15205061 (KLP 7)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    1/16

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    2/16

    1

    Resume Model Pembelajaran Langsung, Model Pembelajaran Berdasarkan

    Masalah (PBI), Belajar Berdasarkan Masalah (PBL) dan

    Impementasinya dalam Pembelajaran Matematika

    A.  Model Pembelajaran Langsung

    1.  Pengertian Model Pembelajaran Langsung

    Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses

     belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan

    deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi

    selangkah. Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran

     berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan

    komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap harus menjamin keterlibatan

    siswa.1 

    Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori

     belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada

     pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku

    dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam

     pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku

    tersebut.

    Lebih lanjut Arends menyatakan pengajaran langsung adalah model

     berpusat pada guru yang memiliki lima langkah yaitu menetapkan tujuan,

     penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik dan perluasan

     praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang

    hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan

     berorientasi tugas.Dengan demikian, model ini memberikan kesempatan siswa belajar

    dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang

    dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan

    dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari

    menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model

    1Theresia Widyantini, Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam Mata Pelajaran

    Matematika SMP/MTs, PPPPTK Matematika, diakses padahttp://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdf, h.2-3.

    http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdfhttp://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdf

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    3/16

    2

     pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat

     pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan

    suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.

    2.  Tujuan dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung

    Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses

     belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan

    deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi

    selangkah. Sedangkan ciri-ciri pengajaran langsung yaitu adanya tujuan

     pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar, sintak atau pola keseluruhan

    dan alur kegiatan pembelajaran serta sistem pengelolaan dan lingkungan

     belajar yang mendukung belangsung dan berhasilnya pengajaran.2 

    3.  Langkah-langkah Model Pembelajaran Langsung

    Pendekatan utama dalam pembelajaran langsung adalah modelling ,

    artinya mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta didik.  Modelling

    mengikuti urut-urutan yaitu (1) guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak

    dicapai sebagai hasil belajar, (2) perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-

     perilaku lain yang sudah dimiliki peserta didik, (3) guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara jelas, terstruktur dan berurutan

    disertai penjelasan mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah

    selesai dikerjakan dan (4) peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang

    dilihatnya dan kemudian menirukannya.3 

    Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya

    sintaks/tahapan pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang

    akan menggunakan pengajaran langsung juga harus memperhatikan variabel-

    variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik, arahan dan kontrol guru,

    harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari

     pembelajaran. Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai

     berikut:

    2

    Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, h.29-30.3Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, h.47.

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    4/16

    3

    Fase 1 : Fase Orientasi

    Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap

    materi pelajaran yang meliputi (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui

     pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, (2)

    mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran, (3) memberi

     penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan, (4)

    menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang

    akan dilakukan selama pembelajaran, (5) menginformasikan kerangka

     pelajaran dan (6) memotivasi siswa.

    Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi 

    Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau

    keterampilan yang meliputi (1) penyajian materi, (2) pemberian contoh konsep,

    (3) pemodelan/peragaan keterampilan dan (4) menjelaskan ulang hal yang

    dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa.

    Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur 

    Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada

    siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan

    terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah.

    Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing 

    Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan

    keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke

    situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk

    mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa

    telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan

    umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu.Fase 5 : Fase Latihan Mandiri 

    Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan

    umpan balik bagi keberhasilan siswa.

    4.  Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

    Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-

    kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan

    dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain mempunyai

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    5/16

    4

    kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan

    keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya.

    Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:4 

    a. 

    Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan

    urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat

    mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.

     b. 

    Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

    keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah

    sekalipun.

    c.  Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam

     bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu

     permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana

    suatu pengetahuan dihasilkan.

    d. 

    Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melaluiceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga

    membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.

    e.  Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk

    mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.

    f. 

    Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas

     besar maupun kelas yang kecil.

    g. 

    Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.

    h.  Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat.

    i.  Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.

     j.  Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.

    k. 

    Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.l.  Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir-

     butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.

    m. 

    Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk

    mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

    Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut:

    a.  Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan

     pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,

     pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi

     bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat.

     b. 

    Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru.Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan

     pembelajaran menjadi kurang baik pula.

    c. 

    Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model

     pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa

    untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan.

    d.  Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat

     beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang

    4Asiyah N. H.,  Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction terhadap Hasil Belajar

     Matematika, dalam skipsi, IAIN Walisongo Semarang, 2012, diakses padahttp://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdf, h17.

    http://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdfhttp://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdf

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    6/16

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    7/16

    6

    B.  Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)

    1.  Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)

    Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau  Problem Based

     Instruction  disingkat dengan PBI merupakan suatu model pembelajaran di

    mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk

    menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan

    keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan

     percaya diri.5  Orhan Akinoglu and Rohan Ozkardes Tondugan (2007)

    mengatakan “ The basis of problem based learning is r ooted in Dewey’s,

    learning by doing and experiencing ” yang artinya landasan dari pembelajaran

     berdasarkan masalah berakar dari pendapat Dewey yaitu belajar dengan

    melakukan dan mengalami. Pada model ini pembelajaran dimuali dengan

    mengajukan suatu masalah nyata yang penyelesaiannya membutuhkan

    kerjasama antar siswa.6 

    Dengan demikian model pembelajaran  PBI adalah suatu model

     pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

    mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pada model

     pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks

    untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,

    serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran.

    Oleh sebab itu diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan mereka

    secara mandiri dan dilandasi oleh paham konstruktivisme.

    2.  Tujuan dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)

    Berdasarkan karakter tersebut, PBI memiliki tujuan yaitu (1) membantu

    siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan (2) keterampilan pemecahan

    masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar

    yang mandiri.7 

    5Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: KENCANA, 2010, h.92.

    6Yudhi H., Budiyono, Suyono, Eksperimentasi Model Pembelajaran  Problem Based Instruction,

    Inkuiri Terbimbing dan Konvensional pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari

    Kreativitas Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Blora, dalam jurnal, h.2.7Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, op. cit. h.94. 

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    8/16

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    9/16

    8

    SINTAKS PROBLEM BASED INSTRUCTION  

    Tahap Tingkah Laku Guru

    Tahap-1

    Orientasi Siswa pada Masalah

    Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

    menjelaskan logistik yang dibutuhkan,mengajukan fenomena atau demonstrasi atau

    cerita untuk memunculkan masalah,

    memotivasi siswa untuk terlibat dalam

     pemecahan masalah yang dipilih.

    Tahap-2

    Mengorientasi Siswa untuk

    Belajar

    Guru membantu siswa untuk mendefinisikan

    dan mengorganisasikan tugas belajar yang

     berhubungan dengan masalah tersebut.

    Tahap-3

    Membimbing penyelidikan

    individual maupun kelompok

    Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

    informasi yang sesuai, melaksanakan

    eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan

    dan pemecahan masalah .Tahap-4

    Mengmbangkan dan menyajikan

    hasilkarya

    Guru membantu siswa dalam merencanakan

    dan menyiapkan karya yang sesuai seperti

    laporan, video, dan model serta membantu

    mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

    Tahap-5

    Menganalisis dan mengetahui

     proses pemecahan masalah

    Guru membantu siswa untuk melakukan

    refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan

    mereka dan proses-proses yang mereka

    gunakan.Sumber : Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, 2010 

    4. 

    Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

    (PBI)

    Model pembelajaran PBI tidak dirancang untuk membantu guru

    memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model

     pembelajaran PBI dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan

    kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual; belajar

     berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman

    nyata atau simulasi; dan menjadi pelajar yang otonom dan mandiri.Sedangkan menurut Sudjana dalam buku Trianto, manfaat khusus yang

    diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru

    adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan

    tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari

    masalah yang ada disekitarnya.

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    10/16

    9

    Selain itu model pembelajaran PBI memiliki kelebihan dan kekurangan.11 

    Kelebihan model pembelajaran PBI sebagai model pembelajaran adalah: (1)

    realistik dengan kehidupan siswa; (2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa;

    (3) memupuk sifat inquiry siswa; (4) retensi konsep jadi kuat; dan (5)

    memupuk kemampuan  problem solving. Selain kelebihan tersebut model

     pembelajaran PBI juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: (1)

     persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks; (2) sulitnya

    mencari problem yang relevan; (3) sering terjadi miss-konsepsi; dan (4)

    konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam

     proses penyelidikan. Sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk

     proses tersebut. 

    5.  Contoh Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI)

    Penerapan PBI terdapat pada bangun ruang sisi lengkung dan pemecahan

    masalahnya, yaitu pada sifat-sifat tabung, misalnya: Suatu hari Agung diculik

    dan disekap didalam sebuah ruangan tertutup berbentuk seperti bangun pada

    gambar kebetulan Agung membawa ponsel, kemudian ia menghubungi

    kakanya agar dapat diselamatkan. Secara tidak langsung Agung harus

    menyebutkan sifat-sifat ruangan tersebut agar kakaknya dapat mempersiapkan

    segala sesuatu untuk meyelamatkannya. Seandainya kalian menjadi Agung,

    sifat-sifat apa saja yang akan disampaikan kepada kakaknya? Berbentuk

     bangun apakah ruangan tersebut?

    Perhatikan Gambar, ruangan tersebut memiliki

    sifat-sifat yaitu (1) sisi yang berbentuk lingkaran

    dinamakan sisi alas dan sisi atas, (2) sisi alas dan

    sisi atas sejajar dan kongruen, (3) sisi yang

     berhimpit dengan kedua lingkaran disebut sisi

    lengkung, (4) terdapat 2 rusuk lengkung yaitu

    diantara himpitan sisi lengkung dengan sisi lingkaran, (5) ruangan tersebut

     berbentuk tabung,

    11Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, op., cit, h.96-97.

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    11/16

    10

    Jadi ruangan berbentuk tabung tersebut memiliki 3 buah sisi yaitu 2 sisi

     berbentuk lingkaran yang sejajar dan kongruen serta 1 sisi lengkung yang

     berhimpit dengan kedua sisi lingkaran, serta terdapat 2 rusuk lengkung.

    C.  Belajar Berdasarkan Masalah (PBL)

    1.  Pengertian Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)

    Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau Problem Based Learning  

    disingkat dengan PBL merupakan suatu model pembelajaran dengan penyajian

     permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa sebagai fokus dari

     pembelajaran, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui

    serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi (mengidentifikasi

     permasalahan, mengumpulkan data, menggunakan data) berdasarkan teori,

    konsep, prinsip yang dipelajari dari berbagai bidang ilmu.12 

    Menurut Arends, model pembelajaran PBL merupakan suatu pendekatan

     pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan menggunakan masalah dalam

    dunia nyata yang bertujuan untuk menyusun pengetahuan siswa, melatih

    kemandirian dan rasa percaya diri, dan mengembangkan keterampilan berpikir

    siswa dalam pemecahan masalah.13 

    Dengan demikian, Model Pembelajaran PBL model pembelajaran dengan

     pendekatan kontrukstivis yang berfokus pada masalah autentik yang disajikan

     pada awal pembelajaran, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya

    sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri,

    serta kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian

    kegiatan penelitian dan investigasi.

    2.  Tujuan dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)

    Menurut Arends, model pembelajaran PBL hanya dapat berlangsung jika

    guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing

     pertukaran gagasan.14  Untuk itu perlu didukung oleh sumber belajar yang

    12Sarbiran, P. Sudira, Priyanto., Pembelajaran Inovatif di SMK , h.14.

    13Cendika M. S.,  Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil

     Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs AL-MAARIF 01 Singosari, dalam jurnal, FMIPA UM, h.3.14 N.Wyn.Wida G. P, I Wyn.Wiarta, I Md. Suara., Model Pembelajaran Problem Based Learning

     Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDSaraswati Tabanan, dalam jurnal Vol: 2 No: 1, Universitas Pendidikan Ganesha, 2014, h .4.

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    12/16

    11

    memadai bagi siswa, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan,

     perlengkapan kurikulum, tersedianya waktu yang cukup, serta kemampuan

    guru dalam mengangkat dan merumuskan masalah agar tujuan pembelajaran

    dapat dicapai. Model Pembelajaran PBL sangat mendukung pembentukan

    kompetensi peserta didik berkembang menjadi praktisi yang profesional.

    Ciri khas model pembelajaran PBL yaitu penggunaan masalah dunia

    nyata. Ciri-ciri model pembelajaran PBL terletak pada kemampuan

    mengkaitkan antara ketrampilan dengan bidang ilmu, ketrampilan berpikir

    kritis, berkolaborasi, berdiskusi, berargumentasi, mencari informasi,

    mendapatkan dan mengevaluasi data, mengorganisasikan dan merawat file,

    menginterpretasikan dan mengkomunikasikan, menggunakan komputer untuk

    memproses informasi, menggunakan waktu, uang dan material. 

    3.  Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)

    Sebagai proses pembelajaran yang berorientasi pada proses belajar siswa,

    PBL sangat dipengaruhi oleh otoritas peserta didik dan guru dalam interaksi

     perencanaan pembelajaran. Struktur PBL dapat digambarkan seperti gambar.15 

    Dari gambar 1 dapat dipetakan ada empat kemungkinan bentuk aktivitas

    PBL. Di SMK, SKL, SK-MP, SK-KD mata pelajaran telah ditetapkan dan

    dijabarkan dalam silabus KTSP. Karenanya topik permasalahan dan sumber

     belajar cendrung disediakan oleh guru. Dalam hal ini bentuk aktivitas PBL

    adalah studi kasus. Dalam beberapa hal topik permasalahan disediakan oleh

    guru sedangkan peserta didik diminta mencari sumber bahan belajar. Aktivitas

    PBL bentuknya problem terstruktur. Aktivitas PBL dalam bentuk makalah

    ( project paper ) dan problem tidak terstruktur bisa saja dikembangkan di SMK

    tetapi porsinya cendrung kecil.

    15Cendika M. S., op.cit., h.15.

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    13/16

    12

    Penerapan Model Pembelajaran PBL meliputi lima tahapan. (1) orientasi

    siswa pada masalah. Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

    menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat dalam

    aktivitas pemecahan masalah dan mengajukan masalah. (2) mengorganisasi

    siswa. Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam kelompok, membantu

    siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan

    dengan masalah. (3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.

    Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang

    sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan

     penjelasan dan pemecahan masalah. (4) mengembangkan dan menyajikan hasil

    karya. Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan

    menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta

    membantu berbagi tugas dengan temannya. (5) menganalisis dan

    mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu siswa

    untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang

    digunakan.16 

    4.  Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

    (PBL)

    Model pembelajaran PBL memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut

    Amir, penerapan model PBL  memiliki beberapa kelebihan, yaitu. (1) Fokus

    kebermakna bukan fakta (deep versus surface learning ), (2) Meningkatkan

    kemampuan siswa untuk berinisiatif, (3) Pengembangan keterampilan dan

     pengetahuan, (4) Pengembangan keterampilan interpersonal dan dinamika

    kelompok, (5) Pengembangan sikap self-motivated, (6) Tumbuhnya hubungan

    siswa fasilitator dan (7) Jenjang penyampaian pembelajaran dapat ditingkatkan.

    Di samping itu model pembelajaran PBL  juga memiliki beberapa kelemahan,

    diantaranya sebagai berikut. (1) Pencapaian akademik dari individu siswa, (2)

    Waktu yang diperlukan untuk implementasi, (3) Perubahan peran siswa dalam

     proses, (4) Perubahan peran guru dalam proses dan (5) Perumusan masalah

    yang baik.17 

    16

     N.Wyn.Wida G. P, I Wyn.Wiarta, I Md. Suara., log.cit.,17 Ibid., h.5.

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    14/16

    13

    5.  Contoh Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL)

    Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning meliputi kegiatan: 

    a.  Fase 1: Mengorientasi siswa pada masalah

    Pada kegiatan ini guru memulai pelajaran dengan memberikan salam

     pembuka, mengingatkan siswa tentang materi pelajaran yang lalu,

    memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan

    model pembelajaran yang akan dijalani. Pada kegiatan ini guru

    mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari

    sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu persamaan kuadrat. Contoh

     permasalahan: Umur Nisa 4 tahun lebih tua dari Maulana. Jumlah kuadrat

    umur mereka adalah bagaimanakah bentuk persamaan yang terjadi? dan

    tentukanlah berapa umur mereka masing-masing!

     b. 

    Fase -2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

    Dalam tahap ini, pertama guru meminta siswa untuk berkelompok

    sesuai dengan kelompoknya masing – masing. Pembagian kelompok dapatdilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antar siswa dan guru.

    Membimbing siswa untuk aktif dalam pembelajaran, mengorganisasikan

    tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

    c.  Fase -3: Membantu Siswa memecahkan masalah

    Pada tahap ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah

    secara bebas dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa

    mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen aktual hingga mereka

     benar mengerti dimensi situasi permasalahannya.

    1)  Langkah -1: Memahami Masalah

    Mengarahkan siswa mengamati soal dan mengerti apa yang

    diminta dalam soal. Siswa berdiskusi dengan pasangannya bagaimanacara menyelesaikan permasalahan yaitu dengan cara menuliskan apa

    yang diketahui dalam soal dan menuliskan apa yang ditanya dalam

    soal.

    2)  Langkah -2: Merencanakan penyelesaiannya

    Setiap kelompok mengilustrasikan masalah yang ada pada

    contoh tersebut. Siswa menentukan variabel yang dapat digunakan

    untuk menyelesaikan masalah ke model matematika dan kemudian

    membuat masalah ke dalam model matematika.

    3)  Langkah -3: melaksanakan masalah sesuai rencana

    Mengarahkan siswa dalam menetapkan konsep yang telah

    dipelajari untuk menyelesaikan masalah berdasarkan modelmatematika dan melakukan penyelesaian masalah.

    4)  Langkah -4: melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah

    yang dikerjakan

    Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka

     pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya

    sudah benar.

    d.  Fase -4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah

    Pada tahap ini guru memilih secara acak kelompok yang mendapat

    tugas untuk mempresentasikan hasil diskusinya, serta memberikan

    kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi dan membantu siswa

    mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    15/16

    14

    sementara pemahaman dan penyusunan siswa terhadap materi yang

    disajikan.

    e.  Fase -5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

    Pada tahap ini guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi

     proses pemecahan masalah yang telah mereka kerjakan. Sementara itusiswa menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang dilampaui

     pada tahap penyelesaian masalah.

    Kesimpulan

    Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar

    siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang

    terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Model

     pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran berpusat pada guru atau gurumendominasi kegiatan pembelajaran dan komunikasi terjadi satu arah, akan tetapi tetap

    harus menjamin keterlibatan siswa. 

    Model pembelajaran  Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu model

     pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan

    dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pada model pembelajaran ini menggunakan

    masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

    keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang

    essensial dari mata pelajaran.

    Model Pembelajaran PBL model pembelajaran dengan pendekatan kontrukstivis

    yang berfokus pada masalah autentik yang disajikan pada awal pembelajaran, sehingga

    siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan

    yang lebih tinggi dan inkuiri, serta kemudian siswa diminta mencari pemecahannya

    melalui serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi.

    Referensi

    Theresia Widyantini. Penerapan Model Pembelajaran Langsung dalam Mata Pelajaran

    Matematika SMP/MTs, PPPPTK Matematika. diakses pada

    http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdf

    Trianto.___. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik .

    Agus Suprijono.___. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM .

    Asiyah N. H. 2012.  Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction terhadap Hasil

     Belajar Matematika. dalam skipsi. IAIN Walisongo Semarang. diakses pada

    http://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-

    i.pdf. 

    http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdfhttp://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdfhttp://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdfhttp://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdfhttp://digilib.walisongo.ac.id/files/disk1/141/jtptiain--asiyahnurh-7005-1-skripsi-i.pdfhttp://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Pendidikan/pendahuluan.pdf

  • 8/17/2019 15205061 (KLP 7)

    16/16

    15

    Trianto. 2010.  Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta:

    KENCANA.

    Yudhi H., Budiyono, Suyono.  Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based

     Instruction, Inkuiri Terbimbing dan Konvensional pada Materi Pokok Bangun

     Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Kreativitas Siswa SMP Negeri Se-Kabupaten Blora. dalam jurnal.

    Herry P. 2011. Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) untuk Meningkatkan

     Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Bangun

     Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX H SMP Negeri 2 Majenang . dalam jurnal.

    FMIPA UNY.

    Ropi D., Sedanayasa, Madri A. 2012.  Pengaruh Model Problem-Based Instruction

    terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika.

    dalam jurnal. Universitas Pendidikan Ganesha.

    Sarbiran, P. Sudira, Priyanto.___. Pembelajaran Inovatif di SMK .

    Cendika M. S. Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan

     Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs AL-MAARIF 01 Singosari. dalam jurnal. FMIPA UM.

     N.Wyn.Wida G. P, I Wyn.Wiarta, I Md. Suara. 2014.  Model Pembelajaran Problem

     Based Learning Berpengaruh terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata

     Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. dalam jurnal Vol:

    2 No: 1. Universitas Pendidikan Ganesha.