30
PRAKTIKUM 1 KIMIA KLINIS PROGRAM DIPLOMA KIMIA KLINIS ANALISIS KIMIA 216 INSTITUT PERTANIAN BOGOR 12 Februari 2016 PENDAHULUAN Dr. drh. Erni Sulistiawati SP1

2016 Praktikum 1 Kim216 Ess

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTIKUM 1 KIMIA KLINIS

PROGRAM DIPLOMA

KIMIA KLINIS ANALISIS KIMIA 216

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

12 Februari 2016

PENDAHULUAN

Dr. drh. Erni Sulistiawati SP1

I. PENDAHULUAN

KONTRAK PRAKTIKUM

• Pengajar:

–Dr. drh. Erni Sulistiawati SP1 (APVet)

–Drh. Saptina Aryani

• SKS: 3 (1-2)

–14 Praktikum x 240 menit

LATAR BELAKANG

• Laboratorium kimia klinik merupakan bagian penting

dalam tahapan diagnostik dan pengobatan suatu

penyakit.

• Dokter sangat tergantung pada hasil uji laboratorium

dalam menegakkan diagnosa dan selanjutnya untuk

membuat keputusan pengobatan maupun tindakan.

• Oleh karena itu hasil yang dapat dipertanggung

jawabkan dan teknik yang baik merupakan persyaratan

untuk dapat menghasilkan analisis yang berkualitas

tinggi. Pemahaman seluruh tahapan analisis sangat

diperlukan oleh petugas maupun manajerial

laboratorium.

Deskripsi Mata Kuliah/Praktikum

Mata kuliah Kimia Klinis menjelaskan prinsip dasar kimia klinis dan berbagai penanganan sampel cairan tubuh antara lain darah, urin, dan feses dengan metode analisis kimia yang tepat

Secara umum memberi penjelasan mengenai jenis metode pemeriksaan yang berkaitan dengan kondisi patologi/abnormal dari fungsi-fungsi tubuh.

Peran Laboratorium Kimia Klinis

• Mengukur konsentrasi bebagai komposisi cairan tubuh terutama serum ( juga urin, cairan serebrosipnal dll) akan tetapi tidak mudah untuk memprediksi atau mengetahui hal yang terjadi pada tingkat seluler dari hasil yang diperoleh.

• Suatu konsentrasi enzim dalam serum dapat karena asupan yang berlebih, sintesis tubuh yang berlebih, penghancuran sel yang berlebih, defisiensi pemakaiannya, defisiensi ekskresi atau dehidrasi parah. Sebaliknya juga demikian pada keadaan konsentrasi rendah. Informasi hasil pemeriksaan tubuh dan history kesehatan (amnesa) pasien dapat membantu menyempitkan penyebab suatu kelainan disertai pemeriksaan tambahan lainnya.

• Paling sulit adalah membuat diagnosa pada tahap awal penyakit ketika belum ada gejala jelas. Bila suatu perubahan konsentrasi sangat kecil, validitas uji harus dipertanyakan. Oleh karena itu presisi dan kontrol kualitas sangat penting.

• Kontribusi tenaga analis kimia sangat penting dalam penanganan pasien.

• Pengetahuan yang dibutuhkan dalam kimia klinis adalah informasi dasar tentang pelaksanaan analisis yang akurat dan tepat serta penjelasan dari proses fisiologis dan biokimia tubuh yang biasa dianalisis. Sehingga dapat memahami tujuan dari bebagai jenis pemeriksaan yang dilalukan serta interpertasinya.

• Dalam laboratorium kimia klinis pengukuran terhadap perubahan kimia tubuh untuk diagnosa, terapi, dan prognosa penyakit.

• Pekerjaan utama dari teknologinya terdiri dari bebagai uji uji komponen kimia darah, urin, jarigan dan cairan tubuh.

• Normal atau keadaan fisiologis nilai-nilai kimia darah adalah relatif konstan, tetapi keadaan penyakit dapat terjadi perubahan, dan derajat perubahannya berkorelasi dengan penyakitnya. Pada penyakit lanjut, abnormalitas biasanya besar dan mudah dideteksi dan tidak menimbulkan kesulitan pada proses analisis laboratorium

Materi Praktikum Pertemuan Pokok Bahasan

1 Tata Tertib Praktikum, Keamananan dan Keselamatan Kerja

(K3)

2 Pengenalan Alat Laboratorium dan Penanganan Sampel

3 Darah 1

4 Darah 2

5 Darah 3

6 Ginjal

7 Cairan Tubuh dan Mineral

8 Urinalisis 1

9 Urinalisis 2

10 Analisis Tinja

11 Glukosa

12 Enzim

13 Protein

14 Pendalaman Materi Praktikum

Penentuan Nilai

Bobot penilaian praktikum

Praktikum : 60%

• Laporan Praktikum : 20 %

• Ujian Praktikum : 30 %

• Kuis Praktikum : 10 %

Tata Tertib Praktikum

Kehadiran • Praktikum wajib diikuti setiap mahasiswa PK. Analisis

Kimia (ANKIM) • Kehadiran Praktikum 100 % • Praktikum dilakukan tepat waktu sesuai jadwal

praktikum • Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum praktikum

dimulai • Mahasiswa yang terlambat hadir lebih dari 5 menit

pada saat praktikum, dianggap tidak hadir dalam praktikum

Lanjutan tata tertib praktikum...............

Tata tertib di dalam ruangan praktikum

1.Mahasiswa tidak boleh masuk ruangan sebelum jam praktikum

2.Selama praktikum mahasiswa WAJIB menggunakan Jas Laboratorim, sepatu tertutup dan tidak berhak tinggi, dan perorangan membawa sarung tangan medis. Jika kelapangan /kandang siap pakai sepatu kandang.

3. Pembagian waktu praktikum :

– 10 menit quiz

– 20 menit penjelasan dosen

– 150 menit atau 2 jam 30 menit praktikum

– 60 menit mengisi lembar kerja siswa dan menjawab evaluasi praktikum

Tata Tertib (lanjutan.........

• Komunikasi dapat dilakukan melalui ketua kelas setiap kelompok kepada koordinator

• Hanya pada hari kerja Senin-Jumat, pukul 7.30 sd 16.30

• Komunikasi :

– SMS lebih dahulu : 081616 24240

– Ruang Kerja Dr. drh. Erni Sulistiawati, SP1

LAPORAN PRAKTIKUM

Diserahkan setelah 1 minggu praktikum setelah praktikum dilaksanakan Komponen Laporan Praktikum : – Halaman Depan /Cover – Pendahuluan – Tujuan Percobaan – Bahan dan Cara Percobaan – Hasil dan Pembahasan (Dibahas terperinci setiap

materi percobaan tidak boleh digabungkan) – Kepustakaan : Tidak Boleh lebih dari 5-7 tahun

kebelakang dari tahun sekarang kecuali metode yang msh terpakai hingga sekarang

MK : KIMIA KLINIS

TOPIK PRAKTIKUM????

Kelompok ???

Nama Mahasiswa

Laporan Praktikum Ke ???

AKTIVITAS MAHASISWA

• PEMBAGIAN KELOMPOK PRAKTIKUM

III. KEAMANAN dan KESELAMATAN KERJA

A. Cara bekerja aman dengan bahan kimia

1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia dan biohazard.

2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia.

3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus.

4. Bahan kimia dan biohazard dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).

B. Cara memindahkan bahan Kimia

1. Baca label bahan Kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.

2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.

4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencega kontaminasi

• Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak memercik

• Tidak boleh memipet dengan mulut

C. Cara memindahkan bahan kimia cair

D. Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi

1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.

2. Api pemanas hendaknya terletak pada bagian atas larutan.

3. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.

4. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai orang lian maupun diri sendiri

E. CARA BEKERJA DENGAN CAIRAN TUBUH (DARAH, URINE DLL)

1. Gunakan sarung tangan setiap saat menangani sampel yang berasal dari cairan tubuh dengan prinsip bahwa semua darah/jaringan/cairan yang berasal dari mahluk hidup (manusia/hewan) mengandung patogen yang dapat menimbulkan infeksi 2. Gunakan masker dan kaca mata pelindung saat mentransfer cairan tubuh pada wadah/tabung yang berbeda 3. Hindari/batasi pemakaian jarum, pisau,& benda tajam 4. Dekontaminasi permukaan/meja kerja 5 Cuci tangan setelah melakukan praktikum 6 Buang jarum atau benda tajam dan gelas pada wadah

yang sediakan tidak boleh ditempat sampah umum

INGAT SIMBOL BAHAN BERBAHAYA

Baca dan lihat label bahan kimia yang tertera pada wadah/botol

bahan kimia

sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan.

I. INFLAMMABLE SUBSTANCE (bahan mudah terbakar)

Explosive“ :dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances

Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll.

• Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

PENGOKSIDA/OXIDIZING

Bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)

Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12 Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

II.Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan

kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut: LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik).

Bahan Berbahaya

Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).

III. Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)

tributil timah kloroda,

tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH (>2%).

Keamanan Kerja di Laboratorium

1. Rencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.

2. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.

3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.

4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.

5. Dilarang makan, minum dan merokok di laboratorium.

6. Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah segera keringkan dengan lap basah.

7. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia dan biohazard. 8. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia. 9. Bila kulit terkena bahan Kimia dan biohazard, janganlah digaruk agar tidak tersebar. 10. Pastikan kran gas tidak bocor apabila hendak mengunakan bunsen. 11. Pastikan kran air dan gas selalu dalam keadaan tertutup pada sebelum dan sesudah 12. Pembuangan limbah bahan kimia dan bahan biologis dipastikan terbuang sesuai aturan (Biohazard)

KONSEP MANAJEMEN LIMBAH

Menghindari, mengurangi dan membuang limbah laboratorium

Contoh :

Prosedur daur ulang yang sesuai

Limbahn cair dinetralkan menjadi pH 6 sampai 8 dan tidak mengandung logam-logam berat

Masih banyak lagi prasyarat pembuangan limbah bahan kimia

TERIMAKASIH

Selamat Praktikum