16
102 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM DI KABUPATEN CIAMIS Agus Yuniawan Isyanto Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis ABSTRAK Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan daging ayam di Kabupaten Ciamis, dan (2) Respon masyarakat Kabupaten Ciamis terhadap permintaan daging ayam bila terjadi perubahan harga. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan melaksanakan studi kasus di Kabupaten Ciamis. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan daging ayam secara simultan diuji dengan menggunakan Uji F sedangkan secara parsial menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Harga ikan dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap permintaan daging ayam. Harga daging ayam, harga daging sapi, harga telur, dan harga susu berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging ayam, sedangkan harga beras berpengaruh sangat signifikan terhadap permintaan daging ayam, dan (2) Elastisitas harga sendiri dari daging ayam sebesar -1,176 menunjukkan bahwa permintaan daging ayam bersifat elastis (E>1) dimana permintaan daging ayam peka terhadap perubahan harga daging ayam itu sendiri. Bila harga daging ayam mengalami kenaikan sebesar 10 persen, maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami penurunan sebesar 11,76 persen. Elastisitas harga daging sapi yang merupakan elastisitas harga silang terhadap harga daging ayam sebesar 1,938 menunjukkan bahwa apabila harga daging sapi mengalami kenaikan sebesar 10 persen maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami kenaikan sebesar 19,38 persen. Sedangkan nilai elastisitas harga silang harga beras terhadap harga daging ayam sebesar -1,024 menunjukkan bahwa apabila harga beras mengalami kenaikan sebesar 10 persen maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami penurunan sebesar 10,24 persen. Kata kunci: faktor-faktor, permintaan, daging ayam ABSTRACT This research is executed with aim to know factors influencing the demand of chicken meat at Ciamis Regency. Research is performed by use of descriptive research method with perform case study at Ciamis Regency. Data that utilizing to constitute secondary data that hereafter analyzed descriptively. The data was analyzed by using multiple regression. Influential factor to the demand of chicken meat simultaneously is tested by use of F test meanwhile partially utilize t test. Result showed that: (1) Fish price and income was not influenced the demand of chicken meat. Chicken meat price, beef price, egg price, and milk price influenced significantly to the demand of chicken meat, meanwhile rice price most significantly influenced the demand of chicken meat, and (2) Own elasticity of price of chicken meat as big as - 1,176 the demand of chicken meat was elastic (E>1) where the demand of chicken meat is sensitively to the self price. If chicken meat price experience ascension as big as 10 percents, therefore the demand of chicken meat will experience decrease as big as 11,76 percents. Beef price elasticity that cross price elasticity to chicken meat price as big as 1,938 point out that if beef price experience ascension as big as 10 percents therefore the demand of chicken meat will experience ascensions as big as 19,38 percents. Meanwhile cross elasticity of price of rice price to chicken meat price as big as -1,024 point out that if rice price experience ascension as big as 10 percents therefore the demand of chicken meat will experience decreases as big as 10,24 percents. Key word: factors, demand, chicken meat

1Agus_20Yuniawan1

  • Upload
    santos

  • View
    216

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kjgkirui

Citation preview

  • 102

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

    DAGING AYAM DI KABUPATEN CIAMIS

    Agus Yuniawan Isyanto

    Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis

    ABSTRAK

    Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan daging ayam di Kabupaten Ciamis, dan (2) Respon masyarakat Kabupaten Ciamis terhadap permintaan daging ayam bila terjadi perubahan harga. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan melaksanakan studi kasus di Kabupaten Ciamis. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan daging ayam secara simultan diuji dengan menggunakan Uji F sedangkan secara parsial menggunakan uji t.

    Hasil penelitian menunjukkan : (1) Harga ikan dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap permintaan daging ayam. Harga daging ayam, harga daging sapi, harga telur, dan harga susu berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging ayam, sedangkan harga beras berpengaruh sangat signifikan terhadap permintaan daging ayam, dan (2) Elastisitas harga sendiri dari daging ayam sebesar

    -1,176 menunjukkan bahwa permintaan daging ayam bersifat elastis (E>1) dimana permintaan daging ayam peka terhadap perubahan harga daging ayam itu sendiri. Bila harga daging ayam mengalami kenaikan sebesar 10 persen, maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami penurunan sebesar 11,76 persen. Elastisitas harga daging sapi yang merupakan elastisitas harga silang terhadap

    harga daging ayam sebesar 1,938 menunjukkan bahwa apabila harga daging sapi mengalami kenaikan sebesar 10 persen maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami kenaikan sebesar 19,38

    persen. Sedangkan nilai elastisitas harga silang harga beras terhadap harga daging ayam sebesar -1,024 menunjukkan bahwa apabila harga beras mengalami kenaikan sebesar 10 persen maka permintaan terhadap daging ayam akan mengalami penurunan sebesar 10,24 persen. Kata kunci: faktor-faktor, permintaan, daging ayam ABSTRACT

    This research is executed with aim to know factors influencing the demand of chicken meat at Ciamis Regency. Research is performed by use of descriptive research method with perform case study at Ciamis Regency. Data that utilizing to constitute secondary data that hereafter analyzed descriptively. The data was analyzed by using multiple regression. Influential factor to the demand of chicken meat simultaneously is tested by use of F test meanwhile partially utilize t test.

    Result showed that: (1) Fish price and income was not influenced the demand of chicken meat. Chicken meat price, beef price, egg price, and milk price influenced significantly to the demand of chicken meat, meanwhile rice price

    most significantly influenced the demand of chicken meat, and (2) Own elasticity of price of chicken meat as big as -

    1,176 the demand of chicken meat was elastic (E>1) where the demand of chicken meat is sensitively to the self price. If chicken meat price experience ascension as big as 10 percents, therefore the demand of chicken meat will experience decrease as big as 11,76 percents. Beef price elasticity that cross price elasticity to chicken meat price as

    big as 1,938 point out that if beef price experience ascension as big as 10 percents therefore the demand of chicken meat will experience ascensions as big as 19,38 percents. Meanwhile cross elasticity of price of rice price to chicken meat

    price as big as -1,024 point out that if rice price experience ascension as big as 10 percents therefore the demand of chicken meat will experience decreases as big as 10,24 percents. Key word: factors, demand, chicken meat

  • PENDAHULUAN

    Pada negara-negara yang sudah maju

    tingkat kesejahteraan masyarakatnya

    menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap

    makanan sumber protein hewani sudah

    merupakan kebutuhan pokok dalam pola

    konsumsinya; sebaliknya pada masyarakat

    yang belum maju, bahan makanan dari

    hasil-hasil komoditi ternak masih

    merupakan barang superior (mewah).

    Meningkatnya pendapatan masyarakat

    diperkirakan akan diikuti oleh peningkatan

    konsumsi protein hewani (daging, susu,

    telur) secara konsisten. Namun ternyata hal

    tersebut tidak selalu terjadi pada semua

    orang atau masyarakat di suatu wilayah

    (Balitbang Pertanian, 1991).

    Hingga saat ini permintaan

    masyarakat di berbagai wilayah di

    Indonesia terhadap komoditi daging, telur

    dan susu umumnya menunjukkan

    kecenderungan adanya peningkatan. Dari

    pencapaian pembangunan dan perbaikan

    perekonomian masyarakat serta

    peningkatan kesadaran atau sikap terhadap

    pentingnya gizi makanan melalui

    penyuluhan dan bimbingan kepada

    masyarakat yang telah dilaksanakan, maka

    diharapkan permintaan masyarakat secara

    umum terhadap komoditi hasil ternak

    terus meningkat.

    Berdasarkan Neraca Bahan

    Makanan Propinsi Jawa Barat Tahun 1998,

    tingkat konsumsi rata-rata masyarakat Jawa

    Barat terhadap daging, telur dan susu

    masing-masing 2,17 kg, 1,57 kg, dan 3,16

    kg/kapita/tahun, yang setara dengan 1,81

    gram protein hewani per kapita per hari

    (Departemen Pertanian Kanwil Propinsi

    Jawa Barat, 1999).

    Data Susenas di Kabupaten Ciamis

    Tahun 2000 menunjukkan bahwa sekitar

    19,26% pengeluaran masyarakat digunakan

    untuk konsumsi padi-padian; 7,58% untuk

    konsumsi tembakau (biasanya berupa

    rokok); 6,40% untuk konsumsi daging, dan

    3,97% untuk konsumsi telur dan susu

    (Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis,

    2001).

    Tingkat konsumsi protein hewani

    asal ternak per kapita di Kabupaten Ciamis

    mengalami penurunan dari 2,70 kg per

    kapita per tahun pada tahun 1999 menjadi

    2,07 kg per kapita per tahun atau setara

    dengan daging 2,95 kg, telur 1,51 kg, dan

    susu 1,52 kg per kapita per tahun pada

    tahun 2000. Bila dibandingkan dengan

    norma gizi sebesar 4,5 gr per kapita per

    hari atau setara dengan 7,6 kg daging, 3,5

    kg telur dan 4,6 kg susu per kapita per

    tahun, berarti masih rendah atau baru

    mencapai 46 persen (Dinas Peternakan

    Kabupaten Ciamis, 2000).

    Menurut Arsyad (1991), pemintaan

    terhadap suatu barang dipengaruhi oleh

    harga barang itu sendiri, harga barang lain

  • yang mempunyai kaitan erat dengan

    barang tersebut, pendapatan konsumen,

    dan selera konsumen.

    Penelitian ini dilaksanakan dengan

    tujuan untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor

    yang berpengaruh terhadap permintaan

    daging ayam di Kabupaten Ciamis, dan (2)

    Respon masyarakat Kabupaten Ciamis

    terhadap permintaan daging ayam bila

    terjadi perubahan harga dan pendapatan.

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang digunakan

    adalah metode penelitian deskriptif dengan

    melaksanakan studi kasus di Kabupaten

    Ciamis. Menurut Singarimbun dan Effendi

    (1995), penelitian ilmu-ilmu sosial dapat

    dibedakan atas tiga tipe penelitian, yaitu

    penelitian penjajagan (eksploratif),

    penelitian penjelasan (eksplanatori), dan

    penelitian deskriptif.

    Variabel-variabel yang digunakan

    dalam penelitian ini meliputi:

    1. Variabel terikat adalah permintaan

    terhadap daging ayam (Qda) yaitu

    jumlah permintaan yang merupakan

    rata-rata permintaan atau konsumsi

    individual selama setahun dalam

    periode tahun penelitian, dihitung

    berdasarkan rata-rata konsumsi daging

    ayam per kapita per tahun, dan diukur

    dalam satuan kg/tahun.

    2. Variabel bebas, meliputi :

    a. Harga daging ayam (Pda) adalah

    rata-rata harga daging ayam yang

    terbanyak dikonsumsi yaitu daging

    ayam ras, dan diukur dalam satuan

    Rp/kg.

    b. Harga daging sapi (Pds) adalah

    rata-rata harga daging sapi yang

    dibeli oleh konsumen, dan diukur

    dalam satuan Rp/kg.

    c. Harga telur (Pt) adalah rata-rata

    harga telur yang terbanyak

    dikonsumsi yaitu telur ayam ras,

    dan diukur dalam satuan Rp/kg.

    d. Harga susu (Ps) adalah rata-rata

    harga susu cair pabrik yang dibeli

    oleh konsumen, dan diukur dalam

    satuan Rp/kaleng.

    e. Harga ikan (Pi) adalah rata-rata

    harga jenis ikan diawetkan yang

    terbanyak dikonsumsi, dan diukur

    dalam satuan Rp/kg.

    f. Harga beras (Pb) adalah rata-rata

    harga beras giling cere jenis IR64,

    dan diukur dalam satuan Rp/kg.

    g. Pendapatan (I) adalah pendapatan

    kotor per kapita penduduk di

    Kabupaten Ciamis yang dihitung

    berdasarkan Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB) atas dasar

    harga berlaku yang dibagi dengan

    jumlah penduduk pada

    pertengahan tahun, dan diukur

    dalam satuan Rp.

  • Data yang digunakan berupa data

    sekunder yaitu data serial waktu (time series)

    tahun 1986-2000 yang dipublikasikan oleh

    lembaga-lembaga yang berkompeten yang

    meliputi Badan Pusat Statistik Republik

    Indonesia, Badan Pusat Statistik Propinsi

    Jawa Barat, Dinas Pertanian Propinsi Jawa

    Barat, Dinas Peternakan Propinsi Jawa

    Barat, Badan Pusat Statistik Kabupaten

    Ciamis, Dinas Pertanian Kabupaten

    Ciamis, Dinas Peternakan Kabupaten

    Ciamis, serta data-data dari sumber lain

    yang diperlukan.

    Analisis data dilakukan sebagai

    berikut:

    (1) Untuk mengetahui sejauh mana

    pengaruh variabel bebas terhadap

    permintaan atau konsumsi daging

    ayam pada masyarakat di wilayah

    Kabupaten Ciamis, digunakan model

    analisis permintaan dengan elastisitas

    konstan yang dianalisis dengan cara

    Metode Kuadrat Terkecil atau Ordinary

    Least Square (OLS) dengan

    menggunakan paket program Statistical

    Package for Social Science (SPSS) versi 10.

    Bentuk persamaan yang digunakan

    dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

    berikut :

    Qda = f (Pda, Pds, Pt, Ps, Pi, Pb, I) Dimana : Qda Pda Pds Pt Ps

    = = = = =

    Jumlah daging ayam yang dikonsumsi masyarakat Harga daging ayam Harga daging sapi Harga telur Harga susu

    Pi Pb I

    = = =

    Harga ikan Harga beras Pendapatan per kapita

    Agar bentuk fungsi permintaan

    tersebut dapat lebih mudah dianalisis

    dengan OLS, maka digunakan fungsi double

    logaritme natural (logaritma ganda) yang

    merupakan fungsi permintaan dengan

    elastisitas konstan, dengan spesifikasi

    model sebagai berikut :

    Ln Qds = Ln 0 + 1 Ln Pda + 2 Ln Pds

    + 3 Ln Pt + 4 Ln Ps + 5 Ln Pi + 6 Ln

    Pb + 7 Ln I + U

    0 = Intersep (konstanta)

    1 = Elastisitas harga sendiri (own price

    elasticity)

    2, 3, 4, 5, 6, 7 = Elastisitas

    harga silang (cross price elasticity)

    8 = Elastisitas pendapatan

    (2) Untuk menguji apakah model yang

    digunakan cukup memadai dengan

    data yang ada, maka diperlukan

    verifikasi model. Verifikasi yang biasa

    dilakukan adalah uji hipotesis dan uji

    penyimpangan klasik.

    Secara statistik, hipotesis dalam

    penelitian ini dituliskan sebagai berikut

    :

    H0 = 2, 3, 4, 5, 6, 7 0

    H1 = Minimal salah satu dari

    parameter tersebut = 0

    Ukuran yang digunakan dalam

    pengujian statistik untuk hipotesis

    kerja nomor 1,2,3, dan 4 adalah

  • koefisien determinasi (R2), Overall Test

    (Uji-F), dan Partial Test (Uji-t), dengan

    penjabaran sebagai berikut :

    (a) Nilai determinasi (R2) digunakan

    untuk melihat keeratan hubungan

    antara semua variabel bebas secara

    bersama-sama dengan variabel

    terikat dengan menggunakan uji

    goodness of fit, yaitu dengan melihat

    nilai R2 dimana semakin tinggi nilai

    R2 maka persamaan penduganya

    semakin baik.

    (b) Overall Test (Uji-F), digunakan

    untuk mengetahui pengaruh

    variabel bebas secara bersama-

    sama terhadap variabel terikat. Bila

    nilai F yang dihitung lebih besar

    dari nilai F yang terdapat pada

    tabel, maka berarti secara

    keseluruhan variabel bebas

    berpengaruh nyata terhadap

    variabel terikat, atau dengan kata

    lain nilai F adalah signifikan. Hal

    ini menunjukkan bahwa hipotesis

    yang dinyatakan bahwa nilai-nilai

    parameter sama dengan nol

    ditolak. Jadi model regresi berhasil

    menerangkan variabel-variabel

    bebas karena nilai statistik F

    tersebut menunjukkan bahwa nilai

    parameter regresi berbeda nyata

    dengan nol.

    (c) Partial Test (Uji-t) digunakan untuk

    mengetahui peran variabel bebas

    secara parsial dikontrol oleh

    variabel bebas lain di dalam model

    persamaan regresi estimasi. Jika

    nilai statistik t yang dihitung lebih

    besar dari nilai t yang terdapat pada

    tabel, maka dikatakan bahwa nilai t

    tersebut signifikan. Bila nilai t

    tersebut signifikan, maka tanda dan

    besarnya nilai parameter

    mempunyai arti penting. Tanda

    positif berarti bahwa variabel bebas

    tersebut mempunyai pengaruh

    positif terhadap variabel terikat,

    sebaliknya tanda negatif berarti

    bahwa variabel bebas tersebut

    mempunyai pengaruh negatif

    terhadap variabel terikat.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Ayam Analisis Permintaan Daging Sapi

    Analisis penelitian ini menggunakan

    model statis fungsi permintaan individu

    dalam bentuk logaritma ganda. Adapun

    asumsi yang mendasari penelitian ini

    adalah:

    (1) Permintaan daging ayam oleh setiap

    individu masyarakat Kabupaten Ciamis

    identik dengan rata-rata tingkat

    konsumsi daging ayam per kapita per

    tahun.

    (2) Konsumen bersifat rasional dan

    berusaha memaksimumkan

  • kepuasannya dengan kendala anggaran

    pendapatan yang dimiliki.

    (3) Ceteris paribus

    Analisa data dengan menggunakan

    program SPSS menghasilkan matriks

    korelasi yang memperlihatkan hasil bahwa

    di antara variabel-variabel bebas yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu harga

    daging ayam, harga daging sapi, harga

    telur, harga susu, harga ikan, harga beras

    dan pendapatan mempunyai korelasi yang

    tinggi dengan permintaan terhadap daging

    ayam. Korelasi terendah terjadi antara

    permintaan daging ayam dengan harga ikan

    yaitu 0,662, sedangkan korelasi tertinggi

    terjadi antara permintaan daging ayam

    dengan pendapatan yaitu sebesar 0,875

    (Lampiran 1).

    Selain itu terlihat adanya korelasi

    yang kuat antara masing-masing variabel

    bebas yang menunjukkan adanya

    autokorelasi antar variabel bebas yang

    dapat menyebabkan adanya kesalahan

    dalam spesifikasi model permintaan daging

    ayam yang bisa menyebabkan kesalahan

    dalam pembuatan kesimpulan penelitian.

    Untuk itu perlu dilakukan verifikasi model

    lebih lanjut untuk memperoleh model yang

    tepat yang akan digunakan dalam

    menganalisa permintaan terhadap daging

    ayam. Bahasan selanjutnya mengenai hal

    ini akan diuraikan lebih lanjut dalam

    bahasan selanjutnya.

    Hasil Pengujian Validitas Model

    Persamaan Penduga

    Validitas model persamaan penduga

    diuji dengan uji F, yaitu dengan cara

    membandingkan nilai F-hitung dengan

    nilai F-tabel, dan untuk melihat seberapa

    besar variabel-variabel bebas secara

    bersama-sama menerangkan variasi yang

    terjadi pada variabel tidak bebasnya, yang

    ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien

    determinasinya (R2).

    Hasil analisis menunjukkan bahwa

    nilai F-hitung pada uji F sebesar 26,290

    yang lebih besar dari nilai F-tabel pada

    tingkat signifikansi 1 persen sebesar 6,99.

    Dengan demikian variabel bebas secara

    bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

    permintaan daging ayam sehingga model

    persamaan penduga tersebut sudah dapat

    digunakan untuk parameter-parameter dari

    variabel bebas yang ada dalam persamaan

    penduga yang dapat digunakan untuk

    menaksir permintaan daging ayam secara

    statik.

    Hasil analisis regresi yang telah

    dilakukan dengan menggunakan program

    SPSS versi 10 untuk menguji hipotesis

    dapat dilihat pada Tabel 1.

  • Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Permintaan Daging Ayam di Kabupaten Ciamis dengan Model Statis

    Variabel Koefisien Regresi

    Standard Error

    t-hitung Signifikansi

    C (konstanta) -0,160 2,250 -0,071 1% = 2,624

    Ln Pda -1,176 0,588 -2,000** 5% = 1,761

    Ln Pds 1,938 1,045 1,855** 10% = 1,345

    Ln Pt -0,705 0,290 -2,431**

    Ln Ps 0,917 0,611 1,500*

    Ln Pi -0,149 0,347 -0,430

    Ln b -1,024 0,364 -2,812***

    I 0,451 0,447 1,010

    R2 : 0,963 Keterangan : *** = siginifikan pada = 1%

    Adjusted R2 : 0,927 ** = siginifikan pada = 5%

    SE of the estimate : 0.08287 * = siginifikan pada = 10% F-hitung : 26.290

    Tabel 1 menunjukkan bahwa

    koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk

    uji kebaikan suai (goodness of fit) dari model

    tersebut adalah tinggi (92,70). Ini

    menunjukkan bahwa variasi variabel terikat

    (Qda) sebesar 92,70 persen dapat

    diterangkan oleh variabel-variabel bebas,

    sedangkan sisanya sebanyak 7,30 persen

    diterangkan oleh variabel lain yang tidak

    dimasukkan ke dalam model.

    Hasil analisis regresi seperti terlihat

    pada Tabel 1 menunjukkan bahwa harga

    beras signifikan pada derajat kepercayaan

    99 persen; harga daging ayam, harga

    daging sapi, dan harga telur signifikan pada

    derajat kepercayaan 95 persen; dan harga

    susu signifikan pada derajat kepercayaan

    90 persen. Ini menunjukkan bahwa harga

    beras berpengaruh sangat signifikan

    terhadap permintaan terhadap daging

    ayam; harga daging ayam, harga daging

    sapi, harga telur, dan harga susu

    berpengaruh signifikan terhadap

    permintaan terhadap daging ayam.

    Sedangkan harga ikan dan pendapatan

    perkapita tidak berpengaruh terhadap

    permintaan daging ayam.

    Oleh karena fungsi yang digunakan

    dalam model ini adalah logaritma ganda,

    maka koefisien regresi dari masing-masing

    variabel merupakan nilai elastisitasnya.

    Elastisitas harga sendiri dari hasil

    penaksiran model penduga adalah -1,176.

    sedangkan elastisitas pendapatan sebesar

    0,451.

    Galat nilai tengah (Mean Square

    Error/MSE) dari analisis varians sebesar

    0,08287 menunjukkan nilai rata-rata galat

    kuadrat yang merupakan hasil bagi jumlah

    kuadrat residual dengan derajat bebasnya,

    yang merupakan ukuran untuk menilai

    seberapa baik model regresi sesuai dengan

    data. Semakin kecil nilai MSE maka akan

    semakin baik kesesuaian model regresi

  • dengan data. Dengan demikian maka nilai

    MSE sebesar 0,08287 pada model yang

    digunakan dalam penelitian ini cukup baik.

    Model penduga yang merupakan

    hasil analisis regresi dapat dituliskan

    kembali dalam bentuk persamaan (1)

    sebagai berikut:

    Ln Qda = -0,160 1,176 Ln Pda + 1,938 Ln Pds 0,705 Ln Pt

    (SE) (2,250) (0,588) (1,045) (0,290)

    (t-hit) (-0,071) (-2,000)** (1,855)** (-2,431)**

    + 0,917 Ln Ps + 0,451 Ln I 0,149 Ln Pi 1,024 Ln Pb

    (0,611) (0,447) (0,347) (0,364)

    (1,500)* (1,010) (-0,430) (-2,812)***

    Harga daging ayam berpengaruh

    signifikan terhadap permintaan daging

    ayam dengan pengaruh yang negatif,

    artinya apabila ada kenaikan harga daging

    ayam maka permintaan terhadap daging

    ayam akan mengalami penurunan.

    Kenaikan harga daging ayam menyebabkan

    konsumen akan mengurangi konsumsi

    terhadap daging ayam tersebut atau

    mengganti dengan barang lain, misalnya

    daging sapi, telur, dan sebagainya.

    Harga daging sapi berpengaruh

    signifikan terhadap permintaan daging

    ayam dengan pengaruh yang positif,

    artinya apabila ada kenaikan harga daging

    sapi maka permintaan terhadap daging

    ayam akan mengalami kenaikan. Kenaikan

    harga daging sapi menyebabkan konsumen

    akan mengurangi konsumsi terhadap

    daging sapi tersebut dan akan mengganti

    dengan daging ayam sehingga permintaan

    terhadap daging ayam akan mengalami

    kenaikan.

    Harga telur berpengaruh signifikan

    terhadap permintaan daging ayam dengan

    pengaruh yang negatif, artinya apabila ada

    kenaikan harga telur maka permintaan

    terhadap daging ayam akan mengalami

    penurunan. Kenaikan harga telur

    menyebabkan konsumen akan mengurangi

    konsumsi telur, namun demikian hal ini

    tidak menyebabkan adanya kenaikan

    terhadap permintaan daging ayam sebab

    harga daging ayam di pasaran relatif lebih

    mahal dibandingkan dengan harga telur.

    Harga susu berpengaruh terhadap

    permintaan daging ayam dengan pengaruh

    yang positif, artinya apabila ada kenaikan

    harga susu maka permintaan terhadap

    daging ayam akan mengalami kenaikan.

    Kenaikan harga susu menyebabkan

    konsumen akan mengurangi konsumsi

  • terhadap susu dan akan mengganti dengan

    daging ayam sebagai sumber protein

    sehingga permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami kenaikan.

    Harga beras berpengaruh sangat

    signifikan terhadap permintaan daging

    ayam dengan pengaruh yang negatif,

    artinya apabila ada kenaikan harga beras

    maka permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami penurunan. Beras

    merupakan barang komplementer terhadap

    daging ayam sehingga apabila harga beras

    mengalami kenaikan maka konsumsi

    terhadap beras akan mengalami penurunan

    yang akan mengakibatkan juga penurunan

    terhadap konsumsi daging ayam.

    Validasi Model Persamaan Penduga

    Pada persamaan model penduga

    (persamaan 1) terlihat bahwa hasil uji F

    menunjukkan hasil yang signifikan, namun

    demikian terdapat dua variabel bebas yaitu

    harga ikan (Pi) dan pendapatan perkapita

    (I) yang menunjukkan tidak berpengaruh

    terhadap permintaan daging ayam. Hal ini

    menunjukkan bahwa model persamaan

    penduga tersebut perlu divalidasi lebih

    lanjut berkaitan dengan adanya penyakit-

    penyakit regresi. Selain itu juga dikaitkan

    dengan adanya korelasi yang signifikan

    antar variabel bebas yang menunjukkan

    adanya autokorelasi atau korelasi antar

    variabel bebas yang bisa menyebabkan

    adanya bias di dalam penarikan

    kesimpulan.

    Berkaitan dengan hal tersebut di

    atas, maka perlu dilakukan validasi lebih

    lanjut terhadap model persamaan penduga.

    Pada penelitian ini, analisis lebih lanjut

    dilakukan dengan menggunakan metode

    backward elimination dimana pada tahap awal

    dimasukkan semua variabel bebas pada

    analisis regresi, selanjutnya variabel-

    variabel bebas tersebut dikeluarkan satu

    per satu untuk mendapatkan model

    penduga yang tidak bias.

    Dengan menggunakan metode

    backward elimination tersebut diperoleh hasil

    model persamaan (2) sebagai berikut:

    Ln Qda = 2,701 + 0,959 Ln I 0,630 Ln Pb

    (SE) (0,915) (0,120) (0,128)

    (t-hit) (-2,952)*** (7,969)*** (-4,937)***

    Pendapatan perkapita berpengaruh

    sangat signifikan terhadap permintaan

    daging ayam dengan pengaruh yang positif,

    artinya apabila ada kenaikan pendapatan

    masyarakat maka permintaan terhadap

    daging ayam akan mengalami kenaikan.

  • Kenaikan pendapatan masyarakat

    membuat masyarakat lebih memperhatikan

    asupan gizi yang salah satunya bisa

    diperoleh dari konsumsi daging ayam,

    sehingga dengan demikian kenaikan

    pendapatan menyebabkan adanya kenaikan

    permintaan terhadap daging ayam.

    Harga beras berpengaruh sangat

    signifikan terhadap permintaan daging

    ayam dengan pengaruh yang negatif,

    artinya apabila ada kenaikan harga beras

    maka permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami penurunan. Beras

    merupakan barang komplementer terhadap

    daging ayam sehingga apabila harga beras

    mengalami kenaikan maka konsumsi

    terhadap beras akan mengalami penurunan

    yang akan mengakibatkan juga penurunan

    terhadap konsumsi daging ayam.

    Meskipun model penduga pada

    persamaan 2 tersebut telah bebas dari

    penyakit regresi, namun demikian untuk

    menghindari bias di dalam spesifikasi

    model maka harga daging ayam (Pda) tetap

    dimasukkan ke dalam model. Hal ini sesuai

    dengan teori ekonomi yang menyatakan

    bahwa permintaan terhadap suatu barang

    akan dipengaruhi oleh harga barang

    tersebut.

    Hasil analisis regresi dari model

    persamaan penduga dengan tetap

    memasukkan variabel harga daging ayam

    dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Empat Variabel Bebas dengan Model Statis

    Variabel Koefisien Regresi

    Standard Error

    t-hitung Signifikansi

    C (konstanta) -2,685 0,956 -2,809*** 1% = 2,624

    Ln Pda -0,0598 0,260 -0,230 5% = 1,761

    Ln Pb -0,597 0,195 -3,064*** 10% = 1,345

    I 0,981 0,158 6,205***

    R2 : 0,923 Keterangan : *** = siginifikan pada = 1%

    Adjusted R2 : 0,902 ** = siginifikan pada = 5%

    SE of the estimate : 0.09563 * = siginifikan pada = 10% F-hitung : 44.143

    Tabel 2 menunjukkan bahwa

    koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk

    uji kebaikan suai (goodness of fit) dari model

    tersebut adalah tinggi (90,20). Ini

    menunjukkan bahwa variasi variabel terikat

    (Qda) sebesar 90,20 persen dapat

    diterangkan oleh variabel-variabel bebas,

    sedangkan sisanya sebanyak 9,20 persen

    diterangkan oleh variabel lain yang tidak

    dimasukkan ke dalam model.

    Hasil analisis uji F menunjukkan

    bilai F-hitung sebesar 44.143 yang lebih

    besar dari F-tabel pada derajat kepercayaan

    99 persen menunjukkan bahwa harga

    daging ayam, harga beras, dan pendapatan

    per kapita secara bersama-sama

  • berpengaruh sangat signifikan terhadap

    permintaan daging ayam.

    Hasil analisis regresi seperti terlihat

    pada Tabel 2 menunjukkan bahwa harga

    beras dan pendapatan perkapita

    berpengaruh sangat signifikan pada derajat

    kepercayaan 99 persen; sedangkan harga

    daging ayam tidak berpengaruh terhadap

    permintaan daging ayam. meskipun pada

    model tersebut harga daging ayam tidak

    berpengaruh, tetapi untuk menghindari

    bias spesifikasi model maka harga daging

    ayam tetap dimasukkan ke dalam model

    persamaan penduga.

    Berdasarkan hasil analisis regresi

    maka dapat dibuat persamaan (3) sebagai

    berikut:

    Ln Qda = 2,685 0,0598 Ln Pda 0,597 Ln Pb + 0,981 Ln I

    (SE) (0,915) (0,260) (0,195) (0,158)

    (t-hit) (-2,809)*** (-0,0598) (-3,064)*** (6,205)***

    Pendapatan perkapita berpengaruh

    sangat signifikan terhadap permintaan

    daging ayam dengan pengaruh yang positif,

    artinya apabila ada kenaikan pendapatan

    masyarakat maka permintaan terhadap

    daging ayam akan mengalami kenaikan.

    Kenaikan pendapatan masyarakat

    membuat masyarakat lebih memperhatikan

    asupan gizi yang salah satunya bisa

    diperoleh dari konsumsi daging ayam,

    sehingga dengan demikian kenaikan

    pendapatan menyebabkan adanya kenaikan

    permintaan terhadap daging ayam.

    Harga beras berpengaruh sangat

    signifikan terhadap permintaan daging

    ayam dengan pengaruh yang negatif,

    artinya apabila ada kenaikan harga beras

    maka permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami penurunan. Beras

    merupakan barang komplementer terhadap

    daging ayam sehingga apabila harga beras

    mengalami kenaikan maka konsumsi

    terhadap beras akan mengalami penurunan

    yang akan mengakibatkan juga penurunan

    terhadap konsumsi daging ayam.

    Pengaruh Perubahan Harga

    Permintaan terhadap suatu

    komoditas biasanya dipengaruhi oleh

    perubahan harga, baik harga barang itu

    sendiri (own price elasticiy of demand) maupun

    harga barang lain (cross price elasticity of

    demand) yang meliputi harga barang

    substitusi maupun harga barang

    komplementer.

    Elastisitas Harga Sendiri

    Berdasarkan hasil analisis pada Tabel

    1 diperoleh nilai koefisien regresi variabel

    daging ayam yang sekaligus merupakan

  • elastisitas harga sendiri sebesar -1,176

    yang menunjukkan bahwa permintaan

    daging ayam bersifat elastis (E>1) dimana

    permintaan daging ayam peka terhadap

    perubahan harga daging ayam itu sendiri.

    Bila harga daging ayam mengalami

    kenaikan sebesar 10 persen, maka

    permintaan terhadap daging ayam akan

    mengalami penurunan sebesar 11,76

    persen. Persentase penurunan permintaan

    daging ayam lebih besar dibandingkan

    dengan persentase kenaikan harga daging

    ayam sehingga permintaan daging ayam

    disebut elastis.

    Daging ayam merupakan salah satu

    barang yang mempunyai banyak barang

    pengganti (substitusi) misalnya daging sapi,

    telur, ikan dan sebagainya. Dengan

    demikian, kenaikan harga daging ayam

    akan menyebabkan penurunan terhadap

    permintaan daging ayam tersebut sebab

    konsumen akan mengkonsumsi lebih

    banyak barang pengganti dari daging ayam

    tersebut yang harganya tidak mengalami

    perubahan.

    Elastisitas Harga Silang

    Pengaruh perubahan harga barang

    substitusi yang signifikan terhadap

    permintaan daging ayam adalah harga

    daging sapi. Nilai koefisien regresi variabel

    daging sapi yang sekaligus merupakan

    elastisitas harga silang terhadap harga

    daging ayam sebesar 1,938 yang

    menunjukkan bahwa apabila harga daging

    sapi mengalami kenaikan sebesar 10 persen

    maka permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami kenaikan sebesar 19,38

    persen. Dengan kata lain, apabila harga

    daging sapi mengalami penurunan sebesar

    10 persen maka konsumen akan beralih

    membeli daging sapi sehingga permintaan

    terhadap daging ayam akan mengalami

    penurunan sebesar 19,38 persen.

    Hasil analisis juga menunjukkan

    bahwa variabel harga beras yang

    merupakan barang komplementer terhadap

    daging ayam mempunyai nilai koefisien

    regresi yang sekaligus merupakan nilai

    elastisitas harga silang terhadap harga

    daging ayam sebesar -1,024 yang

    menunjukkan bahwa apabila harga beras

    mengalami kenaikan sebesar 10 persen

    maka permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami penurunan sebesar 10,24

    persen.

    Pengaruh Pendapatan

    Nilai elastisitas pendapatan sebesar

    0,451 menunjukkan bahwa apabila

    pendapatan naik sebesar 10 persen maka

    permintaan daging ayam akan mengalami

    peningkatan sebesar 45,10 persen. Nilai

    elastisitas pendapatan terhadap daging sapi

    sebesar 0,451 menunjukkan bahwa daging

    ayam merupakan barang normal sehingga

    akan bergerak sesuai dengan arah

    pergerakan pendapatan. Artinya apabila

  • pendapatan mengalami kenaikan maka

    permintaan terhadap daging sapi juga akan

    mengalami kenaikan pula, dan sebaliknya.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    (1) Harga ikan dan pendapatan tidak

    berpengaruh terhadap permintaan

    terhadap daging ayam. Harga daging

    ayam, harga daging sapi, harga telur,

    dan harga susu berpengaruh

    signifikan terhadap permintaan

    terhadap daging ayam, sedangkan arga

    beras berpengaruh sangat signifikan

    terhadap permintaan terhadap daging

    ayam.

    (2) Elastisitas harga sendiri dari daging

    ayam sebesar -1,176 yang

    menunjukkan bahwa permintaan

    daging ayam bersifat elastis (E>1)

    dimana permintaan daging ayam peka

    terhadap perubahan harga daging

    ayam itu sendiri. Bila harga daging

    ayam mengalami kenaikan sebesar 10

    persen, maka permintaan terhadap

    daging ayam akan mengalami

    penurunan sebesar 11,76 persen.

    Elastisitas harga daging sapi yang

    merupakan elastisitas harga silang

    terhadap harga daging ayam sebesar

    1,938 menunjukkan bahwa apabila

    harga daging sapi mengalami kenaikan

    sebesar 10 persen maka permintaan

    terhadap daging ayam akan mengalami

    kenaikan sebesar 19,38 persen.

    Sedangkan nilai elastisitas harga silang

    harga beras terhadap harga daging

    ayam sebesar -1,024 menunjukkan

    bahwa apabila harga beras mengalami

    kenaikan sebesar 10 persen maka

    permintaan terhadap daging ayam

    akan mengalami penurunan sebesar

    10,24 persen.

    Saran

    (1) Dilihat dari elastisitas harga sendiri dari

    daging ayam yang menunjukkan bahwa

    daging ayam merupakan barang yang

    permintaannya bersifat elastis sehingga

    penurunan harga akan meningkatkan

    permintaan terhadap daging ayam

    dengan persentase yang lebih besar.

    Dengan demikian maka perlu

    diupayakan adanya stabilisasi harga

    daging ayam yang dibarengi dengan

    peningkatan pendapatan masyarakt.

    (2) Daging sapi merupakan barang

    substitusi dari daging ayam yang

    mempunyai elastisitas harga silang

    yang erat kaitannya dengan harga

    daging ayam, maka apabila penawaran

    daging sapi masih rendah dapat diatasi

    dengan peningkatan penawaran daging

    ayam dengan harga yang diusahakan

    stabil dan terjangkau oleh masyarakat.

    (3) Berdasarkan elastisitas pendapatan

    maka daging ayam merupakan barang

    normal bagi masyarakat Kabupaten

  • Ciamis secara umum, dimana

    peningkatan pendapatan akan

    dibarengi dengan peningkatan

    permintaan terhadap daging ayam.

    oleh karena itu, upaya peningkatan

    pendapatan masyarakat perlu dibarengi

    dengan upaya peningkatan sisi

    produksi dari peternakan ayam

    sehingga akan meningkatkan

    penawaran daging ayam di pasaran.

    Selain itu perlu dibarengi dengan upaya

    pengontrolan pasar sehingga harga

    daging ayam di pasaran dapat

    terjangkau oleh masyarakat dan relatif

    stabil.

    DAFTAR RUJUKAN Arsyad, L. 1991. Ekonomi Mikro : Ikhtisar Teori dan Tanya Jawab. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. 2001. Indikator Kesejahteraan rakyat Kabupaten Ciamis

    Tahun 2000. Ciamis. Balitbang Pertanian. 1991. Modernisasi Peternakan Ditinjau dari Segi Potensi dan Masalah Gizi.

    Departamen Pertanian. Jakarta. Departemen Pertanian Kanwil Propinsi Jawa Barat. 1999. Neraca Bahan Makanan Propinsi Jawa

    Barat 1998. Bandung. Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis. 2000. Kegiatan Pembangunan Sub Sektor Peternakan

    Kabupaten Ciamis TA 2000. Ciamis. Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

  • Lampiran 1. Matriks Koefisien Korelasi

    Correlations

    1 .764** .779** .678** .803** .662** .718** .875**

    . .001 .001 .005 .000 .007 .003 .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .764** 1 .993** .966** .976** .982** .993** .970**

    .001 . .000 .000 .000 .000 .000 .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .779** .993** 1 .952** .981** .970** .979** .971**

    .001 .000 . .000 .000 .000 .000 .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .678** .966** .952** 1 .968** .964** .966** .930**

    .005 .000 .000 . .000 .000 .000 .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .803** .976** .981** .968** 1 .952** .966** .979**

    .000 .000 .000 .000 . .000 .000 .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .662** .982** .970** .964** .952** 1 .984** .918**

    .007 .000 .000 .000 .000 . .000 .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .718** .993** .979** .966** .966** .984** 1 .955**

    .003 .000 .000 .000 .000 .000 . .000

    15 15 15 15 15 15 15 15

    .875** .970** .971** .930** .979** .918** .955** 1

    .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .

    15 15 15 15 15 15 15 15

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    Pearson Correlation

    Sig. (2-tailed)

    N

    QDA

    PDA

    PDS

    PT

    PS

    PI

    PB

    I

    QDA PDA PDS PT PS PI PB I

    Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.