Upload
moch-fachroe-dean
View
85
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
data
Citation preview
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 1/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
73
KAJIAN KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR
PADANG LAMUN KABUPATEN PANGKEP
STUDY ON WATER QUALITY AND SEDIMENT IN FIELDPONDERS AREA PANGKEP REGENCY
Patang Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air dan sedimen substrat di
sekitar padang lamun Kabupaten Pangkep. Desain penelitian ini adalah explanatory
research yang merancang penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai kondisikualitas air dan sedimen tempat hidup padang lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juni sampai Nopember 2009 bertempat di Pelabuhan Biringkassi Kecamatan
Bungoro, Kecamatan Labakkang, hutan mangrove, dan Pulau Salemo Kecamatan Ma’rang.
Pemilihan lokasi tersebut didasarkan bahwa lokasi tersebut diduga telah mendapat tekanan dari
lingkungan sekitar. Parameter kualitas air yang diukur adalah kecerahan/kekeruhan,
suhu, pH, oksigen terlarut, dan salinitas. Parameter fisika-kimia sedimen yang diukur
dan dianalisis meliputi tekstur sedimen, pH, bahan organik total (BOT), karbon
organik, nitrogen total dan fosfor tersedia. Analisis data dilakukan dengan analisis
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen substrat dasar di lokasi penelitian
didominasi oleh fraksi debu sebesar 43,25%, menyusul pasir 30,25% dan liat 26,5%.
Kondisi substrat yang demikian akan berpengaruh kepada kestabilan melekat dan tumbuh
padang lamun, dimana padang lamun akan lebih mudah terangkat jika substratnya
didominasi oleh liat. Hasil pengukuran pH substrat dasar rata-rata sebesar 6,35 yang berarti
masih tergolong rendah karena di bawah pH normal (7). Hasil pengukuran kualitas air
memiliki kisaran salinitas sebesar 30-43 ppt, suhu sebesar 28,9-33,9 oC, oksigen terlarut
sebesar 2,93-7,31 ppm, pH air 7,35-8,26. Hasil pengukuran kualitas air juga masih
menunjukkan nilai yang layak untuk kehidupan padang lamun, kecuali oksigen terlarut
tergolong masih rendah pada pagi hari yaitu sebesar 2,93 ppm.
Kata kunci: Kuali tas air , sedimen, pertumbuhan dan padang lamun
ABSTRACT
This study aims to detect water quality condition and sediment substrat in field ponders at
Pangkep Regency. This research was design by explanatory research to get information
water quality condition and sediment ponders, This research was carried out from June
until November 2009 at Port Biringkassi of Bungoro district, Labakkang, mangrove forest
and Salemo Island of Ma'rang district. Location were selected based on their assumption as
the area receiving pressure from environment around. Parameter of water quality was
measured such as brightness/mudness, temperature, pH, dissolve oxygen, and salinity.
Parameter of Physical and chemistry of sediment was measured and analysed consist of
texture of sediment, pH, total organic material (TOM), C-organic, total of nitrogen and phosphorus available. Data were analysed by descriptive analysis. Result shows the
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 2/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
74
fraction of substrat dominantly by silt 43,25%, sand 30,25%, and clay 26,5%. This
condition of substrat influence to stickiness stability and growth field ponders, where field
ponder will be more easy to be upraised if it’s substrat dominantly by clay. Value of pH
substrat is 6,35 and was categorised in low level cause this value smaller than pH normalvalue (7). Result of water quality measurement is salinity between 30-43 ppt, temperature
between 28,9-33,9 oC, dissolve oxygen from 2,93 to 7,31 ppm, pH of water between 7,35-
8,26. Result of water quality measurement is shows of value is elegible to support living
field ponder, except dissolved oxygen to still low in morning that 2,93 ppm.
Keywords: Water quali ty, sediment, growth and field ponders
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir merupakan ekosistem
yang paling mudah terkena dampak ke-giatan manusia. Kemajuan industri yang
begitu pesat telah menimbulkan masalah
yang serius bagi ekosistem pesisir, yaitu
semakin menurunnya kualitas perairan
akibat jumlah bahan pencemar yang terus
bertambah.
Ekosistem perairan pesisir merupakan
ekosistem akuatik yang memiliki sifat
fisika, kimia, dan biologi yang khas,
secara langsung dan tidak langsung meng-hasilkan adaptasi dan evolusi terhadap
organisme yang hidup di dalamnya. Eko-
sistem perairan pesisir bersifat dinamis
dan mempunyai kekayaan habitat yang
seragam serta saling berinteraksi (Jaelani,
2006).
Wilayah pesisir juga merupakan suatu
wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
apabila ditinjau dari garis pantai, maka
suatu wilayah pesisir memiliki dua macam
batas yaitu batas sejajar garis pantai dan
batas tegak lurus terhadap garis pantai.
Batas wilayah pesisir ke arah laut men-
cakup bagian atau batas terluar dari pada
daerah paparan benua (continental shelf )
dimana ciri-ciri perairan ini masih di-
pengaruhi oleh proses alami yang terjadi di
darat, seperti sedimentasi dan aliran air
tawar maupun proses yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di darat, seperti peng-
gundulan hutan dan pencemaran (Dahuri,et. al, 2001).
Pesisir pantai Kabupaten Pangkep me-
rupakan salah pesisir pantai yang terus
menerus mendapatkan tekanan yang cen-derung akan menurunkan kondisi pada
lamun pada perairan tersebut. Dengan
adanya berbagai kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat, seperti pemanfaatan
pesisir pantai untuk penangkapan ikan,
adanya beberapa pelabuhan baik untuk
penyeberangan ke berbagai pulau di Ka-
bupaten Pangkep maupun pelabuhan un-
tuk mengangkut semen ke berbagai daerah
seperti Pelabuhan Biringkassi serta ber-
bagai pemanfaatan pesisir lainnya cende-rung mengakibatkan kondisi pesisir pantai
semakin menurun. Ekosistem perairan
pesisir bersifat dinamis dan mempunyai
kekayaan habitat yang beragam serta sa-
ling berinteraksi.
Padang lamun adalah kumpulan tumbuhan
berbunga yang hidup di perairan dangkal
(Nybakken, 1988). Lamun juga dapat
didefinisikan sebagai tumbuh-tumbuhan
berbunga ( Angiospermae) yang secara
penuh beradaptasi pada kehidupan bahari
(Supriharyono, 2002).
Lamun menfiksasi sejumlah karbon or-
ganik dan sebagian besar memasuki rantai
makanan, baik melalui pemangsaan lang-
sung oleh herbivora maupun proses kom-
posisi sebagai serasah (Hutomo, 1985).
Pada lingkungan yang tidak terganggu,
aliran nutrien terlarut dari mangrove telah
meningkatkan produktivitas primer padalamun. Dalam keadaan ini aliran dari darat
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 3/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
75
ke laut menjadi faktor yang kritis. Sering-
kali terlihat terumbu karang menjadi rusak
karena kerusakan sistem-sistem lain dan
sebaliknya. Hal tersebut merupakan gam- baran secara umum, tetapi mekanisme
yang lebih mendalam masih terbuka untuk
penelitian lebih lanjut (Arifin, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi kualitas air dan sedimen substrat
dalam menunjang kestabilan padang la-
mun di Kabupaten Pangkep.
BAHAN DAN METODEDesain Peneli tian
Desain penelitian ini adalah explanatory
research yang merancang penelitian untuk
mendapatkan informasi mengenai kondisi
kualitas air dan sedimen tempat hidup
padang lamun. Pengambilan daerah sam-
pel dilakukan dengan melihat dan men-
duga lokasi-lokasi tersebut rentang ter-
hadap penyebaran padang lamun yang
mengalami gangguan dan tekanan.
Waktu Dan Tempat Peneli tian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Juni sampai November 2009 bertempat di
sekitar Pelabuhan Biringkassi Kecamatan
Bungoro, Pelabuhan Labakkang Kecamatan
Labakkang, sekitar areal pertambakan/hutan
mangrove serta sekitar Pulau Salemo Ke-
camatan Ma’rang. Pemilihan lokasi tersebut
didasarkan bahwa lokasi tersebut diduga
telah mendapat tekanan dari lingkungan
sekitar.
Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sampel air laut, substrat dasar
yang disampling pada masing-masing
lokasi penelitian. Alat dan metode yang
digunakan untuk mengukur atau meng-
ambil data kualitas air dan substrat dasar
yang dibutuhkan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan metode dalam pengambilan data fisika, dan kimia padang lamun
Parameter Satuan Alat dan Metode
1. Kualitas Air
- Suhu
- Salinitas
- Kekeruhan
- pH
- Oksigen terlarut
oC
ppt
NTU
-
Mg L-1
Water Checker U-10/insitu
Water Checker U-10/insitu
Water Checker U-10/insitu
Water Checker U-10/insitu
Water Checker U-10/insitu
2. Fisika-Kimia Substrat
- Tekstur
- pH
- Bahan Organik
- NTotal
- Fosfor tersedia
%
-
%
%
ppm
Mekanik
pH meter
Tetrik metrik
Tetrik metrik
Tetrik metrik
Sumber : Jaelani, 2006
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 4/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
76
Teknik Pengumpul an Data
Parameter Fisika-Kimia Air
Parameter fisika-kimia air yang diukurmeliputi kecerahan/kekeruhan, suhu,
pH, oksigen terlarut, dan salinitas.
Pengukuran parameter fisika-kimia air
dilakukan secara insitu.
Pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut,
salinitas, dan kekeruhan diukur dengan
menggunakan HORIBA water Checker
U-10 (Jaelani, 2006). Untuk parameter
yang tidak dapat diukur secara insitu
karena masalah teknis, maka sampel
akan dianalisis di laboratorium.
Parameter Fisika-Kimia Sedimen/
Substrat
Parameter fisika-kimia sedimen yang
diukur dan dianalisis meliputi tekstur
sedimen, pH, bahan organik total
(BOT), karbon organik, nitrogen total
dan fosfor tersedia.
Pada tiap stasiun dilakukan pengam- bilan contoh sedimen dengan menggu-
nakan pipa paralon (2 inci). Untuk
pengukuran tekstur sedimen dasar be-
rupa fraksi pasir, lumpur, dan liat sedi-
men dasar diambil sebanyak ± 1.000 g
pada setiap lokasi. Kemudian contoh
sedimen tersebut dimasukkan kedalam
kantong plastik klip. Analisis fraksi se-
dimen dilakukan dengan cara mekanis.
Untuk pengukuran bahan organik pada
sedimen berupa persen karbon organikakan dilakukan dengan teknik titrasi
(Jaelani, 2006). Parameter fisika-kimia
sedimen dianalisis di Laboratorium
Tanah Politeknik Pertanian Negeri
Pangkep.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerasteristik Fisika-Kimia Substrat
Dasar
Fraksi Sedimen
Hasil pengukuran rata-rata fraksi sedimen
menunjukkan bahwa substrat dasar yang
dominan di lokasi penelitian berturut-turut
liat 26,5%, debu 43,25% dan pasir 30,25.
Secara spesifik, fraksi pasir tertinggi 58%
terdapat di lokasi D dekat Pulau Salemo
dan terendah di lokasi A sekitar Pelabuhan
Biringkassi. Sedangkan fraksi pasir untuk
lokasi B sekitar Pelabuhan Labakkang dan
C sekitar Mangrove masing-masing se-
besar 22% dan 21% (Tabel 2). Tingginya
fraksi pasir di lokasi D diduga disebabkan
karena lokasi tersebut jauh dari pesisir
pantai yang banyak terdapat sungai-sungai
kecil. lokasi tersebut juga cukup jauh dari
daratan, sehingga dampak dan aktivitas
daratan relatif lebih kecil, hal ini terlihat
dari fraksi liat dan debu sebagai efek dari
adanya sedimentasi relatif kecil. Selan-
jutnya, di lokasi A, B dan C (53%, 53%dan 55%) umumnya memiliki fraksi debu
sampai liat karena ketiga lokasi tersebut
berdekatan dengan muara sungai yang
merupakan salah satu sumber lumpur dan
bahan lainnya.
Kelas tekstur untuk masing-masing lokasi
penelitian menunjukkan untuk lokasi A
Pelabuhan Biringkassi memiliki kelas
tekstur lempung berdebu, lokasi B Pela-
buhan Labakkang memiliki kelas tekstur
berdebu, lokasi C sekitar hutan mangrove
memiliki kelas tekstur lempung berdebu
dan lokasi D sekitar Pulau Salemo me-
miliki kelas tekstur lempung liat berpasir.
Dari empat lokasi penelitian, hanya di
lokasi D sekitar Pulau Salemo memiliki
kelas tekstur yang banyak mengandung
pasir. Selanjutnya, ukuran partikel substrat
dasar untuk semua lokasi penelitian me-
nunjukkan ukuran < 2 mm.
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 5/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
77
Tabel 2. Substrat tanah dasar di lokasi penelitian
No Lokasi
Tekstur
Ukuran Sedimen%
Liat
%
Debu
%
Pasir Klas Tekstur
1
2
3
4
A
B
C
D
27
25
24
30
53
53
55
12
20
22
21
58
Lempung berdebu
Berdebu
Lempung berdebu
Lempung Liat berpasir
<2 mm
<2 mm
<2 mm
<2 mm
Derajat Keasaman (pH)
Hasil pengukuran pH substrat dasar pada
lokasi penelitian rata-rata sebesar 6,35
dengan kisaran terendah 5,8 di lokasi A di
sekitar Pelabuhan Biringkassi dan ter-
tinggi 6,9 di lokasi C sekitar hutan
mangrove.
Tabel 3. Kualitas substrat dasar pada masing-masing lokasi penelitian
No Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D
1
2
3
4
5
Derajat keasaman (pH)
Bahan organik total (%)
Organik karbon (%)
Nitrogen total (%)
Posfor tersedia (ppm)
5,8
3,12
1,56
0,072
9,82
6,2
2,90
1,45
0,151
18,50
6,9
2,35
1,34
0,110
14,65
6,5
2,46
1,23
0,092
13,47
Rendahnya pH substrat dasar pada eko-
sistem lamun mengindikasikan terjadinya
proses perombakan bahan organik dari
dalam sistem lamun itu sendiri (Jaelani,
2006).
Bahan Organik Total (BOT) Dan
Bahan Organik Karbon (C-Organik)
Kandungan bahan organik dalam substrat berkaitan erat dengan jenis substrat. Jenis
substrat dasar perairan yang berbeda akan
mempunyai kandungan bahan organik
yang berbeda pula. Jumlah bahan organik
yang terdapat dalam substrat dasar secara
keseluruhan disebut bahan organik total,
sedangkan bahan organik hasil dekom-
posisi yang mengendap di dasar perairan
disebut organik karbon (Irawan, 2003).
Hasil analisis bahan organik substrat dasar
pada masing-masing lokasi penelitian se- besar 2,71 dan organik karbon sebesar
1,39. Kandungan bahan organik substrat
dasar yang terendah terdapat di lokasi C
sekitar hutan mangrove sebesar 2,35%
sedangkan tertinggi di lokasi A Pelabuhan
Biringkassi sebesar 3,12%. Sedangkan
organik karbon substrat dasar yang te-
rendah ditemukan di lokasi D sekitar
Pulau Salemo sebesar 1,23% dan tertinggi
di lokasi A sekitar Pelabuhan Biringkassi
sebesar 1,56%. Materi bahan organikdalam ekosistem lamun bersumber dari
vegetasi lamun yang mati dan membusuk,
kemudian terperangkap dalam sistem eko-
logi lamun dan bercampur dengan lumpur
(Jaelani, 2006). Bahan organik yang me-
ngendap di dasar perairan pada ekosistem
lamun, dirombak oleh bakteri menjadi
bahan anorganik sebagai pendukung ke-
hidupan vegetasi lamun.
Kandungan bahan organik di lokasi Asekitar Pelabuhan Biringkassi lebih tinggi
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 6/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
78
dibandingkan dengan lokasi B, C dan D.
Hal ini erat kaitannya dengan tipe fraksi
sedimen. Seperti yang dikemukakan oleh
Jaelani (2006), bahwa terdapat hubunganantara bahan organik dan ukuran pertikel.
Pada sedimen yang halus, persentase
bahan organiknya lebih tinggi dari pada
sedimen yang lebih kasar. Hal ini juga
berhubungan dengan lingkungan yang
tenang sehingga memungkinkan pengen-
dapan sedimen lumpur yang diikuti aku-
mulasi bahan organik.
Nitrogen Dan Posfor Tersedia
Kandungan nitrogen substrat dasar pada
masing-masing lokasi penelitian rata-rata
sebesar 0,11 % dan kandungan posfor ter-
sedia rata-rata sebesar 14,11 ppm. Nitro-
gen total (%) substrat dasar terendah
diperoleh pada lokasi A sekitar Pelabuhan
Biringkassi sebesar 0,072 % dan tertinggi
diperoleh pada lokasi B sekitar Pelabuhan
Labakkang sebesar 0,151 %. Sedangkan
kandungan Posfor tersedia terendah di-
temukan di lokasi D sekitar Pulau Salemo
sebesar 13,47 ppm dan tertinggi di lokasi
B sekitar Pelabuhan Labakkang sebesar18,50 ppm.
Variasi nilai nitrogen dan posfor substrat
dasar masing-masing lokasi penelitian
relatif kecil. Sumber N dan P substrat
dasar diduga berasal dari akumulasi hasil
mineralisasi vegetasi lamun yang mati dan
sekresi biota yang berasosiasi pada eko-
sistem lamun.
Kerasteristik Parameter Fisika-KimiaPerairan
Hasil pengukuran parameter fisika-kimia
perairan yang terdiri dari rata-rata suhu,
salinitas, kecerahan, oksigen terlarut dan
pH selama penelitian pada setiap lokasi
pengambilan sampel disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Nilai rata-rata parameter kualitas perairan lokasi penelitian
LokasiParameter KualitasAir
Salinitas Suhu Oksigen pH Kecerahan
A 32,27 31,35 4,92 7,65 48,27
B 38,17 33,05 5,48 7,62 32,27
C 36,43 30,59 5,73 8,03 98,60
D 36,24 30,98 4,35 7,93 90,73
Sumber : Data primer setelah diolah, 2009
Salinitas
Keragaman salinitas air laut dapat mem-
pengaruhi biota bahari lewat perubahan
berat jenis air laut dan lewat perubahan
tekanan osmotik.
Variasi salinitas selama penelitian pada
lokasi A yang dekat dengan Pelabuhan
Biringkassi yang merupakan pelabuhan
tempat PT. Semen Tonasa melakukan
penjualan semen lewat laut memiliki
variasi yang cukup kecil.
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 7/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
79
Gambar 1. Salinitas air pada masing-masing lokasi penelitian
Gambar 1 menunjukkan kisaran salinitas
lokasi penelitian masih dalam kisaran
yang normal, yaitu sekitar 30-43 ppt.Salinitas terendah didapatkan pada lokasi
C dengan salinitas 30 ppt, sedangkan
salinitas tertinggi didapatkan pada lokasi
B. Rendahnya salinitas pada lokasi C
diduga disebabkan karena lokasi C ber-
dekatan dengan sungai yang merupakan
sumber air tawar. Tingginya salinitas pada
akhir penelitian diduga disebabkan karena pada bulan Oktober sampai November
merupakan puncak musim kemarau, dan
merupakan peralihan dari pasang pagi ke
pasang sore.
Suhu
Hasil pengukuran suhu pada lokasi
penelitian menunjukkan nilai antara 28,9-
33,9 oC. Suhu rata-rata terendah didapat-
kan pada lokasi C sebesar 30,59 oC,
sedangkan suhu tertinggi didapatkan pada
lokasi B sebesar 32,38oC. Namun demi-
kian suhu perairan yang didapatkan masihdalam batas normal untuk aktivitas biota
perairan.
Gambar 2. Suhu air pada masing-masing lokasi penelitian
Oksigen Terlarut
Sebagian besar lingkungan bahari, oksi-
gen tidak dianggap sebagai faktor pem-
batas. Kadar oksigen sangat rendah hanya
terdapat pada lingkungan yang tertutup
dengan sirkulasi air yang sangat lambat
atau pada tempat yang penggunaan oksi-gennya sangat tinggi.
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 8/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
80
Dalam penelitian ini diperoleh kisaran
oksigen terlarut pada masing-masing
lokasi penelitian sebesar 2,93 - 7,31 ppm.
Nilai oksigen terlarut rata-rata selama penelitian tertinggi diperoleh pada lokasi
C sebesar 5,73 ppm, menyusul lokasi B
sebesar 5,48 ppm, lokasi A sebesar 4,92
ppm dan terendah lokasi D sebesar 4,35
ppm. Nilai tersebut masih berada dalam
toleransi hidup biota bahari, karena masih berada dalam kisaran rata-rata di atas 3
ppm (Gambar 4).
Gambar 4. Oksigen terlarut air pada masing-masing lokasi penelitian
Keasaman (pH)
Pencampuran biogenik yang intensif ter-
jadi di atas permukaan sediment dasar.Proses kimia seperti pembusukan, pe-
rombakan dan reduksi terjadi pada lapisan
tertentu di bawah permukaan dasar. Re-
aksi kimia yang tejadi dalam sedimen
mempengaruhi parameter kualitas air, di-antaranya pH (Jaelani, 2006).
Gambar 5. Kadar keasaman (pH) air pada masing-masing lokasi penelitian
Hasil pengkuran pH perairan pada lokasi
penelitian menunjukkan nilai yang masih
normal dan layak untuk kehidupan biota perairan, yaitu berkisar 7,35-8,26 (Gam-
bar 5). Kisaran pH rata-rata lokasi peneli-
tian tertinggi ditemukan pada lokasi C
sebesar 8,03, menyusul lokasi D sebesar7,93, lokasi A sebesar 7,65, dan lokasi B
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 9/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
81
sebesar 7,62. Kisaran pH pada lokasi
penelitian masih berada dalam kondisi
yang layak untuk kehidupan organisme
karena masih di atas nilai pH normal yaitusebesar 7.
Kecerahan
Kecerahan atau kekeruhan merupakan
gambaran banyaknya partikel-partikel ko-
loid dan jasad renik yang terdapat dalam
suatu perairan. Nilai kecerahan perairan
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gam-
bar 6. Nilai kecerahan untuk semua lokasi
penelitian bervariasi. Nilai kecerahan ber-kisar antara 15 – 210 NTU. Nilai rata-rata
kisaran tertinggi diperoleh pada lokasi C
sebesar 98,6 NTU, menyusul lokasi D
sebesar 90,73 NTU, lokasi A sebesar
48,27 NTU, dan lokasi B sebesar 32,27
NTU.
Gambar 6. Kecerahan nilai kecerahan air pada masing-masing lokasi penelitian
KESIMPULAN
1. Hasil pengukuran fraksi sedimen sub-
strat dasar adalah liat 26,5%, debu
43,25% dan pasir 30,25. Hasil peng-
amatan pH rata-rata 6,35 dengan
kisaran terendah 5,8 di sekitar Pela-
buhan Biringkassi dan tertinggi 6,9 di
lokasi sekitar hutan mangrove.
2.
Hasil pengukuran kualitas air yaitusalinitas masih dalam kisaran yang
normal yaitu sekitar 30-43 ppt, suhu
menunjukkan nilai antara 28,9-33,9oC, oksigen terlarut berkisar antara
2,93-7,31 ppm, dan pH perairan antara
7,35-8,26. Lokasi penelitian ini me-
nunjukkan nilai yang masih normal
dan layak untuk kehidupan biota per-
airan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. 2001. Heavy metal pollution in
sediments of coastal waters of
Indonesia. In Proceeding Fifth IOC
/WESTPAC. International Scientific
Symposium: 27-31 August 2001.
Soul Korea.
Dahuri, R., J. Rais., S.P. Ginting., dan
M.J. Sitepu. 2001. PengelolaanSumberdaya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Tepat. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta
Hutomo. 1985. Telaah Ekologi Komunitas
Ikan pada Padang Lamun (Seagrass,
Anthophyta) di Perairan Teluk
Banten. Disertasi. IPB Bogor.
7/21/2019 2. Kajian Kualitas Air Dan Sedimen Di Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep
http://slidepdf.com/reader/full/2-kajian-kualitas-air-dan-sedimen-di-sekitar-padang-lamun-kabupaten-pangkep 10/10
Jurnal Agrisistem, Desember 2009, Vol. 5 No. 2 ISSN 1858-4330
82
Jaelani. 2006. Telaah Spasio-Temporal
Komunitas Ikan Padang Lamun
(Seagrass Beds) di Perairan Pantai
Kota Bontang Kalimantan Timur.Disertasi. Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut:
Suatu Pendekatan Ekologis.
Gramedia. Jakarta
Supriharyono. 2002. Plestarian dan
Pengelolaan Sumberdaya Alam di
Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta