149131149 Tata Cara Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Dan Pemeliharaan Sungai Docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    RANCANGAN

    PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

    NOMOR. .. /PRT/M/2011

    TENTANG :

    TATA CARA OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI

    SERTA PEMELIHARAAN SUNGAI

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI PEKERJAAN UMUM,

    Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 55 ayat

    (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38

    Tahun 2011 tentang Sungai, perlu menetapkan

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Tata Cara

    Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta

    Pemeliharaan Sungai;

    Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

    Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

    Pengendalian Pencemaran Air (Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 4161);

    2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42

    Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4858);

  • 2

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang

    Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2011 no. 74, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia nomor 5230);

    4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47

    Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi

    Kementerian Negara;

    5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24

    Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

    Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,

    Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

    6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P

    Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

    Pengangkatan Kabinet Indonesia Bersatu II;

    7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pekerjaan Umum;

    8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    21/PRT/M/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja

    Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan

    Umum;

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

    TENTANG TATA CARA OPERASI DAN

    PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI SERTA

    PEMELIHARAAN SUNGAI.

  • 3

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

    1. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa

    jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu

    sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.

    2. Prasarana sungai adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan

    pengelolaan sungai.

    3. Komoditas tambang adalah bahan galian disungai berupa sedimen,

    pasir, kerikil dan batu yang dapat terbawa aliran sungai.

    4. Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki

    tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/ atau kanan palung

    sungai.

    5. Bekas sungai adalah ruas sungai yang tidak berfungsi lagi sebagai

    alur sungai untuk mengalirkan air sungai

    6. Dataran banjir adalah dataran di sepanjang kiri dan/ atau kanan

    sungai yang tergenang air pada saat banjir.

    7. Aliran pemeliharaan sungai adalah aliran air minimum yang harus

    tersedia di sungai yang berfungsi untuk memelihara ekosistem

    sungai/ atau lingkungan.

    8. Garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung

    sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

    9. Operasi prasarana sungai adalah kegiatan yang meliputi pengaturan

    dan pengalokasian air sungai guna menjamin kelestarian fungsi dan

    manfaat bangunan untuk keperluan pengelolaan sungai.

    10. Pemeliharaan prasarana sungai adalah upaya untuk mencegah

    kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai serta

    perbaikan terhadap kerusaka prasarana sungai.

  • 4

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    11. Pemeliharaan sungai adalah kegiatan untuk merawat sungai yang

    ditujukan untuk menjamin kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai,

    prasarana serta fasilitas pendukungnya.

    12. Restorasi sungai adalah upaya pemulihan kondisi sungai dari kondisi

    kritis ke kondisi alami.

    13. Pemeliharaan rutin adalah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan

    berulang-ulang setiap tahun diatur berdasarkan jadwal.

    14. Pemeliharaan berkala adalah kegiatan yang dijadwalkan berlangsung

    dari waktu ke waktu dan berjalan menurut interval waktu terputus-

    putus dengan tujuan melestarikan/ memelihara fungsi dari sarana-

    sarana yang tersedia.

    15. Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang lebih

    mendasar yang harus dikerjakan untuk mendapatkan prasarana

    seperti kondisi waktu dibangun dan membetulkan pekerjaan yang

    telah berulang dan selalu gagal atau tidak berfungsi sesuai dengan

    harapan.

    16. Kegiatan pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi

    prasarana sungai ( Pemeliharaan preventif ) adalah kegiatan

    pencegahan yang dilakukan untuk melestarikan fungsi prasarana

    secara optimal dan terdiri dari kegiatan pengamanan, pengendalian

    sampah, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala yang bersifat

    perawatan.

    17. Pemeliharaan darurat adalah pekerjaan yang diperlukan untuk

    melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar)

    akibat kerusakan yang terjadi atau kerusakan yang hampir terjadi,

    dapat berupa kegiatan penanggulan banjir.

    18. Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan kerusakan prasarana untuk

    mengembalikan fungsi prasarana sesuai kondisi semula tanpa

    mengubah sistem dan tingkat layanan prasarana.

    19. Rektifikasi adalah pembetulan untuk peningkatan fungsi prasarana,

    seperti perbaikan krib yang tidak berfungsi dengan baik untuk

    melindungi talud dari erosi.

  • 5

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    20. Sungai yang mempunyai aset adalah sungai yang telah dibangun

    prasarananya dengan investasi yang dilakukan oleh berbagai pihak.

    21. Fungsi sungai adalah fungsi yang ditetapkan pada setiap sungai

    untuk memenuhi berbagai keperluan meliputi pengaliran air,

    penyediaan air untuk berbagai keperluan serta penyangga ekosistem

    sungai dan lingkungan.

    22. Pengelola Sumber Daya Air di wilayah sungai adalah Institusi yang

    diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Air

    diwilayah sungai yang bersangkutan.

    Pasal 2

    Kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan

    sungai diselenggarakan berdasarkan jenis dan kondisi prasarana sungai

    serta kegiatan dari karakteristik sungai di wilayah sungai yang

    bersangkutan.

    Pasal 3

    (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah,

    pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pengelola sumber daya air,

    instansi pengguna sungai, badan usaha dan/atau masyarakat dalam

    melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai

    serta pemeliharaan sungai.

    (2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar Pemerintah, pemerintah provinsi,

    kabupaten/kota, pengelola sumber daya air, instansi pengguna sungai,

    badan usaha dan/atau masyarakat dapat melaksanakan kegiatan

    operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan

    sungai secara terkoordinasi, efektif dan efisien.

  • 6

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 4

    (1) Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dijadikan

    sebagai acuan dalam penyusunan Pedoman Pembuatan Manual

    Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan

    Sungai.

    (2) Pedoman Pembuatan Manual Operasi dan Pemeliharaan Prasarana

    Sungai Serta Pemeliharaan Sungai sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) untuk ditindaklanjuti dengan pembuatan Manual Operasi dan

    Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai oleh

    masing-masing pengelola sumber daya air di wilayah sungai yang

    bersangkutan.

    Pasal 5

    Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta

    Pemeliharaan Sungai bertujuan agar :

    a. sumber daya air dan sumber daya alam yang ada di sungai dapat

    berdayaguna secara optimum;

    b. kelestarian fungsi dan kinerja sungai beserta lingkungannya terjamin;

    c. kelestarian fungsi dan kinerja prasarana sungai beserta fasilitas

    pendukungnya terjamin;

    d. keadilan pembagian air sungai dengan ketersediaan air sungai yang

    ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan terjamin; dan

    e. kerugian yang diakibatkan oleh daya rusak air dapat dikurangi

    semaksimal mungkin.

    Pasal 6

    Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi kegiatan:

    a. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai;

    b. pemeliharaan sungai;

    c. perencanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan;

    d. pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan;

  • 7

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    e. pemantauan dan evaluasi;

    f. pengoperasian bangunan pengelolaan banjir

    g. pendanaan.

    BAB II

    OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 7

    Kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilakukan melalui kegiatan :

    a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;

    b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan

    fungsi prasarana sungai (pemeliharan preventif); dan

    c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.

    Bagian Kedua

    Pengaturan dan Pengalokasian Air Sungai

    Pasal 8

    Kegiatan pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi:

    a. operasi prasarana sungai dalam rangka penggunaan air; dan

    b. operasi prasarana sungai dalam rangka pengelolaan banjir.

    Pasal 9

    (1) Kegiatan operasi prasarana sungai dalam rangka penggunaan air

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a meliputi :

    a. penentuan debit pengambilan;

    b. pembuatan kurva debit;

    c. pembuatan sistem operasi pintu pengambilan;

  • 8

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    d. pembuatan sistem operasi prasarana pengatur pengambilan air;

    e. pembuatan sistem operasi pengaturan tinggi muka air untuk

    memenuhi berbagai keperluan; dan

    f. pengaturan debit air untuk keperluan tangga ikan.

    (2) Penentuan debit pengambilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a berdasarkan alokasi air pada masing-masing pengguna.

    (3) Kurva debit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

    dimaksudkan sebagai pedoman manual pengoperasian pintu

    pengambilan air (Intake).

    (4) Sistem operasi pintu pengambilan air sebagaimana pada ayat (1)

    huruf c dibuat sesuai dengan hubungan antara perbedaan elevasi

    muka air di hulu dan hilir pintu dengan tinggi bukaan pintu.

    (5) Sistem operasi prasarana pengatur pengambilan air sebagaimana

    dimaksud ayat (1) huruf d dimaksudkan untuk mengatur debit air yang

    masuk ke bangunan pengambilan sesuai dengan alokasi air.

    (6) Sistem operasi pengaturan tinggi muka air untuk memenuhi berbagai

    keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dimaksudkan

    untuk mengatur elevasi muka air sungai guna memenuhi berbagai

    keperluan.

    (7) Berbagai keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) antara lain

    diperuntukkan bagi kegiatan navigasi, pengambilan air, pariwisata,

    mempertahankan tinggi muka air tanah dan ekosistem sungai / atau

    lingkungan.

    (8) Pengaturan debit air untuk keperluan tangga ikan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf f dilakukan pada prasarana sungai yang

    dilengkapi dengan prasarana tangga ikan.

    Pasal 10

    (1) Kegiatan operasi prasarana sungai dalam rangka pengelolaan banjir

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, meliputi :

    a. pembuatan kurva debit banjir;

    b. sistem operasi bangunan pengelolaan banjir;

  • 9

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    c. sistem operasi pengaturan air banjir pada keadaan darurat; dan

    d. sistem prakiraan dini bahaya banjir.

    (2) Pembuatan kurva debit banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a, dimaksudkan sebagai pedoman pengoperasian bangunan

    pengelolaan banjir.

    (3) Sistem operasi bangunan pengelolaan banjir sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf b, dibuat sesuai dengan manual operasi dan

    pemeliharaan.

    (4) Sistem operasi pengaturan air banjir pada keadaan darurat

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan

    ketentuan :

    a. kelebihan debit banjir dialirkan pada daerah tertentu;

    b. daerah tertentu tersebut telah ditetapkan sebagai daerah

    genangan banjir;

    c. penentuan daerah genangan banjir melalui kajian teknis, ekonomi,

    sosial budaya, dan lingkungan, seperti yang telah ditetapkan

    dalam pola dan rencana pengelolaan sumber daya air serta tata

    ruang wilayah;

    d. penetapan dan pengaturan daerah genangan banjir ditetapkan

    dalam peraturan daerah; dan

    e. pemantauan dan evaluasi terhadap kemungkinan adanya

    perubahan kapasitas tampung dan perubahan pemanfaatan

    daerah genangan banjir secara berkala paling sedikit dalam

    jangka waktu 5 (lima) tahun sekali.

    (5) Sistem prakiraan dini bahaya banjir sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf d, ditentukan berdasarkan:

    a. karakteristik sungai;

    b. sistem pengelolaan banjir yang ada; dan

    c. perhitungan banjir dari analisa dengan tinggi curah hujan dan/atau

    tinggi pencatatan muka air sungai pada pos duga muka air.

  • 10

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Bagian Ketiga

    Pemeliharaan untuk Pencegahan Kerusakan dan/atau

    Penurunan Fungsi Prasarana Sungai

    (Pemeliharaan Preventif)

    Pasal 11

    Kegiatan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi

    prasarana sungai (pemeliharaan preventif) sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 7 huruf b, meliputi :

    a. kegiatan pengamanan;

    b. kegiatan pengendalian sampah;

    c. kegiatan pemeliharaan rutin; dan

    d. kegiatan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan.

    Pasal 12

    (1) Kegiatan pengamanan prasarana sungai sebagaimana dimaksud pada

    Pasal 11 huruf a dimaksudkan untuk mencegah dan mengamankan

    prasarana sungai dan sungai yang diakibatkan oleh daya rusak air,

    hewan atau oleh manusia serta untuk mempertahankan fungsi, kinerja

    prasarana sungai dan sungai serta keselamatan jiwa manusia.

    (2) Kegiatan pengamanan prasarana sungai sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dilaksanakan pada tempat-tempat yang dapat membahayakan

    atau merusak prasarana sungai dan sungai, dengan melakukan :

    a. tindakan pencegahan;

    b. tindakan pengamanan; dan

    c. pengendalian alur sungai.

  • 11

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (3) Tindakan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

    dilakukan dengan melakukan pemasangan papan larangan/ peringatan

    atau perangkat pengaman lainnya antara lain pada tempat-tempat

    tertentu seperti:

    a. larangan pengambilan bahan komoditas tambang di sungai

    (sedimen, pasir, kerikil dan batu) pada bagian sungai tertentu yang

    tidak direkomendasikan;

    b. larangan mendirikan bangunan di dalam bantaran sungai;

    c. larangan untuk kendaraan yang melintasi jalan inspeksi dan

    tanggul sungai yang melebihi kelas jalan;

    d. larangan mandi disekitar bangunan dan/ atau menanam pohon

    ditanggul sungai; dan

    e. Tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan penanaman

    tanaman semusim di dalam bantaran sungai dan/ atau sempadan

    sungai serta pemasangan patok-patok batas sempadan sungai dan

    dataran banjir.

    (4) Tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

    dilakukan dengan melakukan pemasangan bangunan pengamanan

    pada tempat-tempat kritis.

    (5) Pengendalian alur sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

    c dimaksudkan untuk mengendalikan alur sungai pada tempat-tempat

    kritis yang akan mengancam dan/atau merusak prasarana sungai,

    prasarana umum dan tempat-tempat yang dilindungi.

    Pasal 13

    (1) Kegiatan pengendalian sampah sebagaimana dimaksud pada Pasal

    11 huruf b dimaksudkan untuk menjaga kapasitas dan fungsi

    prasarana sungai dan sungai dalam mengalirkan air serta menghindari

    pencemaran sungai.

    (2) Pengendalian sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

    dengan:

    a. pengelolaan sampah sebelum masuk ke sungai; dan

  • 12

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    b. pengelolaan sampah yang berada di sungai dan/ atau prasarana

    sungai.

    (3) Pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

    dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

    (4) Pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

    dilaksanakan oleh masing-masing instansi sesuai dengan

    kewenangannya.

    Pasal 14

    (1) Kegiatan pemeliharaan rutin sebagaimana dimaksud pada Pasal 11

    huruf c dimaksudkan untuk melindungi dan mengendalikan alur sungai

    beserta prasarana sungai.

    (2) Kegiatan pemeliharaan rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    dilaksanakan melalui kegiatan non fisik dan fisik serta dilakukan secara

    rutin sesuai dengan kondisi prasarana yang bersangkutan.

    Pasal 15

    (1) Kegiatan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan sebagaimana

    dimaksud pada Pasal 11 huruf d dimaksudkan untuk menjaga agar

    prasarana sungai tetap berfungsi secara optimal sesuai dengan tingkat

    kinerja layanan yang direncanakan.

    (2) Pelaksanaan pemeliharaan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dilaksanakan secara berkala.

    (3) Pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan secara berkala

    sebagaimama dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan jadwal

    tetap (misal : 3 bulanan, 6 bulanan, 1 tahunan, 2 tahunan), dan

    ditentukan berdasarkan sifat alami komponen prasarana sungai dan/

    atau rekomendasi dari tenaga ahli/ pabrik.

  • 13

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Bagian Keempat

    Kegiatan Perbaikan terhadap Kerusakan Prasarana Sungai

    Pasal 16

    Kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 7 huruf c meliputi :

    a. kegiatan berkala yang bersifat perbaikan;

    b. kegiatan berkala yang bersifat penggantian;

    c. kegiatan perbaikan ringan atau reparasi;

    d. kegiatan perbaikan korektif; dan

    e. kegiatan pemeliharaan darurat.

    Pasal 17

    (1) Kegiatan berkala yang bersifat perbaikan sebagaimana dimaksudkan

    pada Pasal 16 huruf a, dimaksudkan untuk memperbaiki sebagian

    prasarana sungai yang telah mengalami kerusakan agar kembali

    berfungsi sesuai dengan kinerja yang diharapkan.

    (2) Kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk memperbaiki bagian dari

    prasarana sungai yang mengalami kerusakan baik selama

    pelaksanaan operasi maupun sebagai akibat dari sifat alami komponen

    prasarana sungai.

    Pasal 18

    (1) Kegiatan berkala yang bersifat penggantian sebagaimana dimaksud

    pada Pasal 16 huruf b dimaksudkan untuk melakukan penggantian

    sebagian atau keseluruhan prasarana sungai yang telah mengalami

    kerusakan agar kembali berfungsi sesuai dengan kinerja yang

    diharapkan.

    (2) Penggantian sebagian atau keseluruhan prasarana dan sarana sungai

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan atas dasar

    evaluasi kinerja.

  • 14

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (3) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

    oleh Tim Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Prasarana

    Sungai.

    Pasal 19

    (1) Kegiatan perbaikan ringan atau reparasi sebagaimana dimaksud pada

    Pasal 16 huruf c, merupakan kegiatan perbaikan kecil dan

    dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi dan kinerja prasarana

    sungai.

    (2) Kegiatan perbaikan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

    dari pekerjaan pemeliharaan yang sederhana sehingga tidak

    memerlukan kelengkapan perhitungan desain.

    Pasal 20

    (1) Kegiatan pemeliharaan korektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 16

    huruf d, dimaksudkan untuk melakukan perbaikan dan/atau koreksi

    agar sungai beserta prasarana sungai tetap terjamin kelestariannya,

    keberadaannya dan fungsinya tanpa mengubah tujuan dan tingkat

    layanannya.

    (2) Kegiatan pemeliharaan korektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu :

    a. pemeliharaan khusus;

    b. rehabilitasi; dan

    c. rektifikasi (pembetulan/ penyempurnaan).

    (3) Pemeliharaan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

    merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada bangunan

    atau bagian bangunan yang fungsi atau nilai kinerjanya dibawah 80%

    dan masih diatas 60% dari kinerja rencana, atau perbaikan terhadap

    kerusakan bangunan yang karena pertimbangan keamanan harus

    sesegera mungkin diperbaiki.

  • 15

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (4) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, merupakan

    kegiatan perbaikan kerusakan bangunan untuk mengembalikan fungsi

    dan kinerja bangunan kurang dari 60% dari kondisi semula tanpa

    mengubah sistem dan tingkat layanannya.

    (5) Rektifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, merupakan

    kegiatan perbaikan dan/atau koreksi terhadap sungai, bangunan atau

    sebagian bangunan agar terjamin kelestariannya, keberadaannya, dan

    fungsinya tanpa mengubah tujuan dan tingkat layanannya.

    (6) Kegiatan pemeliharaan korektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan atas dasar evaluasi kinerja dan fungsi bangunan dari

    Tim Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    dan/atau oleh Tenaga ahli/ konsultan.

    Pasal 21

    (1) Kegiatan pemeliharaan darurat sebagaimana dimaksud pada Pasal 16

    huruf e, dimaksudkan untuk melakukan pemeliharaan prasarana

    sungai yang mengalami kerusakan atau kerusakan secara tiba-tiba

    yang tidak disebabkan oleh kejadian bencana alam dan apabila tidak

    segera diperbaiki akan mengalami kerusakan yang lebih besar

    dan/atau mempunyai potensi bencana.

    (2) Kegiatan pemeliharaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    merupakan kegiatan yang tidak dapat diprogramkan sebelumnya, dan

    terjadinya kerusakan/keruntuhan bersifat mendadak serta

    penyebabnya belum diketahui sebelumnya.

  • 16

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    BAB III

    PEMELIHARAAN SUNGAI

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 22

    Kegiatan pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

    huruf b, dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan :

    a. konservasi sungai; dan

    b. pengembangan sungai

    Bagian Kedua

    Konservasi Sungai

    Pasal 23

    Penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 22 huruf a dilakukan melalui kegiatan :

    a. perlindungan sungai; dan

    b. pencegahan pencemaran air sungai.

    Pasal 24

    (1) Kegiatan perlindungan sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 23

    huruf a dilakukan melalui perlindungan terhadap :

    a. palung sungai;

    b. sempadan sungai;

    c. danau paparan banjir; dan

    d. dataran banjir.

    (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pula

    terhadap :

    a. aliran pemeliharaan sungai; dan

    b. ruas restorasi sungai.

  • 17

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 25

    (1) Perlindungan terhadap palung sungai sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 24 ayat (1) huruf a dilakukan dengan menjaga dimensi palung

    sungai.

    (2) Menjaga dimensi palung sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan melalui kegiatan :

    a. pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai;

    b. pengendalian kedalamam dan alur sungai yang kritis;

    c. pengendalian kemiringan dasar sungai kritis; dan

    d. pengendalian tebing sungai kritis dari bahaya longsor.

    Pasal 26

    Tata cara pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai

    sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat (2) huruf a diatur dengan

    Peraturan Menteri tersendiri.

    Pasal 27

    (1) Pengendalian kedalaman dan alur sungai yang kritis sebagaimana

    dimaksud pada Pasal 25 ayat (2) huruf b, dimaksudkan untuk

    menjamin kedalaman dan fungsi untuk berbagai kepentingan seperti

    navigasi, olah raga, pariwisata, perikanan dan lingkungan serta

    tersedianya aliran pemeliharaan sungai dan ruas restorasi sungai.

    (2) Untuk menjamin kedalaman air dan fungsi sungai untuk memenuhi

    berbagai kepentingan dilaksanakan pengelola sumber daya air di

    wilayah sungai yang bersangkutan dan bekerjasama dengan instansi

    terkait melalui nota kesepahaman kerjasama pemeliharaan sungai.

    (3) Nota kesepahaman kerjasama pemeliharaan sungai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2), dimaksudkan untuk mengatur tugas dan

    tanggung jawab pemeliharaan palung sungai terkait dengan

    pemanfaatan sungai oleh instansi terkait.

  • 18

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 28

    (1) Pengendalian kemiringan dasar sungai kritis sebagaimana dimaksud

    pada Pasal 25 ayat (2) huruf c, dimaksudkan untuk menjamin

    kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai dari pengaruh agradasi

    (kenaikan dasar sungai) dan degradasi (penurunan dasar sungai).

    (2) Untuk menjamin kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai dari

    pengaruh agradasi dan degradasi sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dilakukan melalui kegiatan pengaturan kemiringan dasar sungai

    kritis dan/atau pengendalian sedimen sungai.

    (3) Kegiatan pengendalian kemiringan dasar sungai kritis dilaksanakan

    oleh pengelola sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan

    dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

    Pasal 29

    (1) Pengendalian tebing sungai kritis dari bahaya longsor sebagaimana

    dimaksud pada Pasal 25 ayat (2) huruf d, dimaksudkan untuk

    menjamin kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai serta melindungi

    keberadaan prasarana jalan dan bangunan dari pengaruh

    ketidakstabilan tebing sungai.

    (2) Kegiatan pengendalian tebing sungai sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dilaksanakan oleh pengelola sumber daya air di wilayah

    sungai yang bersangkutan dan bekerjasama dengan pemerintah

    daerah dan instansi terkait.

    Pasal 30

    (1) Perlindungan terhadap sempadan sungai sebagaimana dimaksud

    pada Pasal 24 ayat (1) huruf b, dimaksudkan untuk menjaga ruang

    penyangga antara ekosistem sungai dan daratan serta menjaga fungsi

    ruang sungai untuk mengalirkan air banjir.

    (2) Untuk menjaga ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penetapan

    garis sempadan sungai.

  • 19

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (3) Untuk menjaga fungsi ruang sungai sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) dilakukan melalui pembatasan pemanfaatan sempadan sungai.

    (4) Kegiatan perlindungan sempadan sungai dilaksanakan oleh pengelola

    sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan dan

    bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

    Pasal 31

    (1) Penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada pasal 30

    ayat (2) dilakukan berdasarkan kajian penetapan garis sempadan.

    (2) Dalam penetapan garis sempadan harus mempertimbangkan

    karakteristik geomorfologi sungai, kondisi sosial budaya masyarakat

    setempat, serta memperhatikan jalan akses bagi peralatan, bahan dan

    sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi dan

    pemeliharaan sungai.

    (3) Kajian penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) memuat paling sedikit mengenai batas ruas sungai yang

    ditetapkan, letak garis sempadan, serta rincian jumlah dan jenis

    bangunan yang terdapat di dalam sempadan.

    (4) Kajian penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3) dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau

    bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya yang beranggotakan

    wakil dari instansi teknis dan unsur masyarakat.

    Pasal 32

    (1) Kajian penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 31 ayat (1) ditentukan dengan kajian teknis yang

    mempertimbangkan :

    a. kedalaman sungai;

    b. lebar sungai;

    c. jenis tanah pembentuk tebing dan dasar sungai;

    d. pola meander sungai;

  • 20

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    e. garis meander sungai yang melewati perkotaan dan/ atau

    permukiman padat; dan

    f. fluktuasi debit air dan debit sedimen sungai.

    (2) Kedalaman sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

    dimaksudkan bahwa makin tinggi kedalaman sungai, akan

    memerlukan sempadan sungai yang makin lebar.

    (3) Lebar sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

    dimaksudkan bahwa makin besar lebar sungai akan memerlukan

    sempadan sungai yang makin lebar.

    (4) Jenis tanah pembentuk tebing dan dasar sungai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf c, dimaksudkan bahwa makin rendah

    kohesi tanah (c) dan sudut geser dalam tanah () dan/ atau kombinasi

    antara keduanya rendah, memerlukan sempadan sungai yang makin

    lebar.

    (5) Pola meander sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

    dimaksudkan agar sempadan sungai dipilih berada pada jarak tertentu

    dari luar garis meander yang diperkirakan akan terjadi.

    (6) Garis meander sungai yang melewati perkotaan dan/atau permukiman

    padat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e ditetapkan

    berdasarkan pertimbangan teknis dan kondisi sosial budaya

    masyarakat setempat, serta memperhatikan jalan akses peralatan,

    bahan dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi

    dan pemeliharaan.

    (7) Fluktuasi debit air dan debit sedimen sungai sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf f, dimaksudkan bahwa makin besar fluktuasi debit

    air dan debit sedimen akan memerlukan sempadan sungai yang makin

    lebar.

  • 21

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 33

    (1) Pembatasan pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 30 ayat (3), dimaksudkan untuk menjamin kelestarian,

    keberadaan dan fungsi sungai untuk dapat mengalirkan air banjir dan

    keberlangsungan kehidupan ekosistem sungai.

    (2) Pembatasan pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (1) dilakukan dengan pengaturan pemanfaatan sempadan

    sungai untuk tanaman semusim serta larangan mendirikan bangunan.

    (3) Pengaturan pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (2) dilaksanakan oleh Pemerintah daerah atas dasar

    rekomendasi teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah

    sungai yang bersangkutan.

    Pasal 34

    (1) Perlindungan danau paparan banjir sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 24 ayat (1) huruf c dilakukan dengan mengendalikan sedimen,

    gulma air, dan pencemaran air pada danau paparan banjir.

    (2) Pengendalian sedimen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan pencegahan erosi pada daerah tangkapan air yang

    dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengendalian erosi

    didaerah tangkapan air, dan menjadi satu kesatuan dalam pola dan

    rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang

    bersangkutan.

    (3) Pengendalian gulma air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan pengelolaan gulma air, dan dilaksanakan oleh

    pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan

    serta bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

    (4) Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan oleh instansi terkait yang membidangi lingkungan hidup.

  • 22

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 35

    (1) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24

    ayat (1) huruf d dilakukan pada dataran banjir yang berpotensi

    menampung banjir dengan mengelola dataran banjir dari pemanfaatan

    yang mengganggu fungsi penampung banjir.

    (2) Usaha mengelola dataran banjir dari pemanfaatan yang mengganggu

    fungsi penampung banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan pengelolaan dataran banjir.

    (3) Pengelolaan dataran banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    dilaksanakan oleh pemerintah daerah setelah mendapat rekomendasi

    teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang

    bersangkutan.

    Pasal 36

    Perlindungan terhadap aliran pemeliharaan dan ruas restorasi sungai

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a dan huruf b diatur

    dengan Peraturan Menteri tersendiri.

    Pasal 37

    (1) Kegiatan pencegahan pencemaran air sungai sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 23 huruf b, dilakukan melalui :

    a. penetapan daya tampung beban pencemaran;

    b. identifikasi dan inventarisasi sumber air limbah;

    c. penetapan persyaratan dan tata cara pembuangan air limbah;

    d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai;

    e. pemantauan kualitas air pada sungai; dan

    f. pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.

    (2) Pencegahan pencemaran air sungai sebagaimana dimaksud pada

    Pasal 1 dilaksanakan dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan.

  • 23

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (3) Pelarangan pembuangan sampah ke sungai sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf d, dilaksanakan melalui kerjasama dengan

    pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dengan memasang

    papan larangan pembuangan sampah.

    Bagian Ketiga

    Kegiatan Pemeliharaan Sungai

    Terkait Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Sungai

    Pasal 38

    (1) Kegiatan pemeliharaan sungai terkait penyelenggaraan kegiatan

    pengembangan sungai sebagaimana dimaksud Pasal 22 huruf b

    dimaksudkan agar dalam rangka pemanfaatan sungai melalui

    penyelenggaraan pengembangan tetap terjamin ekosistem sungai,

    karakteristik sungai, kelestarian keanekaragaman hayati serta

    kekhasan dan aspirasi daerah/ masyarakat setempat.

    (2) Pemanfaatan sungai melalui penyelenggaraan pengembangan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memenuhi

    berbagai pemanfaatan sungai yang meliputi untuk kebutuhan rumah

    tangga, pertanian, sanitasi lingkungan, industri, pariwisata, olahraga,

    pertahanan, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan transportasi/

    navigasi.

    (3) Kegiatan pemeliharaan sungai sebagai akibat dari berbagai

    pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi

    kegiatan :

    a. pembatasan pemanfaatan sungai seperti untuk keperluan navigasi,

    perikanan, pembangkit tenaga listrik, dan pemanfaatan sungai

    lainnya;

    b. pembatasan penggunaan air sungai, dengan ketentuan tetap

    terjamin tersedianya aliran pemeliharaan;

  • 24

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    c. pengaturan dan/atau pelarangan pembuangan air limbah dan

    sampah ke sungai; dan

    d. perbaikan dan/atau pemeliharaan tebing kritis dan/atau dasar

    sungai kritis.

    (4) Kegiatan pemeliharaan sungai sebagai akibat dari berbagai

    pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    dilaksanakan oleh instansi terkait dan/atau pengelola prasarana

    sungai.

    BAB IV

    PERENCANAAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 39

    (1) Perencanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta

    pemeliharaan sungai dimaksudkan agar :

    a. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan tepat sasaran sehingga

    sungai beserta prasarana sungai terjamin kelestariannya,

    keberadaannya dan kinerjanya;

    b. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan memenuhi persyaratan

    teknis;

    c. biaya pelaksanaan operasi dan pemeliharaan seefisien mungkin;

    dan

    d. waktu pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai tepat waktu

    sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan dan jadwal periodik

    waktu pelaksanaannya.

    (2) Ruang lingkup perencanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan

    prasarana sungai serta pemeliharaan sungai meliputi :

    a. inventarisasi dan pengumpulan data;

    b. inspeksi rutin;

    c. penelusuran sungai ;

  • 25

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    d. identifikasi dan analisis tingkat kerusakan;

    e. pengukuran dan pembuatan detail desain;

    f. perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ; dan

    g. persiapan pengaturan dan pengalokasian air sungai.

    (3) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan

    oleh pengelola prasarana sungai dan/atau bekerjasama dengan

    pemerintah daerah serta masyarakat.

    Bagian Kedua

    Inventarisasi dan Pengumpulan Data

    Pasal 40

    (1) Kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 39 ayat (2) huruf a dimaksudkan untuk mendapatkan data

    tentang jumlah, dimensi, jenis, kondisi, fungsi dan kinerja sungai serta

    prasarana sungai.

    (2) Kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) meliputi kegiatan ;

    a. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai; dan

    b. pemeliharaan sungai.

    Bagian Ketiga

    Inspeksi Rutin

    Pasal 41

    (1) Kegiatan inspeksi rutin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat

    (2) huruf b dimaksudkan untuk memperoleh data bahwa sungai,

    prasarana sungai termasuk bantaran sungai serta dataran banjir tetap

    terjaga kelestarian fungsinya, manfaatnya, dan kinerjanya untuk

    keperluan pengelolaan sungai.

  • 26

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (2) Kegiatan inspeksi rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan oleh petugas lapangan di wilayah kerjanya setiap 15

    (lima belas) hari sekali.

    (3) Rencana perbaikan / pemeliharaan yang dijumpai selama inspeksi

    rutin dicatat dalam lembar catatan / blanko yang selanjutnya dikirimkan

    ke petugas operasi dan pemeliharaan (seksi/ subseksi O&P Pengelola

    sumber daya air diwilayah sungai).

    (4) Petugas operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3) menghimpun semua berkas usulan dan selanjutnya menyampaikan

    laporan kepada bidang/ seksi operasi dan pemeliharaan pada awal

    bulan berikutnya.

    Bagian Keempat

    Penelusuran Sungai

    Pasal 42

    (1) Kegiatan penelusuran sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39

    ayat (2) huruf c dimaksudkan untuk mengetahui adanya kerusakan

    yang terjadi pada sungai dan/atau prasarana sungai serta penyebab

    kerusakannya, berdasarkan atas laporan oleh petugas lapangan.

    (2) Kegiatan penelusuran sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun pada awal

    dan akhir musim hujan. Apabila diperlukan, pada saat setelah terjadi

    banjir dapat dilakukan penelusuran sungai tambahan, untuk

    mengetahui adanya kerusakan sungai dan prasarana sungai serta

    penyebab kerusakannya, dan usulan rencana perbaikan

    kerusakannya.

    (3) Kegiatan penelusuran sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    dilakukan oleh Tim Penelusuran Sungai yang beranggotakan dari

    unsur-unsur pengelola sumber daya air di wilayah sungai dan dapat

    mengikutsertakan dari unsur dinas terkait dari pemerintah daerah.

  • 27

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (4) Dalam hal prasarana sumber daya air dikelola oleh instansi lain, Tim

    Penelurusan Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    beranggotakan dari unsur pengelola sumber daya air di wilayah sungai

    dan unsur instansi terkait serta dapat mengikutsertakan dari unsur

    dinas terkait dari pemerintah daerah.

    (5) Hasil dari kegiatan Tim Penelusuran Sungai sebagaimana dimaksud

    pada ayat (3) dan ayat (4) dicatat dalam lembar catatan/ blanko, dan

    ditentukan ranking prioritasnya beserta tugas dan tanggung jawab

    masing-masing instansi dalam kegiatan pemeliharaan.

    Bagian Kelima

    Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan

    Pasal 43

    (1) Kegiatan identifikasi dan analisis tingkat kerusakan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf d dimaksudkan untuk

    memperoleh data permasalahan dan kebutuhan pemeliharaan serta

    rencana aksi yang tersusun dengan skala prioritas dan uraian

    pekerjaan pemeliharaan sungai dan prasarana sungai.

    (2) Skala prioritas pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1), dilaksanakan dengan kriteria :

    a. sungai yang masih alami, relatif belum ada aktifitas pembangunan

    di kanan-kiri palung sungainya, relatif belum memerlukan

    pemeliharaan sungai;

    b. sungai yang sudah dipengaruhi oleh aktifitas pembangunan di

    kanan-kiri palung sungainya, pemeliharaan dan perbaikan dibuat

    selektif ditempat bangunan fasilitas yang mempunyai nilai

    ekonomi tinggi (jalan raya, rumah sakit, dsb.); dan

    c. sungai yang melewati/ berada di perkotaan, pelaksanaan

    pemeliharaan dan perbaikan dapat dilaksanakan secara khusus.

  • 28

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (3) Skala prioritas pemeliharaan prasarana sungai sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) ditentukan oleh kondisi kerusakan fisik prasarana sungai,

    dengan klasifikasi sebagai berikut :

    a. kondisi baik, jika tingkat kerusakan lebih kecil dari 10 % (sepuluh

    persen) dibandingkan dari kondisi awal pembangunan;

    b. kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan antara 10% (sepuluh

    persen) sampai 20% (dua puluh persen) dibandingkan dari kondisi

    awal pembangunan;

    c. kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan lebih besar 20% (dua

    puluh satu persen) sampai 40% (empat puluh persen)

    dibandingkan dari kondisi awal pembangunan; dan

    d. kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan sudah melebihi dari

    40% (empat puluh persen) dibandingkan dari kondisi awal

    pembangunan.

    Bagian Keenam

    Pengukuran dan Pembuatan Detail Desain

    Pasal 44

    (1) Pengukuran dan pembuatan detail desain pekerjaan pemeliharaan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf e, dimaksudkan

    untuk memperoleh gambar desain yang tergambar dengan skala

    tertentu, dan sebagai dasar untuk menghitung Rencana Anggaran

    Biaya (RAB) serta pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.

    (2) Kegiatan pengukuran dan pembuatan detail desain sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh instansi pengelola

    prasarana sungai dan disetujui oleh pengelola sumber daya air

    diwilayah sungai yang bersangkutan.

    (3) Kegiatan pembuatan detail desain sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2) dilaksanakan dengan mengikuti pedoman hitungan konstruksi yang

    telah ada serta mempertimbangkan nota perhitungan konstruksi yang

    lama (bila masih tersedia) dan menghasilkan hasil detail desain.

  • 29

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (4) Hasil detail desain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disajikan

    dalam peta situasi lengkap, gambar detail bangunan, potongan

    memanjang dan potongan melintang serta nota perhitungan detail

    desain.

    Bagian Ketujuh

    Rencana Anggaran Biaya

    Pasal 45

    Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 39 ayat (2) huruf f dimaksudkan untuk memperoleh estimasi

    besar biaya pelaksanaan operasi dan pemeliharaan, dan didasarkan pada

    perhitungan kebutuhan berikut :

    a. kebutuhan perencanaan makro; dan

    b. angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP).

    Pasal 46

    (1) Perhitungan kebutuhan perencanaan makro sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 45 huruf a dilakukan dengan ketentuan :

    a. untuk keperluan perencanaan makro, biaya operasi dan

    pemeliharaan diprakirakan sebesar 2.5% (dua setengah persen)

    dari nilai asset; dan

    b. untuk keperluan penyusunan prakiraan biaya operasi dan

    pemeliharaan, dibedakan ketentuan antara sungai yang

    mempunyai aset dan sungai yang tidak mempunyai aset (sungai

    alam).

    (2) Penyusunan prakiraan operasi dan pemeliharaan sungai yang

    mempunyai aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

    dihitung berdasarkan estimasi kebutuhan biaya pemeliharaan

    bangunan dengan ketentuan :

    a. bangunan berumur kurang dari 5 th (lima tahun) adalah sebesar

    0.6% (enam per sepuluh persen) nilai asset;

  • 30

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    b. bangunan berumur antara 5 th (lima tahun) sampai dengan 25 th

    (dua puluh lima tahun) adalah sebesar 1.3% (satu koma tiga

    persen) nilai asset; dan

    c. bangunan berumur diatas 25 th (dua puluh lima tahun) adalah

    sebesar 1.9% (satu koma sembilan persen) dari nilai aset.

    (3) Prakiraan biaya operasi dan pemeliharaan sungai yang tidak

    mempunyai aset (sungai alam) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    huruf b dihitung berdasarkan taksiran kasar hasil survey secara global.

    Pasal 47

    (1) Perhitungan kebutuhan berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi

    dan pemeliharaan (AKNOP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45

    huruf b, dilaksanakan dengan ketentuan :

    a. penyusunan AKNOP baik sungai maupun prasarana sungai

    dilakukan melalui penelusuran dengan mencatat kegiatan operasi

    dan pemeliharaan yang diperlukan;

    b. setiap tahun dilakukan penyusunan AKNOP, untuk 2 (dua) tahun

    anggaran; dan

    c. prosedur penyusunan AKNOP mengikuti manual O&P sungai;

    (2) Penyusunan anggaran Operasi dan Pemeliharaan prasarana sungai

    serta pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a, dihitung atas dasar keperluan mempertahankan sungai

    sebagai fungsi sosial, lingkungan hidup, ekonomi, yang meliputi :

    a. pengamatan setiap tahun (bantaran, dataran banjir, dan sempadan

    sungai);

    b. pengukuran berkala pada tempat tertentu baik sungai maupun

    prasarana sungai paling sedikit 5 (lima) tahun sekali, terdiri dari

    tampang lintang dan tampang memanjang;

    c. pengukuran berkala terhadap kualitas air;

    d. pengawasan dan pemantauan;

    e. pemanfaatan bantaran, sempadan, dan dataran banjir;

    f. papan larangan;

  • 31

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    g. kegiatan fisik, yang meliputi pembersihan sampah/gulma,

    pemotongan pohon yang mengganggu aliran, penstabilan tebing;

    h. pengelolaan hidrologi; dan

    i. pemantauan konservasi sumber daya air (debit air dan sedimen).

    (3) Penyusunan anggaran Operasi dan Pemeliharaan prasarana sungai

    serta pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    huruf a, dihitung atas dasar mempertahankan sungai sebagai fungsi

    sosial, lingkungan hidup dan ekonomi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) ditambah biaya operasi dan pemeliharaan prasarana sungai

    dan nilai jasa pelayanan yang diberikan kepada pemanfaat air.

    Bagian Kedelapan

    Persiapan Pengaturan dan Pengalokasian Air Sungai

    Pasal 48

    Persiapan pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf g meliputi :

    a. penentuan besaran ketersediaan air tahunan ;

    b. penentuan potensi daya air ;

    c. penggunaan air sungai ;

    d. pengalokasian dan pemberian air sungai ;

    e. perhitungan debit banjir ; dan

    f. penyusunan rancangan ketetapan alokasi air.

    Pasal 49

    (1) Penentuan besaran ketersediaan air tahunan sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 48 huruf a dilakukan dengan menghitung rencana

    ketersediaan air tahunan, yang ditentukan dari besaran debit andalan

    sungai.

  • 32

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (2) Besaran debit andalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    ditentukan berdasarkan ketersediaan debit andalan sebesar 80 %.

    (3) Debit andalan 80% (delapan puluh persen) sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) ditentukan berdasarkan potensi debit sebesar 80%

    (delapan puluh persen) terjadi, dan dihitung dari data seri debit harian

    yang sekurang-kurangnya dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.

    (4) Perhitungan rencana ketersediaan air tahunan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dilaksanakan oleh pengelola sumber daya air dan

    disampaikan kepada pejabat berwenang setelah mendapat

    pertimbangan dari dewan Sumber Daya Air / TKPSDA di wilayah

    sungai yang bersangkutan.

    Pasal 50

    (1) Penentuan potensi daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48

    huruf b dilakukan pada sungai-sungai yang mempunyai prasarana

    pembangkit listrik tenaga air sungai, dan diperoleh dari data rencana

    operasional pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berasal dari

    potensi ketersediaan alokasi air tahunan untuk tenaga listrik dan

    ketinggian operasi PLTA.

    (2) Dalam hal prasarana PLTA tidak dikelola oleh pengelola sumber daya

    air di wilayah sungai, potensi daya air tahunan dihitung bersama

    antara instansi pengelola PLTA dan pengelola sumber daya air di

    wilayah sungai yang bersangkutan.

    (3) Pontensi daya air tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    secara berkala dilaporkan kepada pejabat berwenang

    Pasal 51

    (1) Penggunaan air sungai dalam rangka kegiatan pengaturan dan

    pengalokasian air sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 huruf

    c dilakukan dengan menghitung penggunaan air sungai yang diperoleh

    dari data seluruh pengguna air di wilayah sungai yang bersangkutan.

  • 33

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (2) Data penggunaan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat

    oleh pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang

    bersangkutan dengan berpedoman pada alokasi air tahunan yang

    telah ditetapkan oleh pejabat berwenang, dan setiap pengguna air

    tidak diperkenankan menggunakan air melebihi alokasi air seperti yang

    telah ditetapkan.

    Pasal 52

    (1) Pengalokasian dan pemberian air sungai dalam rangka kegiatan

    pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana dimaksud

    pada Pasal 48 huruf d dilakukan oleh pengelola sumber daya air pada

    wilyah sungai yang bersangkutan, berdasarkan atas alokasi air yang

    telah ditetapkan oleh pejabat berwenang pengelola sumber daya air di

    wilayah sungai yang bersangkutan.

    (2) Dalam merencanakan pengalokasian dan pemberian air sungai

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipertimbangkan debit air

    yang mengalir disebelah hilirnya untuk memenuhi seluruh pengguna

    termasuk jumlah air tertentu untuk keperluan aliran pemeliharaan.

    (3) Dalam hal dijumpai debit yang tersedia tidak mencukupi untuk

    memenuhi debit yang telah ditetapkan, besaran pengalokasian dan

    pemberian air dilakukan penyesuaian dengan koefisien debit tertentu.

    (4) Dalam hal koefisien debit tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat

    (3) sudah ditetapkan dan menjadi satu kesatuan dengan ketetapan air

    yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, perhitungan

    pengalokasian dan pemberian air sungai menggunakan koefisien debit

    seperti yang telah ditetapkan oleh pejabat berwenang.

    (5) Perhitungan pengalokasian dan pemberian air sungai sebagaimana

    dimaksud pada ayat (4) disertai dengan catatan prioritas alokasi air

    pada kondisi ketersediaan air sungai mencapai 100%, 80%, 60%, 40%

    dan sama atau kurang dari 20%.

  • 34

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 53

    (1) Perhitungan debit banjir sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 huruf e

    dilakukan oleh pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang

    bersangkutan, berdasarkan data tinggi curah hujan dan/ atau tinggi

    muka air pada stasiun pengamatan debit banjir

    (2) Perhitungan debit banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan dengan metode dan standar Indonesia yang telah ditetapkan

    oleh pejabat berwenang.

    (3) Stasiun pengamatan banjir dibuat beberapa lokasi yang akan dipakai

    sebagai dasar pemantauan debit banjir, perjalanan puncak banjir, dan

    sebagai dasar untuk kegiatan sistem perakiraan dan peringatan dini

    bahaya banjir serta pengaturan banjir.

    Pasal 54

    (1) Penyusunan rancangan ketetapan alokasi air sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 48 huruf f ditentukan berdasarkan data besaran

    ketersediaan air tahunan disetiap lokasi bangunan pengambilan.

    (2) Rancangan ketetapan alokasi air sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) selanjutnya disampaikan kepada Pejabat berwenang Pengelola

    Sumber Daya Air untuk ditetapkan sebagai ketetapan alokasi air

    diwilayah sungai yang bersangkutan.

  • 35

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    BAB V

    PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 55

    (1) Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan

    meliputi:

    a. pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana

    sungai; dan

    b. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sungai.

    (2) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi kegiatan :

    a. persiapan pelaksanaan;

    b. pelaksanaan;

    c. pengendalian pelaksanaan; dan

    d. rekomendasi teknis.

    Bagian Kedua

    Persiapan Pelaksanaan

    Pasal 56

    Persiapan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sebagaimana

    dimaksud pada Pasal 55 ayat (2) huruf a, meliputi kegiatan:

    a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;

    b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan

    fungsi prasarana sungai;

    c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai;

    d. penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai; dan

    e. penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai.

  • 36

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 57

    Persiapan pelaksanaan kegiatan pengaturan dan pengalokasian air

    sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 huruf a, meliputi:

    a. pengecekan akhir data alokasi penggunaan/pengambilan air sungai;

    b. pengecekan akhir kurva debit banjir yang akan digunakan untuk

    pedoman pengoperasian prasarana pengelolaan banjir;

    c. pengecekan terhadap kesiapan operasional sistem operasi pintu

    pengambilan;

    d. Pengecekan terhadap kesiapan operasional sistem operasi prasarana

    banjir; dan

    e. pengecekan akhir terhadap tenaga, operator, mekanik, bahan, dan

    peralatan yang harus disiapkan.

    Pasal 58

    Persiapan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan untuk pencegahan

    kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai sebagaimana

    dimaksud pada Pasal 56 huruf b, meliputi:

    a. pengecekan terhadap keberadaan dan berfungsinya papan-papan

    larangan, papan pengaturan, patok-patok batas, papan peringatan dan

    perangkat pengaman lainnya;

    b. pengecekan akhir terhadap kesiapan gambar desain serta lokasi

    kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilaksanakan;

    c. pengecekan akhir terhadap penyediaan tenaga, bahan, peralatan, dan

    pengaturan regu kerja serta rencana anggaran biaya; dan

    d. pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu agar

    tercapai kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

    Pasal 59

    Persiapan pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap prasarana sungai

    sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 huruf c, meliputi:

    a. pengecekan akhir terhadap kesiapan gambar desain serta lokasi

    kegiatan perbaikan yang akan dilaksanakan;

  • 37

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    b. pengecekan akhir terhadap penyediaan tenaga, bahan, peralatan dan

    pengaturan regu kerja serta rencana anggaran biaya;

    c. pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu agar

    tercapainya kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan; dan

    d. dalam hal pekerjaan akan dilaksanakan oleh kontraktor, agar disusun

    dokumen tender yang tersusun dalam paket-paket pekerjaan yang

    akan menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan, rencana anggaran

    biaya, waktu pelaksanaan dan spesifikasi teknis.

    Pasal 60

    Persiapan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dalam rangka

    penyelenggaraan kegiatan konservasi sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 56 huruf d, meliputi:

    a. pengecekan kesiapan akhir terhadap rencana pengambilan komoditas

    tambang di sungai;

    b. pengecekan akhir terhadap kesiapan gambar desain, serta lokasi

    kegiatan perlindungan sungai;

    c. pengecekan akhir terhadap pemanfaatan sempadan sungai, dataran

    banjir dan danau paparan banjir, serta rencana pemasangan patok

    batas garis sempadan sungai, dataran banjir dan danau paparan

    banjir;

    d. pengecekan akhir terhadap kesiapan penyediaan tenaga, bahan,

    peralatan dan pengaturan regu kerja.

    e. pengecekan terhadap keberadaan dan berfungsinya papan-papan

    larangan pembuangan sampah ke sungai; dan

    f. pengecekan akhir tentang ketersedianan aliran pemeliharaan dan

    rencana ruas restorasi sungai.

  • 38

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 61

    Persiapan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dalam rangka

    penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 56 huruf e meliputi:

    a. pengecekan akhir tentang pengaturan pembatasan pemanfaatan

    sungai;

    b. pengecekan akhir tentang pengaturan pembatasan penggunaan air

    sungai;

    c. pengecekan akhir tentang pengaturan dan/atau pelarangan

    pembuangan air limbah dan sampah; dan

    d. pengecekan akhir terhadap kesiapan rencana perbaikan atau

    pemeliharaan tebing dan/atau dasar sungai.

    Bagian Ketiga

    Pelaksanaan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

    Pasal 62

    Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 55 ayat (2) huruf b, meliputi kegiatan:

    a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;

    b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan

    fungsi prasarana sungai;

    c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai;

    d. penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai; dan

    e. penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai.

    Pasal 63

    (1) Kegiatan pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 62 huruf a meliputi kegiatan pembuatan

    laporan :

    a. penggunaan/pengambilan air sungai;

    b. pembuatan kurva debit banjir yang akan digunakan untuk

    pedoman pengoperasian prasarana pengelolaan banjir;

  • 39

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    c. pengoperasian pintu pengambilan;

    d. pengoperasian prasarana banjir; dan

    e. pemakaian tenaga (operator, mekanik, pembantu), bahan dan

    peralatan.

    (2) Setiap pelaksanaan kegiatan pengaturan dan pengalokasian air

    sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam laporan

    pelaksanaan kegiatan.

    Pasal 64

    (1) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan

    dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 62 huruf b, meliputi kegiatan:

    a. pengecekan keadaan dan fungsi serta manfaat papan-papan

    larangan, papan pengaturan, patok-patok batas, papan

    peringatan dan perangkat pengaman lainnya;

    b. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang tertuang

    dalam gambar terbangun (as built drawing),dan disertai dengan

    keterangan pada bagian pekerjaan di lokasi yang telah

    dilaksanakan;

    c. pelaksanaan penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan

    pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah digunakan

    dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan

    perbaikannya; dan

    d. pembuatan tentang catatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan

    jaminan mutu tentang kualitas pekerjaan.

    (2) Setiap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

  • 40

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 65

    (1) Pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana

    sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 huruf c, meliputi

    kegiatan:

    a. pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana

    sungai yang tertuang dalam gambar terbangun (as built drawing),

    dan disertai dengan keterangan pada bagian pekerjaan dilokasi

    yang telah dilaksanakan;

    b. pelaksanaan penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan

    pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah digunakan

    dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap kerusakan

    prasarana sungai;

    c. pembuatan catatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan jaminan

    mutu tentang kualitas pekerjaan; dan

    d. dalam hal pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor, agar disusun

    kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemborongan yang meliputi:

    pembuatan catatan harian, mingguan, bulanan, triwulan yang

    meliputi penggunaan tenaga, bahan dan peralatan serta

    progres pekerjaan.

    pembuatan catatan pekerjaan selesai yang disertai dengan

    laporan progres pekerjaan 100% (seratus persen) dan gambar

    terbangun (as built drawing).

    (2) Setiap pelaksanaan kegiatan perbaikan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

    Pasal 66

    (1) Pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 huruf d, meliputi kegiatan :

    a. pengambilan komoditas tambang di sungai sesuai dengan

    persyaratan :

    lokasi pengambilan;

    volume pengambilan;

  • 41

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    kedalaman, lebar dan panjang pengambilan;

    peralatan yang digunakan;

    kualitas lingkungan (pencemaran air, kerapian bekas

    galian); dan

    pemulihan tempat kerja.

    b. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan perlindungan sungai yang

    tertuang dalam gambar terbangun (as built drawing) dan disertai

    dengan keterangan pada bagian pekerjaan di lokasi yang telah

    dilaksanakan;

    c. pengecekan tentang kondisi dan pemanfaatn sempadan sungai,

    dataran banjir dan danau paparan banjir, serta laporan keadaan,

    fungsi dan manfaat patok batas garis sempadan;

    d. pelaksanaan penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan

    pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah digunakan

    dalam pelaksanaan;

    e. pembuatan catatan tentang keberadaan, fungsi dan manfaat

    papan-papan larangan di tempat larangan pembuangan sampai

    ke sungai;

    f. pembuatan catatan ketersediaan aliran pemeliharaan di setiap

    hilir bangunan pengambilan air sungai; dan

    g. pembuatan catatan tentang pelaksanaan ruas restorasi sungai.

    (2) Setiap pelaksanaan kegiatan konservasi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

    Pasal 67

    (1) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terkait dalam rangka

    penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 62 huruf e, meliputi kegiatan:

    a. pelaksanaan dan pengaruh pembatasan pemanfaatan sungai

    yang meliputi:

    pencemaran sungai; dan

  • 42

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    ada/tidaknya gangguan aliran sungai dan/atau keruntuhan

    tebing sungai

    b. penggunaan air sungai dan pembatasan penggunaannya bagi

    seluruh pengguna air sungai;

    c. pembuatan catatan ada/tidaknya pembuangan air limbah dan

    sampah ke sungai;

    d. pelaksanaan perbaikan dan/atau pemeliharaan tebing dan/atau

    dasar sungai yang meliputi:

    penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan

    pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah

    digunakan dalam pelaksanaan; dan

    pembuatan catatan harian, mingguan, bulanan, triwulan dan

    progress pekerjaan serta gambar terbangun (as built

    drawing).

    (2) Setiap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

    Bagian Keempat

    Pengendalian Pelaksanaan

    Pasal 68

    (1) Pengendalian pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) huruf c, dilakukan

    untuk pelaksanaan kegiatanyang dilaksanakan sendiri secara

    swakelola, dikontrakkan serta pekerjaan yang dilaksanakan oleh Dinas

    Provinsi/ Kabupaten/Kota, instansi terkait, badan usaha dan

    masyarakat.

    (2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    meliputi kegiatan:

    a. pengendalian mutu;

    b. pengawasan;

    c. laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan; dan

    d. laporan pekerjaan selesai.

  • 43

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 69

    Pengendalian mutu sebagaimana dimaksud pada Pasal 68 ayat (2) huruf

    a dimulai sejak persiapan sampai pekerjaan selesai dan meliputi

    pengendalian terhadap :

    a. bahan;

    b. peralatan ;

    c. metoda;

    d. tenaga; dan

    e. pendanaan.

    Pasal 70

    (1) Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat

    (2) huruf b, dilakukan dengan:

    a. pengawasan harian;

    b. pengawasan berkala;

    c. pengendalian kualitas (quality control) pekerjaan.

    (2) Pengawasan harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

    dilakukan oleh pertugas pengawas yang setiap waktu berada dilokasi

    pekerjaan.

    (3) Pengawasan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,

    dilaksanakan secara berkala dan/atau pada waktu tertentu, dan

    dilakukan oleh tim pengawas yang terdiri dari unsur pengelola sumber

    daya air diwilayah yang bersangkutan dan/atau dinas pemerintah

    daerah terkait, instansi terkait serta dapat mengikut sertakan

    masyarakat.

    (4) Pengendalian kualitas (quality control) pekerjaan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan:

    a. pengendalian tenaga, bahan dan peralatan serta biaya

    pelaksanaan;

  • 44

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    b. pengendalian mutu kualitas hasil pekerjaan, dengan melakukan

    test kualitas, bahan dan bangunan yang telah dikerjakan; dan

    c. pengendalian kekuatan bangunan, dengan melakukan evaluasi

    kekuatan bangunan yang dilaksanakan.

    Pasal 71

    (1) Pembuatan laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) huruf c, meliputi:

    a. laporan harian, mingguan dan bulanan;

    b. laporan penggunaan bahan, peralatan, tenaga dan keuangan untuk

    pekerjaan swakelola;

    c. laporan realisasi pekerjaan yang dikontrakkan; dan

    d. laporan tahunan.

    (2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

    merupakan laporan pemantauan dan evaluasi bulanan, yang

    mencakup:

    a. jenis dan volume pekerjaan;

    b. rencana dan realisasi fisik serta keuangan;

    c. nilai bobot dalam % (persen), yaitu biaya dibagi volume yang telah

    dilaksanakan;

    d. kemajuan pekerjaan fisik, dalam bentuk grafik volume pekerjaan

    dan waktu pelaksanaan; dan

    e. nilai tertimbang dalam % (persen), yaitu bobot kemajuan biaya

    serta kinerja fisik.

    (3) Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dibuat oleh pelaksana kegiatan dan disampaikan kepada

    pengelola sumber daya air diwilayah sungai yang bersangkutan

    dan/atau dinas provinsi/kabupaten/kota serta instansi terkait sebagai

    penanggung jawab pekerjaan.

  • 45

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Pasal 72

    (1) Laporan pekerjaan selesai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68

    ayat (2) huruf d, meliputi

    a. laporan pekerjaan selesai; dan

    b. gambar terbangun (as built drawing).

    (2) Laporan pekerjaan selesai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

    a, meliputi kegiatan :

    a. pemakaian tenaga kerja;

    b. pemakaian bahan;

    c. pemakaian peralatan;

    d. keuangan yang digunakan;

    e. volume masing-masing jenis bangunan;

    f. waktu pelaksanaan;

    g. kualitas hasil pekerjaan; dan

    h. catatan selama waktu pelaksanaan pekerjaan.

    (3) Gambar terbangun (as built drawing) sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) huruf b, meliputi:

    a. situasi bangunan lengkap;

    b. potongan memanjang bangunan;

    c. potongan melintang bangunan; dan

    d. keterangan/ catatan terhadap bagian bangunan yang dikerjakan.

    Bagian Kelima

    Rekomendasi Teknis

    Pasal 73

    (1) Rekomendasi teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2)

    huruf d, meliputi:

    a. pelaksanaan konstruksi pada ruang sungai;

    b. pelaksanaan konstruksi yang mengubah aliran dan/atau alur

    sungai;

    c. pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai;

  • 46

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    d. pemanfaatan bekas sungai;

    e. pemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhan pokok sehari-hari

    dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada;

    f. pemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air;

    g. pemanfaatan sungai sebagai prasarana transportasi;

    h. pemanfaatan sungai di kawasan hutan;

    i. pembuangan air limbah ke sungai;

    j. pengambilan komoditas tambang di sungai;

    k. pemanfaatan sungai untuk perikanan menggunakan karamba atau

    jaring apung;

    l. usulan efisiensi pemakaian air sungai;

    m. pengoperasian bangunan sungai yang tidak dikelola oleh pengelola

    sumber daya air di wilayah sungai;

    n. perubahan sistem operasi bangunan akibat rehabilitasi atau

    penggantian bangunan;

    o. pemanfaatan dataran banjir ; dan

    p. alokasi air sungai;

    (2) Rekomendasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh

    pengelola sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan dan

    disampaikan kepada pejabat berwenang.

    BAB VI

    PEMANTAUAN DAN EVALUASI

    Bagian Kesatu

    Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

    Pasal 74

    (1) Pemantauan evaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana

    sungai serta pemeliharaan sungai, meliputi:

    a. pemantauan dan evaluasi terhadap fungsi, kinerja dan manfaat dari

    setiap prasarana sungai dan/atau masing-masing setiap hasil

    kegiatan operasi dan pemeliharaan;

  • 47

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    b. pemantauan dan evaluasi terhadap sistem sungai; dan

    c. evaluasi keberhasilan kegiatan operasi dan pemeliharaan.

    (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan sendiri secara

    swakelola, dikontrakkan, maupun untuk kegiatan yang dilaksanakan

    oleh dinas provinsi/kabupaten/kota, instansi terkait, badan usaha dan

    masyarakat.

    Bagian Kedua

    Pemantauan dan Evaluasi Setiap Prasarana Sungai

    Pasal 75

    (1) Pemantauan dan evaluasi dari setiap prasarana sungai dan/atau

    masing-masing hasil kegiatan operasi dan pemeliharaan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf a meliputi fungsi, kinerja dan

    manfaat serta dalam kondisi apabila ada penyesuaian terhadap sistem

    operasi prasarana sungai.

    (2) Pemantauan dan evaluasi yang meliputi fungsi, kinerja dan manfaat

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk menyusun

    rencana kegiatan penyempurnaan selanjutnya.

    (3) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    dilaksanakan oleh petugas lapangan sebagai bagian dari kegiatan

    inspeksi rutin di wilayah kerjanya setiap 15 (lima belas) hari sekali.

    Bagian Ketiga

    Pemantauan dan Evaluasi Terhadap Sistem Sungai

    Pasal 76

    (1) Pemantauan dan evaluasi terhadap sistem sungai sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf b, dimaksudkan untuk menilai

    keberhasilan dan dampak yang diakibatkan oleh sistem prasarana

    sungai yang ada terhadap sistem sungainya.

  • 48

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    meliputi:

    a. dampak prasarana sungai terhadap ruas sungai di tempat

    prasarana sungai itu sendiri;

    b. dampak prasarana sungai terhadap ruas sungai sekitarnya, antara

    lain pengaruh perubahan arus sungai yang terjadi sehingga tebing

    sungai di bagian lainnya menjadi longsor; dan

    c. dampak kegiatan perbaikan/atau pemeliharaan terhadap sistem

    sungai secara keseluruhan, antara lain pengerukan alur sungai

    yang dapat menyebabkan degradasi/atau agradasi.

    (3) Kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap sistem sungai

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Tim Penelusuran

    Sungai yang beranggotakan dari unsur-unsur pengelola sumber daya

    air di wilayah yang bersangkutan dan/atau mengikut sertakan unsur

    dinas terkait dari pemerintah daerah, instansi terkait dan badan usaha

    terkait.

    Bagian Keempat

    Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

    Pasal 77

    (1) Evaluasi keberhasilan kegiatan operasi dan pemeliharaan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf c, dimaksudkan

    untuk menilai keberhasilan dari kegiatan operasi dan pemeliharaan

    yang telah dikerjakan.

    (2) Evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

    a. terpenuhinya keberadaan prasarana sungai sesuai dengan fungsi,

    kinerja dan manfaatnya;

    b. terpenuhinya fungsi, kinerja dan manfaat sungai;

    c. terjaganya kondisi sungai serta prasarana sungai;

    d. biaya operasi dan pemeliharaan menjadi lebih efisien; dan

    e. tercapainya umur efektif bangunan.

  • 49

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    BAB VII

    PENGOPERASIAN BANGUNAN

    PENGELOLAAN BANJIR

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 78

    Pengoperasian bangunan pengelolaan banjir merupakan kegiatan yang

    dilakukan pada saat prabanjir dan pada saat kejadian banjir, yang

    meliputi:

    a. pemantauan debit banjir;

    b. pengoperasian bangunan pengelolaan banjir; dan

    c. pembuatan laporan peringatan dini bahaya banjir.

    Bagian Kedua

    Pemantauan debit banjir

    Pasal 79

    (1) Pemantauan debit banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf

    a, dilaksanakan pada setiap bangunan pengelolaan banjir, dan

    dimaksudkan untuk memantau setiap perubahan debit banjir;

    (2) Pemantauan setiap perubahan debit banjir sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dimaksudkan sebagai pedoman pengoperasian pintu

    dan/ atau bangunan pengelolaan banjir untuk kegiatan;

    a. pengaturan debit banjir; dan

    b. peringatan dini bahaya banjir.

  • 50

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Bagian Ketiga

    Pengoperasian bangunan pengelolaan banjir

    Pasal 80

    (1) Pengoperasian bangunan pengelolaan banjir sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 78 huruf b, dilaksanakan mengikuti perubahan ketinggian

    muka air banjir seperti yang telah ditetapkan dalam sistem

    pengoperasian oleh pejabat berwenang.

    (2) Sistem pengoperasian bangunan pengelolaan banjir sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan ketentuan :

    a. kapan harus dilakukan pengoperasian pintu dan/atau bangunan

    pengelolaan banjir; dan

    b. kapan harus dilakukan penutupan pintu dan/atau pemberhentian

    pengoperasian bangunan pengelolaan banjir.

    (3) Dalam hal terjadi kondisi muka air banjir dan/ atau debit banjir sudah

    masuk dalam kategori bahaya, harus segera dilaporkan kepada

    pejabat berwenang dan instansi terkait penanggulangan bencana.

    Bagian Keempat

    Pembuatan Laporan Peringatan Dini Bahaya Banjir

    Pasal 81

    (1) Pembuatan laporan peringatan dini bahaya banjir sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, meliputi kegiatan :

    a. pembuatan laporan di lokasi pengamatan banjir; dan

    b. pembuatan laporan di lokasi yang diperhitungkan terancam banjir.

    (2) Pembuatan laporan dilokasi pengamatan banjir, sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi kegiatan :

    a. melakukan pencatatan dan mengevaluasi data curah hujan dari

    seluruh stasiun curah hujan di daerah aliran sungai;

    b. menghitung/ atau melakukan kontrol terhadap batas terendah tinggi

    curah hujan yang dapat menimbulkan banjir;

  • 51

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    c. menghitung besaran debit banjir yang diperkirakan akan terjadi,

    dan waktu yang akan diperkirakan untuk mencapai debit banjir

    puncak;

    d. membaca dan menghitung besaran debit banjir atas dasar tinggi

    muka air yang terjadi di papan pos duga muka air, sesuai dengan

    kurva debit yang ada;

    e. besaran debit banjir yang terjadi, sebagai koreksi atas debit banjir

    yang dihasilkan dari data curah hujan; dan

    f. melaporkan besaran dan kecenderungan debit banjir yang terjadi

    secara berkala kepada pejabat berwenang dan instansi terkait.

    (3) Pembuatan laporan di lokasi yang diperhitungkan terancam banjir

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi kegiatan :

    a. menghitung debit banjir sesuai dengan tinggi muka air yang terjadi

    di papan pos duga muka air dan kurva debit yang ada;

    b. mencatat waktu perjalanan puncak banjir (tp) dari lokasi

    pengamatan banjir sampai lokasi yang akan diperhitungkan

    terancam banjir; dan

    c. melaporkan besaran dan kecenderungan debit banjir yang terjadi

    secara berkala kepada pejabat yang berwenang dan instansi

    terkait.

  • 52

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    BAB VIII

    PENDANAAN

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 82

    Pendanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta

    pemeliharaan sungai meliputi :

    a. penyusunan pendanaan; dan

    b. sumber dana.

    Bagian Kedua

    Penyusunan Pendanaan

    Pasal 83

    (1) Penyusunan pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82

    huruf a disusun berdasarkan prioritas dengan urutan :

    a. pengamanan jiwa manusia dan harta benda masyarakat;

    b. mencegah potensi kerusakan yang lebih parah dan/atau

    pemeliharaan darurat;

    c. pengamanan objek vital;

    d. berhubungan dengan kesehatan dan kebutuhan pokok manusia;

    e. pemeliharaan preventif;

    f. pemeliharaan korektif;

    g. pemeliharaan berat;

    h. rehabilitasi atau rekonstruksi;

    i. penghijauan dan rehabilitasi, konservasi tanah;

    j. pemetaan daerah rawan bencana; dan

    k. perencanaan dan pengendalian penggunaan lahan.

    (2) Biaya operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan

    sungai ditetapkan berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi dan

    pemeliharaan (AKNOP).

  • 53

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    Bagian Ketiga

    Sumber Dana

    Pasal 84

    (1) Sumber dana untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana

    sungai serta pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 82 huruf b berasal dari :

    a. anggaran Pemerintah;

    b. anggaran pemerintah daerah ;

    c. anggaran swasta;

    d. anggaran swadaya masyarakat;

    e. hasil penerimaan dari biaya jasa pengelolaan sumber

    daya air; dan

    f. penyertaan pembiayaan operasi dan pemeliharaan antara instansi

    yang berwenang dengan pemilik kepentingan.

    (2) Pemerintah, pemerintah daerah, instansi pengelola terkait dan setiap

    pengelola prasarana sungai diwajibkan mengalokasikan pendanaan

    kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta

    pemeliharaan sungai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

    pengelolaannya.

    BAB IX

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 85

    Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan lain yang

    mengatur mengenai tata cara operasi dan pemeliharaan prasarana sungai

    serta pemeliharaan sungai selama tidak bertentangan dengan Peraturan

    Menteri ini dinyatakan masih berlaku.

  • 54

    Draft Permen PU

    Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai

    Serta Pemeliharaan Sungai

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 86

    Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Peraturan Menteri ini untuk disebarluaskan kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.

    Ditetapkan di Jakarta

    pada tanggal .. ............... 2011

    MENTERI PEKERJAAN UMUM,

    DJOKO KIRMANTO