Upload
yunita
View
528
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Click to edit Master subtitle style
Sistem Penyediaan dan Proses Pengolahan Airdi Industri
Click to edit the outline text format Second Outline
Level Third Outline
Level Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles◦ Second level
Third level◦ Fourth level
Fifth level
Pendahuluan
70 % bumi tersusun atas air Siklus hidrologi
air yang menguap setiap saat = 13.000.000 m3
Sumber-Sumber Air
Sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan adalah :◦air laut◦air tawar
air hujan air permukaan air tanah
Click to edit the outline text format Second Outline
Level Third Outline
Level Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline Level
Eighth Outline Level
Ninth Outline LevelClick to edit Master text styles◦ Second level
Third level◦ Fourth level
Fifth level
Contoh komposisi air
Concentration in ppm
Mississippi river at
St.Louis, Mo.
Lake Eric
Well Water at moundsville
W.Va.
SeaWater
Silica as SiO2
Iron as Fe
Manganese as Mn
Calsium as Ca
Magnesium as Mg
Sodium (Na) + Potassium (K)
Carbonate as CO3
Bicarbonate as HCO3
Sulfate as SO4
13
0.1
-
50
14
35
1.2
158
97
2.1
0.01
0.00
38.0
8.3
11.1
0.0
117
26
12
3.5
2.5
113.8
19.3
-
0.0
170
29.0
10
Trace
0.01
400
1252
10,561+380
0
140
2,650
Concentration in ppm
Mississippi river at
St.Louis, Mo.
Lake Eric
Well Water at moundsville
W.Va.
SeaWater
Chloride as Cl
Fluoride as F
Nitrate as NO3
Dissolved solids
Total hardness as CaCO3
Non carbonate hardness as CaCO3
Color
Turbidity
pH (in pH units)
16
-
4.6
326
183
53
19
58
7.9
18
0.1
1.8
167
130
34
Clear
85
7.9
76
-
-
700
450
280
Tan
0 to 20
6.3
18,980
1.4
1.5
34,450
6,250
6.125
Clear
0
7.5 - 8.4
Contoh komposisi air (lanjutan)
Perkiraan yang pernah dibuat menunjukkan bahwa untuk centimeter persegi (cm2) permukaan bumi terdapat 273 liter air, dengan perincian sebagai berikut :
◦ Air laut : 268,45 liter (98,33%)
◦ Air tawar : 0,1 liter (0,036%)
◦ Es kontinental : 4,5 liter (1,64%)
◦ Uap air : 0,003 liter (0,0011%)
Sifat AirSifat-sifat air murni :Dalam keadaan murni tidak berasa, tidak berbau
dan tidak berwarnaTitik leleh dan titik didihnya bergantung pada
tekananTitik leleh dan titik didihnya dapat dicapai pada
kondisi termodinamik yang praktisMerupakan pelarut yang baik, sehingga praktis
selalu mengandung zat-zat terlarut/tersuspensiMerupakan penghantar panas yang baikTidak dapat terbakar
Sifat AirDi sepanjang siklus hidrologi, air menyerap dan
membawa berbagai macam zat. Zat-zat ini berupa :- padatan terlarut : dari pelarutan mineral- gas terlarut : dari udara, penguraian senyawa organik- padatan tersuspensi : dari erosi batuan
Air tanah relatif lebih murni daripada air permukaan
Air tanah : lebih murni dan konsisten kualitasnya sehingga pengolahan lebih mudah
Air permukaan : mengandung lebih banyak pengotor, komposisi lebih bervariasi terhadap waktu, namun tersedia lebih banyak
Air laut : sangat berlimpah, namun mengandung sangat banyak mineral (± 35000 mg mineral/kg air)
Zat-zat Terlarut Dalam Air Simbol
Kimia Berat atom
Berat Ekivalen
1. Kation : Natrium Kalium Kalsium Magnesium Besi Mangan Barium Stronsium Aluminium
Na+ K+
Ca2+ Mg2+ Fe2+ Mn2+ Ba2+ Sr2+ Al3+
23.0 39.1 40.1 24.3 55.8 54.9
137.4 87.6 27.0
23.0 39.1 20.0 12.2 27.9 27.5 68.7 43.8 9.0
2. Anion : Klorida Sulfida Karbonat Bikarbonat Hidroksida
Cl-
SO42-
CO32-
HCO3-
OH-
35.5 96.0 60.0 61.0 17.0
35.5 48.0 30.0 61.0 17.0
3. Gas-gas : Oksigen Hidrogen Sulfida Karbondioksida
O2 H2S CO2
Penggunaan Air di Industri
Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk kegiatan langsung atau tak langsung.
Penggunaan air di industri biasanya untuk mendukung beberapa sistem, antara lain :
◦ Sistem pembangkit uap (boiler)
◦ Sistem pendingin
◦ Sistem pemroses (air proses)
◦ Sistem pemadam kebakaran
◦ Sistem air minum
Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan dalam industri berbeda-beda tergantung kepada tujuan penggunaan air tersebut.
Air yang berasal dari alam pada umumnya belum memenuhi persyaratan yang diperlukan sehingga harus menjalani proses pengolahan lebih dahulu.
Klasifikasi Pengolahan Air
Pengolahan air dapat diklasifikasikan dalam dua golongan, antara lain :
◦ Pengolahan eksternal
◦ Pengolahan internal
Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal dilakukan di luar titik penggunaan air yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan impurities.
Jenis-jenis proses pengolahan eksternal ini antara lain :
◦ Sedimentasi
◦ Filtrasi
◦ Pelunakan (softening)
◦ Deionisasi (Demineralization)
◦ Deaerasi
Pengolahan Internal
Pengolahan internal adalah pengolahan yang dilakukan pada titik penggunaan air dan bertujuan untuk menyesuaikan (conditioning) air kepada kriteria kondisi sistem dimana air tersebut akan digunakan. ◦ Usaha untuk mencapai tujuan pengolahan internal
dilakukan dengan penambahan bahan kimia ◦ Bahan-bahan kimia akan bereaksi dengan impurities
sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam penggunaan air tersebut.
◦ Oksigen, sebagai contoh, dapat diikat dengan menggunakan sodium sulfit atau hydrazine.
◦ Sifat lumpur yang dapat melekat pada logam peralatan proses dihilangkan dengan penambahan bahan-bahan organik yang termasuk dalam golongan tanin, lignin, atau alginat.
Zat Pengotor dalam Air dan Prinsip Dasar Pengolahan
Air menyerap zat-zat dalam perjalanan daur hidrologinya, sehingga menyebabkan air tersebut menjadi tidak murni lagi. Zat-zat itu disebut sebagai zat pengotor atau impurities.
Zat pengotor dalam air pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :
◦ Padatan tersuspensi
◦ Padatan terlarut
◦ Gas terlarut
Padatan Tersuspensi dalam Air
◦ Padatan tersuspensi merupakan istilah yang diterapkan pada zat heterogen yang terkandung dalam kebanyakan jenis air.
◦ Padatan tersuspensi terutama terdiri atas lumpur, humus, limbah dan bahan buangan industri.
◦ Padatan tersuspensi menyebabkan air menjadi keruh dan bila digunakan sebagai air umpan ketel akan menyebabkan terbentuknya deposit, kerak dan atau busa.
◦ Padatan tersuspensi dalam air pendingin akan menimbulkan endapan dan timbulnya korosi di bawah endapan tersebut.
◦ Kekeruhan yang berlebihan dalam air minum sangat tidak diinginkan karena dapat menimbulkan rasa yang kurang baik.
Padatan Terlarut
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan zat-zat dari batu-batuan dan tanah yang terkontak dengannya. ◦ Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung dalam air
karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut, antara lain : CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2, dan sebagainya.
◦ Air yang akan dipakai untuk pembangkit uap atau sistem pendingin mempunyai dua parameter penting yang merupakan akibat dari padatan terlarut, yaitu kesadahan (hardness) dan alkalinitas (alkalinity).
Gas Terlarut ◦ Berbagai gas dapat larut dalam air, antara lain : CO2,
O2, N2, NH3, NO2 dan H2S. ◦ Gas- gas yang terlarut tersebut pada umumnya tidak
menimbulkan korosi, kecuali CO2, O2 dan NH3. ◦ Karbon dioksida sesungguhnya adalah suatu asam jika
bergabung dengan air, dan dengan demikian dapat menyerang logam. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Oksigen terlarut dalam air merupakan penyebab utama terjadinya korosi pada ketel dan sistem pendingin.
Penghilangan oksigen dari air umpan ketel dapat dilakukan dengan cara deaerasi secara fisik dan kimia.
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Turbiditas - Air menjadi keruh Membentuk deposit pada pipa, alat,
ketel
Koagulasi Pengendapan Filtrasi Demineralisasi
Warna - Timbul buih dalam ketel Menghambat proses pengendapan
pada penghilangan besi dan hot phosphate softening
Koagulasi Filtrasi Klorinasi Adsorpsi
dengan karbon aktif
Kesadahan Ca dan Mg sebagai CaCO3
Membentuk kerak pada sistem penukar panas, ketel, pipa
Menghambat daya cuci sabun
Pelunakan Distilasi Pengolahan
internal
Zat pengotor dan karakteristiknya
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Alkalinitas - H2CO3- CO3- OHsebagai CaCO3
Timbul buih dan carry over, padatan ke dalam uap panas mengakibatkan karat
Bikarbonat dan karbonat menghasilkan CO2 dalam uap panas (korosif)
Pelunakan dengan kapur dan kapur soda
Demineralisasi Penambahan
asam Dealkilasi
dengan penukar ion
Distilasi
Asam mineral bebas
H2SO4 HClsebagai CaCO3
Korosif Netralisasi dengan alkali
Zat pengotor dan karakteristiknya (lanjutan)
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Karbon dioksida
CO2 Korosif terhadap perpipaan Aerasi Deaerasi Netralisasi
dengan alkali Filming dan
Neutralizing Amines
pH [H+] Perubahan pH dipengaruhi oleh keasaman atau kebasaan dalam air. Air alam biasanya pH 6-8
Penambahan asam atau basa
Sulfat SO42- Menaikkan kandungan padatan dalam air
Bereaksi dengan Ca membentuk CaSO4
Demineralisasi Distilasi
Klorida Cl- Menaikkan kandungan padatan dalam air dan bersifat korosif
Demineralisasi Distilasi
Zat pengotor dan karakteristiknya (lanjutan)
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Nitrat NO3- Menaikkan kandungan padatan Konsentrasi tinggi mengakibatkan
penyakit methemoglobin pada bayi
Demineralisasi Distilasi
Silika SiO2 Membentuk kerak pada ketel dan sudu-sudu turbin
Penghilangan secara proses panas dengan garam Mg
Demineralisasi Distilasi
Besi Fe2+Fe3+
Membentuk deposit pada pipa dan boiler
Aerasi Koagulasi dan
filtrasi Pelunakan
kapur Penukar ion
Zat pengotor dan karakteristiknya (lanjutan)
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Mangan Mn Membentuk deposit Aerasi Pelunakan
kapur
Minyak Sebagai oil atau chloroform extraticible matter
Membentuk kerak, lumpur, dan buih dalam ketel
Baffle separator Stainers Koagulasi dan
filtrasi dengan diatomaceous earth
Oksigen O2 Korosi Deaerasi Sodium sulfit Hydrazine Zat anti korosi
Zat pengotor dan karakteristiknya (lanjutan)
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Hidrogen sulfida H2S Bau telur busuk Korosi
Aerasi Klorinasi Penukar ion
Amoniak NH3 Korosi pada tembaga dan seng Penukar ion dengan zeolit hidrogen
Klorinasi Deaerasi
Konduktivitas Sebagai micromhos, konduktansi spesifik
Semakin tinggi konduktivitas, semakin korosif
Demineralisasi Pelunakan
kapur
Zat pengotor dan karakteristiknya (lanjutan)
Komponen/Senyawa
RumusKimia
Efek Cara pengolahan
Padatan terlarut
- Menunjukkan jumlah zat terlarut Menyebabkan buih
Pelunakan kapur
Penukar ion dengan zeolit hidrogen
Demineralisasi Distilasi
Padatan tersuspensi
- Menyebabkan deposit Pengendapan Koagulasi dan
filtrasi
Padatan total - (padatan terlarut ditambah padatan tersuspensi)
(s.d.a.)
Zat pengotor dan karakteristiknya (lanjutan)
Diagram alir pengolahan air umpan boiler Plant 36
Aerator Surge Tank
WaterTreatingAerator
Iron RemovalFilters
Filtered WaterStorage Tank
CondensateStorage TankCation
Exchanger
NaOH
AnionExchanger
CondensatePolishers
PolishedCondensateto Deaerator
Raw Water
to Neutralizing Pit
Process Area Condensate
Coustic Disolving Package
H2SO4
NaOH
Regenamine
Diagram alir sederhana Water Treatment Steam and Condensate
System
AERATORIRON FILTER
FILTEREDWATER
POTABLEWATER
CATIONEXCHANGER
ANIONEXCHANGER
DEMINERALIZEDWATER
DEAERATOR
CONDENSATEPOLISHER
CONDENSATEPLANT
BOILER
HYDRAZINE
MORPHOLINE
AIR SUMUR
NaOH
Cl2S
UP
ER
HE
AT
ED
ST
EA
M(6
2.5
kg/c
m2 ,
449
oC
Sistem pengolahan air serta pembangkit uap panas di Pertamina UP III - Plaju
CarbonFilter
AnionExchanger
CationExchanger
MixedBed
Clarifier
SandFilter
ClearWell
CoolingTower
StorageDemineralized
Water
Deaerator
WHRU
PackageBoiler
Generator
CombustionChamber
Starter
Process waterTA / PTA
Steam Bahankimia
Morpholin
Steam42 kg/cm2
385 oC
Cooling water38 oC
Cooling water30 oC
Bahankimia
Bahankimia
Air baku
Firehydrant
Industrialwater
TA / PTA
Udara
Listrik
Fuel gas Udara
Fuel gas
Chlorine
Air minum
Sistem demineralisasi di Pertamina UP V - Balikpapan
BLOWER
UTILITYWATERTANK
RAW WATERPUMP
GRAVELFILTER
CATIONFILTER
DEAE-RATOR
ANIONFILTER
MIXEDBED
FILTER
DEMINERALIZEDWATER TANK
DEAERATORPUMP