24

Click here to load reader

14012-5-637754722800

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 14012-5-637754722800

MODUL 5

TEORI TRAFIK

1. Pengertian Trafik

Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat yang lain

secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor

berikut:

1. Besar/banyaknya perpindahan object.

2. Arah/destinasi perpindahan object

3. Waktu pemindahan

4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas.

Dalam lalu lintas telekomunikasi maka objeknya adalah pembicaraan (informasi).

Jika satu jalur sudah terpakai untuk mengalirkan satu pembicaraan, maka jalur itu

tidak dapat digunakan untuk menyalurkan pembicaraan lain. Jika pembicaraan

sudah selesai barulah jalur tersebut dapat dipakai untuk yang lain.

Volume lalu lintas ini akan menentukan ukuran sentral telepon. Intensitas lalu lintas

berubah-ubah dari waktu ke waktu, hari ke hari dan bulan ke bulan. Oleh sebab itu,

dikenal jam sibuk, hari sibuk dan bulan sibuk. Kesibukan yang berbeda-beda untuk

setiap tempat. Sebab itu, untuk jumlah telepon yang sama, maka kapasitas sentral

telepon yang dibutuhkan tidak sama.

Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat

ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besar dari suatu trafik telekomunikasi

diukur dengan satuan waktu, sedangkan nilai trafik dari suatu kanal adalah lamanya

waktu pendudukan pada kanal tersebut. Salah satu tujuan perhitungan trafik adalah

untuk mengetahui unjuk kerja jaringan (Network Performance) dan mutu pelayanan

jaringan telekomunikasi (Quality of Service).

2. Besaran Trafik

Volume Trafik, didefinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan.

Intensitas Trafik, didefinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan dalam suatu

selang pengamatan tertentu (per satuan waktu).

Volume Trafik dapat ditulis dengan persamaan 1 di bawah ini:

pers 1

di mana:

T = perioda waktu pengamatan

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 1

Page 2: 14012-5-637754722800

J(t) = jumlah kanal yang diduduki saat t

Satuan Trafik

1 Erlang = 1 TU (Traffic Unit)

= 36 CCS (Cent Call Seconds)

= 36 HCS (Hundred Call Seconds)

= 36 UC (Unit Calls)

= 30 EBHC (Equated Busy Hour Call)

Untuk menggambarkan ukuran kesibukan digunakan istilah”Eralng”. Yang

dimaksud dengan 1 erlang adalah 1 jam waktu untuk berhubungan terjadi

dalam selang waktu satu jam.

Besaran yang dipakai untuk menyatakan besar lalu lintas telekomunikasi (A Erlang)

adalah banyak dan lamanya pembicaraan, dapat ditulis dengan persamaan 2 berikut

ini:

A = C x T pers 2

di mana:

A = besarnya lalu lintas (satuan Erlang)

C = banyak pembicaraan yang disalurkan dalam satu satuan waktu (jam) dengan

satu satuan waktu (jam) dengan satuannya adalah call/jam

T = rata-rata lamanya pendudukan jalur oleh satu pembicaraan disebut juga

Holding time dengan satuannya adalah jam

Rumus di atas jika ditinjau dari satuan menjadi persamaan 3 berikut ini:

pers 3

Sebagai Contoh:

Misalkan terdapat 40 sambungan perjam dilayani lewat suatu saluran. Masing-

masing sambungan dengan rata-rata melakukan hubungan panggilan 3 menit.

Maka jumlah waktu hubungan panggilan adalah = 40/jam x 3/60 jam = 2 jam/jam

Maka dapat dikatakan bahwa volume trafik adalah 2 erlang.

3. Parameter-parameter Unjuk Kerja Trafik

Parameter tingkat layanan atau parameter unjuk kerja layanan ditinjau dari sisi trafik

telekomunikasi dapat dikategorikan atas 2 hal yang utama:

1. Dial tone delay adalah jumlah waktu maksimum pelanggan harus menunggu

sebelum panggilannya diputuskan ditolak.

2. Probabilitas layanan tertolak adalah kemungkinan trunk tidak tersedia

untuk panggilan tersebut.

1. Dial Tone Delay, memiliki karakteristik sebagai berikut:

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 2

Page 3: 14012-5-637754722800

Sejumlah besar call user bersaing untuk mendapatkan sejumlah kecil

”server” (dial tone connections, dial tone generators)

Diasumsikan bahwa user akan menunggu selama ”kanal” masih

tersedia

2. Probabilitas penolakan layanan, atau kemungkinan bahwa

service trunk tidak tersedia, memiliki karakteristik yang hampir sama dengan

dial tone delay, yaitu:

Sejumlah besar user bersaing untuk mendapatkan sejumlah trunk

terbatas.

Diasumsikan bahwa tidak ada delay yang diberikan untuk menunggu.

User diberikan akses ke trunk atau diberikan nada sibuk.

User dapat memulai usaha panggilan kembali setelah menerima nada

sibuk dan diberikan perlakuan yang sama sebelumnya.

Dapat disimpulkan, bahwa ukuran dasar dari unjuk kerja trafik adalah probabilitas

bahwa waktu menunggu layanan (service delay) melebihi dari waktu yang

dispesifikasikan, dengan kata lain disebut juga sebagai Probabilitas Blocking.

Pada sistem dengan panggilan dibuang ketika trunk tidak tersedia (system loss),

maka probabilitas blocking ini adalah sebagai ukuran unjuk kerja yang utama.

3. Number of Call Attempted atau disebut juga Jumlah total usaha

panggilan.

Jumlah total usaha panggilan merupakan ukuran yang baik untuk

menggambarkan demand pelanggan.

4. Number of Call Comleted atau disebut juga Jumlah total panggilan

yang berhasil.

Jumlah total panggilan yang berhasil didefinisikan dari panggilan yang

berhasil menerima kembali nada dering (busy atau nada panggil) atau yang

terjawab. Jumlah call yang dijawab secara tipikal adalah lebih rendah

daripada jumlah call yang diselesaikan jaringan.

Hal ini disebabkan karena beberapa usaha panggilan akan mendapati nada sibuk,

atau nada panggil tetapi tidak dijawab. Answer Bid Ratio (ABR) dapat ditulis

dengan persamaan 4 berikut ini:

pers 4

ASR (Answer Seizure Ratio) dapat ditulis dengan persamaan 5 berikut ini:

pers 5

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 3

Page 4: 14012-5-637754722800

Baik ABR dan ASR, adalah ukuran yang baik untuk menyatakan tingkat kepadatan

jaringan pada suatu saat tertentu.

Nilai ABR dan ASR yang rendah mengindikasikan tingkat kepadatan (congestion)

jaringan yang tinggi.

Parameter-parameter performansi Trafik

Parameter-parameter ini digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan yang terjadi

pada jaringan. Parameter-parameter tersebut antara lain:

a. Occupancy

Occupancy sebuah sistem adalah perbandingan antara trafik yang dibebankan

kepada kanal terhadap kapasitas kanal itu sendiri, dengan persamaan 6 berikut ini:

pers 6

di mana:

O = Occupancy

A = Intensitas Trafik (Erlang)

N = Jumlah Kanal

Hal ini, menunjukkan berapa persen tingkat kerja dan beban yang diberikan

terhadap kanal tersebut masih dapat bekerja dengan baik. Semakin tinggi occupancy

maka semakin efisien suatu sistem.

b. Succesfull Call Ratio (SCR)

SCR merupakan hubungan antara jumlah panggilan yang mendapat sinyal jawaban

dengan total panggilan dengan persamaan 7 berikut ini:

Dalam Manajemen Jaringan dibutuhkan ketersediaan data real time yang akurat

dengan jumlah yang cukup. Data performasni jaringan merupakan output dalam

bentuk laporan diperoleh dengan cara:

Automatic

Terjadwal

Demand (sesuai permintaan)

Exception (pengecualian)

Data digunakan untuk mengukur performansi (kinerja):

Circuit group

Sentral

Sistem CCS (signaling)

Destinasi (aliran)

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 4

Page 5: 14012-5-637754722800

Keefektifan tindakan manajemen jaringan

Data menunjukan statur dan indikator-indikator performansi meliputi route dan

destinasi, sentral (waktu pendudukan pendek = 20 – 30 detik), sistem CCS

(signaling) dan aliran trafik

Data juga menyiapkan informasi tentang tindakan-tindakan yang efektif yang dapat

dilakukan oleh Manajemen Jaringan. Data yang diperlukan untuk Route meliputi:

BCH (Bids per Circuit per Hour)

SCH (Seizure per Circuit per Hour)

Data yang diperlukan untuk Route dan Destinasi meliputi:

ASR (Answer Seizure Ratio)

ABR (Answer Bid Ratio)

%OFL (Persentasi Overflow)

Data yang diperlukan untuk Sentral meliputi:

Availability (keterbatasan perangkat).

Informasi secara menyeluruh terdiri dari: bid, panjang antrian, overflow, delay

switching, loss switching serta data occupancy komponen.

Data yang diperlukan untuk CCS (signaling) meliputi:

Keefektifan sistem pensignalan (data occupancy dan overflow) pada signal

unit, link dan buffer.

ASR (untuk link outgoing dan link incoming)

Tinjauan 1

p = jumlah saluran yang diduduki

tp = total waktu pendudukan p saluran

pers 8

dimana 0 ≤ t ≤ T

J (t) = diskrit = p pers 9

Tinjauan 2

N = jumlah saluran yang diamati

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 5

Page 6: 14012-5-637754722800

T = periode pengamatan

Tn = total waktu pendudukan saluran ke-n (jam)

Pada tinjauan ini intensiatas trafik merupakan jumlah seluruh waktu pendudukan

pada N buah saluran per satuan waktu pengamatan T.

pers 10

Waktu pendudukan rata-rata tiap saluran

pers 11

Jumlah pendudukan rata-rata per satuan waktu adalah:

pers 12

4. Macam-macam Trafik

Terdapat 3 macam trafik, yaitu:

Offered Traffic (A) adalah trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke jaringan.

Carried Traffic (Y) adalah trafik yang dimuat atau yang mendapat saluran.

Loss Traffic (R) adalah trafik yang hilang atau yang tidak mendapat saluran.

Selanjutnya ketiga macam trafik tersebut dapat digambarkan pada Gambar 1 di

bawah ini:

G = elemen gandeng (switching network)

Gambar 1. Macam-macam trafik.

Yang tak tersalur pada saluran telekomunikasi dapat diperlakukan dengan berbagai

macam cara sebagai berikut:

Dibuang saja (loss call)

Ditunda dan baru disambungkan jika jalur sudah kosong (sistem

antrian). Waktu tunggu harus ditentukan misalkan beberapa mili sekon. Jika

dalam waktu tunggu tersebut juga tidak ada jalur yang kosong maka call

tersebut akan dibuang.

Dalam antree ini maka yang berlaku adalah FIFO (First In First Out)

atau LIFO (Last In First Out), dapat pula dilakukan secara random tidak usah

antri.

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 6

GA Y

R

Page 7: 14012-5-637754722800

5. Struktur Dasar Sistem Antrian

Sistem antrian digambarkan pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2 Diagaram Sistem Tunggu

Unit operasional yang melalui sistem antrian biasa disebut pelanggan (customer).

Deretan pelanggan dapat tiba pada suatu elemen pelayanan (server) dengan tingkat

kedatangan tertentu (), satuannya pelanggan/detik. Jika pelanggan yang datang

mendapati elemen pelayanan dalam keadaan sibuk, maka pelanggan tersebut akan

diantrikan dan menunggu untuk mendapat pelayanan. Dari antrian pelanggan dapat

dipilih untuk dilayani menurut aturan tertentu yang disebut disiplin antrian (queue

discipline). Kemudian pelanggan memasuki server untuk mendapat pelayanan

dengan kecepatan pelayanan μ dengan satuan pelanggan/detik.

Pada sistem tunggu ini, permintaan yang datang pada waktu saluran sedang sibuk,

tidak dihilangkan tetapi menunggu sampai ada saluran yang bebas, kemudian

diduduki.

Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan formula Erlang C sebagai berikut:

1. Jumlah sumber trafik tak terhingga

2. Jumlah server tertentu (N = finite) dan beroperasi dengan full

avaibility.

3. Setiap panggilan yang datang dan mengalami kongesti maka

panggilan tersebut menunggu diruang tunggu (loss call delayed)

4. Kedatangan panggilan ke dalam sistem secara

random/acak.

5. Dalam kondisi keseimbangan statis (statical equibrium)

6. Disiplin operasi: FIFO

Diagram transisi kondisi dari sistem antrian di atas dapat digambarkan pada Gambar

3 sebagai berikut:

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 7

panggilan menginggalkan sistem

servertempat antri

panggilan datang

Page 8: 14012-5-637754722800

Gambar 3 Diagram Transisi Kondisi.

Di mana tingkat pelayanan μ = 1/h dan trafik yang ditawarkan A = /μ = h

koefisien kelahiran:

koefisien kematian: dn =

Karena untuk n N, jumlah pendudukan tetap hanya N pendudukan.

Dari diagram transisi kondisi di atas dapat ditulis persamaan kesetimbangannya:

P(n) = (n+1)μP(n+1) ; untuk n = 0,1,..., ..., N-1

P(n) = NμP(n+1) ; untuk n = N, N + 1,...

Dengan substitusi persamaan satu ke persamaan lainnya untuk n = 0, 1, 2, ... dan

seterusnya diperoleh:

; n < N

P(n) =

; n N

Bila tidak ada batas antrian n = 0 sampai dengan ~, maka sehingga

didapatkan persamaan 13 sebagai berikut:

pers 13

Probabilitas dilayani terjadi sampai kondisi N - 1 saluran diduduki sehingga

didapatkan persamaan 14 berikut ini:

Pserve = P(0) + P(1) + P(2) + ... + P(N - 1)

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 8

nμ untuk n N

nμ untuk n N

Page 9: 14012-5-637754722800

pers 14

Probabilitas tunggu terjadi apabila seluruh saluran/server telah diduduki, bila tidak

ada batasan buffer, maka

DN = P(N) + P (N + 1) + ... + P(~)

pers 15

Bila tidak ada batasan buffer maka probabilitas blocking = 0, bila n adalah kondisi

seluruh server dan buffer diduduki maka probabilitas blocking PB = P(n), sehingga:

DN = 1 – (Pserve + PB) di mana

pers 16

Waktu tunggu rata-rata dari panggilan yang harus menunggu

pers 17

Waktu tunggu rata-rata

pers 18

6. Parameter Penggunaan Jalur Trafik

Penggunaan jalur trafik didefinisikan atas 2 parameter dasar:

Calling Rate adalah ukuran jumlah berapa kali suatu

jalur trafik digunakan selama waktu pengamatan tertentu.

Atau sering juga didefinisikan sebagai: Intensitas call tiap jalur trafik (kanal)

selama jam sibuk.

Holding Time adalah rata-rata waktu penggunaan jalur

trafik (kanal) tiap panggilan.

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 9

Page 10: 14012-5-637754722800

Yang disebut sebagai jalur trafik (kanal) adalah suatu rangkaian (circuit) dimana

sutau komunikasi individual bisa dilewatkan. Jalur trafik itu bisa jadi adalah: kanal

RF, time slot, saluran transmisi, trunk atau bahkan switch.

Carried trafic adalah trafik yang diteruskan, sedangkan offered traffic adalah

volume trafik yang datang menuju switch. Terdapat hubungan:

pers 19

7. Pengukuran Trafik

Untuk melakukan pengukuran trafik harus diamati pola pendudukan selama n hari

kemudian baru dibuat grafik pendudukan kanalnya. Selanjutnya diambil jam sibuk

perhari, sehingga didapat n buah data jam tersibuk.

pers 20

7.1 Distribusi Probabilitas

Distribusi Poisson

Beberapa asumsi pada distribusi Poisson:

Jumlah sumber panggilan tak terhingga

Jumlah saluran yang menumpang panggilan tak

terhingga

Kedatangan panggilan acak dengan rata-rata jumlah

panggilan yang datang konstan

Pola pendudukan kanal eksponsif negatif

Harga mean = harga variansi

= mean jumlah saluran yang diduduki selama 1 jam, dalam 1 jam

pengamatan

= jumlah Erlang (intensitas trafik)

Persamaan distribusi Poisson dapat ditulis dengan persamaan 21 berikut ini:

di mana:

P(n) = probabilitas n buah saluran diduduki

n = jumlah saluran diduduki

A = intensitas trafik rata-rata

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 10

Page 11: 14012-5-637754722800

Distribusi Erlang

Beberapa asumsi pada distribusi Erlang

Jumlah sumber panggilan tak

terhingga

Jumlah saluran yang

menumpang panggilan tak terhingga

Kedatangan panggilan acak

dengan rata-rata jumlah panggilan yang datang konstan

Pola pendudukan kanal

eksponsif negatif

Harga mean = harga variansi

= mean jumlah saluran yang diduduki selama 1 jam, dalam 1 jam

pengamatan

= jumlah Erlang (intensitas trafik)

Apabila semua saluran sedang terpakai maka panggilan berikutnya tidak dapat

dilayani (hilang/loss). Semua saluran bebas selalu dapat diduduki oleh panggilan

yang datang

Persamaan distribusi Erlang dapat ditulis dengan persamaan 22 berikut ini:

pers 22

di mana:

N = jumlah saluran yang tersedia

Pada saat N buah saluran diduduki, maka semua panggilan ditolak. P(N) tidak lain

adalah nilai probabilitas dari trafik yang hilang. P(N) disebut juga sebagai rugi Erlang

atau GOS (Grade Of Service) atau B dengan persamaan 23 berikut ini

pers 23

Relasi Rekursif Persamaan Rugi

Erlang

Persamaan rugi rekursif Erlang dituliskan dengan persamaan 24 sebagai berikut:

pers 24

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 11

Page 12: 14012-5-637754722800

Untuk menentukan jumlah kanal (n) pada besar trafik yang ditawarkan sebesar A

dengan kualitas layanan B dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan di

atas, atau dengan menggunakan tabel Erlang.

Grade Of Service (GOS)

Grade Of Service (GOS) adalah probabilitas panggilan ditolak (diblok) selama jam

sibuk. Secara sederhana pengertiannya sebagai berikut, untuk GOS sebesar 2%

berarti 100 panggilan akan terdapat 2 panggilan yang tidak mendapatkan saluran

atau diblok oleh sistem.

GOS selalu dihitung saat jam sibuk, didefinisikan dengan persamaan 25 di bawah ini:

pers 25

Dalam lingkungan komunikasi wireless, target desain GOS adalah 2% atau 5%.

Tabel GOS diperlukan untuk mengetahui berapa kanal yang dibutuhkan untuk

minimum GOS yang disyaratkan.

Terdapat perbedaan antara blocking rate dan blocking probability. Blocking rate

didefinisikan sebagai jumlah yang terukur dari suatu base station, sedangkan

blocking probability didefinisikan sebagai peluang suatu panggilan di-block karena

ketiadaan kanal bebas pada suatu base station. Pada sejumlah kanal ketika beban

bertambah maka blocking probability juga meningkat. Blocking probability digunakan

sebagai ukuran Grade Of Service (GOS).

Blocking

Blocking adalah suatu kemampuan sistem untuk menolak melayani panggilan karena

kanal yang tersedia sudah berisi (Tingginya jumlah panggilan yang tidak sebanding

dengan jumlah kanal yang tersedia) dengan persamaan 26 di bawah ini:

pers 26

di mana:

Pb = probabilitas blocking yang terjadi

A = besar intensitas trafik

N = jumlah saluran

7.2 Jenis Blocking

Terdapat 3 jenis Blocking:

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 12

Page 13: 14012-5-637754722800

1. Blocking Call Set Up, terjadinya banyak percobaan pengulangan melakukan

panggilan.

2. Blocking Kanal Suara, jika panggilan datang sebagian tidak dapat dilayani

karena tidak mendapatkan kanal suara.

3. Blocking End-Office, Trunk panggilan dari sentral ke end-office mulai meningkat

dan jumlah terhubung ke end-office menjadi tidak mencukupi.

Erlang-B Model

Blocking probability, GOS berdasarkan Erlang-B, maka blocking dapat ditulis dengan

persamaan 27 berikut ini

pers 27

Pada model ini berlaku beberapa asumsi.

Sistem berada dalam kondisi statistical

equilibrium.

Besar beban yang ditawarkan tertentu

(diketahui)

Kedatangan panggilan berdasarkan

proses Poisson, yaitu distribusi kedatangan antarpanggilan adalah

eksponensial, dan panggilan yang di block tidak dapat langsung membuat

hubungan baru.

Distribusi waktu kedatangan panggilan

eksponensial.

Beban yang ditawarkan memenuhi persamaan 28 berikut ini:

pers 28

di mana:

= pola kedatangan Poisson (panggilan/detik)

μ = waktu pelayanan panggilan (detik/panggilan)

Erlang-C Model

Pada model ini panggilan yang ditolak atau di block langsung mencoba untuk

membangun hubungan hingga hubungan tersebut berhasil. Blocking probability pada

model Erlang-C dilihat dari waktu tunda panggilan dapat ditulis dengan persamaan

29 berikut ini:

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 13

Page 14: 14012-5-637754722800

pers 29

8. Perhitungan GOS dengan Hasil Peramalan Kebutuhan pada Komunikasi

Bergerak

Berdasarkan kondisi penyebaran penduduk pada suatu daerah biasanya daerah

pelayanan akan dibagi menjadi dua yaitu urban dan suburban. Proses perhitungan

kebutuhan trafik untuk layanan data dilakukan dalam bit per second (bps).

Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan adalah:

BHCA per Subscriber (call/BH/subs)

Call Holding Time per Subscriber

(second)

Average Throughput per Subcriber at

Busy Hour (Kbytes/BH/subs)

Voice Activity secara umum: voice =

0,4 dan data = 1

Sedangkan untuk penetrasi layanan (diasumsikan) dapat dilihat pada tabel1 di

bawah ini:

Tabel 1 Faktor penetrasi trafik layanan

Jenis Layanan Faktor PenetrasiNet User

Urban Suburban

Suara 70% Nvoice Urban Nvoice SubUrban

Data 30% NData Urban NData SubUrban

Net user yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan trafik adalah prediksi

banyaknya user pada tahun akhir perencanaan. Estimasi kebutuhan trafik harus

dibedakan antara kebutuhan trafik untuk layanan suara atau data.

Kebutuhan Trafik Suara

Untuk menghitung kebutuhan trafik bagi setiap pelanggan akan layanan suara

digunakan persamaan 30 sebagai berikut:

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 14

Page 15: 14012-5-637754722800

pers 30

di mana

BHCA = rata-rata usaha yang dilakukan oleh pelanggan untuk

melakukan panggilan selama jam sibuk (call/BH/subs)

Call duration = rata-rata lamanya sebuah panggilan (second)

Activity Factor = rata-rata waktu efektif yang digunakan untuk melakukan suatu

pembicaraan.

Offered Traffic seluruh net user layanan suara n (Σ A) dapat ditulis dengan

persamaan 31 berikut ini:

pers 31

di mana

Σ p = jumlah pengguna pada area layanan

Setelah mendapatkan total trafik yang dibutuhkan oleh seluruh pelanggan, maka

dengan menggunakan rumus Erlang C dapat diketahui jumlah trunk atau kanal yang

dibutuhkan sebesar n.

Jika paad perencanaan ini digunakan data rate 9,6 kbps/kanal maka offered traffic

untuk layanan suara di daerah urban sebesar dengan persamaan 32 berikut ini:

pers 32

Sedangkan untuk menghitung kebutuhan trafik akan layanan data dapat

menggunakan persamaan 33 berikut ini

pers 33

Di mana throughput adalah rata-rata jumlah byte yang dibutuhkan oleh setiap

pelanggan selama jam sibuk (byte/BH/subs). Karena dalam prakteknya throughput

tidak mungkin 100% dan jaringan data juga mengalami blocking, maka offered traffic

untuk layanan data di atas harus ditambah agar dapat mengantisipasi blocking yang

terjadi. Jika diasumsikan bahwa blocking yang terjadi sebesar B, maka offered traffic

untuk layanan data di daerah urban dengan persamaan 34 berikut ini:

pers 34

Total Kebutuhan Trafik

Total kebutuhan trafik merupakan total kebutuhan trafik data dan kebutuhan trafik

suara dapat ditulis dengan persamaan 35 berikut ini:

pers 35

Perhitungan tersebut berlaku untuk area pelayanan urban maupun suburban.

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 15

Page 16: 14012-5-637754722800

9. Manajemen Trafik

Pengukuran Trafik merupakan input pada manajemen trafik, yang dipergunakan

untuk mendukung kegiatan-kegiatan meliputi:

1. Pengawasan unjuk kerja (Performance Monitoring) sentral dan

network.

2. Manajemen network.

3. Operasi dan pemeliharaan (Operation and Maintenance) sentral dan

network.

4. Pendimensian, perencanaan dan administrasi (Dimensioning,

Planning and Administrasion) pada sentral dan network.

5. Peramalan (Forecasting)

6. Studi penarifan dan pemasaran (Tariff and marketing)

Pengertian manajemen trafik adalah menginterpretasikan dan menggunakan data

pengukuran untuk menjamin kesehatan network baik jangka pendek maupun jangka

panjang.

Manajemen trafik digunakan untuk mengukur unjuk kerja (performance) network,

mendeteksi kearah mana trafik terlalu tinggi (overload) dan ke arah mana trafik

rendah (over capacity) walaupun pada keadaan padat trafik (peak seasson).

Adapun kegiatan dari manajemen trafik meliputi:

1. Maintenance

Menjamin operasi perangkat sesuai spesifikasi yang telah di-design.

Fungsi pelayanan sesuai dengan telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilakukan:

a. Pendeteksian prompt dan lokasi.

b. Melakukan perbaikan elemen network secara individual

2. Network Administration

Menjamin konfigurasi dan design network.

Memberikan koalitas pelayanan dengan cara yang paling

efisien.

Kegiatan yang dilakukan:

a. Pengumpulan dan analisis data yang tepat dan akurat.

b. Penentuan sirkuit dan perangkat switching dan pen-design-

an kembali untuk menjaga keseimbangan dan keefisienan perangkat.

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 16

Page 17: 14012-5-637754722800

3. Network Surveillance

Memonitor seluruh network, pelanggan ke pelanggan menjamin

Grade Of Service.

Memberikan informasi kepada bagian perencanaan dan operasi

network telekomunikasi.

4. Service Provisioning

Memberikan respons kepada demand service dan sirkit dengan

pengaturan dan penyambungan saluran ke perangkat:

Demand service dan Leased circuit kepada pelanggan.

Demand sirkuit inter-exchange sebagai aktivitas peramalan.

Dapat juga diperngaruhi secara tidak langsung akibat dari REVISI TARIF

yang dapat menurunkan permintaan service.

10. Peramalan Trafik

Terdapat tiga (3) Aspek metode peramalan trafik:

1. Segmentasi trafik ke komponen-komponen analisis dasar.

2. Ekstrapolasi data trafik

(Di mana aliran trafik antarsentral yang akan datang konsisten dengan

peramalan total trafik pada sentral tersebut)

3. Proses iteratif global.

Urutan proses dasar peramalan trafik (forecasting traffic):

1. Tentukan nilai awal trafik point to point.

2. Hitung trafik outgoing dan incoming pada masing-masing sentral pada

tahun yang akan datang, diambil dari peramalan per kategori pelanggan

3. Pertimbangan evolusi network.

4. Extrapolasi trafik inisial untuk memperoleh matrik trafik pada tahun

yang bersangkutan.

Sumber :

Uke Kurniawan Usman, Pengantar Ilmu Telekomunikasi hal 179 - 196,

Informatika-Bandung, 2010 hal 179 – 196.

Dasar TelekomunikasiDian Widiastuti

Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

‘11 17