4
425 ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER BIVARIAT UNTUK MENGETAHUI KEBERHASILAN TERAPI ABA PADA KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN ANAK AUTISME Myta Fitriany M Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya Email: [email protected] Abstrak. Regresi Logistik Biner adalah analisis regresi logistik dengan variabel respon bersifat dikotomus atau terdiri dari dua ketegori (0 dan 1). Pengembangan model regresi logistik biner dengan satu variabel respon menjadi model dengan dua variabel respon didefinisikan sebagai model regresi logistik biner bivariat. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik anak autisme yang mempengaruhi keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain dengan menggunakan model regresi logistik biner bivariat. Metode untuk menduga parameter pada model regresi logistik biner bivariat adalah Maximum Likelihood Estimation (MLE). Data diambil dari penelitian Warastuti (2012) terhadap 28 sampel anak autisme. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel karakteristik anak autisme yang diduga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan terapi ABA. Variabel tersebut adalah jenis kelamin anak, usia awal terapi, penghasilan orang tua, faktor diet, faktor obat, faktor keteraturan terapi, faktor peran orang tua. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketujuh variabel karakteristik anak autisme, hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh secara bersama terhadap keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain. Variabel tersebut adalah usia awal terapi. Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner Bivariat, Maximum Likelihood Estimation, Terapi ABA, Autisme 1. PENDAHULUAN Model regresi logistik dengan variabel respon yang mempunyai dua kategori dikenal dengan model regresi logistik biner (dikotomus) (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Model regresi logistik biner bivariat merupakan pengembangan dari model regresi logistik biner. Pada model regresi logistik biner bivariat struktur datanya mempunyai dua variabel respon yang saling berpasangan, dan masing-masing variabel respon berbentuk diskrit dengan berkategorikan biner dengan asumsi terdapat ketergantungan antara variabel respon. Regresi logistik dapat diaplikasikan di bidang psikologi. Pada penelitian ini, peneliti menerapkan regresi logistik biner bivariat di bidang psikologi. Peneliti menggunakan hasil penelitian Warastuti (2012) tentang pengaruh terapi autisme dengan metode ABA terhadap kemampuan respon visual, kemampuan komunikasi verbal, komunikasi non verbal dan hubungan dengan orang lain di mana data yang digunakan untuk variabel respon hanya dua variabel yang signifikan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik anak autisme yang mempengaruhi keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain dengan menggunakan model regresi logistik biner bivariat dengan penduga parameter metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Regresi Logistik Biner Bivariat Model regresi logistik biner bivariat merupakan suatu model regresi logistik yang mempunyai dua variabel respon yang masing-masing variabel responnya mempunyai dua kategori (biner) dengan asumsi terdapat ketergantungan antar variabel respon (McCullagh dan Nelder, 1989). Setiap variabel respon biner terhubung dengan jumlah variabel prediktor tertentu. Misalkan i adalah indeks dari suatu subjek pengamatan biner bivariat dengan i= 1,2,3,…,n. Dengan demikian terdapat n pengamatan biner bivariat (Y 1i , Y 2i ). Jika terdapat variabel random bivariat (Y 1 , Y 2 ) di mana Y 1 bernilai 0 atau 1, dan Y 2 juga bernilai 0 atau 1 , maka Y 11 , Y 10 , Y 01 , Y 00 secara berturut-turut merupakan variabel yang berhubungan dengan variabel random bivariat bernilai (1,1), (1,0), (0,1), (0.0). Jika hanya satu kali pengamatan, maka nilai dari Y 11 , Y 10 , Y 01 , Y 00 adalah 1 atau 0. Masing-masing variabel random bivariat akan terdistribusikan pada salah satu sel sebagaimana pada Tabel 1.

193-597-1-PB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

insurance pollicy

Citation preview

  • 425

    ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER BIVARIAT UNTUK

    MENGETAHUI KEBERHASILAN TERAPI ABA PADA KEMAMPUAN

    KOMUNIKASI VERBAL DAN HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN

    ANAK AUTISME

    Myta Fitriany M

    Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

    Email: [email protected]

    Abstrak. Regresi Logistik Biner adalah analisis regresi logistik dengan variabel respon bersifat dikotomus atau terdiri dari

    dua ketegori (0 dan 1). Pengembangan model regresi logistik biner dengan satu variabel respon menjadi model dengan dua

    variabel respon didefinisikan sebagai model regresi logistik biner bivariat. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik

    anak autisme yang mempengaruhi keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain dengan

    menggunakan model regresi logistik biner bivariat. Metode untuk menduga parameter pada model regresi logistik biner

    bivariat adalah Maximum Likelihood Estimation (MLE). Data diambil dari penelitian Warastuti (2012) terhadap 28 sampel

    anak autisme. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel karakteristik anak autisme yang diduga mempunyai pengaruh

    terhadap keberhasilan terapi ABA. Variabel tersebut adalah jenis kelamin anak, usia awal terapi, penghasilan orang tua,

    faktor diet, faktor obat, faktor keteraturan terapi, faktor peran orang tua. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari

    ketujuh variabel karakteristik anak autisme, hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh secara bersama terhadap

    keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain. Variabel tersebut adalah usia awal terapi.

    Kata Kunci: Model Regresi Logistik Biner Bivariat, Maximum Likelihood Estimation, Terapi ABA, Autisme

    1. PENDAHULUAN

    Model regresi logistik dengan variabel respon yang mempunyai dua kategori dikenal dengan

    model regresi logistik biner (dikotomus) (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Model regresi logistik biner

    bivariat merupakan pengembangan dari model regresi logistik biner. Pada model regresi logistik biner

    bivariat struktur datanya mempunyai dua variabel respon yang saling berpasangan, dan masing-masing

    variabel respon berbentuk diskrit dengan berkategorikan biner dengan asumsi terdapat ketergantungan

    antara variabel respon. Regresi logistik dapat diaplikasikan di bidang psikologi. Pada penelitian ini,

    peneliti menerapkan regresi logistik biner bivariat di bidang psikologi. Peneliti menggunakan hasil

    penelitian Warastuti (2012) tentang pengaruh terapi autisme dengan metode ABA terhadap

    kemampuan respon visual, kemampuan komunikasi verbal, komunikasi non verbal dan hubungan

    dengan orang lain di mana data yang digunakan untuk variabel respon hanya dua variabel yang

    signifikan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik anak autisme yang

    mempengaruhi keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain

    dengan menggunakan model regresi logistik biner bivariat dengan penduga parameter metode

    Maximum Likelihood Estimation (MLE).

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Model Regresi Logistik Biner Bivariat

    Model regresi logistik biner bivariat merupakan suatu model regresi logistik yang mempunyai

    dua variabel respon yang masing-masing variabel responnya mempunyai dua kategori (biner) dengan

    asumsi terdapat ketergantungan antar variabel respon (McCullagh dan Nelder, 1989). Setiap variabel

    respon biner terhubung dengan jumlah variabel prediktor tertentu. Misalkan i adalah indeks dari suatu

    subjek pengamatan biner bivariat dengan i= 1,2,3,,n. Dengan demikian terdapat n pengamatan biner bivariat (Y1i , Y2i).

    Jika terdapat variabel random bivariat (Y1 , Y2) di mana Y1 bernilai 0 atau 1, dan Y2 juga

    bernilai 0 atau 1 , maka Y11 , Y10 , Y01 , Y00 secara berturut-turut merupakan variabel yang

    berhubungan dengan variabel random bivariat bernilai (1,1), (1,0), (0,1), (0.0). Jika hanya satu kali

    pengamatan, maka nilai dari Y11 , Y10 , Y01 , Y00 adalah 1 atau 0. Masing-masing variabel random

    bivariat akan terdistribusikan pada salah satu sel sebagaimana pada Tabel 1.

  • 426

    Tabel 1. Probabilitas dari Pengamatan Biner Bivariat

    Y2 Y2 = 1 Y2 = 0 Total

    Y1 = 1 11 10 1

    Y1 = 0 01 00 1 1

    Total 2 1 2 1

    Cassie dan Houwelingen (1994)

    Tabel 1 menunjukkan bahwa variabel random bivariat Y11 , Y10 , Y01 , Y00 mempunyai

    probabilitas masing-masing adalah sebagai berikut.

    11 = Pr (Y1=1 , Y2 =1) 01 = Pr (Y1=0 , Y2 =1) 10 = Pr (Y1=1 , Y2 =0) 00 = Pr (Y1=0 , Y2 =0)

    Selanjutnya peluang marginal untuk masing-masing variabel respon dinotasikan dengan 1 =P(Y1=1) dan 2 = P (Y2 =1). Jika terdapat sebanyak k buah variabel prediktor x1, , xk maka nilai 1(x) dan 2(x) adalah sebagai berikut.

    ( ) ( )

    ( ) ( )

    ( )

    ( ) (1)

    Untuk mendapatkan nilai , maka persamaan (1) ditransformasi dengan transformasi logit, sehingga diperoleh fungsi g(x) yang linier dalam parameter-parameternya (Hosmer dan Lemeshow,

    2000).

    Model transformasi logit untuk adalah sebagai berikut.

    ( ) ( ( )

    ( ))

    Model regresi logistik biner bivariat dinyatakan oleh fungsi logit ( ) dan logit ( ) yang berturut-turut sebagai fungsi linier dari

    dan dengan

    ( ) ( ( )

    ( ))

    ( ) ( ( )

    ( ))

    dengan k adalah banyak variabel prediktor, [ ] , [ ]

    dan

    [ ] .

    Koefisien korelasi ( ) dapat digunakan sebagai alternatif mengukur odds ratio diantara dua respon. Untuk nilai dapat dituliskan sebagai berikut.

    ( ) ( )

    Menurut Casie dan Houwelingen (1994), adalah odds ratio yaitu ukuran asosiasi yang menunjukkan bahwa terdapat dependensi atau ketergantungan antara variabel respon Y1 dan Y2.

    Berdasarkan Tabel 1 diperoleh nilai odds ratio sebagai berikut.

    dengan nilai 0, jika Y1 dan Y2 tidak saling bebas, dan sebaliknya, jika Y1 dan Y2 saling bebas maka = 1. ( ) dengan di mana adalah vektor parameter.

    Menurut Dale (1986) dan Palmgren (1989) menyatakan bahwa peluang gabungan diperoleh sebagai berikut.

    {

    ( ) { }

    }

    di mana: ( )( ) ( ) Tiga peluang gabungan lain yaitu diperoleh dari peluang marginal , dan .

    Jumlah peluang gabungan untuk setiap pengamatan bivariat adalah sama dengan satu, yaitu

    2.2 Pendugaan Parameter Regresi Logistik Biner Bivariat

    Dengan mengetahui distribusi variabel random biner bivariat yaitu berdistribusi binomial, maka

    untuk menaksir parameter model regresi logistik biner bivariat dengan menggunakan Maximum

    Likelihood Estimation (MLE). Dengan mengambil n sampel random yang saling bebas, maka variabel

    random biner bivariat (Y1i , Y2i ) dimana i = 1,2, maka identik dengan ( ) berdistribusi binomial dengan nilai peluang ( ). Langkah awal dalam penaksiran parameter dengan

    Y1

  • 427

    metode MLE adalah membentuk fungsi likelihood dari variabel random bivariat berikut.

    ( ) ( )

    Dari fungsi likelihood tersebut, langkah selanjutnya membentuk fungsi log-natural likelihood berikut.

    ( ) [

    ] (

    )

    Untuk menaksir nilai parameter dengan memaksimumkan fungsi log-natural likelihoodnya, yaitu dengan menghitung turunan pertama dari masing-masing fungsi log-natural likelihood kemudian

    disamadengankan nol.

    ( )

    {

    }

    Penduga untuk pada persamaan (11) tidak dapat diperoleh secara langsung, karena fungsi yang dihasilkan berbentuk implisit sehingga diperlukann metode iterasi Newton Raphson.

    2.3 Pengujian Parameter Model Regresi Logistik Biner Bivariat

    Pengujian parameter model regresi logistik biner bivariat secara simultan menggunakan metode

    Likelihood Ratio Test dengan hipotesis uji sebagai berikut:

    H0 : 11 = 12 = = k1 = = k2 = 0 vs H1 : paling sedikit adalah satu rs 0 Dengan r = 1, , k s = 1,2 Himpunan parameter dibawah populasi () : Himpunan parameter dibawah H0 ( ): { } { }

    Fungsi likelihood dibawah populasi (L()) :

    ( ) ( )

    ( ) {

    }

    Fungsi likelihood L ( ) , jika H0 benar ( ) :

    ( ) ( )

    ( ) {( ) ( ) ( ) ( ) }

    Dengan = jumlah pengamatan pada kategori (1,1) = jumlah pengamatan pada kategori (0,1) = jumlah pengamatan pada kategori (1,0) = jumlah pengamatan pada kategori (0,0) = total pengamatan Nilai maksimum dari L ( ) dan L( ) adalah sebagai berikut.

    ( ) ( ) {

    }

    ( ) ( ) {( ) ( ) ( ) ( ) }

    Dengan demikian diperoleh

    ( )

    ( ) {(

    )

    ( )

    ( )

    ( )

    }

    {

    }

    Tolak H0 jika Dengan statistik uji: ( )

    ( ) [

    ( )

    ( )]

    ( ) ( )

    {[ ] [ ] [ ] [ ]

    }

    {[ ( ) ( ) ( ) ( )]}

    Pengujian koefisien regresi logistik biner bivariat secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji

    Wald. Pada uji Wald penaksir yang diperoleh melalui metode maksimum likelihood akan dibandingkan dengan simpangan baku dari penaksir yaitu:

    ( )

  • 428

    Z berdistribusi normal standar. Sehingga kriteria pengujiannya adalah tolak H0 bila Z < -Z/2 atau Z > Z/2, di

    mana nilai Z/2 dapat diperoleh pada tabel n ormal standar. Kriteria pengambilan keputusan untuk pengujian

    hipotesis diatas dapat juga digunakan probabilitas (p-value), yaitu tolak H0 bila [| | ] .

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tabel 2. Hasil Pengujian Regresi Logistik Biner Bivariat secara Parsial dan Simultan Variabel Parameter Koefisien Standart Error z value Exp

    Konstanta

    1.758 1.348 1.304

    2.314 1.424 1.625

    33.889 51.843 0.654 Usia Awal Terapi _1

    X2(1)

    -0.472 0.632 -0.747 0.624

    -0.760 0.650 -1.169 0.468

    -12.819 22.953 -0.558 2.7x10-6

    Usia Awal

    Terapi _1

    X2(2)

    -0.144 0.598 -0.242 0.866

    -0.130 0.630 -0.207 0.878

    0.020 17.620 0.001 1.021

    Pengujian parameter diperoleh hasil bahwa terdapat 1 variabel prediktor yaitu usia awal terapi

    yang signifikan terhadap keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan

    orang lain. Hasil estimasi parameter regresi logistik biner bivariat dapat dilihat pada Tabel 2.

    Model logit 1 yang terbentuk yaitu:

    ( ) (

    ) ( ( )) ( ( ))

    ( ( )) ( ( ))

    Model logit 2 yang terbentuk yaitu:

    ( ) (

    ) ( ( )) ( ( ))

    ( ( )) ( ( )) Model transformasi odds ratio yang terbentuk yaitu:

    (

    ) ( ( )) ( ( ))

    ( ( )) ( ( ))

    4. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan anlisis regresi logistik

    biner bivariat, didapatkan variabel usia awal terapi (X2) secara signifikan berpengaruh terhadap

    keberhasilan terapi ABA pada komunikasi verbal dan hubungan dengan orang lain secara bersama.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cessie, L. dan Houwelingen, J.C., (1994), Logistic Regression for Correlated Binary Data, Applied

    Statistics, 42, hal. 95-108.

    Collett, D., (1991), Modelling Binary Data, First Edition, Chapman and Hall, London.

    Dale, J.R, (1986), Global Cross-Ratio Models for Bivariate, Discrete, Ordered, Response, Biometrics,

    42, hal. 909-917.

    Hosmer, D.W. dan Lemeshow, S., (2000). Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons. New

    York.

    McCullagh, P. dan Nelder, J.A., (1989), Generalized Linier Models, 2nd

    edn, Chapman and Hall,

    London.

    Palmgren, J., (1989), Regression Models for Bivariate Binnary Response, Technical Report 101,

    Department of Biostatistics, School of Public Health and Community Medicine, Seatle.

    Warastuti, W., (2012), Pengaruh Terapi Autisme Dengan Metode ABA Terhadap Kemampuan Respon

    Visual, Kemampuan Komunikasi Verbal, Komunikasi Non Verbal Dan Hubungan Dengan

    Orang Lain, Tesis, Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Ibu dan Anak-Fakultas Kesehatan

    Masyarakat,Universitas Airlangga, Surabaya.

    ( ) ( ( )( ( )) ( )( ( )))

    ( ( )( ( )) ( )( ( )))

    ( ( ( )) ( ( )))

    ( ( ( )) ( ( )))

    ( ) ( ( ( )) ( ( )))

    ( ( ( )) ( ( )))

    ( ( ( )) ( ( )))

    ( ( ( )) ( ( )))

    Model peluang marginal Y1 yaitu:

    Model peluang marginal Y2 yaitu: