Upload
isni-nurasiah
View
485
Download
72
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah ASTO
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
Streptococuus group A ( sterptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan berbagai
produk ekstraseluler yang mampu merngsang pembentukan antibodi. Antibodi itu merusak
kuman dan memiliki daya perlindungan, tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum
menunjukkan bahwa didalam tubuh baru saja terdapat Sterptococus yang aktif. Antibodi yang
terbentuk andalah Anti Sterptolisin O (ASTO), Antihialuronidase (AH), antistreptokinase
(Anti-SK), antidesoksiribonuklease B (AND-B), dan anti nikotinamid adeni dinukleotidase
(anti NADase).
Demam rematik merupakan penyakit vaskuler kolagen multisistem yang terjadi sesudah
infeksi bakteri streptokoks beta hemoliticus group A pada individu yang memiliki faktor
predisposisi. Penyakit ini masi merupakan penyebab terpenting penyakit jantung didapat
(acquired heard disease) pada anak dan dewasa muda dibanyak negara terutama negara
berkembang. Keterlibatan kardiovaskular pada penyakit ini ditandai oleh adanya inflamasi
endokardium dan miokrdium melalui suatu proses autoimun yang menyebabkan kerusakan
jaringan.
Serangan demam rematik akut terjadi paling sering antara umur 5-15 tahun. Demam rematik
jarang menyerang anak dibawah umur lima tahun. Terjadinya niasanya 1-4 minggu sesudah
serangan bakteri tersebut terhadap tonsil (amandel), nasofaring (saluran kerongkongan), atau
otitis media (telinga). Demam rematik akut menyerti faringitis Streptokous beta hemilitik
group A yang tidak diobati. Pengobatan yang tutas terhadap faringitis akut hampir
meniadakan resiko terjadinya demam rematik. Diperkirakan hanya 3% dari individu yang
belum pernh menderita demam rematik dan menderita komplikasi ini setelah menderita
faringitis streptokokus yang tidak diobati.
Anti stroptolisin O (ASTO) mrupakan antibodi yang paling banyak dikenal dan paling
sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi sterptokokus. Lebih kurang 80%
penderita demam rematikmenunjukkan peningktan titer antibodi terhadap streptokokus.
Tingginya titer ASTO bukan merupakan ukuran beratnya penyakit. Tidak juga mengulang
ASTO jika demam rematik telah terdiagnosa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bakteri Streptokokus beta hemolitikus group A
1. 1 Morfologi dan Identifikasi
STREPTOKOKUS PYOGENES
(STREPTOCOCCUS BETA HEMOLITICUS GROUP A)
FAMILI : streptococcaceae
GENUS : streptococus
SPESIES : streptocccus pyogenes
Kuman berbentuk bulat atau bulat telur, kadang menyerupai batang, tersusun berderat
seperti rantai. Panjang rantai bervariasi dan sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan.
Rantaiakan lebih panjang (8 buah kokus atau lebih) pada media cair dibanding pada media
padat.
Streeptokokus yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah positif gram. Pada
pembenihan yang baru kuman ini positif gram, bila pembenihan telah berumur beberapa hari
dapat berubah menjadi negatif gram. Tidak membentuk spora, kecuali beberapa strain yang
hidupnya saprodik. Geraknya negatif, strain yang virulen membentuk selubung yang
mengandung hyaluronic acid dan M type spesific protein.
a. 2 Sifat Pertumbuhan
Umumya streptokokus bersifat anaerob fakulatif, hanya beberapa jenis yang
bersifat anaerob obligat. Pada umumnya tekanan O2 harus dikurangi, kecuali untuk
enterokokus. Pada pembenihan biasa, pertumbuhannya kurang subur jika kedalamnya
tidak ditambahkan darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada PH 7,4-7,6 suhu
optimum untuk pertumbuhan 370C, pertumbuhannya ceepat berkurang pada 40
0c.
Streptokokus hemolyticus meragi glukosa dengan bentuk asam laktat yang dapat
menghambat perttumbuhannya. Tumbuhnya akan subur bila ditambah glukosa berlebih
dan diberikan bahan yang dapat menetralkan asam laktat yang terbentuk.
Streptokokus pyogenes mudah tumbuh dalam semua enriched media. Untuk
isolasi primer harus dipakai media yang mengandung darah lengkap, serum atau transudat
misalnya cairan asites atau pleura. Penambahan glukosa dalam konsentrasi 0,5%
meningkatkan pertumbuhannya tetapi menyebabkan penurunan daya lisisnya terhadap
eritrosit. Dalam lempeng agar darah yang dieram pada 370C setelah 18-24 jam akan
membentuk koloni kecil ke abu-abuan dan agak opaselen, bentuknya bulat, pinggiran
rata, pada permukaan media koloni tampak sebagai titik cairan.
Streptococus membentuk 2 macam koloni, mucoid dan glossy, yang dahulu
disebut matt. Sebenarnya bentuknya mucoid dibentuk oleh kuman yang berselubung asam
hialuronat. Tes katalase negatif untuk streptococuus, ini dapat membedakan dengan
stafilokokus dimana tes kataase positif. Juga streptokokus hemoliticus group A sensitif
pada cakram baditrasin 0,2 g sifat ini digunakan untuk memdesakan dengan grop lainnya
yang resisten terhadap basitrasin. Hanya jenis dari lancefield group B dn D yang
koloninya membentuk pigmen berwarna merah bata atau kuning.
Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah kuman ini dibagi dalam :
a. Hemolisis tipe alpa
Membentuk warna kehijau-hijauan dan hemolisis sebagian disekeliling
koloninya, bila disimpan dalam peti es zona yang paling luar akan berubah
menjadi tidak berwarna.
b. Hemolisis tipe beta
Membentuk zona bening disekeliling koloninya, tak ada eritrosit yang masi
utuh, zona tidak bertambah lebar setelah disimpan dalam peti es.
c. Hemolisis tipe gamma, tidak menyebabkan hemolisis
Untuk membedakan hemolisis yang jelas sehingga mudah dibedakan maka
dipergunakan darah kuda atau kecil dan media tidak boleh mengandung
glukosa. Streptokokus yang memberi hemolisis tipe alfa juga disebut
Streptococcus viridians. Yang memberikan hemolisis tipe beta disebut
Streptococcus hemolyticus dan tipe gamma disebut sebagai Streptococuus
anhemolyticus.
a. 3 Patogenesis dan Gambaran Klinik
Infeksi streptococus timbulnya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam
faktor, antara lain sifak bioogik kuman, cara host memberikan respons, dan port
dentere kuman.
Penyakit yang ditimbulkan oleh kuman streptokokus dapat dibagi dalam
beberapa kategori, sebagai berikut:
A. Penyakit yang terjadi karena invasi streptokokus beta hemolitikus grup A
1. Erisipelas
2. Sepsis purpuralis
3. Sepsis
B. Penyakit yang erjadi karena infeksi lkal streptokokus beta hemolitikus grup A
1. Radang tenggorokan
2. Impetigo
C. Endokarditis bakterialis
1. Endokarditis bakterialis akut
2. Endokartitis bakterialis sub akut
D. Penyakit pasca infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A
1. Glomerulonefritis akut
2. Demam reumatik
3. Jantung reumatik
B. Pemeriksaan anti Streptolisin O (ASTO)
1. Definisi
Pemeriksaan ASTO merupakan pemeriksaan darah yang dapat digunakan
untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri
streptokokus seperti demam reumattik akut serta jantung reumatik.
2. Tujuan
Untuk determinasi kualitatif dan semi kuantitatif adanya ASTO dalam serum
secara lateks.
3. Prinsip kerja
Antigen streptolisin O di dalam reagensia akan beraksi dengan streptolisin O
yang ada di dalam serum sehingga menimbulkan proses aglutinasi.
Streptokokus grup A (streptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan
berbagai produk ekstraseluler yang mampu merangsang pembentukan
antibodi. Antibodi itu merusak kuman dan tidak memiiki daya perlindungan,
tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum menunjukan bahwa di dalam
tubbuh baru saja terdapat sttreptokokus yang aktif. Antibodi yang terbentuk
adalah Anti Streptolisin O (ASTO), Antihialuronidase (AH), antistreptokinase
(Anti-SK), antidesoksiribonuklease B (AND-B), dan antiNikotinnamid
adenine dinukleotidase (Anti NADase).
4. Alat yang digunakan
Slide testt
Batang pengaduk
mikropipet
5. Bahan pemeriksaan
Reagensia ASTO
Serum
6. Prosedur kerja :
a. Mempersiapkan alat- alat yang diperlukan
b. Mempersiapkan reagen yang diperlukan, sesuai prosedur yang tertera
dalam pedoman insert kit
c. Melakukan pemeriksaan :
1. ASTO kualitatif
Meneteskan diatas slide 50 ul serum ditambah 50 ul reagen
Mencampur dengan stick kemudian menggoyang pada rotator
selama 2 menit
Membaca aglutinasi
2. ASTO semi kuantitatif
Mengencerkan serum dengan buffer glisin dari pengenceran , ,
dan seterusnya
Mengerjakan seperti pada pemeriksaan kualitatif
7. Penilaian :
a. Kualitatif
ASTO (+) : terjadi aglutinasi (kadar 200 IU /ml)
ASTO (-) : tidak terjadi aglutinasi
b. 2. Semi kuantitatif
c. Titer : pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi.