Upload
trinhxuyen
View
249
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
i
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Tahunan
Tahun 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta ini telah
dapat disusun dengan kerjasama yang baik dari berbagai pihak.
Berdasarkan DIPA Tahun 2017 dan Permenkes No. 2348Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Permenkes No. 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, maka
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakartatelah melakukan berbagai kegiatan di
dalam menunjang tupoksinya sebagai UPT Kementerian Kesehatan yaitu melaksanakan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak risiko lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamatan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Adapun tujuan dari laporan Tahunan ini untuk memberikan gambaran mengenai
kegiatanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakartaselama satu tahun (bulan Januari
s/d Desember) Tahun 2017.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dalam rencana tindak lanjut dan
peningkatan kinerja. Untuk itu mohon saran dan kritik yang bersifat membangun.
Yogyakarta, 3 Januari 2017
Kepala,
dr. Hj. Chamidah
NIP. 19601141989012002
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN ................................................................................................... 1
A. Hambatan Tahun Lalu ............................................................................................................. 1
1. Sub Bagian Tata Usaha ...................................................................................................... 1
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi ........................................ 1
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan ............................................................................ 1
4. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah ................................................................... 1
B. Kelembagaan ............................................................................................................................ 2
C. Sumber Daya ........................................................................................................................ 3
1. Sumber Daya Manusia ........................................................................................................ 3
2. Sumber Daya Sarana Prasarana ....................................................................................... 5
3. Sumber Dana ........................................................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................................................... 6
TUJUAN DAN SASARAN KERJA ..................................................................................................... 6
A. Dasar Hukum ............................................................................................................................ 6
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator ............................................................................................... 6
1. Tujuan .................................................................................................................................... 6
2. Sasaran Strategis dan Indikator Sasaran ......................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................................... 9
STRATEGI PELAKSANAAN .............................................................................................................. 9
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran ............................................................................ 9
B. Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi ............................................................................. 11
C. Terobosan yang Dilakukan ................................................................................................... 11
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
iii
BAB IV .................................................................................................................................................. 12
HASIL KERJA ..................................................................................................................................... 12
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran ........................................................................................ 12
B. Hasil Kegiatan ......................................................................................................................... 13
1. Sub Bagian Tata Usaha .................................................................................................... 13
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi ...................................... 13
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan .......................................................................... 15
4. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah ................................................................. 21
C. Hambatan dan Rencana Tindak lanjut ............................................................................ 23
1. Sub Bagian Tata Usaha .................................................................................................... 23
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi ...................................... 24
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan .......................................................................... 24
4. Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah ................................................................. 24
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
1
BAB I
ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN
A. Hambatan Tahun Lalu
Pada tahun 2017 masih terdapat beberapa hambatan yang mengakibatkanprogram
dan kegiatan tidak terlaksana dengan maksimal. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor
antara lain:
1. Bagian Tata Usaha
Adapun hambatan yang dihadapi Bagian Tata Usaha selama tahun 2017 di antaranya:
a. Adanya bongkaran bekas gedung lama yang belum dilelang
b. Kurangnya tenaga arsiparis di Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta
2. Bagian Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Adapun hambatan yang dihadapi Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans
Epidemiologi selama tahun 2017di antaranya:
a. Perlunya pendidikan dan pelatihan bagi petugas Seksi PKSE
Perlunya peningkatan SDM di Seksi PKSE dilakukan agar para tenaga teknis di
bidang kekarantinaan selalu mendapatkan update ilmu terbaru terkait
kekarantinaan.
b. Kurangnya SDM terkait penambahan terminal dan jam operasional bandara
3. Bagian Pengendalian Risiko Lingkungan
Adapun hambatan yang dihadapi Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan selama
tahun 2017di antaranya:
a. Kurangnya koordinasi dengan pihak otoritas bandara terkait kegiatan Pengendalian
Risiko Lingkungan
b. Perlunya pendidikan dan pelatihan bagi petugas Seksi PRL
4. Bagian Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
Dalam menjalankan tugas selama Tahun 2017, tentunya hambatan dalam
pelaksanaan tugas di Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah KKP Kelas IV
Yogyakarta selalu ada. Beberapa hambatan yang pernah terjadi di antaranya:
a. Kehabisan Stok Vaksin Yellow fever
Pengadaan Vaksin Yellow fever untuk Tahun 2017 masih berasal dari Pusat di
Kementerian Kesehatan RI. Dalam pelaksanaannya ternyata masih belum mampu
mencukupi kebutuhan yang ada di KKP Kelas IV Yogyakarta. Berkaitan dengan hal
tersebut tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah petugas kami menyarankan
untuk dilakukan vaksinasi di KKP lain yang terdekat dan masih mempunyai stok
vaksin tersebut, misalnya KKP Kelas II Semarang dan KKP Kelas II Cilacap.
b. Kurangnya peran aktif masyarakat
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
2
Kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, diperlukan peran
lebih aktif lagi untuk memberikan edukasi dan penyuluhan agar terjalin hubungan
yang lebih harmonis. Masyarakat yang telah diberikan KIE dan penyuluhan
hendaknya semakin aktif untuk mengikuti kegiatan tersebut secara rutin terutama
Posbindu yang telah disepakati sebulan sekali. Kegiatan ini sangat penting untuk
melihat faktor risiko kejadian penyakit tidak menular terutama obesitas dan
hipertensi. Langkah yang perlu dilakukan adalah petugas KKP selalu siap untuk
melakukan pendampingan dalam kegiatan ini terutama kesiapan ketersediaan
peralatan dan memberikan konsultasi saat kegiatan berlangsung yang
berhubungan dengan faktor risiko penyakit menular yang dialaminya.
B. Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2348/Menkes/Per/XI/2011,Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta merupakan
salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat di lingkungan Kementrian Kesehatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta mempunyai tugas pokok
melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah,
surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru
dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan
radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara.
Untuk melaksanakan Tugas Pokok tersebut maka KKP Kelas IV Yogyakarta
menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut.
1. Pelaksanaan Kekarantinaan;
2. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di Bandara, Pelabuhan, dan lintas
batas darat Negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan
penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra
termasukpenyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
3
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumenkesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan diwilayah kerja bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan,dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas
batas darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumah tanggaan KKP.
Ketentuan lain yang diperhatikan dalam pelaksanaan tugas Kantor Kesehatan
Pelabuhan adalah berlakunya International Health Regulation (IHR) 2005. IHR 2005
mengamanatkan setiap negara mempunyai kemampuan untuk mencegah dan
menangkal transmisi penyakit potensial wabah serta penyakit lainnya yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan serta meresahkan dunia (PHEIC).
C. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta per 31 Desember 2017
sebanyak 35 orang.
Series 1; Kantor Induk; 29
Series 1; Wilker Baron ; 3
Series 1; Wilker Paiton; 3
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
4
Gambar 1.1 Distribusi Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta Berdasarkan Lokasi Bertugas
Berdasarkan lokasi bertugas terdapat 29pegawai bertugas di Kantor Induk
Yogyakarta, 3 orang diwilker Baron, dan 3 orang di Wilker Glagah.
Gambar 1.2 Distribusi Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan jabatan sebagian besar pegawai memiliki jabatan fungsional umum
yaitu sebanyak 31orang dan jabatan fungsional tertentu sebanyak 2 orang. Jumlah
pegawai yang menduduki jabatan struktural sebanyak 2 orang.
Berdasarkan pangkat dan golongan pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta adalah sebagai berikut.
Pembina, VI/a : 1 orang
Penata Tingkat I, III/d : 4 orang
Penata, III/c : 2 orang
Penata Muda Tingkat I, III/b : 6 orang
Penata Muda, III/a : 5 orang
Pengatur Tingkat I, II/d : 8 orang
Pengatur, II/c : 9 orang
Berdasarkan tingkat pendidikanpegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta adalah sebagai berikut.
Magister (S2) : 9 orang
Sarjana (S1) : 7 orang
Sales; Pejabat Struktural; 2;
6%
Sales; Jabatan Fungsional
Tertentu; 2; 6%
Sales; Jabatan
Fungsional Umum; 31;
88%
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
5
Diploma IV (D4) : 1 orang
Diploma III (D3) : 17 orang
SLTA/Sederajat : 1 orang
2. Sumber Daya Sarana Prasarana
Saat ini sarana prasarana Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta tahun
2017 yaitu ada dua mobil ambulanceyang ditempatkan di bandara Internasional
Adisutjipto Yogyakarta dan kantor induk sebagai pendukung layanan rujukan. Untuk
menunjang kegiatan Pengendalian Resiko Lingkungan saat ini Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta mempunyai alat fogging, mistblower, handfog dan
pengukur pH meter. Untuk kegiatan vaksinasi ditunjang dengan alat cold chain
sebagai penyimpan vaksin meningitis meningococcus sebanyak 5 buah, alat printer
passbook sebnayak 6 buah, computer serta mesin antrian sehingga memudahkan
tertibnya pengguna layanan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta.
3. Sumber Dana
Anggaran sangat dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Anggaran
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV YogyakartaTahun 2017sebesar Rp
8.940.145.000,-.Dari anggaran tersebut bersumber dari PNBP sejumlah Rp
2.357.320.000,- dan Rupiah Murni sejumlahRp6.582.825.000,-.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
6
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN KERJA
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara.
3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. International Health Regulation (IHR) tahun 2005.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular.
7. Permenkes. RI. Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Permenkes. Nomor
1295/Menkes/Per/XII/2007.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
9. Keputusan Menkes No.: 612/MENKES/SK/V/2010 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Karantina Kesehatan pada Penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia
10. Kepmenkes No.: 949 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa
11. Kepmenkes No.: 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Survailans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
B. Tujuan, Sasaran dan Indikator
1. Tujuan
Tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta sesuai dengan yang
tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015–2019 adalah:
“Menurunkan angka kesakitan, kematian, dan risiko kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular serta upaya meningkatkan kualitas lingkungan di
wilayah Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas Darat (PLBD).”
2. Sasaran Strategis dan Indikator Sasaran
Sasaran starategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta sesuai
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
7
dengan yang tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015–2019 yaitu sebagai
berikut.
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
SATUAN
/
VOLUME
TARGET REALISASI
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya
Penyelenggaraan
Program
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan di
Pintu Masuk
Negara
1 Pembinaan dan
pengawasan tempat
- tempat umum di
lingkungan
pelabuhan / bandara
Kegiatan 125 125
2 Pengendalian vektor
dan binatang
pengganggu
Kegiatan 20 25
3 Jumlah sampel
pemeriksaan kualitas
air bersih
Sampel 60 75
4 Jumlah lokasi yang
diawasi dalam
kondisi matra
Lokasi 3 3
5 Jumlah dokumen
HPAGD
Dokumen 1500 1600
6 Jumlah alat angkut
yang sesuai standar
karantina
Buah 720 720
7 Jumlah suSrat
keterangan laik
terbang ibu hamil
Lembar 650
8 Jumlah surat izin
angkut orang sakit
dan bayi diterbitkan
Lembar 1000 1050
9 Jumlah surat izin
angkut jenazah yang
diterbitkan
Lembar 50 60
10 Jumlah surat
pengantar rujukan
diterbitkan
Lembar 8 8
11 Jumlah surat izin
angkut OMKABA
Lembar 1 1
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
8
12 Jumlah International
Certificate of
Vaccination (ICV)
diterbitkan
Buku 12000 15000
13 Jumlah dokumen
perencanaan disusu
sesuai standar
Buku 2 2
14 Jumlah dokumen
pelaporan disusu
sesuai standar
Buku 5 5
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
9
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Strategi yang dilakukan guna tercapainya tujuan dan sasaran yang telah
direncanakan sebagaimana tersebut pada Bab II di atas adalah dengan melakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Melaksanakan NSPK
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) menjadi hal yang sering disebut
setelah pemberlakuan PP No. 38 Tahun 2007. Didalam pasal 9 disebutkan bahwa
Menteri//kepala lembaga pemerintah non departemen menetapkan norma, standar,
prosedur dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk
penyelenggaraan program kegiatan. Strategi yang dikembangkan untuk
melaksanakan norma tersebut adalah dengan melakukan update terhadap peraturan-
peraturan baru dan terus melakukan sosialisasi seluruh peraturan yang berhubungan
dengan tugas pokok dan fungsi KKP kepada seluruh staf Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta beserta stakeholder terkait.
Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan
kegiatan sedangkan prosedur adalah metode atau tata cara untuk penyelenggaraan
kegiatan. Strategi yang dilakukan berupa penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang telah ditetapkan dalam setiap kegiatan dan menyiapkan Sumber daya
yang diperlukan dalam pelaksanaan SOP tersebut. Kriteria adalah ukuran yang
digunakan menjadi dasar dalam penyelenggaraan program kegiatan. Strategi yang
dilaksanakan dengan menetapkan indikator kinerja dan output indikator serta target
pencapaiannya. Penetapan target output indikator berdasarkan definisi operasional
masing-masing output indikator tersebut dan ditetapkan secara rasional sesuai
Sumber daya yang dimiliki.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
Strategi yang dikembangkan dengan terus menerus memberikan advokasi dan
sosialisasi tentang program KKP, informasi PHEIC, dan kebijakan pemerintah di
bidang kesehatan kepada setiap pengguna jasa beserta stakeholder terkait.
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi, dan inovasi program
Strategi yang dikembangkan adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
seoptimal mungkin untuk memprcepat target kinerja yang ditetapkan dengan
penempatan personil sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki. Selain itu juga
meningkatkan sumber daya dengan peningkatan sarana prasarana yang dapat
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
10
mendukung pelaksanaan kegiatan.
4. Mengembangkan (investasi) sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan
organisasi. Pengembangan kualitas Sumber daya manusia di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dilaksanakan dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan secara berkala baik yang diadakan di pusat maupun di daerah. Peningkatan
kualitas pendidikan juga dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada setiap
petugas untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik melalui
beasiswa tugas belajar maupun pendanaan secara mandiri.
5. Memperkuat jejaring kerja
Jejaring Kerja (networking) adalah salah satu kegiatan penting dalam
berorganisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan efektif dengan
melakukan koordinasi dan kolaborasi antar bagian dari suatu organisasi atau dengan
organisasi lain sehingga akan memudahkan dalam mengatasi masalah untuk tujuan
bersama. Strategi yang dikembangkan melalui pelaksanaan rapat rutin bulanan yang
diikuti oleh seluruh seksi dan wilayah kerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta sebagai implementasi jejaring kerja internal, sedangkan untuk jejaring
kerja dilakukan melalui rapat koordinasi dan diseminasi informasi yang diikuti oleh
seluruh stakeholder di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta.
6. Memperkuat logistik, distribusi, dan manajemen
Strategi yang dikembangkan melalui peningkatan pengajuan anggaran
pengadaan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dimiliki baik di kantor induk
maupun seluruh wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta demi
peningkatkan kualitas layanan. Untuk mencapai target kinerja, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta terus berupaya meningkatkan sistem manajemen
yang terintegrasi antarbagian dan wilayah kerja.
7. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi
Strategi yang dilakukan berupa penguatan sistem surveilans epidemiologi melalui
pengumpulan data secara aktif melalui peningkatan pengawasan alat angkut, orang,
dan barang di pintu masuk negara serta pengumpulan data secara pasif yang
menggunakan sumber data instansi lain. Pengumpulan data surveilans juga
memanfaatkan aplikasi teknologi berbasis website baik nasional maupun
internasional. Data yang didapat kemudian diolah, dianalisis, dan didiseminasikan
dalam bentuk informasi surveilans epidemiologi di pintu masuk negara.
8. Melaksanakan supervisi/bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
11
Monitoring bertujuan untuk memperoleh informasi secara terus-menerus
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dengan maksud mengetahui apakah
kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati.
Untuk mencapai tujuan ini, secara berkala dilakukan bimbingan teknis, monitoring, dan
evaluasi ke seluruh wilayah kerja setiap triwulan guna mengetahui capaian hasil
kinerja serta mengidentifikasi sedini mungkin setiap permasalahan dan kendala yang
dihadapi di lapangan untuk kemudian memberikan masukan dalam rangka
penyelesaian masalah.
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan
Pengembangan dan penguatan sistem pembiayaan dilakukan melalui
penyempurnaan kerangka pendanaan.
B. Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi
Hambatan dan tindak lanjut dalam pelaksanaan strategi di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta adalah sebagai berikut.
1. Belum maksimalnya dukungan lintas sektor atau kemitraan dalam upaya pelayanan
kesehatan di pintu masuk negara
2. Kurangnya SDM bagian arsiparis untuk penatalaksanaan arsip dan SDM di bandara
Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
C. Terobosan yang Dilakukan
1. Sosialisasi upaya kesehatan di pintu masuk negara melalui advokasi dan desiminasi
informasi program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta .
2. Pengadaan alat penunjang pelaksanaan penyehatan lingkungan di pintu masuk
negara pada tahun anggaran yang akan datang.
3. Peningkatan kapasitas tenaga arsiparis dengan pelatihan.
4. Penambahan tenaga kontrak untuk pelayanan di bandara Internasional Adisutjipto
Yogyakarta
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
12
BAB IV
HASIL KERJA
A. Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pencapaian tujuan dan sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
yaitu menurunkan angka kesakitan, kematian, dan risiko kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular serta upaya meningkatkan kualitas lingkungan di
wilayah Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) meliputi:
Tabel 4.1 Hasil Pencapaian Tujuan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta Tahun 2017
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
SATUAN
/
VOLUME
TARGET REALISASI
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya
Penyelenggaraan
Program
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan di
Pintu Masuk
Negara
1 Pembinaan dan
pengawasan tempat -
tempat umum di
lingkungan pelabuhan /
bandara
Kegiatan 125 125
2 Pengendalian vektor
dan binatang
pengganggu
Kegiatan 20 25
3 Jumlah sampel
pemeriksaan kualitas
air bersih
Sampel 60 75
4 Jumlah lokasi yang
diawasi dalam kondisi
matra
Lokasi 3 3
5 Jumlah dokumen
HPAGD
Dokumen 1500 1600
6 Jumlah alat angkut
yang sesuai standar
karantina
Buah 720 720
7 Jumlah suSrat
keterangan laik terbang
ibu hamil
Lembar 650
8 Jumlah surat izin
angkut orang sakit dan
bayi diterbitkan
Lembar 1000 1050
9 Jumlah surat izin
angkut jenazah yang
diterbitkan
Lembar 50 60
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
13
10 Jumlah surat pengantar
rujukan diterbitkan
Lembar 8 8
11 Jumlah surat izin
angkut OMKABA
Lembar 1 1
12 Jumlah International
Certificate of
Vaccination (ICV)
diterbitkan
Buku 12000 15000
13 Jumlah dokumen
perencanaan disusu
sesuai standar
Buku 2 2
14 Jumlah dokumen
pelaporan disusu
sesuai standar
Buku 5 5
B. Hasil Kegiatan
1. Bagian Tata Usaha
Pengelolaan anggaran kegiatan
DIPA awal KKP Kelas IV Yogyakarta TA. 2017 yang ditetapkan sebesar Rp
9.578.024.000. Dalam proses perjalanan pelaksanaan penganggaran TA 2017
terdapat proses efisiensi. Shingga setelah revisi anggaran KKP Kelas IV Yogyakarta
TA. 2017 menjadi Rp. 8.940.145.000. Untuk kegiatan tata usaha sudah berpedoman
dengan SOP yang ada di Kantor Kesehatan pelabuhan Yogyakarta.
2. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
a. Pemeriksaan Health Part of Aircraft General Declaration (HPAGD)
Alat angkut (pesawat) adalah semua alat angkut yang bergerak dari atas tanah/air
ke udara/ ke ruang angkasa atau sebaliknya. Alat angkut (pesawat) yang datang
dari luar negeri berada dalam karantina (UU Karantina Udara No. 2/1962/pasal
15). Alat angkut (pesawat) yang memenuhi standar kekarantiaan adalah alat
angkut yang isa memenuhi kelengkapan yang dibutuhkan pada kegiatan
kekarantinaan sesuai persyaratan yang ditetapkan Menteri Kesehatan (UU
Karantina Udara No 2/1962/pasal 14), yaitu berupa tersedianya dokumen
kesehatan, meliputi : Health Part of the Aircraft General Declaration (HPAGD),
Surat Keterangan Hapus Serangga Terakhir, Surat Keterangan Hapus Hama (jika
ada), Buku Kesehatan Pesawat Udara (hanya pada pesawat udara yang
mengadakan perjalanan dalam negeri), dan jika diperlukan dokter pelabuhan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
14
melakukan pemeriksaan daftar penumpang, kru pesawat, dan muatan pesawat
tersebut.
Capaian kinerja dokumen HPAGD yaitu sebanyak 3.120 dokumen. Hal ini
didukung dengan adanya kerjasama antara Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
dengan airline. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tidak ada penumpang dan
kru yang berpenyakit menular potensi wabah. Permasalahan yang terjadi adanya
penambahan penerbangan internasional selama masa arus mudik dan balik
lebaran serta pada posko natal dan tahun baru. Upaya yang telah dilakukan yaitu
koordinasi dengan pihak GroundHandling atau airlines untuk menyiapkan dan
menyerahkan HPAGD (Gendec) setiap kedatangan pesawat kepada petugas
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta di terminal Internasional.
b. Penerbitan Surat Izin Angkut Jenazah
Guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit serta permasalahan
kesehatan masyarakat maka diperlukan penerbitan surat angkut jenazah
(memenuhi persyaratan yang ditentukan serta aman untuk terbang di udara).
Pengiriman jenazah melalui udara disyaratkan yakni sebagai berikut (KMK
424/Menkes/SK/IV/2007) :
1) Jenazah harus disuntik dengan obat penahan busuk secukupnya yang
dinyatakan dengan keterangan dokter.
2) Jenazah harus dimasukkan dalam peti yang dibuat dari logam (timah, seng,
dsb.).
3) Alasnya ditutup dengan bahan yang meyerap (absorbent) umpamanya
serbuk gergaji/arang halus yang tebalnya ±5 cm.
Peti logam ditutup rapat-rapat (air tight), lalu dimasukkan dalam peti kayu yang
tebalnya sekurang-kurangnya 3 cm, sehingga peti tidak dapat bergerak di
dalamnya. Peti kayu ini dipaku dengan skrup dengan jarak sepanjang-panjangnya
20 cm dan diperkuat dengan ban-ban logam (secured with metal bands). Pada
tahun 2017 jumlah surat izin angkut jenazah yang diterbitkan sebanyak 298
dokumen.
Permasalahan yang ditemui adalah adanya permohonan untuk surat keterangan
jenazah dari rumah duka, pada saat pagi hari dan malam hari di luar jam
pelayanan Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta Upaya yang telah dilakukan
yaitu koordinasi dengan pihak kargo dan rumah duka untuk melaksanakan
kegiatan ini. Selain itu, Angkasa Pura memberi dukungan dalam kegiatan ini.
Untuk permintaan surat jenazah dapat dilakukan di kantor Induk Kantor Kesehatan
Pelabuhan Yogyakarta pada jam 07.30 WIB sampai 16.00 WIB. Sementara
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
15
apabila ada permintaan surat jenazah di luar jam tersebut dapat ke counter di
Terminal A dan B di bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta
c. Kegiatan Pengawasan OMKABA
Dari enam belas poin tupoksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
pada poin kesembilan adalah pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat,
makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan
mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor
Pengawasan lalu lintas OMKABA dilakukan terhadap muatan (kargo) dan barang
bawaan yang termasuk komoditi OMKABA. Pengawasan ini bertujuan agar
OMKABA yang masuk maupun keluar melalui Bandara InternasionalAdisutjipto
Yogyakarta tidak membahayakan kesehatan masyarakat.Capaian kinerja
penerbitan surat izin angkut OMKABA yang memenuhi syarat memenuhi target
sebanyak 5 kali pengiriman. Hal ini didukung dengan adanya kerjasama antara
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dengan kargo
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan
Seksi Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Yogyakarta mempunyai tugas sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran penyakit
karantina dan penyakit menular potensial wabah melalui pemutusan mata rantai
penularan penyakit dengan profesional sehingga wilayah pelabuhan dan alat angkut
tidak menjadi sumber penularan ataupun habitat yang subur bagi perkembangbiakan
kuman atau vektor penyakit.
a. Trapping
Tikus adalah makhluk yang sangat merugikan manusia. Selain merugikan
perekonomian karena menghabiskan atau merusak makanan, tanam-tanaman,
barang-barang dan lain-lain harta benda, tikus dapat pula menyebarkan berbagai
jenis penyakit. Adapun kerugian yang ditimbulkan oleh tikus dapat dilihat dari segi
ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan.Dari segi ekonomi, tikus dapat merusak
tanaman petani dan bahkan merusak bangunan kediaman manusia.Dari segi sosial
budaya dapt menurunkan martabat manusia karena dengan banyaknya tikus
menandakan bahwa nilai kesehatan penghuninya rendah. Sedangkan dari segi
kesehatan yaitu dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang ditularkan melalui
tikus tersebut salah satunya adalah tyfus,pes,dan lain-lain.
Selama tahun 2017, kegiatan trapping dilaksanakan setiap bulan (12 kali). Hasil
tertinggi tangkapan pada bulan Juni yaitu sebanyak 4 ekor tikus dengan indeks pinjal
yaitu 2/4. Secara ringkas, hasil kegiatan di tahun 2017 dapat ditampilkan sebagai
berikut.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
16
Grafik 1 Kegiatan Trapping Tahun 2017
b. Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Pengawasan sanitasi dan pengendalian vektor dan binatang penularpenyakit
dilakukan dengan kegiatan pengamanan terhadap penyakit menular dengan cara
meniadakan atau menekan sekecil mungkin adanyan faktor lingkungan yang
menimbulkan pengaruh buruk di daerah Pelabuhandan di kapal sehingga tidak
menjadi sumber penularan penyakit. STTU merupakan problem kesehatan
masyarakat yang cukup mendesak karena TTU merupakan tempat
menyebarnya segala macam penyakit terutama penyakit-penyakit yang
medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian STTU harus
memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Pengawasan atau pemeriksaan
STTU dilakukan untuk mewujudkan lingkungan TTU yang bersih guna
melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya.
Selama tahun 2017, kegiatan pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum
dilaksanakan setiap bulan (12 kali) pada 12 lokasi. Untuk cakupan areanya terbagi
menjadi dua lokasi yaitu terminal A sebanyak 8 lokasi dan Terminal B sebanyak 4
lokasi.
c. Survey Jentik
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Tikus Pinjal
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
17
Salah satu tugas pokok dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam mencegah
masuk-keluarnya penyakit dari atau ke luar negeri adalah melalui Pengendalian
Resiko Lingkungan (PRL) di pelabuhan dan alat transportasi. Upaya ini dilakukan
untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit serta meminimalisasi dampak
resiko lingkungan terhadap masyarakat.Usaha-usaha pengendalian PRL di
pelabuhan meliputi sanitasi lingkungan dan pemberantasan vektor dan binatang
penular penyakit. Salah satu kegiatan dalam pemberantasan vektor yaitu
pengendalian nyamuk yang meliputi survey jentik dan nyamuk dewasa, identifikasi
jentik dan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik dan nyamuk dewasa, diseminasi
informasi hasil pengendalian.
Selama tahun 2017, kegiatan survey jentik dilaksanakan setiap bulan (12 kali). Hasil
tertinggi tangkapan pada bulan Oktober yaitu sebanyak 2 kontainer positif pada 2
rumah yang diperiksa. Secara ringkas, hasil kegiatan di tahun 2017 dapat
ditampilkan sebagai berikut.
Grafik 2 Kegiatan Survey Jentik Tahun 2017
d. Survey Nyamuk
Nyamuk merupakan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, terdiri dari
empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk memerlukan darah
untuk proses pematangan telurnya. Beberapa spesies nyamuk menghisap darah
terutama di malam hari seperti nyamuk Culex dan Anopheles, spesies lainnya
terutama siang hari (pagi sampai sore) misalnya nyamuk A.agypty. Aktivitas
menggigit ada yang dilakukan di luar rumah dan di dalam rumah. Dua sampai tiga
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
HI CI BI
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
18
hari setelah menghisap darah nyamuk mulai bertelur. Nyamuk Aedes meletakkan
telurnya satu persatu pada dinding tempat perindukan yang gelap, basah dan
lembab, misalnya bak mandi, tempayan, ban bekas, tonggak bambu. Nyamuk
Mansonia meletakkan telurnya secara berkelompok di permukaan bawah tanaman
air. Di air, dua hari kemudian telur menetas menjadi jentik-jentik (larva) yang kecil,
mengalami pergantian kulit empat kali sebelum menjadi pupa. Beberapa hari
kemudian (5 sampai 7 hari) tergantung temperatur, kelembaban dan ketersedian
makanan, jentik nyamuk berubah menjadi pupa. Pupa merupakan stadium tidak
makan dan kira-kira dua hari kemudian berubah menjadi nyamuk.
Selama tahun 2017, kegiatan survey nyamuk dilaksanakan setiap 3 bulan (4 kali) di
buffer area, yang meliputi daerah Telukan RT 08 dan Perumahan NDB.
e. Survey Lalat
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo Dipthera, yaitu
insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat mempunyai
sifat kosmopolitan, artinya kehidupan lalat dijumpai merata hampir diseluruh
permukaan bumi. Diperkirakan di seluruh dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis
lalat, tetapi semua jenis lalat terdapat di Indonesia. Jenis lalat yang paling banyak
merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia
sertica), lalat biru (Calliphora vomituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis). Lalat
juga merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu
sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan. Vektor
adalah arthropoda yang dapat memindahkan atau menularkan agent infection dari
sumber infeksi kepada host yang rentan.
Penularan penyakit terjadi secara mekanis, dimana bulu–bulu badannya, kaki-kaki
serta bagian tubuh yang lain dari lalat merupakan tempat menempelnya
mikroorganisme penyakit yang dapat berasal dari sampah, kotoran manusia, dan
binatang. Bila lalat tersebut hinggap ke makanan manusia, maka kotoran tersebut
akan mencemari makanan yang akan oleh manusia sehingga akhirnya akan timbul
gejala sakit pada manusia yaitu sakit pada bagian perut serta lemas. Penyakit-
penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, thypus perut, diare dan
lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.
Selama tahun 2017, kegiatan survey lalat dilaksanakan setiap bulan (12 kali). Hasil
tertinggi tangkapan pada bulan Oktober yaitu sebanyak 2 kontainer positif pada 2
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
19
rumah yang diperiksa. Secara ringkas, hasil kegiatan di tahun 2017 dapat
ditampilkan sebagai berikut.
Grafik 3 Kegiatan Survey Lalat Tahun 2017
f. Pemeriksaan TPM
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a
natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human
diet.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-
substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
a. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
b. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Selama tahun 2017, kegiatan pemeriksaan TPM dilaksanakan setiap bulan (12 kali).
Untuk cakupan areanya terbagi menjadi tiga lokasi yaitu terminal A sebanyak 19
lokasi, Terminal B sebanyak 9 lokasi, dan Pujasera sebanyak 13 lokasi.
3,8
4
4,2
4,4
4,6
4,8
5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kepadatan Lalat
Kepadatan Lalat
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
20
g. Pemeriksaan Sampel Makanan
Menurut Kepmenkes 1098/2003 tentang persyaratan Higiene Sanitasi rumah makan
dan restoran bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minumanyang
tidak memenuhi persyaratan hygene sanitasi yang dikelola rumah makan
danrestoran agar tidak membahayakan kesehatan. Penerapan hygiene dan
sanitasidilakukan untuk keseluruhan proses pengolahan makanan baik pada bahan
baku yangdigunakan, selama proses pengolahan, sampai pada proses penyajian
termasukdidalamnya, penjamah makanan dan lingkungan proses pengolahan
makanan.Masalah sanitasi makanan sangatlah penting, terutama di tempat-tempat
umumyang erat kaitannya dengan pelayanan orang banyak. Rumah makan,
restoran, hinggakantin merupakan beberapa tempat umum yang menyediakan
makanan olahan yangbanyak di gemari masyarakat. Masyarakat kebanyakan lebih
memilih makan direstoran, rumah makan, ataupun kantin dibandingkan memasak
makanan sendiri.Keberadaan usaha rumah makan, di sisi lain dapat membantu
masyarakat apalagi bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Selama tahun 2017, kegiatan pemeriksaan sampel makanan dilaksanakan sebanyak
4 kali dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 47 sampel makanan. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan angka kuman yang melebihi baku mutu sebanyak 6 sampel
makanan yang mengandung angka kuman lebih dari 0 koloni/gram.
h. Pemeriksaan Sampel Air
Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai
penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan
utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah
penyakit yang dibawa oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya
pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi baik
kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit
perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas air minum
agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI No
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.
Selama tahun 2017, kegiatan pemeriksaan sampel air dilaksanakan setiap bulan (12
kali) yang terdiri dari pemeriksaan secara fisika sebanyak 6 kali dan secara
laboratorium (fisika, kimia dan biologi) juga sebanyak 6 kali.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
21
i. Fogging
Fogging merupakan salah satu bentuk upaya untuk dapat memutus rantai penularan
penyakit DHF, dengan adanya pelaksanaan fogging diharapkan jumlah penderita
Demam Berdarah DHF dapat berkurang. Cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan Fogging, yang disebut dengan 3M
Plus, yaitu menutup, menguras dan mengubur barang-barang yang bisa dijadikan
sarang nyamuk. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur,
memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent,
memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi
setempat.
Selama tahun 2017, kegiatan fogging dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan luas
area fogging mencapai 42 hektar yang terdiri dari area Perimeter seluas 34 hektar
dan area Buffer seluas 8 hektar.
4. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
Pelaksanaan kegiatan Bagian Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW)
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta berpedoman pada Permenkes RI
No 356/Menkes/Per/IV/2008 yang telah diubah dalam Permenkes RI No
2348/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
Dalam Permenkes tersebut, bahwa Bagian UKLW mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan
koordinasi pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra,
kesehatan haji, perpindahan penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi
internasional, pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta
pelatihan teknis bidang upaya kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara. Bagian UKLW KKP Kelas IV Yogyakarta, telah
melaksanakan kegiatan yang dimaksud dalam permenkes tersebut, yang meliputi:
a. Kunjungan Poliklinik
Pelayanan kesehatan terbatas di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta adalahpoliklinikinduk, bandaradanduawilayahkerja. Pada tahun
2017jumlah kunjungan poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta ada
1872orang. Kunjungan Poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
22
Yogyakartaberasal dari penumpang, warga sekitar kantor, masyarakat umum dan
lintas sektoral di bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
b. Pelayanan surat laik terbang dan ibu hamil
Guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit serta permasalahan
kesehatan masyarakat maka diperlukan penerbitan surat laik terbang (memenuhi
persyaratan yang ditentukan serta aman untuk terbang di udara). Pemberangkatan
orang sakit melalui udara disyaratkan yakni tidak menderita penyakit
karantina/penyakit menular tertentu, tidak ada kontradiksi dengan peraturan
penerbangan, serta pasien didampingi oleh keluarga/dokter/perawat (KMK
424/Menkes/SK/IV/2007).Capaian kinerja penerbitan surat keterangan laik terbang
ibu hamil padatahun 2017 adalah 1853 orang. Hal ini didukung dengan adanya
kerjasama antara Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dengan
maskapai penerbangan. Setiap maskapai penerbangan yang penumpangnya
dalam keadaan hamil oleh petugas groundhandling diantar ke konter Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta di bandara untuk dilakukan
pemeriksaan kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan pengangkutan ijin jenazah
Guna mengantisipasi ancaman penyebaran penyakit serta permasalahan kesehatan
masyarakat maka diperlukan penerbitan surat angkut jenazah (memenuhi
persyaratan yang ditentukan serta aman untuk terbang di udara). Pengiriman
jenazah melalui udara disyaratkan yakni sebagai berikut (KMK
424/Menkes/SK/IV/2007) :
1) Jenazah harus disuntik dengan obat penahan busuk secukupnya yang
dinyatakan dengan keterangan dokter.
2) Jenazah harus dimasukkan dalam peti yang dibuat dari logam (timah, seng,
dsb.)
3) Alasnya ditutup dengan bahan yang meyerap (absorbent) umpamanya serbuk
gergaji/arang halus yang tebalnya ±5 cm.
4) Peti logam ditutup rapat-rapat (air tight), lalu dimasukkan dalam peti kayu yang
tebalnya sekurang-kurangnya 3 cm, sehingga peti tidak dapat bergerak di
dalamnya. Peti kayu ini dipaku dengan skrup dengan jarak sepanjang-
panjangnya 20 cm dan diperkuat dengan ban-ban logam (secured with metal
bands).
Pada tahun 2017 ini pelayanan pengangkutan ijin jenazah sebanyak 179 jenazah.
Upaya yang telah dilakukan yaitu koordinasi dengan pihak kargo dan rumah duka
untuk melaksanakan kegiatan ini. Selain itu, Angkasa Pura memberi dukungan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
23
dalam kegiatan ini.Untuk permintaan surat jenazah dapat dilakukan di kantor Induk
Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta selama 24 jam non stop. Sedangkan
apabila ada permintaan surat jenazah diluar jam tersebut dapat ke counter di
Terminal A dan B di bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta
d. Pelayanan rujukan orang sakit
Kantor Kesehatan Pelabuhan juga memberikan layanan kesehatan terbatas kepada
warga bandara serta penumpang. Oleh karenanya, jika diperlukan tindakan medis
yang lebih jauh, maka dilakukan tindakan rujukan. Rujukan merupakan suatu
kegatan pengiriman pasien atau specimen ke tempat/posisi yang lebih berwenang
(KMK 424/Menkes/SK/IV/2007). Rujukan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV
Yogyakarta di Bandara Adisutjipto dapat ditujukan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan
Udara Hardjolukito Yogyakarta.
Padatahun 2017 jumlahrujukan sebanyak 15 kali. Hal ini didukung dengan adanya
kerjasama antara Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dengan
maskapai penerbangan serta Angkasa Pura. Rujukan diberikan kepada penumpang
atau pasien yang membutuhkan tindakan medis yang lebih jauh karena
kegawatdaruratannya
e. Pelayanan vaksinasi meningitis meningococcus, yellow fever dan penerbitan ICV
Sertifikat vaksinasi internasional adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa
seseorang telah mendapatkan vaksinasi untuk perjalanan internasional (Permenkes
Nomor 58 tahun 2013). Kegiatan pelayanan vaksinasi internasional dalam rangka
penerbitan ICV dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta dengan
Wilayah Kerja Pelabuhan Baron dan Glagah dan legalisasi ICV. Padatahun 2017
pelayananvaksinasi meningitis meningococcus di Kantor KesehatanPelabuhan
Yogyakarta sebanyak 27002 orang dan vaksinasi yellow fever sebanyak 169 orang.
Untuk penerbitan buku ICV sebanyak 26571 buah.
f. Pelayanan posko Lebaran dan Natal serta Baru
Padatahun 2017 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakartab melaksanakan
posko Lebaran, Natal dan Tahun 2017 dilaksanakan di dua tempat yaitu posko di
terminal A dan terminal B Bandara internasional Adisutjipto Yogyakarta. Untuk setiap
posko terdapat 7 orang yang bertugas terdiri dari dokter, perawat, sanitarian, dan
epidemiolog serta driver yang bertugas 24 jam.
C. Hambatan dan Rencana Tindak lanjut
1. Sub Bagian Tata Usaha
Hambatan :
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
24
Untuk hambatan sampai akhir tahun 2017 ini yaitu tidak adanya tenaga kontrak yang
membantu di bagian tata usaha sehingga selama ini hanya dikerjakan oleh pegawai
Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta. Pelatihan untuk arsiparis dan
pengadministrasian umum masih kurang.
Rencana Tindak Lanjut :
Untuk tambahan pegawai akan dibuatkan analisa kebutuhan tenaga kontrak di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta sehingga pada tahun 2019 dapat dianggarkan di
RKAKL.
Untuk pelatihan bagi pegawai tata usaha, akan dianggarkan pada tahun 2019
sehingga para pegawai dapat meningkatkan kompetensinya.
2. Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
Hambatan :
Untuk operasional bandara Internasional Adisutjipto yang sekarang mulai jam 04.00
sampai 24.00 WIB sehingga ada jeda waktu pada saat kegiatan pengawasan lalu
lintas penumpang di bandara.
Rencana Tindak Lanjut :
Akan dibuatkan jadwal sesuai aturan jam ASN sehingga apabila melebihi jam yang
ditentukan pegawai mendapatkan uang lembur sesuai yang dikerjakan.
3. Pengendalian Risiko Lingkungan
Hambatan :
Kurangnya pelatihan bagi tenaga Pengendalian Resiko Lingkungan
Gudang yang kurang memadai untuk menampung alat-alat Pengendalian Resiko
Lingkungan
Rencana Tindak Lanjut :
Pada tahun 2018 nanti diharapkan petugas Pengendalian Resiko Lingkungan aktif
mencari informasi terkait pelatihan dan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Yogyakarta
sendiri akan menganggarkan di tahun 2018 pelatihan bagi petugas Pengendalian
Resiko Lingkungan
4. Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah
Hambatan :
Pelayanan bagi para lansia dan difabel yang kurang memadai
Antrian vaksinasi yang cukupbanyak sehingga menyebabkan ruang tunggu menjadi
penuh
Rencana Tindak Lanjut :
Akan dibuat SOP bagi para lansia dan difabel sehingga nantinya mendapatkan
prioritas dalam pelayanan dan mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV Yogyakarta
25
Akan dibuat antrian online sehingga pengguna jasa di kantor kesehatan Yogyakarta tidak perlu
mengantri lama selam pelayanan. Ditargetkan hanya dalm waktu kurang lebih 30 menit
selesai.
BAB VI
PENUTUP
Penyusunan Laporan Tahunan (LAPTAH) KKP Kelas IV Yogyakarta Tahun 2015–
2019merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu lima tahun (2015–
2019). Semua rencana yang telah disusun tentunya diharapkan dapat terlaksana dengan
baik dan target dapat tercapai.
Laporan tahunan (LAPTAH) KKP Kelas IV Yogyakarta sebagai peta jalan (road map)
untuk mendukung dan berkontribusi dalam mewujudkan visi, misi bersama Presiden
Republik lndonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong". Indikator-indikator pencapaian
sasarandalam RAK KKP Kelas IV Yogyakarta akan mudah tercapai apabila kegiatan-
kegiatan dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil yakni
adanya nilai Akuntabilitas atau tanggung jawab, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
anti korupsi serta penuh dedikasi,koordinasi dan kerjasama dari segenap staf KKP Kelas IV
Yogyakarta.
Kerja sama dengan lintas program dan lintas sektor baik di lingkungan
pelabuhan/bandara maupun di luar pelabuhan/bandara juga turut mendukung pelaksanaan
kegiatan. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tahunan KKP
Kelas IV Yogyakarta, ini disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya.
Kepala Kantor
dr. H. Chamidah
NIP. 196001141989012002