Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9 Universitas Kristen Petra
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS
2.1 Studi Literatur Tentang Kemasan
2.1.1 Pengertian Kemasan
Kemasan (packaging) adalah material yang digunakan untuk membuat
bungkus atau wadah (package) yang nantinya untuk membungkus barang, bisa
berupa bentuk kotak, bulat, dan sebagainya, dan dari bahan kertas, plastik, dan
sebagainya. Sedangkan batasan pengemasan dalam perancangan ini adalah
mengemas makanan ringan yang terdapat di Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo.
Definisi kemasan (packaging) menurut Philip Kotler adalah “The
activities of designing and producing the container or wrapper for a product”.
Yang berarti adalah aktivitas atau kegiatan dalam merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus suatu produk. Definisi kemasan cukup beragam. “Packaging
is kind of disguise. It’s kind of interference. It muddies our unmediated experience
of what’s inside” (Kotler, 41) kemasan sebagain topeng yang menutupi apa yang
ada di dalamnya. Namun, ada juga yang mengatakan sebaliknya. Bahwa kemasan
merupakan cerminan dari isi yang ada di dalamnya. Melalui kemasan, seseorang
terbantu dalam mendeskripsikan suatu produk, karakteristik, maupun kualitas
produk. Berikut
ini beberapa pendapat mengenai pengertian kemasan.
a. Menurut Soehardi Sigit (43), adalah kegiatan penempatan produk ke
dalam wadah (kontainer), tempat, isi atau sejenis yang terbuat dari timah,
kayu, kertas, gelas, besi, plastik, selulose transparan, kain, karton, atau
material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk
disampaikan kepada konsumen
b. Menurut Basu Swastha (139)
Pembungkusan (packaging) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan
umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penemuan desain dan
pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang.
10 Universitas Kristen Petra
c. Menurut Djaslim Saladin
“Kemasan adalah segala kegiatan merancang dan memproduksi wadah
atau bungkus suatu produk.” (87)
Jadi arti dari kemasan mengacu pada wadah yang memegang suatu produk atau
sekelompok produk, dan merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan umum dalam
perencanaan barang untuk menempatkan barang tersebut ke dalam wadah atau
tempat. Kemasan sama pentingnya juga dengan kualitas produk. Kemasan yang
baik menciptakan suatu dorongan membeli. Dari kemasannyalah sugesti
seseorang dapat dibangun, sehingga kepercayaan konsumen akan produk
meningkat.
2.1.2 Sejarah Kemasan
Kemasan telah dikenal manusia sejak dulu kala. Sekitar tahun 8000
sebelum masehi, kemasan yang digunakan terbuat dari bahan-bahan sederhana
kulit binatang, keranjang rumput sebagai wadah buah-buahan yang dipungut dari
hutan. Bangsa China menggunakan keramik sebagai wadah baik untuk benda
padat maupun benda cair, sedangkan bangsa Indonesia menggunakan wadah
bambu untuk menyimpan benda cair.
Bangsa Mesir telah membuat industri botol yang penting bagi kehidupan
masyarakatnya sekitar tahun 1550 SM. Sekitar tahun 750 sesudah masehi proses
pembuatan kertas tersebar luas mulai dari Asia tengah hingga Itali dan Jerman.
Tahun 1700an, teknik pembuatan kertas itu sampai di Amerika. Pada 1909,
selulose asetat digunakan untuk keperluan fotografi, penggunaan selulose asetat
yang nantinya dikenal sebagai plastik ini mulai berkembang. Tahun 1924 Du Pont
memproduksi cellophones pertama kali di New York. Tahun 1950an menyusul
penggunaan alluminium foil pertama sebagai kemasan. Seiring berjalannya waktu
industri kemasan berkembang memanfaatkan tidak hanya bahan langsung dari
alam tetapi juga beraneka ragam bahan kimia untuk menekan biaya industri dan
memberi berbagai macam keuntungan penggunaan. Mulai pada abad pertengahan
wadah yang digunakan beraneka ragam, baik dari kulit, bambu, keramik, kaca,
kayu, maupun batu. Namun wadah-wadah itu hanya mempunyai satu fungsi saja
yaitu hanya sebagai tempat semata untuk memudahkan membawa dan melindungi
barang dan selama berabad-abad fungsi kemasan tersebut tidak berubah. Baru
11 Universitas Kristen Petra
kemudian pada tahun 1950an ketika mulai hanya muncul supermarket, peranan
kemasan sesungguhnya baru dapat dirasakan.
Di pasar swalayan ini produk tidak lagi berdiri sendiri tetapi harus dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli. Tetapi pada saat itu fungsi kemasan
masih ditujukan untuk memberikan informasi-informasi kepada konsumen
mengenai apa isi dan kandungan produk tersebut. Baru pada tahun 1980an di saat
persaingan semakin ketat, kalangan produsen semakin berlomba untuk menarik
perhatian calon konsumen. Bentuk dan desain kemasan semakin diperhitungan
karena kemasan ini berfungsi untuk menggambarkan keistimewaan produk dan
membujuk calon konsumen untuk membeli suatu produk. Kemasan mengambil
alih tugas penjualan saat jual beli terjadi.
2.1.3 Fungsi dan Peranan Kemasan
Peranan kemasan sebagai salah satu alat pemasaran (Saladin, 87), yaitu :
a. Swalayan (self service)
Semakin banyak jumlah produk yang dijual dengan cara pembeli
mengambil sendiri barang yang dibutuhkan, kemasan semakin
berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan
harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen
dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan.
b. Kemakmuran konsumen (consumer affluence)
Meningkatkan kekayaan konsumen akan berarti bahwa konsumen
bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan,
ketergantungan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
c. Citra perusahaan dan merek (company and brand image)
Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat
konsumen mengenali perusahaan atau mereknya.
d. Peluang inovasi (inovational opurtunity)
Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan
juga memberi keuntungan bagi produsen.
12 Universitas Kristen Petra
Mengapa kemasan diperlukan (Saladin, 88) :
a. Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan
(utility)
b. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan
c. Untuk meningkatkan laba
Menurut Swastha (139), sebuah kemasan dapat memperngaruhi sikap dan
kepercayaan konsumen dalam keputusannya untuk membeli suatu produk, karena
konsumen menilai sebuah produk pertama kali melalui kemasannya. Alasan yang
disebut sebelum ini merupakan alasan sederhana yang sering dijadikan alasan
melakukan pengemasan dan berikut ini dijabarkan alasan-alasan lain melakukan
pengemasan :
a. Merupakan salah satu fungsi dalam pemasaran. Membungkus
merupakan salah satu cara untuk melakukan perlindungan produk
terhadap cuaca, tertekan, serta permudah dalam proses distribusinya
dari produsen ke konsumen. Pengemas dapat membuat penampilan
barang tampak rapi, bersih, lebih memiliki ketahanan terhadap cuaca
ataupun tumpukan yang dapat merusak barang. Melalui
kemasannyalah konsumen dapat mengenali suatu produk yang akan
dibelinya dan mencegah penggantian barang-barang dari produsen
saingan.
b. Pengemasan juga merupakan program pemasaran perusahaan. Melalui
kemasannya identitas sebuah perusahaan dapat terbangun dan dikenal
target marketnya. Perubahan kemasan sering juga mengubah kesan
konsumen terhadap barang di dalamnya, karena sering mereka
beranggapan bahwa perubahan kemasan mempengaruhi perubahan isi
kemasan. Selain sebagai identitas, kemasan juga berfungsi sebagai alat
promosi yang efektif untuk memperkenalkan barang baru atau
membantu perluasan pasar.
c. Pemberian kemasan pada barang merupakan suatu cara untuk
meningkatkan kemungkinan laba bagi perusahaan. Sering dijumpai
13 Universitas Kristen Petra
kemasan yang menarik dapat membuat lebih banyak konsumen
tertarik membeli.
Sedangkan menurut Susan B. Bassin (21), perkembangan kemasan masa
kini telah melampaui segi fungsionalnya, yakni sekedar pembungkus sebuah
produk. Kini baik dari segi produsen maupun konsumen, kemasan harus mampu :
a. Membedakan brand yang diwakili
b. Membuat informasi secara deskriptif dan persuasif
c. Melindungi produk
d. Membantu penyimpanan produk
e. Membantu konsumsi produk
Adapun menurut Wirya (6-7), fungsi kemasan harus menampilkan
sejumlah faktor penting sebagai berikut :
a. Faktor Pengaman Melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan dan dapat menjadi
penyebab timbulnya kerusakan barang misalnya: cuaca, sinar, jatuh,
penumpukan, kuman, serangga, dan lain-lain.
b. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan,
sehingga biaya tidak melebihi proposi manfaatnya.
c. Faktor Pendistribusian Mudah didistribusi dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke
tangan konsumen. Di tingkat distributor atau pengecer, kemudahan
penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan.
d. Faktor Komunikasi
Sebagai media komunikasi yang menerangkan atau mencerminkan
produk, citra merek, dan juga sebagai bagian dari promosi, dengan
pertimbangan yang mudah untuk dilihat, dipahami, dan diingat.
e. Faktor Ergonomi
14 Universitas Kristen Petra
Berbagai pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang,
dibuka, dan mudah diambil atau dikeluarkan isinya.
f. Faktor Estetika Keindahan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan
penggunaan warna, bentuk, merek/logo, ilustrasi, huruf, dan tata letak
untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
g. Faktor Identitas Secara keseluruhan, kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, yakni
memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan membedakannya
dengan produk lain.
Menurut ketiga ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa, kemasan memiliki
dua fungsi dasar yaitu melindungi produk dari kerusakan selama pengiriman dan
mempromosikan produk ke konsumen. Konsumen sangatlah penting baik bagi
penjual maupun pembeli produk. Hali ini dapat mencegah adanya kerusakan,
gangguan, atau pencurian, meningkatkan kenyamanan dalam penggunaan dan
penyimpanan, dan membuat produk untuk lebih mudah diidentifikasikan. Pada
akhirnya, kemasan merupakan faktor penting dalam merebut perhatian calon
konsumen, baik itu menaikkan mutu dan citra perusahaan serta juga membedakan
produk yang satu dengan produk lainnya yang ada di pasaran.
2.1.4 Kemasan yang Ideal
2.1.4.1 Unsur penting dalam kemasan
Desain kemasan merupakan bidang keilmuan dalam studi desain
komunikasi visual. Pembelajaran mengenai desain kemasan adalah obyektif dan
di dalamnya, setiap tahapan dapat dipelajari dengan seksama. Dalam perancangan
kemasan baik melibatkan 3 unsur penting, yaitu :
a. Rencana pemasaran, dimana yang perlu direncanakan adalah area
pemasaran, karakteristik pasar, tujuan dan efisiensi biaya.
b. Desain fungsional, yaitu pemilihan bahan yang sesuai, cara
kemasan melindungi isinya, proses produksi, dan kemudahan
penggunaannya.
15 Universitas Kristen Petra
c. Desain grafis, yaitu faktor visual dari kemasan tersebut yang
meliputi bentuk, penampilan, dan warna, yang mampu menjadi
daya tarik dan sekaligus mewakili produk yang dikemas (Kristian
S.W, ix-23)
2.1.4.2 Kriteria kemasan yang baik
Kriteria kemasan yang baik menurut paparan Kristian. S.W (ix-24) adalah
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen sehubungan dengan produk yang
dikemas di dalamnya, sehingga dapat dipaparkan sebagai berikut:
a. Kemasan harus sesuai dengan produk yang ada di dalamnya, dalam persyaratan
pemasaran, fungsional, dan grafis. Ini menunjukkan pentingnya
pengkoordinasian kemasan dan produk
b. Kemasan harus sesuai dengan kelas perdagangan yang diinginkan. Rencana
pemasaran harus mengidentifikasikan pasar dan desain grafis harus berdaya
tarik.
c. Kemasan mutakhir secara fungsional, grafis, dan harus mencerminkan posisi
pasar yang terakhir. Kemasan yang telah terlalu lama di pasar menjadi tidak
laku dan rencana pemasaran harus ditinjau kembali secara periodik.
d. Kemasan harus secara fungsional didesain dengan baik sesuai targetnya, cocok
dengan rencana pemasaran. Ini berarti bahwa kemasan harus melindungi
produk, mudah dibuka, mudah ditumpuk, dan ekonomis dalam situasi di mana
biasanya dijual.
d. Kemasan harus menarik dan dapat diterima pengecer sesuai syarat pemasaran,
fungsional, dan grafisnya.
e. Kemasan harus bisa dipajang dan dengan bentuk dan ukuran yang membuatnya
mudah dilihat di atas rak. Ini membutuhkan kombinasi kebijakan pemasaran,
desain fungsional, dan grafis.
f. Kemasan harus mengidentifikasi produk dan mereknya. Kemasan juga harus
membentuk hubungan dengan produk lain dari pabrik yang sama dimana
kebijakan pemasaran begitu berpengaruh.
16 Universitas Kristen Petra
g. Kemasan harus didesain secara grafis dengan baik. Desain grafis merupakan
fungsi kreatif yang ditujukan untuk target tertentu, ditetapkan dalam rencana
pemasaran, dan harus menjamin bahwa kemasan tersebut mampu menarik
perhatian untuk diambil. Warna dalam hal ini memainkan hal yang penting.
h. Kemasan umumnya harus berdaya tarik pada golongan mayoritas dan bukan
minoritas. Desain grafis harus mencerminkan kecenderungan umum kecuali
kebijakan pemasaran menetapkan rencana berbeda.
i. Kemasan harus mampu menyampaikan pada konsumen apa yang mereka beli.
Desain fungsional dan grafis harus menafsirkan pesan pemasaran.
j. Kemasan harus mudah dilihat dan berbeda dengan pesaingnya (jenis produk
yang sama).
2.1.4.3 Aspek dalam kemasan
Kemasan yang ideal selain harus mampu memenuhi fungsinya sebagai
wadah, sarana promosi dan identitas produk, juga harus dapat memberikan
sumbangan bagi distribusi yang efektif dan dapat memainkan perannya dalam
keseluruhan penjualan. Dalam pengertian besarnya biaya kemasan tidak melebihi
proporsi atau manfaatnya. Merancang suatu kemasan yang ideal melibatkan aspek
pemasaran, aspek fungsional, dan aspek grafis.
a. Aspek Pemasaran
Suatu kemasan merupakan bagian yang integral dari aspek
pemasaran. Jadi tidaklah benar untuk menempatkan rencana kemasan pada bagian
terakhir rencana pemasaran. Kemasan harus ditujukan pada suatu pasar yang
spesifik, maka diperlukan suatu riset mengenail pasar tertentu untuk mengetahui
kemasan seperti apa yang menarik bagi pasar tersebut. Rencana pemasaran yang
meliputi area pemasaran seringkali menentukan bentuk kemasan yang ideal agar
dalam proses pendistribusiannya, distributor tidak mengalami kesulitan seperti
kemasan rusak, memakan banyak tempat dan lain sebagainya.
b. Aspek Fungsional
Desain fungsional berhubungan erat dengan kesukaan dan
ketidaksukaan konsumen. Suatu kemasan harus dipertimbangkan apakah kemasan
tersebut mudah dibuka, tidak mudah bocor atau pecah, dapat diisi ulang, aman
17 Universitas Kristen Petra
bagi konsumen dan lain sebagainya. Sekalipun suatu kemasan sangat menarik dari
segi visual, kuat, tidak mudah rusak, mudah didistribusikan namun ketika
konsumen membeli setiba di rumah, kemasan tersebut sulit untuk dibuka atau
ketika dibuka melukai konsumen makan kemasan tersebut belum memenuhi
persyaratan aspek fungsional yang ideal.
c. Aspek Grafis
Fungsi utama dari aspek grafis adalah untuk menarik perhatian
konsumen yang pada akhirnya dapat menciptakan pembelian. Sekalipun dari segi
pemasaran dan segi kenyamanan atau fungsional suatu kemasan baik baik namun
konsumen tidak akan membeli suatu barang yang kelihatannya tidak
menyenangkan. Terutama bagi produk yang sudah padat di pasaran hingga
konsumen tidak tahu apa yang diinginkannya, aspek grafis pada kemasan dapat
memberikan nilai lebih pada pertimbangan konsumen. Menurut Danger (19),
tindakan konsumen di tempat penjualan akan diarahkan pada sejumlah
pertimbangan antara lain apa yang mereka lihat, atraksi visual yang dapat dilihat,
citra yang diciptakan oleh apa yang terlihat.
Elemen-elemen yang terdapat pada aspek grafis suatu kemasan meliputi
antara lain :
a. Warna
Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain
kemasan. Warna membedakan kepribadian, menarik perhatian ke atribut-atribut
lainnya dan memungkinkan untuk membuat perbedaan dari kompetitor dalam
lingkungan ritel yang ramai. Warna dapat mengindikasi budaya, jenis kelamin,
usia, etnis, daerah lokal, dan harga atau membedakan elemen – elemen visual dan
elemen – elemen tipografi. Penggunaan warna dengan tepat dapat menerobos
kategori produk dan membedakan ragam produk (komposisi), rasa atau bau dalam
suatu lini produk.
18 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1 Diagram warna
Sumber : https://cdn.tutsplus.com/photo/uploads/legacy/102_7colortips/08.jpg
Menurut Klimchuck (106) warna mengkomunikasikan secara psikologis
dengan menciptakan suatu asosiasi mental. Asosiasi mental inilah menentukan
persepsi seseorang tentang suatu objek atau lingkungan sekitarnya. Meskipun
orang dalam lingkungan yang sama mempunyai asosiasi mengenai warna secara
umum yang hampir sama, reaksi individu terhadap warna dipengaruhi juga oleh
latar belakang budaya dan intepretasi sosial secara umum. Walaupun konotasi
warna berubah seiring perubahan waktu, bagi pengguna dari latar belakang
budaya dan geografi yang mirip makna fundamental dari warna tetaplah
konsisten.
Menurut Danger (56) kegunaan warna dalam kemasan yang paling penting
antara lain :
a. Warna pada kemasan dapat berfungsi sebagai pengkodean, pemberian
ciri dalam kemasan, oleh karena itu pemilihan warna kemasan dengan
kontras yang maksimum pada masing-masing warna juga dapat
membedakan rasa, bau. Pada dunia periklanan, warna kemasan
seringkali menjadi citra yang seringkali diangkat seperti Sampoerna
Hijau, dll.
b. Warna sedikit banyak berpengaruh pada proteksi isi dari cahaya yang
dapat merusak. Faktor ini seringkali dipertimbangkan dalam
pengemasan makanan, obat-obatan. Warna juga berpengaruh pada
pengendalian temperatur dimana warna terang cenderung memantulkan
19 Universitas Kristen Petra
warna dan menjaga suhu benda dalam kemasan tetap sejuk, sedangkan
warna gelap sebaliknya menyerap warna yang berpengaruh pada
peningkatan suhu isi kemasan.
c. Keterbacaan, merupakan faktor yang penting karena konsumen tidak
mau bersusah payah membaca sebuah kemasan. Terutama jika kemasan
diletakkan di rak pajang suatu supermarket, dimana ratusan produk lain
turut bersaing.
b. Merek / Logo
Menurut John Murphy, personalitas sebuah produk merupakan hal yang
terlalu kompleks untuk dijelaskan kepada konsumen dalam waktu singkat. Oleh
karena itu, digunakan trademarks atau ciri khusus untuk menyampaikan kualitas,
nilai, kepercayaan, dan asal perusahaan dalam satu kalimat atau tampilan visual
yang dapat diingat konsumen. Trademarks dapat digunakan oleh produsen untuk
membedakan produk atau layanannya dari produk kompetitor. Trademarks terbagi
menjadi dua kategori yaitu wordmarks atau tanda perusahaan yang berupa kata
seperti, Roll sebagai alat pengenal. Wordmarks biasa dikenal dengan trademarks
saja, sedangkan devicemarks lebih dikenal dengan logo.
Gambar 2.2 Logo
Sumber : http://www.cartype.com/pics/2773/small/rolls_royce_logo_1.jpg
Menurut John Murphy dan Michael Rowe dalam buku yang berjudul
“How to Design Trade Marks And Logos” sebuah logo berfungsi untuk :
a. Identifikasi suatu produk atau organisasi
b. Pembeda dari produk atau organisasi lain
c. Mengkomunikasikan informasi tentang nilai dan kualitas
d. Menambah nilai
20 Universitas Kristen Petra
e. Mempresentasikan aset yang berharga
f. Properti legal dari suatu produk atau organisasi
3. Ilustrasi atau Gambar
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan huruf pada kemasan
masih mengalami kendala, yakni perbedaan bahasa. Ilustrasi merupakan aspek
visual yang mampu melewati kendala tersebut. Mengingat ilustrasi adalah bahasa
gambar yang sifatnya universal sehingga mampu dipahami oleh bangsa manapun
dengan proses penerimaan komunikasi yang lebih cepat dan efektif daripada teks.
(Anggraeni, 46).
Ilustrasi digunakan baik dalam dunia seni, periklanan, maupun kemasan.
Secara umum dapat diperoleh dari dua macam teknik, yaitu :
a. Gambar Manual
b. Fotografi
c. Layout
Penampilan dari suatu kemasan sangat berpengaruh terhadap penjualan
produk. Biasanya penampilan dilihat dari tata letak desain keseluruhan, antara
teks dan gambar. Layout atau tata letak atau komposisi diartikan sebagai suatu
susunan unsur desain yang digunakan dalam perencanaan membentuk suatu
harmoni yang selaras dengan prinsip-prinsip desain.
Dalam desain kemasan, semua undur grafis ditata sedemikian rupa agar
menampilkan komposisi yang menarik dan enak dipandang sehingga sebuah
kemasan berfungsi secara estetis. Penataan setiap elemen desain dalam sebuah
kemasan erat kaitannya dengan bentuk struktural dari kemasan itu sendiri.
Berikut ini adalah beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
menciptakan layout yang baik (Godjali, 44) :
a. Keseimbangan atau balance
b. Irama atau rhytm
c. Perbandingan atau proportion
d. Kontras atau dominasi
e. Kesatuan atau unity
21 Universitas Kristen Petra
d. Tipografi
Tipografi adalah gaya, penampakan, atau penyusunan, dari penataan huruf.
Ini menentukan legibilitas dan kemudahan dalam mengenali huruf dan angka
(Roth, 19). Tipografi juga memiliki makna yang sangat dekat dengan type atau
huruf yang merupakan elemen yang penting dalam desain, huruf dipahami oleh
orang yang melihatnya dalam beberapa cara secara bersama-sama, sebagai teks
untuk dibaca, sebagai bentuk, dan secara murni sebagai elemen visual saat bentuk
huruf tersebut mengandung rasa atau makna.
Beberapa hal yang berkaitan juga dengan tipografi atau seni menyusun
huruf adalah font, typeface, dan typefamily, yang disebut font adalah suatu set
huruf yang berukuran sama dan mempunyai style yang sama. Font terdiri atas
huruf A sampai Z, angka, dan tanda-tanda. Typeface adalah suatu set desain dari
alphabetical dan numerical karakter yang mempunyai style dan karakteristik
dominan yang sama. Typefamily adalah satu set type lengkap dengan variannya
dari sebuah typeface, termasuk roman italic, expanded, condensed, dan
sebagainya.
Tipe huruf secara garis besar dapat diklarifikasikan dalam beberapa
golongan berikut :
- Serif
Yang termasuk dalam golongan huruf serif adalah huruf yang
memiliki ciri adanya garis melintang pada bagian atas dan bawah huruf, relatif
mudah dibaca, memberi kesan klasik dan hangat.
SERIF Serif
Gambar 2.3 Tipe huruf serif
- San Serif
San serif berarti tidak memiliki serif atau tidak memiliki kaki pada
bagian bawah huruf. Huruf san serif memiliki tingkat legabilitas tinggi yang
memberi kesan kokoh, modern, dan bersih.
SERIF
Serif
22 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.4 Tipe Huruf San Serif
- Script
Script adalah huruf yang bentuknya menyerupai tulisan tangan.
SCRIPT
Script
Gambar 2.5 Tiper Huruf Script
- Dekoratif
Huruf dekoratif adalah jenis huruf yang menggunakan segi estetis
daripada segi fungsionalnya. Tingkat legibilitas jenis huruf ini sangat rendah.
DEKORATIF
Dekoratif
Gambar 2.6 Tipe Huruf Dekoratif
Perbandingan antara lebar huruf dengan tinggi huruf juga membedakan
huruf ke dalam beberapa golongan :
- Condensed
Huruf condensed memiliki lebar huruf 60% dari tinggi hurufnya,
huruf ini terkesan kurus, terakomodasi banyak dalam satu halaman desain,
melelahkan mata bila dipakai pada naskah yang panjang, dan lebih cocok untuk
teks yang pendek.
- Regular
Huruf regular memiliki ciri lebar huruf 80% dari tinggi huruf, dan
dapat dipakai untuk teks naskah yang panjang maupun pendek.
- Expanded
Huruf expanded memiliki ciri lebar huruf yang sama dengan tinggi
huruf, cocok untuk naskah yang pendek seperti headline atau subheadline, dan
huruf ini memiliki kesan pendek dan gemuk.
23 Universitas Kristen Petra
Dalam tipografi terdapat empat prinsip penting, yaitu :
- Legibility, yaitu kualitas huruf sehingga huruf tersebut dapat terbaca.
- Leadibility, yaitu penggunaan jarak antara satu huruf dengan huruf yang
lain sehingga terlihat jelas.
- Visibility, yaitu kemampuan suatu huruf, kata, dan kalimat sehingga
dapat terbaca dalam suatu jarak tertentu.
- Clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang dipakai dalam suatu karya
desain dapat dibaca dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
2.1.5 Pembagian kemasan
2.1.5.1 Menurut Sifat
Dalam merancang sebuah kemasan produk makanan diperlukan persiapan
yang cukup penting. Jenis produk mempengaruhi secara mendasar pada tahap
awal desain kemasan. Makanan ringan seperti rengginang memerlukan bahan
pembungkus yang mampu menjaga kerenyahannya sejak produksi, pemajangan,
pengiriman, berlanjut ke tangan konsumen, penyimpanan, hingga akhirnya
diberikan kepada sanak-saudara sebagai oleh-oleh atau souvenir. Selain jenis
kemasan, bentuk dan ukuran produk menjadi pertimbangan yang tak kalah
penting.
Jenis produk, bentuk, serta ukurannya digunakan untuk pertimbangan
bahan kemasan, bentuknya hingga ke teknik cetaknya. Kesemuanya menjadi
kesatuan yang utuh agar kemasan nantinya mampu memenuhi kriteria yang
ditetapkan.
Dalam tugas akhir ini, bahan kemasan dibedakan menjadi :
a. Flexible Packaging
Flexible Packaging adalah kemasan yang tidak keras dan tidak kaku,
melainkan mudah dilipat atau dibentuk sesuai keinginan. Bahan yang
digunakan untuk flexible packaging antara lain kertas, kertas timah (foil),
dan plastik.
24 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.7 Flexible Packaging
Sumber :http://www.inpackme.com/News_Details.aspx?id=24
b. Semi-flexible Packaging
Semi-flexible Packaging adalah kemasan yang memiliki karakteristik di
antara flexible packaging dan rigid packaging. Contoh semi-flexible
packaging adalah kertas karton.
Gambar 2.8 Semi-flexible packaging
Sumber :
http://www.losiento.net/system/contents/1000/images/big/c
ontents1000.jpg?1364057238
c. Rigid Packaging
Rigid Packaging adalah kemasan yang bersifat kuat dan kokoh. Contoh
rigid packaging adalah botol kaca, kaleng, dan peti kayu
25 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9 Rigid packaging
Sumber :
http://www2.dupont.com/Packaging/en_US/assets/images/2
2nd_awards/260_D_Coil_Can_HR.jpg
2.1.5.2 Menurut bahannya :
a. Kertas, karton, corrugated cartons
Kemasan berbahan baku kertas biasanya digunakan sebagai kemasn
sekunder pada produk makanan, karena kurang baik jika bersentuhan langsung.
Terutama karena produk makanan memerlukan kemasan yang higenis, maka akan
lebih baik jika kertasnya tidak terbuat dari kertas, karton, maupun corrugated
cartons . Corrugated cartons sangat baik jika digunakan sebagai kemasan
pengiriman karena sifat karton yang bergelombang yang memberikan efek
bantalan, mengurangi intensitas benturan langsung pada produk.
Kertas dan karton sebagai kemasan dapat dirancang dengan bentuk yang
bervariasi. Jenis kertas yang biasanya digunakan untuk bahan kemasan adalah
kertas dengan perlakuan coating satu sisi, karena sisi bagian dalam tidak
memerlukan printing. Ketebalan kertas yang dipakai untuk kemasan berkisar
antara 230-410 gr/m2, namun dalam prakteknya pemilihan ketebalan kertas juga
dipengaruhi oleh kemampuan tiap tipe mesin cetak (offset).
26 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.10 Kertas
Sumber :
http://ambalaj.se/wp-
content/uploads/2013/12/LaLepreStanca_Tourmalet_11.jpg
Gambar 2.11 Karton
Sumber : http://www.creativereview.co.uk/images/uploads/2008/12/bigmac.jpg
Gambar 2.12 Corrugated cartons
27 Universitas Kristen Petra
Sumber : http://situsoke.com/wp-content/uploads/2013/12/packaging.jpg
b. Kemasan Plastik Kaku (rigid plastic)
Pada kemasan makanan ringan, kemasan plastik kaku banyak dipakai
sebagai kemasan primer karena mampu mempertahankan produk tetap renyah
serta mudah dikondisikan agar higenis dan kedap udara. Pada kemasan pada
umumnya, kemasan plastik kaku dipakai sebagai wadah bahan-bahan yang
sifatnya cair, seperti air mineral, sabun cair, kosmetik, hingga minyak goreng.
Gambar 2.13 Rigid plastic
Sumber : http://aviewfromtheright.com/wp-
content/uploads/2011/08/evian-bottled-water.jpg
c. Logam
Bahan logam digunakan untuk kemasan primer maupun sekunder, biasa
dijumpai pada produk minuman kaleng untuk kemasan primer. Sebagai kemasan
sekunder masih banyak dijumpai pada kaleng kemasan makanan ringan seperti
kue kering.
Gambar 2.14 Logam
28 Universitas Kristen Petra
Sumber :
http://www.amodelrecommends.com/wpcontent/uploads/20
11/02/diet_coke_2_23.jpg
d. Gelas
Gelas digunakan sebagai kemasan primer. Selain karena kaku, gelas juga
mudah ditutup rapat, sehingga cocok sebagai kemasan primer. Namun kini
penggunaan gelas sebagai kemasan makanan ringan sudah sangat jarang. Gelas
masih digunakan untuk kemasan bahan makanan yang sifatnya cair atau kental,
misalnya kecap, selai, minuman soda, serta berbagai bumbu jadi seperti petis
udang, sambal terasi, dan lain-lain.
Gambar 2.15 Gelas
Sumber : http://popsop.com/2009/11/our-farms-glass-packaging-from-moscow/
2.1.5.3 Menurut tingkatan fungsinya (Kotler, 2002, 119) :
a. Fungsi Kemasan Primer
Kemasan primer adalah kemasan yang melindungi atau
bersentuhan dengan produk secara langsung dan oleh karenanya harus dapat
mampu melindungi produk.
b. Fungsi Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder adalah kemasan yang membungkus kemasan
primer. Kemasan sekunder tidak langsung bersentuhan dengan produk yang
dikemas. Biasanya kemasan sekunder lebih menonjolkan desain daripada sebagai
pelindung produk. Kemasan ini biasanya dibuang saat produk digunakan.
29 Universitas Kristen Petra
c. Fungsi Kemasan Pengiriman
Kemasan pengiriman adalah kemasan yang melindungi sejumlah
kemasan sekunder dalam proses pengiriman atau pendistribusian produk tersebut.
Contohnya adalah kemasan kardus yang berisi beberapa kemasan kertas produk.
Kemasan ini juga berkaitan dengan fungsi pengangkutan dan identifikasi produk.
Terkadang karena alasan tertentu, kemasan sekunder juga berfungsi sebagai
kemasan pengiriman.
Gambar 2.16 Kemasan primer, kemasan sekunder, kemasan pengiriman
Sumber:
http://www.bbc.co.uk/schools/gcsebitesize/design/images/fd_p
ackaging_stages.gif
2.2 Tinjauan tentang Makanan Ringan
2.2.1 Pengertian Makanan Ringan
Makanan ringan, camilan, atau kudapan adalah istilah bagi makanan yang
bukan merupakan menu utama. Makanan yang dianggap ringan adalah sesuatu
yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar seseorang sementara waktu,
memberi sedikit pasokan tenaga ke tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk
dinikmati rasanya. Walaupun makanan ringan hanya sekadar pengisi suasana
santai, akan tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan obesitas
atau kegemukan bahkan bisa memicu datangnya penyakit lain seperti asam urat,
dan lain-lain.
Makanan ringan disebut juga dengan makanan selingan karena
dihidangkan di antara dua makanan utama, yaitu makan pagi dan makan siang,
30 Universitas Kristen Petra
atau makan siang dan makan malam. Makanan selingan berfungsi sebagai
makanan yang dapat mempertahankan kondisi tubuh agar tidak menurunkan daya
kerja. Jadi, dengan makanan ringan, tubuh tidak kekurangan kalori sampai waktu
makan utama tiba.
2.2.2 Makanan Ringan dan Oleh-oleh
Makanan ringan dijadikan sebagai oleh-oleh khas suatu daerah, makanan
ringan masuk dalam agenda wisata kuliner yang banyak diminati wisatawan.
Walaupun hanya sekadar makanan ringan yang kelihatannya sepele akan tetapi
jika dikemas secara unik, makanan ringan mampu mengangkat nama suatu daerah
produsen makanan tersebut.
Makanan ringan merupakan bentuk dari kekuatan lokalitas yang memiliki
potensi yang luar biasa bagi peningkatan kesejahteraan produsen atau masyarakat
pembuat makanan ringan. Seperti misalnya bakpia Jogja, karena pelanggan sudah
terkesan dengan manisnya bakpia, maka ketika mendengar kata bakpia, maka
pikirannya langsung tertuju pada daerah Patok, Jogjakarta. Jadi kekuatan makanan
ringan bisa mendorong laju perekonomian suatu daerah, bahkan bisa
menyejahterahkan produsen.
Sebenarnya masih banyak potensi makanan ringan khas daerah lain yang
belum dianggap secara maksimal. Yang dibutuhkan hanya pemikiran yang kreatif
dan berkarya membuat makanan ringan ciptaan sendiri dari bahan baku yang
tersedia di daerah masing-masing.
2.2.3 Manfaat Makanan Ringan
Biarpun camilan dikatakan makanan ringan, akan tetapi memiliki manfaat
yang tidak ringan bagi kesehatan manusia. Makanan ringan memiliki kandungan
gizi yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Misalnya roti gandum yang terdaoat
kandungan serat yang banyak yang berguna untuk melancarkan proses pencernaan
pada lambung manusia. Berikut ini beberapa manfaat lain dari makanan ringan
(www.anneahira.com/makanan-ringan.htm) :
a. Penunda Lapar
31 Universitas Kristen Petra
Salah satu fungsi makanan ringan adalah sebagai penunda rasa
lapar yang tiba-tiba menyergap. Namun yang harus diperhatikan bahwa makanan
ringan bukanlah pengganti makanan pokok, jika waktu makan tiba sebaiknya
tetap memilih makanan pokok daripada makanan ringan. Kebiasaan mengonsumsi
camilan ketika jam makan tiba, tidak akan menyehatkan tubuh, karena kandungan
gizi pada makanan ringan tak cukup untuk menutupi kebutuhan asupan nutrisi
tubuh. Makanan ringan tidak cukup mengandung karbohidrat yang berfungsi
sebagai energi dan kekuatan.
b. Meredakan Stress
Salah satu fungsi makanan ringan adalah meredakan stress. Contoh
keripik pisang diyakini mampu meredakan stress, sebab dalam kandungan pisang
terdapat zat seronotin yang berfungsi melancarkan peredaran darah dalam otak
sehingga menimbulkan rasa relaks. Kwaci yang terbuat dari biji matahari
mengandung banyak vitamin E yang berguna memulihkan kesehatan kulit pada
saat stress. Jadi makanan ringan mampu meredakan tingkat stress pada orang yang
memiliki beban kerja yang berat. Dengan mengonsumsi makanan ringan yang
terukur bisa bermanfaat bagi tubuh.
c. Media Berinteraksi
Makanan ringan ternyata juga memiliki fungsi sosial yakni sebagai
media berinteraksi dengan sesama, seperti saling berbagi makanan. Diharapkan
berbagai makanan ringan bisa mempererat tali silaturahmi.
2.2.4 Jenis makanan ringan
Makanan ringan dibagi menjadi dua macam, yaitu :
2.2.4.1 Makanan ringan basah
Makanan ringan basah biasa juga disebut dengan jajanan, biasanya
makanan ringan basah tidak dapat betahan dalam waktu yang cukup lama seperti
makanan ringan kering.
2.2.4.2 Makanan ringan kering
Yang dimaksud dengan makanan ringan kering adalah makanan ringan
yang biasa disebut dengan camilan. Disebut kering karena hasil akhirnya adalah
32 Universitas Kristen Petra
keringann atau merupakan makanan yang diproses hingga menjadi sangat kering.
Hasil olahan yang kering dapat menjadi berbagai macam bentukan, yaitu :
a. Keripik
Makanan ringan berbentuk keripik memiliki ciri khas yakni
bentuknya sangat tipis dan renyah menyerupai kerupuk. Bentukan yang tipis ini
diperoleh dengan dua cara. Yakni dengan mengiris sangat tipis dan ditumbuk
terlebih dahulu. Hasil irisan yang tipis itu dapat diperlakukan dengan dua cara,
yakni langsung digoreng dan dengan cara dijemur hingga kering terlebih dahulu
sebelum digoreng. Sebagai contoh, keripik yang dihasilkan dari irisan adalah
keripik gayam dan keripik paru.
b. Keringan
Makanan ringan ini tetap mempertahankan bentuk asalnya.
Sekalipun sudah menjadi kering dan renyah, namun bentukan asalnya tetap
terjaga, misalnya marning jagung, kacang, lorjuk, dan lainnya. Biasanya camilan
ini dipanggang atau disangrai. Cara ini dapat mempertahankan bentuknya
sekaligus mengeringkan dan merenyahkan.
Makanan ringan biasanya dikemas dalam beberapa ukuran. Di toko-toko
pusat oleh-oleh seperti di Pasar Atum, makanan ringan ditimbang dan dijual
sesuai harga per kilogramnya. Setelah ditimbang, dibungkus dengan plastik dan
diikat erat. Setelah dibeli, kerenyahan camilan tersebut dapat berubah karena
perlakuan yang tidak tepat pada saat penyimpanan. Ini disebabkan oleh ukuran
minimum pembeli lazimnya adalah seperempat kilo, sedangkan konsumen tidak
selalu dapat menghabiskannya dalam sekali makan.
2.2.5 Untuk menjaga agar makanan ringan tetap renyah, maka berikut akan
dibahas mengenai cara penyimpanan makanan ringan yang tepat, yaitu :
a. Dimasukkan toples.
Penggunaan toples atau container yang baik, yakni yang kedap
udara akan menjaga kerenyahan makanan ringan yang disimpan. Perlu
diperhatikan juga tingkat kelembaban udaranya.
b. Diikat kembali
33 Universitas Kristen Petra
Plastik yang diikat akan membuat kondisi kedap udara jika
ikatannya cukup erat atau setidaknya tidak melempem dalam waktu singkat.
Mengikat dapat menggunakan karet, penjepit kemasan, las plastik maupun dengan
membuat simpul dari panjang sisa plastik bagian atas.
c. Dimasukkan ke dalam lemari es
Lemari es memang dapat menjaga kerenyahan makanan ringan,
namun mengubah suhunya menjadi rendah, sehingga makanan ringan tertentu
menjadi lebih keras.
2.3 Data Produk
Makanan ringan khas Situbondo adalah makanan ringan yang diproduksi
di kota Situbondo dan telah menjadi kekhasan kota Situbondo. Produk makanan
ringan yang yang ada pada Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo ini berasal dari
bermacam-macam produsen. Makanan ringan ini telah memiliki kemasasan
primer berupa plastik. Di dalam perancangan ini, akan ada perubahan pada
kemasan primernya, dikarenakan kemasan kurang memiliki identitas.
Gambar 2.17 Kartu nama Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo
Sumber : dari Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo
2.3.1 Sejarah Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo
Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo diresmikan pada tanggal 2 Mei 2013
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu presiden Ani Yudhoyono.
Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo ini terletak di jalur pantura arah Surabaya -
Bali, tepatnya di Jalan Basuki Rahmat No. 358 Situbondo Jawa Timur.
34 Universitas Kristen Petra
Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo ini adalah milik pemerintah, tetapi
dikelola oleh swasta. Pemerintah menyewakan lahan untuk didirikan pusat oleh-
oleh, sedangkan kewajiban pengelola adalah memberi setoran tiap tahunnya
kepada pemerintah. Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo ini terdiri dari dua tempat,
yang pertama menjual kerajinan khas Situbondo, dan yang kedua makanan ringan
khas Situbondo, tetapi pada perancangan kali ini akan dibuat kemasan untuk
makanan ringan. Berikut ini makanan ringan yang dijual di Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo :
Tabel 2.1 Daftar makanan ringan yang dijual
No Nama Makanan Ringan No Nama Makanan Ringan
1. Ladrang bawang 30. Ikan Jambrong
2. Ladrang sukun 31. Ikan asin
3. Ladrang kerang 32. Ikan kalopan
4. Ladrang keju 33. Tting-ting kacang
5. Ladrang zibond 34. Leter larut
6. Ladrang gurih 35. Cokelat kacang
7. Kesambi 36. Abon ayam super
8. Bidaran manis 37. Petis ikan manis
9. Bidaran asin 38. Rengginang bunga melati
10. Marning 39. Rengginang bawang
11. Marning jagung 40. Rengginang ikan dorang
Tabel 2.1 Daftar makanan yang dijual (sambungan)
35 Universitas Kristen Petra
No Nama Makanan Ringan No Nama Makanan Ringan
12. Marning gepeng 41. Kepeng singkong
13. Stik keju 42. Jamu
14. Kerupuk tengiri 43. Pastel mini
15. Keripik Pisang 44. Kacang peyek
16. Keripik asin 45. Kacang telur piring mas
17. Keripik sukun 46. Koro ori
18. Keripik singkong 47. Koro balado
19. Kerupuk pangsit 48. Kedawung
20. Plintiran coklat 49. Onde-onde ketawa
21. Plintiran andien 50. Kembang goyang
22. Plintiran oleng 51. Ting-ting beras
23. Kuping gajah putih 52. Ting-ting kacang
24. Kerupuk ikan kakap merah 53. Macu ayo
25. Ladu 54. Macu kacang
26. Udang ebi 55. Opak gulung
27. Rambak ikan lele 56. Karang mas
28. Terasi udang 57. Sale molen
29. Abon ikan lele 58. Sadru
36 Universitas Kristen Petra
Dari sekian banyak makanan ringan yang ada, hanya dipilih beberapa makanan
ringan untuk didesain kemasannya. Berikut makanan ringan yang akan di redesain
kemasannya :
a. Ladrang tela ungu
Gambar 2.18 Ladrang Tela Ungu
Sumber : Dokumentasi Pribadi
b. Onde-onde ketawa
Gambar 2.19 Onde-onde Ketawa
Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Abon ikan tongkol
Gambar 2.20 Abon Ikan Tongkol
Sumber : Dokumentasi Pribadi
37 Universitas Kristen Petra
d. Kesambi
Gambar 2.21 Kesambi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
e. Macu kacang
Gambar 2.22 Macu Kacang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Alasan pemilihan makanan tersebut adalah karena :
a. Makanan – makanan tersebut adalah makanan ringan khas situbondo.
b. Makanan-makanan tersebut adalah makanan dengan penjualan paling
laris tetapi kemasannya sangat minim.
38 Universitas Kristen Petra
2.4 Kabupaten Situbondo
Gambar 2.23 Logo Kabupaten Situbondo
Sumber : http://situbondokab.go.id/img/Lambang.jpg
2.4.1Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo
Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo
berasal dari nama Pangeran Situborido atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo,
dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak
pernah menampakkan diri, hal tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten
Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal-dunia akibat kekalahan
pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan
ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo yang ditemukan
di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten
Situbondo.Sedangkan menurut pemeo yang berkembang di masyarakat, arti kata
SITUBONDO berasal dan kata : SITI = tanah dan BONDO ikat, hal tersebut
dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk
menetap di tanah Situbondo, Kenyataan mendekati kebenaran karna banyak orang
pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo.
2.4.2 Sejarah Kota Situbondo
Sejarah Kabupaten Situbondo tidak terlepas dari sejarah Karesidenan
Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah Karesidenan Besuki.
Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th
39 Universitas Kristen Petra
1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono. Karena pada
saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th 1743) terutama di dáerah
pesisir termasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-dayanya, maka
pada akhirnya Tumenggung Joyo Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan
Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.
Pada masanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan
keuangan untuk membiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah
dikontrakkan kepada orang China, kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816)
dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun
kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di
kuasai kembali oleh Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan
Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I
(± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki.
Dalam masa Pemerintahan Kacten II banyak membantu Belanda dalam
membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain Pembangunan Dam Air Pintu
Lima di Desa Kotakan Situbondo. Setelah Raden Prawirodiningrat I meninggal-
dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II (± th 1830). Dalam
masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang
cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo,
dimulai dan PG. Demas, PG. Wringinanom, PG. Panji, dan PG. Olean, maka atas
jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa "Kalung Emas
Bandul Singa".
Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II
wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang
bernama Raden Suringrono menjadi Bupati Probolinggo. Setelah Raden
Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden
Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden
Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah maju dibanding
Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo mempunyai
beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain :
Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat
pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung
40 Universitas Kristen Petra
Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo,
dan wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh
ke arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan
Mlandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, hal
ini terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso
dan logat bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.
Seiring berjalannya waktu, di kalangan anak muda mulai timbul berbagai
macam istilah-istilah anak muda yang disebut dengan bahasa gaul. Termasuk
istilah “Zibond” yang muncul di kalangan anak-anak muda Situbondo. Istilah
Zibond adalah bahasa gaul dari Situbondo yang sudah tidak asing lagi bagi telinga
masyarakat kota Situbondo.
2.4.3 Pantai Pasir Putih Situbondo
Gambar 2.24 Pantai Pasir Putih Situbondo
Sumber:
http://blog.djarumbeasiswaplus.org/harypujiastuti/files/2012/06/jej
eran-kapal-layar-pantai-pasir-putih-situbondo-1024x681.jpg
Pantai Pasir Putih di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dikenal karena
hamparan pasirnya yang putih. Tak hanya itu, morfologi pantai inipun terbilang
unik. Topografinya yang melengkung menghadap ke laut dengan latar belakang
hutan membentuk gugusan panorama yang sangat indah. Ke arah utara,
wisatawan dapat melihat luasnya laut utara Jawa dengan garis putih di pinggir
pantai. Di belakangnya, rimbunan hutan menyajikan kesejukan tersendiri.
Pasir Putih merupakan salah satu tujuan wisata pantai andalan bagi
Provinsi Jawa Timur. Hal ini karena letaknya yang strategis, yaitu di pinggiran
jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Wisatawan yang ingin menuju ke Bali (dari
Surabaya), atau menuju Gunung Bromo (dari Banyuwangi), biasanya mampir
41 Universitas Kristen Petra
untuk beristirahat dan menyaksikan keindahan panorama yang disuguhkan,
terutama menikmati eloknya matahari terbenam (sunset).
2.4.3.1 Keistimewaan
Berbagai macam olahraga laut seperti berenang, menyelam, maupun
berselancar dapat dilakukan di pantai ini. Jika enggan berenang, pengunjung
dapat menaiki perahu untuk berlayar dan menikmati pemandangan bawah laut.
Beragam hiburan seperti konser musik dan bermacam lomba seperti lomba
selancar, memancing, dan lomba perahu nelayan tradisional sering diadakan
untuk memuaskan para wisatawan.
Selain itu, pada bulan Oktober para nelayan biasanya mengadakan
upacara Petik Laut, yaitu melarung makanan, jajanan, dan kepala lembu ke
tengah laut sebagai upaya memohon berkah hasil laut dari Tuhan. Pada upacara
ini tak jarang diadakan pementasan musik Gandrung, yaitu musik tradisional
yang populer di daerah Banyuwangi dan sekitarnya.
Lokasi Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
2.4.3.2 Akses
Jalur menuju Pantai Pasir Putih terbilang mudah karena posisinya di
pinggir jalan utama Surabaya-Banyuwangi. Arena wisata pantai ini berjarak +
174 km dari Surabaya atau sekitar 4 jam perjalanan menggunakan bus (angkutan
umum) dari terminal Bungurasih, Surabaya. Dari arah Situbondo, Pasir Putih
berjarak + 21 km atau setengah jam perjalanan dari Kota Situbondo. Dari Ibu
Kota Kabupaten ini, perjalanan menuju Pasir Putih dapat ditempuh dengan
angkutan umum sepert bus dan minibus.
2.4.3.3 Harga Tiket
Tiap pengunjung dikenakan biaya tiket sebesar Rp 5.000 (Februari 2008).
2.4.3.4 Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Untuk pengunjung yang belum mahir berenang, di sekitar lokasi pantai
terdapat banyak penyewaan ban-pelampung untuk bermain-main di tengah laut.
Wisatawan juga dapat menyewa perahu yang dilengkapi kota-kaca untuk
menyaksikan pemandangan bawah laut. Pengelola wisata juga menyediakan
fasilitas kamar mandi, musholla, dan beberapa tempat untuk beristirahat berupa
bangku beton yang biasanya dekat dengan para penjaja makanan.
42 Universitas Kristen Petra
Di tempat ini juga tersedia kios-kios yang menjual souvenir seperti replika
perahu serta hiasan dan aksesoris dari kerang. Bagi yang ingin menginap, di
sekitar lokasi terdapat penginapan berupa hotel, motel, dan losmen. Tetapi kalau
ingin berkemah, ada juga area khusus untuk berkemah.
2.5 Analisis Data
2.5.1 5W1H
Analisis 5W1H menunjukkan bahwa, Pusat Oleh-Oleh Zibond Situbondo
didirikan pada tanggal 2 Mei 2013 dan dikelola oleh swasta, yaitu ibu Andien.
Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo beralamatkan di Jalan Basuki Rahmat no. 358.
Identitas dari kota Situbondo yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah Pantai
Pasir Putih. Pantai tersebut terkenal karena keindahan sunset dan keindahan
karang bawah lautnya. Pusat Oleh-oleh Zibond Situbondo memerlukan identitas
yang kuat karena agar masyarakat mudah mengenali dan mengingat. Caranya
adalah dengan menerapkan desain yang berhubungan dengan identitas Situbondo
pada desain kemasannya
43 Universitas Kristen Petra
2.5.2 VIEW
2.5.2.1 Kesambi
Tabel 2.2 VIEW Kesambi
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Material dan Ukuran
Menggunakan material berupa plastik transparan dan
menyegel plastik dengan alat pemanas yang ditekan.
Ukurannya 17,5cm x 28cm x 6cm
- Warna
Plastik yang digunakan berwarna transparan, jadi
produk dapat terlihat oleh konsumen.
- Ilustrasi
Ilustrasinya terdapat foto dari kesambi di pojok
kanan atas.
- Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam kemasan ini adalah
san serif dengan dicetak miring untuk tulisan “Kue
Unggulan”
San serif untuk mereknya, komposisi, kode produksi,
dan tempat produksi, dan tanggal kadaluwarsa, serta
berat.
Script untuk tulisan “oleh-oleh khas kabupaten
Situbondo”
44 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2 VIEW Kesambi (sambungan)
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Logo
Logogram hanya berupa gambar perahu layar,dan
logotype berupa tulisan zibond dengan menggunakan
jenis huruf dekoratif.
- Layout Desain
Di atas terdapat label dari produsen tersebut dan
sticker harga serta stiker Pusat Oleh-oleh ditempel di
bagian tengah.
Information Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan ringan
tersebut adalah nama makanan, tempat produksi, komposisi,
tanggal kadaluwarsa, harga, alamat pusat oleh-oleh, berat
makanan.
Emotional
Appeal
Penggunaan plastik ini sudah menunjukkan kesan higenis,
tetapi masih kurang menarik minat konsumen karena tidak
ada sesuatu yang mencolok dan yang bisa meyakinkan
konsumen.
Workability Kemasan ini dirasa masih kurang melindungi isi di
dalamnya, karena plastik yang digunakan tipis sehingga
masih besar kemungkinan makanan hancur dan keluar dari
wadahnya.
45 Universitas Kristen Petra
2.5.2.2 Macu Kacang
Tabel 2.3 VIEW Macu Kacang
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Material dan Ukuran
Menggunakan material berupa plastik transparan dan
menyegel plastik dengan alat pemanas yang ditekan.
Ukurannya 18cm x 20cm
- Warna
Plastik yang digunakan berwarna transparan, jadi
produk dapat terlihat oleh konsumen.
- Ilustrasi
Tidak terdapat ilustrasi pada kemasan macu kacang
- Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam kemasan ini adalah
san serif untuk tulisan macu kacang, komposisi,
kadaluwarsa, tempat produksi, kode produksi.
Script untuk tulisan “oleh-oleh khas kabupaten
Situbondo”
- Logo
Logogram hanya berupa gambar perahu layar,dan
logotype berupa tulisan zibond dengan menggunakan
jenis huruf dekoratif.
46 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.3 VIEW Macu Kacang (sambungan)
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Layout Desain
Sticker harga serta stiker Pusat Oleh-oleh ditempel
di bagian tengah.
Information Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan ringan
tersebut adalah nama makanan, tempat produksi, komposisi,
tanggal kadaluwarsa, harga, alamat pusat oleh-oleh, berat
makanan.
Emotional
Appeal
Penggunaan plastik ini sudah menunjukkan kesan higenis,
tetapi masih kurang menarik minat konsumen karena tidak
ada sesuatu yang mencolok dan yang bisa meyakinkan
konsumen.
Workability Kemasan ini kurang bisa melindungi isinya karena
plastiknya mudah sobek.
47 Universitas Kristen Petra
2.5.2.3 Abon Ikan Tongkol
Tabel 2.4 VIEW Abon Ikan Tongkol
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Material dan Ukuran
Menggunakan material berupa plastik transparan di
bagian depan dan alumunium foil di bagian belakang
lalu menyegel plastik dengan alat pemanas yang
ditekan. Plastik yang digunakan juga sangat tipis.
Ukurannya 13cm x 20cm x 3cm
- Warna
Plastik yang digunakan berwarna transparan, jadi
produk dapat terlihat oleh konsumen.
- Ilustrasi
Tidak terdapat ilustrasi
- Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam kemasan ini adalah
san serif untuk tulisan “komposisi, kode dan tempat
produksi, tanggal kadaluwarsa”, dekoratif untuk
“merek produk, dan serif untuk tulisan abon ikan
tongkol”.
Script untuk tulisan “oleh-oleh khas kabupaten
Situbondo”
48 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.4 VIEW Abon Ikan Tongkol (sambungan)
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Logo
Logogram hanya berupa gambar perahu layar,dan
logotype berupa tulisan zibond dengan menggunakan
jenis huruf dekoratif.
- Layout Desain
Di atas terdapat label dari produsen tersebut dan
sticker harga serta stiker Pusat Oleh-oleh ditempel
dengan asal-asalan.
Information Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan ringan
tersebut adalah nama makanan, tempat produksi, komposisi,
tanggal kadaluwarsa, harga, alamat pusat oleh-oleh, berat
makanan.
Emotional
Appeal
Penggunaan plastik ini sudah menunjukkan kesan higenis,
tetapi masih kurang menarik minat konsumen karena tidak
ada sesuatu yang mencolok dan yang bisa meyakinkan
konsumen.
Workability Kemasan ini sudah bisa melindungi isinya.
49 Universitas Kristen Petra
2.5.2.4 Ladrang Tela Ungu
Tabel 2.5 VIEW Ladrang Tela Ungu
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Material dan Ukuran
20cm x 14cm x 5cm
Menggunakan material mika plastik yang sangat
tipis lalu disteples dan dipress juga.
Ukurannya 14cm x 21cm
- Warna
Mika yang digunakan berwarna transparan, jadi
produk dapat terlihat oleh konsumen.
- Ilustrasi
Tidak terdapat ilustrasi
- Tipografi
San serif untuk “mereknya”
Script untuk tulisan “oleh-oleh khas kabupaten
Situbondo”
Serif dicetak miring untuk komposisi, tanggal
kadaluwarsa, dan berat.
- Logo
Logogram hanya berupa gambar perahu layar,dan
logotype berupa tulisan zibond dengan menggunakan
jenis huruf dekoratif.
50 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.5 VIEW Ladrang Tela Ungu (sambungan)
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Layout Desain
Sticker merek serta stiker Pusat Oleh-oleh ditempel
di bagian tengah.
Tidak terdapat harga pada kemasan ladrang tela
ungu.
Information Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan ringan
tersebut adalah nama makanan, tempat produksi, komposisi,
tanggal kadaluwarsa, alamat pusat oleh-oleh, berat
makanan.
Emotional
Appeal
Penggunaan mika ini bisa menyebabkan makanan hancur
karena sangat tipis sehingga membuat konsumen ragu untuk
membelinya. Selain itu juga tidak terdapat ilustrasi yang
menarik.
Workability Kemasan ini dirasa masih kurang melindungi isi di
dalamnya, karena mika yang digunakan tipis sehingga masih
besar kemungkinan makanan hancur.
51 Universitas Kristen Petra
2.5.2.5 Onde-Onde Ketawa
Tabel 2.6 VIEW Onde-onde Ketawa
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Material dan Ukuran
Diameter kemasan 10cm x 7cm x 9cm
Menggunakan material berupa plastik transparan dan
plastik hanya diikat dengan pita tali.
Ukurannya menyesuaikan dengan banyak isinya.
Tatakan menggunakan kertas bekas
- Warna
Plastik yang digunakan berwarna transparan, jadi
produk dapat terlihat oleh konsumen.
- Ilustrasi
Ilustrasinya terdapat foto dari kesambi di pojok
kanan atas.
- Tipografi
San serif untuk tulisan “kue kering”, “onde-onde
ketawa”, “andrien bakery”, tempat produksi, tanggal
kadaluwarsa.
Script untuk tulisan “oleh-oleh khas kabupaten
Situbondo”
52 Universitas Kristen Petra
Tabel 2.6 VIEW Onde-onde Ketawa (sambungan)
Kemasan Primer Makanan Ringan Pusat Oleh-oleh
Zibond Situbondo
Visibility - Logo
Logogram hanya berupa gambar perahu layar,dan
logotype berupa tulisan zibond dengan menggunakan
jenis huruf dekoratif.
Logo untuk “Andien Bakery” menggunakan
logogram berbentuk topi koki dan logotype
menggunakan huruf san serif.
- Layout Desain
Label Andien Bakery dan harga dibagian depan, dan
label Pusat Oleh-oleh di bagian samping.
Information Informasi yang tercantum dalam kemasan makanan ringan
tersebut adalah nama makanan, tempat produksi, tanggal
kadaluwarsa, harga, alamat pusat oleh-oleh, berat makanan.
Tidak terdapat komposisi
Emotional
Appeal
Penggunaan plastik ini sudah menunjukkan kesan higenis,
tetapi masih kurang menarik minat konsumen karena tidak
ada sesuatu yang mencolok dan yang bisa meyakinkan
konsumen.
Workability Kemasan ini dirasa masih kurang melindungi isi di
dalamnya, karena plastik hanya diikat dengan tali pita saja.