahasa daerah di

wilayah tertentu dapat diajarkan kepada

peserta didik penuturnya tanpa

menghambat pendidikan dan pengajaran

bahasa dan sastra Indonesia. Karena itu,

kurikulum, buku pelajaran, metode, dan

sarana lain untuk pendidikan dan

pengajaran bahasa daerah perlu

dikembangkan (Alwi et al, 1998).

Sebagai salah satu bahasa daerah, bahasa

Bali dimasukkan dalam kurikulum mulai dari

tingkat SD sampai dengan SMA/sederajat

sebagai salah satu mata pelajaran dalam muatan

lokal yang wajib diikuti oleh seluruh siswa di

setiap tingkat satuan pendidikan. Sebelum proses

belajar mengajar bahasa daerah dilaksanakan,

para guru membuat persiapan tertulis berupa

satuan pelajaran. Satuan pelajaran ini dibuat oleh

guru dengan menggunakan bahasa daerah dan

bahasa Indonesia. Dalam satuan pelajaran

tersebut dicantumkan tujuan pembelajaran

umum, tujuan pembelajaran khusus, kegiatan

belajar mengajar, metode, sumber, dan evaluasi.

Biasanya satuan pelajaran ini dibuat untuk

beberapa kali pertemuan.

Dalam melaksanakan proses belajar

mengajar bahasa daerah (Bali), guru

menggunakan basa Bali sebagai bahasa

pengantar dalam menyampaikan materi pelajaran

mulai dari awal hingga akhir jam pelajaran. Hal

tersebut dilakukan untuk mempermudah siswa

dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru sehingga apa yang

menjadi tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Sebagai contoh, ada kalimat yang berbunyi “I

meme ke peken meli kopi”. Kalimat kedua “I

biyang ke pasar numbas wedang’ Kedua kalimat

tersebut menyatakan kegiatan seorang ibu yang

artinya Ibu pergi ke pasar membeli kopi. Bedanya

kalimat pertama tergolong basa alus sor

sementara kalimat kedua tergolong alus mider.

Bahasa seperti contoh di atas digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran mengenai

anggah-ungguhing basa Bali. Semakin bagus

kualitas bahasa pengantar yang disampaikan oleh

guru, maka semakin cepat pula siswa menyerap

materi pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin

mengetahui bagaimana kualitas penggunaan basa

Bali yang digunakan sebagai pengantar dalam

proses belajar mengajar di SMP Negeri 4

Abiansemal.

Page 8: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

160

Vol. 8 No. 2 September 2018

2. LANDASAN TEORI

Keberhasilan sebuah penelitian sangat

didukung oleh penggunaan teori yang

dijadikan landasan berpikir. Adapun teori-

teori yang digunakan sebagai landasan

berpikir adalah (1) Kedudukan dan Fungsi

Bahasa Bali, (2) Ragam Bahasa Bali sebagai

Bahasa Pengantar

1. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Bali

Pasal 4 Perda Propinsi Bali No. 3

Tahun 1992 yang mengatur tentang Bahasa,

Aksara dan Sastra Bali pada menyatakan

bahwa Bahasa, Aksara dan Sastra Bali

merupakan Bahasa, Aksara dan Sastra yang

hidup di kalangan masyarakat di Daerah

Bali, menjiwai, serta menjadi wahana

tumbuh dan berkembangnya Kebudayaan

Daerah Bali, sedangkan pasal 5 menyatakan

bahwa fungsi bahasa Bali adalah sebagai

berikut :

a. melambangkan kebanggaan dan

identitas daerah serta masyarakat

penutur dan pendukung Bahasa Bali;

b. merupakan alat komunikasi dan ekspresi

keluarga;

c. sebagai media dari Kebudayaan Daerah

Bali dan Agama Hindu;

d. sebagai bahasa dan aksara yang

dipergunakan dalam Awig-awig Desa

Adat, Banjar Adat dan Lembaga Adat

lainnya;

e. sebagai bahasa yang dapat memperkaya

perbendaharaan Bahasa Indonesia, yang

saling menunjang dan menghidupi satu

dengan yang lainnya;

f. mengungkapkan budaya dan unsur

kreatifitas masyarakat penutur serta

pendukungnya;

g. merupakan Muatan Lokal untuk Sekolah

Dasar, Sekolah Menengah Tingkat

Pertama dan Sekolah Menengah Tingkat

Atas.

2. Bahasa Bali sebagai Bahasa Pengantar

dalam Pembelajaran

Bahasa Bali sebagai bahasa ibu bagi

orang Bali, sebagai bahasa pertama yang dikenal

oleh seorang anak sebelum berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya. Bahasa Bali sebagai

bahasa ibu memiliki keuntungan dalam proses

belajar mengajar ditahun-tahun awal sekolah

dimana banyaknya konsep penting, nama benda,

peristiwa serta pengalaman yang berkesan yang

biasa diungkapkan secara gampang dengan

bahasa ibu. Para pakar mencatat bahwa pada usia

4 atau 5 tahun, setiap anak normal telah

menguasai tata bahasa ibu dengan sempurna dan

mampu berbicara dengan jelas dan lancar dengan

suara yang enak didengar (Bowen, 1998 dalam

Didi Suherdi, 2010). Anak-anak mampu

mengungkapkan ide, pikiran, perasaan dengan

bahasa ibu mereka. Bahasa mereka sudah

berfungsi untuk mendukung semua kegiatan

yang diperlukan pada kehidupan diusia mereka

3. METODE

Metode sangat menentukan hasil sebuah

penelitian. Tujuannya untuk membantu dalam

mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Metode

penelitian mempunyai fungsi dan peranan yang

sangat penting yang demi tercapainya apa yang

diinginkan. Mamang dan Sopiah (2010:1)

mengatakan penelitian hakikatnya merupakan

kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan

yang benar tentang suatu masalah. Dalam

melakukan penelitian harus mengetahui tata cara

dalam melakukan langkah kerja yang harus

ditempuh.

Melihat dari beberapa pendapat di atas

dan mengingat pentingnya suatu metode dalam

penelitian, maka digunakan beberapa jenis

metode yaitu: (1) metode penentuan subjek

penelitian, (2) metode pendekatan subjek

penelitian, (3) metode pengumpulan data, (4)

metode pengolahan data. Keempat metode ini

akan diuraikan secara rinci sebagai berikut:

1. Metode Penentuan Subjek Penelitian

Mamang dan Sopiah (2010:169)

mengatakan dalam metode ini yang harus dicari

adalah sumber data. Sumber data penelitian

Page 9: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

161

Vol. 8 No. 2 September 2018

merupakan faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam menentukan metode

penulisan data. Ada beberapa macam sumber

data, yaitu: alam, masyarakat, instansi,

perorangan, arsip, perpustakaan, dan

sebagainya.

4. Metode Pendekatan Subjek Penelitian

Metode pendekatan subjek penelitian

merupakan cara yang tepat untuk mengetahui

lebih dalam dan tepat subjek yang diteliti.

Metode pendekatan subjek penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode

empiris. Menurut Sugiyono (2011 : 3)

pendekatan empiris adalah cara-cara yang

dilakukan dapat diamati oleh indera manusia,

sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan

suatu cara yang digunakan untuk memperoleh

data penelitian. Lengkap tidaknya data yang

dikumpulkan akan menentukan juga

keberhasilan penelitian. Sehubungan dengan

hal tersebut, metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode

rekaman dan metode wawancara.

6. Metode Pengolahan Data

Dalam melaksanakan kegiatan

pengolahan data, ada cara yang digunakan

yaitu dengan metode pengolahan atau analisis

data. Data itu harus segera dianalisis setelah

dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk

laporan lapangan. Tujuan analisis data adalah

untuk mengungkapkan (a) data apa yang

masih perlu dicari, (b) hipotesis apa yang

perlu diuji, (c) pertanyaan apa perlu dijawab,

(d) metode apa yang harus digunakan untuk

mendapatkan informasi, dan (e) kesalahan apa

yang harus diperbaiki (Husaini: 2010 : 86).

Jadi pada penelitian ini metode yang

digunakan dalam hal ini adalah deskriptif

kualitatif karena pengolahan data yang

dilakukan dengan cara menjelaskan peristiwa

untuk mengetahui keadaan sampel dalam hal ini

mengetahui kualitas penggunaan bahasa Bali

sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar

di SMP Negeri 4 Abiansemal Tahun Pelajaran

2013/2014.

4. HASIL PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan disajikan data yang

diperoleh dari hasil rekaman guru dalam

penggunaan bahasa Bali sebagai pengantar

dalam proses belajar mengajar bahasa Bali di

SMP Negeri 4 Abiansemal Tahun Pelajaran

2014/2015. Secara garis besar yang akan di

bahas pada bab ini antara lain data yang meliputi

: 1 keefektifan kalimat, variasi bahasa, lafal dan

(2) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

bahasa Bali dalam proses belajar mengajar di

SMPN 4 Abiansemal. Hal tersebut disajikan

sebagai berikut:

Setelah data diperoleh melalui

wawancara dan hasil rekaman, maka

selanjutnya dilakukan transkripsi data

dimana data yang diperoleh disalin dalam

bentuk tertulis. Transkripsi data dalam hal ini

sangat berguna, khususnya sewaktu kita akan

membuat salinan, catatan dari sebuah

pembicaraan ke dalam bentuk tertulis.

Setelah tahap transkripsi data langkah

selanjutnya adalah elisitasi data dimana data

hasil rekaman proses belajar mengajar bahasa

Bali di kelas dipilah atau dipenggal menjadi

beberapa kalimat untuk memudahkan penulis

dalam melakukan pengolahan data.Seleksi

data setelah data diperoleh melalui

wawancara dan hasil rekaman, maka

selanjutnya dilakukan seleksi untuk

mengetahui sejauh mana kualitas bahasa

pengantar yang dipakai dalam proses belajar

mengajar bahasa Bali di kelas.

5. BAHASAN

Bahasa ibu juga terbukti ampuh

sebagai prediktor yang efektif untuk

perkembangan bahasa kedua dan keberhasilan

Page 10: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

162

Vol. 8 No. 2 September 2018

pendidikan (Young, 2003; Cummins, 2000

dan Dutcher dan Tucker, 1995). Anak-

anak dapat berpartisipasi aktif dan berlatih

berpikir tinggi dalam proses belajar

mengajar. Dengan kata lain, dalam proses

belajar mengajar dengan menggunakan

bahasa ibu, anak-anak akan lebih dapat

berpartisipasi terlibat dalam kegiatan

pembelajaran.

Dalam melaksanakan proses belajar

mengajar bahasa daerah (Bali), guru

menggunakan basa Bali sebagai bahasa

pengantar dalam menyampaikan materi

pelajaran mulai dari awal hingga akhir jam

pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk

mempermudah siswa dalam memahami

materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru sehingga apa yang menjadi tujuan

pembelajaran dapat dicapai. Sebagai

contoh, ada kalimat yang berbunyi “I

meme ke peken meli kopi”. Kalimat kedua

“I biyang ke pasar numbas wedang’ Kedua

kalimat tersebut menyatakan kegiatan

seorang ibu yang artinya Ibu pergi ke pasar

membeli kopi. Bedanya kalimat pertama

tergolong basa alus sor sementara kalimat

kedua tergolong alus mider. Bahasa seperti

contoh di atas digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran mengenai

anggah-ungguhing basa Bali. Semakin

bagus kualitas bahasa pengantar yang

disampaikan oleh guru, maka semakin

cepat pula siswa menyerap materi

pelajaran.

Sedapat mungkin guru melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran agar siswa

semakin tertarik terhadap materi yang

disampaikan. Dengan hasil karya siswa

seperti di atas berarti guru mampu mengajak

siswa berinteraksi dengan materi yang

disampaikan sehingga tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara maksimal.

Kualitas bahasa Bali sebagai bahasa

pengantar sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan proses belajar mengajar bahasa

Bali di kelas. Kualitas bahasa yang dimaksud

meliputi :

1. Keefektifan kalimat

Kalimat dikatakan efektif berarti kalimat

yang memiliki kemampuan untuk

menimbulkan kembali gagasan-gagasan

pada pikiran pendengar atau pembaca seperti

apa yang ada dalam pikiran pembaca atau

penulis kalimat.

2. Variasi bahasa/pilihan kata

Keraf (dalam Sukartha dkk, 2007 : 67)

menyatakan bahwa variasi merupakan upaya

untuk penganekaragaman bentuk bahasa agar

terpelihara minat dan perhatian pembaca. Variasi

bahasa yang dimaksud dalam hal ini adalah

pemakaian bahasa yang tidak monoton dalam

proses belajar mengajar, jangan hanya

menggunakan bahasa yang baku saja sehingga

terkesan kaku dalam menyampaikan materi

3. Penekanan/ intonasi

Penekanan dalam kalimat yang dimaksud

adalah upaya pemberian pemusatan

perhatian pada salah satu unsur atau

bagian kalimat , agar unsur atau bagian

kalimat yang diberi penegasan itu lebih

mendapat perhatian dari pendengar atau

pembaca (Putrayasa, 2009 : 56).

Contoh :

Barang-barang punika mawit saking

dura negara

Barang-barang itu berasal dari luar

negeri.

6. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Simpulan merupakan tindak lanjut dari

sebuah penelitian ilmiah apabila penelitiannya

sudah diteliti. Berdasarkan analisis data yang

telah diuraikan pada bab IV di atas, maka dapat

disimpulkan mengenai penggunaan bahasa bali

sebagai bahasa pengantar dan proses belajar

mengajar bahasa Bali di SMP Negeri 4

Abiansemal Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai

berikut :

Page 11: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

163

Vol. 8 No. 2 September 2018

1. Berdasarkan hasil analisis data guru

menggunakan bahasa pengantar dengan

jumlah variasi bahasa sebanyak 51

kalimat dan lafal (intonasi) bahasa

sebanyak 54 kalimat yang dianalisis tanpa

kesalahan sehingga dapat disimpulkan

bahwa variasi dan intonasi bahasa yang

digunakan dalam bahasa pengantar

tergolong sangat baik. Bahasa yang

digunakan mudah dimengerti oleh siswa

dan tidak kaku karena menggunakan

variasi bahasa dan pilihan kata yang

membuat siswa aktif terlibat dalam proses

belajar mengajar.

2. Ditinjau dari keefektifan kalimat, dari 92

kalimat yang dianalisis dalam

pembelajaran, terdapat 44 kalimat efektif

(47,31%) dan sisanya sebanyak 48

kalimat (52,69%) merupakan kalimat

tidak tidak efektif, kalimat yang di analisis

dari kesatuan gagasan berjumlah 35

kalimat, dari kesejajaran berjumlah 5

kalimat, dari kehematan berjumlah 4

kalimat dan penekanan berjumlah 4

kalimat. Dari data yang diperoleh hanya

52,69% kalimat yang tergolong kalimat

tidak efektif sehingga keefektifan

penyampaian kalimat dalam pembelajaran

tergolong kurang baik. Hal tersebut terjadi

karena penggunaan bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Bali sehingga Kalimat yang

digunakan tidak efektif dan rancu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas bahasa bali sebagai bahasa

pengantar dalam proses belajar mengajar

bahasa Bali di SMP Negeri 4 Abiansemal

antara lain guru bersangkutan belum

sepenuhnya paham tentang ciri-ciri

kalimat efektif dalam bahasa pengantar

yang digunakan dalam menyampaikan

materi; (2) Penggunaan bahasa Indonesia

ke dalam bahasa Bali yang dijadikan

bahasa pengantar dalam pembelajaran

menyebabkan kalimat yang digunakan

tidak efektif dan rancu.

2. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah

diuraikan di atas tentang analisis penggunaan

bahasa bali sebagai bahasa pengantar dan proses

belajar mengajar bahasa Bali di SMP Negeri 4

Abiansemal Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat

disampaikan beberapa saran yang nantinya bias

dijadikan masukan untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam proses belajar mengajar

bahasa Bali di kelas. Adapun saran-saran yang

dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Guru disarankan agar lebih memahami ciri-

ciri kalimat efektif dalam bahasa pengantar

yang digunakan dalam menyampaikan materi

untuk meminimalisir kerancuan kalimat.

2. Guru bahasa Bali hendaknya lebih

meningkatkan kualitas pengajaran dengan

menggunakan metode pengajaran yang lebih

bervariasi dalam menjalankan proses belajar

mengajar untuk meningkatkan minat siswa

dalam belajar.

3. Siswa hendaknya memiliki perhatian

terhadap materi yang disampaikan guru

sehingga tidak kesulitan untuk memahami

materi yang disampaikan

4. Kepada para peneliti selanjutnya agar

melakukan penelitian yang bidang kajiannya

lebih mendalam dan lebih luas lagi.

Demikian simpulan dan saran yang dapat

penulis sampaikan dalam penelitian ini, semoga

karya tulis ini berguna bagi dunia pendidikan

khususnya dalam pengajaran bahasa Bali.

Akhirnya dipersembahkan bagi keperluan

pengembangan, pembinaan, serta pelestarian

bahasa dan sastra daerah Bali dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran

bahasa Bali.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 12: KALANGWANsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-022004102707... · 2020. 4. 2. · Undang Dasar 1945 (hasil amademen) pada pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara menghormati dan

164

Vol. 8 No. 2 September 2018

Arnawa, Nengah. 2008. Wawasan Linguistik

dan Pengajaran Bahasa. Denpasar:

Putri Praptama.

Chaer, Abdul. 2004. Sosiolingustik

Pengenalan Awal. PT Reneka Cipta,

Jakarta: Jl Jend Sudirman, dicetak

oleh PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Srategi

Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Gautama, Wayan Budha. 2006. Tata Sukerta

Bahasa Bali. Denpasar: CV Kayu Mas

Agung.

Hasyim, Nasai Mukhrim. 1994. Pedoman

Mengajar. Penerbit UsahaNasional

Surabaya- Indonesia.

Nurkencana, dan Sunartana. 1983. Evaluasi

Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Simpen, I Wayan.2000. Bahasa Indonesia

Variasi Ilmiah. Denpasar: CV. Bali

Media Adhikarsa.

Sopiah. 2010. Metodelogi Penelitian.

Yogyakarta: Hak Cipta.