Upload
yogiiarie
View
336
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGHASILAN DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI KELURAHAN TEGALREJO
KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008
Nur Imaniyah
Bestari Dwi Handayani
(Universitas Negeri Semarang)
Abstract
The purpose of this research is to test the influence of income and tax
knowledge towards tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) on Tegalrejo Pekalongan region. Population of this research are taxpayers
at Tegalrejo, Pekalongan region, consist in 2.011 taxpayers. The samples of this
research are 95 respondences.
This research use income and tax knowledge as independent variables and
tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) as dependent
variable. Data will analized with regression. Test results show that there is
significant influence income and tax knowledge towards tax payers compliance to
pay Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Keywords: Income, tax knowledge, tax payers compliance to pay Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
1
2
1. Pendahuluan
Peran aktif rakyat dalam menunjang pembangunan nasional sangat
diperlukan, khususnya wajib pajak. Rakyat sebagai wajib pajak akan ikut
memberikan iuran bagi Negara dalam bentuk pajak. Dari hasil pembayaran
pajak oleh rakyat tersebut diharapkan akan dapat membiayai pembangunan
nasional. Meskipun pajak dianggap sebagai sumber dana yang paling
potensial bagi pembiayaan negara, namun dalam realisasinya pemungutan
pajak terhadap pajak masih sulit dilakukan oleh Negara. Hal ini
disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan
kepercayaan masyarakat kepada administrasi pengelolaan pajak (Sri
Mulyani Indrawati dalam Depkomonto.go.id, 2006). Hal ini membuktikan
bahwa wajib pajak di Indonesia memerlukan motivasi untuk meningkatkan
kepatuhannya untuk membayar pajak, serta peningkatan kepercayaan
masyarakat bahwa penyaluran hasil pajak dilakukan sesuai aturan yang
berlaku, yaitu untuk kesejateraan rakyat, sehingga persepsi wajib pajak
tentang pembayaran pajak akan positif terhadap pemerintah dalam
mengelola pajak yang telah mereka bayarkan.
Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah Self
Assesment System, dimana segala pemenuhan kewajiban perpajakan
dilakukan sepenuhnya oleh wajib pajak, fiskus (pengumpul pajak) hanya
melakukan pengawasan melalui prosedur pemeriksaan (Devano dan Siti
Kurnia R., 2006:109). Dalam pelaksanaan sistem tersebut, wajib pajak
dituntut keaktifannya mulai dari saat mendaftarkan diri, mengisi SPT
(Surat Pemberitahuan) dengan jujur, baik dan benar sampai dengan
melunasi pajak terutang tepat pada waktunya. Hal ini membuktikan bahwa
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak benar-benar penting bagi
sistem perpajakan dan menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan Self
Assesment System sehingga patut menjadi sorotan bagi pemerintah dan
masyarakat. Wajib pajak akan siap menerima sistem baru apapun yang
diperkenalkan, seperti Self Assesment System, jika mereka mempunyai
pengetahuan yang besar untuk memahami sistem itu (Kasipillai dalam Ali
3
Roshidi bin Ahmad dkk., 2007:3). Faktor pengetahuan jelas sangat penting
dalam membantu wajib pajak melaksanakan kewajibannya, khususnya
pengetahuan tentang pajak. Tanpa adanya pengetahuan, wajib pajak akan
mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi SPT dan
membayar pajaknya. Wajib pajak yang tidak tahu tentang pengetahuan
pajak akan bingung tentang berapa jumlah pajak yang seharusnya ia
bayarkan.
Faktor pendidikan atau pengetahuan khususnya tentang pajak dan
faktor penghasilan atau pendapatan adalah dua hal yang sangat penting
bagi wajib pajak dalam kaitan dengan kepatuhan pajak, dimana dalam
kehidupan sehari-hari seseorang bisa dinilai atau dihargai dengan melihat
besarnya penghasilan dan tingkat pendidikannya. Hal ini diperkuat oleh
kesimpulan dari Kassipillai dkk, (2003:144) yang menyebutkan
pentingnya pengetahuan pajak, dalam hal ini kursus pajak, bagi mahasiswa
yang akan bekerja dan mendapatkan penghasilan. Mereka dapat
mengetahui bila penghasilannya tersebut terkena pajak. Mereka
seharusnya akan lebih patuh terhadap hukum pajak, sehingga ketika ada
pengelakan pajak dari mereka yang mempunyai pengetahuan pajak cukup,
itu sengaja dan dianggap tidak patuh, maka akan terkena hukuman pajak
yang lebih berat. Pada akhirnya faktor pengetahuan perpajakan dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak baik secara positif maupun negatif,
karena dengan adanya pengetahuan perpajakan yang dimiliki wajib pajak,
dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan kepatuhannya dalam
membayar pajak.
Faktor penghasilan juga dijadikan salah satu alasan wajib pajak tidak
patuh. Seperti yang diungkapkan oleh Nurmantu (2003:149), bila seorang
bekerja dan kemudian dapat menghasilkan uang, maka secara naluriah
uang itu pertama-tama ditujukannya untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri dan keluarganya. Tapi pada saat yang bersamaan-jika telah
memenuhi syarat-syarat tertentu-timbul kewajiban untuk membayar pajak
kepada Negara. Disini timbul konflik, antara kepentingan diri sendiri dan
4
kepentingan Negara. Pada umumnya kepentingan untuk pribadi dan
keluarga yang selalu dimenangkan. Masyarakat awam akan lebih
cenderung berpikir bahwa penghasilan yang mereka peroleh sudah tidak
dapat mencukupi kebutuhan mereka, apalagi harus disisihkan untuk
membayar pajak. Realita semacam itulah yang menjadi penghalang
terwujudnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga
faktor penghasilan wajib pajak ini dapat berpengaruh terhadap
kepatuhannya dalam membayar pajak baik positif maupun negatif.
Pada penelitian awal di kelurahan Tegalrejo diperoleh adanya jumlah
realisasi penerimaan PBB yang lebih rendah dari jumlah target penerimaan
PBB. Di bawah ini adalah data tentang penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Kelurahan Tegalrejo Kecamatan Pekalongan Barat
selama tiga tahun terakhir (2006-2008) sebagai berikut:
Tabel 1.1. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Tegalrejo
Pekalongan tahun 2006-2008
(menurut data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kota Pekalongan)
Tah
un
WP
(SPPT)
Target
(Baku) PBB
% WP
(SPPT)
Realisasi
PBB
%
2006 1.981 83.136.186 100 1.200 50.490.151 60,73
2007 2.010 111.824.174 100 1.086 67.439.912 60,31
2008 2.011 110.574.655 100 1.149 64.335.938 58,18
Berdasarkan data di atas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Kelurahan Tegalrejo selama tiga tahun terakhir belum pernah memenuhi
target (baku). Hal ini dapat dilihat dari jumlah realisasi yang lebih rendah
dari targetnya. Pada tahun 2006 realisasi PBB sebesar 60,73%, tetapi
jumlah penerimaan PBB terus menurun pada tahun 2007 dan 2008, yaitu
sebesar 60,31% dan 58,18%. Hal ini menjadi masalah, karena seharusnya
jika wajib pajak jumlahnya makin meningkat, akan berdampak pada
5
peningkatan jumlah penerimaan PBB. Dalam realisasinya, jumlah wajib
pajak meningkat sebesar 29 (2.010-1.981) dan wajib pajak, tetapi jumlah
penerimaan PBB justru menurun sebesar Rp28.687.988,00
(RP111.824.174,00-Rp83.136.186,00). Masalah kurangnya realisasi
penerimaan PBB dari targetnya ini diindikasikan karena faktor kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak yang kurang. Kepatuhan wajib pajak
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor penghasilan
wajib pajak dan pengetahuan wajib pajak tentang perpajakan.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan dengan melakukan penelitian mengenai bagaimana
“Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Kelurahan Tegalrejo Pekalongan tahun 2008.”
2. Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut Judisseno (2002) adalah suatu kewajiban
kenegaraan dan pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota
masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai pembangunan nasional
yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan
untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan Negara. Pajak adalah bantuan, baik
secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan publik dari
penduduk atau dari barang, untuk menutupi belanja pemerintah (R.
Santoso Brotodihardjo, 2003 dalam Devano dan Siti Kurnia R., 2006:22).
2.2 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-
rawa, tambak, perairan) serta laut wilayah Republik Indonesia. Bangunan
adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
6
tanah dan atau perairan. Yang termasuk dalam pengertian bangunan
adalah:
1. Jalan lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan.
2. Jalan tol.
3. Kolam renang.
4. Pagar mewah.
5. Tempat olahraga.
6. Galangan kapal, dermaga.
7. Taman mewah.
8. Tempat penampungan/kilang minyak, air, dan gas, pipa minyak.
9. Fasilitas lain yang memberikan manfaat (Mardiasmo, 2002:269).
2.3 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut kamus umum bahasa Indonesia (1995:1013), istilah kepatuhan
berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam perpajakan, dapat
diartikan ketaatan, tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan
perpajakan. Jadi wajib pajak yang patuh adalah wajib pajak yang taat dan
memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan
mengandung unsur sebagai berikut:
1. Adanya pengetahuan dan pengertian dari subjek pajak terhadap objek
pajak.
2. Adanya sikap setuju dari subjek pajak.
3. Adanya tindakan perbuatan yang konsisten dengan pengetahuan dan
sikap yang telah dimilikinya (Kurniawan, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak yaitu:
a. Faktor pendidikan wajib pajak, yang meliputi
pendidikan formal dan pengetahuan wajib pajak.
b. Faktor pendapatan wajib pajak, yang meliputi
besarnya pendapatan bersih wajib pajak dari pekerjaan pokok dan
7
sampingannya, serta jumlah anggota keluarga yang masih harus
dibiayai.
c. Faktor pelayanan aparatur pajak, disaat pelayanan
penyampaian informasi, pelayanan pembayaran, maupun pelayanan
keberatan dan penyaranan.
d. Faktor penegakan hukum pajak, yang terdiri dari
sanksi-sanksi, keadilan dalam penentuan jumlah pajak yang dipungut,
pengawasan dan pemeriksaan.
e. Faktor sosialisasi, diantaranya pelaksanaan
sosialisasi dan media sosialisasi (Kusumawati, 2006:40).
2.3.1 Kriteria Wajib Pajak Patuh
Menurut Keputusan Menteri Keuangan nomor 544/KMK.04/2000,
kriteria wajib pajak patuh adalah:
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
dalam dua tahun terakhir.
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak.
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.
4. Dalam dua tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam
hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, korelasi pada
pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang
terutang paling banyak 5%.
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir
diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal (Devano dan Siti Kurnia R., 2006:111).
2.4 Penghasilan Wajib Pajak
8
Pengertian penghasilan menurut undang-undang PPh (Pajak
Penghasilan) pasal 4 ayat (1) adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan wajib pajak.
2.5 Pengetahuan Perpajakan Wajib Pajak
Prof. Dr. Noormala Sheikh Obid (2008:38) dalam penelitiannya yang
berjudul “Voluntary Compliance: Tax Education Preventive”
menyimpulkan dari 128 responden dimana 47,7% setuju pendidikan pajak
meningkatkan kepatuhan dan 15,6% sangat setuju. Semua wajib pajak
tanpa tergantung dengan latar belakang pendidikan, mereka setuju bahwa
pendidikan pajak membantu meningkatkan kepatuhan pajak. Seseorang
yang berpendidikan pajak akan mempunyai pengerahuan tentang
perpajakan, baik itu soal tarif pajak yang akan mereka bayar, maupun
manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Dengan adanya
pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan akan meningkat.
2.6 Pengaruh Penghasilan dan Pengetahuan Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar PBB
Penghasilan pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang tidak ada habisnya. Bahkan penggunaan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sering sekali kurang dapat terpenuhi. Beban
belum terpenuhinya kebutuhan hidup, harus ditambah lagi dengan
kewajiban membayar pajak. Hal ini membuat masyarakat khususnya wajib
pajak merasa sangat terbebani dalam melaksanakan kepatuhannya
membayar pajak. Wajib pajak akan lebih memilih menggunakan
penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, daripada untuk
membayar pajak. Oleh karena itu faktor penghasilan dinilai berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan. Jika tidak mempunyai, atau berpenghasilan kecil, bagaimana
wajib pajak dapat melaksanakan kepatuhannya untuk membayar pajak.
9
Faktor lain yang dinilai dapat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam membayar PBB adalah pengetahuan perpajakan wajib pajak.
Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan, akan sadar dan patuh
terhadap hak dan kewajibannya, tanpa harus dipaksakan dan diancam oleh
beberapa sanksi dan hukuman. Wajib pajak yang berpengetahuan tentang
pajak, secara sadar diri akan patuh membayar pajak. Mereka telah
mengetahui bagaimana alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan,
hingga akhirnya manfaat membayar pajak tersebut dapat dirasakannya,
sebagai contoh, jalanan yang selalu diaspal jika rusak dan dalam keadaan
baik, yang setiap hari dapat dilalui semua orang dengan nyaman. Itu salah
satu manfaat kecil dari pajak yang seharusnya diketahui seluruh
masyarakat, khususnya wajib pajak. Seseorang yang tidak berpengetahuan
tentang pajak, akan menilai semua fasilitas yang telah mereka gunakan di
negeri ini merupakan tanggung jawab pemerintah, tanpa mereka berpikir
dari mana dana untuk mewujudkan semua fasilitas itu. Oleh karena itu,
pengetahuan perpajakan dianggap penting dalam mewujudkan kepatuhan
wajib pajak membayar PBB.
Faktor penghasilan dan pengetahuan perpajakan wajib pajak merupakan
faktor yang berasal dari sisi wajib pajak, yang sifatnya subjektif. Dengan
diketahuinya sebab-sebab ketidakpatuhan wajib pajak secara subjektif,
diharapkan dapat ditemukan penyelesaiannya agar dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB sehingga pembangunan
nasional, khususnya daerah dapat terus berjalan demi kelangsungan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Secara sistematis pengaruh penghasilan dan pengetahuan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB dapat digambarkan
sebagai berikut:
Penghasilan (X1)
Pengetahuan perpajakan
(X2)
Kepatuhan wajib pajak (Y)
10
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1= Ada pengaruh yang signifikan antara penghasilan dan pengetahuan
perpajakan secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
H2= Ada pengaruh yang signifikan antara penghasilan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan.
H3= Ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan.
3. Metode Penelitian
3.1 Populasi dan sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang berada di
Kelurahan Tegalrejo Pekalongan pada tahun 2008 adalah sebesar 2.011 wajib
pajak. Sampel adalah bagian populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu
yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap
bisa mewakili populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
menggunakan rumus Slovin. Hal ini dikarenakan ukuran populasi diketahui
dan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Ukuran sampel dengan
rumus:
n =
Dimana:
n = Ukuran sampel
11
N = Ukuran populasi
e = Batas kesalahan maksimal yang ditolerir dalam sampel (10 %)
(Umar,2005:78).
Pengambilan sampel tergantung pada:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap objek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 2006).
Jumlah populasi 2.011 orang, maka batas minimal pengambilan sampel
berdasarkan rumus diatas adalah:
= 95,26
Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah
95,26 dibulatkan 95 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak, dimana setiap populasi memperoleh
kesempatan dipilih menjadi sampel (Arikunto,2006:134). Pengambilan
sampel tersebut diberikan kepada wajib pajak PBB kelurahan Tegalrejo
Pekalongan.
3.2 Penghasilan Wajib Pajak (X1)
Penghasilan dalam penelitian ini menggunakan indikator besarnya
penghasilan pokok dan sampingan wajib pajak yaitu besarnya penghasilan
bersih dari pekerjaan pokok dan sampingan yang dihasilkan oleh seluruh
anggota keluarga yaitu bapak, istri, anak laki-laki dan perempuan yang
belum berkeluarga dengan perhitungan penghasilan satu bulan.
12
Instrumen yang digunakan untuk mengukur penghasilan terdiri dari satu
item pertanyaan dengan menggunakan pertanyaan terbuka yaitu responden
mengisi sendiri jawaban berdasarkan pertanyaan yang diajukan mengenai
penghasilan wajib pajak. Variabel penghasilan diukur dengan instrumen
yang diadopsi dari Noviani (2005) dan Wulandari (2007) yang telah
dimodifikasi oleh peneliti. Dimana tiap jawaban wajib pajak tentang
jumlah pengetahuan dikelompokkan dan diukur dengan skala Likert yang
menggunakan lima poin, dimana semakin tinggi poin akan menunjukkan
semakin tingginya kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.
Kategorinya sebagai berikut:
1. Skor 1 (Rendah) = Penghasilan≥Rp750.000,-
2. Skor 2 (Kurang Tinggi) = Rp750.000,-<Penghasilan≤Rp1.500.000,-
3. Skor 3 (Cukup Tinggi) =Rp1.500.000,-<Penghasilan≤Rp2.250.000,-
4. Skor 4 (Tinggi) =Rp2.250.000,-<Penghasilan≤Rp3.000.000,-
5. Skor 5 (Sangat Tinggi) = Penghasilan>Rp3.000.000,-.
3.3 Pengetahuan Perpajakan Wajib Pajak (X2)
Variabel bebas yang kedua adalah Pengetahuan perpajakan yang
mempunyai indikator sebagai berikut:
1. Pendidikan terakhir yang telah ditempuh Wajib Pajak.
2. Pendidikan Perpajakan formal.
3. Pengetahuan tentang PBB.
4. Pengetahuan tentang Peraturan perpajakan (PBB).
5. Pengetahuan tentang sanksi Perpajakan (PBB).
6. Pengetahuan tentang manfaat pajak, khususnya PBB.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan perpajakan
terdiri dari enam item pertanyaan yang diadopsi dari Noviani (2005) dan
Wulandari (2008) yang telah dimodifikasi oleh peneliti, dimana masing-
masing indikator terdiri dari tiga item pertanyaan dengan menggunakan
pertanyaan tertutup yaitu responden memberikan jawaban yang telah
disediakan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan
13
menggunakan skala Likert lima poin dengan kategori jawaban sangat
tahu, tahu, cukup tahu, kurang tahu, dan tidak tahu.
3.4 Variabel Terikat (Y)
Kepatuhan yang dimaksud adalah sifat patuh yang diperlihatkan dari
sikap dan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan
terutama dalam membayar pajak. Dengan indikator:
1. Ketaatan, sejauh mana wajib pajak mampu mentaati segala peraturan
tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2. Persepsi pajak, sejauh mana persepsi (penilaian) wajib pajak mengenai
pajak, apakah persepsi positif, yaitu wajib pajak dapat menilai pajak
dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat dan wajib
pajak sendiri, atau persepsi negatif, dimana wajib pajak menilai bahwa
pajak tidak bermanfaat dan hanya membebani kehidupan wajib pajak.
3. Ketepatan waktu, sejauh mana wajib pajak melaksanakan kewajiban
Perpajakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan wajib pajak
terdiri dari lima item pertanyaan yang diadopsi dari Wulandari (2007)
yang telah dimodifikasi oleh peneliti, dimana masing-masing indikator
terdiri dari satu item pertanyaan dengan menggunakan pertanyaan
tertutup yaitu responden memberikan jawaban yang telah disediakan.
Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan
skala Likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan
bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak rendah. Sedangkan semakin
mengarah ke poin 5 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak
tinggi. Adapun kategori jawabannya untuk indikator ketepatan waktu
menggunakan alternatif jawaban a, b, c, d, dan e, serta kategori jawaban
sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
3.5 Metode Analisis Data
14
3.5.1 Pengujian Hipotesis
3.5.1.1 Analisis Regresi Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2+e
Keterangan:
Y = Kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan
a = konstanta
b1, b2 = koefisien persamaan regresi prediktor X1, X2
X1 = Penghasilan Wajib pajak
X2 = Pengetahuan perpajakan
e = Kesalahan pengganggu (Algifari,1997:51).
4. Analisis dan Hasil Penelitian
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi hasil penelitian
Hasil analisis deskriptif persentase variabel penelitian adalah:
1. Penghasilan
Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki penghasilan
dalam kategori tinggi.
2. Pengetahuan perpajakan
a. Pendidikan terakhir wajib pajak
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden dapat diketahui tingkat pendidikan
responden sebagian besar adalah SD.
b. Pendidikan pajak formal
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai pengetahuan
perpajakannya berdasarkan indikator pendidikan pajak formal
diketahui bahwa rata-rata responden tidak tahu tentang pendidikan
15
pajak formal (Brevet) atau pengetahuan responden tentang
pendidikan pajak formal dalam kategori rendah.
c. Pengetahuan tentang PBB
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai pengetahuan
perpajakannya berdasarkan indikator pengetahuan tentang aturan
PBB diketahui bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan
tentang PBB dalam kategori rendah, dimana sebagian besar
responden tidak tahu mengenai pengetahuan tentang PBB.
d. Pengetahuan tentang aturan PBB
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai pengetahuan
perpajakannya berdasarkan indikator pengetahuan tentang aturan
PBB diketahui bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan
tentang aturan PBB dalam kategori rendah, dimana sebagian besar
responden tidak tahu mengenai pengetahuan tentang aturan PBB.
e. Pengetahuan tentang manfaat pajak
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai pengetahuan
perpajakannya berdasarkan indikator pengetahuan tentang manfaat
pajak diketahui bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan
mengenai manfaat pajak dalam kategori rendah, terbukti dengan
sebagian besar responden tidak tahu mengenai pengetahuan tentang
manfaat pajak.
f. Pengetahuan tentang sanksi perpajakan
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai pengetahuan
perpajakannya berdasarkan indikator Pengetahuan tentang sanksi
perpajakan diketahui bahwa rata-rata responden memiliki
16
Pengetahuan tentang sanksi perpajakan dalam kategori rendah,
terbukti dengan sebagian besar responden tidak tahu mengenai
pengetahuan tentang sanksi perpajakan.
3. Kepatuhan membayar PBB
a. Ketaatan
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai Kepatuhannya dalam
membayar PBB berdasarkan ketaatan diketahui bahwa rata-rata
responden memiliki ketaatan dalam membayar PBB dalam kategori
tinggi.
b. Persepsi wajib pajak
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai kepatuhannya dalam
membayar PBB berdasarkan indikator persepsi wajib pajak
diketahui bahwa persepsi sebagian responden terhadap pajak sangat
tidak baik sehingga tingkat kepatuhan wajib pajak dengan indikator
persepsi wajib pajak dalam kategori rendah.
c. Ketepatan waktu
Berdasarkan analisis data penelitian diketahui deskripsi
persentase kategori responden mengenai Kepatuhannya dalam
membayar PBB berdasarkan indikator ketepatan waktu diketahui
bahwa rata-rata responden memiliki ketepatan waktu membayar
pajak dalam kategori kurang tinggi, terbukti dengan sebagian besar
responden kurang tepat waktu dalam membayar PBB.
1. Analisis Regresi Berganda
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk
menguji pengaruh antara variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X).
17
Untuk dapat menentukan persamaan regresi dalam penelitian ini
harus ditentukan besarnya nilai konstanta dan koefisien regresi yang
terdapat dalam tabel Coefficients (a) hasil uji data penelitian sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Coefficientsa
3.577 .993 3.604 .001
1.220 .226 .384 5.406 .000 .491 .383
.186 .022 .598 8.418 .000 .660 .597
(Constant)
Penghasilan
PengetahuanPerpajakan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajaka.
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi berganda
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 3,577+1,220X1+0,186X2+e
Keterangan:
Y = Kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan
X1 = Penghasilan wajib pajak
X2 = Pengetahuan perpajakan
e = Kesalahan pengganggu
Persamaan regresi di atas mengandung makna bahwa:
a. Konstanta sebesar 3,577 berarti bahwa dengan
mengesampingkan pengaruh besarnya penghasilan (X1) dan
pengetahuan perpajakan (X2), maka besarnya kepatuhan wajib
pajak adalah 3,577.
b. Koefisien regresi variabel penghasilan (X1) sebesar 1,220 berarti
bahwa jika terjadi peningkatan variabel penghasilan (X1) sebesar
satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka besarnya
kepatuhan wajib pajak (Y) akan naik sebesar 1,220 satuan.
18
c. Koefisien regresi variabel pengetahuan perpajakan (X2) sebesar
0,186 berarti bahwa jika terjadi peningkatan variabel
pengetahuan perpajakan (X2), sebesar satu satuan dengan asumsi
variabel lain konstan, maka besarnya kepatuhan wajib pajak (Y)
akan naik sebesar 0,186 satuan.
Tabel 4.2
Hasil uji parsial
Coefficientsa
3.577 .993 3.604 .001
1.220 .226 .384 5.406 .000 .491 .383
.186 .022 .598 8.418 .000 .660 .597
(Constant)
Penghasilan
PengetahuanPerpajakan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajaka.
Berdasarkan tabel di atas, maka besarnya pengaruh variabel
penghasilan (X1) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan adalah (0,491)2 sama dengan
24,11%, sedangkan bersarnya pengaruh secara parsial pengetahuan
terhadap kepatuhan wajib pajak adalah (0,660)2 atau 43,56%.
Besarnya pengaruh secara penghasilan (X1) dan pengetahuan
perpajakan (X2) secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y)
dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan dapat diketahui dari
besarnya R square pada tabel di bawah ini.
19
Tabel 4.3 Hasil uji simultan
Model Summaryb
.733a .537 .527 3.02859 .000Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate Sig. F Change
ChangeStatistics
Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Penghasilana.
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajakb.
Berdasarkan tabel di atas, maka besarnya pengaruh variabel
penghasilan (X1) dan pengetahuan perpajakan (X2) terhadap kepatuhan
wajib pajak (Y) dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan secara
simultan adalah 0,537 atau 53,7%.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali Roshidi, Mohamad bin Ahmad, Hajah Mustafa bin Mohd Hanefah, and MohdAsri bin Mohd Noor. 2007. The Effects of Knowledge on tax compliance behaviors among Malaysian Taxpayers. Universiti Pendidikan Sultan Idris: 1-15.
Ancok, D. 2004. Psikologi Terapan. Yogyakarta: Darussalam.
Asikin, Agustini, Tika Nurjaya dan Yullia Lianawati. 1991. Pajak Citra danUpaya Pembaharuannya (Revisi dari buku pajak Citra dan Bebannya). Jakarta : PT. Bina Rena Pariwara.
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Jakarta: PT. Rineka.
Chairul, Tubagus A. Z. 1992. Perpajakan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Devos, Ken. 2009. What influences the behavior of non-compliant individualtaxpayers. Tax Policy Journal An Annual Summary of Tax Policy Issues. Volume 5: 17-22.
Forum on Tax Administration Compliance Sub-group. 2004. Compliance RiskManagement:Managing and Improving Tax Compliance. Centre For Tax Policy and Administration.
G. Kartasapoetra dkk,. 1989. Pajak Bumi dan Bangunan, Prosedur dan Pelaksanaannya. Jakarta: Bina Aksara.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://www.fiskal.depkeu.go.id/bapekki/kajian/kemu-2pdf
http://www.perencanakeuangan.com/files/FaktorPenghasilan.html
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Judisseno, Rimsky K. 2001. Perpajakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
21
Kasipillai, Jeyapalan, Norhani, Aripin and Noor Afza Amran. 2003. The Influence of education on tax avoidance and tax evasion. Jurnal of tax research Volume 1. Number 2. The University of New South Wales: Atax, 134-146.
Kusumawati, Atika. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Skripsi. Semarang: FE UNNES.
Mardiasmo. 2004. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset.
Noormala, Siti Sheikh Obid. 2008. Voluntary compliance : tax educationpreventive. International Conference on Bussiness and Economy 6-8 November 2008 Constanta Romania. International IslamicUniversity Malaysia: 30-40.
Noviani, Elly. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan Sunggingan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: FIS UNNES.
Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, edisi dua. Jakarta: Granit.
Pemenang dan Nominasi Pemenang Lomba Karya Tulis Perpajakan 2005. 2006.Dengan Pajak Kita Wujudkan Kemandirian Bangsa. Jakarta: DJPDepartemen Keuangan RI.
Ritsema, Christina M. Deborah W. Thomas, and Gary D. Ferrier. 2003. Economicand Behavioral Determinants of Tax Compliance : Evidence from the 1997 Arkansas Tax Penalty Amnesty Program. Presented at the 2003 IRS Research Conference, June 2003 : 1-25.
Sambodo, Agus. 1999. Kewajiban Perpajakan bagi Badan Usaha dan OrangPribadi tinjauan dari sisi Wajib Pajak. Jakarta : BPFE-Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Bussiness. Jakarta: Salemba Empat.
Siahaan, Marihot P. 2004. Utang Pajak, pemenuhan kewajiban dan penagihanpajak dengan surat paksa. Jakarta: Grafindo Persada.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarsono, Sonny. 2004. Metode Riset SDM. Yogyakarta: Graha Ilmu.
22
Suryarini, Trisni dan Tarsis Tarmuji. 2007. Pengetahuan Perpajakan. Semarang: UNNES PRESS.
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi (Edisi Revisi dan Perluasan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari, Lia. 2007. Pengaruh Pendapatan, Kualitas Pelayanan, dan Penegakan Hukum terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Skripsi. Semarang: FE UNNES.
www.anggaran.depkeu.go.id
23
LAMPIRAN
Regression
Descriptive Statistics
13.1684 4.40419 95
2.9895 1.38760 95
32.0000 14.18795 95
Kepatuhan Wajib Pajak
Penghasilan
Pengetahuan Perpajakan
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .425 .625
.425 1.000 .068
.625 .068 1.000
. .000 .000
.000 . .256
.000 .256 .
95 95 95
95 95 95
95 95 95
Kepatuhan Wajib Pajak
Penghasilan
Pengetahuan Perpajakan
Kepatuhan Wajib Pajak
Penghasilan
Pengetahuan Perpajakan
Kepatuhan Wajib Pajak
Penghasilan
Pengetahuan Perpajakan
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
KepatuhanWajib Pajak Penghasilan
PengetahuanPerpajakan
Variables Entered/Removedb
Pengetahuan Perpajakan,Penghasilan
a . Enter
Model1
Variables EnteredVariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajakb.
Model Summaryb
.733a .537 .527 3.02859 .000Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate Sig. F Change
ChangeStatistics
Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Penghasilana.
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajakb.
24
ANOVAb
979.446 2 489.723 53.391 .000a
843.859 92 9.172
1823.305 94
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Penghasilana.
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajakb.
Coefficientsa
3.577 .993 3.604 .001
1.220 .226 .384 5.406 .000 .491 .383
.186 .022 .598 8.418 .000 .660 .597
(Constant)
Penghasilan
PengetahuanPerpajakan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajaka.
Collinearity Diagnosticsa
2.777 1.000 .01 .02 .02
.158 4.193 .00 .58 .49
.065 6.540 .99 .40 .50
Dimension1
2
3
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) PenghasilanPengetahuanPerpajakan
Variance Proportions
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajaka.
25
Residuals Statisticsa
7.9551 20.6368 13.1684 3.22795 95
-1.615 2.314 .000 1.000 95
.318 .881 .527 .111 95
7.7636 21.0458 13.1756 3.23369 95
-8.81613 8.85913 .00000 2.99620 95
-2.911 2.925 .000 .989 95
-2.947 2.987 -.001 1.005 95
-9.03474 9.23638 -.00721 3.08933 95
-3.080 3.126 .002 1.025 95
.045 6.972 1.979 1.319 95
.000 .127 .010 .020 95
.000 .074 .021 .014 95
Predicted Value
Std. Predicted Value
Standard Error ofPredicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Std. Residual
Stud. Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Mahal. Distance
Cook's Distance
Centered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajaka.
Charts
Regression Standardized Residual
3210-1-2-3
Fre
qu
en
cy
25
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Mean =-2.29E-16
Std. Dev. =0.989
N =95
26
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Regression Standardized Predicted Value3210-1-2
Reg
ress
ion
Stu
de
nti
zed
R
esid
ua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
Scatterplot
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
27
UJI ASUMSI KLASIK1. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
95
.0000000
2.99620230
.125
.125
-.073
1.220
.102
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
2. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
.995 1.005
.995 1.005
Penghasilan
Pengetahuan Perpajakan
Model1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajaka.
3. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
2.193 .682 3.217 .002
-.005 .155 -.004 -.034 .973
.000 .015 -.002 -.022 .983
(Constant)
Penghasilan
Pengetahuan Perpajakan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: UbResa.