9
Ringkasan Radiologi No . Kelainan Paru Keterangan Radiologis 1. Bronkitis kronis Peradangan pada bronkus. Tanda klinis: Akut: demam (+), batuk produktif (+). Kronis: iritasi bronkial penambahan sekresi dan batuk produktif (+), sputum (+), setiap hari selama se<< 3 bln berturut- turut dalam 1 thn, dan paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut. Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Corakan bronkovaskuler bertambah (+) atau meningkat (+) terutama di daerah basal, Trans line (seperti jalan kereta gambaran bronkus yang terpotong secara longitudinal) (+), Air bronkogram (bronkus yang terpotong secara transversal) (+), Infiltrat peribronkial (+), Diafragma mendatar (+), Jika emfisema (+): hiperlusensi paru bilateral (+), diafragma letak rendah (dibawah VThX) dan mendatar (+), Jantung tear drop (+): sudut kardiofrenikus sinister lancip (+), SIC melebar (daerah basis SIC X-XI) (+). Secara radiologis ada 3 kategori: Ringan: Corakan paru ramai di bagian basal Sedang: Corakan paru ramai di bagian basal + emfisema, kadang + bronkiektasis di parakardial kanan dan kiri hiperaerasi (+), diafragma mendatar (+), Berat: Emfisema + bronkiektasis + komplikasi cor pulmonal (CPC) 2. Bronkiekta sis Suatu keadaan bronkus atau bronkiolus yang melebar kehilangan sifat elastisitas dinding otot bronkus obstruksi dan peradangan kronis. Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Corakan bronkovaskuler kasar (+), biasanya di lap. bawah paru, Garis-garis translusen yang panjang menuju hilus dengan bayangan konsolidasi 1

177154319-Ringkasan-Radiologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 177154319-Ringkasan-Radiologi

Ringkasan Radiologi

No. Kelainan Paru Keterangan Radiologis

1. Bronkitis kronis Peradangan pada bronkus.

Tanda klinis: Akut: demam (+), batuk produktif (+).

Kronis: iritasi bronkial penambahan sekresi dan batuk produktif (+), sputum (+), setiap hari selama se<< 3 bln berturut-turut dalam 1 thn, dan paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Corakan bronkovaskuler bertambah (+) atau

meningkat (+) terutama di daerah basal, Trans line (seperti jalan kereta gambaran

bronkus yang terpotong secara longitudinal) (+),

Air bronkogram (bronkus yang terpotong secara transversal) (+),

Infiltrat peribronkial (+), Diafragma mendatar (+), Jika emfisema (+): hiperlusensi paru bilateral

(+), diafragma letak rendah (dibawah VThX) dan mendatar (+),

Jantung tear drop (+): sudut kardiofrenikus sinister lancip (+), SIC melebar (daerah basis SIC X-XI) (+).

Secara radiologis ada 3 kategori: Ringan:

Corakan paru ramai di bagian basal

Sedang:Corakan paru ramai di bagian basal + emfisema, kadang + bronkiektasis di parakardial kanan dan kiri hiperaerasi (+), diafragma mendatar (+),

Berat: Emfisema + bronkiektasis + komplikasi cor pulmonal (CPC)

2. Bronkiektasis Suatu keadaan bronkus atau bronkiolus yang melebar kehilangan sifat elastisitas dinding otot bronkus obstruksi dan peradangan kronis.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Corakan bronkovaskuler kasar (+), biasanya

di lap. bawah paru, Garis-garis translusen yang panjang menuju

hilus dengan bayangan konsolidasi disekitarnya (+) peradangan sekunder,

Bulatan-bulatan translusen sarang tawon (honey comb appearance) (+),

Kista-kista translusen berisi cairan (air-fluid level) bentuk seperti bulan sabit (konkaf konveks) (+) peradangan sekunder,

Hiperinflasi paru (+) (kadang-kadang).

3. Pneumonia Radang paru bakteri, virus, protozoa, bahan kimia, lesi kanker dan radiasi ion.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Air space pneumonia:

Hilus tidak melebar Sefalisasi PD (-) Infiltrat diparenkim paru perifer yang

semiopak (+), homogen tipis seperti awan (+), berbatas tegas (+), bagian perifer lebih opak dibanding bagian sentral (+),

1

Page 2: 177154319-Ringkasan-Radiologi

Air bronkogram (+), Pelebaran dinding bronkiolus (+).

Bronkopneummonia: Hilus tidak melebar Sefalisasi PD (-) Infiltrat peribronkial yang semiopak (+),

inhomogen di daerah hilus (+) batas jantung menghilang (silhoutte sign) (+),

Air bronkogram (+) Nekrosis (+) (kadang-kadang), Kavitasi (+) (kadang-kadang),

Pneumonia interstitiel: Pola linier atau retikuler di parenkim paru

(+) Densitas noduler yang kecil (+)

penebalan jar. Interstitiel.

4. Pneumonia Suatu reaksi inflamasi paru, dapat terjadi baik sebagai infeksi primer pd paru atau infeksi sekunder akibat obstruksi bronkus.

Tipe: Pneumonia:

Pneumonia primerPneumonia sekunder

Pneumonia lobaris inflamasi pd satu lobus

Bronkopneumonia daerah konsolidasi multifokal bilateral

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Tampak peningkatan densitas dgn eksudat

dan cairan inflamasi yang menempati ruang alveolus (+)

Konsolidasi (+) Bronkogram udara (+)

2

Page 3: 177154319-Ringkasan-Radiologi

5. TB Paru Infeksi nekrotik dengan gambaran patologi khas tuberkel akibat infeksi bakteri m. tuberculosis.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: TB primer:

Bercak semiopak di suprahiler, perihiler, parakardial dengan batas tegas (+),

Pembesaran limfonodus di Inn, hilus, Inn. Parabronkial, Inn. Paratektal (+),

Fase lanjut: garis-garis fibrosis berupa garis-garis berjalan radier dari hilus ke arah luar (+), kalsifikasi di Inn. Hilus (+), sinus costophrenicus tumpul (+), pericardial efusion (+), atelektasis perihiler (+),

TB postprimer: Hilus melebar Sefalisasi PD (+) Diafragma kadang mendatar Bercak semiopak amorf seperti kapas

batas tegas di infraklavikula (infiltrat) (+),

Densitas inhomogen amorf di apeks dan basis paru (fibroeksudatif) (+),

Garis-garis fibrosis (+), Tenting diaphragm (+), Kaverna bentuk bulat atau oval (+), Bulatan opak, batas tegas, tepi ireguler,

inhomogen didalamnya terdapat kalsifikasi amorf (tuberkel/tuberkuloma) (+).

6. Emfisema Suatu keadaan dimana paru lebih banyak berisi udara sehingga ukuran paru bertamba baik anteroposterior maupun ukuran paru secara vertikal ke arah diafragma.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Jantung: bayangan yang tipis, panjang dan

sempit (+) Hiperlusensi di kedua paru (+) Volume paru meningkat (+) Diafragma letak rendah dan mendatar (+) Corakan jaringan paru tampak lebih jelas (+) Bentuk dada barrel chest (+)

7. Pneumotoraks Adanya udara dalam rongga pleura dimana masuknua udara ke dalam rongga pleura.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Tepi paru tampak garis putih tipis pada tepi

paru pleura visceral (+) Tidak tampak corakan paru antara tepi paru

dan dinding dada Tampak pergeseran mediastinum superior

kontralateral tension pneumotoraks (+) Paru tampak bayangan radiolusen tanpa

struktur jaringan paru (+) Paru kolaps dan tampak menekan ke arah

hilus (+) Jantung terdorong ke arah lain yang

berlawanan (+) Spatium intercostal melebar (+)

3

Page 4: 177154319-Ringkasan-Radiologi

Diafragma mendatar dan tertekan ke bawah (+)

8. Efusi pleura Suatu kumpulan cairan pada ruang antara lapisan parietal dan viseral dari pleura, berisi cairan serosa, namun juga dapat mengendap bahan lainnya.

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Lesi opak/perselubungan homogen menutupi

struktur paru bawah yang relatif radioopak dengan permukaan atas cekung, berjalan dari lateral atas ke arah medial bawah (meniscus sign), umumnya dengan densitas yang sama dengan bayangan jantung (+)

Garis diafragma menghilang (+) Gambaran paru atau bronkus tidak tampak

(+) Batas atas cekung dengan level tertinggi pada

aksila (+) Volume paru menurun (+) Retraksi mediastinum ke arah sentral/hilus

atau mendorong ke arah kontralateral (efusi pleura > 300 ml) (+)

Sinus kostofrenikus tumpul (cairan 100-200 ml atau < 300 ml) (+)

9. Penebalan pleura

Penimbunan jaringan ikat kalsifikasi (schwarte)

Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Garis-garis densitas tinggi yang tidak teratur

atau kalsifikasi (+) Sinus kostofrenikus tumpul (+) Biasanya terjadi di lapangan paru bagian

bawah (+)

10. Pleuritis Foto thorax PA posisi erek: Gambaran: Akut:

Penebalan pleura (+) Cairan dalam rongga pleura sedikit (+) Diafragma letak tinggi (+)

Kronik: Penebalan pleura yang tidak teratur antara

dinding iga samping dengan jaringan paru (+)

Penarikan diafragma ke atas (+) Kalsifikasi pleura (schwarte) (+)

11. Sinusitis Foto polos SPN, posisi water’s: Gambaran: Tampak perselubungan semiopak

homogen/inhomogen pada satu atau lebih SPN akibat penebalan mukosa dan submukosa (+)

Penebalan mukosa (> 5mm) Air fluid level (kadang-kadang) Penebalan dinding sinus dengan gambaran

sklerotik (kasus kronik)

4

Page 5: 177154319-Ringkasan-Radiologi

12. Ileus obstruktif BNO / Bariun enema / Colon in loop3 posisi: supine/erek, setengah duduk, LLD.Gambaran: Dilatasi usus di proksimal sumbatan (+) Kolaps usus di distal sumbatan (+) Penebalan dinding usus halus yang dilatasi

herring bone appearance (+) Air fluid level yang pendek-pendek berbentuk

seperti tangga (step ladder appearance) di usus halus (+)

Pelebaran usus halus lebih dominan (+) Distribusi udara tidak sampai ke distal (+) Kaliber dilatasi usus berbeda (+) Distensi usus besar (+)

13. Ileus paralitik BNO / Bariun enema / Colon in loop3 posisi: supine/erek, setengah duduk, LLD.Gambaran: Dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai

dengan rektum (+) Kaliber dilatasi usus sama (+) Penebalan dinding usus halus herring bone

appearance (+) Air fluid level tampak seperti tangga (step

ladder appearance) di usus halus (+) Air fluid level panjang-panjang di usus besar

(+) Distribusi udara sampai ke distal (+)

14. Peritonitis BNO 3 posisi: supine/erek, setengah duduk, LLD.Gambaran: Asites (+) Gambaran abdomen mengabur ground

glass appearance (+) Pre peritoneal fat line menghilang (+) Dilatasi usus menyeluruh dari gaster sampai

dengan sigmoid herring bone appearance pada usus halus (+)

Air fluid level pendek-pendek step ladder appearance di usus halus (+)

Air fluid level panjang-panjang diusus besar (+)

Posisi: Erek / duduk (AP):

Tampak gambaran semilunar shadow akibat udara bebas pada cavum abdomen yang terkumpul dibawah diafragma.

Supine (AP): Tampak udara bebas terdistribusi merata di rongga abdomen dengan football sign dan bila asites terkumpulnya usus ditengah abdomen

LLD (AP):

5

Page 6: 177154319-Ringkasan-Radiologi

Tampak udara bebas terdistribusi di bagian tertinggi dari cavum abdomen

15. BPH Pembesaran kelenjar prostat non-neoplastik

Foto polos Pelvis / Cystografi (AP) Gambaran: Kalsifikasi prostat (+) Bayangan jaringan lunak (+) Filling defect di dasar VU bentuk bulat,

jumlah single, batas tegas, tepi reguler, ukuran 5 cm (+)

Penyempitan lumen uretra pars prostatika Gambaran fish hookis (J shape) pada ujung

bawah ureter (+)

16. Spondilolistesis Foto polos V. Thoracolumbosacral (AP/Lat.)Gambaran: Terpelesetnya vertebra proyeksi lat. (+) Rongga diskus menghilang (+) Paling sering pada L4-L5 dan L5-S1(+)

17. Spondilosis Lumbalis

Foto polos V. Thoracolumbosacral (AP/Lat.)Gambaran: Skelrotik (+) Osteofit (+) / bone spur (+) Diskus tidak tampak kelainan Porotik (+)

18. Spondilodiskitis Foto polos V. Thoracolumbosacral (AP/Lat.)Gambaran: Diskus menyempit / melebar (+) Lesi skelrotik (+) Paravertebral mass / gibbus (+) Hiperkifosis (+) Irreguler mass (+) Destruksi tulang (+)

19. Spondilitis Foto polos V. Thoracolumbosacral (AP/Lat.)Gambaran: Paravertebral mass / gibbus (+) Diskus tidak tampak kelainan

20. Diskitis Foto polos V. Thoracolumbosacral (AP/Lat.)Gambaran: Spondilo tidak tampak kelainan Diskus melebar / menyempit (+)

6