10
BAB 1 PENDAHULUAN Streptococuus group A ( sterptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan berbagai  produk ekstraseluler yang mampu merngsang pembentukan antibodi. Antibodi itu merusak kuman dan memiliki daya perlindungan, tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum menunjukkan bahwa didalam tubuh baru saja terdapat Sterptococus yang aktif. Antibodi yang terbentuk andalah Anti Sterptolisin O (ASTO), Antihialuronidase (AH), antistreptokinase (Anti-SK), antidesoksiribonuklease B (AND-B), dan anti nikotinamid adeni dinukleotidase (anti NADase). Demam rematik merupakan penyakit vaskuler kolagen multisistem yang terjadi sesudah infeksi bakteri streptokoks beta hemoliticus group A pada individu yang memiliki faktor  predisposisi. Penyakit ini masi merupakan penyebab terpenting penyakit jantung didapat (acquired heard disease) pada anak dan dewasa muda dibanyak negara terutama negara  berkembang. Keterlibatan kardiovaskular pada penyakit ini ditandai oleh adanya inflamasi endokardium dan miokrdium melalui suatu proses autoimun yang menyebabkan kerusakan  jaringan. Serangan demam rematik akut terjadi paling sering antara umur 5-15 tahun. Demam rematik  jarang menyerang anak dibawah umur lima tahun. Terjadinya niasanya 1-4 minggu ses udah serangan bakteri tersebut terhadap tonsil (amandel), nasofaring (saluran kerongkongan), atau otitis media (telinga). Demam rematik akut menyerti faringitis Streptokous beta hemilitik group A yang tidak diobati. Pengobatan yang tutas terhadap faringitis akut hampir meniadakan resiko terjadinya demam rematik. Diperkirakan hanya 3% dari individu yang

164555683 Makalah Asto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah ASTO

Citation preview

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    Streptococuus group A ( sterptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan berbagai

    produk ekstraseluler yang mampu merngsang pembentukan antibodi. Antibodi itu merusak

    kuman dan memiliki daya perlindungan, tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum

    menunjukkan bahwa didalam tubuh baru saja terdapat Sterptococus yang aktif. Antibodi yang

    terbentuk andalah Anti Sterptolisin O (ASTO), Antihialuronidase (AH), antistreptokinase

    (Anti-SK), antidesoksiribonuklease B (AND-B), dan anti nikotinamid adeni dinukleotidase

    (anti NADase).

    Demam rematik merupakan penyakit vaskuler kolagen multisistem yang terjadi sesudah

    infeksi bakteri streptokoks beta hemoliticus group A pada individu yang memiliki faktor

    predisposisi. Penyakit ini masi merupakan penyebab terpenting penyakit jantung didapat

    (acquired heard disease) pada anak dan dewasa muda dibanyak negara terutama negara

    berkembang. Keterlibatan kardiovaskular pada penyakit ini ditandai oleh adanya inflamasi

    endokardium dan miokrdium melalui suatu proses autoimun yang menyebabkan kerusakan

    jaringan.

    Serangan demam rematik akut terjadi paling sering antara umur 5-15 tahun. Demam rematik

    jarang menyerang anak dibawah umur lima tahun. Terjadinya niasanya 1-4 minggu sesudah

    serangan bakteri tersebut terhadap tonsil (amandel), nasofaring (saluran kerongkongan), atau

    otitis media (telinga). Demam rematik akut menyerti faringitis Streptokous beta hemilitik

    group A yang tidak diobati. Pengobatan yang tutas terhadap faringitis akut hampir

    meniadakan resiko terjadinya demam rematik. Diperkirakan hanya 3% dari individu yang

  • belum pernh menderita demam rematik dan menderita komplikasi ini setelah menderita

    faringitis streptokokus yang tidak diobati.

    Anti stroptolisin O (ASTO) mrupakan antibodi yang paling banyak dikenal dan paling

    sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi sterptokokus. Lebih kurang 80%

    penderita demam rematikmenunjukkan peningktan titer antibodi terhadap streptokokus.

    Tingginya titer ASTO bukan merupakan ukuran beratnya penyakit. Tidak juga mengulang

    ASTO jika demam rematik telah terdiagnosa.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Bakteri Streptokokus beta hemolitikus group A

    1. 1 Morfologi dan Identifikasi

    STREPTOKOKUS PYOGENES

    (STREPTOCOCCUS BETA HEMOLITICUS GROUP A)

    FAMILI : streptococcaceae

    GENUS : streptococus

    SPESIES : streptocccus pyogenes

    Kuman berbentuk bulat atau bulat telur, kadang menyerupai batang, tersusun berderat

    seperti rantai. Panjang rantai bervariasi dan sebagian besar ditentukan oleh faktor lingkungan.

    Rantaiakan lebih panjang (8 buah kokus atau lebih) pada media cair dibanding pada media

    padat.

    Streeptokokus yang menimbulkan infeksi pada manusia adalah positif gram. Pada

    pembenihan yang baru kuman ini positif gram, bila pembenihan telah berumur beberapa hari

    dapat berubah menjadi negatif gram. Tidak membentuk spora, kecuali beberapa strain yang

    hidupnya saprodik. Geraknya negatif, strain yang virulen membentuk selubung yang

    mengandung hyaluronic acid dan M type spesific protein.

  • a. 2 Sifat Pertumbuhan

    Umumya streptokokus bersifat anaerob fakulatif, hanya beberapa jenis yang

    bersifat anaerob obligat. Pada umumnya tekanan O2 harus dikurangi, kecuali untuk

    enterokokus. Pada pembenihan biasa, pertumbuhannya kurang subur jika kedalamnya

    tidak ditambahkan darah atau serum. Kuman ini tumbuh baik pada PH 7,4-7,6 suhu

    optimum untuk pertumbuhan 370C, pertumbuhannya ceepat berkurang pada 40

    0c.

    Streptokokus hemolyticus meragi glukosa dengan bentuk asam laktat yang dapat

    menghambat perttumbuhannya. Tumbuhnya akan subur bila ditambah glukosa berlebih

    dan diberikan bahan yang dapat menetralkan asam laktat yang terbentuk.

    Streptokokus pyogenes mudah tumbuh dalam semua enriched media. Untuk

    isolasi primer harus dipakai media yang mengandung darah lengkap, serum atau transudat

    misalnya cairan asites atau pleura. Penambahan glukosa dalam konsentrasi 0,5%

    meningkatkan pertumbuhannya tetapi menyebabkan penurunan daya lisisnya terhadap

    eritrosit. Dalam lempeng agar darah yang dieram pada 370C setelah 18-24 jam akan

    membentuk koloni kecil ke abu-abuan dan agak opaselen, bentuknya bulat, pinggiran

    rata, pada permukaan media koloni tampak sebagai titik cairan.

    Streptococus membentuk 2 macam koloni, mucoid dan glossy, yang dahulu

    disebut matt. Sebenarnya bentuknya mucoid dibentuk oleh kuman yang berselubung asam

    hialuronat. Tes katalase negatif untuk streptococuus, ini dapat membedakan dengan

    stafilokokus dimana tes kataase positif. Juga streptokokus hemoliticus group A sensitif

    pada cakram baditrasin 0,2 g sifat ini digunakan untuk memdesakan dengan grop lainnya

    yang resisten terhadap basitrasin. Hanya jenis dari lancefield group B dn D yang

    koloninya membentuk pigmen berwarna merah bata atau kuning.

  • Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah kuman ini dibagi dalam :

    a. Hemolisis tipe alpa

    Membentuk warna kehijau-hijauan dan hemolisis sebagian disekeliling

    koloninya, bila disimpan dalam peti es zona yang paling luar akan berubah

    menjadi tidak berwarna.

    b. Hemolisis tipe beta

    Membentuk zona bening disekeliling koloninya, tak ada eritrosit yang masi

    utuh, zona tidak bertambah lebar setelah disimpan dalam peti es.

    c. Hemolisis tipe gamma, tidak menyebabkan hemolisis

    Untuk membedakan hemolisis yang jelas sehingga mudah dibedakan maka

    dipergunakan darah kuda atau kecil dan media tidak boleh mengandung

    glukosa. Streptokokus yang memberi hemolisis tipe alfa juga disebut

    Streptococcus viridians. Yang memberikan hemolisis tipe beta disebut

    Streptococcus hemolyticus dan tipe gamma disebut sebagai Streptococuus

    anhemolyticus.

    a. 3 Patogenesis dan Gambaran Klinik

    Infeksi streptococus timbulnya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam

    faktor, antara lain sifak bioogik kuman, cara host memberikan respons, dan port

    dentere kuman.

    Penyakit yang ditimbulkan oleh kuman streptokokus dapat dibagi dalam

    beberapa kategori, sebagai berikut:

    A. Penyakit yang terjadi karena invasi streptokokus beta hemolitikus grup A

    1. Erisipelas

    2. Sepsis purpuralis

  • 3. Sepsis

    B. Penyakit yang erjadi karena infeksi lkal streptokokus beta hemolitikus grup A

    1. Radang tenggorokan

    2. Impetigo

    C. Endokarditis bakterialis

    1. Endokarditis bakterialis akut

    2. Endokartitis bakterialis sub akut

    D. Penyakit pasca infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A

    1. Glomerulonefritis akut

    2. Demam reumatik

    3. Jantung reumatik

    B. Pemeriksaan anti Streptolisin O (ASTO)

    1. Definisi

    Pemeriksaan ASTO merupakan pemeriksaan darah yang dapat digunakan

    untuk mendeteksi penyakit jaringan sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri

    streptokokus seperti demam reumattik akut serta jantung reumatik.

    2. Tujuan

    Untuk determinasi kualitatif dan semi kuantitatif adanya ASTO dalam serum

    secara lateks.

    3. Prinsip kerja

    Antigen streptolisin O di dalam reagensia akan beraksi dengan streptolisin O

    yang ada di dalam serum sehingga menimbulkan proses aglutinasi.

    Streptokokus grup A (streptokokus beta hemolitik) dapat menghasilkan

    berbagai produk ekstraseluler yang mampu merangsang pembentukan

  • antibodi. Antibodi itu merusak kuman dan tidak memiiki daya perlindungan,

    tetapi adanya antibodi tersebut dalam serum menunjukan bahwa di dalam

    tubbuh baru saja terdapat sttreptokokus yang aktif. Antibodi yang terbentuk

    adalah Anti Streptolisin O (ASTO), Antihialuronidase (AH), antistreptokinase

    (Anti-SK), antidesoksiribonuklease B (AND-B), dan antiNikotinnamid

    adenine dinukleotidase (Anti NADase).

    4. Alat yang digunakan

    Slide testt

    Batang pengaduk

    mikropipet

    5. Bahan pemeriksaan

    Reagensia ASTO

    Serum

    6. Prosedur kerja :

    a. Mempersiapkan alat- alat yang diperlukan

    b. Mempersiapkan reagen yang diperlukan, sesuai prosedur yang tertera

    dalam pedoman insert kit

    c. Melakukan pemeriksaan :

    1. ASTO kualitatif

    Meneteskan diatas slide 50 ul serum ditambah 50 ul reagen

    Mencampur dengan stick kemudian menggoyang pada rotator

    selama 2 menit

    Membaca aglutinasi

    2. ASTO semi kuantitatif

    Mengencerkan serum dengan buffer glisin dari pengenceran , ,

    dan seterusnya

    Mengerjakan seperti pada pemeriksaan kualitatif

  • 7. Penilaian :

    a. Kualitatif

    ASTO (+) : terjadi aglutinasi (kadar 200 IU /ml)

    ASTO (-) : tidak terjadi aglutinasi

    b. 2. Semi kuantitatif

    c. Titer : pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasi.