14
1 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian saat ini telah mengalami banyak perkembangan. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di dalam dunia usaha juga sudah bertumbuh dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi salah satunya ditandai dengan banyaknya pengusaha/perusahaan baru dari yang berukuran mikro hingga besar bermunculan di seluruh Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan produk baik berupa barang (manufaktur dan dagang) maupun jasa. Pada perusahaan manufaktur, terdapat beberapa aktivitas internal yang berpengaruh secara langsung terhadap proses produksi, misalnya bagian gudang, bagian pengolahan bahan, bagian pengemasan, dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas ini tentu memerlukan biaya. Biaya inilah yang pada saat produk telah jadi atau selesai akan menentukan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Tingkat keuntungan inilah yang dikejar perusahaan untuk mengembangkan diri agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Kronologi diatas menjadi alasan mengapa perusahaan harus mampu untuk menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Upaya yang bisa dilakukan perusahaan agar mampu berkembang adalah dengan menjalankan proses produksinya secara lancar (efektif) dan dengan biaya yang se-efisien mungkin. Kata lancar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tidak terputus-putus atau tidak tersendat-sendat. Merujuk pada pengertian tersebut,

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

1

1BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian saat ini telah mengalami banyak perkembangan.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di dalam dunia usaha juga sudah

bertumbuh dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi salah satunya ditandai

dengan banyaknya pengusaha/perusahaan baru dari yang berukuran mikro

hingga besar bermunculan di seluruh Indonesia. Perusahaan-perusahaan

tersebut menghasilkan produk baik berupa barang (manufaktur dan dagang)

maupun jasa. Pada perusahaan manufaktur, terdapat beberapa aktivitas

internal yang berpengaruh secara langsung terhadap proses produksi,

misalnya bagian gudang, bagian pengolahan bahan, bagian pengemasan, dan

sebagainya. Aktivitas-aktivitas ini tentu memerlukan biaya. Biaya inilah yang

pada saat produk telah jadi atau selesai akan menentukan seberapa besar

keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Tingkat keuntungan inilah

yang dikejar perusahaan untuk mengembangkan diri agar mampu bersaing

dengan perusahaan lain.

Kronologi diatas menjadi alasan mengapa perusahaan harus mampu

untuk menjalankan usahanya secara efektif dan efisien. Upaya yang bisa

dilakukan perusahaan agar mampu berkembang adalah dengan menjalankan

proses produksinya secara lancar (efektif) dan dengan biaya yang se-efisien

mungkin. Kata lancar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tidak

terputus-putus atau tidak tersendat-sendat. Merujuk pada pengertian tersebut,

Page 2: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

2

maka proses produksi yang lancar berarti seluruh rangkaian pembuatan

produk atau produksi tidak mengalami hambatan atau penghentian yang

dikarenakan ketidak-siapan faktor-faktor produksi untuk memenuhi

permintaan proses produksi, dengan kata lain faktor-faktor produksi mampu

memenuhi permintaan proses produksi sehingga proses produksi dapat secara

terus menerus menjalankan tugasnya sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Perusahaan juga perlu memperhatikan tingkat biaya yang digunakan agar

tetap berada pada tingkat biaya yang mampu memberikan pendapatan

maksimum dengan pengeluaran biaya yang se-efisien mungkin. Pengeluaran

biaya yang efisien bagi perusahaan akan mampu menghasilkan keuntungan

maksimal yang dapat digunakan untuk keberlangsungan dan pengembangan

perusahaan itu sendiri.

Proses produksi tidak akan terlepas dari faktor-faktor produksi yang

secara langsung menjadi bagian dari proses itu sendiri. Faktor-faktor produksi

tersebut terdiri dari tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik

(physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya

informasi (information resources) (Griffin, 2006). Kelima faktor tersebut

sudah tidak dapat dipisahkan satu sama lain, seluruhnya memiliki

kepentingan dan pengaruh secara langsung terhadap keseluruhan proses

produksi. Faktor sumber daya fisik (physical resources) mencakup semua

kekayaan fisik yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya

yang dapat digunakan dalam proses produksi. Tanah, air, udara, dan bahan

baku untuk produksi termasuk dalam faktor sumber daya fisik (Griffin, 2006).

Page 3: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

3

Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi,

bahan pasti menempel menjadi satu dengan barang jadi (Hanggana, 2006).

Bahan baku dan bahan pembantu memiliki arti yang sangat penting bagi

perusahaan, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai menjadi

hasil produksi. Baroto (2002) mengemukakan bahwa arti bahan baku adalah

barang–barang yang terwujud seperti tembakau, kertas, plastik ataupun bahan

lainya yang diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari pemasok, atau diolah

sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses

produksinya sendiri. Pernyataan-pernyataan tersebut menyimpulkan bahwa

bahan baku merupakan faktor yang sangat terikat dan menjadi modal

terjadinya proses produksi, yang mana berarti ketersediaan bahan baku yang

sesuai dengan permintaan produksi adalah hal yang sangat krusial bagi

kelancaran proses produksi itu sendiri.

Pengalokasian modal untuk persediaan bahan baku juga tidak bisa

dilakukan dengan sembarangan. Ada keuntungan dan kerugian bila

perusahaan membuat persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil jika

dibandingkan dengan kebutuhan produksinya. Penanamkan modal yang

terlalu banyak untuk persediaan akan menyebabkan biaya penyimpanan yang

berlebihan, sedangkan jika jumlah bahan baku terlalu sedikit maka akan dapat

mengganggu proses produksi di dalam perusahaan. (Assauri, 2008).

Sistem pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan dalam

proses operasi perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan baik dalam

hal waktu, jumlah, dan biayanya (Assauri, 2008). Tujuannya adalah untuk

menghilangkan resiko keterlambatan barang atau bahan yang dibutuhkan oleh

Page 4: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

4

perusahaan, menghilangkan resiko kualitas bahan yang dipesan sehingga

bahan tersebut harus dikembalikan, untuk bisa menjaga stok bahan-bahan

yang bersifat musiman, mempertahankan stabilitas operasi perusahaan,

mencapai penggunaan mesin yang optimal, dan memaksimalkan pelayanan

kepada pelanggan sehingga keinginan pelanggan tetap bisa dipenuhi (Assauri,

2008).

Terdapat beberapa metode pengendalian persediaan bahan baku yang

sudah berkembang. Beberapa metode diantaranya yang paling populer

digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ), metode Periodic

Order Quantity (POQ), dan metode Min-Max. Metode EOQ merupakan salah

satu teknik pengendalian persediaan yang sederhana dimana konsep

pengendalian tersebut mampu untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali

pemesanan sehingga biaya total persediaan dapat diturunkan (Heizer, 2015).

Metode POQ merupakan salah satu pengembangan dari metode EOQ, yaitu

dengan mentransformasi optimasi kuantitas pesanan bahan baku menjadi

optimasi frekuensi pesanan bahan baku (Divianto, 2011). Metode Min-Max

mengoptimalkan persediaan dengan menentukan jumlah maksimum dan

jumlah minimum persediaan yang menentukan kapan pemesanan kembali

(reorder) harus dilakukan (Subagyo, 2000).

Siti Nur Fadillah dkk (2008) pernah meneliti dan membandingkan

penerapan metode EOQ, EOI (Economic Order Interval), dan Min-Max pada

PT. PSE. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode EOQ

mampu memberikan optimasi terbaik dibandingkan dengan dua metode

lainnya.

Page 5: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

5

Penelitian lain yang dilakukan oleh P. Fithri et al. (2014) dengan judul

“Pengendalian Persediaan Pozzolan di PT. Semen Padang” menunjukkan

hasil yang berbeda dengan penelitan Siti Nur Fadillah dkk (2008). Penelitian

ini membandingkan penerapan metode EOQ, POQ, dan metode pengendalian

persediaan aktual yang digunakan perusahaan, yaitu metode Min-Max.

Menurut hasil perhitungan terhadap data historis penggunaan bahan baku

pozzolan, metode POQ memberikan hasil terbaik, yaitu dengan selisih biaya

Rp 2.465.210,59 lebih sedikit dari hasil perhitungan metode EOQ dan Rp

1.512.440.959,36 lebih sedikit dari metode Min-Max.

Hasil yang berbeda juga muncul dalam penelitian yang dilakukan oleh

Jonathan (2015) dengan membandingkan metode EOQ dan Min-Max.

Pembandingan perhitungan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

metode Min-Max lebih mampu memberikan biaya yang lebih kecil

dibandingkan metode EOQ.

Penelitian-penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa metode EOQ,

POQ, dan metode Min-Max masing-masing mampu menawarkan hasil yang

lebih baik pada kondisi-kondisi tertentu dan mampu mengoptimalkan biaya

persediaan yang harus dibayar perusahaan.

Perum Jasa Tirta I adalah perusahaan umum berbentuk Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk

mengelola dan mengolah sumber daya air yang ada di Wilayah Sungai (WS)

Kali Brantas, WS Bengawan Solo, WS Toba Asahan, WS Serayu

Bogowonto, dan WS Jratunseluna. Berdasarkan maksud dan tujuan

Page 6: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

6

pendiriannya, Perum Jasa Tirta melakukan berbagai kegiatan usaha yang

meliputi pelayanan air baku untuk air minum, pembangkitan dan penyediaan

tenaga listrik kepada PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) dan Non

PT. PLN, usaha konsultansi di bidang teknologi Sumber Daya Air,

penyewaan alat berat, jasa laboratorium air, dan pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM). Salah satu produk dari usaha

pengembangan SPAM Perum Jasa Tirta I adalah Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK) dengan merk “ASA” yang sebenarnya merupakan akronim dari “Air

Sehat Alami”. Perum Jasa Tirta I mengembangkan produk ini dengan

memanfaatkan mata air murni yang berada di salah satu sumber mata air di

Wilayah Sungai Kali Brantas. Pengolahan mata air tersebut dilaksanakan di

sebuah pabrik pemurnian air dan pengemasan milik Perum Jasa Tirta I di

Bendungan Sengguruh.

Perum Jasa Tirta I sebagai perusahaan yang memiliki status sebagai

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), memiliki kewajiban mutlak yang lebih

besar dari perusahaan swasta (pesaing) dengan bentuk usaha sejenis. Pertama,

Perum Jasa Tirta harus menghasilkan keuntungan untuk pengembangan

perusahaan itu sendiri. Kedua, Perum Jasa Tirta yang pada dasarnya adalah

perusahaan yang didirikan dan dimiliki negara harus mampu memberikan

kontribusi kepada stakeholder-nya, terutama pemerintah dan masyarakat. Hal

ini menuntut perusahaan untuk dapat bekerja dengan lebih efisien dan secara

terus menerus melakukan perbaikan dan pengembangan.

Usaha Perum Jasa Tirta I memproduksi AMDK ASA telah berjalan

sejak tahun 2006. Perkembangan usaha ini bisa dibilang cukup sukses jika

Page 7: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

7

dilihat dari betapa sengitnya persaingan di kategori pasar Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK). Perusahaan-perusahaan yang menciptakan produk

AMDK antara lain adalah Aqua, Ades, Aquase, Aquaria, Club, Cleo, dan Vit.

Perusahaan-perusahaan tersebut masing-masing sudah mempunyai wilayah

pasar sendiri-sendiri. Perusahaan AMDK ASA mempunyai daerah pemasaran

di wilayah Kota Malang, Blitar, Tulungagung, dan Kediri. Pada Tahun 2013,

produksi AMDK ASA ini telah mampu menghasilkan keuntungan rata-rata

sebesar dua hingga tiga ratus juta rupiah per bulan, atau sekitar Rp 2,5 milyar

per tahun. Keuntungan tersebut menunjukkan bahwa produk AMDK ASA

sudah dikenal dan cukup diterima oleh masyarakat sebagai produk Air

Minum Dalam Kemasan yang ekonomis. Produk ini juga sudah memiliki

sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM), Kementrian Kesehatan (Joe).

Produk AMDK ASA terbagi menjadi 4 varian ukuran, yaitu cup 120

ml, cup 240 ml, botol 500 ml, dan galon 19 l. Data jumlah produksi dan

penjualan produk AMDK ASA selama tahun 2016 dapat disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Produksi AMDK ASA Tahun 2016

Bulan Cup 120 ml

(Dus)

Cup 240 ml

(Dus)

Botol 500 ml

(Dus)

Galon 19 l

(Unit)

Total

Januari 18,517 87% 1,771 8% 268 1% 830 4% 21,386

Februari 12,746 86% 805 5% 473 3% 791 5% 14,815

Maret 18,791 87% 1,137 5% 451 2% 1,150 5% 21,529

April 21,018 86% 1,724 7% 653 3% 1,123 5% 24,518

Mei 39,119 92% 2,245 5% 382 1% 714 2% 42,460

Juni 56,858 96% 1,507 3% 230 0% 871 1% 59,466

Juli 38,343 98% 190 0% 93 0% 485 1% 39,111

Page 8: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

8

Lanjutan Tabel 1.1

Bulan Cup 120 ml

(Dus)

Cup 240 ml

(Dus)

Botol 500 ml

(Dus)

Galon 19 l

(Unit)

Total

Agustus 20,335 85% 2,217 9% 494 2% 939 4% 23,985

September 27,692 88% 1,763 6% 803 3% 1,052 3% 31,310

Oktober 16,124 85% 1,527 8% 294 2% 918 5% 18,863

November 19,572 86% 1,802 8% 489 2% 975 4% 22,838

Desember 14,442 80% 2,153 12% 422 2% 959 5% 17,976

Total 303,557 18,841 5,052 10,807 338,257

Rata-rata 25,296 88% 1,570 6% 421 2% 901 4% 28,188

Sumber: Data Diolah, 2017

Rata-rata prosentase produksi dan penjualan dari 4 varian ukuran

tersebut selama tahun 2016 secara berurutan adalah 88%, 6%, 2%, dan 4%.

Berdasarkan prosesntase tersebut dapat disimpulkan bahwa varian ukuran cup

120 ml menyumbang prosentase produksi yang secara signifikan lebih besar

dibanding dengan ukuran yang lain. Mempertimbangkan hal ini maka data

produksi dan pengendalian bahan baku cup 120 ml dijadikan sebagai input

metode-metode pengendalian yang digunakan dalam penelitian ini.

Bahan Baku yang digunakan oleh Perum Jasa Tirta I untuk

memproduksi AMDK ASA ukuran cup 120 ml terdiri dari air murni, cup

ukuran 120 ml, kardus mini, led cup, pita karbon, sedotan, lakban, cartride,

dan carbon. Bahan baku air murni didapatkan perusahaan secara langsung

dari alam, yaitu dari air waduk Bendungan Sengguruh, Kecamatan Kepanjen,

Kabupaten Malang. Bahan kemasan yang digunakan oleh Perum Jasa Tirta I

untuk memproduksi ASA didatangkan dari beberapa supplier/pemasok di

Malang, Pasuruan, Surabaya, dan sekitarnya.

Pada proses produksi AMDK ASA, seluruh bahan baku tersebut harus

secara terus-menerus tersedia agar proses produksi tidak terhambat dan

Page 9: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

9

permintaan pasar dapat terus dipenuhi. Bahan baku Cup ukuran 120 ml

merupakan bahan yang termasuk dalam golongan critical item pada proses

produksi AMDK ASA. Critical item menurut BusinessDictionary.com

didefinisikan sebagai:

“Component, material, or system whose failure endangers

safety or survivability of personel, or which (1) is essential

for the firm’s continued operations, (2) is in short supply and

has long lead time, (3) is expensive, (4) has high maintenance

requirements, or (5) requires special handling procedures.

Also called critical material, critical system, or critical

stock.”

Jika kutipan tersebut diterjemahkan, maka memiliki arti bahwa critical

item adalah komponen, material, atau sistem yang dapat membahayakan

keamanan atau keselamatan pengguna jika terjadi kegagalan atau kesalahan,

atau item yang (1) penting untuk keberlanjutan operasi perusahaan, (2)

ketersediaannya rendah dan memiliki waktu tunggu yang lama, (3) mahal, (4)

memerlukan pemeliharaan yang tinggi, atau (5) membutuhkan prosedur

penanganan khusus. Bahan baku cup dalam proses produksi AMDK ASA

merupakan bahan yang memiliki tingkat ketersediaan terbatas, memiliki lead

time yang cukup lama, dan merupakan bagian dengan harga yang paling

mahal jika dibandingkan bagian produk yang lain (kardus mini, led cup, pita

karbon, sedotan, lakban, cartride, atau carbon), sehingga bahan baku cup 120

ml dapat membahayakan keberlanjutan proses produksi perusahaan jika

terjadi kekurangan atau kekosongan persediaan. Merujuk pada pernyataan

tersebut maka bahan baku cup ukuran 120 ml dapat digolongkan sebagai

bahan mendesak atau critical item. Oleh karena itu perlu adanya sistem yang

mampu menjamin ketersediaan bahan baku cup tersebut.

Page 10: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

10

Saat ini Perum Jasa Tirta I masih menggunakan metode sederhana

untuk melakukan pengendalian persediaan bahan bakunya. Kebijakan

perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku cup 120 ml adalah

dengan menyesuaikan jumlah persediaan di awal bulan dengan perkiraan

kebutuhan produksi pada bulan tersebut. Jumlah tersebut ditentukan dengan

menggunakan perkiraan yang didasarkan pada pengalaman pada bulan-bulan

sebelumnya. Hal ini mengakibatkan tingkat persediaan menjadi kurang

menentu dan biaya-biaya persediaan yang harus ditanggung perusahaan

masih belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Perusahaan juga tidak memiliki

alokasi persediaan yang berguna sebagai persediaan cadangan untuk

mengatasi kekosongan persediaan atau melonjaknya permintaan.

Tabel 1.2

Jumlah Persediaan Bahan Baku Cup 120 ml

AMDK ASA Tahun 2016

Bulan

Persediaan

Awal Bulan

(Pcs)

Pengadaan

(Pcs)

Penggunaan

(Pcs)

Sisa

(Pcs)

Total

Persediaan

(Pcs per

bulan)

Januari 310,895 674,499 848,285 137,109 985,394

Februari 137,108 736,000 669,780 203,328 873,108

Maret 203,329 688,000 677,457 213,872 891,329

April 213,872 848,000 1,041,548 20,324 1,061,872

Mei 20,324 1,856,000 1,732,682 43,642 1,876,324

Juni 143,642 2,796,200 2,755,300 184,542 2,939,842

Juli 184,542 1,746,400 1,727,707 203,235 1,930,942

Agustus 203,235 956,000 731,621 427,614 1,159,235

September 427,614 1,092,000 1,324,669 194,945 1,519,614

Oktober 194,945 1,534,400 1,196,211 533,134 1,729,345

November 533,134 - 461,820 71,314 533,134

Desember 71,314 490,720 501,419 60,615 562,034

Total 13,418,219 13,668,499 16,062,173

Sumber: Data Diolah, 2017

Page 11: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

11

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa penentuan jumlah pengadaan

bahan baku cenderung tidak stabil dan bahkan pada bulan November

perusahaan tidak melakukan pengadaan. Hal ini menunjukkan adanya

kelebihan tingkat persediaan bahan baku pada bulan Oktober yang merupakan

pertanda dari kurang efisiennya biaya persediaan.

Menurut teori-teori pengendalian persediaan, terdapat beberapa metode

yang bisa digunakan untuk mengendalikan persediaan yang independen agar

biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat menjadi lebih efisien serta resiko

kekosongan atau kelebihan persediaan secara efektif dapat diminimalisir.

Alasan inilah yang menjadi pertimbangan penulis ingin meneliti apakah

metode-metode pengendalian persediaan (Economic Order Quantity (EOQ),

metode Periodic Order Quantity (POQ), dan metode Min-Max dapat

membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi biaya persediaan yang

pada akhirnya akan dapat menurunkan harga pokok produksi sehingga

dibuatlah penelitian dengan judul “PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU CUP 120 ml MENGGUNAKAN METODE EOQ, POQ,

DAN MIN-MAX PADA PERUM JASA TIRTA I MALANG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan agar masalah yang diteliti tidak

mengalami perluasan, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pengendalian persediaan bahan baku cup 120 ml

yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I Malang?

Page 12: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

12

2. Berapa jumlah unit, frekuensi pemesanan, besarnya persediaan

pengaman (safety stock), dan titik (kuantitas) pemesanan kembali (Re-

Order Point) bahan baku cup 120 ml berdasarkan metode Economic

Order Quantity (EOQ) yang harus dilakukan Perum Jasa Tirta I

Malang?

3. Berapa jumlah unit, frekuensi pemesanan, besarnya persediaan

pengaman (safety stock), dan titik (kuantitas) pemesanan kembali (Re-

Order Point) bahan baku cup 120 ml berdasarkan metode Periodic

Order Quantity (POQ) yang harus dilakukan Perum Jasa Tirta I

Malang?

4. Berapa jumlah unit, frekuensi pemesanan, besarnya persediaan

pengaman (safety stock), kuantitas minimum, dan kuantitas maksimum

bahan baku cup 120 ml berdasarkan metode Min-Max yang harus

dilakukan Perum Jasa Tirta I Malang?

5. Bagaimanakah pengaruh analisis metode EOQ, POQ, dan Min-Max

terhadap biaya persediaan bahan baku cup 120 ml pada Perum Jasa

Tirta I Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang dilakukan adalah:

1. Mengetahui proses pengendalian persediaan bahan baku cup 120 ml

yang dilakukan oleh Perum Jasa Tirta I Malang.

2. Mengetahui jumlah unit, frekuensi pemesanan, besarnya persediaan

pengaman (safety stock), dan titik (kuantitas) pemesanan kembali (Re-

Page 13: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

13

Order Point) bahan baku cup 120 ml berdasarkan metode Economic

Order Quantity (EOQ) yang harus dipesan Perum Jasa Tirta I Malang.

3. Mengetahui jumlah unit, frekuensi pemesanan, besarnya persediaan

pengaman (safety stock), dan titik (kuantitas) pemesanan kembali (Re-

Order Point) bahan baku cup 120 ml berdasarkan metode Periodic

Order Quantity (POQ) yang harus dipesan Perum Jasa Tirta I Malang.

4. Mengetahui jumlah unit, frekuensi pemesanan, besarnya persediaan

pengaman (safety stock), kuantitas minimum, dan kuantitas maksimum

bahan baku cup 120 ml berdasarkan metode Min-Max yang harus

dipesan Perum Jasa Tirta I Malang.

5. Mengetahui pengaruh analisis metode EOQ, POQ, dan Min-Max

terhadap jumlah persediaan, frekuensi pemesanan, safety stock, reorder

point, kuantitas minimum, kuantitas maksimum, dan biaya persediaan

bahan baku cup 120 ml pada Perum Jasa Tirta I Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi:

1. Bagi Perum Jasa Tirta I Malang

Perusahaan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai bahan

evaluasi dan penilaian serta pertimbangan keputusan yang

berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku yang

sesuai dengan kondisi Perum Jasa Tirta I Malang.

2. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Dapat digunakan sebagai tambahan pustaka yang dapat memberikan

manfaat bagi fakultas dan rekan mahasiswa khususnya bagi yang

Page 14: 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.ub.ac.id/3044/2/BAB I.pdf · Bahan baku adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu

14

mengambil konsentrasi manajemen operasional yang berkaitan dengan

metode EOQ, POQ, dan Min-Max dalam pengendalian persediaan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi

bagi penelitian selanjutnya terutama di bidang operasional yang

berkaitan dengan pengendalian persediaan, sehingga pengembangan

ilmu tersebut memberikan manfaat bagi pihak lain yang

memerlukannya.