41
Occupational Medicine Div. Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia Gangguan Kesehatan Potensial Bahaya Faktor Fisik di Rumah Sakit

10.bahaya fisik rs

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Gangguan Kesehatan Potensial Bahaya Faktor Fisikdi Rumah Sakit

Page 2: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Faktor Fisik

Tekanan panas / Thermal stress

Radiasi elektromagnetik

Partikel berenergi tinggi

Kebisingan. Getaran

Dapur, Laundry

Radiologi, laboratorium

Radiologi

Generator, Laundry, Penanganan limbah

Page 3: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Thermal Stress

Sumber:– Alam; gurun pasir, iklim tropis dll– Man made source; industri

Fisiologi suhu:– Suhu normal : 370 C– Suhu kulit : 33 + 3-4 0 C

Page 4: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Mekanisme kontrol

KonveksiRadiasiVasodilatasi / VasokonstriksiBerkeringat --- evaporasiMenggigil --- panas metabolik

Page 5: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Mekanisme kontrol

Aklimatisasi : proses fisiologis penyesuaian tubuh terhadap pajanan panas berulang.

Page 6: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Keseimbangan panas

H = M + W = E – R – C – K – S– H = Produksi panas– M= panas metabolisme– E = evaporasi– R = radiasi– C= konveksi– K = konduksi– S = panas tertahan dalam tubuh

Page 7: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Komponen lingkungan

Suhu udaraPanas radiasiKelembabanPergerakan udara / angin

Page 8: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Komponen lingkungan

Indeks tekanan panas : WBGT / ISBB (Wet Bulb Globe Temperature / Indeks Suhu Basah dan Bola)

Page 9: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Nilai Ambang Batas

Jenis Kerja Ringan Sedang Berat

Kontinyu75% – 25% istirahat50% - 50% 25%- 75%

30.030.6

31.432.2

26.728.0

29.431.1

25.025.9

27.930.0

Page 10: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Faktor yang berpengaruh

Determinan internal:– Umur, jenis kelamin dan genetik

Determinan eksternal:– Hidrasi dan nutrisi

Page 11: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek kesehatan

Eritema dan miliariaSinkopeHeat crampsHeat exhaustionHeat stroke

Page 12: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

GETARAN

Getaran non akustik yang dihantarkan oleh kontak langsung dengan permukaan yang bergetar.

Dapat dijumpai pada alat fisioterapi, maintenace alat/bangunan, generator listrik

Page 13: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

GETARAN

Dibedakan seluruh tubuh maupun lokal.

Efek getaran: motion sickness, penglihatan kabur, lelah, dan ketidaknyamanan.

Page 14: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Gangguan pada mata dan penglihatan terjadi pada frekuensi 2 - 27 Hz.

Getaran pada tangan dan lengan: fenomena Raynaud dan peningkatan ambang rasa getar. Keadaan ini dapat bersifat permanen.

Page 15: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Kebisingan

Suara: rasa yang diartikan oleh indra pendengar akibat rangsangan getaran yang datang melalui media; berasal dari benda yang bergetar.

Page 16: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Kebisingan

Bising adalah suara atau bunyi yang tidak dikehendaki ; baik berasal dari buatan manusia maupun dari kegiatan alam.

Page 17: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Kualitas bunyi

ditentukan oleh;–1. Frekuensi dalam satuan Hertz Manusia dapat mendengar suara dengan frekuensi 20 sampai 20.000 Hz.–2. Intensitas bunyi dengan satuan desiBell (dB).

Page 18: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek kesehatan

Gangguan fisiologis yang menyebabkan stimulasi endokrin dan gangguan pencernaan.

Gangguan komunikasi.Gangguan perilaku seperti mudah

marah, gelisah dan takut.Gangguan pendengaran

Page 19: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Gangguan pendengaran

Trauma akustikKetulian sementaraKetulian menetap , merusak sistim

syaraf alat pendengar.Nilai Ambang Batas: 85 dB

Page 20: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Radiasi Elektromagnetik

radiasi pengion dan radiasi tidak mengion.

radiasi pengion, jenis radiasi ini mampu memecah molekul yang dilaluinya.

termasuk pengion adalah; sinar X dan sinar gamma.

Page 21: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Radiasi bukan pengion

termasuk radiasi bukan pengion: medan magnet-listrik, sinar ultra violet, sinar infra red, frekuensi radio termasuk didalamnya gelombang mikro

Page 22: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Radiasi pengion

Ionisasi: suatu proses pada suatu atom atau molekul yang disertai dengan perubahan elektron, yang dihasilkan oleh partikel partikel yang bermuatan listrik.

Page 23: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Medan magnet listrik

frekuensi antara 30 sampai 300 Hz.

Penggunaan umum adalah 60 Hz. panjang gelombang antara 109

sampai 108 cm energi foton sebesar + 10-14

elektronVolt (eV).

Page 24: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Diduga dapat menyebabkan terjadinya gangguan sistem syaraf, kardiovaskular, reproduksi dan lekemia.

Nilai ambang batas yang direkomendasikan oleh WHO dan IRPA adalah 100 Tesla (T) untuk medan magnet dan 10 kV/m untuk medan listrik.

Page 25: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Ultra violet

mengakibatkan iritasi pada permukaan tubuh

dalam bentuk peradangan, terbakar dan melepuh.

mengenai mata menyebabkan konjungtivitis dan katarak.

Sumber: sinar matahari, dan las listrik. Perlindungan: kaca mata kobal.

Page 26: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Infra merah

mengakibatkan beban panas tubuh meningkat, dan juga katarak.

Sumber: peleburan baja, peleburan gelas, dan bara logam.

Page 27: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Gelombang mikro

melalui proses absorbsi, pantulanpenetrasi ke dalam tubuh

tergantung panjang gelombang

Page 28: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

panjang gelombang ;3 cm umumnya diabsorbsi pada stratum korneum kulit.

3 - 10 cm terjadi penetrasi lebih dalam dapat mencapai 1 cm.

Page 29: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

10-20 cm penetrasi dan absorbsi cukup besar yang mempunyai potensi merusak organ tubuh bagian dalam.

Page 30: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Frekuensi lebih pendek, penetrasi lebih dalam.

kandungan air lebih tinggi, absorbsi gelombang mikro meningkat.

Page 31: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Gangguan kesehatan

konjugtivitis, katarak, gangguan sistem syaraf, dan gangguan reproduksi.

Page 32: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Partikel enersi tinggi

Sinar X, sinar Gamma, partikel alfa, beta dan netron

menyebabkan terjadinya kerusakan molekul atau atom yang dilaluinya.

dikenal dengan efek Stokastik dan efek Non Stokastik

Page 33: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek non stokastik ditimbulkan sebanding dengan dosis yang diterima, dan t terjadi pada ambang batas tertentu .

Ambang Batas umum adalah 0,55 Sv.

Page 34: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek stokastik berkaitan dengan fungsi dosis tanpa memperhatikan ambang batas.

Page 35: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Dipengaruhi oleh radiosensitifitas sel

Anak-anak lebih sensitif dibanding orang dewasa

Dosis yang dapat menimbulkan efek ini adalah 50 mSv per tahun.

Page 36: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Akibat radiasi dapat dalam bentuk akut, maupun kronis.

Efek akut berupa sindroma gastrointestinal, sindroma sistem syaraf pusat, dan sindroma hemopoetik .

Page 37: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek akut lain berupa eritem, pigmentasi, terbakar, melepuh dan nekrosis.

Page 38: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Penatalaksanaan

Bersifat simtomatis, isolasi menghindari infeksi, dan terapi cairan.

Page 39: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek kronis

kemandulan, kanker, cacat kongenital, katarak.

Page 40: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

Efek kronis

NAB irekomendasi International, Commission on Radiological Protection untuk dosis ekivalen setahun yaitu: – lingkungan kerja : 5 rem – masyarakat umum: adalah 0,5

rem.

Page 41: 10.bahaya fisik rs

Occupational Medicine Div.

Fac. Of Medicine, Univ. of Indonesia

1 rad = 0.01 Gray = 0,01 J/kg. Efek akut dapat terjadi dengan

radiasi lebih dari 1 Gy.