2. DKP2 fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neurosains

Citation preview

Laporan dk pemicu 2

Pemicu 2Saat istirahat sekolah, Tono dan Doni bermain tebak-tebakan dengan cara menuliskan angka dipunggung temannya denganmenggoreskan jari.Ketika Tono mulaimenuliskan sebuah angka dengan jarinya dipunggung doni, doni merasa kegelian dan menggerakanbadannya menghidari jariTono. Alhasil,Doni hanyadapat menebak beberapa angkadenganbena sedangkan tebakan lainnya salah semua. Saat giliran Doni,Doni dengan bandelnya menulis angka dipunggung tono menggunakan tusuk gigi, spontan tono menjerit dan meringis kesakitan

Kata kunci :GeliMenghindarMenggoreskan jari dipunggungSpontan menjeritMeringis kesakitanMenggunakan tusuk gigiDapat menebak dengan benar dan salah

Identifikasi masalahDoni reflex menggerakan badannya karena merasa geli dipunggungnya dan Tono spontan menjerit dan meringis kesakitan karena punggungnya tergores tusuk gigi.

Analisis masalah:

TONODONI

MEKANISMESARAFNYERIRESPON: MENJERITRESEPTORMEKANISMESARAFTUSUK GIGISTIMULUSHUBUNGAN MEKANISMERESEPTORMENGHINDARSENSASI GELIHUBUNGAN MEKANISMEJARI

HIPOTESIS:Adanya stimulus yang berbeda diterima oleh reseptor sehingga menghasilkan sensasi yang berbeda dan dapat merangsang terjadinya reflex.

Pertanyaan terjaring1. Reseptor untuk sensasi nyeri dan sensasi geli2. Saraf yang berperan terhadap terjadinya nyeri dan geli3. Mekanisme gerak reflex4. Saraf mana saja yang dapat menerima implus pada kulit5. Mengapa terjadinya perbedaan respon6. Bagaimana hubungan geli-menghindar dan sensasi nyeri-menjerit7. Bagaimana istem saraf otonom, simpatis dan parasimpatis8. Bagaimana system sensormotorik, aferen dan eferen9. Bagaimana transmisi dan transduksi dari implus saraf10. Bagaimana system sumatosensorik11. Bagaimana klasifikasi system saraf secara anatomi dan fungsional

Jawaban pertanyaan:1. Reseptor nyeriMenurut Ganong ( 1983 ), reseptor kinaesthesi menerima rangsangan kinaesthesi, yaitu gerakan gerakan dan ketegangan pada otot otot serta selubung persendian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan dan beban yang dibawa ( berat atau ringan ). Senasasi sensasi lain berupa pencampuran rangsangan pada beberapa reseptor secara bersama sama dalam kondisi tertentu. Sensasi sensasi tersebut berupa : 1. Geli, yaitu rasa terhadap reseptor tekanan dengan rangsangan sub liminal dan terjadi secara berkali kali.2. Gatal, yaitu rasa terhadap reseptor sakit yang besarnya sub liminal.3. Pedih, yaitu rasa terhadap reseptor panas, dingin, dan sakit yang terjadi secara bersama sama.Kita dapat membedakan benda benda dengan reseptor panas, dingin, dan atau tekanan, tanpa melihat bendanya. Bentuk dan besar benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.Reseptor nyeriSekalipun semua reseptor nyeri merupakan ujung serabut saraf bebas, dalam menjalarkan sinyal rasa nyeri ke system saraf pusat ujung-ujung serabut ini menggunakan dua jaras yang terpisah. Kedua jaras ini terutam berhubungan dengan dua tipe rasa nyeri yakni jaras nyeri tajam-cepat dan jaras rasa nyeri lambat-kronik.Sinyal nyeri tajam yang cepat dirangsang oleh stimuli mekanik atau suhu. Sinyal ini dijalarkan melalaui saraf perifer ke medula spinalis oleh serabut-serabut kecil tipe A pada kecepatan penjalaran antara 6 30 m/s. Sebaliknya tiper rasa nyeri lambat dirangsang terutama oleh stimuli nyeri tipe kimiawi tetapi kadang juga oleh stimuli mekanik dan suhu yang menetap. Nyeri lambat kronik ini dijalarkan ke medula spinalis oleh serabut tipe C dengan kecepatan penjalaran antara 0,5 2 m/s.Karena sistem persarafan rasa nyeri ini bersifat rangkap, maka stimulus rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menimbulkan sensasi nyeri yang sifatnya rangkap: rasa nyeri tajam yang dijalarkan ke otak oleh jaras serabut A diikuti oleh sedetik atau lebih rasa nyeri lambat yang dijalarkan oleh jaras serabut C. Rasa nyeri tajam dengan cepat akan memberitahu pasien adanya suatu kerusakan sehingga membuat pasien segera bereaksi memindahkan dirinya dari stimulus tadi. Rasa nyeri lambat cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Sensasi ini akan mengakibatkan rasa nyeri yang tak tertahankan yang sifatnya terus-menerus meredakan penyebab rasa nyeri.Sewaktu memasuki medula spinalis dari radiks spinalis dorsalis, serabut rasa nyeri berakhir pada neuron-neuron penyiar sinyal di kornu dorsalis. Di sini, terdapat dua sistem untuk mengolah sinyal-sinyal rasa nyeri pada jalurnya ke otak.

2. Perasaan nyeri tergantung pada pengaktifan serangkaian sel-sel saraf, yang meliputi reseptor nyeri afferent primer, sel-sel saraf penghubung (inter neuron) di medulla spinalis dan batang otak, sel-sel di traktus ascenden, sel-sel saraf di thalamus dan sel-sel saraf di kortek serebri. Bermacam-macam reseptor nyeri primer ditemukan dan memberikan persarafan di kulit, sendi-sendi, otot-otot dan alat-alat dalam pengaktifan reseptor nyeri yang berbeda menghasilkan kuatitas nyeri tertentu. Sel-sel saraf nyeri pada kornudorsalis medulla spinalis berperan pada reflek atau ikut mengatur pengaktifan sel-sel traktusascenden. Sel-sel saraf dari traktus spino thalamicus membantu member tanda perasaan nyeri, sedangkan traktus lainnya lebih berperan pada pengaktifan system control desenden atau pada timbulnya mekanisme motivasi-afektif.Perasaan geli dikarenakan karena adanya ujung saraf bebas mekanoreseptif yang sangat peka dan beradaptasi cepat hanya menerima sensasi geli dan sensasi gatal ujung serabut saraf pada lapisan superficial kulit yang juga merupakan satu-satunya jaringan yang biasanya dapat menerima rangsangan gatal dan geli. Sensasi ini dijalarkan melalui serabut saraf kecil yang tak bermielin seperti serabut saraf yang digunakan untuk menjalarkan rasa nyeri tipe lambat.

3. Mekanisme gerak refleksMekanisme gerak reflex merupakan suatu gerakan yang terjadi tiba-tiba diluar kesadaran kita. Gerak reflex adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi lebih cepat dari gerak sadar. Untuk terjadinya gerak reflex maka dibutuhkan struktur sebagai berikut:Mekanisme gerak refleks Organ sensorik yang menerima implus misalnya kulit saraf sensorik yang menghantarkan implus menuju sel sel ganglion radiks posterior. Selanjutnya serabut sel tersebut akan meneruskan implus menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara implus menuju kornum anterior medulla spinalis.Sel saraf motorik menerima implus dan menghantarkan implus melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh implus saraf motorikKegiatan system saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan reflex dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik antara berbagai organ yang terdapat pada tubuh manusia.Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi diluar kehendak. Rangsangan merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar. Dengan adanya reflex tubuh, mampu mengadakan reaksi yang tepat terhadap perubahan diluar maupun didalam tubuh.Padamekanismegerakrefleks, implus yang datangtidakakansampaikeotak. Implus melalui saraf sensorik hanya sampai pada medulla spinalis saja yang kemudian dari medulla spinalis akan diteruskan kesaraf motorik sehingga terjadilah gerak refleks.

4. Saraf yang dapat menerima impuls pada kulitIni ada kaitannya dengan sistem saraf tepi yaitu pada fungsinya sebagai fungsional sensorik (afferent) yaitu menghantarkan informasi sensorik dari reseptor ke sistem saraf pusat. Adapun saraf pada kulit yang menerima rangsangan terdapat pada bagian dermis yaitu :1. Ujung saraf bebas: menerima rangsang nyeri / sakit2. Korpuskel Meissner: menerima rangsang sentuhan3. Korpuskel Paccini : menerima rangsang tekanan4. Korpuskel Ruffini: menerima rangsang panas5. Korpuskel Krausse: menerima rangsang dingin

5. Ada 3 kategori reseptor nyeri atau nosiseptor :Nosiseptor mekanis yang merespon terhadap kerusakan mekanis misalnya tersayat terpukul atau cubitan, nosiseptor suhu yang merespon terhadap suhu ekstrim terutama panas , dan nosiseptor polimodal yang merespon terhadap semua yang bersifat merusak termasuk bahan kimia. Nosiseptor ini peka terhadap rangsangan yang merusak jaringan misalnya cubitan, luka bakar atau distorsi jaringan.Stimulasi terhadap jaringan juga disebut nyeri. Perangsangan pada nosiseptor memicu persepsi nyeri plus respon motivasional atau emosional. Respon motivasional itu contohnya menghindar, menarik diri atau bertahan, emosional misalnya menangis atau takut..Rangsangan terdapat dalam berbagai bentuk misalnya panas, tekanan, dingin, cahaya, suara, atau perubahan kimiawi. Neuron-neuron aferen memiliki reseptor diujung perifer yang berespon terhadap rangsangan baik dari luar maupun daridalam. Karena satu-satunya jalan bagi neuron aferen untuk menyalurkan informasi ke SSP tentang rangsangan ini adalah melalui perambatan potensial aksi, maka reseptor harus mengubah bentuk energy 0 energi lain menjadi sinyal listrik (potensial aksi). Proses perubahan ini dikenal sebagai transduksi.

6. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Refleks menarik diri merupakan refleks polisinaptik yang khas, yang terjadi sebagai jawaban terhadap rangsangannoxiusdan biasanya rangsangan nyeri kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respons yang timbul adalah kontraksi otot fleksor dan penghambatan otot ekstensor sehingga bagian yang terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari rangsangan tersebut. Bila diberikan rangsangan yang kuat pada ekstremitas, respons yang timbul bukan hanya berupa fleksi dan menarik diri pada ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi pada ekstremitas kontralateral.Respons ekstensor silang merupakan ekstensi yang terjadi pada anggota tubuh yang lain dapat mendorong seluruh tubuh menjauhi objek yang menyebabkan stimulus nyeri pada anggota tubuh yang menarik diri.Refleks Polisinaptik: refleks yang melibatkan banyak sinaps. Mekanisme Gerak Refleks Polisinaptik dapat diskemakan sebagai berikutMekanisme :Stimulus reseptor saraf sensoris saraf interneuron saraf motorik efektor responRefleks menarik diri dapat dijelaskan sebagai berikut: Stimulus tusukan/ jari, oleh reseptor nosiseptor akan diubah menjadi potensial aksi yang akan dirambatkan melalui saraf aferen masuk ke sumsum tulang belakang. Saraf aferen bersinapsis dengan beberapa interneuron.1) Potensial aksi akan menstimulus beberapa saraf interneuron yang pada gilirannya menstimulus saraf eferen motorik yang menginervasi otot2) Potensial aksi pada saat yang sama juga menstimulus interneuron lain3) Potensial aksi juga stimulus interneuron yang lain lagi yang membawa sinyal ke atas ke otak melalui jalur naik. Pada impuls mencapai daerah korteks sensori otak, maka orang yang bersangkutan merasa sakit dan menyadari apa yang sedang terjadi. Juga bila impuls mencapai otak, maka informasi dapat disimpan sebagai memori, dan seseorang dapat mulai berpikir tentang situasi yang terjadi, apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian yang sama, dsb.

STIMULUSRESEPTORTransmisiPersepsiResponZat kimia mekanik termal, listrikReseptor nosiseptor ujung saraf bebas tersebar luas pd kulit Serabut a-delta : bermyelin cepat menghantarkan infulsSerabut c : tidak bermyelin lambat menghantarkan inpulsGelisah, menangis, menjerit, dll(tekanan,suhu,raba)1.Berdasarkan tipe energi khusus-Termoreseptor -Mekanoreseptor -Kemoreseptor -Osmoreseptor 2.Berdasarkan sumber rangsangan-Ekteroreseptor-Proprioreseptor-Interoreseptor3. Berdasarkan morfologi-Badan terakhir yang bebas-Badan akhir yang berkapsulsensaiLengkung Refleks :ImplusReseptorN.SensorikMedula spinalisInterneuronM. motorikEfektorGerekan

Penjelasan klasifikasi reseptor antara lain:1. Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu). Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan). Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi). Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

2. Berdasarkan sumber rangsangan Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.3. Berdasarkan morfologi Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.

7. SARAF OTONOMSistem saraf otonom disusun oleh serabut yang berasal dari otak maupun sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur & masing-masing jalur membentuk sinapsi yang komplek & juga membentuk ganglion di sebut urat saraf praganglion & yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.Sistem saraf otonom dapat di bagi atas sistem saraf simpatis & parasimpatis. Perbedaan struktur antara saraf simpatis dan saraf parasimpatis terletak pada posisi ganglion.

a. SARAF SIMPATISSaraf simpatis motorik keluar dari saraf spinal daerah torakal dan lumbal, dengan target organ visera dan badan perifer (kulit, pembuluh darah dalam otot). Meski targetnya ada di kepala (misalnya iris mata), serabut saraf simpatisnya tetap berasal dari saraf spinal. Serabut saraf simpatis spinal merupakan serabut pasca ganglionik (missal badan selnya berada di rantai ganglia simpatis, terletak di kedua sisi sepanjang kolumna vertebralis). Neuron simpatis pasca ganglionik dikendalikan oleh neuron simpatis preganglionik yang dibungkus myelin, yang terletak pada tanduk lateral korda spinalis dan mengirimkan aksonnya ke ganglia simpatis.Neuron dari rantai simpatis di hubungkan oleh interneuron. Ganglia simpatis lainnya terletak di visera, yang berhubungan dengan nervus splanchnicus yang bersifat ototnom. Ganglia simpatis ini mengurus organ target seperti lambung dan medulla adrenal. Serabut saraf simpatis mengurus hampir semua organ visera dan pembuluh darahnya, sehingga aktivitas organ dapat serasi dengan pemberian darahnya.

b. SARAF PARASIMPATISSaraf parasimpatis berhubungan hanya dengan saraf kranial tertentu seperti N III, V, X, dan saraf spinal dari sacrum. Saraf parasimpatis yang paling menonjol adalah saraf Vagus (N X). N X mengurus organ visera paru , jantung dan saluran cerna. Serabut saraf parasimpatis bersifat preganglionik, badan selnya berada di nuklei motorik batang otak atau korda spinalis daerah sacral. Neuron pasca ganglionik (postganglionic) pendek, keluar dari ganglia perifer di dekat organ target. Inervasi parasimpatik organ veseral bersifat selektif dan hati-hati. Beberapa organ target seperti jantung , sistem digestive menerima inervasi banyak; organ target lain seperti ginjal menerima sedikit.Fungsi sistem saraf simpatis & parasimpatis selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatis terdiri dari keseluruhan Nervus Vagus bersama cabang-cabangnya di tambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

FUNGSI SARAF OTONOMParasimpatisSimpatis

- mengecilkan pupil.- menstimulasi aliran ludah.- memperlambat denyut jantung.- memberbesar bronkus.- menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan.- mengerutkan kantung kemih- memperbesar pupil.- menghambat aliran ludah.- mempercepat denyut jantung.- mengecilkan bronkus.- menghambat sekresi kelenjar pencernaan.- menghambat kontraksi kantung kemih.

8. Sistem kerja dari sensomotorik (divisi eferen pada SST)Divisi eferen SST membawa perintah dari SSP ke organ efektor untuk melaksanakan respon yang diinginkan. Divisi ini terbagi 2, yaitu Sistem Saraf Otonom dan Sistem Saraf Somatik. Sister saraf otonom mempersarafi otot jantung, otot polos, sebagian besar kelenjar eksokrin dan endokrin yang bekerja diluar kesadaran. Sedangkan Sistem saraf somatik mempersarafi otot rangka yang bekerja secara sadar. Pada sistem saraf otonom dibagi 2 bagian penting yaitu simpatis dan parasismpatis.a) SimpatisBerpangkal pada Sumsum tulang belakang didaerah leher dan pinggang. Cara kerja pada sistem ini adalah lari-atau-lawan. Maksudnya adalah bekerja jika merasa terancam atau selalu waspada. Dalam keadaan terancam denyut nadi meningkat adalah salah satu contohnya. Pada sistem ini ada rangkaian dua-neuron, yaitu serat praganglion yang berasal dari SSP dan bersinaps dengan badan sel dan serat pascaganglion di ganglion luar SSP yang berakhir di efektor. Neurotransmiter pada sistem ini adalah asetilkolin yang masuk kedalam pascaganglion dan diubah menjadi norepinefrin atau epinefrin.b) ParasimpatisBerpangkal pada sumsum lanjutan dan di sakrum. Bekerja dengan istirahan-dan-cerna. Maksudnya bekerja dalam waktu istirahat dan mnengontrol untuk pencernaan. Memiliki rangkaian dua-neuron. Namun bedanya adalah sistem ini neurotrasmitternya hanya asetilkolin saja.Subdivisi yang kedua adalah Sistem saraf somatik. Sistem ini terdiri dari akson motorik (jalur akhir bersama sistem saraf pusat). Berasal dari medulla spinaslis yang berakhir di otot rangka. Neurotransmitternya adalah asetilkolin. Efek yang ditimbulkan pada orgn reseptor hanya menstimulasi atau merangsang saja.

9. Transduksi Transduksi adalah proses dari stimulasi nyeri dikonfersi kebentuk yang dapat diakses oleh otak (Turk & Flor,1999). Proses transduksi dimulai ketika nociceptor yaitu reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri teraktivasi. Aktivasi reseptor ini (nociceptors) merupakan sebagai bentuk respon terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan. Proses dimana stimulus noksius diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Suatu stimuli kuat (noxion stimuli) seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve ending) atau organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini, golgi mazoni). Kerusakan jaringan karena trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, dimana prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari reseptor-reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal sebagai sensitisasi periferTransmisi Transmisi adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi melibatkan saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke sedang serta yang berdiameter besar (Davis, 2003). Saraf aferen akan ber-axon pada dorsal horn di spinalis. Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui sistem contralateral spinalthalamic melalui ventral lateral dari thalamus menuju cortex serebral. Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi. Selain itu juga serabut-serabut saraf disini mempunyai sinapsinterneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin. Selanjutnya impuls disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex cerebri dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.

10. Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsisuatu rangsang. Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksitubuh. Sistem ini dapat juga dimaknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas.1. ReseptorReseptor adalah sel atau organ yang berfungsi menerima rangsang ataustimulus. Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentukenergi di lingkungan dalam dan luar. Setiap reseptor sensoris mempunyaikemampuan mendeteksi stimulus dan mentranduksi energi fisik ke dalam sinyal(impuls) saraf.Menurut letaknya, reseptor dibagi menjadi: Exteroseptor ; perasaan tubuh permukaan (kulit), seperti sensasi nyeri,suhu, dan raba Proprioseptor ; perasaan tubuh dalam, seperti pada otot, sendi, dan tendo. Interoseptor ; perasaan tubuh pada alat-alat viscera atau alat-alat dalam,seperti jantung, lambung, usus, dll.Menurut tipe atau jenis stimulus, reseptor dibagi menjadi : Mekanoreseptor ; kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahantekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa rabaatau sentuhan. Letaknya di kulit, otot rangka, persendn dna organ visceral.Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpusMerkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan). Thermoreseptor ; reseptor sensoris unuk mendeteksi perubahan suhu.Contohnya : bulbus Krause (untuk suhu dingin), dan akhiran Ruffini (untuksuhu panas). Nociseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi rasa nyeri dan merespontekaan yang dihasilkan oleh adanya kerusakan jaringan akibat trauma fisikmaupun kimia. Contoh reseptornya berupa akhiran saraf bebas (untuk rasanyeri) dan corpusculum Golgi (untuk tekanan). Chemoreseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi rangsang kimiwa,seperti : bu-bauan yang diterima sel reseptor olfaktorius dalam hidung, rasamakanan yang diterima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptorkimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptoruntuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor dihipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah. Photoreseptor ; reseptor sensorik untuk mendeteksi perbahan cahaya, dandilakukan oleh sel photoreceptor (batang dan kesrucut) di retina mata.2. Rasa gabungan (combined sensation)Rasa gabungan atau dikenal juga dengan istilah rasa somestesia luhur adalahperasaan tubuh yang mempunyai sifat diskriminatif dan sifat tiga dimensi. Rasagabungan melibatkan komponen kortikal yaitu lobus parietalis untukmenganalisis serta mensistesis tiap jenis perasaan, mengkorelasi sertamangintegrasi impuls, mengenal dan menginterpretasi rangsang. Jadi yangdiutamakan disini adalah fungsi persepsi dan fungsi diskriminatif. Yangtermasuk rasa gabungan diantaranya yaitu : Rasa diskriminasi ; rasa ini melibatkan kemampuan taktil dari kulit, danterdiri dari : diskriminasi intensitas (kemampuan menilai kekuatan stimulus,seperti tekanna benda ke permukaan kulit), dan diskriminasi spasial ataudiskrimisani dua titik (kemampuan membedakan lokasi atau titik asalrangsang). Barognosia ; kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang. Stereognosia ; kemampuan untuk mengenal bentuk benda dengan meraba,tanpa melihat. Topognosia (topostesia) ; kemampuan untuk melokalisasi tempat dari rasaraba. Grafestesia ; kemampuan untuk mengenal huruf atau angka yang ditulispada kulit, dengan mata tertutup.3. Jaras somatosensorikJaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik adalah sebagai berikut : Untuk rasa permukaan (eksteroseptif) seperti rasa nyeri, raba, tekan, dansuhu : sinyal diterima reseptor dibawa ke ganglion spinale melaluiradiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis bergantimenjadi neuron sensoris ke-2 lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju korteks somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobusparietalis). Untuk rasa dalam (proprioseptif) seperti perasaan sendi, otot dan tendo :sinyal diterima reseptor ganglion spinale radiks posterior medullaspinalis lalu naik sebagai funiculus grasilis dan funiculus cuneatus berakhir di nucleus Goll berganti menjadi neusron sensoris ke-2 menyilang ke sisi lain medulla spinalis menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 menuju ke kortekssomatosensorik di girus postsentralis (lobus parietalis).

11. Klasifikasi system saraf secara anatomi dan fungsional:Anatomi terbagi menjadi:1. System saraf pusat terdiri atas -otak-medulla spinalis2. system saraf tepi;-saraf cranial 12-saraf spinal 31c32-sistem saraf otonom: simpatis dan parasimpatisFungsional terbagi menjadi:1. Sensorik :somato-sensorik dan visero-sensorik2. Motorik: -somato- motorik dan visero-motorik