17627804 Instrumentasi Metrologi i

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    1/19

    INSTRUMENTASI METROLOGI I (Bagian 1)

    Oleh : Ir.H. Bimbing Atedi

    Bahan ajar semester IV

    1. Umum.

    Instrumentasi (Instrumentation)

    Bidang ilmu dan teknologi yang mencakup perencanaan, pembuatan dan penggunaan

    instrument atau alat ukur besaran fisika atau sistem instrument untuk keperluan diteksi, penelitian,

    pengukuran, pengaturan serta pengolahan data.

    Metrologi (Metrology)

    Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkaitan dengan kegiatan pengukuran.

    Metrologi mencakup tiga hal utama:

    1. Penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional; misal:

    meter, kilogram dsb.2. Perwujuan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode-metode ilmiah, misal perwujudan

    nilai meter menggunakan gelombang cahaya laser.

    3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai dan akurasi

    suatu pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut, misalnya hubungan

    (perbandingan) antara nilai ukur sebuah mikrometer ulir terhadap balok ukur sebagai

    standar panjang dilaboratorium.

    1.1. Satuan-satuan dalam Metrologis

    Satuan Sistem Internasional (Le Systeme Internationale dUnites) SI

    Satuan Dasar adalah satuan pengukuran sebuah besaran dasar pada sebuah sistem besaran phisik.

    Definisi dan realisasi dari setiap satuan dasar dapat berubah dengan adanya penelitiankemetrologian yang dapat menemukan kemungkinan dicapainya definisi dan realisasi yang lebih

    akurat dari besaran phisik tersebut.

    Contoh: Definisi meter

    Th. 1889 didasarkan pada prototipe internasional X meter dari bahan Platinum- Iredium yang

    sekarang disimpan di Perancis.

    Th. 1960, meter berubah menjadi standar cahaya yang difinisinya sebagai panjang gelombang dari

    spektral Krypton 86

    Th. 1983, pada konggres CGPM 17, didefinisikan ulang bahwa satu meter adalah jarak tempuh dari

    gelombang cahaya Helium-Neon pada tabung vakum dengan kecepatan

    1/ 299 792 458 second, yang direliarisasikan dalam panjang gelombang laser yang distabilkan

    dengan iodine.

    1.2.Satuan Dasar SI

    Besaran Satuan Turunan Simbol

    Panjang Meter MMassa Kilogram KgWaktu Sekon SArus listrik Amper ASuhu termodinamika Kelvin K

    http://jurnalsttm.wordpress.com/2008/05/09/instrumentasi-metrologi-i-bagian-1/http://jurnalsttm.wordpress.com/2008/05/09/instrumentasi-metrologi-i-bagian-1/
  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    2/19

    Jumlah zat mole MolIntensitas cahaya candela Cd

    1.2.1.Definisi Satuan Dasar SI

    Meter : panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya dalam tabung vakum dalam

    waktu1/ 299 792 458 second.

    Kilogram : massa prototipe kilogram internasional

    Sekon: durasi dari 9 192 631 770 periode radiasi yang sesuai dengan transisi antara

    dua tingkat sangat halus dari ground state sebuah atom cecium 133.

    Ampere: arus tetap yang jika tidak dijaga dalam dua kawat konduktor yang lurus

    dan paralel dengan panjang tak terhingga dan luas penampang dapat diabaikan

    serta berjarak 1 meter satu sama lain , dalam ruang hampa akan menghasilkan

    gaya sebesar 2 x 10-7 newton per meter panjang kawat.

    Kelvin: 1/ 273,16 dari suhu termodinamis titik tripel air.

    Mole : jumlah zat dari sebuah sistem yang mengandung intensitas sebanyak

    intensitas yang ada dalam 0,012 kg atom karbon -12.

    Candela: intensitas luminasi pada arah tertentu dari sejumlah sumber yang

    memancarkan radiasi monocromatik dengan frequensi 540 x 10-12 herz dan

    mempunya intensitas radian pada arah tersebut sebesar 1/638 watt per steradian.

    1.2.2.Satuan Turunan SI

    Satuan Turunan adalah sebuah satuan pengukuran dari sebuah besaran turunan dalam sebuahsistem besaran.

    Satuan turunan SI yang dinyatakan dengan satuan SI

    Besaran Turunan Satuan Turunan Simbol

    Luas Meter persegi m2

    Isi Meter kubik m3

    Kecepatan Meter per sekon m s-1

    Percepatan Meter per sekon kuadrat m s-2

    Kecepatan sudut Radian per sekon rad s-1

    Percepatan sudut Radian per sekon kuadrat rad s-2

    Densitas Kilogram per meter kubik kg m-3

    Intensitas medan listrik Amper per meter A m-1

    Densitas arus listrik Amper per meter persegi A m-2

    Momen gaya Newton meter N mKekuatan medan listrik Volt per meter V m-1

    Permeabilitas Henry per meter H m-1

    Permisivitas Farad per meter F m-1

    Kapasitas panas spesifik Joule per kilogram kelvin J kg-1K-1

    Konsentrasi jumlah zat Mol per meter kubik mol m-3

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    3/19

    luminasi Candela per meter persegi cd m-3

    Contoh: Dari hubungan fisik antara besaran panjang yang diukur dalam satuan m, dan besaran

    waktu yang diukur dalam satuan s, maka besaran kecepatan yang diukur dalam satuan m/s dapat

    diturunkan.

    Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis perkalian dan pembagian.

    1.2.3.Satuan Turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI dengan nama simbol

    khusus.

    Besaran Turunan Satuan turunan SInama khusus

    Simbolkhusus

    Dalam satuan SI Dalam SatuanDasar SI

    Frequensi Herz Hz s-1

    Gaya Newton N m.kg.s-2

    Tekanan Pascal Pa N/m2 m-1 kg s-2

    Energi, kerja, jumlah panas Joule J N.m m2 kg s-2

    Daya, fluk radian Watt W J/s m2 kg s-3

    Muatan listrik Coulmb C s.ABeda potensial listrik Volt V W/A m2 kg s-3A-1

    Kapasitasi listrik Farad F C/V m2 kg-1 s-4A2Tahanan listrik Ohm V/A m2 kg s-3A-2

    Daya hantar listrik Siemens S A/V m-2 kg-1 s3A2

    Fluks magnet Webere Wb V.s m2 kg s-2A-1

    Induktansi Henry T Wb/m2 kg s-2 A-1

    Fluk luminan lumen H Wb/A m2 kg s-2A-2

    Iluminasi lux lm Cd.sr m2 s-2Cd = CdAktifitas radio nuklida becquerel Bq s-1

    Dosis, kerma, energi gray Gy J/kg m2 s-2

    Setara dosis sievert Sv J/kg m2 s-2

    Sudut bidang radian Rad m.m-1 = 1Sudut ruang Steradian Sr m.m-1 = 1

    1.2.4.Satuan dasar yang digunakan dalam besaran yang berbeda-beda seperti pada Tabel berikut:

    Besaran Turunan Satuan Turunan Simbol Dalam Satuan Dasar SI

    Viskositas dinamik pascal newton Pa.s m-1 kg.s-1

    Momen gaya newton meter N.m m-2 kg.s-2

    Tegangan permukaan newton per meter N/m kg.s-2

    Kecpatan sudut radian per sekon Rad/s m.m-1 s-1 = s-1

    Percepatan sudut radian per sekon kuadrat Rad/s2 m.m-1 s-2 = s-2

    Densitas fluk panas watt per meter persegi W/m2 Kg.s-3

    Kapasitan panas, entropi joule per kelvin J/K m-2 kg. s-2.K-1

    Kapasitas panas spesifik, entopispesifik joule per kilogram kelvin J(kh.K) m

    -2

    . s

    -2

    .K

    -1

    Energi spesifik joule per kilogram J/kg m-2 . s-2

    Konduktivitas termal watt per meter kelvin W(m.K) m.kg.s-3.K-1

    Densitas energi joule per meter kubik J/m3 m-1.kg.s-2

    Kekuatan medan listrik volt per meter V/m m.kg.s-3.A-1

    Densitas muatan listrik colomb per meter kubik C/m3 m-3.s.ADensitas fluks listrik coulom per mtr persegi C/m2 m-2.s.APermitivitas farad per meter F/m m-3.kg-1 s4 A2

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    4/19

    Permeabilitas henry per meter H/m m.kg.s-2.A-2

    Energi molar joule per mole J/mol m2.kg.s-2.mol-1

    Entropy molar, kapasitas panas joule per mole kelvin J/(mol/K) m2.kg.s-2.K-1mol-1

    Paparan sinar X dan Y coulomb per kilogram C/kg kg-1.s.Agray per sekon Gy/s m2s-3

    Intensitas radian watt per steradian W/sr m4.m-2.kg.s-3=

    m-2 kg.s-3radiansi watt perian meter pesegi

    steradW/(m2-sr) m2.m-2.kg.s-3 =

    kg s-3

    Konsentrasi katalik katal per meter kubik Kat/m3 m-3.s-1.mol

    1.2.5.Satuan-satuan SI yang diterima untuk digunakan bersama dengan satuan SI, karena banyak

    digunakan (Satuan Selain SI yang diterima)

    Besaran Satuan Simbol Nilai dalam satuan SI

    Waktu MenitJamhari

    minhd

    1 min = 60 s1 h = 60 min = 3600 s1 d = 24 h

    Sudut permukaan derajatmenitsekonnygrad

    gon

    1 = ( /180) rad1 = (1/60) = (/10800) rad1 = (1/60) = (/648000)rad1 gon = (/2000) rad

    Volume liter L, l 1 l = 1 dm3 = 10-3 m3

    Massa ton metrik T 1 t = 103 kg

    1.2.6. Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu

    Besaran Satuan Simbol Nilai dalam satuan SI

    Panjang Mil laut 1 mil laut = 1852 mKecepatan Knot 1 mil laut/jam = 1852/ 3600 m/sMassa Karat 1 karat = 2 x 10-4 kg = 200 mgDensitas linier Tex tek 1 tek = 10-6 kg/m = 1 mg/m

    Kekuatan sistem optik Dioptri 1 dioptri = 1 m-1

    Tekanan pada fluida dalamtubuh manusia

    Milimeter merkuri mmHg 1 mmHg = 133 322 Pa

    Luas Are a 1 a = 100 m2

    Luas Hektar ha 1 ha = 104 m2Tekanan Bar bar 1 bar = 100 k Pa = 10-5 Pajarak Angtrom A 1 A = 0,1 nm = 10-10 mpenampang barn b 1 b = 10 -28 m2

    1.2.7.Prefiks atau Awalan Satuan SI

    Faktor Nama Perfiks Simbol Faktor Nama Perfiks Simbol

    101 deka da 10-1 desi d102 hekto h 10-2 centi c103 kilo k 10-3 milli m106 mega M 10-6 micro 109 giga G 10-9 nano n1012 tera T 10-12 pico p1015 peta P 10-15 femto f 1018 exa E 10-18 atto a1021 zetta Z 10-21 zepto z

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    5/19

    1024 yolta Y 10-24 yocto y

    1.2. Pengertian Metrologi dan Penerapannya

    Ukuran suatu benda kerja baru dapat diketahui setelah benda tersebut diukur.

    Ilmu pengetahuan teknik tentang ukur mengukur secara luas dinamakan metrologi(metrology), sebagaimana ditulis dalam bahasa inggris Metology is science of measurement.

    Pembagian Utama dalam Metrologi

    1. Metrologi Ilmiah (Scientific Metrology) : pengukuran yang berhubungan dengan

    pengaturan dan pengembangan standar-standar pengukuran dan pemeliharaannya.

    2. Metrologi Industri (Industrial Metrology): pengukuran yang bertujuan untuk

    pengendalian mutu suatu produk di industri dengan memastikan bahwa sistem

    pengukuran dan alat-alat ukur berfungsi dengan akurasi yang memadai, baik dalam

    proses produksi maupun pengujiannya.

    3. Metrologi Legal (Legal Metrology): pengukuran yang berkaitan dengan transaksi

    perdagangan, kesehatan, keselamatan dan kepentingan umum.

    Metrologi Ilmiah dan Metrologi Industri merupakan bagian dari Metrologi Teknis.

    Berdasarkan sifat besaran fisiknya , metrologi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kerja,

    yaitu :

    metrologi dimensi yang berkaitan dengan pengukuran panjang, sudut, profil

    permukaan, geometrik dsb.

    metrologi massa menangani besaran massa, gaya, tekanan dst

    metrologi mekanik yang melibatkan kecepatan, momen, getaran dst

    metrologi fisik yang berhubungan dengan msalah volemetri, viskositas, densitas,

    aliran dst

    metrologi listrik dengan besaran dasar arus listrik dan waktu dan turunannya

    sebagai komponen utamanya.

    metrologi suhu melibatkan pengukuran suhu dibawah suhu 0 0 C sd ribuan 0 C.

    metrologi optik pengukuran yang berkaitan dengan photometri, radiometri

    dan lain-lain

    Berdasarkan bidang aplikasinya, metrologi dapat dibedakan menjadi :

    metrologi industri dengan fokus pengukuran untuk pengendalian mutu produk.

    metrologi medik untuk ketepatan analisis penyakit, dalam pelayanan kesehatan.

    metrologi astronomi untuk kepentingan penerbangan antariksa dan ilmu falak.

    metrologi akustik untuk perancangan akustik gedung, analisis kebisingan dst.

    Jadi perlu diketahui bahwa kegiatan pengukuran tersebut tergantung pada tujuan

    pemakaian, suatu jenis alat ukur yang sama dapat dikelola berdasarkan metrologi legal atau

    metrologi teknis.

    Didalam pembahasan selanjutnya akan banyak berkaitan dengan kegiatan pegukuran di

    industri yaitu metrologi teknis, yang penerapannya pada pengukuran besaran fisik sebagai metrologiindustri.

    1.2.1. Pengukuran (measurement)

    Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai proses perbandingan suatu obyek

    terhadap standar yang relevan dengan mengikuti peraturan-peraturan terkait dengan tujuan

    untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek ukurnya.

    Dengan melakukan proses pengukuran dapat:

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    6/19

    membuat gambaran melalui karakteristik suatu obyek atau prosesnya.

    mengadakan komunikasi antar perancang, pelaksana pembuatan, penguji mutu

    dan berbagai pihak yang terkait lainnya.

    memperkirakan hal-hal yang akan terjadi

    melakukan pengendalian agar sesuatu yang akan terjadi dapat sesuai dengan

    harapan perancang.

    Bidang-bidang dan sub-bidang dengan contoh standar pengukuran yang berkaitan dapat dijelaskan

    seperti pada Tabel 1

    Tabel 1

    Bidang Sub-bidang Standar pengukuran yang pentingMassa dan besaran

    yang terkaitPengukuran Massa Standar massa eimbangan standar, mass

    comparatorGaya dan tekanan Load cell, dead weight tester, force, moment and

    torque converter; pressure balance oil ang gas.Universal Testing Machine.

    Volume, densitas dan

    viskositas

    Aerometer gelas, glassware laboratory um,

    vibration densitometer, viscometer capiler gelas,viscometer rotasi, skala viskometri

    Kelistrikan dankemagnitan

    Kelistrikan DC Komparator arus kriogenis, efek Josephson danefek Quantum Hall, acuan diode Zener, metodepotensiometris, jembatan (bridge) komparator

    Kelistrikan AC Pengubah (converter) AC/DC, kapasitor standar,kapasitor udara, induktansi standar, kompensator,watt meter.

    Kelistrikan frekuensi tinggi Pengubah termal, calorimeter, bolo meterArus kuat dan tegangan tinggi Transformator pengukur arus dan tegangan,

    sumber tegangan tinggi acuan

    Panjang

    Panjang gelombang daninterferometri

    Laser stabil, interfeometri, sistem laserpengukuran, komparator interfrometri

    Metrologi Dimensi Balok ukur,skala mistar, step gauge, setting ring,plug gauge, heih master, dial indicator,micrometer, standar kerataan optis, CMM, scanmicrometer

    Pengukuran sudut Autocolimator, rotary table, balok sudut, polygon,precision level

    Bentuk Kelurusan, kerataan, kesejajaran, kesikuan,kebundaran, cylinder square

    Kekasaran Permukaan Step height and groove standard, standar kekasaran, roughness measu ring machine

    Waktu dan Frekuensi Pengukuran waktu Standar frekuensi atomic sesium, alat ukur intervalwaktu

    Frekuensi Standar frekuensi atomic Cecium, isola tor kuarsa,

    laser, pencacah elektronik dan sinthesiser, alatukur geodetic.

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    7/19

    Termometri Pengukuran suhu secara kontak Temometer gas, t itik tetap, ITS 90, ter mometertahanan platina, temokopel

    Pengukuran suhu secara nonkontak

    Black body suhu tinggi, radiometer krio genis,pyrometer,fotodiode Si

    Kelembaban Miirror dew point meter atau hygrometer

    elektronik, dobel pressure, temperature humiditygenerator

    Radiasi Pengion danRadioaktive

    Dosis terserap produk industrytingkat tinggi

    Kalorimeter, high dose rate cavity ter kalibrasi,dosimeter dikromat.

    Dosis terserap produk medis Kalorimeter, kamar ionisasi.Perlindungan terhadap radiasi Kamar ionisasi, berkas/medan radiasi acuan,

    pencacah proposional dan lain nya, TEPC,spektroneter neutron Bonner

    Radioaktivitas Kamar ionisasi tipe sumur (well), sum ber radioaktivitas bersertifikat, spektroskopi gama danalpha , ditektor 4 Gamma.

    Serat optis Bahan acuan serat AuFotometi danRadiometri

    Radiometri optis Radiometer kriogenis,ditektor, sumber acuan laser stabil, bahan acuan serat Au

    Fotometri Ditektor cahaya tampak, fotodioda Si, ditektor efisiensi kuantum

    Kolorimetri Spektrofotometer Aliran Aliran gas (volume) Bell profer, meter gas rotary, meter gas turbin,

    meter transfer dengan critical nozzle

    1.2.3. Metode Pengukuran

    Pada umumnya metode pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukaur terhadap

    standarnya. Bagaimana proses membandingkan dilakukan, diantarnaya harus diketahui:

    - konsep dasar tentang besaran yang dilakukan

    - dalil fisika tentang besaran tersebut- spesifikasi peralatan yang harus digunakan pengukuran

    - proses pengukuran yang dilakukan

    - urut-urut an langkah yang harus dilakukan

    - kualifikasi operator

    - kondisi lingkungan

    1.2.4.Terminologi dan metodologi pengukuran yang standarkan meliputi sbb:

    a. Metode pengukuran fundamental

    Pengukuran berdasarkan besaran-besaran dasar (panjang, massa, waktu dsb) yang dipakaiuntuk mendifinisikan besaran yang diukur. Misal pengukuran gravitasi dengan cara bola

    jatuh, diukur massa benda yang jatuh, jarak yang ditempuh dan waktu yang diperlukan

    untuk menempuh jarak tersebut. Disini nilai percepatan gravitasi langsung ditentukan

    dengan mengukur besaran dasar massa, panjang dan waktu.

    a. Metode pengukuran langsung

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    8/19

    Metode pengukuran dimana nilai besaran langsung terbaca pada alat ukur tanpa

    memerlukan pengukuran besaran-besaran lain yang mempunyai hubungan fungsional

    dengan besaran yang diukur. Contoh:

    - pengukuran panjang dengan memakai mistar.

    - pengukuran massa dengan neraca sama lengan

    a. Metode pengukuran tidak langsung

    Pengukuran yang diukur ditentukan dengan jalan mengukur besaran lain yang mempunyai

    hubungan funsional dengan besaran yang diukur, Contoh:

    - pengukuran tekanan dengan mengukur tingginya kolom cairan didalam suatu tabung

    - pengukuran suhu dengan mengukur tahanan listrik kawat platina ( temometer tahanan

    platina).

    d. Metode perbandingan

    Membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang telah diketahui

    nilainya. Contoh:

    -. mengukur tegangan dengan pontensio meter. Disini tegangan yang akan diukur

    dibandingkan dengan tegangan sel standar-. mengukur tahanan listrik dengan jembatan Wheatstone.

    e. Metode subtitusi

    Metode pengukuran dimana besaran yang diukur diganti oleh besaran yang sejenis yang

    nilainya telah diketahui dan dipilih sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek yang sama

    terhadap penunjukkan alat ukur.

    f. Metode deferensial

    Metode dimana besaran yang diukur dibandingkan dengan besaran yang sejenis yang telah

    diketahui yang nilainya hanya berbeda sedikit dengan yang diukur adalah perbedaan itu.

    Contoh:

    -. Pengukuran panjang dengan menggunakan komparator

    -. Pengukuran distribusi suhu didalam ruangan yang suhunya hampir seragam dengan

    memakai termokopel differinsial.

    g. Metode nol

    Metode pengukuran dimana nilai besaran yang diukur ditentukan dengan

    menyetimbangkan, mengatur satu atau lebih besaran yang telah diketahui yang dengan

    besaran ini mempunyai hubungan tertentu dan dalam keadaan setimbang diketahui

    bentuknya. Contoh:

    - pengukuran impendansi dengan memakai rangkaian jembatan impendansi

    - pengukuran tegangan dengan memakai potensiometer.

    1.2.5. Karakteristik alat ukur dan Proses Pengukuran

    Proses pengukuran identik dengan proses produksi disuatu industri. Produk proses

    pengukuran adalah berupa angka-angka. Karakteristik yang menonjol dari proses pengu kuran

    adalah pengukuran yang dilakukan berkalikali terhadap suatu besaran yang konstan harganya

    menghasilkan yang tidak sama. Bagaimana sempurnanya persyaratan metodenya dipenuhi selalu

    ada perbedaan pada hasil-hasil ukurnya. Angka mana yang dianggap benar ? Analisis statistik

    menyatakan bahwa nilai yang benar akan didapat bila pengukuran dilakukan tak terhingga kali

    pada kondisi yang sama Dan kita tidak akan punya waktu dan biaya untuk melakukan seperti

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    9/19

    tersebut diatas. Karena itu harga yang benar tidak akan pernah diketahui, kemungkinan hanya

    dapat angka pendekatan saja. yang berdasarkan harga rata-rata dari sejumlah pengamatnya.

    Akan tetapi harga rata-rata saja tidak cukup, angka tersebut harus disertai dengan keterangan

    yang menyatakan:

    a. Rentang yang menyatakan berapa dekatnya nilai pendakatan tersebut terhadap harga yang

    sebenarnya.b. Jaminan atau tingkat keyakinan (Confidence Level) bahwa angka rata-rata akan diperoleh

    lagi jika kita melakukan beberapa kali terhadap besaran tersebut.

    Contoh: Bila dari hasil penimbangan massa dituliskan sbb:

    ( 100 2 ) kg pada Confidence Level = 95%

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    10/19

    INSTRUMENTASI METROLOGI I (Bagian 2)

    Oleh : Ir.H. Bimbing Atedi

    Bahan ajar semester IV

    2. ALAT UKUR

    2.1. Pengertian Alat Ukur (instrument)

    Untuk melakukan kegiatan pengukuran, diperlukan suatu perangkat yang dinamakan

    instrumen (alat ukur). Jadi instrumen adalah sesuatu yang digunakan untuk membantu kerja indera

    untuk melakukan proses pengukuran. Misalnya pada mobil, manometer (pressure gauge) pengukur

    tekanan udara dalam ban, termometer ( pengukur suhu mesin), speedometer ( pengukur kecepatan)

    levelmeter (pengukur bahan bakar pada tangki), pH meter (pengukur derajat keasaman dalam

    batere) dst.

    Instrument atau alat ukur terdiri dari banyak jenis yang dapat juga dikelompokkan

    melalui disiplin kerja atau besaran fisiknya. diantaranya:

    alat ukur dimensi: mistar, jangka sorong, mikrometer, bilah sudut, balok ukur,

    profile proyector, universal measurung machine dst.

    alat ukur massa : timbangan,comparator elektronik,weight set dstalat ukur mekanik; tachometer, torquemeter, stroboscope dll

    alat ukur fisik : gelas ukur, densitometer, visosimeter, flowmeter .

    alat ukur listrik: voltmeter, amperemeter, jembatan Wheatstone

    alat ukur suhu: termometer gelas, PRT

    alat ukur optik: luxmeter,fotometer, spectrometer

    dan lain-lain

    2.1.1. Istilah-istilah pada alat ukur

    Rentang Ukur (Range) besarnya daerah pengukuran mutlak suatu alat ukur.

    Sebuah jangka sorong mempunyai range 0 sd 150 mm

    Dayabaca (sering disebut resolusi/atau resolution) jarak ukur antara dua garis

    skala yang berdampingan pada alat ukur analog, atau perbedaan penunjukkan terbaca

    dengan jelas pada alat ukur digital.Span: besarnya kapasitas ukur suatu alat ukur, misal mikrometer luar mempunyai

    span ukur 25 mm, artinya rentang ukur 0 25, 25 50, 50 75 .dst.

    Kepekaan (sensitivity) perbandingan antara perubahan besarnya keluaran dan

    masukkan pada suatu alat ukur setelah kesetimbangan tercapai.

    Kemampuan ulang (repeatibility) kesamaan penunjukkan suatu alat ukur jika

    digunakan untuk mengukur obyek yang sama, ditempat yang sama, serta dalam waktu

    yang hampir tidak ada berselisih antara pengukuran-pengukuran tersebut.

    http://jurnalsttm.wordpress.com/2008/05/09/instrumentasi-metrologi-i-bagian-2/http://jurnalsttm.wordpress.com/2008/05/09/instrumentasi-metrologi-i-bagian-2/
  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    11/19

    2.2. Bagian-bagian dari alat ukurSecara garis besar suatu alat dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu :

    1. Sensor atau peraba

    2. Pengubah /pengolah sinyal atau tranduser

    3. Penunjuk atau indikator/ display dan pencatat atau rekorder

    1. Sensor bagian alat ukur yang merasakan adanya sinyal yang harus diukur atau bagian yangberhubungan langsung dengan benda ukurnya. Ada dua jenis sensor, yaitu kontak dan non

    kontak. Sensor kontak banyak digunakan pada prinsip alat ukur mekanik dan elektrik,

    sedang sensor non kontak pada prinsip optik dan pneumatik. Contoh sensor pada mikrometer

    adalah kedua permukaan ukur yang menjepit benda ukur, pada dial indikator terletak pada

    ujung tangkai batang ukurnya.

    2. Tranduser berfungsi untuk memperkuat/memperjelas dengan mengubah sinyal sinyal yang

    diterima dari sensor dan mengirim hasil ke penunjuk atau indikator/ rekorder maupun

    kontroler. Kemungkinan pada tranduser sinyal dirubah dengan besaran lain, misalnya system

    mekanik menjadi elektrik kemudian diubah kembali menjadi sistem mekanik Jadi prinsip

    kerja dari alat ukur tergantung dari pengubahnya, yang dapat dibedakan menjadi beberapa

    prinsip kerja, yaitu :

    1. sistem mekanik

    2. sistem elektrik

    3. sistem optik

    4. sistem pneumatik

    5. sistem gabungan diantara tersebut diatas, diantaranya:

    a. sistem optomekanik

    b. sistem optoelektronik

    c. sistem mekatronik dst

    Contoh tranduser pada mikometer berupa sistem ulir presisi, pada dial indikator berupa sistem

    rodagigi yang dapat mengubah dari gerakan linier menjadi gerakan berputar pada indikatornya.

    3. Penunjuk atau indikator bertugas untuk menayangkan data ukur yang berupa garis-garis skala

    pada mikrometer atau jarum yang bergerak melingkar dengan menunjuk skala ukur yang

    melingkar juga.

    Rekorder dapat mencatat data ukur dalam bentuk numerik atau grafik, sedangkan kontrolerberfungsi untuk mengendalikan besarnya nilai obyek yang diukur sesuai dengan nilai ukur yang

    dikehendaki. Tidak semua alat ukur dilengkapi dengan rekorder dan atau kontroler, namun untuk

    alat-alat ukur yang modern yang dilengkapi dengan pembacaan digital sering dilengkapi dengan

    pengolah data secara statistik (SPC statistic process control). Komponen pengolah data ini

    sangat membantu khususnya bagi mereka yang bekerja dibagian pengendalian mutu produk yang

    dibuat secara massa (mass product). Setiap dimensi dilakukan pengukuran beberapa kali,

    langsung data-data tersebut dapat diolah, sehingga operator dapat memperoleh informasi tentang

    harga rata-rata, simpangan baku dan parameter statistik lainnya termasuk penayangan

    histogram, diagram x-R dsb.

    2.3. Pengambilan data pengukuran

    Pengambilan data adalah bagian dari proses pengukuran yang menuntut ketelitian ataukesaksamaan yang tinggi, karena kegiatan ini selalu dibayangi oleh kemungkinan sulitnya pengulanganproses pengukuran jika data yang sudah diperoleh mengalami kekeliruan. Kesulitan pengambilan dataulang antara lain disebabkan oleh sudah berlalunya obyek pangukuran ke pos pengerjaan berikutnya,sehingga menyulitkan pelacakan, dan berubahnya karakteristik elemen pengukuran terhadap waktu,misalnya perubahan suhu atau perubahan karakteristik alat ukur yang akan mengakibatkan berubahnyanilai ukur. Oleh karena itu, proses pengambilan data sebaiknya dilakukan hanya pada satu kesempatansampai tuntas dan tanpa kekeliruan.

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    12/19

    2.3.1 Elemen Pengambilan data

    Dalam proses pengambilan data terdapat lima elemen yang terlibat yaitu:

    1. Obyek ukur

    2. Standar ukur

    3. Alat Ukur

    4. Operator pengukuran

    5. Lingkungan

    Proses pengukuran tidak dapat berlangsung dengan baik bila salah satu dari keempat elemen

    yang pertama tidak ada. Faktor lingkungan selalu hadir pada setiap situasi. Kelima elemen perlu

    dipahami agar kesalahan yang ditimbulkan oleh setiap elemen dapat dipelajari. Proses pengukuran

    dilakukan si operator dengan membandingkan benda ukur (obyek) dengan alat ukur (standar) yang

    sudah diketahui nilai ukurnya (kalibrasi) dengan sarana ruang dan alat bantu ukur yang memenuhi

    persyaratannya.

    1) Obyek ukur

    Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari karakteristik dimensionalnya,

    misal panjang, jarak, diameter, sudut, kekasaran permukaan dst, agar hasil ukurnya memberikan

    nilai yang aktual, maka sebelum proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus dibersihkan

    dahulu dari debu, minyak atau bahan lain yang menutup atau mengganggu permukaan yang akan

    diukur.

    2). Standar Ukur

    Standar ukur adalah komponen sistem pengukuran yang dijadikan acuan fisik pada proses

    pengukuran. Bagi pengukuran dimensional standar satuan ukuran adalah standar panjang dan

    turunannya. Dalam proses pengukuran yang baik menuntut standar ukur yang mempunyai akurasi

    yang memadai dan mampu telusur ke standar nasional/ internasional.

    3) Alat Ukur

    Alat ukur adalah komponen sistem pengukuran yang berfungsi sebagai sarana pembanding antara obyekukur dan standar ukur, agar nilai obyek ukur dapat ditentukan secara kuantitatif dalam satuan standarnya.Ciri-ciri dari alat ukur yang baik adalah yang memiliki kemampuan ulang yang ketat, kepekaan yangtinggi, histerisis yang kecil dan linieritas yang memadai.

    4) Operator pengukur

    Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas pengukuran dimensonal baik secara

    keseluruhan maupun bagian demi bagian. Tugas ini terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya:

    pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja)

    pemilihan alat-alat ukur (dan standar ukur)

    persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem ukur,

    pemeliharaan kondisi lingkungan dan lain-lain).

    perhitungan analisis kesalahan pengukuran ( dan pembuatan interprestasi

    ketidakpastian pengukuran)

    penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran).

    Seorang operator hendaknya dibekali dengan pengetahuan:

    - kemampuan membaca gambar kerja

    - pengetahuan tentang sistem toleransi

    - kemampuan menjalankan alat/mesin ukur

    - pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori ketidakpastian

    5).Lingkungan

    Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja: diruang terbuka maupun diruang ysng

    terkondisi. Pada ruang terkondisi khususnya pengukuran dimensional tentunya akan menjamin

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    13/19

    hasil ukur lebih akurat,dengan persyaratan yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk

    keperluan pengukuran/kalibrasi dimensional adalah sbb:

    - suhu 20 1 0 C

    - kelembaban relatif 50 %

    2.4.Proses Pengukuran

    Sebelum pengukuran dilakukan , secara administratif perlu dipersiapkan petunjuk pemakaian

    alat ukur, dan grafik untuk mencatat hasil pengambilan data, serta gambar tata letak dari sistem

    pengukuran. Alat ukur yang akan digunakan perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu uji visual,

    fungsional dan unjuk kerja.

    - Uji visual dimaksudkan untuk melihat kelengkapan alat ukur, dan cacat yang dapat

    dilihat mata.

    - Uji fungsional untuk memeriksa tanggapan yang terjadi sebagai akibat input yang

    diberikan dengan mengubah posisi setiap tombol.

    - Apabila semua fungsinya dapat bekerja alat ukur tersebut dapat digunakan dengan

    catatan terdapat hasil uji unjuk kerja secara tertulis, yang berupa laporan kalibrasi

    atau sertifikat kalibrasi.

    Dilihat dari jumlahnya pengambilan data dapat dilakukan satu sampai beberapa kali dimaksudkan

    untuk menjamin nilai kebenaran hasil ukur, data-data harus diambil lebih dari dua kali pada setiap

    posisi. Oleh karena itu pengambilan data yang dilakukan secara berulang, sehingga dapat memiliki

    peluang yang lebih baik untuk mendekati harga yang sebenarnya.

    Di pihak lain, jumlah obyek pendataannya sendiri dapat hanya satu atau beberapa buah.

    Dengan demikian dapat terjadi kombinasi :

    obyek tunggal pengambilan data satu kali

    obyek tunggal pengambilan data berulang

    obyek majemuk homogen pengambilan data satu kali

    obyek majemuk homogen pengambilan data berulang

    Dalam kasus obyek majemuk homogen baik pengambilan data satu kali maupun berulang, dapat

    diperoleh proporsi status obyek. Namun untuk hasil yang lebih akurat, lebih baik dipilih

    pengambilan data yang berulang. Karena cara ini akan mengurangi kemungkinan adanya status

    obyek yang meragukan khususnya bagi obyek yang berada pada nilai batas.

    3.KALIBRASI (CALIBRATION)

    3.1.Definisi

    Kalibrasi bagian dari Metrologi kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai

    penunjukkan alat ukur dan bahan ukur. atau Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara

    harga-harga yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau sistem pengukuran, atau harga-harga yang

    diabadikan pada suatu bahan ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur.

    3.2.Kalibrasi di industriMenjamin ketertelusuran peralatan ukur yang digunakan dalam pengukuran dan

    pengujian suatu produk industri. Atau menjamin suatu hasil pengukuran, maka alat ukur dan

    bahan ukur yang digunakan dalam proses pengukuran harus dikalibrasi.

    3.3. Kalibrasi alat ukur

    Kalibrasi adalah kegiatan untuk mengetahui kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu alatukur. Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur yang diperiksa terhadap standar ukur yang

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    14/19

    relevan dan diketahui lebih tinggi nilai ukurnya. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ukur standar yangdipakai, standarnya juga harus dikalibrasi terhadap standar yang lebih tinggi akurasinya. Dengan demikiansetiap alat ukur dapat ditelusuri (traceable) tingkat akurasinya sampai ke tingkat standar nasional dan ataustandar internasional.

    Dari proses kalibrasi dapat menentukan nilai-nilai yang berkaitan dengan kinerja alat ukur ataubahan acuan. Hal ini dicapai dengan pembandingkan langsung terhadap suatu standar ukur atau bahanacuan yang bersertifikat. Output dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi dan label atau stiker yangdisematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.

    Tiga alasan penting, mengapa alat ukur perlu dikalibrasi1. Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain2. Menentukan akurasi penunjukan alat.3. Mengetahui keandalan alat,yaitu alat ukur dapat dipercaya.

    3.4. Manfaat kalibrasi

    Dengan kalibrasi suatu alat ukur atau standar ukur, nilai ukurnya dapat dipantau,

    sehingga tindakan yang tepat dapat segera diambil bila penyimpangan yang terjadi sudah diluar

    batas toleransi yang diijinkan terhadap spesifikasi standarnya.

    Penggunaan alat ukur yang masih baik berdasarkan hasil kalibrasi berguna:

    untuk pengukuran yang baik langsung atau tidak langsung menyangkut

    keselamatan.

    hasil produk yang cacat atau menyimpang dapat dihindari/ditekan sekecil

    mungkin

    untuk menjamin bahwa hasil pengukuran yang dilakukan dapat tertelusur

    ke standar nasional/internasional.

    Untuk menarik manfaat tersebut diatas, semua jenis alat ukur semua besaran perlu dikalibrasi.

    3.5. Interval Kalibrasi dan Sertifikasi

    Alat ukur yang dikelola berdasarkan metrologi legal, interval kalibrasi (tera) ditetapkan

    secara periodik berdasarkan oleh peraturan perundang-undangan (UUML)yang berlaku di

    Direktorat Metrologi (Deperindag).

    Untuk alat ukur yang dikelola berdasarkan metrologi teknis, interval kalibrasi tergantung

    pada tingkat akurasi, lokasi / penyimpanan dan frekuensi pemakaian.

    Kalibrasi harus lebih sering dilakukan untuk alat ukur yang :

    tingkat akurasinya lebih rendah

    lokasi pemakaian/penyimpanan yang mengakibatkan kondisi alat ukur

    makin cepat memburuk.

    lebih tinggi frekuensi pemakaiannya.

    Setelah proses kalibrasi selesai dilakukan, Sertifikat atau laporan kalibrsi diterbitkan.

    3.6. Persiapan kalibrasi

    Dalam suatu proses kalibrasi, terdapat enam unsur yang terlibat yaitu:

    1. Obyek kalibrasi yang berupa alat ukur

    2. Standar ukur

    3. Sistem kalibrasi (kalibrator)4. Standar dokumenter

    5. Operator kalibrasi

    6. Lingkungan yang terkondisi (ruang ukur)

    3.7. Ketertelusuran (traceability)

    Kemampuan telusur (traceability) sangat erat kaitannya dengan kegiatan kalibrasi, yaitu

    sifat dari alat ukur dan bahan ukur yang dapat menghubungkan ke standar yang lebih tinggi

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    15/19

    sampai ke standar nasional dan atau internasional yang dapat diterima sebagai system pengukuran

    melalui suatu mata rantai tertentu. Secara umum semua bahan ukur, alat ukur harus tertelusur ke

    standar yang lebih tinggi akurasinya, standar-standar yang dipakai sebagi acuan adalah sbb:

    Standar Kerja (Working Standard) merupakan pembanding dari alat-alat ukur

    industri berada di Lab.Kalibrasi industri-industri

    Standar Acuan (Reference Standard) merupakan pembanding dari standar-standar kerja dan berada di Pusat- pusat Kalibrasi yang terakreditasi (KAN)

    Standar Nasional (National Standard) merupakan pembanding dari pusat- pusat

    kalibrasi (JNK). Standar tersebut berada di Puslit KIM-LIPI, Serpong.

    Standar Internasional (International Standard) merupakan pembanding dari

    Institusi Metrologi Nasional (NMI) di masing-masing negara yang dikordinasikan secara

    regional yang berpusat di BIPM, International Intercomparation

    3.8. Prosedur Acuan

    Prosedur acuan dapat diartikan sebagai prosedur untuk melakukan pengujian,

    pengukuran dan analisis yang ditelaah dengan teliti dan dikontrol dengan ketat. Tujuannya adalah

    untuk mengkaji prosedur lain untuk pekerjaan yang serupa atau untuk menentukan sifat-sifat

    bahan acuan (termasuk obyek acuan) atau untuk menentukan suatu nilai acuan.Ketidakpastian dalam hasil kerja suatu prosedur acuan harus diperkirakan dengan memadai dan

    sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.

    Prosedur acuan dapat digunakan:

    1. Memvalidasi pengukuran lain atau prosedur pengujian lain yang digunakan untuk

    pekerjaan yang serupa, dan mementukan ketidakpasyiannya.

    2. Menentukan nilai acuan sifat-sifat dari suatu bahan yang dapat disusun dalam buku

    panduan atau pangkalan data.atau nilai acuan yang terkandung dalam bahan acuan atau

    obyek acuan.

    3.9.Standardisasi (Standardisation)

    Jaminan untuk kelancaran kerja bagi semua pihak dalam menyatukan pengertian teknik

    antar negara yang mempunyai kepentingan bersama. Khususnya sebagai dasar yang tepat bagi

    pembuatan komponen dengan sifat mampu tukar (interchangability).

    Dokument standar seperti ISO / IEC bertujuan :

    1. memudahkan perdagangan internasional

    2. memudahkan komunikasi teknis

    3. memberikan petunjuk-petunjuk praktis pada persoalan khusus dalam bidang teknologi bagi

    negara berkembang.

    4. INSTRUMENTASI PROSES

    4.1.Fungsi instrument

    mengurangi kesalahan manusia

    mempertinggi kualitas hasil

    menurunkan biaya produksi

    cepat dan efisien

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    16/19

    4.2.Jenis instrument

    a. Instrument Ukur

    Untuk mengetahui harga (nilai) dari besaran fisik yang diukur dari suatu proses sedang

    berjalan. Pengukuran bisa dilakukan secara langsung (panjang, berat) atau melalui fisis lain seperti

    pengukuran temperatur dengan thermokopel, air raksa. Alat ukur bisa berupa alat penunjuk

    (indicator) transmitter (untuk disalurkan) atau rekorder (alat pencatat).

    b. Instrument pengendali (kontrol)

    Untuk mengatur suatu proses sehingga nilai sesuai dengan yang dikehendaki.

    Pengendalian kontinyu feedback kontrol

    Pengendalian berurutan sequencial kontrol

    Untuk mengatur urutan dengan waktu tertentu suatu pelaksanaan pekerjaan (proses) sesuai dengan

    yang diiginkan.

    4.3. Perkembangan Instrument Pengendali (Kontrol)

    A. Kontrol Analog Lokal kontrol

    Central kontrol (Kontrol Room)

    Satu alat untuk satu pengendali

    Butuh alat banyak

    Personil banyak

    Informasi terbatas.

    A. Supervisori Kontrol

    Kontrol analog masih digunakan sebagai kontrol utama

    Komputer sebagai supervisi dan melakukan akuisisi data (mengambil,

    menyiapan, dan menampilkan data)

    Informasi lebih cepat, akurat dan variatif

    Monitoring dapat diterapkan

    A. Direct Digital Control (DDC)

    Pengukuran dan pengendalian proses dilakukan langsung olehkomputer.

    Bisa menanganni banyak loop pengendalian, 1000 loop-2000 loop

    Resiko tinggi, semua tergantung kepada alat.

    Untuk keamanan pakai back up (redundant komputer)

    Sistem stabil tidak ada driff untuk nialai parameter dan set point

    Masalah rumit dapat diaplikasikan.

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    17/19

    A. DDC terpusat

    Komputer terlalu sibuk

    Instalasi komplek, banyak saluran kabel

    Resiko masih tinggi

    Untuk lop banyak, real time menjadi lambat

    A. Distributed Control System (DCS)

    Mempertahankan keunggulan dan menghilangkan kelemahan sistem

    kontrol terpusat.

    Mudah dikembangkan (exspand) karena moduler

    Capability lebih baik

    Waktu proses lebih cepat

    Instalasi cost rendah, wiring sedikit, diganti system komunikasi

    Maitein ability bagus, jenis modul sedikit, suku cadang terdiri dari :

    1. Local Control Unit (LCU) atau Field Control Unit (FCU)

    2. Master Control berfungsi sebagai supervisi.

    A. Jenis Lain.

    Telemetri Mengukur Jarak jauh

    Telecontrol- Mengontrol jarak jauh.

    SCADA Supervisory Control and Data Accuisision RTU Master.

    5. PENGUJIAN

    Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifat-sifat suatu produk, proses ataujasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.

    Pengujian suatu produk peralatan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan tersebut

    cukup baik dan sesuai dengan spesifikasi peralatan yang diminta oleh konsumen pada saat dikirim

    oleh produsen pada saat dikirim oleh produsen/kontraktor. Pengujian biasanya dilakukan pada awal

    penggunaan peralatan tersebut

    Secara umum pengujian suatu produk dapat dibagi menjadi 3 jenis pengujian, yaitu:

    Pengujian keandalan (Reliability Test)

    Pengujian keamanan (Safety Test)

    Pengujian Fungsi ( Fungtion Test)

    Pengujian keandalan adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja dari sebuah

    peralatan dalam waktu yang lama.

    Pengujian keamanan adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui bahwa sebuah peralatan

    cukup aman digunakan bagi penggunanya dan juga aman bagi peralatan itu sendiri pada tempat dia

    digunakan.

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    18/19

    Pengujian fungsi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kerja/fungsi dari sebuah

    peralatan sesuai dengan spesifikasinya.

    Menurut jenis/item uji, pengujian secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian besar:

    1. Efek lingkungan (Enviromental effect)

    Pengujian yang dilakukan pada sebuah peralatan dengan mengkondisikan/mensimulasikan kondisiruang uji seperti kondisi dimana peralatan tersebut akan digunakan. Bagian uji efek lingkungan iniantara lain:

    1. Efek temperatur

    Efek kelembaban

    Efek tekanan

    1. Efek dinamik (Dynamic effect)

    Pengujian yang dilakukan pada sebuah peralatan dengan mensimulasikan kondisi dinamik

    yang akan dirasakan oleh peralatan tersebut pada saat/atau sebelum peralatan tersebut

    digunakan. . Bagian dari uji dinamik antara lain:

    Efek getaran (vibrasi)

    Efek jatuhan

    Efek denyut (shock)

    Efek bump

    1. Efek kelistrikan (Electricity Effect)

    Pengujian yang dilakukan pada sebuah peralatan dengan mensimulasikan kondisi efek

    kelistrikan yang dirasakan oleh peralatan tersebut pada saat digunakan. Bagian dari uji

    efek kelistrikan antara lain:

    Arus denyut

    Variabel voltage

    On-Off

    Kebocoran arus (Current Leakage)

    Efek elektro magnit (Electromagnetic Compatibility)

    5.2. Kriteria Alat Uji

    Persyaratan alat uji dan alat Bantu uji:

    1. Handal: Alat uji harus dapat dioperasikan dalam waktu yang cukup lama secara

    terus menerus tanpa mengalami gangguan dan penurunan kemampuan. Apabila peralatan

    uji dikendalikan dengan menggunakan sistem kontrol, maka alat uji tersebut harus

    mempunyai karakteristik yang baik walaupun dioperasikan dalam waktu yang cukup lama.

  • 7/30/2019 17627804 Instrumentasi Metrologi i

    19/19

    1. Akurat: penujukkan alat uji harus tepat dan mempunyai kesalahan pembacaan yang relatif

    kecil. Akurasi peralatan uji mutlak diperlukan untuk pengukuran point to point

    ( melakukan peralatan pada titik-titik ukur tertentu) maupun untuk pengukuran terkontrol

    dan siklus tertentu dengan slope yang dipersyaratkan (melakukan pengukuran secara

    kontinyu yang biasanya berupa grafik dengan karakteristik tertentu). Pembenaran

    penunjukkan hasil ukur alat uji dapat diketahui dengan melihat hasil kalibrasi alat uji

    tersebut. Besarnya kesalahan hasil ukur alat uji akan menentukan klasifikasi dari alat uji.

    1. Mampu Telusur: Semua peralatan ukur dan uji yan mempengaruhi ketelitian ataukeabsahan pengujian harus dikalibrasi dan/atau dilakukan verifikasi dan keabsahan

    peralatan harus didesain dan dilaksanakan sebagai mana mestinya sehingga menjamin

    pengukuran yang dilakukan oleh laboratorium kalibrasi yang dapat ditelusuri ke standar

    nasional. Atau mengikuti progran uji banding antara laboratorium atau program uji

    profesiensi yang sesuai. Standar pembanding pengukuran yang memiliki laboratorium

    harus dipakai untuk kalibrasi saja, kecuali jika dapat dibuktikan bahwa standar

    pembanding pengukuran wajib dikalibrasi ulang dan dilakukan oleh instansi yang

    berwewenang.