Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Universitas Kristen Petra 4
2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian
2.1.1. Perdagangan
Pengertian perdagangan menurut seluk beluk perdagangan ekspor impor
adalah salah satu kegiatan penting dari bisnis yang kaitannya dengan transaksi
barang dan jasa (Hamdani, 2003:1). Meski demikian, perdagangan merupakan inti
dari kegiatan bisnis, karena pada akhirnya setiap kegiatan bisnis berujung pada
kegiatan memperdagangkan yang terpusat pada jual beli.
2.1.2. Perdagangan Internasional
Menurut Ricardo, teori keunggulan komparatif merupakan salah satu teori
perdagangan internasional yang paling penting dan merupakan teori ekonomi
yang masih belum mendapat tantangan dari berbagai aplikasi dalam praktek.
Menurut hukum keunggulan komparatif, meskipun negara kurang efisien
dibanding (atau memiliki kerugian absolut terhadap) negara lain dalam
memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat dasar untuk melakukan
perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak (Salvatore, 1999:27).
Ricardo menyatakan bahwa sekalipun suatu negara mengalami kerugian
(disadvantage) absolute dalam produksi dari kedua komoditi berkenaan dengan
negara lain, namun perdagangan yang saling menguntungkan masih dapat
berlangsung. Negara yang kurang efisien akan berspesialisasi dalam produksi
ekspor dari komoditi di mana kerugian absolutnya adalah kecil. Melalui komoditi
inilah negara tadi mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage).
Di pihak lain, negara tersebut sebaiknya mengimpor komoditi di mana kerugian
absolutnya lebih besar. Melalui bidang inilah negara tersebut mengalami kerugian
komparatif.
Teori modern dalam perdagangan internasional dikemukakan oleh
Heckscher dan Ohlin yang biasanya disebut dengan teori Heckscher-Ohlin atau
teori H-O. Teori ini sangat menekankan saling ketertarikan antara perbedaan
proprosi faktor-faktor produksi antar negara dan perbedaan proporsi
Universitas Kristen Petra 5
penggunaannya dalam memproduksi berbagai macam barang (Salvatore,
1999:117).
Teorema H-O menganggap bahwa tiap negara akan mengekspor komoditi
yang intensif dalam faktor yang secara relatif berlimpah dan murah, dan
mengimpor komoditi yang intensif dalam faktor yang secara relative jarang dan
mahal (Salvatore, 1988:57).
Sumber utama perdagangan internasional adalah adanya perbedaan
karunia sumber-sumber daya antar negara merupakan salah satu landasan teori
yang paling berpengaruh dalam ilmu ekonomi internasional.
Apabila suatu produk melintasi batas negara dengan maksud untuk
diperjual belikan ini disebut perdagangan internasional. Transaksi jual beli antara
pengusaha yang bertempat tinggal di negara-negara yang berbeda atau transaksi
perdagangan antara negara yang satu dengan negara yang lain disebut dengan
transaksi ekspor impor.
Dalam dunia modern sekarang ini, suatu negara sulit untuk dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Karena
tidak semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang
dapat diperoleh di dalam negeri. Yang mana akhirnya berdampak pada semakin
pesatnya perdagangan antar negara.
Perdagangan internasional adalah kegiatan yang berlangsung melintasi
negara dan benua yang sudah tentu mempunyai peraturan-peraturan hukum dan
budaya yang berbeda maupun cara berdagang. Oleh karena itu pemerintah setiap
negara berkepentingan untuk mengatur kegiatan tata cara perdagangan (Hamdani,
2003:1).
Kegiatan ekonomi dunia saat ini menggambarkan bahwa pembeli secara
bertahap mulai menguasai pasar (buyers market). Terutama di bidang
perdagangan internasional, karenanya kegiatan perdagangan internasional dituntut
untuk mampu menyajikan informasi tentang perkembangan pasar kepada para
produsen di dalam negeri, agar dapat menyesuaikan produksi sesuai dengan
permintaan pasar. Juga dituntut adanya kemampuan untuk memperkenalkan
produksi dalam negeri kepada calon pembeli di luar negeri, serta
mempengaruhinya dalam rangka diversifikasi komoditi dan pasar.
Universitas Kristen Petra 6
Secara terperinci perdagangan internasional merupakan kegiatan ekonomi
masyarakat di suatu negara dan menjalin hubungan kegiatan ekonomi masyarakat
di negara-negara lain dalam bidang perdagangan. Hubungan tersebut dijalin dalam
perjanjian internasional bersifat bilateral maupun multilateral.
Perdagangan internasional merupakan bagian integral bisnis internasional
yang cukup luas. Bisnis internasional dapat meliputi berbagai aspek kegiatan
ekonomi dan perdagangan antar negara di dunia.
Gambar 2.1. Skema perdagangan. (Hamdani.2003).
2.1.3. Perdagangan Impor
Impor adalah proses memasukkan barang dari luar negeri ke dalam
wilayah pabean dalam negeri dengn memenuhi ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang berlaku (Ruddy, 1994:57).
Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean
Indonesia (Kebijakan Umum Di Bidang Impor, 2003).
Impor adalah membeli barang dari luar negeri ke dalam peredaran
Republik Indonesia dan barang yang dibeli tersebut harus dilaporkan kepada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Departemen Keuangan (Hamdani, 2003:2).
Perdagangan impor perlu dilakukan karena pengadaan barang tersebut
belum dapat dipenuhi kebutuhannya oleh produksi dalam negeri. Untuk itu para
pedagang yang selalu mendatangkan barang impor dari luar negeri disebut dengan
importir. Jadi secara singkat importir adalah pengusaha yang melakukan kegiatan
Bisnis
Perdagangan
Perdagangan Dalam Negeri
Perdagangan Luar Negeri
Jual Ekspor Impor Beli
Universitas Kristen Petra 7
transaksi pemasukan barang dari luar negeri dengan memenuhi persyaratan dan
ketentuan yang berlaku (Ruddy, 1994:58).
Aspek impor secara makro adalah membantu penyediaan kebutuhan
masyarakat dan pemerintahan akan barang, Menciptakan lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan perusahaan. Sedangkan aspek impor secara mikro
adalah meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintahan, mendorong
dalam pengembangan IPTEK, meningkatkan produksi nasional.
2.2. Ketentuan Umum di Bidang Impor
Ketentuan Umum di Bidang Impor mencakupi batasan-batasan antara lain:
(Kebijakan Umum di Bidang Impor, 2003:4)
a. Barang yang diimpor harus dalam keadaan baru.
b. Impor hanya boleh dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki Angka
Pengenal Impor (API), API Sementara (APIS) atau API Terbatas (APIT).
c. Pengecualian tersebut pada butir b, adalah mengimpor barang-barang
sebagai berikut: barang pindahan, barang impor sementara, barang kiriman
(hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial atau kebudayaan),
barang perwakilan Negara Asing beserta para pejabatnya yang bertugas di
Indonesia berdasarkan asas timbal balik, barang untuk keperluan badan
internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia, barang contoh
yang tidak untuk diperdagangkan.
Dalam melakukan kegiatan impor baik itu perorangan maupun perusahaan
harus mempunyai persyaratan sebagai berikut: (Soepardi, 1999:1)
a. Mengajukan dan mengisi formulir dengan melampirkan : Copy Akte
Pendirian Perusahaan yang terlegalisir, SIUP, Domisili Perusahaan,
NPWP, Neraca awal, Referensi bank yang bersangkutan, Bukti adanya
hubungan atau kontrak dengan luar negeri, atau penunjukan agen (yang
terdaftar di Disperindag), Tanda Daftar Perusahaan.
b. Setelah data diperiksa dengan benar dan lengkap, Kanwil Disperidag
menerbitkan Angka Pengenal Impor (API).
Universitas Kristen Petra 8
2.3. Kebijaksanaan Impor
Kebijaksanaan impor merupakan bagian dari kebijaksanaan perdagangan
yang memagari kepentingan nasional dari berbagai pengaruh masuknya barang
impor dari negara lain.
Dalam rangka kepastian usaha dalam menentukan rencana investasi dan
rencana produksi, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan deregulasi pada bulan
juni 1996 antara lain menetapkan jadwal penurunan tarif bea masuk dari tahun
1996 sampai dengan tahun 2003 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.
378/KMK.01/1996 dan diatur pula pengecualian dari jadual penurunan, yaitu :
(Hamdani, 2003 : 493)
a. Jadwal penurunan tarif atas beberapa produk pertanian tertentu diatur
tersendiri sesuai dengan komitmen Indonesia pada GATT / WTO.
b. Jadwal penurunan tarif atas beberapa produk otomotif diatur sendiri.
c. Jadwal penurunan tarif atas beberapa produk kimia, barang plastik dan
logam diatur sendiri secara bertahap diturunkan menjadi setinggi-tingginya
10% pada tahun 2003.
d. Tarif produk alkohol sulingan dan minuman yang mengandung alkohol
tidak diturunkan.
Kegiatan impor akhir-akhir ini mendapat tekanan yang sangat berat akibat
depresiasi nilai tukar rupiah, menurunkan daya beli dalam negeri, beban bunga
yang tinggi, situasi politik dan keamanan yang tidak menentu dan rendahnya
kepercayaan terhadap dunia perbankan. Karena itu daya impor hanya dilakukan
secara terbatas oleh barang bersubsidi, impor untuk tujuan ekspor, impor dengan
cara timbal beli, impor oleh perusahaan di luar negeri, dan impor yang
menggunakan trade finacing scheme.
2.4. Angka Pengenal Impor
Dalam rangka meningkatkan peranan, kemampuan, serta kepastian
berusaha perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan impor,
maka impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki Angka
Pengenal Impor (API). Perdagangan impor sangat besar peranannya terhadap
stabilitas pengadaan barang atau bahan baku, bahan penolong, dan barang modal
Universitas Kristen Petra 9
dalam rangka menunjang perkembangan industri dalam negeri dan pembangunan
nasional.
Tujuan pemberian API adalah untuk memudahkan pendataan, monitoring,
dan pengawasan perusahaan yang bergerak di bidang impor dalam rangka
tercapainya efisiensi di bidang impor (Kebijakan umum di bidang impor,
2003:39).
API diatur berdasarkan SK. Menteri Perindustrian dan Perdagangan no.
40/MPP/Kep/1/2003 tanggal 27 januari 2003 tentang Angka Pengenal Impor
(API).
2.4.1. Jenis-Jenis API
API terdiri dari 3 jenis, yaitu sebagai berikut: (Hamdani, 2003:486)
a. API UMUM (API-U) atau APIS UMUM (APIS-U)
Diberikan kepada perusahaan dagang, pemilik API-U dapat mengimpor
barang dengan tujuan untuk diperdagangkan dan jenis barang yang dapat
diimpor adalah barang-barang yang tidak diatur tata niaga impornya. Jenis
barang yang diatur tata niaga impornya adalah : limbah, bahan berbahaya
(B2), minuman beralkhohol (minol), minyak pelumas, bahan baku garam
non yodium, bahan peledak, impor mesin (peralatan mesin dan barang
modal lainnya dalam keadaan bukan baru), komoditi gula, dioxin.
b. API PRODUSEN (API-P) atau APIS PRODUSEN (APIS-P)
Diberikan kepada perusahaan industri di luar PMA-PMDN, API-P hanya
dapat dipergunakan untuk mengimpor barang tertentu untuk keperluan
proses produksi dan dapat digunakan sebagai API-U.
c. API TERBATAS (API-T)
Diberikan kepada perusahaan industri penanaman modal (PMA-PMDN)
untuk mengimpor barang keperluan proses produksi sendiri yang
mendapatkan fasilitas dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Masa berlaku API selama 5 tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan API
tersebut. Pembaharuan API-U, API-P, APIS Umum, APIS Produsen yang telah
Universitas Kristen Petra 10
diterbitkan sebelum wajib diperbaharui dalam jangka waktu selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sejak ditetapkannya keputusan tersebut di atas.
2.4.2. Angka Pengenal Impor Sementara
Angka Pengenal Impor Sementara (APIS) hanya berlaku untuk 2 tahun
dan sesudah itu tidak dapat diperpanjang lagi sehingga pada saat importir
memperoleh APIS maka importir harus aktif melakukan transaksi impor untuk
dapat mencapai target peningkatan sehingga kemudian dapat mempunyai API
tetap.
Untuk mencapai target API yang mempunyai masa berlaku 5 tahun,
importir diisyaratkan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
(Ruddy, 1994:60)
a. Importir telah melakukan impor barang sekurang-sekurangnya 4 kali
dengan mencapai USD 100.000.
b. Tidak pernah melakukan pembatalan atas transaksi yang telah disepakati
kecuali karena force majeur.
c. Melampirkan bukti-bukti impor selama jangka waktu 2 tahun terakhir.
d. Melampirkan SIUP yang masih berlaku untuk pengajuan usul tersebut.
e. Melampirkan salinan mutasi rekening Koran selama 3 bulan terakhir yang
telah disahkan oleh pejabat bank yang berkenan.
f. Bukti-bukti pembayaran impor (lampiran tembusan formulir SSBC dan
SSP yang telah disahkan oleh bank).
2.5. Proses Impor
Proses Impor barang dari luar negeri adalah sebagai berikut: (Djauhari,
2002:67).
a. Terima Asli Dokumen lengkap dari eksportir melalui Opening Bank, dan
kemudian Importir mengisi Fomulir Pemberitahuan Impor (PIB) yang
dikeluarkan Bea Cukai.
b. Syarat-syaratnya antara lain : Adanya NPWP, SIUP, API; Surat Kuasa
Importir untuk MKL/Forwarder di atas kertas bermaterai cukup; Importir
harus membayar PPN/PPh/Bea Masuk dan Biaya Pengesahan PIB;
Universitas Kristen Petra 11
Mendapatkan Nomor Master Perusahaan dari Bea Cukai (diurus
Forwarder); Pembayaran Pajak Berdasarkan Tarif Bea Masuk (Indonesian
Tariff Book).
c. Langkah-langkah dalam Proses Impor:
- PIB sudah siap dan semua kewajiban Pajak Impor sudah dibayar.
- Ke Kantor Bea Cukai membawa kelengkapan Asli Dokumen dan bukti
Setoran Pajak Lunas di Bank, NPWP.
- Kantor Bea Cukai akan mengijinkan mengeluarkan barang kalau ada bukti
pemilikan barang (Bill of Lading), dan barang yang keluar dari Gudang
Bea Cukai.
- Barang keluar melalui 2 jalur yaitu: Jalur hijau dan jalur merah.
- Ambil D.O di Maskapai Pelayaran, langsung ke International Container
Terminal, untukmengeluarkan barang dari gudang tersebut.
- Kalau Bea Cukai sudah mengeluarkan Surat Perintah Pengeluaran Barang
(SPPB), berarti semua beres.
- Untuk angkutan barang dari gudang pelabuhan sampai ke gudang importir
ongkosnya ditanggung Importir.
2.6. Prosedur Impor
Gambar 2.2. Prosedur impor. (M.S. Amir.1988).
Supplier
Seller
Importir
Buyer
Bank Luar
Negeri
Bank Dalam Negeri Pelayaran
Pabean Asuransi
B
A
G
C
D E
F
1
3
4
3
10
5
8 6
3
97
LUAR NEGERI
3
DALAM NEGERI
Universitas Kristen Petra 12
Keterangan :
1. Importir menempatkan order (pesanan) kepada eksportir di Luar Negeri
(A-B),
2. Importir membuka letter of credit untuk dan atas nama eksportir dari luar
negeri melalui bank di dalam negeri (opening bank) (A-F),
3. Bank menyelenggarakan pembukaan L/C untuk eksportir melalui
korespondennya di Negara eksportir (F-G),
4. Shipping documents diterima oleh Bank di dalam negeri dari
korespondennyadi luar negeri (G-F),
5. Bank di dalam negeri mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik
oleh eksportir dan yang dikirimkan dengan Shipping-documents, dan
kemudian menyelesaikan perhitungan tagihannya dengan importer. Setelah
itu barulah bank menyerahkan Shipping-documents kepada importir (F-A),
6. Importir menyerahkan Bill of Lading kepada maskapai pelayaran ( atau
agennya) yang mengangkut barang itu untuk ditukarkan dengan DO
(Delivery Order) (A-C),
7. Importir menyelesaikan bea-bea masuk dengan pabean (A-D),
8. Importir mengambil barang-barang dari Maskapai Pelayaran setelah semua
formalitas impor dipenuhi (A-C),
9. Importir mangajukan claims (ganti rugi) kepada eksportir atau kepada
Maskapai Asuransi, dalam hal kedapatan kerusakan atau kekurangan (A-E
& A-F).
2.7. Tata Kerja Penyelesaian Barang Impor
Tata kerja penyelesaian barang impor secara elektronik baik melalui
jaringan pertukaran data elektronik maupun melalui disket diatur dalam
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-07/BC/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Impor.
2.7.1. Dengan PIB secara elektronik melalui jaringan pertukaran data elektronik
Penyelesaian barang impor yang menggunakan cara ini disebut juga
dengan sistem EDI (Electronic Data Interchange). Dimana pengiriman data
dilakukan melalui komputer, tanpa perlu melalui disket dari perusahaan yang
Universitas Kristen Petra 13
bersangkutan kepada pihak bea cukai. Penggunaaan sistem ini dinilai lebih efisien
dan banyak menghemat waktu baik bagi pihak bea cukai maupun perusahaan yang
bersangkutan. Sistem ini yang sekarang digunakan di Bea Cukai wilayah VII
Surabaya. Penjelasan secara detail mengenai penyelesaian barang dengan sistem
EDI telah kami lampirkan dalam lampiran 2 penelitian kami.
Gambar 2.3. Prosedur impor dengan sistem EDI (Bea Cukai, 2003).
REJECT
KOMPUTER PABEAN
Penelitian Tarip Pos:
• barang dilarang/dibatasi
• persyaratan impor
REST AREA
Penelitian :
• Persyaratan impor
•Persetujuan Pre Notification oleh Pejabat yang memeriksa persyaratan impor
Penelitian :
• Kelengkapan data PIB
• Bukti pembayaran
• Nomor PPJK
• Jaminan
Y T
NOMORPENDAFTARAN
ADA ?
ADA ?
PENETAPANJALUR
CUSRES 900T
Y
…. JALUR MERAH JALUR HIJAU …
Penelitian Tunggakan SPKPBM
REJECT
TADA ?
Y
EDI PROVIDER
KOMPUTER PABEAN
JalurMerah
Jalur Hijau SPPB
HI-CO SCANX-RAY CONTAINER
PFPBPFPD H.M SPP
B/ Notul
GATE
KASI DIST & OK
KWBC
IP
LHP Hi-Co
LHP
IMPORTIR/
PPJK
IMPORTIR /PPJK
SPJM
REST AREA
PEJABAT PEMERIKSA
PERSYARATAN IMPOR
Berkas PIB
Universitas Kristen Petra 14
2.7.2. Dengan PIB Secara Elektronik Melalui Media Disket
Sistem ini digunakan sebelum ditemukan sistem EDI, dimana perusahaan
yang bersangkutan mengirimkan data kepada pihak Bea dan Cukai dengan
menggunakan disket. Beberapa perusahaan masih ada yang menggunakan sistem
disket, karena belum menggunkan sistem EDI dalam perusahaan. Penjelasan
detail mengenai prosedurnya telah kami lampirkan dalam lampiran 3.
Gambar 2.4. Prosedur impor dengan sistem Disket (Bea Cukai, 2003).
PENDOK
REJECT
KOMPUTER PABEAN
Penelitian Tarip Pos:
• barang dilarang/dibatasi
• persyaratan impor
REST AREA
Penelitian :
• Persyaratan impor
•Persetujuan Pre Notification oleh pejabat yang memeriksa persyaratan impor Penelitian :
• Kelengkapan data PIB
• Bukti pembayaran
• Nomor PPJK
• Jaminan
Y T
NOMORPENDAFTARAN
ADA ?
ADA ?
PENETAPANJALUR
CUSRES 900T
Y
…. JALUR MERAH JALUR HIJAU ….
PENDOK
Jalur Merah
Jalur Hijau SPPB
HI-CO SCANX-RAY CONTAINER
PFPBPFPD H.M
SPPB/ Notul
GATE
KASI DIST & OK
KWBC
IP
LHP Hi-Co
LHP
IMPORTIR/
PPJK
IMPORTIR /PPJK
SPJM PIB + Disket
Reject
RESTAREA
KOM-PU-TER
PABE-AN
Berkas PIB
PEJABAT PEMERIKSA
PERSYARATAN IMPOR
Universitas Kristen Petra 15
2.8. Bea Masuk (BM)
Bea masuk merupakan tarif dasar bila terdapat penambahan atau
pengurangan (OPSEN) disebut BMT. Bea masuk yang berlaku adalah yang
tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (Harmonisasi Sistem) yang
diterbitkan pada tahun yang bersangkutan. BTBMI yang terbaru adalah terbitan
tahun 2004, dimana nomor tarif dari barang yang bersangkutan berubah dari 9
digit menjadi 10 digit, yang mana perubahan itu dapat disesuikan melalui Tabel
Korelasi. Selain perubahan banyaknya digit angka, juga telah terteranya bea
masuk CEPT bersamaan dengan bea masuk Umum dalam satu BTBMI.
Nilai dasar perhitungan bea masuk adalah nilai dasar dari valuta asing atas
rupiah yang dipergunakan untuk perhitungan bea masuk, PPN, dan PPH pasal 22
impor, ditentukan oleh Menteri Keuangan secara berkala 1 miggu sekali, tidak
sama dengan nilai valuta asing (jual beli) yang terjadi di pasar, naik turunnya
tergantung pada situasi moneter internasional atau dalam negeri.
2.8.1. Bea masuk biji plastik
Biji plastik mempunyai banyak jenis dan beragam bentuknya, namun yang
sering dibutuhkan dalam industri plastik terdapat beberapa jenis, antara lain
Eteline,kopolimer dari prolina, Polypropilena (PP), Polistirena (PS). Masing-
masing tersebut mempunyai pos tarif yang berbeda-beda.
Jenis Pos Tarif MFN
(%)
CEPT
( %)
PPN
(%)
Eteline
Kopolimer dari prolina
Polypropilena (PP)
Polistirena (PS)
2711.14.10.00
3902.30.10.00
3902.10.29.00
3903.14.20.00
0
5
10
10
0
5
5
5
10
10
10
10
Tabel 2.1. Harmonisasi Sistem biji plastik. (Tarif Bea Masuk Indonesia, 2004)
Universitas Kristen Petra 16
2.8.2. Pajak Penghasilan Pasal 22
Merupakan pembayaran pajak penghasilan dalam tahun belajar yang
dipungut sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan kegiatan
di bidang impor (Mardiasmo, 2002:175).
Perhitungan PPh pasal 22 atas kegiatan impor barang , antara lain :
a. Menggunakan API, tarif pungutannya sebesar 2,5% dari nilai impor.
PPh Pasal 22 = 2,5% x Nilai Impor
b. Tidak menggunakan API, tarif pungutannya sebesar 7,5% dari nilai impor.
PPh Pasal 22 = 7,5% x Nilai Impor
Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang digunakan
sebagai dasar perhitungan bea masuk. Nilai Impor dihitung sebesar Cost
Insurance and Freight (CIF) + Bea Masuk + Pungutan pabean lainnya
Contoh perhitungan dari impor biji plastik secara langsung :
Misalkan pembelian biji plastik sebanyak 1 kontainer 20 feet (18 ton) dari
Malaysia, dengan kurs 1 US= Rp.9000,00
Nama barang : Polypropilena (PP)
Tarif pos (HS) : 3902.10.29.00
CIF : US 1250/TON = US 22.500
Rupiah : US 22.500 x Rp 9000,00 = Rp 202.500.000,00
Bea Masuk : 5% x Rp 202.500.000,00 = Rp 10.125.000,00 ( 1 )
CIF + BM : = Rp 212.625.000,00
PPN : 10% x Rp 212.625.000,00 = Rp 21.262.500,00 ( 2 )
PPh ps 22 : 2,5% x Rp 212.625.000,00 = Rp 5.315.625,00 ( 3 )
Bongkar muatan : US 195/Kontainer = US 195
Rupiah : US 195 x Rp 9000,00 = Rp. 1.755.000,00 ( 4 )
Pungutan yang wajib dibayar ( 1+2+3+4 ) = Rp 38.458.125,00
Total yang wajib dibayar = Rp 240.958.125,00
Sedangkan Sole Agen menjual seharga US 1550/TON diperlukan dana sebesar
Rp.251.100.000,00. Disini dapat dilihat adanya perbedaan harga antara Impor
langsung dibandingkan melalui Sole Agen.
Universitas Kristen Petra 17
2.9. Bahan Baku plastik
Tata niaga impor bahan baku plastik mempunyai latar belakang untuk
melindungi industri pengguna bahan baku plastic dalam negeri sekaligus
memenuhi kebutuhan industri dalam negeri seperti industri barang dari plastic dan
industri packaging film, plastic bags, milk bottles, toys, pipe, tubing (Kebijakan
Umum Di Bidang Impor, 2003:20).
Dasar hukumnya adalah Keputusan Menperindag, Nomor:
290/MPP/Kp/6/1999 tentang Barang yang Diatur Tata Niaga Impornya.
Berdasarkan keputusan tersebut, bahan baku plastik diatur tata niaga impornya
melalui Importir Produsen (IP). Jenis bahan baku plastik yang diatur tata niaga
impornya adalah Etelina dan kopolimer dari propolina
Persyaratan untuk mendapatkan pengakuan sebagai Importir Produsen (IP)
adalah mengajukan permohonan kepada Dirjen. Perdagangan Luar Negeri u.p.
Direktur Impor dengan melampirkan dokumen sebagai berikut (Kebijakan Umum
Di Bidang Impor, 2003:20):
a. Ijin Usaha Industri atau Tanda Daftar Industri atau yang setara dari
Departemen terkait.
b. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) atau Angka Pengenal Importir
Terbatas (API-T).
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Pengakuan sebagai importir Produsen (IP) Plastik hanya berlaku selama 1
tahun.
2.10. Teori Perilaku Pembeli
Pengertian perilaku pembeli (buyer behavior) mengandung dua
pengertian, yang pertama adalah bila diterapkan pada perilaku konsumen lebih
menunjukkan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlihat dalam
pertukaran uang (atau kekayaan lain) dengan barang dan jasa serta dalam proses
pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan pertukaran itu. Pengertian
kedua, mempunyai arti yang lebih khusus, yaitu perilaku langganan (customer
Universitas Kristen Petra 18
behavior), yang sering digunakan sebagai sebutan yang lebih inklusif
dibandingkan perilaku konsumen. Penerapan yang lebih inklusif dibandingkan
perilaku konsumen, tampak pada pembelian oleh lembaga-lembaga, organisasi-
organisasi industri, dan bermacam-macam tingkat penjualan kembali oleh
pedagang besar ataupun pedagang eceran.
Dalam pasar industri terdapat tiga macam situasi pembelian, yaitu (Basu,
2000:113):
a. Tugas baru
Tugas baru akan terjadi bilamana perusahaan baru pertama kali melakukan
pembelian suatu produk untuk kebutuhannya. Dalam hal ini pembeli
memerlukan lebih banyak informasi karena baru pertama kali membeli.
Pembelian pada tugas baru ini menjadi sangat penting karena harus
menentukan spesifikasi produk yang akan dibeli, dan suppliernya.
b. Pembelian ulang
Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh
pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli untuk kedua
dan ketiga kalinya.
c. Pembelian rutin atau terus-menerus
Pembelian rutin merupakan situasi pembelian di mana pembeli sudah
pernah berkali-kali melakukan pembelian yang sama. Dalam situasi ini,
pembeli tidak memerlukan banyak informasi, dan pengambilan
keputusannya menjadi lebih mudah karena sudah merupakan tugas yang
rutin.
Pembeli industri dapat mengunakan empat pendekatan untuk menilai dan
membeli produk yaitu (Basu, 2000:113):
a. Inspeksi
Digunakan untuk produk-produk yang bukan standar dan memerlukan
pengecekan. Dalam hal ini, masing-masing produk adalah berbeda, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, mobil, dan sebagainya. Produk tersebut
sering dijual dalam pasar terbuka atau dengan cara lelang jika terdapat
beberapa pembeli potensial.
Universitas Kristen Petra 19
b. Sampling
Jika produk yang dibeli bersifat lebih standar maka pembelian dapat
dilakukan dengan sampel (contoh barang). Tingkat harga umum mungkin
ditentukan oleh faktor permintaan dan penawaran , tetapi harga riil dapat
terjadi menurut tingkat kualitas sampel tertentu.
c. Deskripsi
Jika kualitas dapat dijamin tingkatannya, maka pembelian dengan
deskripsi ini dapat dilakukan (mempertimbangkan merk atau spesifikasi
lainnya). Adanya deskripsi ini mengurang ongkos pembelian karena tidak
perlu dengan inspeksi dan sampling, sehingga dianggap lebih praktis.
d. Kontrak Perjanjian
Kadang-kadang pembeli sudah mengetahui apa yang dibutuhkan, tetapi
tidak dapat menunjukkan secara tepat, mungkin ingin mengubah
spesifikasi yang diinginkan. Di sini pembeli harus memilih supplier yang
bersedia memberikan konsesi paling menguntungkan. Semua ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemborosan dan kerugian
yang tidak diinginkan.
2.11. Kaitan teori-teori dan rumusan masalah
Impor merupakan suatu proses pembelian barang dari luar negeri untuk
memperlancar pendistribusian barang, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sedangkan, agen penjualan merupakan perwakilan dari produsen luar negeri
untuk memasarkan produknya di dalam negeri, agar dapat menjangkau konsumen
yang membutuhkan produk mereka.
Industri biji plastik yang melakukan impor secara langsung diperlukan
banyak ketentuan dan kewajiban yang harus dipenuhi, yang mana bila
dibandingkan dengan impor secara langsung dari agen.
Keputusan pembelian yang dilakukan industri didasarkan banyak hal
antara lain: harga, kualitas, kemudahan pembayaran, dan kepercayaan yang telah
terjalin diantara dua pihak.
Universitas Kristen Petra 20
2.12. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.5. Kerangka Berpikir, olahan penulis.
Pelaksanaan impor biji plastik yang dilakukan oleh perusahaan plastik
dalam prakteknya di lapangan dipengaruhi oleh prosedural dan biaya yang
menjadi kewajiban pengusaha biji plastik. Barulah perusahaan plastik yang
bersangkuan dapat menentukan untuk membeli secara langsung ataupun melalui
Sole Agen
Impor Biji Plastik
Biaya
Pembelian Langsung
Praktek
Sole Agen
Prosedural