20
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014 Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Membeli Pakaian Diskon Pada Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang Trisna Anggun Damayanti Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang Abstract This study aims to determine the relationship between self control with consumptive behavior to buy discount clothes among the student of faculty of law Sriwijaya University Palembang. The hypothesis proposed in this study is there a relationship between self control with consumptive behavior to buy discount clothes among the students of faculty of law Sriwijaya University Palembang. Researched measuring instruments used the self control scale and consumptive behavior to buy discount clothes scale. Analysis techniques using sample regression analysis by using SPSS version 20.0 for windows. The results showed a correlation coefficient (r) of 0,457 with a coefficient of determination (R- square) of 0,209, and p = 0,0000 p < 0,01. This suggests that the hypothesis is accepted. The results showed that there is a significant relationship between self control with consumptive behavior to buy discount clothes among the students of faculty of law Sriwijaya University Palembang. Contribution of the independent variable on the dependent variable was 20,9%. Keywords: Self Control, Consumptive Behavior to Buy Discount Clothes Pendahuluan Semakin maju pembangunan nasional di Indonesia secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan daya beli masyarakat. Kebiasaan dan gaya hidup masyarakat ikut berubah dari waktu ke waktu yang tadinya bersikap sederhana menjadi berperilaku konsumtif. Pola hidup konsumtif seperti ini terjadi hampir pada seluruh lapisan masyarakat terutama para mahasiswi yang masih remaja. Perilaku konsumtif

123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jj

Citation preview

Page 1: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Membeli Pakaian Diskon Pada Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang

Trisna Anggun Damayanti

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang

Abstract

This study aims to determine the relationship between self control with consumptive behavior to buy discount clothes among the student of faculty of law Sriwijaya University Palembang. The hypothesis proposed in this study is there a relationship between self control with consumptive behavior to buy discount clothes among the students of faculty of law Sriwijaya University Palembang. Researched measuring instruments used the self control scale and consumptive behavior to buy discount clothes scale. Analysis techniques using sample regression analysis by using SPSS version 20.0 for windows. The results showed a correlation coefficient (r) of 0,457 with a coefficient of determination (R-square) of 0,209, and p = 0,0000 p < 0,01. This suggests that the hypothesis is accepted. The results showed that there is a significant relationship between self control with consumptive behavior to buy discount clothes among the students of faculty of law Sriwijaya University Palembang. Contribution of the independent variable on the dependent variable was 20,9%.

Keywords: Self Control, Consumptive Behavior to Buy Discount Clothes

Pendahuluan

Semakin maju pembangunan nasional di Indonesia secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan daya beli masyarakat. Kebiasaan dan gaya hidup masyarakat ikut berubah dari waktu ke waktu yang tadinya bersikap sederhana menjadi berperilaku konsumtif. Pola hidup konsumtif seperti ini terjadi hampir pada seluruh lapisan masyarakat terutama para mahasiswi yang masih remaja. Perilaku konsumtif dikalangan remaja merupakan salah satu fenomena yang banyak terjadi terutama remaja yang masih

bersekolah dan tinggal di kota-kota besar.

Masalah ini juga menimpa sebgaian besar mahasiswi remaja di kota Palembang. Didukung kondisi saat ini kota Palembang sudah semakin maju dengan bertambahnya pusat-pusat perbelanjaan baru. Di Palembang sekarang setiap tempat sudah mudah ditemukan mall, cafe, factory outlet yang berdiri megah dan menarik perhatian untuk dikunjungi. Tempat – tempat itulah yang sekarang menjadi simbol pergaulan mahasiswa dan mahasiswi remaja

Page 2: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

zaman sekarang.Banyak remaja yang rela

mengeluarkan uang untuk membelanjakan segala keperluannya, untuk sekedar makan-makan ditempat mewah, membeli barang branded seperti tas, jam, sepatu, dan terutama membeli pakaian. Diantara makan-makan di tempat mewah, para mahasiswi lebih banyak rela menghabiskan uangnya untuk membeli pakaian. Hal ini terjadi karena bagi mereka ini termasuk cara berinteraksi sosial dengan teman yang lain juga tanpa memikirkan bahwa mereka membeli pakaian dan menghabiskan uang nya hanya untuk memuaskan keinginannya semata bukan karena kebutuhan.

Dibalik seringnya belanja pakaian dan penampilannya tersebut sudah pasti ada faktor pendukung yang membuat mereka senang sekali belanja pakaian, yaitu diskon. Pakaian yang dibeli dan dikenakan para remaja sekarang , itu semua tidak lepas dari peran yang namanya diskon. Mahasiswi remaja biasanya lebih sensitif apabila mendengar kata diskon dikarenakan keterbatasan keuangan yang ada. Para mahasiswi langsung memutar otak bagaimana bisa membeli sesuatu barang yang bagus tapi juga dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswi karena kebanyakan dari mahasiswi masih bergantung pada uang saku yang terbatas dari orang tua.

Zeithaml & Bitner (Pepadri, 2002) mengatakan diskon adalah memberikan harga potongan untuk menciptakan sensitivitas terhadap harga sehingga tercipta pembelian. Konsep diskon yang merupakan bagian dari promosi, produsen berupaya keras untuk memperbesar jumlah barang yang terjual yang selanjutnya dapat meningkatkan

laba atau keuntungan. Mahasiswi memiliki karakteristik yang labil dan lebih mudah untuk dibujuk atau dibuai oleh suatu produk yang dijual dengan harga miring.

Munculnya diskon ini membuat para keinginan mahasiswi remaja semakin tinggi dalam upaya mempercantik diri dan mengikuti trend pakaian yang ada atau dengan kata lain hasrat berbelanja mengenai komoditas-komoditas penampilan yang terbaru dan trendi karena bagi mereka hal itu memiliki nilai gengsi yang tinggi. Hal ini dimungkinkan sebagai mahasiswi, mereka bisa lebih leluasa menikmati masa remajanya untuk berekspresi maupun bereksperimen dibandingkan sewaktu masih duduk di bangku pendidikan formal.

Santrock (2002) mengatakan masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan dalam sikap dan perilaku. Tingkat perubahannya sejajar dengan tingkat perubahan fisik yang disertai perubahan hormonal. Salah satu aspek psikologis yang menyertai adalah remaja sangat memperhatikan penampilan fisik, karena bagi mereka penampilan fisik sangat berperan dalam hubungan sosial. Akibatnya mereka banyak menghabiskan waktu dan pikiran untuk mencari cara memperbaiki penampilannya. Akhirnya remaja dapat berperilaku konsumtif terhadap produk yang dapat menunjang penampilan fisiknya.

Erikson (Yusuf, 2011) mengatakan remaja merupakan masa pencarian identitas dimana remaja berada dalam kontinum antara identity and identity confusion. Mahasiswi remaja memiliki pilihan sendiri mengenai apa yang ingin mereka lakukan dengan uangnya dan menentukan

Page 3: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

sendiri barang atau produk apa yang ingin dibeli. Remaja sebagai konsumen memiliki karakteristik mudah terpengaruh bujuk iklan, potongan harga, tidak berfikir hemat. Kaitannya dengan perilaku remaja sebagai konsumen walaupun mereka belum mempunyai penghasilan sendiri tetapi nyatanya mereka memiliki pengeluaran justru lebih besar.

Lubis (Sumartono, 2002) YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) memberikan definisi perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan. Perilaku konsumtif perlu diperhatikan dalam kehidupan, karena seandainya masyarakat memiliki kebiasaan hidup hemat, maka akan sangat berpengaruh terhadap permintaan pasar secara makro. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan dapat dipastikan akan mengakibatkan terjadinya kemacetan pada dunia industri.

Johnstone (Mangkunegara, 2002) mengatakan konsumen remaja memiliki empat ciri yang berpotensi untuk berperilaku konsumtif yaitu mudah terpengaruh bujukan penjual, mudah terbujuk iklan, serta tidak berpikir hemat dan kurang realistis. Sumartono (2002) menjelaskan indikator perilaku konsumtif adalah membeli produk dengan iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasannya menarik, membeli produk demi menjaga penampilan dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas manfaat dan kegunaan), untuk menjaga simbol status, muncul penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, memakai

Page 4: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

sebuah produk karena unsur konformitas, mencoba lebih dari dua produk sejenis dengan merek yang berbeda.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada tanggal 7 Mei 2014 dengan beberapa mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang dalam menggunakan uang saku yang diperoleh oleh orang tuanya. Beberapa mahasiswi menceritakan mengenai uang saku yang mereka dapat dengan pengeluaran mereka sehari-hari. Rata-rata mahasiswi ini mendapatkan uang bulanan. Uang yang diberikan rata-rata sebesar 1.500.000, uang inilah yang mereka pergunakan untuk makan, minum, jalan-jalan, untuk keperluan kuliah dan belanja terlepas dari biaya kosan bagi mahasiswi yang mengekost. Soal belanja mereka menceritakan kalau mereka adalah para remaja putri yang sangat suka belanja pakaian diskon dan mereka selalu mengikuti trend pakaian zaman sekarang. Dari mulai pakaian yang dijual online shop yang bisa mereka lihat dari instagram, bazar, sampai pusat pakaian yang ada di mall itu sendiri. Setiap ke mall bersama yang mereka cari pasti toko pakaian terutama yang lagi mengadakan diskon. Diskon ini biasanya diadakan pada saat ado toko yang baru buka untuk promosi, diskon pada saat ada acara ulang tahun toko tersebut berdiri diadakan diskon sebagai perayaan ucapan terima kasih pada pelanggan setianya, pada saat hari raya besar, sebagai promosi untuk menarik perhatian dan melariskan di tokonya dan diskon pada akhir tahun. Mereka mengatakan sering lupa diri kalau sudah belanja pakaian. Seperti sekarang contohnya lagi trend sweater bulu mereka langsung

mencari sweater itu di mall, di instagram serta mencari perbandingan bahan dan harganya.

Salah satu teman mereka mendapatkan sweater itu di instagram dengan perbandingan harga yang jauh lebih murah daripada ditoko, jadi mereka beli sweater itu melalui instagram. Mahasiswi yang lain juga bercerita sesudah satu hari dari membeli sweater itu mereka pergi ke salah satu pusat toko pakaian yang pada saat itu lagi diskon besar-besaran, tanpa fikir panjang mereka langsung belanja pakaian lagi padahal baru satu hari yang lalu mereka membeli pakaian. Waktu dalam seminggu mereka bisa tiga sampai empat kali beli pakaian yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan itu karena mereka mudah terbujuk rayuan penjual yang menawarkan pakaian dengan memberi potongan harga apabila ambil dalam jumlah banyak, mudah terbujuk rayuan iklan sebuah toko baju bermerek yang baru buka yang mengadakan promosi dengan memberi diskon pada pakaiannya bahkan pada waktu itu ada salah satu toko baju bermerek “Planet Surf” yang mengadakan cuci gudang dengan diskon besar-besaran untuk melariskan pakaian lamanya yang belum terjual sebelum menjual lagi pakaian terbaru, disini mereka tidak berfikir dua kali untuk membeli.

Ada yang membeli pakaian yang modelnya sama hanya warnanya saja yang berbeda. Alasannya karena pada saat itu pakaiannya lagi diskon dan untuk menambah koleksi warna saja. Dan mahasiswi satunya juga menceritakan kalau ada diskon pakaian pasti selalu membeli karena baginya kapan lagi bisa dapat baju bermerek yang awalnya mahal setelah didiskon menjadi

Page 5: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

harga yang murah, selain bisa mempercantik penampilan uang saku juga masih ada sisanya. Ada juga pakaian yang sudah dibeli karena lagi diskon tetapi hanya dipakai satu kali selebihnya tidak dipakai lagi.

Munandar (2001) mengemukakan bahwa kontrol diri merupakan suatu sifat kepribadian yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam membeli barang dan jasa. Kemampuan untuk tidak berperilaku konsumtif dipengaruhi oleh kontrol diri, sehingga para mahasiswi diharapkan mampu mengendalikan perilakunya. Dengan adanya kontrol diri maka para mahasiswi dapat mengendalikan perilakunya karena pada dasarnya setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu, mengatur, dan mengarahkan perilakunya. Penyebab kurangnya kontrol diri pada remaja adalah kurang percaya diri, kurang keterampilan dalam berkomunikasi (misal nya sulit menolak ajakan teman), tidak bisa bersikap tegas, konsep diri yang belum jelas, dan pengambilan keputusan yang rendah (Anonim, 2004).

Chaplin (2009) mengatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Baumeister (2012) juga mengatakan kontrol diri adalah kemampuan individu untuk menahan diri atau mengarahkan diri kearah yang lebih baik ketika dihadapkan dengan godaan – godaan.

Ghufron & Risnawita (2010) mengatakan ciri-ciri kontrol diri diantaranya adalah Kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan

mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi peristiwa, kemampuan menafsirkan peristiwa, dan kemampuan mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada tanggal 17 juni 2014 dengan mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang. Para mahasiwi ini mengatakan bahwa mereka kurang mampu mengontrol perilakunya ketika dihadapkan dengan toko-toko pakaian. Mereka tergoda untuk memasuki toko pakaian tersebut. Mereka juga mengatakan tidak bisa menahan keinginannya untuk tidak belanja. Alasan ketika mereka ingin membeli pakaian pada saat itu karena pakaian itu bagus, menarik, lucu apalagi ada stimulus yang sangat mendukung yaitu diskon dimana harganya menjadi lebih murah. Kondisi belanja inilah yang kurang bisa mereka antisipasi ditambah ada dukungan stimulus diskon yang akhirnya keputusan yang diambil adalah membeli pakaian tersebut. Pada umumnya para mahasiswi ini tidak mempertimbangkan manfaatnya terlebih dahulu dan langsung membelinya, yang penting mereka mendapatkan pakaian yang diingikan pada saat itu.

Berdasarkan fenomena di atas dan definisi dari masing-masing variable bahwa perilaku konsumtif membeli pakaian diskon merupakan tindakan membeli pakaian bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan yang dilakukan secara berlebihan didukung adanya stimulus diskon yang mendorong untuk membeli sehingga menimbulkan pemborosan Suyasa (2004). Diharapkan dengan ini mahasiswi mampu untuk membimbing tingkah lakunya sendiri

Page 6: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

untuk bisa menekan atau merintangi impuls-impuls yaitu perilaku konsumtifnya Chaplin (2009). Mengingat maraknya perilaku konsumtif yang berlebihan yang dilakukan oleh para mahasiswi remaja putri, peneliti akhirnya ingin mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang.

Metode

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah kontrol Diri sebagai variabel bebas dan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon sebagai variabel terikat.

Perilaku Konsumtif membeli Pakaian diskon merupakan tindakan yang dimiliki mahasiswi Fakultas Hukum Unsri untuk membeli pakaian diskon bukan untuk mencukupi kebutuhannya tetapi untuk memenuhi keinginan yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan pemborosan didukung juga oleh adanya diskon yang membuat keinginan para mahasiswi Fakultas Hukum Unsri ini untuk membeli pakaian semakin besar. Perilaku konsumtif ini akan diukur dengan menggunakan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek perilaku konsumtif Lina dan Rasyid (1997) yaitu: pembelian impulsif, pemborosan dan mencari kesenangan.

Kontrol diri adalah kemampuan mahasiswi Fakultas Hukum Unsri untuk membimbing tingkah laku sendiri, dan menekan atau merintangi tingkah laku impulsif. Kontrol diri ini akan diukur dengan menggunakan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti mengacu

pada aspek kontrol diri dari Averill (Syamsul, 2010) yaitu: mengontrol perilaku, mengontrol kognitif dan mengontrol keputusan.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang. Jumlah populasi dalam penelitian ini 280 orang populasi dan 155 orang untuk sampel penelitian. Sedangkan untuk uji coba instrumen sebanyak 125 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling bersyarat atau conditional random sampling

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologis untuk mengungkap variabel yang hendak diteliti yaitu perilaku konsumtif membeli pakaian diskon dan kontrol diri yang dibuat berdasarkan aspek-aspek perilaku konsumtif membeli pakaian diskon dan kontrol diri.

Uji hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana (simple regression). Menurut Winarsunu (2007) analisis regresi adalah suatu teknik statistik parametrik yang digunakan untuk :

1. Mengadakan peramalan atau prediksi besarnya variasi yang terjadi pada variabel terikat (Y) berdasarkan variabel bebas (X)

2. Menentukan bentuk hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)

3. Menentukan arah dan besarnya koefisien korelasi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) harus berbentuk data interval atau rasio.

Analisis data untuk keseluruhan

Page 7: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

perhitungan statistik dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.00 for windows.

Hasil Penelitian

Deskripsi Data Penelitian

Kategori variabel perilaku konsumtif membeli pakaian diskon

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 155 mahasiswi fakultas Hukum Unsri Palembang yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 57 mahasiswi atau 36,8% yang memiliki perilaku konsumtif membeli pakaian diskon tinggi dan 98 mahasiswi atau 63,2% yang memiliki perilaku konsumtif membeli pakaian diskon sedang,. Sehingga dapat disimpulkan rata – rata mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang memiliki perilaku konsumtif membeli pakaian diskon sedang.

Kategori variabel kontrol diri

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 155 mahasiswi fakultas Hukum Unsri Palembang yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 35 mahasiswi atau 22,6% yang memiliki kontrol diri yang baik (tinggi) dan 100 mahasiswi atau 64,5% yang memiliki kontrol diri yang sedang, serta 20 mahasiswi atau 12,9% yang memiliki kontrol diri yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan rata – rata mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang memiliki kontrol diri yang sedang.

Uji Asumsi

Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data sebaran di dalam data penelitian, dimana yang menjadi syarat untuk dilaksanakan bahwa data tersebut normal apabila nilai data lebih dari taraf signifikan yang telah ditentukan yaitu p>0,05 dengan uji Kolmogorov Smirnof. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data adalah jika p>0,05 maka sebaran dinyatakan normal, sebaliknya jika p<0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal.

Berdasarkan tabel 4 diatas, bahwa hasil dari kedua data yang diperoleh melalui alat ukur yang dibuat oleh peneliti berdistribusi normal karena memenuhi kaidah p > 0,05, dapat dilihat dari nilai p alat ukur tersebut yaitu pada kontrol diri (0,144) dan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon (0,219) yang lebih besar dari 0,05.

Uji linieritas hubungan

Uji Linieritas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu kontrol diri dan variabel tergantung yaitu perilaku konsumtif membeli pakaian diskon. Kaidah yang digunakan adalah jika p<0,05 berarti hubungan antara kedua variabel adalah linier, jika p>0,05 maka hubungan antara kedua variabel tidak linier.

Berdasarkan tabel 5 diatas dari uji linieritas antara kontrol diri dan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang linier karena memenuhi kaidah p < 0,05. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai p (0,000) yang lebih kecil dari 0,05.

Page 8: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel 6 diatas, diperoleh hasil nilai korelasi antara variabel kontrol diri dengan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon yaitu r = 0,457 dengan nilai R ² = 0,209 dan p = 0,000 dimana p < 0,01. Ini berarti bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang.

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan stastistik yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana yang hasilnya adanya penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi R = 0,457 dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 atau dengan kata lain p < 0,01. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang.

Besarnya nilai sumbangan kontrol diri (variabel bebas) terhadap perilaku konsumtif membeli pakaian diskon (variabel terikat) adalah 20,9% yang berarti bahwa masih terdapat 79,1% dari faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumtif membeli pakaian diskon tetapi variabel itu tidak diteliti oleh peneliti. Faktor-faktor lain itu diantaranya

adalah faktor internal yang terdiri dari usia, siklus hidup keluarga, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, konsep diri, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya Engel dkk (Simamora, 2004).

Dahlan (Sumartono, 2002) menerangkan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata. Widiastuti (2007) juga menjelaskan bahwa perilaku konsumtif sebagai perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan dan lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas.

Kategorisasi perilaku konsumtif membeli pakaian diskon menunjukkan dari 155 mahasiswi Fakultas Hukum Unsri Palembang yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 57 mahasiswi atau 36,8% yang melakukan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon tinggi dan 98 mahasiswi atau 63,2% mahasiswi yang melakukan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon sedang.

Berdasarkan kategori diatas dapat dilihat bahwa hasil penelitian menunjukkan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada beberapa mahasiswi Fakultas Hukum Unsri berada pada taraf sedang. Disini beberapa para mahasiswi melakukan pertimbangan terlebih dahulu untuk membeli pakaian karena keterbatasan uang mereka yang sudah banyak terpakai

Page 9: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

selama bulan puasa dan selama lebaran, mereka juga menahan agar tidak mudah terpengaruh dengan diskon-diskon pakaian yang diadakan karena diskon yang diberikan kecil tidak sebesar diskon-diskon selama bulan puasa, pakaian yang didiskon juga bukan yang terbaru masih sama dengan bulan puasa kemarin bahkan sudah ada pakaian yang kembali ke harga normal, dan mereka mencoba memikirkan terlebih dahulu manfaat setiap pakaian yang akan dibeli karena bisa saja mereka sudah banyak membeli pakaian selama diskon di bulan puasa.

Hal ini berbeda dengan fenomena yang ditemukan peneliti diawal. Hal ini terjadi karena pada saat penelitian itu sudah melewati hari lebaran dan diakibatkan oleh beberapa faktor seperti diskon yang sudah tidak banyak lagi karena sudah lewat hari lebaran. Diskon-diskon besar dipusat perbelanjaan tidak setiap hari diberikan, toko bisa memberikan diskon yang besar-besaran pada saat hari-hari besar tertentu seperti diskon menjelang lebaran, diskon akhir tahun, diskon dalam memperingati hari ulang tahun toko tersebut, atau diskon pada saat promo pembukaan toko baru. Memang masih ada yang diskon tetapi kecil tidak sebesar selama bulan puasa dan pakaian yang di diskon sama saja dengan pakaian yang lama bukan yang terbaru sehingga tidak terlalu menarik perhatian para subjek, ditambah pada saat itu kuliah masih belum aktif sehingga keuangan mereka juga tidak cukup banyak untuk digunakan belanja dan tidak semua uang jajan bulanan para mahasiswi rata-rata berjumlah 1.500.000 ada yang dibawah dari itu sehingga mereka yang memiliki uang jajan dibawah 1.500.000 lebih

mengontrol uangnya untuk kepentingan yang lebih diutamakan selama sebulan nanti, keterbatasan biaya ini juga bisa menurunkan motivasi mereka untuk berbelanja, apalagi diskonnya sudah tidak sebesar selama bulan puasa. Peneliti berasumsi keterbatasan biaya juga terjadi karena uang mereka sudah banyak digunakan selama bulan puasa untuk membeli pakaian yang akan digunakan di hari lebaran, sehingga perilaku konsumtif mereka membeli pakaian diskon sedang. Hasil ini berbeda dengan aspek perilaku konsumtif menurut Lina dan Rasyid (1997) yaitu: aspek pembelian impulsif, pemborosan, mencari kesenangan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi fakultas hukum unsri adalah sedang, seperti yang di peroleh dari hasil analisis data yang menunjukkan dari 155 mahasiswi terdapat 98 mahasiswi (63,2%) melakukan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon sedang.

Munandar (2001) mengemukakan bahwa kontrol diri merupakan suatu sifat kepribadian yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam membeli barang dan jasa. Kontrol diri menurut Syamsul (2010) merupakan kemampuan individu mengendalikan dorongan-dorongan, baik dari dalam diri maupun dari luar diri individu. Individu yang memiliki kemampuan kontrol diri akan membuat keputusan dan mengambil langkah tindakan yang efektif untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak diinginkan.

Goldfried dan Merbaum (Ghufron dan Risnawati, 2010) juga menjelaskan kontrol diri sebagai

Page 10: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Hal ini berarti kontrol diri dalam berperilaku konsumtif membeli pakaian diskon adalah cara seseorang dalam mengontrol perilaku atau mengendalikan stimulus dari luar yang mendorong untuk berperilaku konsumtif terutama berhubungan dengan diskon membeli pakaian.

Kategorisasi kontrol diri menunjukkan bahwa dari 155 mahasiswi fakultas hukum Unsri Palembang yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 35 mahasiswi atau 22,6 % yang melakukan kontrol diri tinggi, 100 mahasiswi atau 64,5% yang melakukan kontrol diri sedang, dan 20 mahasiswi atau 12,9% mahasiswi yang melakukan kontrol diri rendah.

Berdasarkan kategori diatas dapat dilihat bahwa hasil penelitian menunjukkan kontrol diri pada beberapa mahasiswi Fakultas Hukum Unsri berada pada taraf sedang. Beberapa mahasiswi fakultas hukum Unsri ini mampu mengendalikan stimulus yang muncul yaitu tawaran diskon- diskon pakaian yang ada dimall karena diskon yang diberikan sudah tidak sebesar dengan diskon selama bulan puasa dan keterbatasan biaya mereka yang sudah banyak digunakan selama bulan puasa dan lebaran, ditambah kuliah yang belum aktif sehingga uang jajan mereka yang rata-rata dikasih perbulan sementara hanya di kasih harian sampai kuliah benar-benar sudah aktif, mampu mengontrol kognitifnya untuk memanfaatkan waktu dan uang yang tersisa buat kumpul-kumpul atau jalan bersama para keluarga atau mengadakan reuni

Page 11: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

dengan teman-teman lama yang pulang kampung di hari lebaran karena tidak bisa bertemu setiap harinya, mampu mengontrol keputusannya untuk menahan keinginan belanja pakaian diskon dikarenakan pakaian yang didiskon sama saja dengan yang lama bahkan pakaian sudah kembali ke harga normal dan keuangan mereka tidak mencukupi sehingga mereka berfikir ulang dan menahan keinginannya belanja pakaian diskon Hal ini berbeda dengan fenomena yang ditemukan diawal. Hal ini diduga diakibatkan oleh beberapa faktor seperti diskon yang sudah tidak banyak lagi, diskon yang diberikan kecil, pakaian yang didiskon adalah pakaian lama bukan yang terbaru, pakaian sudah kembali ke harga normal, bedanya uang jajan perbulan tiap mahasiswi, keterbatasan uang jajan mereka karena perkuliahan belum aktif, kondisi para subjek saat mengisi skala tidak membaca dengan serius dan terburu-buru, hal ini yang membuat kontrol diri subjek sedang. Hasil ini sama dengan aspek kontrol diri yang dikatakan Syamsul (2010) yaitu : mengontrol perilaku, mengontrol kognitif, dan mengontrol keputusan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontrol diri pada mahasiswi Fakultas Hukum Unsri adalah sedang, seperti yang di peroleh dari hasil analisis data yang menunjukkan dari 155 mahasiswi terdapat 100 mahasiswi (64,5%) melakukan kontrol diri sedang.

Adapun penelitian yang pernah dilakukan oleh Parma (2007) dengan judul “Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Remaja Putri dalam Pembelian Kosmetik melalui Katalog di SMA Negeri 1 Semarang”. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan bahwa hubungan negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif. Semakin negatif konsep diri maka semakin tinggi perilaku konsumtif remaja putri dalam pembelian kosmetik melalui katalog di SMA Negeri 1 Semarang.

Dari skala yang telah peneliti sebar diketahui bahwa mahasiswi Fakultas Hukum Unsri mampu mengendalikan keinginan sesaat yang muncul ketika melihat pakaian diskon sehingga keinginan untuk membeli pakaian tersebut masih dapat dikontrol, mereka masih mampu mengendalikan stimulus yang mucul saat melihat pakaian diskon dengan mempertimbangkan apakah pakaian itu perlu di beli atau tidak untuk saat ini, dengan mempertimbangankan segala sesuatu yang akan dibeli bisa membantu untuk menghemat keuangan, masih bisa memutuskan suatu tindakan dimana ia lebih memilih untuk tidak selalu mengikuti trend yang ada dengan menahan keinginan sesaatnya dan pengaruh dari teman sekitar, mampu melakukan penilaian untuk mencari kesenangan tanpa harus memakai pakaian yang mahal.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini diterima. Ada hubungan yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif membeli pakaian diskon pada mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang.

Daftar Pustaka

Page 12: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Anonim. (2004). Rubrik Curhat

bagaimana Cara Mengontrol

Diri. Diakses dari

http://www.kompas.com/kom

pas-cetak/0410/29/ muda/

1353533html.

Baumeister, R. F. 2002. Yielding to

temptation: Self-Control

Failure, Impulsive

Purchasing, and Consumer

Behavior. Reflections and

Reviews. Jurnal of Consumer

Research, 28, 670-676

Chaplin, J.P (2009). Kamus Lengkap

Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Ghufron, M.N., & Risnawita R.S.

(2010). Teori-Teori Psikologi.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Lina & Rasyid, H.F. 1997. Perilaku

Konsumtif berdasarkan

Locus Of Control Pada

Remaja Putra. Jurnal

Psikologika.

Mangkunegara, A.P. (2002).

Perilaku Konsumen (edisi

revisi). Bandung: Revika

Aditama.

Munandar, A.S. (2001). Psikologi

Industri dan Organisasi.

Jakarta: Universitas

Indonesia.

Parma. (2007). Hubungan Antara

Konsep Diri dengan Perilaku

Konsumtif Remaja Putri

dalam pembelian Kosmetik

melalui katalog di SMA

Negeri 1 Semarang. (Skripsi,

tidak diterbitkan). Fakultas

Psikologi Universitas

Diponegoro, Semarang

Pepadri, I. 2002. Pricing is The

Momment of Truth All

MarketingCome to Focus in

The Pricing Decision. 2002.

Diakses pada tanggal 15 Juni

2014.

http//vjww.imui.comlupload/

filell.XXVILjan. 2002. Pdf.

Santrock, J.W. (2002). Life Span

Development (perkembangan

masa hidup). Jilid 1 edisi ke

5. Terjemahan Juda Damanik

& Achmad Chusairi. Jakarta:

Erlangga.

Sumartono. (2002). Terperangkap

Dalam Iklan: Menerobos

Imbas Pesan Iklan Televisi.

Bandung: Alfabeta.

Syamsul, BT. (2010). Psikologi

Pendidikan Berbasis Analisis

Empiris Aplikatif. Jakarta :

Page 13: 123-123-trisnaanggg-6766-1-jurnalt-n

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2014

Kencana.

Widiastuti, R. (2007). Martabat

Perempuan Sebagai

Konsumen. Diakses pada

tanggal 13 Juni 2014 dari

http://www.e-psikologi.com .

Winarsunu (2006). Statistik Dalam

Penelitian Psikologi &

Pendidikan. Edisi revisi

Malang: UMM Pers.

Yusuf, S (2011). Psikologi

Perkembangan Anak dan

Remaja. Bandung : Remaja

Rosdakarya