7
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT 262 Abstrak Kebutuhan energi, protein, dan zat besi dapat disumbangkan oleh makanan jajanan masing-masing sekitar 36%, 29%, dan 52%. Namun, makanan jajan yang tersedia disamping tidak selalu sehat dan bergizi juga perilaku sisiwa tidak selalu positif untuk kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh media visual poster dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 2009. Dengan de- sain eksperimen kuasi one pre- and post-test group, penelitian dengan perlakuan pajangan poster dan leaflet di sekolah ini menilai pengaruh intervensi 2 minggu setelah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan metode uji T-berpasangan terhadap sampel 80 pelajar kelas khusus. Sebelum dan setelah per- lakuan, skor rata-rata pengetahuan siswa adalah 1,99 dan 3,00, skor rata-rata sikap adalah 1,80 dan 3,00. Tindakan konsumsi makanan para pelajar juga meningkat sebelum (x=1,76) dan sesudah (x=1,86) intervensi. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah sebelum dan sesudah intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan gizi menggunakan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilaku gizi anak sekolah. Disarankan pihak sekolah dan puskesmas menggunakan poster dan leaflet sebagai salah satu media penyuluhan gizi menyampaikan in- formasi gizi tentang makanan jajanan dan isu kesehatan lain untuk mempromosikan upaya kesehatan sekolah. Kata kunci: Perilaku konsumsi makanan jajanan, poster dan leaflet, pelajar SMA Abstract Street food plays an important role in students’ nutrition. About 36%, 29%, and 52% of energy, protein, and iron, respectively, can be contributed by street food. The aim of the research was to know effect of nutritional extension using healthy food poster and leaflet on street food consumption behaviour among Senior Height School students in District of Mandailing Natal. The research is quasi-experiment with one pre- and post-test group design. The intervention was conducted by displaying poster and giving leaflet to students. Effects of interventions were evaluated two weeks after intervention. Subjects are 80 stu- dents. Data were analyzing by using paired sample T-test. Result showed that the average scores of knowledge of students were 1.99 and 3.00 before and after intervention, respectively. The average scores of attitude were 1.80 and 3.00 before and after intervention, respectively). Also, the practice of food con- sumption among students also increases (1.76 and 1.86 for before and after intervention, respectively). There was a significant difference in street food con- sumption behavior among students between before and after intervention. It can be concluded that nutritional extension using visual posters and leaflets in- crease student’s nutritional behaviour. It is suggested that, both school and puskesmas, use poster and leaflet as media of nutritional extension regarding street food and other health issues to promote school health Keywords: Street food consumption behaviour, poster and leaflet, senior high school student *Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan 20155 (e-mail: [email protected]) **Bagian Program Gizi Puskesmas Mompang, Jl. Mompang Jae Kec. Payabungan Kab. Mandailing Natal Sumatera Utara Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat serta Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, di Kabupaten Mandailing Natal Albiner Siagian*, Jumirah*, Fourgelina Tampubolon**

165-318-1-SM.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

    262

    AbstrakKebutuhan energi, protein, dan zat besi dapat disumbangkan oleh makanan jajanan masing-masing sekitar 36%, 29%, dan 52%. Namun, makanan jajanyang tersedia disamping tidak selalu sehat dan bergizi juga perilaku sisiwa tidak selalu positif untuk kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruhmedia visual poster dan leaflet terhadap perilaku makanan jajanan pelajar suatu SMA di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, 2009. Dengan de-sain eksperimen kuasi one pre- and post-test group, penelitian dengan perlakuan pajangan poster dan leaflet di sekolah ini menilai pengaruh intervensi 2minggu setelah perlakuan. Analisis data dilakukan dengan metode uji T-berpasangan terhadap sampel 80 pelajar kelas khusus. Sebelum dan setelah per-lakuan, skor rata-rata pengetahuan siswa adalah 1,99 dan 3,00, skor rata-rata sikap adalah 1,80 dan 3,00. Tindakan konsumsi makanan para pelajar jugameningkat sebelum (x=1,76) dan sesudah (x=1,86) intervensi. Terdapat perbedaan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan jajanan pada anaksekolah sebelum dan sesudah intervensi. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan gizi menggunakan media poster dan leaflet mampu meningkatkan perilakugizi anak sekolah. Disarankan pihak sekolah dan puskesmas menggunakan poster dan leaflet sebagai salah satu media penyuluhan gizi menyampaikan in-formasi gizi tentang makanan jajanan dan isu kesehatan lain untuk mempromosikan upaya kesehatan sekolah.Kata kunci: Perilaku konsumsi makanan jajanan, poster dan leaflet, pelajar SMA

    AbstractStreet food plays an important role in students nutrition. About 36%, 29%, and 52% of energy, protein, and iron, respectively, can be contributed by streetfood. The aim of the research was to know effect of nutritional extension using healthy food poster and leaflet on street food consumption behaviour amongSenior Height School students in District of Mandailing Natal. The research is quasi-experiment with one pre- and post-test group design. The interventionwas conducted by displaying poster and giving leaflet to students. Effects of interventions were evaluated two weeks after intervention. Subjects are 80 stu-dents. Data were analyzing by using paired sample T-test. Result showed that the average scores of knowledge of students were 1.99 and 3.00 before andafter intervention, respectively. The average scores of attitude were 1.80 and 3.00 before and after intervention, respectively). Also, the practice of food con-sumption among students also increases (1.76 and 1.86 for before and after intervention, respectively). There was a significant difference in street food con-sumption behavior among students between before and after intervention. It can be concluded that nutritional extension using visual posters and leaflets in-crease students nutritional behaviour. It is suggested that, both school and puskesmas, use poster and leaflet as media of nutritional extension regardingstreet food and other health issues to promote school health Keywords: Street food consumption behaviour, poster and leaflet, senior high school student

    *Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan 20155 (e-mail: [email protected])**Bagian Program Gizi Puskesmas Mompang, Jl. Mompang Jae Kec. Payabungan Kab. Mandailing Natal Sumatera Utara

    Media Visual Poster dan Leaflet MakananSehat serta Perilaku Konsumsi MakananJajanan Siswa Sekolah Lanjutan Atas, diKabupaten Mandailing Natal

    Albiner Siagian*, Jumirah*, Fourgelina Tampubolon**

  • 263

    Peningkatan kesejahteraan bangsa sangat tergantungpada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia.1Dengan demikian, upaya meningkatkan kesehatan anakusia sekolah yang merupakan generasi penerus bangsaadalah investasi. Tumbuh kembang anak-anak usia seko-lah yang optimal sangat ditentukan oleh pemberian nu-trisi yang cukup dan berkualitas secara baik dan benar.2Seorang anak sekolah harus berangkat ke sekolah padapagi hari dan pulang sekolah pada sore hari yang dilan-jutkan dengan berbagai kursus dan pada malam harimengerjakan tugas rumah dilanjutkan dengan mempersi-apkan pelajaran untuk keesokan hari. Dengan aktivitastinggi itu, stamina anak akan cepat menurun jika tidak di-tunjang asupan pangan dan gizi yang cukup bermutu.

    Agar stamina tetap prima, anak sekolah disarankansarapan pagi.3 Ada berbagai alasan anak tidakmelakukan sarapan pagi, antara lain adalah waktu ter-batas, jarak sekolah jauh, terlambat bangun pagi, atautidak selera makan.4 Anak yang tidak sarapan pagi cen-derung mengalami penurunan kadar glukosa darah yangmerupakan sumber energi utama otak. Dampak negatifyang dapat timbul adalah ketidakseimbangan sistemsyaraf pusat yang dikuti oleh rasa pusing, badan gemetaratau rasa lelah. Dalam keadaan demikian, anak sulitmenerima pelajaran di samping gairah belajar dan ke-cepatan bereaksi juga mengalami penurunan.3

    Sebagai pengganti, anak mendapat uang jajan sehing-ga mereka mengenal beragam makanan yang dijual danmembantu membentuk selera makan. Namun, jajan yangterlalu sering mengurangi nafsu makan di rumah. Selainitu, iklan makanan/minuman yang menggunakan modelbintang lebih memikat mereka untuk mengkonsumsimakanan jajan. Selain itu, banyak makan jajanan yangtidak memenuhi syarat kesehatan sehingga mengancamkesehatan anak.3 Makanan jajanan yang dapat menyum-bang asupan energi (36%), protein (29%) dan zat besi(52%) berperan penting pada pertumbuhan dan prestasibelajar anak sekolah. Dengan demikian, untuk mengu-rangi pajanan anak sekolah terhadap makanan jajananyang tidak sehat, perlu dilakukan upaya promosi kea-manan pangan kepada pihak sekolah, guru, orang tua,murid dan pedagang.2

    Peran media dalam promosi kesehatan adalah sebagaisarana membangun suasana kondusif terhadap peruba-han perilaku positif terhadap kesehatan.5 Promosi kese-hatan dilakukan dengan menggunakan berbagai metodedan media yang disesuaikan dengan sasaran. Metodemengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster dan videobanyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan. Salahsatu kelebihan poster adalah kemampuannyameningkatkan kesadaran terhadap kesehatan danmerangsang kepercayaan, sikap dan perilaku. Sementara,leaflet dapat memberikan pesan secara rinci yang tidakmungkin disampaikan secara lisan.6

    Di SMA yang diamati pada penelitian ini terdapat 3kelas khusus meliputi X6, XI IPA4, dan XII IPA4 yangterdiri dari pelajar berprestasi di bidang akademik.Selain itu, para pelajar di kelas tersebut juga mendapatperlakuan khusus penambahan kegiatan les. Sehingga,aktifitas pelajar kelas khusus relatif lebih besar daripadapelajar kelas lain. Berdasarkan hasil survei pendahuluan,sebagian besar pelajar tersebut mengkonsumsi makananjajanan di tiga kantin sekolah yang menyediakan berbagaipilihan jajanan. Alasan para siswa jajan adalah tidak sem-pat sarapan pagi dan ada les tambahan sampai sore hari,sehingga rasa lapar mengganggu konsentrasi belajar. Parapelajar tersebut kurang memperhatikan nilai gizi danhigienitas makanan jajanan yang dapat mempengaruhikesehatan dan proses belajar. Untuk itu, perlu upayamemberikan informasi kepada para pelajar tentangmakanan jajanan yang sehat dalam bentuk media visualposter dan leaflet. Penulis ingin mengetahui pengaruhmedia visual poster dan leaflet makanan sehat terhadapperilaku konsumsi makanan jajanan siswa suatu SMAKabupaten Mandailing Natal.

    MetodeDesain yang digunakan pada penelitian ini adalah

    eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan rancanganone pre- and pos-test group design.5 Penelitian ini dilak-sanakan pada bulan Maret-Agustus, 2009 di sekolah yangmempunyai tiga kantin yang menjual berbagai jenis ja-janan, seperti lontong, mie goreng, aneka gorengan, roti,permen, soft drinks dan sebagainya. Selain itu, dilingkungan sekolah terdapat banyak penjual kaki limayang juga menjual jajanan, seperti bakso, mie ayam,gorengan, tela-tela, es campur, air tebu, es kolak dingin,gado-gado, dan martabak. Populasi pada penelitian iniadalah seluruh pelajar kelas khusus di SMA yang berjum-lah 119 orang, dengan rincian 40, 40, dan 39 orangmasing-masing di kelas X6, XI IPA4, dan XII IPA4.Sampel adalah 80 orang siswa yang terpilih denganmetode penarikan sampel purposive sampling. Data yangdikumpulkan meliputi kelas, jenis kelamin, tempat/tang-gal lahir, umur, berat badan, tinggi badan serta penge-tahuan, sikap dan tindakan pelajar mengonsumsimakanan jajanan sebelum dan sesudah intervensi. Datatersebut diperoleh melalui wawancara langsung menggu-nakan kuesioner terstruktur yang terlebih dahulu diuji-cobakan.

    Sebelum digunakan, validitas dan reliabilitas kue-sioner diuji di luar subjek penelitian pada 10 orang siswaSMU Dharma Bakti Medan. Uji validitas instrumen terse-but menggunakan nilai corrected item-total correlationuntuk setiap pertanyaan. Item pertanyaan yang mencapainilai korelasi minimal 0,3 dianggap sahih.7 Uji reliabili-tas menggunakan nilai Croanbachs alpha. Reabilitas su-atu item/konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki

    Siagian, Jumirah & Tampubolon, Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat

  • KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 6, Juni 2010

    264

    nilai Croanbachs alpha >0,6. Secara keseluruhan semuaitem pertanyaan variabel pengetahuan, sikap dan tin-dakan dinyatakan valid dan realibel. Uji statistik menya-takan nilai corrected item-total correlation pengetahuanadalah >0,3 dan Croanbachs alpha adalah 0,905. Untuksikap nilai korelasinya >0,3 dan Croanbachs alpha0,860, begitu juga dengan tindakan, nilai korelasi semuaitem >0,3 dan Croanbachs alpha 0,855.

    Perilaku konsumsi makanan jajanan diukur denganmetode berikut: komponen pengetahuan diukur dengan13 item pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban skalaLikert meliputi benar, hampir benar dan salah. Untukjawaban yang benar, hampir benar, dan salah, diberi skormasing-masing, 3, 2, dan 1. Dengan skor tersebut, makapengetahuan dikategorikan baik, cukup, dan kurangmasing-masing untuk jawaban yang >75%, 40-75%, dan

  • 265

    Gambar 1. Pengetahuan Responden tentang Makanan Sehat Sebelum dan Sesudah PemajanganPoster dan Pemberian Leaflet Makanan Sehat

    Gambar 2. Sikap Pelajar tentang Makanan Jajanan Sebelum dan Sesudah Pemajangan Poster dan Pemberian Leaflet Makanan Sehat

    Gambar 3. Perbandingan Tindakan Pelajar Kelas Khusus dalam Mengkonsumsi Makanan Jajanan antara Sebelum dan Sesudah Pemajangan Poster dan Pemberian Leaflet Makanan Sehat

    Siagian, Jumirah & Tampubolon, Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat

  • KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 6, Juni 2010

    266

    dan tindakan siswa antara sebelum (pretest) dan sesudahintervensi (postest) menunjukkan perbedaan yangbermakna (p< 0,05) pada pengukuran setelah 2 mingguperlakuan ( Lihat Tabel 2)

    Berdasarkan analisis dengan menggunakan pairedsampel T-test diperoleh t-hitung adalah -81.000 denganp=0,000. Ini berarti bahwa ada perbedaan pengetahuansiswa antara sebelum dan sesudah pemajangan posterdan pemberian leaflet makanan sehat. Untuk sikap siswa,hasil analisis paired sampel T-test menunjukkan perbe-daan sikap antara sebelum dan sesudah pemajanganposter dan pemberian leaflet makanan sehat (t-hitung = -26.665 dan p=0,000). Hal yang senada juga terjadi padatindakan konsumsi makanan jajanan siswa. Analisispaired sampel T-test terhadap skor rata-rata tindakan me-nunjukkan perbedaan tindakan antara sebelum dan sesu-dah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanansehat, dengan t-hitung = -3.165 dan p=0,002.

    PembahasanSebelum intervensi pemajangan poster dan pembe-

    rian leaflet, pada kantin sekolah masih terdapat banyaksampah yang berserakan karena masih ada pelajar yangmembuang sampah sembarangan, walaupun sudah dise-diakan tempat sampah. Dalam menyajikan makanan,para pengelola kantin tidak memakai sarung tangan, se-hingga kebersihan makanan/minuman tidak terjamin.Namun, para pelajar tetap jajan di kantin tersebut yangmenunjukkan kesadaran siswa pada makanan bersih dansehat masih rendah.

    Setelah dilakukan intervensi, terlihat bahwa hanya38,8% siswa yang membeli makanan jajanan yang enak,bersih, sehat dan bergizi, masih ada banyak pelajar kelaskhusus yang kurang memperhatikan aspek kebersihan,kesehatan, gizi dan rasa dari jajanan yang dikonsumsi.Para pelajar tersebut umumnya sudah lapar sehinggatidak peduli dan tidak memperhatikan kondisi jajananyang akan dikonsumsi. Masih ada 6,3% pelajar yangsama sekali tidak pernah memilih makanan jajanan dariaspek kesehatan dan gizi dengan alasan itu tidak pentingdan menganggap semua makanan yang sudah diolah

    pasti menyehatkan. Secara umum, kondisi higiene dansanitas kantin di luar sekolah jauh lebih buruk daripadakantin di dalam kompleks sekolah.

    Kebersihan kantin di sekitar sekolah juga hampirsama dengan kantin di dalam sekolah yang kurang mem-perhatikan higiene dan sanitasi kantin. Sebelum inter-vensi, ada 21,3% siswa yang selalu membeli makanan ja-janan di warung di pinggir jalan. Tetapi, setelah inter-vensi hanya 5,0% siswa yang selalu membeli makanan ja-janan di warung di pinggir jalan. Hal tersebutmengindikasikan perubahan perilaku jajan siswa yangcenderung memilih makanan yang bersih dan sehat.

    Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan SehatPengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu, seperti meli-hat, mendengar, mencium, merasa, dan meraba. Namun,sebagian besar pengetahuan tersebut diperoleh melaluimata dan telinga atau dengan kata lain dari hasil mende-ngar dan melihat. Salah satu strategi untuk memperolehperubahan perilaku, menurut WHO dalam adalah de-ngan pemberian informasi untuk meningkatkan penge-tahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan padaakhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan penge-tahuannya tersebut. Salah satu upaya pemberian infor-masi yang dapat dilakukan adalah dengan pemajanganposter dan pemberian leaflet.8

    Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pemaja-ngan poster dan pemberian leaflet dapat meningkatkanpengetahuan siswa tentang makanan jajanan, sesuaidengan tujuan poster memberikan informasi, nasihat,arah dan petunjuk.9 Pemberian leaflet juga bertujuanmenyampaikan informasi atau pesan kesehatan tentangcara mencapai hidup sehat, memelihara kesehatan,menghindari penyakit akan meningkatkan pengetahuanmasyarakat tentang makanan jajanan.8 Hasil post-testmenunjukkan peningkatan pengetahuan secara keselu-ruhan yaitu 100,0% siswa menjawab pertanyaan tentangpengetahuan makanan jajanan dengan benar. Hal inimembuktikan bahwa perubahan pengetahuan siswatersebut kemungkinan berhubungan dengan pajangan

    Tabel 2. Perbandingan Skor Rata-rata Pre- dan Post-test Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan tentang Konsumsi Makanan Jajanan pada Siswa SMAN 1 Panyabungan

    Perilaku Siswa Skor Rata-rata t-hitung p

    Pengetahuan Sebelum Perlakuan 1.99 -81.000 0.000**Sesudah Perlakuan 3.00

    Sikap Sebelum Perlakuan 1.80 -26.665 0.000**Sesudah Perlakuan 3.00

    Tindakan Sebelum Perlakuan 1.76 -3.165 0.002*Sesudah Perlakuan 1.88

    Bermakna pada p

  • 267

    poster dan pemberian leaflet.Temuan ini sesuai dengan kesimpulan tentang pe-

    ngaruh poster sebagai promosi kesehatan terhadap peri-laku ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI(MP-ASI) pada baduta. Pemasangan poster di posyandumampu mempengaruhi pengetahuan ibu yang memilikianak usia di bawah dua tahun tentang MP-ASI.10Intervensi penyuluhan mampu meningkatkan penge-tahuan remaja putri SMAN 1 Julok Kabupaten AcehTimur tentang konsumsi sayur dan buah.11 Setelah sese-orang mengetahui suatu objek atau stimulus, proses se-lanjutnya adalah bersikap terhadap stimulus atau objektersebut. Sikap tersebut meliputi tiga komponen, kognisiyang berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep;afeksi yang menyangkut kehidupan emosional; dan tin-dakan yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.8

    Seperti pada pengetahuan, sikap siswa juga semakinbaik setelah dilakukan pemajangan poster dan pembe-rian leaflet. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkandibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan manu-sia dalam hubungan dengan objeknya.12 Dalam peneli-tian ini poster dan leaflet makanan sehat merupakanstimulus/objek yang diharapkan berpengaruh terhadappara pelajar kelas khusus untuk bersikap dan berperi-laku sesuai dengan pesan/isi poster dan leaflet. Penelitiantentang pengaruh promosi konsumsi sayur dan buah ter-hadap perilaku ibu rumah tangga di Kelurahan PadangBulan Kecamatan Medan Baru menunjukkan bahwa pro-mosi dengan penyuluhan dan pembagian brosur mampumempengaruhi sikap ibu rumah tangga mengonsumsisayur dan buah.13

    Sesuatu yang telah dan sedang dialami ikut memben-tuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulussosial. Tanggapan menjadi salah satu dasar pembentukansikap. Untuk dapat tanggap dan menghayati, seseorangharus berpengalaman berkaitan objek psikologis. Peranpenghayatan membentuk sikap positif atau negatif ter-gantung pada berbagai faktor.7 Dalam penelitian ini,sikap setuju/positif para siswa tidak sepenuhnya dipe-ngaruhi oleh poster dan leaflet. Ada beberapa variabelyang tidak diteliti yang mempengaruhi sikap, seperti bu-daya, paparan media massa, institusi atau lembaga pen-didikan dan lembaga agama, serta faktor emosi individu.

    Pembentukan perilaku baru khususnya pada orangdewasa, dimulai dari domain kognitif, yang berarti sub-jek tahu terlebih dahulu terhadap stimulasi berupa ma-teri atau objek di luar sehingga menimbulkan penge-tahuan baru pada objek tersebut. Akhirnya, rangsangandari objek yang telah diketahui dan disadari tersebutakan menimbulkan respon tindakan (action) terhadapatau sehubungan dengan stimulasi atau objek tersebut.Namun, pada kenyataan stimulus yang diterima subjekdapat secara langsung menimbulkan tindakan. Seorangdapat bertindak dan berperilaku baru tanpa mengetahui

    terlebih dahulu makna stimulus yang diterimanya. Ituberarti bahwa tindakan seseorang tidak harus didasarioleh pengetahuan atau sikap.8

    Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa inter-vensi dengan poster dan leaflet mampu memperbaiki tin-dakan siswa mengonsumsi makanan jajanan, tetapi tidaksebesar pada pengetahuan dan sikap. Penelitian ini jugamengungkapkan bahwa dari aspek tindakan tidak banyakmengalami peningkatan yang memperkuat fakta bahwapeningkatan pengetahuan dan sikap tidak selalu diikutioleh peningkatan tindakan. Perbaikan pada tindakanyang rendah ini, antara lain disebabkan oleh rentang wak-tu intervensi dengan penilaian yang singkat dan frekuen-si pemajangan yang hanya sekali dalam periode duaminggu. Setelah intervensi, masih ada siswa dengan tin-dakan yang tergolong tidak baik. Dengan demikian, in-tervensi pemajangan poster dan pemberian leaflet hen-daknya dilakukan secara berkesinambungan di sekolah,sehingga dapat mempengaruhi tindakan semua pelajar.

    Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelum-nya tentang pengaruh poster sebagai promosi kesehatanterhadap perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI padabaduta bahwa pemasangan poster tidak selalu diikutipeningkatan tindakan. Selain itu, pemasangan poster se-banyak 2 kali lebih meningkatkan pengetahuan, sikapdan tindakan responden dibandingkan dengan pemasa-ngan poster sebanyak 1 kali.10 Promosi kesehatan tidakdapat lepas dari media yang mampu menyampaikan pe-san secara baik dan lebih menarik. Media juga dapatmenghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi,dan mempermudah pengertian. Di samping itu, mediadapat mengurangi komunikasi yang verbalistik, sehinggasasaran dapat mempelajari pesan dan memutuskan untukmengadopsi perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang di-sampaikan.8

    KesimpulanAda pengaruh penyuluhan gizi dengan cara pemaja-

    ngan poster dan pemberian leaflet makanan sehat ter-hadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) kon-sumsi makanan jajanan pada siswa sekolah menengahumum tentang makanan jajanan. Intervensi berupa pe-majangan poster dan pemberian leaflet mampumeningkatkan pengetahuan, sikap pelajar, dan tindakansiswa. Itu berarti bahwa instrumen media visual meru-pakan alat yang efektif untuk penyampaian pesan-pesangizi dan kesehatan kepada siswa sekolah menengahumum. Namun, peningkatan pengetahuan dan sikap sete-lah pemajangan poster dan pemberian leaflet makanansehat tidak selalu diikuti dengan peningkatan kategoritindakan.

    SaranKepada pihak sekolah diharapkan untuk menggu-

    Siagian, Jumirah & Tampubolon, Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat

  • KESMAS, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 6, Juni 2010

    5. Notoatmodjo S. Metodologi kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2005.

    6. Simnett dan Ewles. Promosi kesehatan petunjuk praktis. Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press; 1994.

    7. Azwar S. Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Edisi ke-1. Cetakan

    VII. Yogyakarta: Pustaka Pelaja Offset; 2007.

    8. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka

    Cipta; 2003.

    9. Brieger. Pendidikan kesehatan: pedoman pelayanan kesehatan dasar.

    Bandung: ITB Bandung; 1992.

    10. Handayani L. Pengaruh poster sebagai promosi kesehatan terhadap pe-

    rilaku ibu dalam pemberian MP-ASI pada baduta (6-24) bulan di

    Posyandu Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang

    tahun 2008 [skripsi]. Medan: FKM-USU; 2008.

    11. Khairunnisak. Pengaruh penyuluhan sayur dan buah terhadap penge-

    tahuan remaja putri SMAN 1 Julok Kabupaten Aceh Timur, tahun 2008

    [skripsi]. Medan: FKM-USU; 2008.

    12. Purwanto PH. Pengantar perilaku manusia untuk keperawatan. Jakarta:

    Buku Kedokteran ECG; 1993.

    13. Rajagukguk T. Pengaruh promosi konsumsi sayur dan buah terhadap

    perilaku ibu rumah tangga di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan

    Medan Baru tahun 2007.

    268

    nakan poster dan leaflet pada penyuluhan gizi dan kese-hatan lain kepada siswa dalam Program Usaha KesehatanSekolah (UKS) sehingga informasi yang disampaikan da-pat mencapai sasaran dengan baik dan efektif. Kepadapara pelajar diharapkan untuk memilih jajanan yang se-hat, bersih, dan memperhatikan bagaimana makanan itudisiapkan dan disajikan. Akhirnya, kepada siswa juga di-harapkan untuk menghindari jenis makanan yang me-ngandung atau memakai zat-zat tambahan, seperti zatpemanis, pengawet, penyedap, atau pewarna buatan yangtidak diijinkan.

    Daftar Pustaka1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Pedoman rencana aksi

    penanggulangan gizi buruk 2006-2010. Medan: Dinas Kesehatan

    Provinsi Sumatera Utara; 2006.

    2. Judarwanto W. Perilaku makan anak sekolah [cited 2008 September 2].

    Available from: http://www.ludruk.com.

    3. Khomsan A. Pangan dan gizi untuk kesehatan. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada; 2003.

    4. Yusuf L. Teknik perencanaan gizi makanan. Edisi ketiga. Jakarta:

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan; 2008.