22
BAB I PENDAHULUAN Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara insisivus sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema sentral1. Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya. 2 Frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus atas disebut frenulum labialis superior. Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang tidak ikuti migrasi perlekatan frenulum kearah apikal3. Adanya abnormalitas ini menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi-gigi insisivus sentral, di samping itu membuat gingiva mudah terekoyak sehingga terjadi iritasi yang berkelanjutan yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Perlekatan frenulum tinggi akan menghalangi proses pembersihan gigi, mengganggu pemakaian protesa gigi dan menghalangi pergerakan alat ortodonsi. Banyaknya dampak negatif yang muncul dengan adanya perlekatan frenulum tinggi menjadi dasar untuk dilakukan perawatan. Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan pemotongan frenulum (frenotomi) atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum (frenektomi). 2

121341358 frenektomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 121341358 frenektomi

BAB I

PENDAHULUAN

Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara insisivus

sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema sentral1.

Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya

dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya.2

Frenulum yang terletak di sebelah anterior insisivus atas disebut frenulum labialis

superior. Perlekatan frenulum tinggi terjadi karena pada saat pertumbuhan dan perkembangan

gigi dan rahang tidak ikuti migrasi perlekatan frenulum kearah apikal3. Adanya abnormalitas ini

menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi-gigi insisivus sentral, di samping itu membuat

gingiva mudah terekoyak sehingga terjadi iritasi yang berkelanjutan yang menyebabkan

kerusakan jaringan periodontal. Perlekatan frenulum tinggi akan menghalangi proses

pembersihan gigi, mengganggu pemakaian protesa gigi dan menghalangi pergerakan alat

ortodonsi. Banyaknya dampak negatif yang muncul dengan adanya perlekatan frenulum tinggi

menjadi dasar untuk dilakukan perawatan. Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan

pemotongan frenulum (frenotomi) atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum

(frenektomi).2

Page 2: 121341358 frenektomi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi frenektomi

Frenectomy adalah pembuangan keseluruhan dari frenulum, termasuk perlekatan

pada tulang dan bisa dilakukan untuk koreksi dari diastema abnormal dianatara

insicive central.8

2.2 Indikasi dan Kontraindikasi frenektomi

Indikasi frenektomi, yaitu:7,9,10

· Perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gingiva dan poket

· Diastema sentralis

· Papila yang gepeng dengan frenulum melekat pada gingival margin, yang

menyebabkan resesi gingiva & gangguan pada pemeliharaan OH.

· Frenulum abnormal dengan perlekatan gingiva yang kurang adekuat

& vestibulum terlihat dangkal.

· Untuk kepentingan estetik

· Untuk membantu memelihara dan memperbaiki OH

· Untuk menurunkankan resiko kerusakan jaringan periodontal

· Untuk menghindari terjadinya relaps (diastema central) pasca perawatan

ortodonti

Kontraindikasi frenektomi, yaitu:7

· Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik (ex: DM, hemofilia, dll)

· Psikologis pasien tidak mendukung (takut, cemas)

2.3 Tatalaksana dari frenektomi

2.3.1 Anamnesa11

Tahap 1: Tahap identitas

· Nama pasien

· Jenis kelamin

· Tanggal lahir

· Alamat

· No. telpon

Page 3: 121341358 frenektomi

· Pekerjaan

Tahap 2 : Mendengarkan keluhan pasien

· Keluhan utama : sebab mengapa pasien datang ke drg

· Catat sesuai bahasa pasien

Tahap 3 : Tanya jawab Riwayat Pasien

A. Riwayat medis

· Apakah pasien pernah dirawat di RS ?

· Apakah pasien pernah operasi ?

· Apakah sedang mengonsumsi obat tertentu?

· Apakah pernah mengalami perdarahan yg sukar sembuh ?

· Apakah ada alergi ?

B. Riwayat gigi-geligi

· Seberapa sering datang ke drg ?

· Pernahkan bermasalah pada perawatan sebelumnya ?

· Berapa kali menyikat gigi dalam sehari ?

C. Riwayat penyakit keluarga

· Apakah ada kemungkinan penyakit yang diturunkan ?

D. Riwayat sosial/kebiasaan

· Merokok, minum alkohol

· Kebiasaan buruk (menghisap ibu jari)

2.3.2 Pemeriksaan Ekstraoral

Pemeriksaan Klinis : Ekstra oral1,7

· Jaringan sekitar kepala

· analisis bentuk muka

· bentuk kepala

· posisi rahang

· bibir

· pipi

· profil muka pasien, simetris / tidak simetris

Page 4: 121341358 frenektomi

· Ada pembengkakan atau tidak

· Leher

· TMJ

· Limpadenopati

2.3.3 Pemeriksaan Intraoral

Pemeriksaan Klinis : Intraoral 1

· Kondisi oral hygene pasien

· Kondisi gigi geligi

· Kesehatan jaringan lunak

· ukuran lidah

· Oklusi

· lengkung rahang

· gerakan mandibula saat membuka dan menutup.

· Perlekatan frenulum labialis

· Blanche test

Pemeriksaan Klinis : Blanch Test

Menarik frenulum labialis ke atas. Perhatikan papilla interdental di daerah

palatal . Jika di daerah tersebut tampak pucat (ischemia), berarti diastema tersebut

disebabkan oleh migrasi frenulum labialis ke arah palatum.7

2.3.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sebelum dilakukan frenektomi,

yaitu:12,13

· Radiografi

a. Panoramik

b. Periapikal untuk mengetahui penyebab diastema sentral misalnya melihat

bentukan frenulum yang abnormal

Page 5: 121341358 frenektomi

Radiografi Periapikal

Gambaran rontgen foto perlekatan frenulum yang abnormal dengan gambaran

septum V

· Vital Sign : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu badan dilakukan prabedah

· Pemeriksaan Darah : Pemeriksaan darah lengkap untuk memungkinkan

penanganan prabedah dan pasca bedah yang tepat bagi pasien-pasien dgn

kelainan sistemik.

2.3.5 Prosedur, teknik, alat frenektomi dan gambaran flap

Prosedur Dasar

Mempersiapkan kondisi kebersihan mulut meliputi tidakan Terapi Periodontal Fase

Awal seperti scalling dan polishing.10

Teknik Frenectomy yang sering digunakan:6,10

· Conventional (Classical) frenectomy

· Frenectomy dengan 2 hemostat

· Frenektomi Insisal Below the Clamp (IBC)

· Miller’s technique

Page 6: 121341358 frenektomi

· V-Y Plasty

· Z Plasty

· Frenectomy dengan electrocautery

2.3.5.1 Teknik Frenektomy Conventional (Classical)

Armamentarium:6,10

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 4-0 black silk suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Prosedur frenektomi conventional, yaitu:10

1. Anastesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi dibawah dan di bagian ujung permukaan hemostat sepanjang frenulum

5. Tepi insisi yang berbentuk diamond dijahit dengan silk suture 4-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

Page 7: 121341358 frenektomi

[Gambar-1]: Pre-operative papilla type of frenal attachment

[Gambar-2]: Frenum held with hemostat

[Gambar-3]: Frenum excised

[Gambar-4]: Sutures placed

[Gambar-5]: One month post-operative

Frenektomi conventional dengan 2 haemostat: 6

1. Kasus karakteristik dari perlekatan frenulum labial maksila yang rendah, ortodontis

merekomendasi untuk di buang

Page 8: 121341358 frenektomi

2.Margin superior & inferior dari frenulum dijepit dua hemostat bengkok.

3. Langkah awal eksisi dari frenulum dengan skapel kontak dengan permukaan posterior dari

hemostat yang bawah

4. Langkah akhir dari eksisi frenulum, insisi dibelakang hemostat yang atas .

5.Lapangan pembedahan setelah frenektomi

Page 9: 121341358 frenektomi

6.Pembuangan jaringan hipertrofi di antara dan dibelakang gigi insisivus sentral

7. Jahitan pertama ditempatkan ditengah luka untuk memudahkan penjahitan selanjutnya

a. setelah penjahitan. b. gambaran klinis postoperative 3 bulan kemudian

Page 10: 121341358 frenektomi

Frenektomi conventional Insisal Below the Clamp (IBC)2

Untuk minimalisasi perdarahan pada pembedahan yang menggunakan scalpel.

1. Dengan menggunakan satu clamp yang dijepitkan sejajar bibir.

2. Modifikasi insisi pada IBC, Insisi dilakukan di sebelah bawah dan menempel sejajar

klamp.

3. Penjahitan dilakukan segera setelah insisi pada daerah mucolabial fold dan mukosa bibir.

Page 11: 121341358 frenektomi

4. Pengambilan jaringan ikat frenulum dilakukan setelah penjahitan.

5. pengambilan dan pembersihan jaringan frenulum hingga pada daerah palatinal.

6. Pemasangan periodontal pack.

2.3.5.2 Miller’s technique

Teknik untuk kasus diastema post-orthodontic

Armamentarium :10

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 5-0 black silk suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Page 12: 121341358 frenektomi

Prosedur frenektomi dengan Miller’s technique

1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi membentuk garis horizontal ujung permukaan hemostat sepanjang frenulum

5. Tepi insisi yang berbentuk garis dijahit dengan silk suture 5-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

[Gambar-6]: Pre-operative attached type of frenal attachment

[Gambar-7]: Frenum excised

[Gambar-8]: Lateral pedicle graft obtained

[Gambar-9]: Graft sutured across the midline

[Gambar-10]: 2 weeks post-operative

Page 13: 121341358 frenektomi

2.3.5.3 Teknik Frenektomi Z-plasty10

Teknik untuk dimana terjadi hipertropi , insisor diastema, vestibulum yang rendah

Armamentarium :

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 5-0 vicryl suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Prosedur frenektomi Z-Plasty

1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi membentuk huruf Z dengan sudut 60˚/30˚ /45˚

5. Tepi insisi yang berbentuk Z dijahit dengan vicryl suture 5-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

Page 14: 121341358 frenektomi

[Gambar-11]: Pre-operative attached type of frenal attachment

[Gambar-12]: Incision given through the frenum

[Gambar-13]: Incision given at both ends of the frenum to obtain 2 triangular flaps

[Gambar-14]: Flaps transposed across the midline sutured in the form of Z

[Gambar-15]: 1 month post-operative

Page 15: 121341358 frenektomi

2.3.5.4 Frenektomi V-Y Plasty10

Teknik untuk frenulum dengan lokasi tegangan panjang (frenulum bukalis)

Armamentarium :

a. Hemostat

b. Scalpel blade no. 15

c. Gauze sponges

d. 4-0 silk suture

e. Suture pliers

f. Scissors

g. Periodontal pack (Ceo-pack)

Prosedur V-Y Plasty

1. Anstesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Insisi membentuk huruf V pada frenulum bagian attacment (daerah gingiva) dan huruf Y

pada bagian labial

5. Tepi insisi yang berbentuk V-Y dijahit dengan silk suture 4-0

6. Ditutup dengan periodontal pack

7. Periodontal pack dan jahitan dilepas 1 minggu post operative

8. Follow-up selama 1 bulan

Page 16: 121341358 frenektomi

[Gambar-16]: Pre-operative papilla type of frenal attachment

[Gambar-17]: Frenum held with hemostat

[Gambar-18]: Frenum incised by V-shaped incision

[Gambar-19]: V-shaped incision sutured in the form of Y

[Gambar-20]: 1 month post operative

2.3.5.5 Electro Surgery10

Teknik untuk pasien yang dengan Bleeding disorder, hemostasis, jika menggunakan

teknik konvensional berisiko pendarahan

Armamentarium :

a. Electrocautery dengan loop electrode

b. Hemostat

Page 17: 121341358 frenektomi

Prosedur frenektomi Electro Surgery

1. Anastesi lokal 2% lignocaine dengan 1:80000 infiltrasi pada daerah vestibulum lateral

kanan dan kiri, daerah palatinal pada daeran foramen insisivus

2. Desinfeksi dengan povidone iodine

3. Frenulum di jepit dengan hemostat pada bagian terdalam vestibulum

4. Eksisi dengan Electrocautery dengan loop electrode

5. Tanpa dilakukakan penjahitan

[Gambar-21]: Pre-operative attached type of frenal attachment

[Gambar-22]: Frenum held with hemostat and excised with a loop electrode

[Gambar-23]: Excision of frenum completed with no requirement for suture placement

[Gambar-24]: 1 month post operative

Page 18: 121341358 frenektomi

Pemeriksaan Post Operative Frenectomy10

· Scar pada jaringan (estetik)

· Pendarahan

· Jahitan lepas atau tidak

· Perhatikan penggunaan jahitan yang resorbable atau tidak

· Tension pada luka

· Keluhan sakit

· Pembengkakan pada luka

· Terjadi infeksi

Perawatan Post Bedah3,4,14,15

· Pemasangan ortodonti cekat

· Pemasangan alat lepasan berupa pegas koil

· Perawatan ortodonti lanjutan :

· Penggunaan retainer yang dianjurkan pada kasus diastema sentral yaitu fixed

permanent retainer minimal 12 bulan

· Alternatif retainer lain bisa menggunakan Hawley retainer

· Veneer

1. Diastema dengan lebar ruangan 1-2 mm Pada keadaan ini gigi tidak perlu dipreparasi,hanya dilakukan pengasaran email. Komposit diletakan pada bagian proksimal hingga kepermukaan fasial dan lingual tetapi cukup sampai developmental groove saja.

Page 19: 121341358 frenektomi

2. Diastema dengan lebar ruangan 2-3 mm Gigi dapat dipreparasi maupun tidak dipreparasitetapi dilakukan veneering di fasial. Peletakan komposit di bagian proksimal sama sepertipada diastema yang kecil (Gambar 3). Selain itu terkadang juga diperlukan EstheticCounturing (Recounturing) pada bagian distal permukaan fasial, untuk menciptakan ilusiagar gigi tidak terlihat terlalu lebar.

Diastema dengan lebar ruangan 4-3 mm Gigi dapat dipreparasi maupun tidakdipreparasi tetapi dilakukan full coverage veneer. Peletakan komposit dilakukan diatasdaerah yang diperparasi (Gambar 5). Diperlukan Esthetic Counturing (Recounturing)pada bagian distal permukaan fasial, untuk menciptakan ilusi agar gigi terlihat tidakterlalu lebar.

· Restorative dengan light cure composit

· Prosthetic dengan porcelain fused to metal

2.4 Medikamentosa pada frenektomi

Medikamentosa yang dapat diberikan kepada pasien pasca frenektomi, yaitu:7,16

· Amoxicillin 500 mg 3x1 selama 5 hari

· Kalium diklofenak (analgesik-antiinflamasi) 50 mg 2x1 selama 3-5 hari

· Obat kumur antiseptik (povidone iodine 1%) 2x1

· Obat kumur Chlorhexidine Gluconate 0,12% selama 3 minggu ke depan (untuk

kontrol plak

Page 20: 121341358 frenektomi

2.5 Instruksi kepada pasien pasca frenektomi

Instruksi yang diberikan kepada pasien pasca frenektomi: 7,17

· Minum obat yang telah diresepkan secara teratur.

· Jangan berkumur terlalu sering.

· Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan atau lidah.

· Pasien disarankan mengkonsumsi makanan lunak

· Pasien harus selalu menjaga OH

· Melakukan kontrol setelah pembedahan / apabila ada keluhan.

2.6 Komplikasi dari frenektomi

Komplikasi yang mungkin terjadi pada frenektomi7

· Infeksi pasca pembedahan

· Bleeding, swelling, dan pain

· Facial discoloration

· Sensitivitas gigi terhadap makanan panas, dingin, manis, asam

· Reaksi alergi

Page 21: 121341358 frenektomi

Daftar Pustaka

1. Jazaldi, Fadli., Purbiati, Mariati. Perawatan Kasus Diastema Mulitipel Secara

Multidisiplin (laporan kasus). Indonesian Journal of Dentistry. 2008; 15 (3):212-225

2. Suryono. “Incision Below The Clamp” Sebagai Modifikasi Teknik Insisi Pada

Frenektomi untuk Minimalisasi Perdarahan. Bagian Periodonsia. Fakultas Kedokteran

Gigi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2011. Vol.18/2, pp.187.190.

3. Jazaldi F dan Maria Purbiati. Perawatan Kasus Diastema Multipel secara Multidisiplin.

Indonesian Journal of Dentistry. Jakarta. 2008. 15 (3) : hal 212-225

4. Bishara SE. Textbook of orthodontics. Philadelphia: W.B. Saunders Company;2001

5. Proffit WR, Fields HW. Contemporary orthodontics. 3rd ed. St Louis, Missouri:Mosby,

Inc.; 2000.

6. Isnandar. Frenektomi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Indonesia. 2011.

7. Suproyo, Hartati. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2. Yogyakarta:

Kanwa Publisher. 2009.

8. Carranza Jr, Newman G.M. Clinical Periodontology. 9th ed. W.B Saunders Company.

Philadelphia. 2002. p : 112-113.

9. Devishree, Sheela Kumar et al, Frenectomy : A Review With The Reports of Surgical

Technique. Journal of Clinical & Diagnostic Research. 2012; 6(9) : 1587-1592

10. Gujari SK, Devishree, P.V. Shubhashini. Frenectomy : A Review with the Reports of

Surgical Techniques. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2012; 6(9): 1587-1592

11. Birnbaum Warren dan Stephen M Dunne. Diagnosis Kelainan Dalam Mulut. EGC.

Jakarta. 2010. hal 6-14

12. Pie-Sanchez, J, Espana-Tost, AJ. Comparative Study of Upper Lip Frenectomy with The

CO2 Laser Versus The Er, Cr: YSGG laser . Journal section: Oral Surgery Med Oral Patol

Oral Cir Bucal. Barcelona. Spanyol. 2012;17(2):228-32.

13. Beebe, Richard., Jefrey, Myer. Professional Paramedic Trauma Care & EMS Operation.

Vol III. Delmar Cengage Learning United. United Stated of Amerika. 2012

Page 22: 121341358 frenektomi

14. Alam, MK. The Multidisciplinary management of median diastema. Bangladesh Journal

of Medical Science 2010 ; 9(4) : 234-237

15. Albers HF. Tooth-Colored Restoratives-Principles and technique, BC Decker Inc,

Hamilton, London 2002 : 237-73

16. Sowniya, Nettem et al. Frenectomy to Free Buried Implans. Departement of

Periodontalogy and Oral Implantology. India. IJDA. 2010; 3(2)

17. Bakar, Abu. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Penerbit Quantum Sinergis Media.

2012.