Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Syukur Alhamdulillah senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya Rencana Strategis Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2019-2024 ini dapat diselesaikan sebagai
bentuk kewajiban saya selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.
Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2019-
2024 disusun berdasarkan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2019-2024. Rencana Strategis
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun 2019-2024 ini memuat gambaran
pelayanan, isu-isu strategis, tujuan, sasaram, strategi, kebijakan, rencana program
dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif serta
indikator kinerja dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam waktu
5 tahun.
Harapan saya, Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
Tahun 2019-2024 ini dapat memberikan gambaran perencanaan yang berisikan
program-program prioritas yang dilaksanakan langsung oleh Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Riau, dengan dukungan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau
dalam kurun waktu tahun anggaran Tahun 2019-2024, serta bermanfaat dalam
mendukung pencapaian Visi dan Misi Provinsi Riau Tahun 2019-2024.
ii
Akhir kata, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan
kepada Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau, serta semua pihak
yang telah memberikan perhatian, masukan, saran dan berpartisipasi aktif dalam
penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau Tahun
2019-2024.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pekanbaru, September 2019
KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJAPROPINSI RIAU
Z A I N A L, SH, M.Si.Pembina Utama MadyaNIP. 19600604 198101 1 004
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................Daftar Isi …………………………………………………………………............Daftar Tabel...........................................................................................................Daftar Gambar ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang …..…………………………….............................1.2. Landasan Hukum ...........................................................................1.3. Maksud dan Tujuan .......................................................................1.4. Sistematika Penulisan.....................................................................
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONGPRAJA PROVINSI RIAU2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi
Riau.................................................................................................2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau......................................2.3. Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau..............................2.4. Tantangan & Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PP
Provinsi Riau..................................................................................
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRATEGIS SATUANPOLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau …......................................3.2. Telaahan Visi, Misi, Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih ..............................................................................3.3. Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga dan Rencana
Strategis Kabupaten/Kota Se Provinsi Riau .................................3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis...............................................................................3.5. Penentuan Isu-isu Strategis ............................................................
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi
Riau......………………………………..........................................
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN..............................................
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTAPENDANAAN........................................................................................
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN................
BAB VIII PENUTUP............................................................................................
LAMPIRAN
iiiiivvi
1578
102836
51
56
58
63
6768
78
83
85
90
92
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2 - 1 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP ProvinsiRiau Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2019..............
29
Tabel 2 - 2 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP ProvinsiRiau Menurut Jabatan / Eselonering …………………............ 15
Tabel 2 - 3 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP ProvinsiRiau Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2019.....
31
Tabel 2 - 4 Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP ProvinsiRiau Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun 2019........
32
Tabel 2 - 5 Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riaus/d Tahun Anggaran 2019.........................................................
33
Tabel 2 - 6 Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK)......................... 34
Tabel 2 - 7 Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau............................................................................. 42
Tabel 2 - 8 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau...................................................... 47
Tabel 2 - 9 Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau...................................................... 49
Tabel 2 - 10 Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PPKabupaten/Kota, Sasaran Renstra Satpol PP Provinsi danRenstra Kementerian/Lembaga.................................................
54
Tabel 3 - 1 Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas danSasaran Pembangunan Daerah..................................................
57
Tabel 3 - 2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah........................................................................... 61
Tabel 3 - 3 Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri............ 66
Tabel 3 - 4 Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten/Kota.........................................................................70
v
Tabel 3 - 5 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis................................. 72
Tabel 3 - 6 Nilai Skala Kriteria Isu Strategis............................................... 73
Tabel 3 - 7 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis............................................... 74
Tabel 4 - 1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SATPOLPP Provinsi Riau
82
Tabel 5 - 1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan......................... 83
Tabel 6 - 1 Rencana Program Dan Kegiatan Serta Pendanaan SatuanPolisi Pamong Praja Provinsi Riau........................................... 88
Tabel 7 - 1 Indikator Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riauyang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ProvinsiRiau Tahun 2019-2024.............................................................. 90
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 - 1 Proses Penyusunan Renstra Perangkat Daerah....................... 3
Gambar 1 - 2 Keterkaitan Renstra dengan Dokumen Perencanaanlainnya..................................................................................... 4
Gambar 1 - 3 Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau............... 4
Gambar 2 - 1 Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP ProvinsiRiau Berdasarkan Pergub 90 Tahun 2016 tentangkedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tatakerja Satuan Polisi Pamong Praja ProvinsiRiau.........................................................................................
13
Gambar 2 - 2 Keadaan Golongan Ruang Gaji Pegawai Negeri Sipil dan
Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2019........... 29
Gambar 2 - 3 Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTTMenurut Jabatan/Esselonering Tahun 2019.............................. 30
Gambar 2 - 4 Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan BanpolPP/PTT SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2019..................... 31
Gambar 2 - 5 Tingkat Pendidikan Penjenjangan Pegawai Negeri SipilSATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2019.................................
32
Gambar 2 - 6 Fasilitasi Penunjang (perlengkapan) SATPOL PP ProvinsiRiau Tahun 2019.....................................................................
34
Gambar 4 - 1 Keterkaitan Tujuan Renstra Satpol PP Provinsi Riau dengan
RPJMD 2019-2024................................................................. 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 Negara RepublikIndonesia di dalam Pasal 18, Pemerintah Daerah berwenang untuk mengatur danmengurus sendiri urusan pemerintahan menurut azaz otonomi dan tugaspembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untukmempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatanpelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saingdengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaandan kekhususan serta potensi dan keragaman daerah dalam sistem NegaraKesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkanefisiensi dan efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikanhubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dankeanekaragaman daerah.
Prinsip otonomi seluas-luasnya yang dimaksud dalam Undang-undangadalah daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusanpemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah, dengan tujuanmeningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saingdaerah. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah merupakan salah satupenyangga atas pelaksanaan otonomi daerah. Pada prakteknya tidak ada artinyasuatu regulasi dibuat tanpa didukung oleh pelaksanaan yang baik. Untukmewujudkan pelaksanaan Undang-undang dan peraturan daerah yang telah dibuat,maka pemerintah daerah khususnya memerlukan suatu perangkat pelaksanaanbaik berupa organisasi maupun sumber daya manusia.
Kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah dalam terminologi otonomitersebut memungkinkan dibuatnya berbagai perangkat-perangkat berupa aparaturdaerah yang berfungsi sebagai pendukung dari pelaksanaan pemerintahan didaerahnya. Salah satu aparatur yang bertugas sebagai pendukung dari pelaksanaanpemerintahan daerah adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Satuan inimerupakan perangkat pemerintah daerah yang bertugas membantu kepala daerahdalam pelaksanaan jalannya pemerintahan dan sebagai garda atau barisan terdepandalam bidang ketenteraman dan ketertiban umum, seperti yang disebutkan padaPasal 255 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014: “Satuan polisi
BAB I
2
pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada,menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman, sertamenyelenggarakan perlindungan masyarakat”.
Berkaitan dengan eksistensi Satuan Polisi Pamong Praja dalam penegakanhukum sebagai perangkat pemerintah daerah, kontribusi satuan Polisi PamongPraja sangat diperlukan guna mendukung suksesnya pelaksanaan Otonomi Daerahdalam penegakan peraturan daerah menciptakan pemerintahan yang baik. Dengandemikian aparat Polisi Pamong Praja merupakan garis depan dalam menjaminkepastian pelaksanaan peraturan daerah dan upaya menegakkannya di tengah-tengah masyarakat, sekaligus membantu dalam menindak segala bentukpenyelewengan dan penegakan hukum.
Lingkup fungsi dan tugas Polisi Pamong Praja dalam pembinaanketentraman dan ketertiban umum pada dasarnya cukup luas, sehingga dituntutkesiapan aparat yang baik dan jumlah anggota yang memadai, kualitas personiltermasuk kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Polisi Pamong Prajasebagai lembaga dalam pemerintahan sipil harus tampil sebagai pamongmasyarakat yang mampu menggalang dan dapat meningkatkan partisipasi aktifmasyarakat dalam menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertibansehingga dapat menciptakan iklim yang lebih kondusif masyarakat di daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, perencanaan adalahsuatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutanpilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. SedangkanPembangunan Nasional adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponenbangsa dalam mencapai tujuan bernegara. Untuk menjamin agar kegiatanpembangunan berjalan efektif, efisien dan bersasaran dalam rangka pencapaiantujuan negara maka diperlukan suatu Sistem Perencanaan Pembangunan Nasionalyang disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadapperubahan.
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan dokumenperencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan turunan dariRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat tujuan, sasaran,strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuaidengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah. Sesuai denganamanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 Pasal 11 ayat (3) huruf a memuatTujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan Pembangunan yang disusunsesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta berpedomankepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
3
Fungsi Renstra adalah menjadi pedoman Kepala Perangkat Daerah dalammenyusun Renja Perangkat Daerah dan digunakan sebagai bahan penyusunanrancangan RKPD, sebagai Instrumen Evaluasi Penyelenggaraan Bidang Urusan.
Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau adalahdokumen perencanaan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau untuk periode 5(Lima) tahun yakni untuk tahun 2019-2024. Rencana Strategis merupakanserangkaian rencana program, kegiatan dan tindakan yang dibuat secara bersama-sama antara pimpinan dan seluruh komponen organisasi untuk diimplementasikandalam unit Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka pencapaian visi dan misikepala daerah. Dokumen Rencana Strategis ini dibuat sebagai pedoman bagiaparatur di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sebagai arahkebijakan dalam melaksanakan aktivitas kegiatan serta untuk keseragaman polaberfikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk periode 5(lima) tahun yang juga berpedoman pada RPJMD 2019-2024, dan sekaligusdimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilanpencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan Daerah.
Proses Penyusunan Renstra Perangkat Daerah berdasarkan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 yang diawali dengan persiapanpenyusunan, penyusunan rancangan awal, penyusunan rancangan, pelaksanaanforum perangkat daerah/ lintas perangkat daerah, perumusan rancangan akhir danpenetapan. Proses penyusunan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut :
Gambar 1.1Proses Penyusunan Renstra Perangkat Daerah
4
Dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah, berpedoman pada RPJMDdengan memperhatikan Renstra K/L terkait dan Renstra kabupaten/kota terkait,dan pada akhirnya Renstra akan menjadi pedoman kepala perangkat daerah dalammenyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah, keterkaitan dokumen-dokumentersebut dapat dilihat pada bagan alur berikut :
Gambar 1.2Keterkaitan Renstra dengan Dokumen Perencanaan lainnya
Secara skematis, proses penyusunan rencana strategis digambarkan sebagaiberikut:
Gambar 1.3Skema Formulasi Renstra Satpol PP Provinsi Riau
VISI KEPALADAERAH
MISI KEPALADAERAH
TUJUAN
VISI dan MISIPROV.RIAU
2019-2024
ANALISISLINGKUNGANCSF DAN KLHS
KEBIJAKAN
PROGRAM
SASARAN
KEGIATAN
5
1.2. Landasan Hukum
Yang menjadi landasan hukum bagi Satuan Polisi Pamong PrajaProvinsi Riau dalam pembuatan Rencana Strategis 2019-2024 adalah sebagaiberikut :
1. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan DaerahSwatantra Tk.I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1646);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4725);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan KinerjaInstansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman EvaluasiPenyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4815);
6
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, TatacaraPenyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana PembangunanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 18, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi PamongPraja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 72,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6205) ;
13. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2014 Nomor 80);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atasPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara,Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2010 Tentang PedomanPelaporan Satuan Polisi Pamong Praja;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2010 tentang PedomanPenyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Dasar Polisi Pamong Praja;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2011tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2011tentang Standar Oprasional Prosedur Satpol. PP;
20. Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 25 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi AkuntabilitasKinerja Instansi Pemerintah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2012tentang Pedoman Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja;
22. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiRepublik Indonesia Nomor 4 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional PolisiPamong Praja dan Angka Kreditnya;
7
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata CaraPerencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata CaraEvaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sertaTata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja PemerintahDaerah;
25. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 12 Tahun 2017 tentang Perubahan atasPeraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (LembaranDaerah Provinsi Riau Tahun 2017 Nomor 12);
26. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2019-2024(Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2019 Nomor 3);
27. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PeraturanDaerah No. 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan PerangkatDaerah Provinsi Riau (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2019 Nomor7);
28. Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, SusunanOrganisasi Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Satuan Polisi Praja ProvinsiRiau Tahun 2016 (Berita Daerah Provinsi Riau Tahun 2016 Nomor 90);
29. Peraturan Gubernur Riau Nomor 31 Tahun 2019 tentang Rencana KerjaPemerintah Daerah Provinsi Riau Tahun 2020 (Lembaran Daerah ProvinsiRiau Tahun 2019 Nomor 31).
1.3. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong PrajaProvinsi Riau 2019-2024 ini adalah untuk Menentukan arah strategis JangkaMenengah Perangkat Daerah dalam 5 (lima) tahun ke depan dengan pendekatansecara holistik-tematik, integratif dan berbasis spasial yang berdasarkan capaiankinerja perangkat Daerah, Permasalahan dan isu strategis PD guna mendukungatau mewujudkan visi misi Kepala daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsiperangkat daerah.
8
Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong PrajaProvinsi Riau tahun 2019-2024 adalah :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran pelayanan jangka menengah Perangkatdaerah.
2. Merumuskan strategi dan arah kebijjakan Jangka Menengah PerangkatDaerah guna mencapai target kinerja Program Prioritas RPJMD yang menjaditugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah.
3. Merumuskan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasarandan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun.
4. Merumuskan kinerja penyelenggaraan bidang urusan Perangkat Daerah.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong PrajaProvinsi Riau tahun 2019-2024 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI PAMONGPRAJA PROVINSI RIAU
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP ProvinsiRiau;
2.2 Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau;
2.3 Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau;
24 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PPProvinsi Riau.
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SATUANPOLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan FungsiPelayanan SATPOL PP Provinsi Riau;
9
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah Terpilih;
3.3 Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga dan RencanaStrategis Perangkat Daerah Kabupaten/Kota;
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian LingkunganHidup Strategis;
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis.
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP ProvinsiRiau;
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTAPENDANAAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
BAB VIII PENUTUP
10
GAMBARAN PELAYANAN SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau
2.1.1. Tugas
Keberadaan Satpol PP pada Pemerintah Daerah sangat tegas terdapat pada
Pasal 255 ayat (1) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, bahwa Satpol PP dibentuk untuk membantu Kepala Daerah dalam
Menegakkan Peraturan Daerah, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat.
Pembentukan dan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja berpedoman
pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja. Pada Pasal 5 berbunyi bahwa Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas
Menegakkan Perda dan Perkada, Menyelenggarakan Ketertiban Umum dan
Ketenteraman serta Menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau disebutkan Satuan Polisi Pamong Praja
dibentuk untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang dijabarkan dalam Peraturan
Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi,
tugas dan fungsi, serta tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.
2.1.2. Fungsi
Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang
terdapat pada Pasal 3 ayat (1) Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016,
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sesuai dengan Pasal 3 ayat (2)
disebutkan bahwa fungsi Satuan Polisi Pamong Praja adalah :
11
a. perumusan kebijakan pada Sekretariat, Bidang Pembinaan
Masyarakat, Bidang Operasi, Bidang Penegakan Peraturan Daerah,
dan Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan pada Sekretariat, Bidang Pembinaan
Masyarakat, Bidang Operasi, Bidang Penegakan Peraturan Daerah,
dan Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pada Sekretariat, Bidang
Pembinaan Masyarakat, Bidang Operasi, Bidang Penegakan Peraturan
Daerah, dan Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;
d. pelaksanaan administrasi pada Sekretariat, Bidang Pembinaan
Masyarakat, Bidang Operasi, Bidang Penegakan Peraturan Daerah,
dan Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.3. Struktur Organisasi SATPOL PP Provinsi Riau
Adapun susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
menurut Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau, dan dijabarkan dalam
Peraturan Gubernur Riau Nomor 90 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Riau terdiri dari:
1. Kepala Satuan:
2. Sekretariat terdiri dari:
Subbagian Perencanaan Program;
Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
Subbagian Kepegawaian dan Umum.
3. Bidang Pembinaan Masyaraka terdiri dari:
Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;
Seksi Kewaspadaan Dini;
12
Seksi Bimbingan dan Penyuluhan.
4. Bidang Operasi terdiri dari:
Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;
Seksi Pengamanan Asset;
Seksi Intelijen.
5. Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari:
Seksi Hubungan Antar Lembaga;
Seksi Penegakan dan Pengawasan;
Seksi Tindak Internal.
6. Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari:
Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;
Seksi Tindak Reaksi Cepat;
Seksi Pengerahan dan Pengendalian.
13
Gambar 2.1Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Satpol PP Provinsi RiauBerdasarkan Pergub 90 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Satuan Polisi Pamong PrajaProvinsi Riau
KEPALASATUAN
Sekretariat
Sub BagianPerencanaan
Program
Sub BagianKeuangan,
Perlengkapan danPengelolaanBarang Milik
Daerah
Sub BagianKepegawaian
Umum
BidangPembinaan
SatuanPerlindunganMasyarakat
BidangPenegakanPeraturan
Daerah
BidangOperasi
BidangPembinaanMasyarakat
SeksiPenegakan
danPengawasan
SeksiPengamanan
Aset
SeksiKewaspadaan
Dini
Seksi FasilitasiHubunganKerjasama
SeksiHubungan
Antar Lembaga
SeksiKetentraman dan
KetertibanUmum dan
PengendalianMasyarakat
Seksi Data,Informasi danPemberdayaan
Seksi TindakReaksi Cepat
KelompokJabatan
Fungsional
Seksi Bimbingandan Penyuluhan
SeksiPengerahan dan
PengendalianSeksi Intelijen Seksi Tindak
Internal
14
KEPALA SATUANa. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas membantu
Gubernur melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah pada
Bidang Satuan Polisi Pamong Praja.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) Kepala Satuan
Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, pelaksanaan
administrasi dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur
terkait dengan tugas dan fungsi pada Satuan Polisi Pamong Praja.
1. SEKRETARIAT
1. Sekretaris mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi
pada Subbag Perencanaan Program, Subbag Keuangan, Perlengkapan dan
Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Subbagian Kepegawaian dan
Umum.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretaris menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Sekretariat;
b. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat;
c. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri dari:
a. Sub Bagian Perencanaan Program;
B Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik
Daerah
c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum.
15
Masing-masing Subbag dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.
a. Kepala Sub Bagian Perencanaan Program mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian
Perencanaan Program;
(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan
tugas bawahan di lingkungan Subbagian Perencanaan Program;
(3) menyiapkan bahan dan menghimpun usulan rencana
program/kegiatan dari masing-masing bidang;
(4) melaksanakan penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja
Perangkat Daerah, Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Unit Kerja;
(5) melaksanakan koordinasi penyusunan Standar Operasional Prosedur
(SOP);
(6) mempersiapkan bahan-bahan untuk pra-rapat koordinasi dan rapat
koordinasi musyawarah perencanaan pembangunan daerah serta rapat
koordinasi teknis;
(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Subbagian Perencanaan Program;
(8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
b. Kepala Sub Bagian Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang
Milik Daerah mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian
Keuangan, Perlengkapan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah;
(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Keuangan dan
Pengelolaan Aset Daerah;
16
(3) melakukan urusan perbendaharaan dan akuntansi keuangan dan
asset;
(4) mengelola keuangan dan penyiapan pembayaran gaji pegawai;
(5) melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk teknis pengelolaan
keuangan dan aset;
(6) menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran barang
milik daerah;
(7) melakukan urusan pengurusan barang milik daerah yang berada pada
penguasaan Satuan Polisi Pamong Praja;
(8) melaksanakan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) atau pemutakhiran data hasil pemeriksaan pelaksanaan
kegiatan;
(9) melaksanakan proses administrasi Tuntutan Perbendaharaan dan
Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR);
(10) melaksanakan verifikasi dan pertanggungjawaban anggaran;
(11) melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas
pengelolaan keuangan dan asset;
(12) melakukan fasilitasi rencana umum pengadaan barang dan jasa unit
kerja;
(13) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Subbagian Keuangan, Perlengkapan dan
Pengelolaan Barang Milik Daerah;dan
(14) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
c. Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Sub Bagian
Kepegawaian dan Umum;
(2) membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil
17
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian
dan Umum;
(3) mengagendakan dan mendistribusikan surat menyusat;
(4) melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian;
(5) melaksanakan koordinasi penyusunan Analisa Jabatan, Analisa
Beban Kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan pegawai, standar
kompetensi dan evaluasi jabatan;
(6) melaksanakan proses penegakan disiplin pegawai;
(7) membuat laporan perkembangan kepegawaian;
(8) menyelenggarakan urusan kehumasan;
(9) melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
(10) melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara,
serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi perjalanan
dinas;
(11) melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana kantor setelah
berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah;
(12) melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor,
kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor;
(13) mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi
untuk kepentingan masyarakat;;
(14) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Subbagian Kepegawaian dan Umum; dan
(15) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
18
2. KEPALA BIDANG PEMBINAAN MASYARAKAT
a. Kepala Bidang Pembinaan Mayarakat mempunyai tugas melakukan
koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Seksi Fasilitasi Hubungan
Kerjasama, Seksi Kewaspadaan Dini dan Seksi Bimbingan dan
Penyuluhan.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala
Bidang menyelenggarakan fungsi :
(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Pembinaan Masyarakat;
(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pembinaan
Masyarakat;
(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja;dan
(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan Masyarakat terdiri dari:
a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama;
b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini;
c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan.
Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pembinaan Masyarakat.
a. Kepala Seksi Fasilitasi Hubungan Kerjasama mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Fasilitasi Hubungan Kerjasama;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Fasilitasi
Hubungan Kerjasama;
(3) Melaksanakan fasilitasi hubungan masyarakat dan Organisasi
Masyarakat dengan Pemerintah Provinsi Riau di bidang ketertiban
19
umum dan ketentraman masyarakat, bidang Penegakan Peraturan
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah dan bidang perlindungan
masyarakat;
(4) Melakukan pembinaan korp musik dan wawasan kebangsaan;
(5) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kewaspadaan Dini;dan
(6) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
b. Kepala Seksi Kewaspadaan Dini mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Kewaspadaan Dini;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Kewaspadaan
Dini;
(3) Menghimpun dan menyiapkan data sistem informasi untuk
ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Perturan Daerah
dan Perlindungan Masyarakat;
(4) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Kewaspadaan Dini;dan
(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
c. Kepala Seksi Bimbingan Dan Penyuluhan mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Bimbingan Dan Penyuluhan;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Bimbingan Dan
Penyuluhan;
(3) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan masalah-masalah
strategis di bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat,
Penegakan Peraturan Daerah dan Perlindungan Masyarakat;
20
(4) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi Bimbingan Dan
Penyuluhan;dan
(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
3. KEPALA BIDANG OPERASI
a. Kepala Bidang Operasi mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi
dan evaluasi pada Seksi Ketentraman, Ketertiban Umum dan Pengendalian
Masyarakat, Pengamanan Asset dan Seksi Intelijen;
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud pada ayat (1) Kepala
Bidang menyelenggaraan fungsi:
(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Operasi;
(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Operasi;
(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja;
(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
Bidang Operasi terdiri dari :
a. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dan Pengendalian
Masyarakat;
b. Kepala Seksi Pengamanan Asset;
c. Kepala Seksi Intelijen.
Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Operasi.
a. Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat mempunyai
tugas:
21
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Ketertiban Umum dan Pengendalian Masyarakat;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Ketertiban Umum
dan Pengendalian Masyarakat;
(3) Menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi dan melaksanakan
ketertiban umum dan Pengendalian Masyarakat;
(4) Menyiapkan pedoman teknis ketentraman, ketertiban umum dan
Pengendalian Masyarakat;
(5) Menyelenggarakan Patroli, Pengawalan Pejabat dan pengendalian
Unjuk Rasa dalam rangka ketentraman, ketertiban umum;
(6) Menyelenggarakan Monitoring ketentraman, ketertiban umum dan
Pengendalian Masyarakat;
(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Seksi ketertiban umum dan
Pengendalian Masyarakat;
(8) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
b. Kepala Seksi Pengamanan Asset mempunyai tugas :
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Pengamanan Asset;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengamanan
Asset;
(3) Menyelenggarakan Pengawasan dan Pengamanan Tempat-tempat
penting dan Gedung/Asset dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau;
(4) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Pengamanan Asset;dan
(5) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
22
c. Kepala Seksi Intelijen mempunyai tugas :
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran Seksi Intelijen;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Intelijen;
(3) melaksanakan Pemantauan, Penyelidikan terhadap potensi–potensi
ancaman yang dapat mengganggu Ketentraman, Ketertiban Umum
dan Pelanggaran Peraturan Daerah;
(4) Melakukan Penggalangan terhadap kegiatan masyarakat yang akan
membahayakan dan berdampak kepada Ketentraman, Ketertiban
Umum dan Pelanggaran Peraturan Daerah;
(5) Melaksanakan Pemantauan terhadap aksi Unjuk rasa dan
Kerusuhan massa;
(6) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan
pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Intelijen;dan
(7) melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
5. KEPALA BIDANG PENEGAKAN PERATURAN DAERAH
a. Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah mempunyai tugas melakukan
koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Seksi Hubungan Antar Lembaga,
Seksi Penegakan dan Pengawasan serta Seksi Tindak Internal;
b. Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud pada ayat (1) Kepala
Bidang menyelenggarakan fungsi:
(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Penegakan Peraturan Daerah;
(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Penegakan Peraturan
Daerah;
23
(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Satuan Pamong Praja;dan
(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas dan
fungsinya.
Bidang Penegakan Peraturan Daerah terdiri dari:
a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga;
b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan;
c. Kepala Seksi Tindak Internal.
Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penegakan Peraturan Daerah.
a. Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Hubungan Antar Lembaga;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Hubungan Antar
Lembaga;
(3) Menginventarisir dan menelaah Peraturan Daerah, Peraturan Kepala
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau;
(4) menginventarisir data PPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
dan kab/kota se Provinsi Riau;
(5) melaksanakan sinergitas PPNS selaku penyidik pelanggaran Perda
dengan PPNS Satuan Polisi Pamong Praja selaku penegak Perda;
(6) mengelola sekretariat PPNS;
(7) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan Seksi Hubungan Antar Lembaga;dan
(8) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas dan
fungsinya.
24
b. Kepala Seksi Penegakan dan Pengawasan mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Penegakan dan Pengawasan;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Penegakan dan
Pengawasan;
(3) membentuk tim terpadu penegakan dan pengawasan perda terhadap
pelanggar perda, perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat
sanksi;
(4) Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran perda,
perkada dan keputusan kepala daerah yang memuat sanksi;
(5) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan Seksi Penegakan dan Pengawasan;dan
(6) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas dan
fungsinya.
c. Kepala Seksi Tindak Internal mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Tindak Internal;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak Internal;
(3) melaksanakan penegakan hukum, disiplin, tata tertib dan
pengamanan dilingkungan internal;
(4) melaksanakan penegakan disiplin ASN se-Provinsi Riau;
(5) melakasanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah
yang memuat sanksi;
(6) melakukan Pembinaan Terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah yang
memuat sanksi;
25
(7) melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan Seksi Tindak Internal;
(8) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan sesuai tugas dan
fungsinya.
6. KEPALA BIDANG PEMBINAAN SATUAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
a. Kepala Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai
tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Seksi Data,
Informasi dan Pemberdayaan, Seksi Tindak Reaksi Cepat dan Seksi
Pengerahan dan pengendalian pada Bidang Pembinaan Satuan
Perlindungan Masyarakat;
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala
Bidang menyelenggarakan fungsi:
(1) penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat;
(2) penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bidang Pembinaan Satuan
Perlindungan Masyarakat;
(3) penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja;dan
(4) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan Masyarakat terdiri dari:
a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan;
b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat;
c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian.
Masing-masing Kasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pembinaan Satuan Perlindungan
Masyarakat.
26
a. Kepala Seksi Data, Informasi dan Pemberdayaan mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi Data,
Informasi dan Pemberdayaan;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Data, Informasi Dan
Pemberdayaan;
(3) mengolah, menganalisa data dan informasi satlinmas;
(4) memetakan dan memantau secara berkala daerah rawan bencana;
(5) menyiapkan bahan pengembangan potensi sumber daya manusia
melalui pendidikan dan Pelatihan bela Negara;
(6) mengkoordinasikan pengembangan satuan perlindungan masyarakat
dengan instasi terkait;
(7) menyiapkan buku panduan / standarisasi / juklak / juknis / protap
dan pedoman untuk pemberdayaan Satlinmas dan potensi
masyarakat;
(8) mengumpulkan dan mengolah data potensi masyarakat dan satuan
perlindungan masyarakat yang ditugaskan dalam pemilihan Presiden
/ Wakil Presiden dan Pemilu, dan pemilukada;
(9) menyiapkan dan memelihara data, arsip Satuan perlindungan
Masyarakat dan potensi masyarakat serta kebencanaan;
(10) melakukan pendataan jumlah pengungsi, korban jiwa dan kerugian
materi akibat bencana dan gangguan keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat;
(11) melaksanakan pendidikan dan pelatihan sat linmas;
(12) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Data, Informasi Dan
Pemberdayaan;dan
(13) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
27
b. Kepala Seksi Tindak Reaksi Cepat mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Tindak Reaksi Cepat;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Tindak Reaksi
Cepat;
(3) menyiapkan bahan Pedoman dan petunjuk teknis untuk penyusunan
rencana program dan rencana kerja anggaran;
(4) mempersiapkan dan membina sumberdaya satlinmas dan potensi
masyarakat;
(5) menyiapkan dan menyusun bahan kubutuhan sarana dan prasarana
satuan perlindungan masyarakat;
(6) membantu penyiapan satlinmas untuk penugasan, pencarian,
pertolongan dan penyelamatan korban bencana;
(7) membantu melakukan rehabilitasi, relokasi, rekonsiliasi dan
rekonstruksi darurat pada fasilitasi umum yang rusak akibat bencana
dan gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban umum;
(8) membuka pos pantau bencana sebagai media informasi Satlinmas;
(9) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Tindak Reaksi Cepat;dan
(10) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
c. Kepala Seksi Pengerahan dan pengendalian mempunyai tugas:
(1) merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi
Pengerahan dan Pengendalian;
(2) membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pengerahan dan
Pengendalian;
(3) menyusun bahan rencana strategis dan bahan rencana kerja dan
dokumen serta anggaran sub bidang pengerahan dan pengendalian;
28
(4) menyusun bahan rencana teknis pengerahan dan pengendalian sat
linmas;
(5) memfasilitasi pelaksanaan pengerahan personil satlinmas sebagai
antisipasi terhadap gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban
serta gangguan sosial kemasyarakatan;
(6) Membina dan mensosialisasikan system keamanan lingkungan serta
kegiatan social kemasyarakatan;
(7) melaksanakan pengerahan personil satlinmas pada acara-acara
penting;
(8) Melakukan koordinasi tentang penyiapan anggota satlinmas dalam
pemilihan umum, pemilihan presiden dan wakil presiden serta
pemilihan kepala daerah;
(9) memfasilitasi pengerahan dukungan personil satlinmas pada
kejadian kebencanaan;
(10) melaksanakan pengendalian penugasan personil satlinmas;
(11) Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Seksi Pengerahan dan Pengendalian;;dan
(12) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
2.2. Sumber Daya SATPOL PP Provinsi Riau
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau, didukung dengan 545 orang Pegawai Negeri Sipil, dengan
perincian sebagai berikut:
a. Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut Golongan Ruang
Gaji.
Berdasarkan data pada tabel 2 - 1 diketahui bahwa Pegawai negeri Sipil dan
Banpol PP/PTT di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau didominasi oleh
Banpol PP, yang berjumlah 318 orang atau 58,34%, pegawai golongan II, yang
berjumlah 124 orang atau 22,75%, pegawai golongan III, yang berjumlah 94
orang atau 17,24%, pegawai golongan IV, yang berjumlah 7 orang, atau 1,28%
29
dan golongan ruang gaji terkecil adalah golongan I yang berjumlah 2 orang atau
0,36%.
Tabel 2.1Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau
Berdasarkan Golongan Ruang Gaji Tahun 2019
NO.
GOLONGAN RUANG GAJI JUMLAH %
1. Gol. IV 7 1,28
2. Gol. III 94 17,24
3. Gol. II 124 22,75
4. Gol. I 2 0,36
5. BANPOL PP / PTT 318 58,34
JUMLAH 545 100,00
Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2019
Secara sederhana kondisi Pegawai Negeri Sipil menurut golongan ruang gaji
dapat dilihat gambar berikut ini.
Gambar 2 - 2 Keadaan Golongan Ruang Gaji Pegawai Negeri Sipil dan BanpolPP/PTT Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2019
Golongan Ruang Gaji
Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I BANPOL PP/PTT
30
b. Keadaan Pegawai Negeri Sipil Menurut Jabatan / Eselonering.
Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi yang berjumlah 545 orang,
berdasarkan jabatan dan eselonering terbagi dalam 6 (enam) kelompok
sebagaimana data pada tabel 2 - 2 berikut ini.
Tabel 2.2Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau
Menurut Jabatan / Eselonering
NO. JABATAN/ESELON JUMLAH %
1. Eselon II 1 0,18
2. Eselon III 5 0,91
3. Eselon IV 15 2,75
4. Pejabat Fungsional Perencana 18 3,30
5. Staf/Non Struktural 188 34,49
6. BANPOL PP/PTT 318 58,34
JUMLAH 545 100,00
Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2019
Secara sederhana gambaran Pegawai Negeri Sipil / Banpol PP /PTT menurut
golongan ruang gaji dapat dilihat gambar berikut ini.
Gambar 2 - 3Keadaan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Menurut
Jabatan/Esselonering Tahun 2019Jabatan / Eselonering
Eselon IIEselon IIIEselon IVPejabat Fungsional Perencana
31
c. Keadaan PNS/Banpol PP Menurut Tingkat Pendidikan Formal.
Dari data pada tabel 2 - 3 diketahui bahwa pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan
Banpol PP/PTT di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja, didominasi oleh
tingkat pendidikan SLTA Sederajat yang berjumlah 438 orang atau 80,36%.
Tabel 2.3Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2019
NO.
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH %
1. Sarjana Strata II (S.2) 5 0,912. Sarjana Strata I (S.1) 90 16,513. Diploma 2 0,364. SLTA Sederajat 438 80,365. SLTP 3 0,556. SD 7 1,28
JUMLAH 545 100,00
Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2019
Secara umum tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil/Banpol/PTT Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau kurang baik, dimana dari 545 orang Pegawai Negeri
Sipil dan Banpol PP/PTT terdapat 438 orang atau 80,36% yang berpendidikan
tamatan SLTA Sederajat. Secara sederhana dapat lihat gambar berikut ini.\
Gambar 2 - 4Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT SATPOL PP Provinsi
Riau Tahun 2019
Tingkat Pendidikan Formal
Sarjana Strata II (S.2) Sarjana Strata I (S.1) DiplomaSLTA Sederajat SLTP SD
32
d. Keadaan PNS Menurut Tingkat Pendidikan Penjenjangan.
Data pada Tabel 2 - 4 menggambarkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang telah
mengikuti pendidikan penjenjangan berjumlah 18 orang.
Tabel 2.4Pegawai Negeri Sipil dan Banpol PP/PTT Satpol PP Provinsi Riau
Berdasarkan Pendidikan Penjenjangan Tahun 2019
NO. TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
1. Diklatpim IV 12
2. Diklatpim III 5
3. Diklatpim II 1
4. Diklatpim I -
JUMLAH 18
Sumber : Sekretariat SATPOL PP Prov. Riau Tahun 2019
Secara sederhana gambaran pegawai negeri sipil Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan dapat dilihat gambar
berikut ini.
Gambar 2 - 5Tingkat Pendidikan Penjenjangan Pegawai Negeri Sipil SATPOL PP Provinsi Riau
Tahun 2019
2.2.2. Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau, memiliki 2 (dua) gedung yang terdiri dari 2 (dua)
Pendidikan Penjenjangan
Diklatpim IV Diklatpim III Diklatpim II Diklatpim I
33
lantai . Setiap lantai ada ruangan kerja Pegawai Negeri Sipil dilengkapi dengan
fasilitas pendingin ruangan Air Condition (AC). di setiap ruangan juga dilengkapi
prarasana dan sarana kerja berupa meja dan kursi kerja, komputer, printer, mesin
photo copy, serta jaringan WiFi, untuk mendukung penggunaan teknologi
informasi, sumber data dan literatur dalam penyusunan perencanaan Satpol PP.
Khusus untuk pejabat struktural eselon II dan III untuk kelancaran
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi disediakan kendaraan dinas atau operasional.
Tabel 2.5Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) Satpol PP Provinsi Riau
s/d Tahun Anggaran 2019
NO. KLASIFIKASI ASSET JUMLAH SATUAN
1 Alat Angkutan 49 Unit
2 Alat Bengkel dan Alat Ukur 1 Unit
3 Alat-alat kantor dan rumah tangga 1136 Unit
4 Alat Studio dan Komunikasi 179 Unit
5 Alat Persenjataan (pengamanan) 973 Unit
6 Komputer 164 Unit
7 Peralatan alat olah raga 16 Unit
8 Bangunan Gedung 3 Gedung
9 Jalan, Jaringan dan Irigasi
a. Bangunan air 1 Unit
b. Jaringan 4 Unit
10 Aset Tetap Lainnya :
a. Buku Perpustakaan 38 Buku
b. Barang Bercorak Kesenian 511 UnitSumber : Sekretariat SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2019
Secara sederhana gambaran Fasilitas Pendukung (perlengkapan) Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau dapat dilihat gambar berikut ini.
34
Gambar 2.6Fasilitasi Penunjang (perlengkapan) SATPOL PP Provinsi Riau Tahun 2019Fasilitas Penunjang (Perlengkapan)
Alat angkutanAlat Bengkel dan Alat UkurAlat-alat kantor dan rumah tanggaAlat Studio dan KomunikasiAlat Persenjataan (pengamanan)KomputerPeralatan alat olah ragaBangunan GedungJalan, Jaringan dan Irigasi
35
Tabel 2.6Rekapitulasi Daftar Urut Kepangkatan (DUK)
JUMLAH PNS MENURUT JUMLAH PEJABAT
GOLONGAN
JENISKELAMIN JM
L
PENDIDIKANJML
STRUKTURAL JML
JUMLAHFUNGSIONALLK PR SD SLTP SLTA D-1 D-II D-III D-IV/S1 S2 S3 I II III IV
IV/e
IV/d
IV/c 1 1 1 1 1 1
IV/b 3 1 4 2 2 4 4 4
IV/a 2 2 1 1 2 1 1
III/d 8 2 10 1 9 10 7 7
III/c 8 2 10 9 1 10 7 7
III/b 31 12 43 2 41 43 5
III/a 30 1 31 3 28 31 5
II/d 37 1 38 36 2 38
II/c 50 8 58 1 57 58
II/b 12 12 12 12 1II/a 13 3 16 6 1 9 16 7
I/d 2 2 1 1 2
I/c
I/b
I/a
JUMLAH 213 29 242 8 3 165 3 90 6 227 1 5 14 20 18
36
Berdasarkan tabel 2-6 diatas, terlihat bahwa tingkat pendidikan PNS Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Riau masih rendah, dimana yang sudah mengikuti
pendidikan strata 1 hanya berjumlah 90 orang sementara yang berpendidikan
tamat SLTA berjumlah 165 orang. Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian
serius bagi Pemerintah Provinsi Riau dalam menempatkan PNS yang akan
bertugas di Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Selain itu, Pemerintah
Provinsi Riau harus lebih serius dalam meningkatkan kapasitas PNS di
lingkungan Pemerintah Provinsi Riau terutama di Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau, dimana merupakan salah satu OPD yang memiliki tugas sebagai
penegakan peraturan daerah, Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.
2.3. Kinerja Pelayanan SATPOL PP Provinsi Riau
Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
Dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Pemeliharaan Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau selalu
mengikut sertakan aparat Penegak Hukum terutama dengan kepolisian di Tingkat
Daerah, OPD Provinsi dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota serta
OPD Kabupaten/Kota se Provinsi Riau.
Kinerja Pelayanan lainnya yaitu membantu pengamanan dan Pengawasan
VVIP termasuk pengamanan dan pengawasan pejabat negara dan tamu negara,
pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan Operasi dan Pengendalian
Dalam rangka penyelenggaraan pemeliharaan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat, Satpol PP Provinsi Riau memiliki peran strategis sebagai
refresentasi pemerintah daerah dalam mewujudkan suatu keadaan dinamis yang
memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan
kegiatan dengan tentram, tertib serta teratur.
37
Pelaksanaan Operasi dilaksanakan dalam bentuk patroli di lokasi yang
memiliki potensi gangguan ketertiban umum dan sebagai upaya deteksi dini
terhadap kemungkinan bentuk gangguan yang lebih luas, lingkup kerja dalam
pelaksanaan patroli meliputi 12 Kabupaten dan kota se-Provinsi Riau, mengingat
saat ini pembangunan, situasi politik dan aktifitas masyarakat relatif meningkat di
seluruh wilayah provinsi Riau.
Upaya pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Polisi Pamong Praja dalam membantu
menciptakan suasana tertib dan tentram pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan
masyarakat banyak, dalam rangka menciptakan kondisi ideal dalam
menyelenggaraan pemerintah Satpol PP melaksanakan tugas pengamanan
keseharian Gubernur dan Wakil Gubernur dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Kepala Daerah.
Identifikasi Permasalahn Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Satpol
PP
Di era reformasi pengalaman telah banyak membuktikan bahwa
keberagaman atau perkembangan masyarakat yang makin maju, di satu sisi
mungkin bisa di manfaatkan sebagai potensi dan modal sosial untuk
pembangunan tetapi di sisi lain keberagaman itu tidak jarang juga menyulut
ketidak serasian, menggoyah ketentraman dan mengancam ketertiban umum, dan
bahkan tidak mustahil berpotensi memicu terjadinya pergesekan bila semua
perbedaan itu tidak dikelola dengan baik.
Pergesekan atau konflik yang terjadi di masyarakat biasanya akan terjadi
bila ada kondisi-kondisi sebagai berikut :
Pertama : bila ada terjadi kesenjangan budaya (cultural gap) yang memperkecil
peluang atau bahkan sama sekali tidak memungkinkan bagi penduduk dari
golongan marjinal untuk dapat terserap dalam kegiatan industri dan pembangunan
yang sedang dilakukan. Dengan demikian tingginya jumlah penduduk dan
semakin sempitnya peluang lapangan pekerjaan maka dapat diprediksi
kemungkinan munculnya berbagai masalah sosial yang semakin luas, dan ini
38
sudah menjadi tugas Satpol PP untuk sejak awal mengantisipasi berbagai
permasalahan yang mungkin akan terjadi.
Kedua : bila kepastian dan supremasi hukum tidak lagi berwibawa. Hukum yang
memihak dan menyinggung rasa keadilan dan terlebih jika melanggar hak-hak
rakyat, yang kemudian menghasilkan berbagai gerakan masa, aksi unjuk rasa atau
demonstrasi, aksi perlawanan dan sebagainya yang ujung-ujungnya akan
menyebabkan ketertiban masyarakat menjadi tidak terhindari. Diberbagai daerah
di Provinsi Riau.
Penegakan Peraturan Perundang-Undangan Daerah dalam hal Peningkatan
Disiplin Aparatur Pemerintah Provinsi Riau, Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Riau bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Daerah dan Inspektorat Provinsi
Riau melakukan monitoring ke Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Riau serta
melakukan sidak ke tempat-tempat keramaian pada waktu jam kerja, diharapkan
menurunnya penilaian negatif masyarakat terhadap kinerja aparatur.
Dalam pelaksanaan kegiatan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Pelaksanaanya akan lebih banyak perannya Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) dan Satuan Polisi Pamong Praja, hal ini merupakan salah satu
kewenangan yang dimiliki dari organisasi Penegak Peraturan Daerah yang ada
dilingkungan Pemerintah Daerah.
Tidak berlebihan kiranya apabila kedua organisasi tersebut adalah
merupakan salah satu bagian atau unsur dari satu sistem peradilan pidana terpadu
(integrated criminal justice system) dalam penegakan hukum (Peraturan Daerah)
sehingga pada gilirannya kegiatan tersebut baru akan tercapai target yang optimal
apabila dilaksanakan secara terkoordinasi dengan cara membina suatu kerjasama
yang dilandasi jiwa semangat keterpaduan, keterbukaan dan keakraban guna
mewujudkan keberhasilan yang optimal.
Namun pada pelaksanaanya Tim diupayakan bertindak dengan ramah dan
bijak, bersahabat, tetapi tegas dalam bentuk dan mengedepankan Metode
Prepentif sebagai pendekatan utama, mengedepankan sifat persuasif dan edukatif
menggunakan kemampuan berkomunikasi yang baik.
39
Untuk mewujudkan keberhasilan dalam Penegakan Peraturan Daerah
diperlukan beberapa tahap diantaranya :
1. Melaksanakan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan kepada Aparatur,
Masyarakat dan atau Badan Usaha/Hukum dengan adanya kewajiban dan
larangan yang tertuang dalam Peraturan Daerah.
2. Mengadakan inventarisasi dugaan pelanggaran Peraturan Daerah yang
dilakukan Aparatur, Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum yang menjadi
objek Penegakan Peraturan Daerah.
3. Melaksanakan Penyelidikan dan Penyidikan kepada Aparatur, Masyarakat
atau Badan Usaha/Hukum yang diduga melakukan pelanggaran Penegakan
Peraturan Daerah.
4. Mengadakan rapat persiapan dan konsolidasi dengan semua
personil/instansi/OPD yang akan terlibat dalam pelaksanaan Penegakan
Peraturan Daerah terlebih dahulu, hal ini dilaksanakan untuk menyamakan
persepsi serta persiapan dalam pelaksanaan operasi terpadu Penegakan
Peraturan Daerah.
Pelaksanaan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan
a) Melakukan operasional pengawasan dilapangan kepada Aparatur, Masyarakat
atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan larangan dalam
Peraturan Daerah.
b) Memberikan Pembinaan dan Penyuluhan diruangan/aula kepada Aparatur,
Masyarakat atau Badan Usaha/Hukum untuk mematuhi kewajiban dan
larangan dalam Peraturan Daerah.
Pelaksanaan Penyelidikan
a. Teliti identitas tersangka agar tidak terjadi kekeliruan dengan cara
pengecekan/pemeriksaan kartu identitas yang dibawa (misalnya KTP, SIM
atau identitas lainnya).
b. Tunjukkan hak-hak tersangka untuk mendapatkan Bantuan Hukum
(Penasehat Hukum/Pengacara) atas tuduhan pelanggaran tersebut.
40
c. Setelah melakukan wawancara/interviw yang mengarah pada pelanggaran
Peraturan Daerah, baru kemudian dilakukan interogasi dengan membuat
berita acara pemeriksaan tersangka seperti yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
d. Setelah selesai pembuatan BAP tersangka diperintahkan untuk meneliti dan
membacanya/dibacakan dengan bahasa yang mudah dimengerti, untuk
selanjutnya ditandatangani, serta membuat surat pernyataan yang dapat
dipergunakan sebagai bukti/dasar untuk diajukan ke Pengadilan Negeri
setempat.
e. Apabila dalam pelaksanaan operasional ada penyitaan barang, jika pemeriksa
di anggap cukup selesai maka barang bukti harus segera di kembalikan lagi
kepada tersangka dengan dibuatkan Berira Acara Pengembalian Barang
Bukti.
Pelaksanaan Penyidikan
Apabila diduga kuat telah terjadi pelanggaran terhadap suatu Peraturan
Daerah, Maka langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PPNS adalah :
1. Menunjukkan Surat Perintah Tugas dan Kartu Tanda Pengenal (KTP, PPNS)
yang masih berlaku.
2. Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan diadakannya operasi
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta denga sikap yang
tidak emosional tertapi berwibawa sehingga tersangka akan memberikan
keterangan secara jujur.
3. Melakukan interogasi di tempat kejadian perkara (TKP) guna mendapatkan
data yang diperlukan dikaitkan dengan pelanggaran Peraturan Daerah.
4. Setelah pemeriksaan/ interogasi di TKP di anggap cukup dan ternyata diduga
kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap
berlakunya Peraturan Daerah, maka segera dapat dikeluarkan/ dibuatkan
Bukti Pelanggaran Peraturan Daerah (BPPD) oleh PNS.
41
Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Provinsi Riau sangat menyadari bahwa suksesnya pelaksaan
program pembinaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sangat
bergantung pada kualitas sumber daya manusia. Untuk itu Satpol PP Provinsi
Riau berusaha meningkatkan upaya-upaya pembinaan terhadap anggota Satpol
PP.
Upaya pembinaan yang paling menonjol, selain melalui pengarahan dan
rapat-rapat rutin setiap bulannya, adalah menyusun Standar Kopetensi Kerja Pol
PP, mengikut sertakan pendidikan Dasar Pol PP serta Bintek-bintek tentang ke Pol
PP-an, serta kegiatan Kesamaptaan.
Pembinaan potensi dan Perlindungan Masyarakat
Dalam upaya pelaksanaan pembinaan bagi Satuan Perlindungan
Masyarakat, bekerjasama dengan Satpol PP Kabupaten/ Kota Kesbangpol
Kabupaten/Kota melakukan pendataan potensi Satlinmas di Kabupaten/Kota, di
samping itu upaya menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dalam
pelaksanaan Pemilihan Gubernur Provinsi Riau Tahun 2024, Satuan Perlindungan
Masyarakat Desa dan Kecamatan dilibatkan dalam pelaksanaannya, sebagai
langkah perbantuan dalam pengamanan Pemilu Kepala Daerah.
Satuan Perlindungan Masyarakat
Dalam peningkatan kapasitas Satuan Perlindungan Msyarakat di daerah
rawan bencana, Bidang Perlindungan Masyarakat selalu mengikut sertakan Satpol
PP Kabupaten/Kota, Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten/Kota dan
Kesbangpol Kabupaten/Kota serta terlibat dalam perbantuan penanggulangan
bencana di Kabupaten/Kota.
42
Tabel 2.7
Pencapaian Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
No IndikatorKinerja sesuai
tugas dan fungsi
TargetNSPK
TargetIKK
TargetIndikatorLainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.
MeningkatnyaPenegakanPerda danPerkada
- -
PersentasePenegakanPerda danPerkada
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100% -
2.
MeningkatnyaKetertibanUmum danKetentramanMasyarakat
- -
PersentasePenangananGangguanKetertibanUmum danKetentramanMasyarakat
100% 100% 100% 100% 100% 100% 92% 72% 81% 97% 100% 96% 86% 91% -
43
Tabel 2.8
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
N0Uraian
Anggaran pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1.Pelayanan AdministrasiPerkantoran
2.177.681.000,00 2.823.024.000,00 3.254.863.984,00 1.870.404.814,00 2.208.150.105,00 2.039.095.242,00 2.481.497.471,00 3.123.830.656,00 1.825.092.972,00 -
2.Peningkatan Sarana danPrasarana Aparatur
636.517.000,00 3.440.550.000,00 5.218.760.000,00 413.310.000,00 413.700.000,00 625.768.000,00 3.045.929.908,50 4.822.907.000,00 411.065.000,00 -
3.Peningkatan DisiplinAparatur
1.176.725.000,00 1.388.074.000,00 1.916.000.000,00 721.510.000,00 0 1.058.009.900,00 1.146.360.000,00 1.687.160.000,00 298.530.000,00 -
4.Peningkatan KapasitasSumber Daya Aparatur
4.016.275.000,00 1.050.000.000,00 711.725.000,00 100.800.000,00 0 3.766.345.000,00 962.542.900,00 499.725.000,00 100.800.000,00 -
5.
PeningkatanPengembangan SistemPelaporan CapaianKinerja dan Keuangan
682.730.000,00 476.832.000,00 1.020.132.600,00 570.311.372,89 0 659.438.200,00 405.810.225,00 965.304.600,00 560.308.800,00 -
6.Peningkatan Keamanandan KenyamananLingkungan
12.648.523.000,00 11.948.964.500,00 11.436.137.375,00 10.067.852.552,00 22.523.924.958,00 12.423.942.500,00 11.208.096.650,00 11.166.255.300,00 9.901.573.300,00 -
7.PeningkatanPemberantasan PenyakitMasyarakat (PEKAT)
397.140.000,00 300.000.000,00 436.209.100,00 132.163.000,00 0 371.601.100,00 274.252.600,00 434.400.000,00 129.093.000,00 -
44
No Uraian
Anggaran pada Tahun Ke- Realisasi Anggaran pada Tahun Ke-
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8.Pencegahan Dini danPenanggulangan KorbanBencana Alam
0 325.000.000,00 259.000.000,00 418.750.000,00 0 0 306.325.000,00 258.100.000,00 392.926.000,00 -
9.
PemeliharaanKantrantibmas danPencegahan TindakKriminal
0 1.420.500.000,00 950.000.000,00 539.250.000,00 0 0 1.402.438.000,00 925.000.000,00 535.216.500,00 -
10.KemitraanPengembanganWawasan Kebangsaan
0 1.775.546.000,00 5.279.088.000,00 0 0 0 1.309.116.400,00 4.988.202.000,00 0 -
11.
PemberdayaanMasyarakat untukmenjaga Ketertiban danKeamanan
0 1.115.000.000,00 601.025.400,00 140.000.000,00 0 0 874.004.000,00 571.200.400,00 133.893.000,00 -
12.Peningkatan KapasitasSumber Daya Aparatur
0 2.447.105.300,00 2.360.170.400,00 1.310.841.494,00 0 0 2.030.003.400,00 1.589.771.702.50 1.218.170.866,00 -
13.Peningkatan KapasitasSumber Daya PenegakHukum
1.670.691.250,00 0 2.502.288.450,00 0 0 1.410.538.475,00 0 2.402.350.050,00 0 -
14.
Penegakan PeraturanDaerah
285.183.850,00 0 487.474.129,00 191.000.000,00 316.870.000,00 265.185.950,00 0 464.613.200,00 172.690.500,00 -
15.Peningkatan Sarana danPrasarana PenegakHukum (PERDA)
238.178.000,00 600.000.000,00 0 0 0 220.421.400,00 445.283.000,00 0 0 -
45
Tabel 2.9
Rasio dan Pertumbuhan Anggaran Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
Uraian
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pelayanan Administrasi Perkantoran 94 % 88 % 96 % 88 % - -2,00% 93,76%
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 98% 89% 92% 99% - 0,33% 94,25%
Peningkatan Disiplin Aparatur 90% 83% 88 % 41 % - -16,33% 75,00%
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 94% 92% 70% 100% - 2,00% 88,50%
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan97% 85% 95% 98% - 0,33% 93,47%
Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan98% 94% 98% 98% - 0,00% 96,50%
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat
(PEKAT)94% 91% 100% 98% - 1,33% 95,00%
46
UraianRasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
2015 2016 2017 2018 2019 Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban
Bencana Alam0 % 94 % 100 % 94 % - 31,33% 98,83%
Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal0% 99% 97% 99% - 33,00% 98,44%
Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan 0% 74 % 94% 0 % - 0,00% 84,10%
Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga Ketertiban
dan Keamanan0% 78% 95% 96% - 32,00% 89,46%
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 0% 83% 67% 93% - 31,00% 81,07%
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Penegak
Hukum84% 0% 96% 0% - -28,00% 90,21%
Penegakan Peraturan Daerah 93% 0% 95% 90% - -1,00% 92,90%
Peningkatan Sarana dan Prasarana Penegak Hukum
(PERDA)93% 74% 0% 0% - -31,00% 83,37%
47
Pada tabel 2-8 diatas, terlihat bahwa target indikator yang dikembangkan
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau belum tercapai secara optimal.
Sebagian besar program dan kegiatan yang menjadi prioritas Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau jauh dari target indikator yang ditetapkan pada
periode sebelumnya, hanya fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
tentang pengawasan dan penertiban aset Pemerintah Provinsi Riau pada periode
sebelumnya berjalan cukup maksimal.
Adapun faktor utama yang mempengaruhi belum berhasilnya pelayanan
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya adalah
masalah keterbatasan anggaran yang dimiliki setiap tahunnya. Selain itu, faktor-
faktor seperti masih rendahnya SDM aparatur, keterbatasan sarana dan prasarana
serta tingginya tingkat konflik sosial masyarakat turut mempengaruhi
ketidakberhasilan pelayanan yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Riau.
Sementara itu dari sisi realisasi keuangan, Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau dari tahun 2014 hingga tahun 2018 selalu diatas 90% lebih. Ini
mencerminkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau selalu
memanfaatkan anggaran yang terbatas tersebut untuk menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi dalam menciptakan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat.
2.4. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan SATPOL PP
Provinsi Riau
Kondisi eforia reformasi berkaitan dengan otonomi daerah memberikan
peluang kepada masyarakat untuk menentukan kebijakannya. Akibatnya, ketika
tuntutan masyarakat tidak tersalurkan dan terselesaikan secara memadai telah
menimbulkan kerawanan sosial yang pada gilirannya menyebabkan terjadinya
gejolak dan kerusuhan sosial di lingkungan masyarakat termasuk tindakan
anarkis.
Adanya berbagai varian gangguan ketertiban dan ketentraman yang terjadi
adalah sebagai dampak dari perkembangan kehidupan masyarakat, berbangsa dan
48
bernegara. Konflik horizontal maupun vertikal yang mengarah pada gerakan
SARA, anarkisme, separatisme serta berbagai bentuk gangguan lainnya
mengancam masyarakat dan dapat merugikan kekayaan negara.
Meningkatnya potensi konflik kepentingan dan pengaruh negatif arus
globalisasi yang penuh dengan keterbukaan juga cenderung mengurangi wawasan
kebangsaan dan kesadaran bela negara. Protes ketidakpuasan terhadap suatu
masalah mengarah kepada kerusakan fasilitas umum sering kali terjadi.
Upaya meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat terutama
terkait dengan ancaman stabilitas dan tuntutan perubahan seiring perubahan sosial
politik serta dinamika perkembangan masyarakat yang begitu cepat membawa
implikasi pada segala bidang kehidupan. Namun secara keseluruhan sikap
masyarakat untuk mendukung terciptanya tertib sosial melalui upaya mewujudkan
ketertiban dan ketentraman cukup baik.
Isu-isu Strategis di Provinsi Riau tersebut menjadi tantangan dan peluang
bagi Satpol PP dalam pengembangan kepada masyarakat. Dalam konteks
membangun kemitraan untuk menciptakan kondisi ketertiban dan ketentraman,
perlu didukung iklim birokrasi yang mengedepankan aspek kebersamaan. Selain
itu, konsisten dan sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta menumbuhkan kesadaran penciptaan ketertiban dan ketentraman masyarakat
merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah
semata.
Sinergitas semua komponen termasuk masyarakat dan didukung
paradigma saling bekerja sama dan saling memberdayakan dalam menciptakan
trantibmas merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Sebagai sebuah
institusi penyelenggara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat, Satpol PP harus menampilkan wajah yang tegas namun
tetap humanis.
Selain itu, Satpol PP agar meningkatkan kualitas aparat penegaknya.
Terutama tetkait peran barunya dalam pemberdayaan potensi Satuan Perlindungan
Masyarakat (Satlinmas) dalam mendukung penanggulangan bencana, pengamanan
pemilu dan perbantuan pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman
49
masyarakat. Seiring dengan rencana pengembangan kelembagaan Satpol PP yang
memasukkan Bidang Linmas, diharapkan adanya peningkatan kualitas aparat
Penegak Peraturan Daerah yang mumpuni dan mengayomi masyarakat.
Sesuai dengan isi dan jiwa Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018
tentang Satuan Polisi Pamong Praja, disebutkan bahwa tugas pokok Satuan Polisi
Pamong Praja adalah untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan
Peraturan Daerah, menyelenggarakan Ketertiban Umum, Ketentraman dan
Perlindungan Masyarakat.
Saat ini tugas dan tantangan yang dijalankan Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau semakin kompleks. Disisi lain, tuntutan masyarakat akan suasana
yang aman dan tertib semakin tinggi. Menyikapi hal tersebut, Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau intensif melaksanakan program dan kegiatan dalam
rangka mengantisipasi dan menangani adanya gangguan trantibum dan transmas
yang ada di Provinsi Riau secara koordinatif, komprehensif dan profesional.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Riau memiliki aspek pendukung yang dapat membantu
mewujudkan visi organisasi, yaitu adanya kebijakan yang tertuang dalam bentuk
Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau serta adanya sarana dan prasarana untuk
membantu pelaksanaan tugas administrasi maupun operasional.
Didalam mencapai tujuan Satuan Polisi Pamong Praja dimasa depan,
tidak terlepas dari pengaruh capaian sasaran Renstra Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten/Kota, sasaran Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau serta
sasaran pada Renstra Kementerian terkait. Hal tersebut dapat dillihat pada tabel
berikut:
50
Tabel 2.10Komparasi Capaian Sasaran Renstra Satpol PP Kabupaten/Kota, Sasaran
Renstra Satpol PP Provinsi dan Renstra Kementerian/Lembaga
No IndikatorKinerja
CapaianSasaran Renstra
Satpol PPKabupaten/Kot
a
Sasaran RenstraSatpol PP Provinsi
Sasaran Renstrapada K/L
1 2 3 4 51 Meningkatnya
keamanan,ketentraman danketertibanlingkungan
Terwujudnyaketentramanmasyarakat,tertib hukum dantertib sosial
Terciptanyapeningkatan keamananlingkungan PemerintahProvinsi Riau danterciptanya antisipasiterhadap penangananunjuk rasa yanganarkis
Meningkatnyakualitaskelembagaan danaparat SatuanPolisi PamongPraja dan SatuanPerlindunganMasyarakat
2 Adanya datayang berkaitandengan potensikerawanansosial dantindakankriminal yangterjadi dimasyarakat
- Terciptanya langkahantisipatif dalammenangani kegiatanyang berpotensimenimbulkankerawanan sosial sertaberkurangnya tindakankriminal yang terjadi dimasyarakat
-
3 Munculnyakesadaran untukmelaksanakantugas pada jamkerja dansemangat untukberdisiplinsebagai PNS
TerwujudnyapenegakanPeraturan Daerahdan peraturanpelaksanaannya
Meningkatnyakehadiran PNS padajam kerja
-
4 Meningkatnyapemahamanpengetahuanhukum bagiPNS dilingkunganSatpol PPProvinsi Riau
Terwujudnyapolisi pamongpraja yangprofesionaldalampelaksanaantugas
Terwujudnya PNSSatpol PP ProvinsiRiau yang memahamiBidang PenegakanPeraturan Perundang-undangan denganpersentase sebanyak12%
TerfasilitasinyaPeningkatanKapasitas Aparatdan KelembagaanSatuan PolisiPamong Praja danSatuanPerlindunganMasyarakat dalamMenciptakanKetentraman,Ketertiban danPerlindunganMasyarakat.
51
No IndikatorKinerja
CapaianSasaran Renstra
Satpol PPKabupaten/Kot
a
Sasaran RenstraSatpol PP Provinsi
Sasaran Renstrapada K/L
1 2 3 4 55 Munculnya
pemahaman darimasyarakat,para pelakuusaha dan targetgrup lainnyaterhadapperaturan daerahyang ada diProvinsi Riau
TerwujudnyapenegakanPeraturan Daerahdan peraturanpelaksanaannya
Terjadinyapeningkatan PADProvinsi Riau danberkurangnya tingkatkerusakan jalan-jalanlintas baik Provinsimaupun Nasional diProvinsi Riau sertauntuk mengurangikerusakan lingkunganyang diakibatkan oleheksploitasi air bawahtanah yang berlebihan
-
6 Terpeliharanyaaset yangdimiliki/dikuasai olehPemerintahProvinsi Riau
TerwujudnyapenegakanPeraturan Daerahdan peraturanpelaksanaannya
Terjadinyapeningkatan nilaipemanfaatan aset baiksegi ekonomis maupunteknis sertaketerjaminanpenggunaan aset sesuaiperuntukannya
-
Jika melihat data komparasi diatas, semua indikator kinerja yang disajikan
sudah terfasilitasi pada Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau maupun
pada program ataupun kegiatan yang ada. Pelaksanaan terhadap indikator kinerja
yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode
sebelumnya juga berjalan cukup maksimal meskipun terdapat beberapa hambatan
dalam pelaksanaannya.
Namun data indikator tentang adanya data yang berkaitan dengan
potensi kerawanan sosial dan tindakan kriminal yang terjadi di masyarakat, tidak
terdapat pada sasaran renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota.
Indikator tersebut seharusnya menjadi perhatian serius bagi Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten/Kota karena merupakan kewenangan dari Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten/Kota yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Hal ini
akan semakin memperberat tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
dalam memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dikarenakan
52
ketidaktahuan akan kawasan di Provinsi Riau dengan potensi kerawanan sosial
dan tindakan kriminal.
Disisi lain, yang menjadi sasaran pada Renstra Kementerian sudah
terakomodir dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau sebagai
langkah dalam mensukseskan program nasional. Akan tetapi dalam tahap
pelaksanaannya, keterbatasan anggaran utama menjadi permasalahan utama dalam
mendukung sasaran dari Renstra Kementerian tersebut.
53
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS SATUAN POLISIPAMONG PRAJA PROVINSI RIAU
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SATPOL
PP Provinsi Riau
Keberadaan SATPOL PP tak bisa dipungkiri mempunyai peranan yang sangat
penting untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Perda serta
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Selain itu juga berperan
dalam membantu penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang sudah melakukan otonomi
daerah. Hal ini sesuai dengan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah Pasal 255 bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk
menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah, Menyelenggarakan
Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Menyelenggarakan Perlindungan Masyarakat.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan tugas pokok dan fungsi
Satpol PP dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019, telah diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Masih kurangnya jumlah dan waktu patroli pelaksanaan Ketertiban Umum,
Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat.
2. Masih kurangnya jangkauan patroli penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketentraman
dan Perlindungan Masyarakat.
3. Masih kurangnya koordinasi dalam hal kebutuhan data dan aparatur PPNS antar
instansi Pemerintah Provinsi Riau.
4. Masih kurangnya kompetensi SDM penegak hukum (PPNS) Pemerintah Provinsi
Riau.
5. Masih kurangnya operasi pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan Perkada yang
telah ditetapkan.
54
Jika dituangkan secara sistematis, permasalahan dari hasil pemetaan pada perangkat
daerah Satpol PP Provinsi Riau dapat dirumuskan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran
Pembangunan Daerah
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1 2 3 4
1.
Belum optimalnyapelaksanaanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
Masih kurangnyajumlah dan waktupatroli pelaksanaanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
Minimnya anggaran pelaksanaanoperasi patroli pelaksanaanKetertiban Umum, Ketentramandan Perlindungan Masyarakat
Masih kurangnyajangkauan patrolipenyelenggaraanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
Minimnya sarana dan prasaranayang memadai guna pelaksanaanpatroli penyelenggaraanKetertiban Umum, Ketentramandan Perlindungan Masyarakat
2.
Belum optimalnyapelaksanaanPenegakan ProdukHukum Daerah yangberkualitas
Masih kurangnyakoordinasi dalam halkebutuhan data danaparatur PPNS antarinstansi PemrintahProvinsi Riau
Minimnya kesadaran / pelayanansharing kebutuhan data pokokdalam pelaksanaan penegakanPerda dan Perkada sertaminimnya wadah koordinasiantara PPNS PemerintahProvinsi Riau
Masih kurangnyakompetensi SDMpenegak hukum(PPNS) PemerintahProvinsi Riau
Minimnya pelatihan lanjutan( khusus / spesialis ) penigkatanSDM penegak hukum (PPNS)Pemerintah Provinsi Riau
Masih kurangnyaoperasi pengawasanterhadap pelaksanaanPerda dan Perkada yangtelah ditetapkan
Minimnya anggaran pelaksanaanoperasi pengawasan terhadappelaksanaan Perda dan Perkadayang telah ditetapkan
55
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah Terpilih
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
dokumen perencanaan dalam periode lima tahun yang merupakan penjabaran dari visi,
misi yang telah disampaikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih.
Penjabaran akan visi ini akan diimplementasikan dalam serangkaian misi, tujuan,
sasaran, strategi dan arah kebijakan yang dicapai melalui program pembangunan
selama lima tahun kedepan. Adapun Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Provinsi Riau Terpilih periode 2019 - 2024 adalah sebagai berikut :
Visi Riau untuk pembangunan selama kurun waktu 2019-2024 memiliki makna
berdaya saing, sejahtera, bermartabat, dan unggul dengan penjelasan sebagai berikut :
“Terwujudnya Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, Bermartabatdan Unggul di Indonesia (RIAU BERSATU)”
Berdaya Saing :Kondisi kemampuan daerah yang mapan didukung pertumbuhan ekonomi,infrastruktur, dan sumber daya manusia yang handal dan lingkungan hidupyang lestari.Sejahtera :Kondisi kemakmuran masyarakat Riau yang dicirikan dengan meningkatnyapendapatan masyarakat, berkurangnya ketimpangan sosial, menurunnyakemiskinan dan kemakmuran.Bermartabat :Mengangkat marwah Provinsi Riau menjadi yang terdepan dan berintegritasmelalui pengamalan nilai-nilai agama serta penerapan falsafah budaya melayudalam sendi kehidupan bermasyarakat.Unggul :Menjadikan Riau berprestasi di bidang keagamaan, budaya, seni, dan olahragaserta terbaik dan terdepan dalam inovasi, pelayanan publik danpenyelenggaraan pemerintahan.
56
Penjabaran singkat dari Visi di atas adalah sebagai berikut:
Keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua warga Provinsi Riau menjadi
fondasi penting dalam pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersifat fisik, namun
juga pembangunan manusianya. Kedua pendekatan pembangunan tersebut harus
dilingkupi dengan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan
masyarakat merupakan motor penggerak utama pembangunan yang ikut menentukan
arah gerak pembangunan Provinsi Riau ke depan.
Sementara itu, Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih disusun
dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
mewujudkan visi di atas. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin
dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Misi juga akan
memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Adapun untuk mencapai
visi yang telah diuraikan sebelumnya akan ditempuh melalui lima misi pembangunan
daerah sebagai berikut:
Misi 1 : Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, berkualitas danberdaya saing global melalui pembangunan manusia seutuhnya.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yangberdaya saing melalui peningkatan derajat pendidikan masyarakat, derajatkesehatan masyarakat dan kesetaraan gender. Selain itu, untuk mewujudkansumber daya yang beriman melalui peningkatan kerukunan umat beragama.
Misi 2 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang merata,berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur melaluipeningkatan pelayanan transportasi, cakupan pelayanan air minum dansanitasi rumah tangga, cakupan layanan listrik bagi rumah tangga,infrastruktur pengelolaan dan konservasi sumber daya air. Juga diarahkanuntuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan (RiauHijau) melalui peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup dan penurunanemisi gas rumah kaca.
Misi 3 : Mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri danberdaya saing.
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri danberdaya saing melalui peningkatan kemandirian ekonomi dan penurunankesenjangan pendapatan, peningkatan investasi daerah, peningkatanketahanan pangan daerah, serta penurunan angka kemiskinan danpengangguran.
57
Misi 4 : Mewujudkan budaya melayu sebagai payung negeri danmengembangkan pariwisata yang berdaya saing.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan pemajuan Budaya Melayu melaluipeningkatan perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaankebudayaan Melayu Riau. Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saingpariwisata melalui peningkatan kunjungan dan kenyamanan wisatawanmancanegara.
Misi 5 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publikyang prima berbasis teknologi informasi
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja ASN dan pelayanan publikmelalui penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih, transparan, danakuntabel.
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau merupakan Organisasi Perangkat Daerahyang menyelenggarakan sub urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindunganmasyarakat, di mana sub urusan tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun2014 (sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 9Tahun 2015) tentang Pemerintahan Daerah pasal 12 ayat (1) bagian (e) termasuk kedalam Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. SatuanPolisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakanketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat.Oleh karena itu, Satpol PP Provinsi Riau selalu berkomitmen untuk mewujudkanamanat undang-undang tersebut melalui program dan kegiatan penegakan peraturandaerah baik dalam rangka mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakatserta perlindungan masyarakat yang memungkinkan Pemerintah, pemerintah daerah,serta masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib, dan teratur.
Berdasarkan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD ProvinsiRiau 2019-2024, serta fungsi dan ketugasan berdasarkan uraian di atas. Satpol PPProvinsi Riau akan mendukung dalam pencapaian Misi 1 yaitu : MewujudkanSumber Daya Manusia yang Beriman, Berkualitas dan Berdaya Saing GlobalMelalui Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dengan sasaran strategisnya adalah“Meningkatnya kerukunan umat beragama” dan Misi 5 yaitu: Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang prima berbasisteknologi informasi. Dengan sasaran strategisnya adalah “Meningkatnyapenyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih, transparan dan akuntabel”.
58
Tabel 3.2
Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi : Terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di indonesia (Riau Bersatu)
NoMisi dan Program Kepala
Daerah dan WakilKepala Daerah
Permasalahan PelayananOPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
1 Misi 1 :
Mewujudkan sumberdaya manusia yangberiman, berkualitasdan berdaya saingglobal melaluipembangunan manusiaseutuhnya
1. Belum adanyaLandasan Hukum(Tingkat Daerah)sebagai PedomanTeknis untukpelaksanaan PenegakanPeraturan Daerah,PelaksanaanTrantibum, Tranmasserta PerlindunganMasyarakat
Belum adanya pedoman teknis berupaPerda dan Pergub bagi Satuan PolisiPamong Praja Provinsi Riau dalampelaksanaan tugas dan fungsi
1. Undang-undang Nomor 23Tahun 2014 tentang PemerintahDaerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 16Tahun 2018 tentang Satpol PP
3. Rencana strategis, rencana kerjatahunan dan penetapan kinerjaSatuan Polisi Pamong PrajaProv. Riau
4. Ketersediaan anggaran padaAPBD Provinsi Riau
2 Misi 5 :
Mewujudkan tatakelola pemerintahanyang baik danpelayanan publik yangprima berbasisteknologi informasi
2. Masih NegatifnyaPandangan Masyarakatdan Stakeholder terkait,terhadap PelaksanaanTugas dan FungsiSatuan Polisi PamongPraja
Belum adanya Sosialisasi,Penyuluhan, Pencitraan dan Publikasi
59
Visi : Terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di indonesia (Riau Bersatu)
NoMisi dan Program Kepala
Daerah dan WakilKepala Daerah
Permasalahan PelayananOPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
3. Kapasitas Sumber DayaManusia yang belumoftimal, terutamadibidang TindakanHukum dan TeknologiInformasi
Masih kurangnya kapasitas Sumberdaya manusia yang memadai gunameminimalisir kesalahan dan gesekandengan stakeholder terkait dalamrangka pelaksanaan PenegakanPeraturan Daerah, pelaksanaanTrantibum dan Tranmas sertaPerlindungan Masyarakat
5. Dukungan Pemerintah Pusatdalam kebijakan pembangunandaerah serta keberadaan KotaPekanbaru sebagai ibukotaProvinsi
6. Peningkatan pemanfaatan E-Government
7. Keberadaan Regulasi dankelembagaan evaluasi kebijakanpembangunan baik di pusatmaupun daerah
4. sarana dan prasaranayang masih kurangmemadai
Masih minimnya sarana dan prasaranayang ada saat ini
60
Dari tabel diatas, terlihat bahwa Misi Pertama dan Kelima yang tercantum
dalam RPJMD Provinsi Riau 2019-2024 merupakan permasalahan mendasar dalam
pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Permasalahan tersebut
juga terjadi pada pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada
periode sebelumnya. Permasalahan yang terdapat pada tabel diatas menjadi perhatian
serius bagi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam pelaksanaan tugas yang
akan dilaksanakan pada periode mendatang. Dengan mengetahui apa yang menjadi
faktor penghambat dalam mendukung Visi dan Misi Provinsi Riau 2019-2024,
penetapan program dan kegiatan yang akan dicantumkan dalam Renstra Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau 2019-2024 akan lebih difokuskan dalam mengatasi
permasalahan dan faktor penghambat yang terjadi pada periode sebelumnya dan periode
mendatang.
3.3. Telaahan Renstra Kementerian dan Lembaga
Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan tugas pokok dan fungsinya berada di
bawah pembinaan Kementerian Dalam Negeri, khususnya pada Direktorat Jenderal
Bina Administrasi Kewilayahan dengan unit kerja Direktorat Polisi Pamong Praja dan
Perlindungan Masyarakat. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2015-2019 mengatur dan
menetapkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Dalam Negeri yang
berlaku saat ini. Berdasarkan peraturan tersebut, visi Kementerian Dalam Negeri adalah
“Kementerian Dalam Negeri Mampu Menjadi Poros Jalannya Pemerintahan dan
Politik Dalam Negeri, Meningkatkan Pelayanan Publik, Menegakkan Demokrasi,
dan Menjaga Integrasi Bangsa”. Visi tersebut dituangkan ke dalam 5 (lima) misi, yang
mana urusan ketentraman dan ketertiban umum tercantum dalam misi kedua, yaitu
mewujudkan efektivitas penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum melalui
harmonisasi hubungan pusat-daerah, menciptakan ketentraman dan ketertiban umum,
serta meningkatkan pendayagunaan administrasi kependudukan. Berdasarkan visi dan
misi di atas, ditetapkan pula 6 (enam) tujuan strategis Kemendagri dimana tujuan
strategis kedua (T2) adalah peningkatan kualitas penyelenggaraan urusan dan tata kelola
61
pemerintahan dan pembangunan di daerah dengan sasaran meningkatnya kualitas
pelayanan publik dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
Elemen peningkatan pelayanan publik dalam visi, misi, dan tujuan strategis
Kemendagri di atas sangat relevan dan berkaitan erat dengan Satpol PP. Dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan pembangunan daerah,
telah ditetapkan sasaran yaitu penyediaan layanan dasar bidang ketentraman dan
ketertiban umum sesuai SPM. Untuk mewujudkan sasaran strategis Kemendagri
tersebut, telah ditetapkan Program Pembinaan Ketenteraman, Ketertiban Dan
Perlindungan Masyarakat dengan sasaran kegiatan yaitu peningkatan pembinaan
kapasitas aparat dan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan
Masyarakat dalam menciptakan ketenteraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat.
Faktor-faktor penghambat dari Satpol PP yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
perangkat daerah, ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kemendagri antara
lain:
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia dari segi kualitas dan kuantitas
2. Kurangnya Sarana dan Prasarana berupa kantor tersendiri di wilayah kecamatan
dan kelurahan
3. Struktur organisasi yang berupa piramida terbalik
4. Belum ada SOP yang jelas terutama terkait dengan pendekatan yang humanis
(kapan dilakukannya tindakan humanis, preventif, represif, dsb)
5. Kualitas pemikiran masyarakat, yang selalu saja sangat sulit untuk ditertibkan.
Masyarakat (PKL) sudah kebal dengan penindakan dari Satpol PP, sehingga akan
kembali ke tempat mereka biasa melakukan aktivitas kaki lima.
6. Kesehatan anggota Satpol PP kadang tidak diperhatikan, sehingga banyak yang
sakit karena load pekerjaan yang terlalu diforsir
7. Saat ini belum ada perda yang mengatur zonasi lapangan usaha dan belum ada
lokasi yang pasti, karena semuanya tersebar secara tidak merata
8. Tidak adanya sekretariat PPNS
Faktor-faktor pendorong dari Satpol PP yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
perangkat daerah, ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kemendagri antara
lain:
62
1. Dukungan yang kuat dari Gubernur Provinsi Riau yang mengedepankan pendekatan
humanis dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.
2. Dukungan dari para pemangku kepentingan lain dalam bidang ketentraman dan
ketertiban umum seperti TNI/POLRI, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
3. Dukungan dari Kementerian Dalam Negeri
Dalam penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2019-
2024, dilakukan juga kajian terhadap sasaran jangka menengah renstra Kementerian
Dalam Negeri, khususnya pada Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan yang merupakan
jalur koordinasi bagi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Berikut disajikan tabel
telaahan sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri:
63
Tabel 3.3
Telaahan Sasaran Renstra Kementerian Dalam Negeri
NoSasaran Renstra Kementrian Dalam
NegeriPermasalahan
Pelayanan OPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
1 Meningkatnya kualitas kelembagaan danaparat Satuan Polisi Pamong Praja danSatuan Perlindungan Masyarakat
1. Kurangnya SumberDaya Aparatur yangada.
1. Keterbatasan anggarandalam pelaksanaankegiatan.
1. Ketersediaan anggaranpada APBD ProvinsiRiau
2 Terfasilitasinya Peningkatan KapasitasAparat dan Kelembagaan Satuan PolisiPamong Praja dan Satuan PerlindunganMasyarakat dalam MenciptakanKetentraman, Ketertiban danPerlindungan Masyarakat.
1. Keterbatasan Saranadan Prasana Di SatuanPolisi Pamong PrajaProvinsi Riau
1. Tidak lengkapnyaSarana dan Prasarandalam melaksanakanTugas.
2. Keterbatasan anggaranSatuan Polisi PamongPraja Provinsi Riau
1. Ketersediaan anggaranpada APBD ProvinsiRiau
64
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa yang menjadi fokus dari sasaran
renstra kementerian adalah permasalahan mengenai peningkatan kualitas dan kapasitas
aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja serta Satuan Perlindungan
Masyarakat. Setelah dilakukan pendataan permasalahan dan faktor penghambat bagi
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau terhadap sasaran Renstra Kementerian,
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode mendatang akan
disesuaikan guna mendukung tercapainya sasaran Renstra Kementerian tersebut.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Strategis
Melalui penetapan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2018,
Pemerintah Provinsi Riau telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah 2038. Strategi
penataan ruang merupakan langkah-langkah penataan ruang dan pengelolaan wilayah
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi dan misi pembangunan provinsi yang telah
ditetapkan. Ruang Lingkup Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Riau
mencakup struktur dan pola ruang wilayah provinsi dan duabelas kota/kabupaten
sampai dengan batas ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ditetapkannya Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Riau ditujukan untuk “ Terwujudnya ruang yang produktif,
efisien, nyaman dan berkelanjutan untuk menjadikan Provinsi sebagai pusat
perekonomian dan kebudayaan melayu di kawasan selat malaka”
Kegiatan penyelenggaraan penataan ruang di dalamnya meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Untuk mendukung
terlaksananya RTRW tersebut, Satpol PP memiliki peran dalam kegiatan penertiban
agar pemanfaatan ruang sesuai untuk penciptaan ketertiban berdasarkan peraturan
zonasi, perizinan, insentif dan disinsentif, serta sanksi yang diterapkan pada
pelanggaran/penyimpangan terhadap rencana tata ruang wilayah sesuai dengan
peraturan daerah yang berlaku. Dalam hal ini Satpol PP Provinsi Riau dapat berperan
dalam proses untuk membangun Provinsi Riau dengan meningkatkan pengawasan
terhadap kedisiplinan masyarakat. Untuk menciptakan tata ruang yang sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai maka Pemerintah Provinsi Riau menyiapkan berbagai strategi
di dalam RTRW-nya seperti :
65
Rencana daftar kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis yang
telah direncanakan oleh Kabupaten/Kota maupun yang telah ada di wilayah
Provinsi/Kabupaten/Kota tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.
Ketidakterkaitan tersebut berimbas dengan tidak terdapatnya program
maupun kegiatan yang berhubungan dengan struktur ruang wilayah untuk mendukung
perwujudan pola ruang wilayah.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
yang masih belum dapat diselesaikan pada periode sebelumnya dan memiliki dampak
berkelanjutan dalam pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta perlindungan masyarakat
sehingga perlu diatasi secara bertahap.
Adapun isu strategis terkait dengan pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah,
Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta perlindungan
masyarakat dapat disimpulkan beberapa isu strategis yang akan dihadapi oleh Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam rentang waktu 2019-2024 sebagai berikut:
1. Penegakan Perda dan Peraturan Pelaksanaannya secara konsisten;
2. Pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan suasana tentram dan kondisi tertib di
masyarakat;
3. Pengembangan kemitraan yang sinergi dengan kepolisian, Aparat Penegak Hukum
lainnya dan TNI, Dinas/Instansi terkait, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
menegakkan supremasi hukum;
4. Peningkatan dan kualitas anggota SATPOL PP dan PPNS serta LINMAS;
5. Peningkatan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat dalam pembinaan
kesadaran hukum masyarakat;
6. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana, sesuai dengan standar kebutuhan;
7. Belum optimalnya sosialisasi dan penegakan Peraturan Daerah serta Peraturan
maupun Keputusan Gubernur;
8. Masih rendahnya kapasitas aparat maupun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau;
66
9. Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau;
10. Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antara Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota
11. Masih lemahnya koordinasi dengan instansi terkait;
12. Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasi yang berujung anarkis pada
masyarakat Provinsi Riau.
3.5.1 Telahaan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota juga merupakan salah satu unsur
penting dalam mendukung tercapainya Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. Keberadaan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota yang langsung berhubungan dengan
masyarakat menjadi kunci suksesnya penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat di Provinsi Riau, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap
sasaran renstra Satpol PP Kabupaten/Kota. Berikut disajikan telaahan dimaksud:
67
Tabel 3.4
Telaahan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota
No
Sasaran JangkaMenengah Renstra
Satpol PPKabupaten/Kota
PermasalahanFaktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 51 Terwujudnya ketentraman
masyarakat, tertib hukumdan tertib sosial
Belum optimalnya kinerja SatpolPP Prov. Riau dalam penangananpermasalahan ketertiban umumdan ketentraman masyarakat
1. Masih tingginya konflik sosialyang mengganggu ketentramanmasyarakat
2. Masih tingginya aksi unjuk rasayang mengarah anarkis
3. Kurangnya kemampuan aparatdalam mengidentifikasi danmendeteksi secara dini berbagaikonflik yang dapat menggangguketentraman dan ketertiban umum
1. UU 23 Tahun 2014 tentangpemerintahan daerah.
2. Peraturan daerah No. 4 Tahun2016 tentang OrganisasiInspektorat, BadanPerencanaan PembangunanDaerah dan Lembaga TeknisDaerah Provinsi Riau
3. Pergub No. 25 Tahun 2012tentang Standar OperasionalProsedur (SOP) Satuan PolisiPamong Praja Provinsi Riau
4. Ketersediaan anggaran padaAPBD Provinsi Riau
2 Terwujudnya penegakanPeraturan Daerah danperaturan pelaksanaannya
Belum optimalnya SosialisasiPeraturan Daerah
1. Masih tingginya pelanggaranterhadap peraturan daerah danperaturan pelaksanaannya
2. Masih rendahnya penindakanpelanggaran peraturan daerah danperaturan pelaksanaannya sesuaidengan ketentuan yang berlaku
3 Terwujudnya polisipamong praja yangprofesional dalampelaksanaan tugas
Belum optimalnya jumlah SDMdan kemampuan aparat SatuanPolisi Pamong Praja Provinsi Riau
1. Belum terpenuhinya jumlah polisipamong praja yang sesuai dengankebutuhan objektif
1. Permendagri No. 54 Tahun2010 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendaliandan evaluasi pembamngunan
68
No
Sasaran JangkaMenengah Renstra
Satpol PPKabupaten/Kota
PermasalahanFaktor
Penghambat Pendorong
1 2 3 4 52. Masih rendahnya kemampuan
teknis polisi pamong praja dalampelaksanaan tugas
3. Masih rendahnya jumlah PPNSyang sesuai dengan kebutuhanobjektif
4. Masih rendahnya kemampuankompetensi PPNS sesuai kualitaskeberhasilan dalam pelaksanaantugas
5. Belum adanya petunjuk teknis danpetunjuk pelaksana bagi PPNSdalam pelaksanaan tugas
daerah2. Ketersediaan anggaran pada
APBD Provinsi Riau
4 Terwujudnya kerjasamaantara satuan polisipamong praja denganaparat penegak hukum daninstansi terkait lainnyadalam memeliharaketentraman dan ketertibanumum serta penegakanperaturan daerah
Lemahnya koordinasi SatuanPolisi Pamong Praja Provinsi Riaudengan instansi terkait
Belum adanya perencanaan yangmatang dalam pelaksanaan kerjasamapemeliharaan ketentraman danketertiban umum
1. UU 23 Tahun 2014 tentangpemerintahan daerah
2. Peraturan daerah No. 4 Tahun2016 tentang OrganisasiInspektorat, Badan PerencanaanPembangunan Daerah danLembaga Teknis DaerahProvinsi Riau
3. Pergub No. 25 Tahun 2012tentang Standar OperasionalProsedur (SOP) Satuan PolisiPamong Praja Provinsi Riau
4. Ketersediaan Anggaran padaAPBD Provinsi Riau
69
Dari tabel diatas terlihat bahwa sasaran yang ingin dicapai oleh Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten/Kota merupakan permasalahan yang dihadapi oleh Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Riau pada periode sebelumnya, sehingga perlu menjadi
perhatian serius dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dalam penetapan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada periode selanjutnya. Hal ini berguna
untuk mendukung terwujudnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di
Provinsi Riau serta tercapainya Visi dan Misi Provinsi Riau 2019-2024.
3.5.2 Telaahan terhadap Dokumen KLHS
Aspek kajian yang terdapat pada dokumen kajian lingkungan hidup strategis
tidak memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau.
Ketidakterkaitan tersebut berimbas dengan tidak terdapatnya program
maupun kegiatan yang berhubungan dengan kajian lingkungan hidup strategis serta
tidak berpengaruh tehadap kebijakan pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi
Riau.
Tabel 3.5
Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis
No Kriteria Bobot
1 Merupakan tugas dan tanggung jawab OPD 25
2 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 20
3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap publik 20
4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 15
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 10
6 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian
sasaran Renstra K/L /Renstra Provinsi/ Kabupaten/Kota10
Total 100
70
Kemudian dilakukan penilaian terhadap isu strategis yang telah ditetapkan
berdasarkan skala sebagai berikut:
Tabel 3.6Nilai Skala Kriteria Isu Strategis
No Isu StrategisNilai Skala Kriteria Total
Skor1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Belum optimalnya sosialisasi danpenegakan Peraturan Daerah sertaPeraturan maupun KeputusanGubernur
5 5 5 4 4 5 475
2 Masih rendahnya Kapasitas danKapabilitas aparat maupunkelembagaan Satuan Polisi PamongPraja Provinsi Riau
5 4 4 4 3 4 415
3 Keterbatasan sarana dan prasaranayang dimiliki oleh Satuan PolisiPamong Praja Provinsi Riau
4 2 3 3 3 3 305
4 Belum optimalnya kerjasama dankoordinasi antara Satuan PolisiPamong Praja Provinsi Riau denganSatuan Polisi Pamong PrajaKabupaten/Kota
3 2 4 4 3 5 335
5 Masih lemahnya koordinasi dalamrangka Pengembangan kemitraanyang sinergi dengan kepolisian,TNI, Kejaksaan, Dinas/Instansiterkait, dan PemerintahKabupaten/Kota dalammenegakkan supremasi hukum
2 2 3 3 3 2 245
6 Tingginya konflik sosial dan aksidemonstrasi yang berujung anarkispada masyarakat Provinsi Riau
5 4 4 4 4 4 425
*Catatan:1 = Sangat rendah, 2 = Rendah, 3 = Rata-rata, 4 = Tinggi, 5 = Sangat Tinggi
Setelah itu, dilakukan penghitungan rata-rata skor/ bobot setiap isu strategis
dengan mengakumulasikan nilai tiap-tiap isu strategis dibagi dengan jumlah kriteria,
yang dituangkan dalam tabel dalam tabel sebagai berikut:
71
Tabel 3.7Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis
No Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-rataSkor
1 Belum optimalnya sosialisasi dan penegakanPeraturan Daerah serta Peraturan maupunKeputusan Gubernur
475 79
2 Masih rendahnya kapasitas aparat maupunkelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja ProvinsiRiau
415 69
3 Keterbatasan sarana dan prasarana yang dimilikioleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
305 51
4 Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi antaraSatuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau denganSatuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota
335 56
5 Masih lemahnya koordinasi dalam rangkaPengembangan kemitraan yang sinergi dengankepolisian, TNI, Kejaksaan, Dinas/Instansi terkait,dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalammenegakkan supremasi hukum
245 41
6 Tingginya konflik sosial dan aksi demonstrasipada masyarakat Provinsi Riau
425 71
3.5.3 Analisa Lingkungan Strategis
Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen
perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi
pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi
yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi Analisis
Lingkungan Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE).
Analisis lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian
tentang dimensi kekuatan (S) dan Kelemahan (W). Sedangkan Analisis lingkungan
eksternal adalah aktivitas analisis tentang dimensi peluang (O) dengan ancaman (T).
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT Analysis) menentukan
asumsi strategis perkembangan SATPOL PP Provinsi Riau, yaitu : a). Menggunakan
kekuatan yang ada pada organisasi untuk memanfaatkan peluang; b) Memanfaatkan
peluang untuk mengatasi ancaman; c) Mengatasi kelemahan yang ada dengan
memanfaatkan peluang; d) Mewaspadai dan mencegah ancaman kelemahan yang
menjadi ancaman bagi pencapaian Visi dan Misi.
72
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan analisis terhadap lingkungan
strategis tersebut, untuk melakukan identifikasi kekuatan (strength), kelemahan
(Weaknesses), peluang (opportunity, dan ancaman (threat) yang dapat mempengaruhi
eksistensi dan kinerja SATPOL PP pada tahun 2019-2024.
3.5.4. Analisa Lingkungan Internal :
A. Kekuatan (Strengths)
1. Jumlah Sumber Daya Manusia
2. Dukungan finansial/anggaran yang memadai melalui APBD, hal ini terlihat dari
adanya anggaran yang cukup setiap tahunnya.
3. Adanya perangkat Peraturan Perundangan yang mendukung Satuan Polisi Pamong
Praja.
a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Polisi Pamong Praja dibidang Penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman serta Perlindungan Masyarakat (Pemerintah
Daerah).
b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 tentang Prosedur Tetap
Operasional Satuan Polisi Pamong Praja.
c) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.
d) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun tentang Pedoman Pakaian
Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja.
e) Aspek kewenangan dibidang Satuan Polisi Pamong Praja sesuai Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 yang memberi peluang pada
peningkatan Ketentraman dan Ketertiban Umum.
f) Kewenangan melakukan tindakan terhadap aparatur, masyarakat, dan badan
hukum yang melakukan pelanggaran perda.
g) Dukungan sarana dan prasarana Satuan Polisi Pamong Praja yang cukup memadai
gedung kantor, fasilitas perkantoran, dan perangkat alat komunikasi.
73
B. Kelemahan (Weaknesses)
1. Belum adanya sinergitas dalam melaksanakan program kegiatan antar bidang.
2. Kualitas SDM yang belum sesuai dengan kompetensi di bidang Penegakan Peraturan
Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman dan peraturan pelaksanaanya.
3. Kurangnya pemahaman anggota Pol PP terhadap Tugas Pokok dan Fungsi.
4. Kurangnya pemahaman anggota Pol PP dan PPNS terhadap Peraturan Perundang
Undangan.
5. Sistem Informasi yang berjalan dengan optimal.
3.5.5. Analisa Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan ekternal mencakup lingkungan yang berada di luar
SATPOL PP, mencakup seluruh peluang dan ancaman yang ada, dalam rangka
memanfaatkan setiap peluang serta mencegah dan mengatasi setiap ancaman, sehingga
dikembangkan strategi-strategi yang efektif dalam perjalanan Satpol PP tahun 2019-
2024.
A. Peluang (Opportunities)
1. Komitmen dan kemauan dari pimpinan untuk memperbaiki kinerja SATPOL PP.
2. Adanya kemitraan antara Pemerintah,TNI,POLRI, LSM, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat dan Komponen Masyarakat.
3. Terjalinnya kerjasama yang sinergi di bidang keamanan dan ketertiban dengan
semua pihak untuk menciptakan masyarakat Provinsi Riau yang cinta akan
perdamaian dan persatuan.
4. Semakin meningkatnya proses perdamaian seluruh perangkat aparatur dalam
memanfaatkan potensi Sumber Daya yang tersedia yang mengarah pada ketertiban
dan keamanan yang baik secara struktural maupun sosial structural.
5. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam fungsi perlindungan
masyarakat.
B. Ancaman (Threats)
1. Kurangnya pemahaman Masyarakat, Aparatur, dan Badan Hukum terhadap peraturan
perundang-undangan.
74
2. Kurang akuratnya data dan informasi tentang keamanan dan ketertiban umum dan
keterbatasan sarana pendukungnya.
3. Penataan management kelembagaan/struktur organisasi sampai ke tingkat terendah.
4. Semakin rendahnya koordinasi yang menimbulkan kesenjangan dalam
pelaksanaannya sebagai akibat dari perbedaan pemahamanterhadap otonomi yang
memberi kewenangan luas kepada pemerintah kabupaten dan kota.
5. Adanya perubahan politik dan kebijakan nasional yang berdampak pada peran
SATPOL PP dimasa depan tidak hanya dalam bela negara namun peranan tersebut
meluas pada bidang lain dan menyentuh kepentingan masyarakat banyak.
75
TUJUAN DAN SASARAN SATUAN POLISI PAMONG
PRAJA PROVINSI RIAU
4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SATPOL PP Provinsi Riau
Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Riau terpilih periode
2019-2024 adalah sebagai berikut :
Penjabaran singkat dari Visi di atas adalah sebagai berikut:Keberadaban, keadilan
dan kesejahteraan bagi semua warga Provinsi Riau menjadi fondasi penting dalam
pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersifat fisik, namun juga pembangunan
manusianya. Kedua pendekatan pembangunan tersebut harus dilingkupi dengan
pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan masyarakat merupakan
motor penggerak utama pembangunan yang ikut menentukan arah gerak pembangunan
Provinsi Riau ke depan. Sementara itu, Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam mewujudkan visi di atas. Rumusan misi merupakan penggambaran visi
yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Misi juga
akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Adapun untuk
mencapai visi yang telah diuraikan sebelumnya akan ditempuh melalui lima misi
pembangunan daerah sebagai berikut:
Misi 1 : Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, berkualitas dan
berdaya saing global melalui pembangunan manusia seutuhnya.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
berdaya saing melalui peningkatan derajat pendidikan masyarakat, derajat
kesehatan masyarakat dan kesetaraan gender. Selain itu, untuk mewujudkan
sumber daya yang beriman melalui peningkatan kerukunan umat beragama.
“Terwujudnya Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, Bermartabat dan Unggul diIndonesia (RIAU BERSATU)”
76
Misi 2 : Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang merata,
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur melalui
peningkatan pelayanan transportasi, cakupan pelayanan air minum dan
sanitasi rumah tangga, cakupan layanan listrik bagi rumah tangga,
infrastruktur pengelolaan dan konservasi sumber daya air. Juga diarahkan
untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan (Riau
Hijau) melalui peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup dan penurunan
emisi gas rumah kaca.
Misi 3 : Mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan
berdaya saing.
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan perekonomian yang mandiri dan
berdaya saing melalui peningkatan kemandirian ekonomi dan penurunan
kesenjangan pendapatan, peningkatan investasi daerah, peningkatan
ketahanan pangan daerah, serta penurunan angka kemiskinan dan
pengangguran.
Misi 4 : Mewujudkan budaya melayu sebagai payung negeri dan
mengembangkan pariwisata yang berdaya saing.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan pemajuan Budaya Melayu melalui
peningkatan perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan
kebudayaan Melayu Riau. Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing
pariwisata melalui peningkatan kunjungan dan kenyamanan wisatawan
mancanegara.
Misi 5 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik
yang prima berbasis teknologi informasi
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kinerja ASN dan pelayanan publik
melalui penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih, transparan, dan
akuntabel.
77
VISI RPJMD
Terwujudnya Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, bermartabat dan unggul diindonesia (RIAU BERSATU)
MISI 1
Mewujudkan Sumberdaya Manusiayang Beriman, Berkualitas dan
Berdaya Saing melalui PembangunanManusia Seutuhnya
MISI 5
Mewujudkan Tata KelolaPemerintahan yang Baik dan
Pelayanan Publik yang prima BerbasisTeknologi Informasi
TUJUAN RENSTRA 1
Mewujudkan PenyelenggaraanKetertiban Umum, Ketentraman dan
Perlindungan Masyarakat yangberkualitas
TUJUAN RENSTRA 2
Mewujudkan Penegakan PeraturanDaerah yang Berkualitas
Pelayanan Perangkat Daerah Satpol PP Provinsi Riau dilaksanakan dalam rangka mencapai
2 (dua) Misi Gubernur, yaitu Misi 1 (satu) dan 5 (lima).
Gambar 4.1
Keterkaitan Tujuan Renstra Satpol PP Provinsi Riau dengan RPJMD 2019-2024
Perumusan tujuan tersebut sudah mempertimbangkan keselarasan dengan dengan
RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019-2024 seperti yang digambarkan pada Gambar 4.1.
Keselarasan antara dokumen Renstra SKPD dengan RPJMD penting karena pencapaian
RPJMD ditunjang oleh kinerja setiap SKPD. Tujuan pertama jangka menengah Satuan
Polisi Pamong Praja Provinsi Riau mendukung misi ke-1 RPJMD, sedangkan tujuan ke-2
78
mendukung misi ke-5 RPJMD Tujuan pelayanan perangkat daerah Satpol PP Provinsi
Riau untuk mencapai misi 1 adalah Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang beriman,
Berkualitas dan Berdaya Saing melalui Pembangunan Manusia Seutuhnya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, sasaran yang dicapai adalah Meningkatnya Ketertiban Umum,
Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat. Indikator tercapainya sasaran tersebut adalah
Persentase Pemeliharaan Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat Tujuan
pelayanan perangkat daerah Satpol PP Provinsi Riau untuk mencapai misi 5 adalah
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang prima
berbasis teknologi informasi. Untuk mencapai tujuan tersebut sasaran adalah Meningkatnya
Penegakan Produk Hukum Daerah. Indikator tercapainya sasaran adalah Persentase
Perda/Perkada yang ditegakkan.
Penetapan tujuan dan sasaran organisasi hendaknya memperhatikan atau
didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi. Selain itu, karena tujuan
dimaksudkan untuk mempertajam indikator tujuan/sasaran, maka tujuan organisasi harus
dapat menunjukan kerangka prioritas dalam memfokuskan arah semua sasaran, indikator
tujuan/sasaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tujuan dan sasaran dapat dicapai sesuai
rencana. Berikut ini tujuan dan sasaran Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau 2019-2024:
79
Tabel 4.1Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
SATPOL PP Provinsi Riau
NO TUJUAN SASARAN INDIKATORTUJUAN/SASARAN
TARGET KINERJATUJUAN/SASARANPADA TAHUN KE -
2020 2021 2022 2023 2024
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1.
Mewujudkan PenyelenggaraanKetertiban Umum, Ketentramandan Perlindungan Masyarakatyang berkualitas
Meningkatnya KetertibanUmum, Ketentraman danPerlindungan Masyarakat
Persentase Pemeliharaan KetertibanUmum, Ketentraman danPerlindungan Masyarakat
100% 100% 100% 100% 100%
2.Mewujudkan PenegakanPeraturan Daerah yangBerkualitas
Meningkatnya PenegakanProduk Hukum Daerah
Persentase Perda/Perkada yangditegakkan
100% 100% 100% 100% 100%
80
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Dalam mengimplementasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, diperlukan
strategi yang merupakan langkah-langkah untuk merumuskan program indikatif dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Selanjutnya disusun arah kebijakan
yang merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih
terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan selama lima tahun.
Keterkaitan rumusan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan Satpol PP Provinsi
Riau dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
VISI :“Terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di indonesia (Riau
Bersatu)”.Misi 1 :Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, berkualitas dan berdaya saing global melaluipembangunan manusia seutuhnya.Misi 5 :Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan publik yang prima berbasis teknologi informasi.
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
MewujudkanPenyelenggaraanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat yangberkualitas
MeningkatnyaKetertibanUmum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
Meningkatkan jumlahdan waktu patrolipelaksanaan KetertibanUmum, Ketentraman danPerlindungan Masyarakat
Peningkatan anggaranoperasi patrolipelaksanaan KetertibanUmum, Ketentraman danPerlindungan Masyarakat
Meningkatkan jangkauanpatroli penyelenggaraanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
Peningkatan sarana danprasarana pendukungpatroli pelaksanaanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindungan Masyarakat
81
VISI :“Terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat dan unggul di indonesia (Riau
Bersatu)”.Misi 1 :Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, berkualitas dan berdaya saing global melaluipembangunan manusia seutuhnya.Misi 5 :Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan publik yang prima berbasis teknologi informasi.
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
MewujudkanPenegakanPeraturan Daerahyang Berkualitas
MeningkatnyaPenegakanProduk HukumDaerah
Meningkatkankoordinasi dalam halkebutuhan data danaparatur PPNS antarinstansi PemerintahProvinsi Riau
Peningkatan pelayanansharing data dan wadahkoordinasi pelaksanaanpenegakan Perda danPerkada melalui RegulasiKepala Daerah
Meningkatkankompetensi aparaturPPNS PemerintahProvinsi Riau
Peningkatan kompetensimelalui Pendidikan danPelatihan lanjutan kepadaInstansi Pusat terkait
Meningkatkan operasipengawasan terhadappelaksanaan Perda danPerkada yang telahditetapkan
Peningkatan anggaranoperasi pengawasanterhadap pelaksanaanPerda dan Perkada yangtelah ditetapkan
82
Rencana program dan kegiatan guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
dalam rangka mewujudkan pembangunan Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2019-2024
dengan mengacu pada strategi dan kebijakan yang ditetapkan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2019-2024, maka
pencapaiannya dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagaimana dituangkan pada
tabel 6-1.
Pagu pendanaan program dan kegiatan sebagaimana tabel 6-1, disesuaikan dengan
ketersedian pagu dana sebagaimana Tabel 7.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2019-2024, dimana pagu dana tersebut
belum sepenuhnya dapat mengakomodir kebutuhan real program dan kegiatan Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Riau guna pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
dibebankan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta mendukung tercapainya visi
dan misi kepala daerah, hal ini berdampak pada diturunkannya secara signifikan indikator
target yang akan dicapai oleh masing-masing program dan kegiatan.
Program dan Kegiatan yang dilaksanakan Satpol PP Provinsi Riau Tahun 2019-2024
adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
a. Penyediaan jasa surat menyurat
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyediaan jasa kebersihan kantor
d. Penyediaan alat tulis kantor
e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
f. Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor
g. Penyediaan makanan dan minuman
h. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
83
i. Penyediaan Jasa Administrasi Kantor
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
a. Pengadaan perlengkapan gedung kantor
b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
a. Pengadaan pakaian kerja lapangan
b. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
4. Program Penegakan Peraturan Daerah
a. Operasi Penegakan Produk Hukum Daerah
b. Penyelidikan dan Penyidikan Penindakan Pelanggaran Produk Hukum Daerah
c. Operasi Penegakan Disiplin ASN Provinsi Riau
d. Pelaksanaan Sekretaris PPNS Pemerintah Provinsi Riau
e. Pelayanan kepada masyarakat yang terkena dampak gangguan trantibum akibat
penegakan hukum terhadap pelanggaran Perda dan Perkada
5. Program Pemeliharaan Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan
Masyarakat
a. Penyiapan Tenaga Pengendali Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
b. Operasi Pencegahan dan Pengamanan Gangguan Trantibum dan Tranmas
c. Pengawalan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
d. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas Pemeliharaan Ketertiban
Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat
e. Pengawasan Aset Daerah Pemerintah Provinsi Riau
f. Operasi Kegiatan Perlindungan Masyarakat oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Provinsi Riau
84
g. Pembinaan Masyarakat Bidang Ketertiban Umum, Ketentraman dan
Perlindungan Masyarakat Se-Provinsi Riau
h. Pengelolaan Data Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat
i. Operasi dan Investigasi Intelijen Satuan Polisi Pamong Praja
j. Gelar Pasukan Satuan Polisi Pamong Praja Se-Provinsi Riau
k. Pelatihan Teknis Anggota Satpol, Banpol dan Korps Musik Satpol PP Provinsi
Riau
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.1.05.01.0.0.00.01. PROGRAM : PELAYANAN ADMINISTRASIPERKANTORAN
'Persentase pemenuhankebutuhan pelayananadministrasi perkantoran (%)
( N / A ) 100% 1.588.748.011,00 100% 1.676.607.167,93 100% 1.791.910.232,01 100% 1.924.333.470,00 100% 2.060.753.279,82 100% 9.042.352.160,76
1.1.05.01.0.0.00.01.001 Penyediaan jasa surat menyurat Jumlah surat yang dikirim ( N / A ) 1.133 10.000.000,00 1.133 15.000.000,00 1.133 15.000.000,00 1.133 18.000.000,00 1.133 20.000.000,00 5.665 78.000.000,00
1.1.05.01.0.0.00.01.002. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air danlistrik Jumlah rekening yang dibayar ( N / A ) 60 282.000.000,00 60 326.607.167,93 60 342.000.000,00 60 342.000.000,00 60 342.000.000,00 300 1.634.607.167,93
1.1.05.01.0.0.00.01.004 Penyediaan jasa kebersihan kantor Rentang waktu penyediaan jasakebersihan kantor ( N / A ) 12 340.000.000,00 12 340.000.000,00 12 350.000.000,00 12 360.000.000,00 12 370.000.000,00 60 1.760.000.000,00
1.1.05.01.0.0.00.01.007 Penyediaan alat tulis kantor Jumlah jenis alat kantor yangdisediakan ( N / A ) 50 120.248.011,00 50 125.000.000,00 50 130.000.000,00 50 140.000.000,00 50 160.000.000,00 250 675.248.011,00
1.1.05.01.0.0.00.01.008 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Jumlah jenis laporan yang di cetakdan di gandakan ( N / A ) 22 60.000.000,00 22 60.000.000,00 22 80.000.000,00 22 90.000.000,00 22 105.000.000,00 110 395.000.000,00
1.1.05.01.0.0.00.01.009. Penyediaan komponen instalasi listrik / peneranganbangunan kantor
Jumlah komponen instalasilistrik/penerangan bangunan kantoryang disediakan
( N / A ) 20 25.000.000,00 20 30.000.000,00 20 30.000.000,00 20 54.333.470,00 20 63.753.279,82 100 203.086.749,82
1.1.05.01.0.0.00.01.010 Penyediaan makanan dan minuman Jumlah makanan dan minumanyang disediakan ( N / A ) 21.100 306.300.000,00 22.155 300.000.000,00 23.263 319.910.232,01 24.426 340.000.000,00 25.647 350.000.000,00 116.591 1.616.210.232,01
1.1.05.01.0.0.00.01.011 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah Frekuensi rapat koordinasi dankonsultasi keluar daerah ( N / A ) 30 350.000.000,00 32 350.000.000,00 33 375.000.000,00 35 400.000.000,00 36 430.000.000,00 166 1.905.000.000,00
1.1.05.01.0.0.00.01.012 Penyediaan Jasa Administrasi Kantor Jumlah tenaga administrasi kantoryang disediakan ( N / A ) 120 95.200.000,00 120 130.000.000,00 120 150.000.000,00 120 180.000.000,00 120 220.000.000,00 600 775.200.000,00
1.1.05.01.0.0.00.02. PROGRAM : PENINGKATAN SARANA DANPRASARANA APARATUR
Persentase pemenuhan saranadan prasarana aparatur (%) ( N / A ) 100% 543.500.000,00 100,00 573.556.026,17 100,00 613.000.428,23 100,00 658.301.526,55 100,00 704.969.825,19 100% 3.093.327.806,14
1.1.05.01.0.0.00.02.007. Pengadaan perlengkapan gedung kantor Jumlah perlengkapan gedung kantoryang diadakan ( N / A ) 30 72.500.000,00 2 75.000.000,00 2 75.000.000,00 3 82.000.000,00 3 98.000.000,00 40 402.500.000,00
1.1.05.01.0.0.00.02.012 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Jumlah ruang gedung kantor yangdipelihara ( N / A ) 8 61.000.000,00 4 85.000.000,00 4 120.000.000,00 4 150.000.000,00 4 180.000.000,00 24 596.000.000,00
1.1.05.01.0.0.00.02.014 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Jumlah kendaraandinas/operasional yang dipelihara ( N / A ) 32 380.000.000,00 10 380.000.000,00 11 385.000.000,00 12 390.000.000,00 13 390.000.000,00 78 1.925.000.000,00
1.1.05.01.0.0.00.02.016 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor Jumlah Peralatan Gedung Kantoryang dipelihara ( N / A ) 88 30.000.000,00 88 33.556.026,17 88 33.000.428,23 88 36.301.526,55 88 36.969.825,19 440 169.827.806,14
1.1.05.01.0.0.00.03. PROGRAM : PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR Persentase Tingkat KehadiranASN (%) ( N / A ) 100% 21.000.000,00 100% 22.161.318,40 100% 23.685.389,13 100% 25.435.753,56 100% 27.238.944,49 100% 119.521.405,58
1.1.05.01.0.0.00.03.002. Pengadaan pakaian kerja lapangan Jumlah pakaian kerja lapangan yangdiadakan ( N / A ) 21 21.000.000,00 22 22.161.318,40 23 23.685.389,13 25 25.435.753,56 27 27.238.944,49 118 119.521.405,58
1.1.05.01.1.1.05.15. PROGRAM : PENEGAKAN PERATURAN DAERAH Persentase Peraturan DaerahYang Ditegakkan ( N / A ) 100% 455.000.000,00 100% 480.161.898,63 100% 513.183.431,18 100% 551.107.993,71 100% 590.177.130,56 100% 2.589.630.454,08
Kode Program dan KegiatanIndikator Kinerja Tujuan,
Sasaran, Program (outcome) danKegiatan (output)
Data Capaianpada Tahun
AwalPerencanaan
MeningkatkanKinerja Aparatur
Tabel 6.1RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU
Unit KerjaPerangkat
DaerahPenanggung
Jawab
Lokasi2020 2021 2022 2023 2024Kondisi Kinerja pada AkhirPeriode Renstra Perangkat
Daerah
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
MewujudkanPenegakan
Peraturan DaerahYang Berkualitas
Tujuan Sasaran
MeningkatkanLayanan Kinerja
Aparatur
MeningkatkanPenyelenggaraanPemerintah yang
Akuntabel
SATUAN POLISIPAMONG PRAJAPROVINSI RIAU
PROVINSI RIAU
MeningkatnyaPenegakan Produk
Hukum Daerah
SATUAN POLISIPAMONG PRAJAPROVINSI RIAU
PROVINSI RIAU
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU TAHUN 2019 - 202485
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.1.05.01.1.1.05.15.001 Operasi Penegakan Produk Hukum Daerah Frekuensi pelaksanaan OperasiPenegakan Produk Hukum Daerah ( N / A ) 12 180.000.000,00 13 180.000.000,00 14 190.000.000,00 15 200.000.000,00 16 210.000.000,00 70 960.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.15.002 Penyelidikan dan Penyidikan Penindakan PelanggaranProduk Hukum Daerah
Jumlah Kasus Pelanggaran ProdukHukum Daerah yang dilaksanakanpenyelidikan dan penyidikan
( N / A ) 5 50.000.000,00 6 50.000.000,00 7 60.000.000,00 8 80.000.000,00 8 90.000.000,00 34 330.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.15.003 Operasi Penegakan Disiplin ASN Provinsi Riau Frekuensi pelaksanaan OperasiPenegakan Disiplin ASN ( N / A ) 12 180.000.000,00 13 180.000.000,00 14 190.000.000,00 15 200.000.000,00 16 210.000.000,00 70 960.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.15.004 Pelaksanaan Sekretaris PPNS Pemerintah ProvinsiRiau
Rentang waktu pelayanansekretariat PPNS PemerintahProvinsi Riau
( N / A ) 3 45.000.000,00 12 50.161.898,63 12 48.183.431,18 12 51.107.993,71 12 55.177.130,56 51 249.630.454,08
1.1.05.01.1.1.05.15.005Pelayanan kepada masyarakat yang terkena dampakgangguan trantibum akibat penegakan hukumterhadap pelanggaran Perda dan Perkada
Rentang waktu Pelayanan kepadamasyarakat yang terkena dampakgangguan trantibum akibatpenegakan hukum terhadappelanggaran Perda dan Perkada
( N / A ) 0 0,00 12 20.000.000,00 12 25.000.000,00 12 20.000.000,00 12 25.000.000,00 48 90.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16. PROGRAM : PENINGKATAN KETENTRAMAN DANKETERTIBAN UMUM
Persentase Ketentraman danKetertiban Umum YangDilaksanakan (%)
( N / A ) 100% 10.739.000.000,00 100% 11.332.876.108,54 100% 12.112.256.851,48 100% 13.007.359.877,86 100% 13.929.477.373,87 100% 61.120.970.211,75
1.1.05.01.1.1.05.16.001. Penyiapan Tenaga Pengendali Keamanan danKenyamanan Lingkungan
Jumlah Tenaga Banpol PamongPraja yang disiapkan ( N / A ) 318 9.540.000.000,00 318 9.997.920.000,00 318 10.150.560.000,00 318 10.150.560.000,00 318 10.303.200.000,00 1.590 50.142.240.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.002. Operasi Pencegahan dan Pengamanan GangguanTrantibum dan Tranmas
Frekuensi pelaksanaan OperasiPencegahan dan PengamananGangguan Trantibum dan Tranmasyang dilaksanakan
( N / A ) 50 400.000.000,00 50 400.000.000,00 50 550.000.000,00 50 700.000.000,00 50 850.000.000,00 250 2.900.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.003. Pengawalan Kepala Daerah dan Wakil Kepala DaerahFrekuensi pengawalan kegiatanKepala Daerah dan Wakil KepalaDaerah yang dilaksanakan
( N / A ) 6 60.000.000,00 6 60.000.000,00 8 80.000.000,00 12 150.000.000,00 15 200.000.000,00 47 550.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.004.Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan PelaksanaanTugas Pemeliharaan Ketertiban Umum, Ketentramandan Perlindungan Masyarakat
Jumlah Laporan Satuan PolisiPamong Praja ( N / A ) 2 200.000.000,00 2 200.000.000,00 2 242.000.000,00 2 260.000.000,00 2 300.000.000,00 10 1.202.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.005. Pengawasan Aset Daerah Pemerintah Provinsi Riau Jumlah Lokasi Daerah yang diawasi ( N / A ) 15 100.000.000,00 15 100.000.000,00 15 130.000.000,00 15 200.000.000,00 15 250.000.000,00 75 780.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.006. Operasi Kegiatan Perlindungan Masyarakat olehSatuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau
Frekuensi Operasi KegiatanPerlindungan Masyarakat yangdilaksanakan
( N / A ) 2 30.000.000,00 2 50.000.000,00 2 110.000.000,00 2 180.000.000,00 2 250.000.000,00 10 620.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.007.Pembinaan Masyarakat Bidang Ketertiban Umum,Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat Se-Provinsi Riau
Jumlah Kabupaten/Kota yang dibina ( N / A ) 1 30.000.000,00 2 50.000.000,00 3 100.000.000,00 3 180.000.000,00 3 270.000.000,00 12 630.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.008. Pengelolaan Data Ketertiban Umum, Ketentraman danPerlindungan Masyarakat
Persentase Data Trantibum,Tranmas dan PerlindunganMasyarakat yang dikelola
( N / A ) 100 50.000.000,00 100 50.000.000,00 100 80.000.000,00 100 150.000.000,00 100 180.000.000,00 500 510.000.000,00
.1.05.01.1.1.05.16.009. Operasi dan Investigasi Intelijen Satuan Polisi PamongPraja
Frekuensi pelaksanaan Operasi danInvestigasi Intelijen yangdilaksanakan Satuan Polisi PamongPraja
( N / A ) 48 80.000.000,00 48 80.000.000,00 48 100.000.000,00 48 150.000.000,00 48 200.000.000,00 240 610.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.010. Gelar Pasukan Satuan Polisi Pamong Praja Se-Provinsi Riau
Jumlah Anggota Satpol PP yangmengikuti kegiatan gelar pasukan '( N / A ) 300 180.000.000,00 300 200.956.108,54 300 269.696.851,48 300 366.799.877,86 300 401.277.373,87 1.500 1.418.730.211,75
1.1.05.01.1.1.05.16.011. Pelatihan Teknis Anggota Satpol, Banpol dan KorpsMusik Satpol PP Provinsi Riau
Jumlah Anggota Satpol PP yangmengikuti pelatihan teknis '( N / A ) 300 69.000.000,00 300 90.000.000,00 300 220.000.000,00 300 400.000.000,00 350 515.000.000,00 1.550 1.294.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.012. Penyusunan Perencanaan Penaganggaran danLaporan Kinerja Satpol PP
Jumlah Laporan Kinerja yangdisusun oleh Satpol PP '( N / A ) 0 0,00 4 15.000.000,00 4 30.000.000,00 4 30.000.000,00 4 60.000.000,00 16 135.000.000,00
1.1.05.01.1.1.05.16.013. Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Satpol PP Se-Provinsi Riau
Frekuensi Rapat Koordinasi danSinkronisasi Penyusunan Programyang dilaksanakan
'( N / A ) 0 0,00 30 39.000.000,00 35 50.000.000,00 50 90.000.000,00 50 150.000.000,00 165 329.000.000,00
MewujudkanPenegakan
Peraturan DaerahYang Berkualitas
MewujudkanPenyelenggaraanKetertiban Umum,Ketentraman dan
PerlindunganMasyarakat Yang
Berkualitas
SATUAN POLISIPAMONG PRAJAPROVINSI RIAU
PROVINSI RIAU
MeningkatnyaKetertiban Umum,Ketentraman dan
PerlindunganMasyarakat
MeningkatnyaPenegakan Produk
Hukum Daerah
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU TAHUN 2019 - 202486
87
Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Penetapan Indikator
Kinerja Utama (IKU) SATPOL PP Provinsi Riau disusun untuk memberikan gambaran
ukuran keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran SATPOL PP Provinsi Riau sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi SATPOL PP Provinsi Riau selama 5 (lima) tahun ke depan.
Dengan penetapan indikator kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara
kualitatif dan kuantitatif yang mencerminkan capaian indikator kinerja sasaran, indikator
kinerja program (outcomes/hasil) dan indikator kegiatan (output/keluaran).
Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja yang akan digunakan untuk mengukur
kinerja atau keberhasilan SATPOL PP Provinsi Riau, harus ditetapkan secara cermat dengan
memperhatikan kondisi riil saat ini serta memperhatikan berbagai pertimbangan yang
mempengaruhi kinerja SATPOL PP Provinsi Riau ke depan baik pengaruh dari luar
(external) maupun dari dalam (internal) SATPOL PP Provinsi Riau, karena itu penetapan
indikator kinerja merupakan syarat penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan.
Adapun indikator kinerja SATPOL PP Provinsi Riau untuk mengukur pencapaian
tujuan dan sasaran dapat dilihat pada tabel. 7.1 berikut ini :
Tabel 7.1
Indikator Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau yang Mengacupada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019-2024
No Indikator
Kondisikinerja
pada awalperiodeRPJMD
Target Capaian Setiap Tahun KondisiKinerja
pada akhirperiodeRPJMD
2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.
PersentasePenyelenggaraanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
100 100 100 100 100 100
88
No Indikator
Kondisikinerja
pada awalperiodeRPJMD
Target Capaian Setiap Tahun KondisiKinerja
pada akhirperiodeRPJMD
2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2.
Persentase PenegakanProduk HukumDaerah
100 100 100 100 100 100
3.
PersentasePelaksanaanKetertiban Umum,Ketentraman danPerlindunganMasyarakat
100 100 100 100 100 100
4.
Persentase peraturandaerah yangditegakkan
100 100 100 100 100 100
5.Persentase PeraturanDaerah YangDitegakkan
100 100 100 100 100 100
6.
PersentaseKetentraman danKetertiban Umumyang dilaksanakan
100 100 100 100 100 100
7.
Persentase WargaNegara yangmemperoleh layananakibat dari penegakanhukum (Perda danPerkada) di ProvinsiRiau (SPM)
100 100 100 100 100 100
89
Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau selaku pengemban pelayanan dasar
bidang Ketertiban Umum, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat yang turut
menentukan tingkat keberhasilan pembangunan Pemerintah Daerah dalam hal
memberikan rasa aman dan nyaman bagi keberlangsungan aktifitas pembangunan
daerah dan rutinitas kegiatan di masyarakat yang rancangannya telah dipadukan
kedalam RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019-2024. Berbagai Program/Kegiatan
yang direncanakan melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap
tahunnya telah dilaksanakan dengan menghasilkan beberapa capaian. Rencana
Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2019-2024 lahir sebagai
rangkuman rencana penyelenggaraan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh Satpol PP
Provinsi Riau melalui program dan kegiatan dalam kurun waktu 2019-2024, yang
berpedoman pada beberapa dokumen perencanaan seperti dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau tahun 2019-2024.
Dengan demikian, secara tidak langsung, Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong
Praja Provinsi Riau 2019-2024 ini merupakan dokumen perencanaan dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun yang berisikan program-program prioritas yang dilaksanakan
langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau dengan dukungan
pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Riau.
Kami menyadari segala hasil yang diraih, tidak terlepas dari peran berbagai
pihak, termasuk peran Pimpinan Daerah Provinsi Riau. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas semua yang
telah diberikan bagi kemajuan negeri. Harapan kami, dengan lahirnya Rencana
Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau 2019-2024
dapat meningkatkan Penegakan Perda dan Perkada, Penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat serta Perlindungan masyarakat yang
merupakan tugas pokok dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau.