Click here to load reader
Upload
iwanhariyanto
View
83
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERILAKU BELAJAR MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI
Sriwardany, SE.MSi1
Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh perilaku belajar mahasiswa terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Perilaku belajar mahasiswa dengan kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan dan kebiasaan menghadapi ujian. Sedangkan tingkat pemahaman akuntansi diukur dengan nilai-nilai mata kuliah dibidang akuntansi, yang diwakili oleh mata kuliah PA1, PA2, AKM1, AKM2, AKL1, dan Akuntansi Biaya. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner tertutup dengan menggunakan skala likert lima titik, alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh perilaku belajar mahasiswa secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Secara parsial, yang mempunyai pengaruh signifikan hanya factor kebiasaan membaca buku teks dan kunjungan ke perpustakaan. Sedangkan factor kebiasaan mengikuti pelajaran dan kebiasaan menghadapi ujian tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan
taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis
yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, mental, etika, dan seluruh aspek
kehidupan manusia, serta merupakan faktor yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan
bangsa karena pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses
pembangunan bangsa dalam segala bidang.
Kualitas manusia berkaitan erat dengan kualitas pendidikan, yang merupakan rangkaian
dari pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai lembaga yang
membekali peserta didik dengan penekanan pada nalar dan pemahaman pengetahuan
berdasarkan keterkaitan antara teori dengan pengaplikasiannya dalam dunia praktek, berperan
penting dalam menumbuhkan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran yang
diikutinya.
Sundem (1993) dalam Machfoedz (1998) mengkhawatirkan akan ketidakjelasan industri
akuntansi yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi akuntansi. Pendidikan akuntansi harus
menghasilkan akuntan yang professional sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa
akuntansi diabad mendatang. 1 Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan
Prestasi akademik yang di capai seorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri mahasiswa (faktor internal)
maupun dari luar mahasiswa (faktor eksternal), pengenalan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi akademik di perlukan untuk memahami bagaimana perubahan dalam
determinan tersebut berhubungan dengan perubahan prestasi, sehingga pada akhirnya menjadi
rekomendasi bagi pengambilan kebijakan dalam pendidikan.
B. Perumusan Masalah
“Seberapa besar pengaruh perilaku belajar mahasiswa terhadap tingkat pemahaman
akuntansi”.
C. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Tujuan Belajar
Konsep atau pengertian belajar sangat beragam dan tergantung dari sisi pandang setiap orang
yang mengamatinya. Belajar merupakan salah satu konsep menarik dalam teori-teori psikologi dan
pendidikan, sehingga para ahli memberi bermacam-macam pengertian mengenai belajar. Belajar
merupakan kegiatan individual, kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar karena seseorang
mempunyai tujuan individual tertentu. Belajar adalah proses perubahan perilaku akibat interaksi
individu dengan lingkungan (Ali, 1992) dan merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya (Slameto, 1991).
2. Perilaku Belajar
Dalam proses belajar diperlukan prilaku belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan,
dimana dengan perilaku belajar tersebut tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan
efisien, sehingga prestasi akademik dapat ditingkatkan. Perilaku belajar, sering juga disebut
kebiasaan belajar, merupakan dimensi belajar yang dilakukan individu secara berulang-ulang
sehingga menjadi otomatis atau spontan. Perilaku ini akan mempengaruhi prestasi belajar
(Rampengan, 1997).
Surachmand (dalam Rampengan, 1997) mengemukakan lima yang berhubungan dengan
perilaku belajar yang baik, yaitu: (1) kebiasaan mengikuti pelajaran, (2) kebiasaan memantapkan
pelajaran, (3) kebiasaan membaca buku, (4) kebiasaan menyiapkan karya tulis, (5) kebiasaan
menghadapi ujian. Untuk meningkatkan kebiasaan belajar, sebaiknya lebih dulu menggariskan
berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar, seberapa baik berkonsentrasi dan bagaimana sikap
dan metode yang digunakan dalam belajar.
3. Pemahaman Akuntansi
Tingkat pemahaman akuntansi dapat diwujudkan pada nilai yang diperoleh peserta didik.
Nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan peserta
didik dalam mempelajari mata kuliah dan sekaligus sebagai alat evaluasi keberhasilan mata kuliah
itu sendiri (Suwardjono,1992:157). Dalam hal tertentu, nilai yang diperoleh mahasiswa
merupakan indikator kesuksesan mahasiswa dalam menempuh kuliah, tetapi mungkin bukan
merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan atau sasaran pengajaran mata kuliah dalam
mengubah pengetahuan, perilaku atau kepribadian mahasiswa termasuk penalarannya.
Suwardjono (1991) menyatakan akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang luas
dan komplek. Cara termudah untuk menjelaskan pengertian akuntansi dapat dimulai dengan
mendefinisikannya. Akan tetapi, pendekatan semacam ini mengandung kelemahan. Kesalahan
dalam pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti sebenarnya
akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses pencatatan yang bersifat
teknis dan procedural.
D. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi fakultas
ekonomi UMN Al Washliyah sebanyak 50 orang yang berasal dari angkatan 2007 dan 2008 (dua
angkatan), yang mengikuti kuliah pada semester genap tahun ajaran 2010/2011.
2. Variable Penelitian
Variable yang diamati dibedakan atas variable dependen dan variable independen. Variable
terikat (dependent variable) adalah tingkat pemahaman akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi
ditentukan berdasarkan nilai mata kuliah PA 1, PA 2, AKM 1, AKM 2, AKL 1, dan Akuntansi Biaya,
dengan maksud mengkhususkan pada matakuliah-matakuliah akuntansi. Sedangkan variable bebas
(independent variable) adalah perilaku belajar mahasiswa, berupa:
1) Kebiasaan mengikuti pelajaran
2) Kebiasaan membaca buku teks
3) Kunjungan ke perpustakaan
4) Kebiasaan menghadapi ujian
3. Sumber Data dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui
kuesioner yang diedarkan kepada mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UMN Al
Washliyah Medan. Setelah data diperoleh melalui kuesioner, kemudian di tabulasikan, lalu dianalisis
secara kuantitatif dengan menggunakan Regresi Linear Berganda, sebagai berikut:
Υ = β0 + β1 χ1 + β2 χ2 + β3 χ3+ β4 χ4 + е
E. Hasil dan Pembahasan
1. Diskripsi Data Penelitian
Karakteristik Responden
Dari 50 kuesioner yang disebar kepada 50 responden, terdapat 4 kuesioner yang gugur karena
tidak memenuhi persyaratan sebagai responden. Berdasarkan usia, kelompok terbanyak adalah yang
berusia 20-21 tahun (23 orang atau 50%), berjenis kelamin wanita dan berasal dari semester VI
angkatan tahun 2008.
Berdasarkan niai mata kuliah di bidang akuntansi, secara garis besar didominasi oleh niai B,
khususnya pada nilai Pengantar Akuntansi II (14 orang atau 30,43%), nilai Akuntansi Keuangan
Menengah I (30 orang atau 65,22%), nilai Akuntansi Keuangan Menengah II (21 orang atau
45,65%). Dominasi nilai B ini dapat menggambarkan bahwa mahasiswa hanya mampu memperoleh
nilai baik, sedangkan mahasiswa yang memperoleh nilai baik sekali (A) cenderung lebih kecil.
Identifikasi Variabel yang mempengaruhi Pemahaman Akuntansi
a. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran
Berdasarkan jawaban yang diterima mengenai kebiasaan mengikuti pelajaran, umumnya
responden menjawab jarang, yang berarti responden jarang memperhatikan dan aktif dalam
mengikuti pelajaran.
b. Kebiasaan Membaca Buku Teks
Membaca buku merupakan hal yang biasa dilakukan responden setiap hari, ini dapat
dilihat dari jawaban responden mengenai kebiasaan membaca buku, umumnya responden
menjawab biasa.
c. Kunjungan ke Perpustakaan
Mengenai kunjungan ke perpustakaan, alternatif jawaban yang paling banyak dipilih
adalah ”jarang”. Hal ini berarti bahwa responden jarang melakukan kunjungan ke perpustakaan.
d. Kebiasaan Menghadapi Ujian
Berdasarkan jawaban mengenai kebiasaan menghadapi ujian, umumnya responden
menjawab ”biasa”. Hal ini menunjukkan bahwa responden bersikap biasa dalam mempersiapkan
diri untuk menghadapi ujian.
Mean terbesar berada pada pertanyaan mengenai banyak belajar sebelum ujian sebesar
3,71, sedangkan mean terendah berada pada pertanyaan berlatih mengerjakan soal sebesar 3,00.
Gambaran ini berarti bahwa mahasiswa banyak belajar hanya dalam menghadapi ujian, tanpa banyak
berlatih mengerjakan soal.
2. Uji Kualitas Data
Uji Validitas
Dari hasil pengujian validitas instrumen variabel terdapat beberapa kuesioner yang tidak valid
karena bernilai negatif dan < 0,3. Maka pertanyaan tersebut tidak dapat diikutkan pada pengujian
selanjutnya atau dilakukan pengedropan pada item kuesioner tersebut dan dilakukan pengujian
kembali. Hal ini dimaksudkan agar kuesioner validitas terjamin.
Uji Reliabilitas
Reabilitas instrumen dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan menggunakan koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach). Koefisien cronbach alpha
yang baik bila mempunyai koefisien antara 0,60 sampai 1,00 (Sekaran, 2006). Cronbach Alpha dari
setiap instrumen variabel pada penelitian memiliki nilai > 0,60, dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa setiap instrumen variabel adalah reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot. Pada gambar terlihat bahwa
penyebaran data (titik) menyebar disekitar garis diagonal, ini menunjukkan pola berdistribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearitas
Nilai VIF semua variabel independen di bawah 10 dan nilai toleransi di atas 0,1, ini
berarti menunjukkan tidak terjadinya hubungan linear atau tidak terjadi gejala multikolinearitas
diantara variabel bebas.
Uji Autokorelasi
Pengujian yang dilakukan untuk melihat adanya autokorelasi adalah dengan memakai uji
statistic Durbin-Watson. Jika nilai statistic Durbin-Watson terletak antrara -2 dan +2 maka tidak
terjadi autokorelasi. Dari pengujian yang dilakukan terlihat bahwa nilainya adalah 1,528, hal ini
berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas dilakukan untuk milihat apakah ada pola tertentu pada grafik scatter
plot. Dari gambar terlihat tidak adanya pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi Heterokedastisitas.
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil olah data didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 2,245 + 0,298X1 – 0,442X2 + 0,498X3 – 0,099X4
Coefficientsa
2.245 .505 4.442 .000
.298 .168 .315 1.771 .084
-.442 .200 -.406 -2.216 .032
.498 .125 .618 3.969 .000
-.099 .155 -.117 -.640 .526
(Constant)
ikutpljran
bcbuku
ppustaka
mdpujian
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: pmhakta.
Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien dari variable kebiasaan
mengikuti pelajaran (X1) adalah β1 = 0,298 yang artinya bahwa setiap kenaikan variable kebiasaan
mengikuti pelajaran sebesar 100%, mampu meningkatkan pemahaman akuntansi (Y) sebesar
29,8% saja dengan asumsi variable yang lain tetap. Variable kebiasaan mengikuti pelajaran
mempunyai nilai sig t 0,084 yang berarti tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kenaikan Y dibanding α yang disyaratkan di bawah 0,05. Ini menyebabkan Ho1 tidak dapat
ditolak. Ini dapat dijelaskan bahwa dengan kebiasaan mengikuti pelajaran yang lebih baik akan
dapat membantu mahasiswa mengatasi masalah dalam belajarnya sekaligus meningkatkan
pemahaman akuntansi sehingga dapat meningkatkan prestasi, meski pengaruhnya tidak
signifikan.
Variabel kebiasaan membaca buku teks (X2) menghasilkan koefisien β2 = -0,442 yang
berarti setiap kenaikan variabel kebiasaan membaca buku teks 100% maka akan menurunkan
tingkat pemahaman akuntansi sebesar 44,2% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel
kebiasaan membaca buku teks memiliki sig t = 0,032. Ini berarti secara parsial hubungan
variabel kebiasaan membaca buku mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada α = 0,05.
Variabel kunjungan ke perpustakaan (X3) memiliki koefisien β3 = 0,498, yang berarti
setiap kenaikan variabel kunjungan ke perpustakaan sebesar 1 maka tingkat pemahaman
akuntansi akan meningkat sebesar 49,8% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Variabel
kunjungan ke perpustakaan secara parsial mempunyai nilai sig t = 0,000. Ini berarti secara parsial
hubungan variabel kunjungan ke perpustakaan dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada α = 0,05.
Variabel kebiasaan menghadapi ujian (X4) memiliki koefisien β4 = -0,099, yang berarti
setiap kenaikan variabel kebiasaan menghadapi ujian sebesar 1 maka tingkat pemahaman
akuntansi akan turun sebesar 9,9% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Variabel
kebiasaan menghadapi ujian secara parsial mempunyai nilai sig t = 0,526. Ini berarti secara
parsial hubungan variabel kebiasaan menghadapi ujian dapat dikatakan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada α = 0,05.
Untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel secara serentak digunakan analisis F
yang dapat dari tabel ANOVA berikut ini.
ANOVAb
6.405 4 1.601 4.499 .004a
14.590 41 .356
20.995 45
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), mdpujian, ppustaka, ikutpljran, bcbukua.
Dependent Variable: pmhaktb.
Model Summary(b)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .552(a) .305 .237 .59654 1.528
a Predictors: (Constant), mdpujian, ppustaka, ikutpljran, bcbukub Dependent Variable: pmhakt
Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,004, yang berarti bahwa
secara serentak keempat variabel mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai R Square atau koefisien
determinasi sebesar 0,305, menunjukkan bahwa variabel perilaku belajar mahasiswa mampu
mempengaruhi variabel tingkat pemahaman akuntansi sebesar 30,5% atau keterkaitan antara
perilaku belajar mahasiswa dan tingkat pemahaman akuntansi sebesar 30,5% sedangkan sisanya
sebesar 69,5% dipengaruh oleh variabel bebas lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
1. Perilaku belajar mahasiswa yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan
membaca buku teks, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian secara
statistik mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa jurusan akuntansi UMN Al-Washliyah.
2. Secara parsial, variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi adalah kebiasaan membaca buku teks dan kunjungan ke
perpustakaan. Sedangkan variabel kebiasaan mengikuti pelajaran dan kebiasaan
menghadapi ujian tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
2. Saran
1. Bagi pimpinan dan pengelola UMN Al-Washliyah dan perguruan tinggi lain hendaknya
memperhatikan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung mahasiswa dalam belajar seperti
kelengkapan buku-buku di perpustakaan. Karena hal ini sangat mendukung dan
menentukan dalam menghasilkan lulusan yang sukses dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik sejenis dianjurkan untuk menggunakan
sampel yang lebih banyak dan lokasi penelitian di perguruan tinggi negeri dan swasta
dengan berbagai jurusan (disiplin ilmu).
3. Menggunakan komponen lain dari perilaku belajar, tidak hanya ditinjau dari kebiasaan
mahasiswa dalam mengikuti pelajaran, membaca buku, kunjungan ke perpustakaan dan
kebiasaan menghadapi ujian. Tetapi juga dengan perilaku di luar kampus, seperti
lingkungan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas belajar di rumah dan kualitas dosen.
Daftar Pustaka
Al Haryono Yusuf, (1998), Beberapa Catatan Tentang Pengajaran Akuntansi Pengantar, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13,No.4; 125-137
Ali, M., (1992), Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung; CV. Sinar Baru.
Hanifah, Syukry Abdullah, (2001), Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 1, No.3, 63-86
Hamalik, O.,(1993), Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, Bandung, Tarsito.
Mas’ud Machfoedz, (1998), Survey Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.13, No.4,110-124
Rampengan, M.J. (1997), Faktor-faktor Penentu dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa PGSD IKIP Manado, Jurnal MKP IKIP Manado, No.2, Tahun 1, September.
Sekaran, Uma, (2006), Metode Penelitian Untuk Bisnis, jilid pertama, edisi keempat, penerjemah Kwan Men Yon, Salemba Empat, Jakarta.
Slameto, (1991). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiono, (2004), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Suwardjono, (1991), Akuntansi Pengantar; konsep Proses Penyusunan Laporan Pendekatan Sistem dan Terpadu, BPFE, Yogyakarta.
----------------- (1999), Memahamkan Akuntansi dengan Penalaran dan Pendekatan Sistem. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.4, No.3, 106-122.
--------------- (2004) Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi. www.suwardjono.com.
Susilawati dan Fitri (2006), Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Polimedia, Politeknik Negeri Medan.