Upload
adjipram
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk Laporan Utama
Equity Valuation
23 Desember 2010
Target Harga
Terendah Tertinggi 15.650 17.650
Peternakan Ayam
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 5210077 [email protected] Pernyataan Disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini www.pefindo.com
Kinerja Saham
2000
2200
2400
2600
2800
3000
3200
3400
3600
3800
4000
12/22/2009 2/8/2010 3/24/2010 5/6/2010 6/21/2010 8/2/2010 9/21/2010 11/2/2010 12/16/2010
IHSG
3000
5000
7000
9000
11000
13000
15000
17000
19000
MB
AI
IHSG MBAI
Sumber : Bloomberg
Informasi Saham Rp Kode Saham MBAI
Harga Saham 22 Desember 2010 13.500
Harga Tertinggi 52 minggu terakhir 19.200
Harga Terendah 52 minggu terakhir 3.700
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu (miliar)
1.440
Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu (miliar)
277,5
Pemegang Saham * (%) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk 73,39
Union Indonesia Venture Limited 9,41
Lo Kheng Hong, Drs 8,29
Publik (Masing-masing dibawah 5%) 8,91
*Catatan : Per tanggal 30 November 2010
Profil Usaha PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk, (MBAI) didirikan tahun 1985 di Surabaya, dan bergerak pada usaha peternakan ayam dengan produk utama Day-Old-Chicks (DOC). Di tahun 1991, MBAI diakuisisi oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), sehingga tercipta sinergi vertikal karena produk utama JPFA adalah pakan unggas. MBAI memproduksi Final DOC untuk keperluan ayam pedaging dan petelur. Saat ini MBAI memiliki 35 peternakan ayam dan 17 sentral penetasan telur yang berlokasi di 15 kota, dua laboratorium, dan 4 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi Pertumbuhan MBAI Berikut adalah faktor-faktor pendukung untuk MBAI : Pertumbuhan dua digit pendapatan per kapita Indonesia sebesar 14%.
CAGR selama tahun 1999 2009, menggambarkan peningkatan daya beli masyarakat, ditambah oleh banyaknya penduduk, yang mencapai 231,4 juta di tahun 2009. Hal ini berpengaruh bagi produksi unggas nasional, dimana 50% dari konsumsi daging adalah dalam bentuk daging ayam.
Dari sisi makroekonomi, kinerja yang solid pada Neraca Pembayaran Indonesia mendukung terjadinya penguatan Rupiah, yang membantu perusahaan unggas, seperti MBAI, dalam mendapatkan impor bahan baku pakan unggas dengan harga yang lebih murah.
Kemampuan memerangi penyakit, dengan mengimplementasikan sistem bio-security secara ketat dan bekerjasama dengan PT Vaksindo Satwa Nusantara guna memperoleh vaksin flu burung langsung dari peternakan.
Peningkatan permintaan DOC secara nasional, guna mengejar target jumlah ayam yang dibutuhkan selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Aviagen Limited telah menunjuk MBAI sebagai distributor esklusif dari Lohmann Indian River Broiler DOC dan Lohmann Tierzucht Layer DOC di Indonesia. Perjanjian ini memberikan hak esklusif bagi MBAI untuk mengimpor, memelihara dan memasarkan Grand Parent Stock DOC, Parent Stock DOC dan Final Stock DOC.
Penjualan 9M2010 menunjukkan MBAI mampu mempertahankan pendapatan yang dicapai pada FYE2009. Marjin laba kotor pada 9M2010 adalah 33%, lebih tinggi dari periode FYE2009 yang hanya 32%, dan juga diatas rata-rata marjin laba kotor 28,2% selama tahun 2004 - 2009.
Namun, MBAI masih memiliki eksposur fluktuasi harga impor bahan baku makanan, terutama harga jagung, yang menunjukkan kecenderungan kenaikan harga di dalam negeri dan di pasar internasional. Prospek Usaha Peningkatan harga makanan unggas, menyebabkan peningkatan harga pokok penjualan MBAI di 1Q10, sehingga marjin laba kotornya turun. Tetapi, sejalan dengan peningkatan permintaan DOC di 2Q10 dan 3Q10, mendorong marjin laba kotor MBAI naik hingga 33% di 3Q10, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2009, yaitu 32%, mencerahkan prospek industri ini. Sehingga, kami percaya penjualan MBAI dapat tumbuh 14,93% di 2010 atau mencapai Rp 1.704,7 miliar di 2010 dan tumbuh 9,94% CAGR dari tahun 2009 2014.
2007 2008 2009 2010P 2011P
Pendapatan (Rp miliar) 962,7 1.355,4 1.483,2 1.704,7 1.869,8
Laba Sebelum Pajak (Rp miliar)
79,1 77,3 294,6 315,9 348,9
Laba Bersih (Rp miliar) 89,6 31,8 196,7 236,9 261,6
EPS (Rp) 1.195 424 2.623 3.158,9 3.488,6
Pertumbuhan EPS (%) (15,5) (64,5) 518,6 20,4 10,4
P/E (x) 5,9 16,5 2,7 2,2 2,0
PBV (x) 2,5 2,2 1,2 0,8 0,6
Sumber:PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Halaman 1 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
23 Desember 2010 Halaman 2 dari 10 halaman
Pemain Besar di Industri Peternakan Ayam PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) didirikan tahun 1985 dan saat ini berkantor pusat di Jakarta dengan kantor cabang di Sidoarjo, Purwakarta dan Bandar Lampung. MBAI bergerak di bisnis peternakan ayam dengan produk utama Day Old Chicks (DOC), terutama DOC pedaging dan DOC petelur. Di tahun 1991, MBAI diakuisisi oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), sehingga menimbulkan sinergi vertikal karena produk utama JPFA adalah makanan ayam. Di Desember 2007, MBAI mengakuisisi PT Hidon, perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan penetasan ayam. Saat ini, MBAI telah memiliki 35 peternakan ayam dan 17 sentral penetasan telur yang berlokasi di 15 kota utama di Indonesia, dua laboratorium, dan empat kantor di seluruh negeri. MBAI telah mampu mempertahankan posisinya sebagai pemain domestik terbesar kedua dalam operasi peternakan ayam dengan total produksi 413 juta DOC di tahun 2009, dan menjual seluruh hasil produksinya kepada peternak ayam di Indonesia. Pangsa pasar MBAI di bidang peternakan ayam berkisar sebanyak 27% di tahun 2009.
Gambar 1 : Produk MBAI
Sumber:PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham &
Indexing
Kondisi Makroekonomi yang Mendukung Selama 2Q10 ekonomi Indonesia mampu menunjukkan kinerja yang meyakinkan, seperti diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh 2,8% QtQ, atau 6,2% YoY. Pada saat yang sama, inflasi selama periode Januari 2009 hingga Juni 2010 telah turun signifikan dari 9,17% menjadi hanya 5,05%. Kedua pencapaian ini melancarkan jalan bagi terjadinya apresiasi nilai Rupiah selama 1H10. Menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) sebagai acuan, Rupiah telah terapresiasi dari Rp 9.400 / USD 1 di Desember 2009, menjadi Rp 9.083 / USD 1 per Juni 2010. Apresiasi ini merupakan berkah bagi perusahaan peternakan ayam seperti MBAI, karena dapat membantu memitigasi naiknya harga makanan ayam. Jagung, sebagai bahan utama pembuatan makanan ayam, harganya semakin mahal di pasar internasional, sejalan dengan peningkatan permintaannya di seluruh dunia.
Gambar 2 : Kurs Tengah BI
Sumber: Bank Indonesia, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
INFORMASI BISNIS
9083
9180
9012
9115
9335
93809400
8800
8900
9000
9100
9200
9300
9400
9500
Dec-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10
Rp
/ USD
BI Mid-Rate
Appreciate 3.49%
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
Peningkatan Jumlah Populasi Penduduk Indonesia dan Daya Beli Berpengaruh Terhadap Penjualan MBAI Produk-produk MBAI, yaitu DOC, memiliki karakteristik, antara lain sangat dipengaruhi oleh jumlah populasi penduduk Indonesia dan kemampuan daya belinya. Saat ini di tahun 2010, total penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta orang, atau telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang moderat sebesar 1,5% CAGR selama tahun 2000 2010. Selama 2Q10, perekonomian domestik tumbuh 6,2% YoY melebihi GDP di 1Q10 yang hanya 5,7% YoY. Kunci dari optimisme ini adalah adanya perbaikan momentum pertumbuhan investasi di Indonesia.
Gambar 3 : Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
(dalam %)
4.2
6.25.75.4
4.14.5
5.3
6.2
6.36.2
0
1
2
3
4
5
6
7
1Q08 2Q08 3Q08 4Q08 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09 1Q10 2Q10
GDP
Sumber :Bank Indonesia, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kemampuan Untuk Mengatasi Penyakit Unggas Di tahun 2003, penyakit flu burung mulai menyebar di industri peternakan unggas Indonesia, sehingga menyebabkan permintaan unggas turun tajam. Untuk menjawab hal tersebut, MBAI memperkuat sistem keamanan Bio-Security pada fasilitas peternakan ayam dan penetasannya. MBAI juga bekerjasama dengan PT Vaksindo Satwa Nusantara, perusahaan afiliasi, guna mendapatkan vaksin Flu Burung langsung dari lokasi peternakannya (autogeneus vaccines). Oleh karenanya, MBAI dapat memiliki vaksin unggas yang lebih cocok untuk memerangi berbagai virus lokal yang muncul. Sehingga, seluruh peternakan ayam MBAI lebih terlindungi terhadap wabah Flu Burung dan berbagai virus lainnya, seperti Newcastle Disease / Tetelo atau Infectious Bronchitis. Dengan kemampuan untuk menanggulangi berbagai penyakit, MBAI menjadi sangat dipercaya oleh peternak-peternak lokal yang membeli DOC nya, karena konsisten memberikan kualitas yang cukup tinggi. Peningkatan Permintaan DOC Di tahun 2009, permintaan DOC meningkat, seperti terlihat dari peningkatan produksi DOC pedaging dan petelur sebanyak 6,4% dan 30%. Produksi DOC pedaging meningkat dari 1,08 miliar ekor di tahun 2008 menjadi 1,14 miliar ekor di tahun 2009, sementara produksi DOC petelur meningkat dari 60 juta ekor di tahun 2008 menjadi 78 juta ekor di tahun 2009. Di tahun 2010, proyeksi produksi DOC akan menjadi 1,23 miliar ekor, sejalan dengan permintaan ayam dari para peternak Indonesia guna memenuhi target jumlah ayam di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Di bulan Juni 2010, rata-rata produksi DOC telah mencapai 2,7 juta ekor per minggu, sementara untuk periode yang sama tahun 2009, produksi DOC hanya mencapai 25,5 juta ekor per minggu.
23 Desember 2010 Halaman 3 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
Gambar 4 : Produksi DOC Nasional
1.01
1.08
1.15
1.08
1.14
78
6065
6057
0.9
0.95
1
1.05
1.1
1.15
1.2
2005 2006 2007 2008 2009
Mili
ar e
kor -
DO
C P
edag
ing
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Juta
an e
kor -
DO
C Pe
telu
r
DOC Pedaging DOC Petelur
Sumber: Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Di tahun 2010, mendekati Ramadhan dan Idul Fitri, harga DOC mulai merangkak naik. Berdasarkan Direktorat Jendral Peternakan Hewan, harga DOC mulai meningkat sejak awal Februari 2010. Salah satu alasan peningkatan harga ini adalah meningkatnya permintaan DOC dari peternak-peternak Indonesia guna mengejar target jumlah persediaan ayam selama Ramadhan dan Idul Fitri. Rata-rata harga DOC pedaging selama Juni 2010 adalah Rp 4.200 / ekor, sementara DOC petelur adalah Rp 3.500 / ekor. Harga ini telah meningkat selama dari periode rata-rata harga Januari 2010 yang hanya mencapai Rp 2.750 / ekor untuk DOC pedaging dan Rp 1.500 / ekor untuk DOC petelur.
Gambar 5 : Pergerakan Harga DOC (dalam Rp / ekor)
2750
3250
3800 3900 39004200
1500 1500 1500
3000
2000
3500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 May'10 June'10
DOC Broiler DOC Layer
Sumber: Pusat Informasi Peternakan, Biro Pusat Statistik, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Melalui kerjasama yang intensif dengan Aviagen Limited, sebagai pemasok dari bibit Grand Parent Stock, MBAI memperoleh peningkatan kualitas genetika terhadap DOC yang diperoleh dari Aviagen Limited. Hal ini secara signifikan meningkatkan kualitas ayam MBAI. Aviagen Limited juga telah menunjuk MBAI sebagai esklusif distributor di Indonesia untuk penjualan DOC pedaging jenis Lohmann Indian River dan DOC petelur jenis Lohmann Tierzucht. Kerjasama ini memberikan hak esklusif bagi MBAI untuk secara esklusif mengimpor, menternakkan dan memasarkan DOC Grand Parent Stock, Parent Stock dan Final Stock. Peningkatan Harga Bahan Baku Berdasarkan data dari Asosiasi Pengusaha Makanan Unggas, harga jagung lokal telah meningkat dari Rp 1.450 / kg di awal tahun 2010, menjadi Rp 2.700 / kg di Agustus 2010. Peningkatan ini akan memiliki efek yang signifikan terhadap harga
23 Desember 2010 Halaman 4 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
makanan unggas, dikarenakan jagung adalah komponen terbesar dari makanan unggas tersebut. Peningkatan harga jagung di dunia saat ini salah satunya diakibatkan oleh rencana China untuk melakukan impor jagung, yang secara cepat langsung mempengaruhi harganya di pasar global. Di pasar domestik, impor jagung diproyeksikan akan meningkat kembali hingga mencapai kisaran 1,2 juta ton, lebih tinggi dari jumlah impor tahun lalu yang mencapai 338 ribu ton. Peningkatan impor ini disebabkan oleh tidak tercapainya target produksi jagung nasional karena kondisi cuaca yang buruk. Namun, sebagai bagian dari perusahaan produsen pakan unggas terintegrasi, yaitu JPFA, MBAI memiliki posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan ini, karena mereka memiliki akses untuk membeli pakan unggas melalui JPFA, dengan kemungkinan membelinya dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga di pasaran.
Gambar 6 : Impor Jagung ke Indonesia (dalam Ton)
183,814
1,775,321
701,953
275,603338,798
1,200,000
150,000
350,000
550,000
750,000
950,000
1,150,000
1,350,000
1,550,000
1,750,000
1,950,000
2005 2006 2007 2008 2009 2010P
2005 2006 2007 2008 2009 2010P
Sumber: Biro Pusat Statistik,, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
KEUANGAN Tren Peningkatan Pendapatan dan Marjin Selama Tahun 2006 - 2009 Selama tahun 2006 2009, pendapatan MBAI menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan pertumbuhan CAGR mencapai 23,57%. Dari hanya Rp 786,1 miliar penjualan di tahun 2006, MBAI mampu membukukan loncatan pendapatan di tahun 2007 hingga mencapai Rp 962,7 miliar atau naik 22,47%. Lebih baik lagi di tahun 2008, saat penjualan MBAI naik signifikan hingga mencapai Rp 1.355,4 miliar atau naik 40,78% YoY, peningkatan terbesar dalam periode tahun tersebut, terutama dikarenakan peningkatan penjualan di Sumatera, dimana penjualannya naik dari Rp 186,7 miliar di tahun 1007 menjadi Rp 303,4 miliar di tahun 2008. Di tahun 2009, MBAI tetap mampu membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 9,43% atau naik dari Rp 1.355,4 miliar di tahun 2008 menjadi Rp 1.483,2 miliar di tahun 2009, sebagai akibat kenaikan harga DOC selama periode tersebut.
Marjin laba kotor MBAI menunjukkan tren peningkatan selama periode tahun 2006 2009. Dari hanya 29,80% marjin laba kotor di tahun 2006, meloncat hingga 32,05% di tahun 2009, walaupun pernah mengalami penurunan di tahun 2007 dan 2008 menjadi hanya 28,62% dan 25,48%. Marjin laba operasional MBAI juga menunjukkan performa yang membaik, dimana marjin laba operasional hanya pernah turun menjadi 9,68% di tahun 2007 dari 11,31% di tahun sebelumnya. Sejak saat itu, marjin tersebut membaik hingga mencapai 10,87% di tahun 2008 dan kemudian meningkat signifikan hingga mencapai 16,66% di tahun 2009.
23 Desember 2010 Halaman 5 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
Gambar 7 : Penjualan, dan Marjin
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
2006 2007 2008 20090.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
Pendapatan Marjin Laba Kotor Marjin Laba Operasional
Sumber:PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Prospek Usaha MBAI Peningkatan harga pakan unggas, menyebabkan peningkatan signifikan pada harga pokok penjualan MBAI di 1Q10, dan kemudian menurunkan marjin laba kotornya. Namun, sejalan dengan peningkatan permintaan DOC di 2Q10 dan 3Q10, hingga mencapai 28% dan 33%, mencerahkan prospek industri ini. Sehingga, kami percaya bahwa pendapatan MBAI akan naik 14,93% di tahun 2010 atau mencapai Rp 1.704,7 miliar di tahun 2010 dan tumbuh 9,9% CAGR selama periode tahun 2009 2014.
Gambar 8 : Aset, Kewajiban, dan Ekuitas (dalam Rp Miliar)
796 812
9441,020
588 572507
434
208 240
436
587
0
200
400
600
800
1000
1200
2007 2008 2009 3Q10
Rp
billi
on
Assets Liability Equity
Sumber:PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
23 Desember 2010 Halaman 6 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
ANALISA SWOT Tabel 3: Analisa SWOT
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness) Memiliki 35 peternakan ayam dan 17
sentral penetasan di seluruh Indonesia, membuat MBAI menjadi dekat kepada konsumennya.
Didukung oleh perusahaan induk, JPFA, membuat MBAI memiliki kemungkinan membeli pakan ternak dengan harga yang lebih murah.
Memiliki produk yang berkualitas, karena fasilitas MBAI dilengkapi system Bio-Security yang baik di setiap peternakan dan sentral penetasannya.
Memiliki produk dengan kualitas yang terjaga, karena MBAI dilengkapi dengan fasilitas pengamanan di setiap pusat peternakan dan penetasannya.
Memiliki beberapa konsumen yang loyal.
Bekerja sama dengan PT Vaksindo Satwa Nusantara, untuk melindungi produk-produknya.
Peternakan ayam adalah bisnis
yang memiliki siklus, dengan risiko yang melekat pada DOC, yang harus dikirimkan kepada pembeli dalam waktu 24 jam.
Permintaan DOC sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi daging ayam, yang memiliki pola permintaan musiman.
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat) Telah ditunjuk oleh Aviagen Limited
untuk secara esklusif memasarkan DOC Pedaging Lohmann Indian River dan DOC petelur Lohmann Tierzucht di Indonesia.
Peningkatan permintaan DOC di tahun 2010, karena banyak peternak berusaha memenuhi target persediaan ayam menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Peningkatan harga DOC sejak Februari 2010.
Persepsi masyarakat akan
bahaya mengkonsumsi ayam, karena adanya virus Flu Burung, dapat menurunkan penjualan MBAI, walaupun produk MBAI sendiri telah bebas dari penyakit tersebut.
Industri unggas ini terbuka untuk pendatang baru, baik lokal maupun pemain luar negeri.
Peningkatan harga jagung, dapat meningkatkan harga pokok penjualan MBAI.
23 Desember 2010 Halaman 7 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
TARGET HARGA
VALUASI
Metodologi yang Digunakan Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) MBAI jika dibandingkan dengan metode pertumbuhan aset. Kami tidak mengkombinasikan metode DCF dengan metode Guideline Company Method (GCM), karena tidak ada perusahaan yang memiliki karakteristik bisnis yang sama dengan MBAI di BEI. Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% saham MBAI per tanggal 30 September 2010.
Estimasi Nilai
Estimasi target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 30 September 2010 menggunakan metode DCF dengan asumsi tingkat diskonto 12.81% adalah antara Rp 15.650 hingga Rp 17.650 per lembar saham.
Tabel 4: Metode DCF
Konservatif Moderat Agresif
PV of Free Cash Flows Rp bn 286,2 301,3 316,4 PV Terminal Value Rp bn 1.141,7 1.201,8 1.261,9 Net Debt Rp bn (255,5) (255,5) (255,5) Total Equity Value Rp bn 1.172,4 1.247,6 1.322,7 Number of Share, bn shares 0,08 0,08 0,08 Fair Value per Share, Rp 15.650 16.650 17.650
Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Table 5: Assumption
Risk free rate (%) 7,6 Risk premium (%) 4,5 Beta (x) 1,02 Cost of Equity (%) 14,2 Marginal tax rate (%) 25,0 WACC (%) 12,81
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
23 Desember 2010 Halaman 8 dari 10 halaman
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
23 Desember 2010 Halaman 9 dari 10 halaman
(Rp miliar)
Laporan Laba (Rugi) 2007 2008 2009 2010P 2011P
Penjualan 962,7 1.355,4 1.483,2 1.704,7 1.869,8
Harga Pokok Penjualan (687,2) (1.010,0) (1.007,9) (1.145,3) (1.256,0)
Laba Kotor 275,5 345,4 475,3 559,4 613,8
Beban Operasi (182,3) (198,0) (228,2) (272,9) (298,6)
Laba Operasi 93,2 147,4 247,2 286,5 315,2
Pendapatan (beban) lain-lain (14,1) (70,1) 47,5 29,4 33,6
Laba Sebelum Pajak 79,1 77,3 294,6 315,9 348,9
Beban Pajak 10,8 (45,4) (97,9) (79,0) (87,2)
Laba Anak Perusahaan Pra - Akuisisi
(0,2) - - - -
Laba Bersih 89,6 31,8 196,7 236,9 261,6
Sumber: PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Rasio 2007 2008 2009 2010P 2011P
Pertumbuhan (%)
Pendapatan 22,5 40,8 9,4 14,9 9,7
Laba Usaha 4,8 58,2 67,7 15,9 10,0 EBITDA (21,2) 5,9 164,6 9,2 7,2 Laba Bersih (15,5) (64,5) 517,8 20,5 10,4
Profitabilitas (%)
Marjin laba kotor 28,6 25,5 32,1 32,8 32,8
Marjin Laba Usaha
9,7 10,9 16,7 16,8 16,9
Marjin EBITDA 12,9 9,7 23,5 22,3 21,8
Marjin Laba Bersih 9,3 2,4 13,3 13,9 14,0
ROA 11,3 3,9 20,9 20,9 21,1
ROE 43,1 13,3 45,1 35,2 28,0
Solvabilitas (X)
Debt to Equity 2,8 2,4 1,2 0,7 0,3
Interest Bearing Debt to Equity 1,8 1,7 0,7 0,5 0,2
Debt to Asset 0,7 0,7 0,5 0,4 0,3
Liquiditas (X)
Rasio Lancar 1,5 1,9 2,3 5,4 6,6
Quick Ratio 0,2 0,4 0,5 1,0 1,9
Sumber: PT Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
(Rp miliar) Neraca 2007 2008 2009 2010P 2011P
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 13,2 26,9 67,9 14,8 49,6
Piutang 20,9 34,6 18,6 47,3 51,8
Persediaan 260,4 269,0 349,9 455,0 498,9
Aset Lancar Lainnya 8,6 15,6 15,6 39,0 39,0
Total Aktiva Lancar 303,2 346,1 452,1 556,1 639,4
Aset Tetap 450,6 449,4 485,5 568,2 591,7
Aset Tidak Lancar Lainnya 41,8 16,2 6,1 7,4 7,4
Total Aktiva 795,6 811,7 943,6 1.131,7 1.238,5
Kewajiban
Hutang Dagang 141,7 116,1 91,5 15,9 17,5
Hutang bank yang direstrukturisasi jatuh tempo dalam satu tahun
28,3 43,8 47,0 63,7 57,3
Kewajiban jk. Pendek lainnya 32,5 15,7 55,4 22,7 22,7
Kewajiban jk. panjang 336,9 338,4 242,3 278,3 128,3
Kewajiban jk panjang lainnya 48,4 58,0 71,1 78,0 78,0
Total Kewajiban 587,8 572,1 507,3 458,6 303,7
Hak Minoritas - - - - -
Total Ekuitas 207,7 239,6 436,3 673,2 934,8
Sumber: PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini www.pefindo.com
Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk
DISCLAIMER
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan. Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian (cut off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini. Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut, Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan. PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non-publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan databse yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Laporan ini bersifat unsolicited berdasarkan penugasan dari Bursa Efek Indonesia, dimana Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.20.000.000,- dari Bursa Efek Indonesia untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www.pefindo.com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia.
23 Desember 2010 Halaman 10 dari 10 halaman