12
BAB I PENDAHULUAN menyarankan virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam pengembangan tipe onset akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes, namun hubungan ini masih dalam penyelidikan. Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit anak dari tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak dengan infeksi virus Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu sekitar 10-12 hari. setelah enanthem. Lesi berukuran 3-7 mm, timbul makula yang cepat berubah warna menjadi kepucatan dan timbul vesikel. Vesikel timbul di telapak tangan, kaki, bagian dorsal jari dan ibu kaki, dan dapat menyebar ke wajah, pantat, dan tungkai. Gejala ini dapat hilang kisaran 7 hari, biasanya tanpa meninggalkan jaringan parut atau krusta. 1 Gambar 2. Vesikel dan eritem pada lidah pasien HFMD

1hfmd3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

nnmmnmn

Citation preview

Page 1: 1hfmd3

BAB I

PENDAHULUAN

menyarankan virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam

pengembangan tipe onset akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes, namun

hubungan ini masih dalam penyelidikan.

Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit anak dari

tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak dengan infeksi virus

Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu sekitar 10-12 hari.

setelah enanthem. Lesi berukuran 3-7 mm, timbul makula yang cepat berubah

warna menjadi kepucatan dan timbul vesikel. Vesikel timbul di telapak tangan, kaki,

bagian dorsal jari dan ibu kaki, dan dapat menyebar ke wajah, pantat, dan tungkai. Gejala

ini dapat hilang kisaran 7 hari, biasanya tanpa meninggalkan jaringan parut atau krusta.

1

Gambar 2. Vesikel dan eritem pada lidah pasien HFMD

Page 2: 1hfmd3

Lesi kutaneus perifer terjadi pada sekitar dua per tiga kasus dan timbul segera

setelah timbul lesi oral. Lesi paling sering timbul pada telapak tangan, telapak kaki,

bokong, genitalia eksterna, muka, dan kaki. Lesi ini berkembang sama seperti lesi oral

yaitu dimulai timbulnya makula merah yang berkembang cepat menjadi vesikel

berbentuk oval, elips (berbentuk seperti bola kaki). Setelah vesikel pecah dan membentuk

krusta, lesi akan sembuh dalam waktu 7 sampai 10 hari.

2

Gambar 4. Vesikel pada telapak tangan pasien HFMD13

Gambar 3. Ulserasi pada lidah yang merupakan salah satu lesi oral HFMD

Gambar 5. Vesikel “football-shaped” pada telapak

Page 3: 1hfmd3

3

Gambar 5. Vesikel “football-shaped” pada telapak

Page 4: 1hfmd3

ultinucleated giant cell dan inclusion bodies. Biakan virus dilakukan dengan

mengisolasi virus di vesikel, dahak, ataupun feses. Feses, dahak, cairan vesikel dapat

digunakan sebagai bahan biakan. Feses dianggap sebagai sampel yang paling tepat karena

kemampuannya untuk menjaga virus untuk tetap hidup dalam waktu yang lebih lama.

Biakan organisme ini memungkinkan identifikasi spesifikasi virus melalui observasi efek

cytopathic dalam sel atau pembentuk plak pada sel monolayer (plaque assay).

4

Page 5: 1hfmd3

2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk HFMD yang paling mendekati yaitu Herpangina.

Penyakit lain yang dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis banding diantaranya yaitu

varisela, stomatitis Aphthous, erupsi obat, dan eritema multiform.

Diagnosis Banding Hand, Foot, and Mouth

Disease

Paling mendekati :

Herpangina

Dipertimbangkan :

Varisela

Stomatitis Aphthous

Erupsi obat

Eritema multiform

Ragu-ragu :

Herpes gingivostomatitis

2. 8 Tatalaksana

HFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease yang

dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari. Pengobatan yang dilakukan bersifat simptomatik.

Tetapi pada kasus yang berat dengan penyebab HFMD yaitu enterovirus 71 dapat

diberikan terapi.

Tatalaksana umum

Tatalaksana umum meliputi edukasi untuk mencegah penularan dan penyebaran

virus yaitu edukasi bahwa virus yang menyebabkan HFMD tetap ada di feses pasien

selama satu bulan. Edukasi pentingnya teknik mencuci tangan yang baik dan benar untuk

mengurangi potensi penyebaran penyakit. Edukasi untuk tidak memecahkan lepuhan atau

bintil untuk mengurangi penyebaran virus. Anjurkan pasien untuk lebih sering minum

untuk mencegah dehidrasi. Ganti diet menjadi makanan lunak seperti sop jika terjadi lesi

5

Tabel 1. Diagnosis Banding HFMD5

Page 6: 1hfmd3

di mulut. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat di rumah sampai keadaan umum pasien

membaik dan seluruh lesi pecah dan kering untuk mempercepat proses penyembuhan

HFMD yang bersifat self limiting disease.

Tatalaksana khusus

Tatalaksana khusus meliputi topikal dan sistemik. Tatalaksana topikal diantaranya

yaitu dengan pemberian obat topikal anestesi pada lesi sebelum makan berupa larutan

dyclonine hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain untuk mengurangi rasa tidak nyaman

pada lesi di mulut saat penderita makan. Tatalaksana sistemik diantaranya berupa terapi

simptomatik yaitu pemberian antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk

mengatasi arthralgia.

Pada penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat diberikan terapi cairan secara

intravena untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan syok. Terapi awal dengan penggunaan

milrinone yaitu cyclic phosphodiesterase-inhibitor juga berpotensi untuk mengurangi

angka kematian dari penyakit yang memiliki komplikasi berat yang disebabkan

enterovirus 71. Pemberian IgG secara intravena di China pada tahun 2000 juga

menghasilkan angka keberhasilan penyembuhan infeksi enterovirus 71 pada kasus yang

parah.

2.9 Komplikasi

Pasien jarang mengalami komplikasi akibat HFMD. Salah satu komplikasi yang

sangat jarang terjadi yaitu eczema coxsackium yang terjadi pada seseorang dengan

riwayat eksim sebelumnya. Dehidrasi juga dapat terjadi pada penderita HFMD. Salah

satu komplikasi yang cukup serius yang diakibatkan virus enterovirus 71 yaitu

meningitis aseptik. Penderita meningitis aseptik sangat jarang dapat bertahan hidup.

Epidemi HFMD yang diakibatkan enterovirus 71 menyebabkan komplikasi kasus yang

berat diantaranya ensefalitis, ensefalomielitis, polio-like syndrome, miokarditis, edema

paru, perdarahan paru, dan kematian. Didapatkan hasil bahwa komplikasi yang cukup

serius lebih sedikit terjadi pada kasus yang berhubungan dengan coxsackievirus A16

dibandingkan akibat enterovirus 71.

6

Page 7: 1hfmd3

2. 10 Pencegahan

Pencegahan dengan menggunakan vaksin untuk kasus HFMD terutama dengan

penyebab enterovirus 71 sedang dikembangkan. Seseorang dapat mengurangi risiko

penularan HFMD yaitu dengan :

1. Teknik mencuci tangan yang baik dengan menggunakan sabun dan air

terutama setelah mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet

2. Bersihkan dengan menggunakan disinfektan benda-benda yang kotor

seperti mainan anak-anak. Pertama, cuci benda tersebut dengan air dan sabun, lalu

disinfeksi dengan menggunakan larutan klorin.

3. Mencegah kontak seperti mencium, memeluk, atau menggunakan bersama

peralatan makanan dengan penderita HFMD.

2. 11 Prognosis

HFMD merupakan penyakit yang bersifat self-limited disease yang sembuh dalam

kisaran 7-10 hari dan prognosisnya baik, tapi pada beberapa pasien tertentu seperti

pengguna imunosupresan atau neonatus, infeksi dapat berkembang menjadi komplikasi

yang mengancam jiwa. Tetapi beberapa kasus dilaporkan mengalami demam yang

lama, keluhan sistemik, diare, dan nyeri sendi.

7

Page 8: 1hfmd3

BAB III

KESIMPULAN

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi virus

akut yang bersifat self-limiting disease yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak, yang

ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral.

Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan sering

menimbulkan outbreak (wabah). Penyebab tersering disebabkan oleh coxsackievirus A16

(CVA 16) dan human enterovirus 71 (HEV71).

Transmisi terjadi melalui kontak langsung melalui droplet, sekresi oral atau feses

dalam rute fekal-oral atau oral-oral. Gejala klinis ditandai dengan adanya ulserasi berupa

lesi di sekitar mulut serta lesi mukokutaneus lainnya yang timbul di telapak tangan dan

telapak kaki terutama pada bagian jari-jari dan ibu jari. Lesi mukokutaneus yang terjadi

berupa timbul makula sampai papula yang berkembang cepat menjadi vesikel dengan

dikelilingi dasar yang kemerahan (eritem). Pemeriksaan penunjang lain yang dapat

dilakukan berupa pemeriksaan histopatologi, serologi, tes Tzank, dan biakan virus. Pasien

jarang mengalami komplikasi akibat HFMD. Salah satu komplikasi yang cukup serius

yang diakibatkan enterovirus 71 yaitu meningitis aseptik.

HFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease yang

dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari dan prognosisnya baik, tapi pada beberapa pasien

tertentu seperti pengguna imunosupresan atau neonatus, infeksi dapat berkembang

menjadi komplikasi yang mengancam jiwa. Tatalaksana umum meliputi edukasi untuk

mencegah penularan dan penyebaran virus. Tatalaksana khusus meliputi topikal dan

sistemik yang bersifat simptomatis diantaranya pemberian anestesi topikal dyclonine

hidrochlorida 0,05% untuk mengurangi rasa tidak nyaman di mulut, pemberian

antipiretik untuk mengurangi demam, dan analgetik untuk meredakan nyeri. Terapi awal

yang juga berpotensi untuk mengurangi angka kematian dari penyakit yang memiliki

komplikasi berat yang disebabkan enterovirus 71 diantaranya pemberian milrinone serta

IgG intravena.

8

Page 9: 1hfmd3

DAFTAR PUSTAKA

1. Han JF et al. Antibody Dependent Enhancement Infection of Enterovirus 71 in vitro and

in vivo. Virology Journal 2011; 8: 106

2. Behrman R.E, Vaughan V.C. Nelson Textbook of Pediatrics. 19th edition.

3. Wolff K, Richard AJ. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. 6 th

Ed. New York: The McGraw Hills, Inc.; 2009. p. 803-4

4. Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease : Prevention

and Treatment. Available from: http://www. cdc.gov [Last accessed 2013 May 26]

5. Nadhirin H. Informasi Penyakit Mulut, Kaki dan Tangan (PMKT) : Pengamatan

Epidemiologi Penyakit. Ditjen PPM PL: Jakarta; 2001.

http://www.annsilva.wordpress.com/2009/12/12/hand-foot-and-mouth disease [Diakses

25 Mei 2013]

9